BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

By Afifudin PSP FE Unisma 2

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV PEMBAHASAN. Perhitungan Laba Kena Pajak Berdasarkan Penerapan Akuntansi

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL. Amanita Novi Yushita

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Trillion Glory International Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan pembukuan dalam menghitung pajaknya, dimana wajib pajak diharuskan membuat pembukuan dan laporan rugi laba fiskal setiap akhir tahun pajak, dimana tidak semua penghasilan perlu dihitung kembali guna penghitungan pajak harus dibayar atas kekurangannya pada akhir tahun. Demikian juga dengan biaya yang tidak semuanya dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. Berikut Laporan Laba Rugi PT. Trillion Glory International :

2 Tabel 4.1 LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 Keterangan Laporan Keuangan Komersial Koreksi Fiskal Laporan laba rugi fiskal Pendapatan Pendapatan Jasa Konstruksi 19,853,055,062 19,853,055,062 Pendapatan Bunga Bank 14,027,645 1) 14,027,645 - Laba/Rugi tahun 2009 19,867,082,707 14,027,645 19,853,055,062 Dikurangi Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Material per 01/01/2009 15,439,039,000 15,439,039,000 Pembelian Material 534,132,888 534,132,888 Persediaan Material Siap Pakai / Jual 15,973,171,888 15,973,171,888 Persediaan Akhir Material per 31/12/2009 9,412,547,379 9,412,547,379 HPP & Pemakaian Material Tahun 2009 : 6,560,624,509 6,560,624,509 Penghasilan Bruto Per 31/12/2009 13,306,458,198 13,306,458,198 Beban Penjualan B.gaji & upah 1,075,416,200 1,075,416,200 B. Entertainment 39,775,580 2) 10,136,658 29,638,922 B.komisi 6,050,000 6,050,000 Total Biaya Penjualan 1,121,241,780 1,111,105,122 Biaya Umum dan Administrasi B Perlengkapan Kantor 93,230,260 93,230,260 B Perjalanan Dinas 434,590,164 3) 46,615,130 387,975,034 B. Pengiriman 159,581,854 159,581,854 B. Pemeliharaan Kendaraan 94,058,248 94,058,248 B. Air, Listrik dan Telepon 80,583,500 80,583,500 B. Perawatan dan Perbaikan Mesin 111,226,080 111,226,080 B. Pemakaian Spare Part 785,163,696 785,163,696 B. Keperluan Proyek 1,745,159,578 1,745,159,578 B. Infrastruktur Tanah 2,183,671,492 2,183,671,492 B. Penyusutan 811,765,750 811,765,750 B. Mobilisasi dan Demobilisasi 733,923,916 733,923,916 B.Rekreasi Pegawai 23,730,000 4) 23,730,000 - B. Representasi dan jamuan 30,310,185 5) 6,578,910 23,731,275 B. Publisitas 15,643,050 6) 2,751,000 12,892,050 B. Bunga Bank 2,771,018,617 2,771,018,617 B. Pemakaian Material Pembantu 1,871,038,207 1,871,038,207 Total Biaya Umum dan Administrasi 11,958,722,242 11,865,019,557 Total Biaya Usaha 13,079,964,022 12,976,124,679 Laba Sebelum Pajak 226,494,176 316,305,874 Pajak Penghasilan 88,565,645 88,565,645 Laba Setelah Pajak Penghasilan 137,928,531 227,740,229 Sumber : Laporan Laba Rugi PT. Trillion Glory International

3 Adapun penjelasan dari koreksi fiskal menurut Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Bunga Bank Sejumlah Rp. 14.027.745,- merupakan penghasilan bunga dalam perhitungan taksiran laba kena pajak. 2. Biaya Entertainment a. Daftar nominatif Rp. 29.638.922 b. Tidak ada daftar nominatif Rp. 10.136.658 Total Rp. 39.775.580 3. Biaya Dinas dan Perjalanan Pada beban perjalanan dinas terdapat pengeluaran yaitu : a. Uang BBM Rp. 8.500.000 b. Untuk Kepentingan Dinas Direksi Tiket Pesawat Rp. 13.560.000 Penginapan Hotel Rp. 16.755.130 Makan dan Minum Rp. 7.800.000 Total Rp. 46.615.130 4. Biaya Rekreasi Pegawai Biaya seragam kaos Rp. 4.980.000 Biaya rekreasi Dufan Rp. 18.750.000 Total Rp. 23.730.000 5. Biaya Representasi dan Jamuan Atas biaya representasi dan jamuan di dalamnya terdapat sumbangan sejumlah Rp. 6.578.910,-

4 6. Biaya Publisitas Pada akun biaya publisitas didalamnya terdapat biaya pembuatan bingkisan yang diberikan kepada klien-klien berupa : a. Parcel Rp. 1.350.000 b. Kalender Rp. 1.401.000 Total Rp. 2.751.000 B. Analisis Laporan laba rugi fiskal sebagai Dasar Penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Trillion Glory International Untuk menjawab rumusan masalah dalam skripsi ini, penulis akan menganalisis laporan keuangan laba rugi fiskal yang telah disusun oleh perusahaan dengan laporan laba rugi fiskal yang disusun penulis.

5 Keterangan Tabel 4.2 PT. TRILLION GLORY INTERNATIONAL LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 Laporan Keuangan Komersial Menurut Perusahaan Koreksi Fiskal Menurut Penulis Laporan laba rugi fiskal Menurut Perusahaan Menurut Penulis Selisih Pendapatan Pendapatan Jasa Konstruksi 19,853,055,062 19,853,055,062 19,853,055,062 Pendapatan Bunga Bank 14,027,645 1) (14,027,645) (14,027,645) - - Laba/Rugi tahun 2009 19,867,082,707 (14,027,645) (14,027,645) 19,853,055,062 19,853,055,062 Dikurangi Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Material 15,439,039,000 15,439,039,000 15,439,039,000 Pembelian Material 534,132,888 534,132,888 534,132,888 Persediaan Material Siap Pakai / Jual 15,973,171,888 15,973,171,888 15,973,171,888 Persediaan Akhir Material 9,412,547,379 9,412,547,379 9,412,547,379 HPP & Pemakaian Material Tahun 09 6,560,624,509 6,560,624,509 6,560,624,509 Penghasilan Bruto Per 31/12/2009 13,306,458,198 13,292,430,553 13,292,430,553 Beban Penjualan B.gaji & upah 1,075,416,200 1,075,416,200 1,075,416,200 B. Entertainment 39,775,580 2) 10,136,658 10,136,658 29,638,922 29,638,922 B.komisi 6,050,000 6,050,000 6,050,000 Total Biaya Penjualan 1,121,241,780 1,111,105,122 1,111,105,122 Biaya Umum dan Administrasi B Perlengkapan Kantor 93,230,260 2,500,000 93,230,260 90,730,260 2,500,000 B Perjalanan Dinas 434,590,164 3) 46,615,130 46,615,130 387,975,034 387,975,034 B. Pengiriman 159,581,854 159,581,854 159,581,854 B. Pemeliharaan Kendaraan 94,058,248 47,029,124 94,058,248 47,029,124 47,029,124 B. Air, Listrik dan Telepon 80,583,500 3,793,750 80,583,500 76,789,750 3,793,750 B. Perawatan dan Perbaikan Mesin 111,226,080 111,226,080 111,226,080 B. Pemakaian Spare Part 785,163,696 785,163,696 785,163,696 B. Keperluan Proyek 1,745,159,578 3,700,000 1,745,159,578 1,741,459,578 3,700,000 B. Infrastruktur Tanah 2,183,671,492 2,183,671,492 2,183,671,492 B. Penyusutan 811,765,750 811,765,750 811,765,750 B. Mobilisasi dan Demobilisasi 733,923,916 733,923,916 733,923,916 B. Rekreasi pegawai 23,730,000 4) 23,730,000 23,730,000 - - B. Representasi dan jamuan 30,310,185 5) 6,578,910 6,578,910 23,731,275 23,731,275 B. Publisitas 15,643,050 6) 2,751,000 2,751,000 12,892,050 12,892,050 B. Bunga Bank 2,771,018,617 2,771,018,617 2,771,018,617 B. Pemakaian Material Pembantu 1,871,038,207 1,871,038,207 1,871,038,207 Total Biaya Umum dan Administrasi 11,944,694,597 11,865,019,557 11,807,996,683 Total Biaya Usaha 13,065,936,377 12,976,124,679 12,919,101,805 Laba Sebelum Pajak 240,521,821 316,305,874 373,328,748 Pajak Penghasilan 88,565,645 88,565,645 91,895,359 Laba Setelah Pajak Penghasilan 151,956,176 227,740,229 281,433,389 Sumber : Data Diolah

6 Keterangan koreksi fiskal yang dilakukan Penulis adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan a. Pendapatan Jasa Konstruksi Pendapatan jasa konstruksi perusahaan selama tahun 2009 sebesar 19.853.055.062,- diperoleh dari tagihan termin masing proyek sesuai dengan progres di lapangan, yang dilakukan perusahaan sudah benar tidak di koreksi karena sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan PP No. 138 Tahun 2000 KEP-170/PJ/2002 b. Pendapatan Bunga Bank Pendapatan bunga bank yang diakui perusahaan sebesar Rp. 14.027.645,- telah dikoreksi oleh perusahaan karena pendapatan bunga bank menurut perundang-undangan perpajakan UU No. 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat 2 merupakan pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan bersifat final. Koreksi yang telah dilakukan perusahaan telah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. 2. Harga Pokok Penjualan Undang-undang Pajak Penghasilan dalam penilaian persediaan memperkenankan metode first in first out (FIFO method) dan metode biaya rata-rata (Average Cost Method). Sedangkan kebijakan akuntansi PT. Trillion Glory International dalam penilaian persediaan adalah dengan menggunakan metode FIFO. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang PPh, sehingga tidak dilakukan koreksi fiskal.

7 3. Biaya Penjualan a. Biaya Gaji dan Upah Biaya gaji dan upah yang diakui perusahaan sebesar Rp. 1.075.416.200,- berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 (1) huruf a bahwa penghasilan bruto dapat dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini dan pencatatan atas biaya ini sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. b. Biaya Entertainment Dalam biaya entertainment sejumlah Rp. 39.775.580,- berdasarkan data perusahaan didalamnya terdapat sejumlah Rp. 10.136.658,- yang tidak terdapat daftar nominatif nya maka dalam hal ini perusahaan melakukan koreksi dan sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan SE 27/PJ/86. c. Biaya Komisi Biaya komisi yang diakui perusahaan sebesar Rp. 6.050.000,- berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf a bahwa penghasilan bruto dapat dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi fiskal atau biaya ini dan pencatatan atas biaya ini sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan.

8 4. Biaya Umum dan Administrasi a. Beban Perlengkapan Kantor Biaya perlengkapan kantor diakui perusahaan sebesar Rp. 93.230.260,- Didalam biaya perlengkapan kantor terdapat pembelian sembako sebesar Rp. 2.500.000,- karena biaya tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan seharusnya perusahaan melakukan koreksi fiskal menjadi Rp. 90.730.260,-. Hal ini sesuai dengan UU Pajak No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf e yaitu kenikmatan dalam bentuk natura tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Perusahaan tidak melakukan koreksi terhadap biaya perlengkapan kantor, hal ini tidak sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. b. Biaya Perjalanan Dinas Atas biaya perjalanan dinas sejumlah Rp. 434.590.164,- terdapat sejumlah Rp. 46.615.130,- yang merupakan biaya yang digunakan untuk kepentingan direksi, maka perusahaan melakukan koreksi fiskal positif, menurut penulis koreksi yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai, karena berdasarkan Undang-undang perpajakan Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf b, biaya yang dibebankan atas dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota, merupakan biaya yang tidak boleh dibebankan sebagai biaya. c. Biaya Pengiriman Biaya pengiriman barang yang diakui oleh perusahaan sebesar Rp. 159.581.854,- sesuai dengan pasal 6 ayat (1) UU No. 36 Tahun

9 2008 termasuk biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga dapat dikurangkan seluruhnya untuk menentukan Penghasilan Kena Pajak. Perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini dan telah dilakukan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. d. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya yang diakui perusahaan sebesar Rp. 94.058.248,- biaya ini adalah biaya pemeliharaan kendaraan 2 unit mobil Xenia & 1 unit Mobil Camry. Mobil tersebut juga digunakan kepentingan pribadi direksi. Dalam hal ini perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal, dengan demikian apa yang dilakukan perusahaan tidak sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. Biaya ini tidak dapat dikurangkan seluruhnya karena menurut KEP 220 tahun 2002 fasilitas kantor yang digunakan untuk kepentingan pribadi biayanya hanya boleh diakui 50%. Jadi perusahaan seharusnya mengkoreksi sebesar Rp. 47.029.124 atas biaya ini. e. Biaya Air, Listrik dan Telepon Pada akun biaya air, listrik dan telepon didalamnya terdapat : a. Air Rp. 18.856.987 b. Listrik Rp. 28.946.342 c. Telepon Rp. 32.780.171 Total Rp. 80.583.500

10 Atas biaya ini PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi, namun berdasarkan penelitian penulis atas biaya telepon sebesar Rp. 32.780.171,- didalamnya terdapat biaya pulsa ponsel sebesar Rp. 7.587.500,- berdasarkan KEP No. 220/PJ/2002 biaya tersebut hanya boleh dikurangkan sebanyak 50% dari penghasilan broto sehingga perlu dikoreksi positif beda tetap sebesar Rp. 3.793.750,- f. Biaya Perawatan dan Perbaikan Mesin Biaya perbaikan dan pemeliharaan yang diakui perusahaan sebesar Rp. 111.226.080,- biaya ini merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga dapat dikurangkan untuk menentukan Penghasilan Kena Pajak PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini tetapi setelah penulis melakukan penelitian ternyata pencatatan atas biaya ini sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. g. Biaya Pemakaian Spare Part Didalam biaya spare part yang diakui perusahaan sebesar Rp. 785.163.696,- biaya ini merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga dapat dikurangkan untuk menentukan penghasilan kena pajak. PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini dan pencatatan atas biaya ini sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan.

11 h. Biaya Keperluan Proyek Biaya keperluan proyek yang diakui perusahaan sebesar Rp. 1.745.159.578,- PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini tetapi setelah penulis melakukan penelitian ternyata pencatatan atas biaya ini terdapat biaya NOP (Nota Ongkos Perjalanan) yang digunakan oleh pemegang saham tetapi bukan untuk perjalanan dinas melainkan untuk kepentingan pribadi sebesar 3.700.000,- dalam hal ini perusahaan tidak melakukan koreksi seharusnya perusahaan melakukan koreksi karena sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat 1 huruf b yaitu tentang biaya yang dikurangkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham. i. Biaya Infrastruktur Tanah Biaya yang diakui perusahaan sebesar Rp. 2.183.671.492,- Biaya ini merupakan biaya atas pembelian tanah timbunan dan kepentingankepentingan lain sehubungan dengan bangunan struktur tanah, biaya ini merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga dapat dikurangkan untuk menentukan penghasilan kena pajak. PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini dan pencatatan atas biaya ini sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan.

12 j. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan yang diakui perusahaan sebesar Rp. 811.765.750,- biaya ini sudah sesuai dengan Undang-undang perpajakan Tahun 2008 Pasal 11 ayat (6) mengenai penyusutan, menyatakan bahwa pada dasarnya metode penyusutan yang diperbolehkan untuk dipakai adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun dan penggunaan metode yang dipilih harus taat azas, menurut penulis yang dilakukan perusahaan sudah benar. k. Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Biaya ini merupakan biaya untuk transpor alat-alat berat sebesar Rp. 733,923,916,- biaya ini merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga dapat dikurangkan untuk menentukan penghasilan kena pajak. PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini dan pencatatan atas biaya ini sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. l. Biaya Rekreasi dan Piknik Pegawai Biaya yang diakui perusahaan sebesar Rp. 23.730.000,- biaya ini merupakan biaya rekreasi dan piknik karyawan yang diadakan setiap tahun, yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan Peraturan Perpajakan Undang-undang PPh Tahun 2008 Pasal 9 ayat 1 huruf e dan sudah sesuai yaitu harus dikoreksi.

13 m. Biaya Representasi dan Jamuan Pada biaya representasi dan jamuan tersebut didalamnya terdapat sumbangan sejumlah Rp. 6.578.910,- yang dalam ketentuan perpajakan hal ini tidak dapat dimasukkan sebagai biaya pengurang laba kena pajak, oleh karena itu perusahaan melakukan koreksi menurut beda tetap atas biaya tersebut. Menurut penulis koreksi yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan Undang-undang Perpajakan Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf g. n. Biaya Publisitas Atas biaya publisitas sejumlah Rp. 15.643.050,- terdapat sejumlah Rp. 2.751.000,- yang merupakan biaya pembuatan bingkisan, karena menurut perusahan hal tersebut merupakan natura yang biasanya akan diberikan kepada klien-klien maka perusahaan melakukan koreksi. Menurut penulis koreksi yang dilakukan perusahaan sudah sesuai, karena berdasarkan Undang-undang perpajakan Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf e, natura yang diberikan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa tidak dapat dikurangkan dalam menghitung besarnya laba kena pajak. o. Biaya Bunga Bank Biaya bunga bank yang diakui perusahaan sebesar Rp. 2.771.018.617, biaya ini merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

14 p. Biaya Pemakaian Mateial Pembantu Biaya ini merupakan biaya seperti paku, kawat dll, atas biaya ini yang diakui perusahaan sebesar Rp. 1.871.038.207,- biaya ini merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga dapat dikurangkan untuk menentukan penghasilan kena pajak. PT. Trillion Glory International tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini dan pencatatan atas biaya ini sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. C. Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang Dari hasil analisis yang telah diuraikan oleh penulis diatas, perhitungan Pajak Penghasilan Terutang pada PT. Trillion Glory International adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan PPh menurut Perusahaan Penghasilan Kena Pajak Rp. 316.305.874 Tarif : 28% x Rp. 316.305.874 PPh Terutang Rp. 88.565.645 Rp. 88.565.645 2. Perhitungan PPh menurut Penulis Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 31 E Penghasilan Kena Pajak Rp. 373.328.748 Jumlah PKP yang memperoleh fasilitas (4.800.000.000:19.853.055.062 x 373.328.748) Rp. 90.262.077 Jumlah PKP yang tidak memperoleh fasilitas Rp. 283.066.671

15 Pajak Penghasilan yang terutang : - (50% x 28%) x Rp. 90.262.077 Rp. 12.636.691-28% x Rp. 283.066.671 PPh terutang Rp. 79.258.668 Rp. 91.895.359 Perusahaan melaporkan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 316.305.874,- jumlah ini lebih kecil dari perhitungan menurut penulis yaitu Rp. 373.328.747,- dengan demikian, PPh terutang yang dihitung oleh perusahaan lebih kecil dari yang dihitung oleh penulis, dimana menurut perusahaan Rp. 88.565.645 sedangkan menurut penulis berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 Pasal 31 E sebesar Rp. 91.895.359,- sehingga untuk tahun 2009 Perusahaan kurang melaporkan PPh terutang nya sebesar Rp. 3.329.714,-. Dalam hal ini perusahaan tidak memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah dan perusahaan tidak menerapkan peraturan yang sesuai dengan Pasal 31 E.