LEARNING TRANSFER Penyebab potensial learning transfer yang lemah Kurangnya TNA. Keterampilan tidak segera digunakan setelah training. Lingkungan kerj

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Training. Pelatihan 1

Training a key factor in British Airways Turnaround Fokus dari strategi jaringan penerbangan British adalah suatu pengabdian penuh kepada penumpang. M

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB

Training Needs Assessment Organizational Analysis, Person Analysis, Task Analysis

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis

LATAR BELAKANG Ketika karyawan baru dipekerjakan, mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dgn pekerjaan secara sempurna meskipun mereka lolos seleksi y

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PERUMUSAN PELATIHAN YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS. Mery Citra.S. Abstract

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Ketujuh: Rancangan Pengembangan SDM

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

O1 X O2. Gambar 2. One Group Pre-test Post-test Design

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

Pada akhirnya, lokasi ekonomi baru bukan di dalam teknologi, microchip, atau jaringan telekomunikasi global, tetapi di dalam pikiran manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan SDM (Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan 2)

BAB II TELAAH PUSTAKA

ABSTRAK. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Work-Family Conflic dari Greenhouse, Jeffry H. And Nicholas J.

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

PAKET SUPER HEMAT 2016

Evaluasi Training Dengan Menggunakan Model Kirkpatrick (Studi Kasus Training Foreman Development Program Di PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Keempat : Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan

Manajemen Kinerja. Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN. Transisi dari zaman industri (abad dua puluh) menuju zaman knowledge economy

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT

TRAINING NEED ANALYSIS

EVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari

BAB II URAIAN TEORITIS. Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan

DISAIN INSTRUCTIONAL (Perencanaan Pembelajaran)

Judul: Rancangan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Narapidana Kasus Pencurian, Rumah Tahanan X Bandung

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

HAND OUT PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA SESI: IV HRM DEVELOPMENT. Training Needs Analysis Training Process Training Evaluation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Bab 9: PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN. Hak cipta 2005 South-Western. Semua hak dilindungi undangundang.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Orientasi Karyawan. Memberikan karyawan baru informasi tentang perusahaan, informasi ttg bagaimana menjalankan pekerjaannya dengan baik, jam kerja

ABSTRAK. Program Magister Psikologi iv Universitas Kristen Maranatha

MANAJEMEN OPERASIONAL BAB 1 STRATEGI SISTEM PRODUKSI

FASE AKHIR MPSI-SESI10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

Formal program OJT harus mempunyai metode masa pembelajaranyang di kembangkan secara hati-hati. Pembelajaran ini biasanya di lalui oleh beberapa langk

Luthfi Rochmatika TRAINING NEEDS ANALYSIS

Kebutuhan Pelatihan bagi SDM. Rd.Funny Mustikasari Elita

Desain dan Pengembangan Pelatihan

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data

Adhyatman Prabowo, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan inspirasi kepada orang-orang dalam suatu organisasi untuk

BY DWIYADI SURYA WARDANA, SE, MM STIE WIDYA MANGGALA SEMARANG

Artikel : Lima Hal yang Diperlukan dalam Sebuah Program Pelatihan 0

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

Perancangan Sistem Informasi Manajemen

lxxxix BAB IV A ALISA DATA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DESAIN KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PENGEMBANGAN DIKLAT SISTEMIK MODEL ADDIE)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi

Pertemuan Ke 2. Donny Yulianto, S.Kom

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 41

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Kedelapan: Evaluasi Training

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Agnesa, 2014

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

Pelatihan Pendidikan/Pembelajaran Berbasis Kompetensi Hari - 4

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Kedelapan: Evaluasi Pembelajaran

ORIENTASI PELATIHAN, PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

B A B 12 SYSTEM DEVELOPMENT. Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat memahami tentang sistem development.

BAB I PENDAHULUAN. (dump truck), berfungsi untuk mengolah lahan (dozer dan grader), berfungsi

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

PELATIHAN. Kuliah I: Pengantar Mata Kuliah Pelatihan

Fashion and Fashion Education Journal

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar,

4/6/14 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Training Mgmt. System Database

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi

SCL. Dr. Darhim, M.Si.

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

LATIHAN DAN PENGEMBANGAN

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja

Transkripsi:

LEARNING TRANSFER & EVALUATION OF TRAINING

LEARNING TRANSFER Penyebab potensial learning transfer yang lemah Kurangnya TNA. Keterampilan tidak segera digunakan setelah training. Lingkungan kerja yang kurang mendukung. Kurangnya kontrol terhadap proses transfer. Keterampilan yang diperlukan tidak dipelajari dalam training.

Apa yang Membantu terjadinya learning transfer? Kelompok kerja yang sama transfer yang sama. alat bantu learning Proyek kerja post course yang mendukung terjadinya learning transfer, efektif jika dukungan yang diberikan sesuai dan terkontrol. Beberapa skill hanya berhasil ditransfer jika ada perubahan budaya perusahaan. Melibatkan manajer sebelum, sesudah, dan selama training. Pastikan manajer memiliki coaching skill yang dibutuhkan untuk mendukung learning transfer.

Pastikan bahwa peserta memahami kompetensi. Pastikan bahwa peserta tersedia cukup waktu untuk berlatih di tempat pelatihan. Minimal memiliki dua sesi praktik. Sediakan waktu untuk assimilasi di antara subjek yang berbeda. Ingatkan peserta agar selektif memilih apa yang akan mereka aplikasikan dari training ketika mereka kembali ke tempat kerja. Atur transisi dari ruang kelas ke tempat kerja. Kurangnya persepsi bahwa training bukanlah bekerja dan bekerja bukanlah training.

EVALUASI PELATIHAN Alasan diperlukannya Evaluasi Training Training dibutuhkan di perusahaan Manajemen yang baik memerintahkan agar aktivitas organisasi diperiksa secara rutin Jika tidak, karyawan, proses, produk atau pelayanan tidak akan memiliki arti.

Resistensi terhadap Evaluasi Training Alasan untuk tidak mengevaluasi training Tidak ada artinya evaluasi Tidak satupun yang peduli dengan evaluasi Evaluasi adalah penilaian terhadap pekerjaan.

Pentingnya Evaluasi Semakin banyak organisasi membutuhkan tanggung jawab di semua level Menyediakan bukti dari nilai organisasi Kualitas pergerakan, fokus pada peningkatan yang berkelanjutan, dan pemotongan biaya organisasi.

Tipe Pengumpulan Data Evaluasi Tujuan evaluasi merupakan input bagi organisasi. Tipe-tipe output dari fase evaluasi adalah evaluasi proses dan hasil Evaluasi proses menguji bagaimana pelatihan didisain, dibuat, dan diadakan Evaluasi hasil menentukan seberapa baik sebuah pelatihan menyempurnakan tujuannya.

PROSES DATA Kita harus menganalisanya dalam 2 area yaitu proses sebelum pelatihan dan selama pelatihan.

Proses : Sebelum Pelatihan Langkah yang diperlukan 1. menaksir keefektifan dari analisis kebutuhan melalui dokumentasi atau report yang disediakan 2. menaksir pelatihan 3. menguji disain aktual dari pelatihan

Proses : Selama Pelatihan Salah satu masalah dalam mengumpulkan hasil data adalah ketika tujuan-tujuan tidak berhasil dicapai Tidak cukup baik untuk menentukan jumlah waktu yang dihabiskan pada pembentukan topik atau skill

Evaluasi secara Keseluruhan Pelatihan yang sesungguhnya dibandingkan dengan yang diharapkan

Kapan Menggunakannya Pengguna pelatihan lebih tertarik dengan hasil pelatihan Memberikan beberapa proses data, data yang berhubungan dengan data selama pelatihan PENTING

HASIL DATA Evaluasi formatif berakhir ketika program pelatihan diluncurkan fokus tetap pada evaluasi formatif KARENA : 1. Menghilangkan konotasi dari lewat / gagal, membuat evaluasi lebih disukai 2. Memfasilitasi kelanjutan perbaikan, meraih tujuan bahkan ketika pelatihan dianggap sukses

Hasil dapat diartikan sebagai seberapa baik suatu proses bekerja 4 macam hasil yang diperoleh : Reaction outcomes Learning outcomes Job behavior outcomes Organizational results

Reaction Questionnaire Data yang telah dikumpulkan pada suatu level digunakan untuk mendeskripsikan pengetahuan trainee tentang training Dua tipe dari Reaction Questionnaire yaitu afektif dan utility Afektif Questionnaire akan menghitung perasaan kita tentang training Utility Questionnaire akan merefleksikan belief kita mengenai nilai pelatihan

Training Relevance Menanyakan kepada trainee tentang sejauh mana kegunaan (utility)) dari training yang mereka dapatkan bisa meningkatkan pengalaman berorganisasi mereka dengan menghitung nilai yang didapat dari pelatihan Training Material and Exercise material, video, exercise,, dan alat-alat lain yang harus diinstruksikan secara overall dalam sebuah pelatihan

Reaction To The Trainer berguna untuk melihat bagaimana aksi trainer yang dievaluasi oleh trainee Perhatian lebih dicurahkan untuk bisa menjelaskan dengan baik tentang aksi trainer Facilities and Procedures membuat item yang berhubungan dengan fasilitas dan prosedur untuk menentukan element mana yang berpengaruh pada proses pelatihan.

Waktu Asesmen Reaksi Berdasarkan pada informasi yang harus dievaluasi dan dikembangkan dalam pelatihan trainer, proses dan fasilitasnya Diberikan kepada peserta sebagai kesimpulan dari pelatihan Keuntungan : Pelatihan tetap berjalan dan pesertanya merasa tertarik Alternatif yang dapat dipilih adalah dengan mengirimkan beberapa point dari reaction questionnaire satu atau dua bulan setelah pelatihan

Penyebab Menggunakan Pengukuran Reaksi Pelatihan yang menarik akan memberikan efek pada tingkatan perhatian dan motivasi yang diberikan Learning Pembelajaran objektif dikembangkan dari TNA Analisis perorangan dapat memberikan perhitungan sebelum pelatihan sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan sesudah pelatihan Pelatihan dapat difokuskan pada tiga tipe pembelajaran, yaitu : pengetahuan, kemampuan, dan perilaku

Knowledge Outcomes Banyak evaluasi yang berfokus pada declarative knowledge Pelatihan berfokus pada 2 level tertinggi, hasil pengetahuannya: Proseduralral dan strategic Knowledge. Declarative knowledge Hasil dari pelatihan menyangkut beberapa pengetahuan faktual Procedural knowledge Pembelajaranan dimulai untuk mengembangkan jalan yang lebih berarti untuk mengorganisir informasi dalam mental model (cognitive map) Strategic Knowledge Kemampuan untuk pengembangan dan penggunaan cognitive strategies yang digunakan dalam problem solving

Skill Ada 2 level skill yang diperoleh yaitu compilation (lower level) dan automaticity (higher level). Sikap Hasil yang penting dalam training Digunakan untuk penilaian perubahan sikap ketika terjadi pembelajaran. Pengukuran utama adalah pengukuran respon sebelum/sesudahsesudah pada skala sikap

Waktu Asesmen Belajar Tergantung pada seberapa lama training di lakukan Data Perilaku Kerja Sejumlah metode dapat digunakan untuk mengukur perilaku kerja Sumber utama data adalah interview, questionaire, observasi langsung, dan archival record of performance

Scripted Situation Memberikan format yang lebih baik untuk mengevaluasi transfer dari training daripada traditional behavior questionaire Membantu rater untuk me-recall situasi aktual dan perilaku yang menghubungkan mereka daripada me- recall perilaku spesifik tanpa memberikan konteks

Sikap Mengukur keberhasilan dari transfer dan durasi dari perubahan sikap pada pertama kali trainee kembali ke pekerjaannya Waktu Asesmen Perilaku Kerja Training harus dapat mengidentifikasi hal- hal pada saat pekerja dapat mengubah perilakunya

Hasil Organisasi Tujuan penelitian dikembangkan untuk menyelesaikan masalah organisasi Hubungan antara hasil organisasi, perilaku kerja, dan KSAs peserta pelatihan harus diungkapkan dengan jelas dalam TNA Lebih baik berfokus pada hasil organisasi sedekat mungkin dengan unit kerja peserta pelatihan

Waktu Asesmen Hasil Organisasi Penelusuran yang konsisten terhadap defisiensi performa organisasi harus berlangsung pada interval sepanjang pelatihan dan setelah itu

Evaluasi Biaya Pelatihan Evaluasi Cost/Benefit membandingkan biaya moneter dari pelatihan dengan biaya non-moneter Evaluasi Efektivitas Biaya membandingkan biaya moneter dari pelatihan dengan manfaat finansial yang diperoleh dari pelatihan Analisa penghematan Biaya (Results Focus) biaya ini dibandingkan dengan penghematan yang dapat dikaitkan dengan pelatihan

UTILITY ANALYSIS U =(N) (T) (Dt) (Sdy)- C Ket : U = nilai rupiah N = jumlah trainee T = waktu terakhir Dt = perbedaan performance antara yang ditraining dengan yang tidak ditraining (dalam standar deviasi) Sdy = nilai rupiah dari kelompok yang tidak ditraining (dalam standar deviasi) C = total harga training dari kelompok trainer

KAPAN ITU DIGUNAKAN? Antara reaksi dan data dapat digunakan sebagai evaluasi trainer dan juga program promosi untuk yang lain (ketika positif). Manajer training memberikan perhatian pada transfer daripada training evaluasi kemampuan trainer untuk dipromosikan

Evaluasi Masalah Design Evaluasi 2 desain yang lebih sering digunakan dan lebih dicela oleh scientist adalah metode posttest only dan metode pretest / postest.