BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti"

Transkripsi

1 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL. 2. Mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. 3. PAL bermanfaat untuk membantu proses latihan keterampilan di skills lab. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, peneliti mengusulkan agar PAL dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di Poltekkes Kupang, menggunakan PAL untuk latihan di skills lab pada beberapa keterampilan, terus melakukan perbaikan aplikasi PAL sehingga tidak hanya pada skills lab saja, tetapi juga pada proses pembelajaran yang lain, menjadwalkan PAL dalam kurikulum. Saran untuk peneliti selanjutnya: meneliti gaya belajar, indeks prestasi, dan motivasi, baik untuk tutor PAL maupun peserta/tutees. Latar belakang C. Ringkasan Pendidikan tinggi semakin terus berinovasi dalam menggunakan ajaran dan teknik baru untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah peer assisted learning (PAL), hal ini karena

2 71 mendorong partisipasi aktif dan berpikir kreatif mahasiswa, meningkatkan interaksi, lebih akrab sehingga meningkatkan proses pembelajaran dan saat ini merupakan metode yang menarik di banyak pendidikan kedokteran. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bimbingan dari PAL efektif dan bahwa tidak ada perbedaan hasil antara bimbingan dosen dan PAL. Aplikasi PAL dalam program diploma belum banyak diketahui. Dalam studi literatur yang dilakukan oleh peneliti, belum didapatkan referensi tentang aplikasi PAL pada pendidikan diploma keperawatan di Indonesia. Peneliti berpendapat, satu usaha yang mungkin dapat dilakukan sebagai inovasi dalam pendidikan diploma keperawatan di skills lab adalah dengan menerapkan metode PAL. Namun, perlu diingat bahwa PAL bukanlah untuk mengganti fungsi dosen sebagai tenaga pengajar, namun sebagai pelengkap atau tambahan dalam proses belajar mengajar. TUJUAN Mengetahui perbedaan nilai keterampilan klinik mahasiswa peserta PAL dan non PAL di skills lab serta persepsi mahasiswa peserta PAL. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan rancangan true experimental dengan post test only control design. Responden berjumlah 99 orang, dikelompokkan secara random dalam sepuluh kelompok. Lima kelompok merupakan kelompok eksperimen, diberi perlakukan berupa latihan tambahan skills lab dengan PAL dan lima kelompok lainnya sebagai kelompok kontrol, yang berlatih secara mandiri. Komposisi kelompok kontrol dan eksperimen di

3 72 tukar pada intervensi kedua. Tutor PAL adalah mahasiswa senior, telah melalui pelatihan tutor. Keterampilan yang digunakan adalah perawatan luka bersih pada intervensi pertama dan pemberian makan lewat NGT pada intervensi kedua. Prosedur dilaksanakan selama dua minggu untuk satu keterampilan (total 1 bulan) dengan sekali ujian untuk keterampilan perawatan luka dan sekali ujian untuk pemberian makanan lewat NGT oleh dosen netral. Nilai pencapaian keterampilan prosedur perawatan luka dan pemberian makanan lewat NGT di skill lab menggunakan checklist Asuhan Keperawatan KDM II. Instrumen mengenai persepsi mahasiswa terhadap PAL terdiri dari delapan pertanyaan yang diadopsi dari Field et al. yang menanyakan persepsi mahasiswa terhadap sesi pelatihan, kemampuan tutor dalam memberikan penjelasan, kenyamanan dalam bertanya dan proses PAL di rekomendasikan kepada teman yang lain atau tidak. Instrumen dilakukan uji keterbacaan, uji validitas dan reliabilitas. Hasil Penelitian Dari 99 reponden peserta PAL yang dilibatkan dalam penelitian ini, tersisa 94 orang yang. menjadi responden, yang terdiri dari 23 laki-laki dan 71 perempuan. Dengan usia termuda adalah 17 tahun dan yang tertua berusia 24 tahun. Hasil ujian praktik I atau perawatan luka bersih untuk kelompok intervensi 13 orang (37,14%) tidak lulus dari 48 peserta, dengan mean 85,15 dan SD 16,28. Pada kelompok kontrol, dari 46 peserta sejumlah 14 orang (43,75%) tidak lulus dengan mean 78,91 dan SD 19,45. Hasil ujian praktik II atau pemberian makanan

4 73 lewat NGT untuk kelompok intervensi 3 orang (6,97%) tidak lulus dari 46 peserta, dengan mean 91,24 dan SD 8,29. Pada kelompok kontrol, dari 48 peserta 12 orang (33,33%) tidak lulus dengan mean 79,79 dan SD 13,42. Hasil man whitney test untuk nilai ujian pertama tidak bermakna (p: 0,238) dan bermakna pada ujian kedua (P:0,001). Mean nilai persepsi terendah adalah 4,44 dan tertinggi adalah 4,67 dari rentang 5. Mean total nilai persepsi adalah 22,48, median 22,75. Uji Spearman's rho persepsi I dan ujian I menunjukkan korelasi lemah dan hubungan tidak bermakna ( r : 0,177 & p : 0,228), persepsi II dan ujian II juga menunjukkan korelasi lemah dan hubungan tidak bermakna (r -0,163 & p : 0,279). Pembahasan Lebih tingginya nilai ujian pertama dari ujian kedua dipengaruhi salah satunya waktu pemberian latihan atau bimbingan dari tutor. Ada kecenderungan perubahan peningkatan performance kegiatan hasil belajar pada penampilan kedua karena tutor lebih jelas dan lebih baik dalam menjelaskan, lebih terorganisir, lebih siap, lebih percaya diri, antusias, santai dan termotivasi pada fase kedua. Faktor lain yang berpengaruh adalah tingkat kesulitan keterampilan procedural, keterampilan prosedural perawatan luka lebih sulit dari keterampilan pemberian makan lewat NGT. Hal ini juga menjawab pertanyaan mengapa hasil ujian praktik keterampilan kedua lebih baik dari hasil ujian praktik pertama. Nilai ujian yang baik dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh bentuk penilaian. Bentuk penilaian mempengaruhi persepsi dan hasil ujian. Hasil ujian

5 74 PAL dalam penelitian ini menjadi hanya menjadi bagian dari penilaian formatif mahasiswa, sehingga nilai ujian seharusnya masih bisa di tingkatkan jika bentuk ujiannya adalah sumatif. Dari tiga proses latihan untuk menjadi terampil, yaitu: fase kognitif, fase fiksasi dan fase autonomi. Dalam penelitian ini PAL berperan dalam tahapan proses berlatih dan mencoba dalam rangka untuk menguasai suatu keterampilan di skills lab termasuk pada fase fiksasi atau asosiasi atau tahap dua dari ZPD. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam proses pembelajaran dan berkorelasi dengan evaluasi keterampilan seperti OSCE. Dengan penerapan proses pembelajaran yang juga menerapkan OSCE sebagai bagian dari evaluasi kemampuan ketrampilan klinik mahasiswa di Prodi Keperawatan Waingapu, tentunya proses PAL menjadi salah satu solusi menarik. Hasil penilaian persepsi mahasiswa terhadap PAL terhadap item sesi latihan yang menarik, latihan yang sesuai dengan harapan, penjelasan yang mudah dipahami oleh tutor, umpan balik yang bermanfaat dan merasa percaya diri setelah latihan, mempunyai nilai rata-rata di atas empat dari maksimal lima. Persepsi peserta baik jika proses bimbingan baik. Tutor PAL dapat berfungsi dengan efektif, bila adanya keselarasaan kognitif. Tutor yang mempunyai keselarasan kognitif yang baik, menguasai materi dengan baik akan tahu saat yang tepat melaksanakan intervensi dan hal yang harus dilakukan. Mungkin ini merupakan salah satu penyebab nilai praktik mahasiswa yang difasilitasi oleh tutor PAL lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mahasiswa tanpa tutor PAL.

6 75 Tutor PAL adalah near peer dengan mempertimbangkan suksesnya pembelajaran PAL karena tutor PAL mempunyai kemampuan untuk membantu yuniornya, mempunyai keselarasan kognitif. Hal ini menurut peneliti ikut mempengaruhi persepsi peserta PAL. Near peer mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak, mempunyai otoritas yang kuat terhadap mahasiswa pesertanya untuk meminamilisir dampak negatif dari PAL dengan level yang sama. Walaupun secara rata-rata baik, namun ada peserta yang menjawab tidak setuju atau nilai dua. Persepsi yang kurang baik dari peserta PAL sangat dimungkinkan karena adanya kesulitan dalam memfasilitasi pembelajaran pada PAL, yang bisa terjadi karena mencocokkan gaya belajar yang serasi antara tutor dan tutees, dan komitmen waktu yang diperlukan. Pengetahuan gaya belajar tutor dan tutees penting untuk efektifitas proses pembelajaran, yang tentunya berpengaruh terhadap persepsi. Jadwal kuliah yang padat, intensitas penggunaan skills lab yang tinggi dan proses bimbingan yang dibatasi waktu, komitmen waktu menjadi hal yang penting diperhatikan. Penjadwalan yang baik di luar jadwal perkuliahan resmi akan meningkatkan proses pembelajaran aktif mahasiswa, karena mereka di latih untuk proaktif meminta jam tambahan untuk berlatih di skills lab dengan PAL sesuai kebutuhan mereka namun tentunya dengan mempertimbangkan beban akademik siswa reward yang diberikan kepada tutor PAL. Persiapan dalam pelaksanaan PAL juga menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan PAL dan dapat mempengaruhi persepsi peserta PAL, karena hasilnya yang kurang maksimal. Dalam penelitian ini sudah dilakukan pelatihan tutor PAL.

7 76 Hasil ujian pertama dan kedua tidak mempunyai hubungan yang bermakna. Menurut peneliti, hal ini dimungkinkan, karena kelompok mahasiswa baru pertama kali terpapar dengan PAL dan tertarik dengan metode ini, kemudian membandingkan dengan pengajaran yang sebelumnya, sehingga dimungkinkan persepsi mahasiswa baik. Walaupun banyak penelitian menyebutkan bahwa PAL bermakna dalam meningkatkan proses pembelajaran namun secara prinsip tutor PAL tidak pernah bisa menggantikan dosen dalam proses pembelajaran. Selain karena tutor PAL bukanlah guru profesional, mereka juga hanya teman mahasiswa yang dilatih untuk membantu proses pembelajaran. Sehingga menjadi tutor PAL bagi mahasiswa lebih kepada proses mengajar sambil belajar dan meningkatkan partisipasi dalam proses pembelajaran dan bukan menggantikan guru. Tingkat kesulitan keterampilan yang dilatihkan oleh PAL juga perlu diperhatikan. Menurut peneliti tidak semua keterampilan dapat diberikan untuk di bantu pengajarannya oleh PAL terutama keterampilan invasive atau yang tingkat kesulitannya tinggi, dan kalaupun di bantu haruslah dibawa pengawasan dosen yang intensif. Walaupun ada banyak penelitian yang menunjukan keberhasilan PAL, namun hasilnya masih pada konteks spesifik dan belum secara luas atau menyeluruh dikaitkan dengan hasil akademiknya, terbatas dalam kemampuan meningkatkan keterampilan klinik. Melihat analisa tersebut di atas, menurut peneliti PAL adalah hal yang menarik untuk dilaksanakan, setidaknya uji coba lebih lanjut dengan proses pembelajaran keterampilan yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama.

8 77 Sharing pengalaman dan penguatan keterampilan dapat membantu perawat yunior lebih percaya diri ketika turun di klinik. Jika dilaksanakan dengan baik peneliti yakin manfaat PAL akan sangat membantu proses pembelajaran, terutama program diploma keperawatan yang dalam kurikulumnya, menempatkan prosentase beban praktek yang lebih banyak, dengan biaya yang jauh lebih rendah untuk program universitas sekaligus mengurangi tekanan pada pendidik fakultas. Proses pelatihan tutor yang baik, penjadwalan latihan yang tidak mengganggu proses perkuliahan normal, jenis keterampilan yang di ajarkan dan supervisi instruktur dalam proses latihan dapat meningkatkan kualitas proses PAL. Kelemahan dari penelitian ini adalah kurang dieksplorasinya gaya belajar, motivasi baik tutees maupun tutor dan beban belajar mahasiswa, observasi proses PAL yang singkat, dan hanya dua keterampilan. Hal-hal yang mungkin diperhatikan dalam aplikasi PAL adalah jenis keterampilan akan dipakai untuk proses pembelajaran, keberlanjutan tutor PAL, bentuk evaluasi yang digunakan, penggunaan neer peer, persiapan tutor PAL, mencocokkan gaya belajar, dan penjadwalan proses pembelajaran. Penelitian ini telah mendapat ijin dari komisi etika Fakultas kedokteran UGM Yogyakarta. Kesimpulan dan Saran Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL, mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. Peneliti mengusulkan agar PAL dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dan latihan di skills lab pada beberapa keterampilan, dan terus

9 78 melakukan perbaikan aplikasi PAL sehingga tidak hanya pada skills lab saja, tetapi juga pada proses pembelajaran yang lain, menjadwalkan PAL dalam kurikulum. Saran untuk peneliti selanjutnya : meneliti gaya belajar, indeks prestasi, dan motivasi baik untuk tutor PAL maupun peserta/tutees.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Keterampilan tersebut merupakan kecakapan motorik yang dilandasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan pendekatan pre-test

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan pendekatan pre-test BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan pendekatan pre-test post-test control

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan jumlah 214 orang.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan jumlah 214 orang. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Data populasi diambil dari sistem data mahasiswa Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan jumlah 214 orang. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bab ini membahas hasil penelitian tentang hubungan mutu pembelajaran skills lab dengan hasil belajar mahasiswa diakper widya husada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel, 2005). Feedback adalah informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan 139 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian secara menyeluruh pada penggunaan media pembelajaran Audio-Visual Aids

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengukuran kognitif mahasiswa merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang mengujicobakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimental design

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimental design BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimental design dengan pendekatan pretest-posttest control group design. Bentuk desain penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Uji Korelasi Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara self-efficacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan perawat terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan perawat terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan perawat terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pendidikan akademik dan tahap pendidikan profesi (Reilly, 2008). Disiplin akademik lebih menekankan pada pengetahuan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEER-ASSISTED LEARNING (PAL) UNTUK MENINGKATKAN CAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA DI SKILL LABORATORY AKPER PEMKAB PONOROGO TESIS

PENERAPAN PEER-ASSISTED LEARNING (PAL) UNTUK MENINGKATKAN CAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA DI SKILL LABORATORY AKPER PEMKAB PONOROGO TESIS PENERAPAN PEER-ASSISTED LEARNING (PAL) UNTUK MENINGKATKAN CAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA DI SKILL LABORATORY AKPER PEMKAB PONOROGO TESIS WIWIEK RETTI ANDRIANI 20151050054 PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan rancangan pre and post test with control group design. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke

BAB I PENDAHULUAN. membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tracheostomy merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke dalam trakea yang dapat bersifat permanen (Hidayati,

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experimental design dengan pendekatan pre-test and post-test design with control group. Tujuan penelitian ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum nya masing-masing. Standar Kompetensi Dokter ini

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum nya masing-masing. Standar Kompetensi Dokter ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (2012) standar Konsil Kedokteran Indonesia adalah standar minimal kompetensi lulusan pendidikan kedokteran yang berlaku secaara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN. quasi eksperimen dengan times series design. Kelompok eksperimen

BAB III METODE PENILITIAN. quasi eksperimen dengan times series design. Kelompok eksperimen 25 BAB III METODE PENILITIAN A. Jenis dan Rencana Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian quasi eksperimen dengan times series design. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan strategi Exploratoris Sekuensial.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan strategi Exploratoris Sekuensial. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan strategi Exploratoris Sekuensial. Strategi ini diawali dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap pertama, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta (UMY). Semua responden adalah mahasiswa tahap klinik (coass)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta (UMY). Semua responden adalah mahasiswa tahap klinik (coass) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini sebanyak 43 mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Semua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, O1 X O2 O3 - O4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, O1 X O2 O3 - O4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan penggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent) dan variabel akibat atau variabel terikat (dependent)

BAB III METODE PENELITIAN. (independent) dan variabel akibat atau variabel terikat (dependent) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel sebab atau variabel bebas (independent) dan variabel

Lebih terperinci

KURIKULUM PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG. A. Kompetensi

KURIKULUM PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG. A. Kompetensi KURIKULUM PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG A. Kompetensi Kurikulum yang diterapkan di STIKES Muhammadiyah Gombong adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan tujuan agar mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada mayoritas responden memiliki skor motivasi 67-100 % dengan kategori motivasi tinggi yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Buayan, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen pada semester 2 Tahun

Lebih terperinci

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, yang berlokasi di jalan Dr. Cipto Mangunkusmo no. 82A Ponorogo. Akper

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Penelitian 1. Variabel tergantung: Komitmen Organisasi 2. Variabel bebas: Komunikasi Interpersonal B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Komitmen organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental dengan menggunakan rancangan pre-experimental (pre-post test with control group design) untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR 167 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR Galih T. Lesmana 1, Ono Wiharna 2, Sulaeman 3 Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian secara menyeluruh pada model pembelajaran Computer Assisted Language Learning(CALL)

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian evaluasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian evaluasi. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian evaluasi. Menurut Arikunto (2010;36), penelitian evaluasi diterapkan pada objek-objek jika ingin mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pre-test dan post-test

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan berkelompok yang direncanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penerapan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENELITIAN PERBEDAAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP KEPATUHAN TERHADAP STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Arif Rahman Hakim*, Idawati Manurung**, Yuniastini** Salah satu pembinaan manajemen dengan membuat standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala

Lebih terperinci

sebelum diberi perlakuan (kelompok eksperimen)

sebelum diberi perlakuan (kelompok eksperimen) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan desain penelitian pretest-posttest with control group design. Penelitian terdiri dari 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi yang menggunakan model pembelajaran direct

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan subyek mahasiswa kedokteran gigi FKIK UMY tahun I yang sedang mengikuti Blok III (Kedokteran Gigi Dasar) sesuai dengan kriteria

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau produk baru dan juga melihat suatu pola baru antara satu hal dan hal

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik perawat pelaksana di ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobilitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan oleh individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Penelitian Penelitian ini dilakukan di STIKES Surya Global, pada mahasiswa semester 6 pada tanggal 18-19 Mei 2016. Jumlah sample dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui Asean Free Trade Area (AFTA) menuntut peningkatan mutu calon pekerja di negara-negara Asean,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan analisis terhadap beberapa permasalahan dalam mata pelajaran IPA di SMK sebagai kelompok mata pelajaran adaptif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang melibatkan transmisi informasi dari satu orang ke orang lain (Groves, 2014), dan merupakan

Lebih terperinci

Jurnal FamilyEdu 40 Vanya Nikki Hadiarti Tamara et al

Jurnal FamilyEdu 40 Vanya Nikki Hadiarti Tamara et al Jurnal FamilyEdu 40 Vanya Nikki Hadiarti Tamara et al Vol 1 No.1 April 2015 Kemampuan Mahasiswa dalam Pelaksanaan Workshop Manajemen Sumber Daya Keluarga Berbasis Project Based Learning Vanya Nikki Hadiarti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Ringroad

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. termasuk fakultas muda yang berada di Universitas Negeri Gorontalo. Awalnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. termasuk fakultas muda yang berada di Universitas Negeri Gorontalo. Awalnya 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah FIKK Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan termasuk Fakultas yang menggambungkan dua disiplin ilmu yakni kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pada pasien post operasi dengan yang dirawat di bangsal bedah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun 80 Bab III akan membahas BAB III METODE PENELITIAN pokok bahasan pada Bab III ini dimulai dari populasi rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun desain penelitian yang digunakan, dan sampel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. corrected item-total correlation yang lebih besar dari 0,349 angka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. corrected item-total correlation yang lebih besar dari 0,349 angka BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Madrasah Aliah Negeri Model Gorontalo. Penetapan. Tabel 3.1 Jadwal Perencanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Madrasah Aliah Negeri Model Gorontalo. Penetapan. Tabel 3.1 Jadwal Perencanaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Madrasah Aliah Negeri Model Gorontalo. Penetapan objek penelitian ini didasarkan atas pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dirancang secara sistematis dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :

LAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : LAMPIRAN Lampiran 1 PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Nim : Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa/mahasiswi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi bertempat di Jalan RH Didi Sukardi No 186 Kecamatan Baros Kota Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung (dependent variable/ effectual variable) : kualitas hidup 2. Variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. quasy experimen pre test post test with control group, penelitian ini. Tabel 3.1 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. quasy experimen pre test post test with control group, penelitian ini. Tabel 3.1 Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan design quasy experimen pre test post test with control group, penelitian ini mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 mahasiswa sarjana keperawatandengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Halimatusa diah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Halimatusa diah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pembelajaran yang terjadi pada tiap individu dalam mengembangkan berbagai dimensi pribadinya. Baik itu berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah melalui pendekatan kualitatif, hal ini didasarkan kepada rumusan-rumusan yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. kelompok kontrol sejumlah 25 responden (83.3%). dikelompokkan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan.

BAB V PEMBAHASAN. kelompok kontrol sejumlah 25 responden (83.3%). dikelompokkan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Penelitian 1. Jenis Kelamin Frekuensi jenis kelamin responden dalam penelitian mayoritas berjenis kelamin perempuan. Proporsi jenis kelamin perempuan pada kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. 2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai perawat adalah mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai perawat adalah mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan Nasogastric tube (NGT) adalah metode pemenuhan nutrisi yang dilakukan dengan menggunakan selang yang dimasukkan melalui hidung melewati esofagus menuju ke

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN PKn RINGKASAN SKRIPSI Oleh : ENDAH KUSUMASTUTI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan design penelitian Quasi Experiment pre and post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada

BAB V PEMBAHASAN. prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa semester IV prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada mata kuliah asuhan kebidanan kegawatdaruratan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Responden. a. Jenis Kelamin dan Usia. Berdasarkan rekapitulasi data, sebagian besar responden

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Responden. a. Jenis Kelamin dan Usia. Berdasarkan rekapitulasi data, sebagian besar responden BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin dan Usia Berdasarkan rekapitulasi data, sebagian besar responden kelompok intervensi maupun kelompok kontrol berjenis kelamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Stres kerja 2. Variabel bebas : Pelatihan kebersyukuran B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi yaitu pertama mengenai hasil belajar dengan penggunaan metode pembelajaran klasikal atau konvensional dibandingkan dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas IV di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga pada mata pelajaran IPA tentang Gaya semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode deskriptif digunakan dalam meneliti status suatu objek, kondisi, atau kejadian untuk memberikan gambaran atau lukisan mengenai fakta-fakta secara akurat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penilaian/sikap yang diperlukan dalam melakukan praktik keperawatan yang aman dan etis (College of Nurses

Lebih terperinci