BAB II URAIAN TEORITIS. II.1.1. Pengertian Komunikasi Pembangunan. tentu kajiannya tidak lepas dari usaha penyebaran pesan pesan (ide, gagasan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang. mau, mampu dan berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

Praktikum Perilaku Konsumen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode.

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI INOVASI

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN. Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya anak beranak.

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

PENGERTIAN PENYULUHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah

PENYULUHAN KEHUTANAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi I. PENDAHULUAN. merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB II URAIAN TEORITIS. dalam pengertian secara umum dan pengertian secara paradigmatis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

Pengantar Ilmu Komunikasi

II. KAJIAN PUSTAKA. merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Internasional memiliki komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN. (Suyantiningsih, M.Ed.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB II LANDASAN TEORI

PENGELOLAAN PELATIHAN DALAM ORGANISASI (Tinjauan Teori Pembelajaran Orang Dewasa)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. tambah, daya saing, dan ekspor serta (4) meningkatkan kesejahteraan petani (RKT

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembangunan Masyarakat Partisipasi Petani Dalam Kegiatan Pemberdayaan

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Latar Belakang PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

Manusia sebagai Makhluk Sosial

METODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

-Extension Method- -Anie Eka Kusumastuti Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN ADOPSI INOVASI

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ORGANISASI INOVATIF. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering muncul ketika pertama kali mengkaji inovasi adalah masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

37 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi Pembangunan II.1.1. Pengertian Komunikasi Pembangunan Mengaitkan pembahasan komunikasi dengan pembangunan sudah barang tentu kajiannya tidak lepas dari usaha penyebaran pesan pesan (ide, gagasan dan inovasi) kepada sejumlah besar orang. Bagaimana suatu ide, gagasan, atau inovasi pembangunan diperkenalkan, dijelaskan hingga menimbulkan efek tertentu sebagai sesuatu yang bermanfaat. Yang jelas, komunikasi dan pembangunan mempunyai keterkaitan memperbincangkan hal yang sama yaitu tentang dimensi perubahan pada individu dan masyarakat. Menurut Peterson, komunikasi pembangunan adalah usaha yang terorganisir untuk menggunakan proses komunikasi dan media dalam meningkatkan taraf sosial dan ekonomi yang secara umum berlangsung dalam negara sedang berkembang (Dilla, 2007:115). Komunikasi pembangunan ada pada segala macam tingkatan, dari seorang petani sampai pejabat pemerintah dan negara, termasuk juga di dalamnya dapat berbentuk pembicaraan kelompok, musyawarah pada lembaga resmi siaran dan lain lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komunikasi pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh masyarakat melalui proses komunikasi. Komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara negara sedang berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk perubahan sosial yang berencana. Komunikasi

38 pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi. Komunikasi pembangunan yang diutamakan adalah kegiatan mendidik dan memotivasi masyarakat, bukannya memberikan laporan yang tidak realistik dari fakta fakta atau sekedar penonjolan diri. Tujuan komunikasi adalah untuk menanamkan gagasan gagasan, sikap mental, dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh suatu negara berkembang. Secara pragmatis dapat dirumuskan bahwa komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang dilakukan untuk melaksanakan rencana pembangunan suatu negara (Harun dan Ardianto,2011:161). Berdasarkan pandangan dan kenyataan yang berkembang, menurut beberapa ahli secara umum konsep komunikasi pembangunan dapat dirangkum menjadi dua perspektif pengertian, yakni pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam arti sempit (Dilla, 2007:116). a. Pengertian dalam arti luas Dalam pengertian yang luas ini, dapat digolongkan berbagai pendekatan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu yang mengupas masalah relasi dan interelasi komunikasi dengan pembangunan. Singkatnya, komunikasi pembangunan dalam arti yang luas meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan. b. Pengertian dalam arti sempit Dalam arti sempit, pengertian komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan

39 yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan. Pada konteks ini, komunikasi pembangunan dilihat sebagai rangkaian usaha mengkomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis, promosi dan evaluasi teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan. II.1.2. Tujuan Komunikasi Pembangunan Tujuan komunikasi pembangunan ialah untuk memajukan pembangunan. Pembangunan diperlukan agar rakyat yang mempunyai kadar huruf serta pendapatan dan sosial-ekonomi yang rendah lebih dapat terangkat taraf hidupnya. Untuk itu mereka harus diberitahu mengenai ide dan kemahiran yang belum mereka kenal dalam jangka waktu yang singkat. Seperti halnya yang dinyatakan oleh Nora C. Quebral (Harun dan Ardianto, 2011:162): Tujuan komunikasi pembangunan adalah mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan menginginkan bahwa sekelompok massa orangorang dengan tingkat literasi (melek huruf) dan penghasilan rendah, dan atribut-atribut sosio-ekonomi bahwa mereka harus berubah, pertama-tama semua menjadi terbuka tentang informasi dan dimotivasi untuk menerima dan menggunakan secara besar-besaran ide-ide dan keterampilanketerampilan yang tidak familiar dalam waktu yang singkat dibanding proses yang diambil dalam keadaan normal. Rogers dan Andhikarya menyarankan perlunya dirumuskan suatu pendekatan baru dalam proses komunikasi antarmanusia yaitu suatu pendekatan konvergensi yang didasarkan pada model komunikasi yang sirkuler, menggantikan model linear yang umumnya dianut selama ini. Selain itu, diketengahkan pula perlunya ditingkatkan partisipasi semua pihak yang ikut serta dalam proses

40 komunikasi, demi tercapainya suatu fokus bersama dalam memandang permasalahan yang dihadapi. Dengan kata lain, pendekatan ini bertolak dari dialog antarsemua pihak, dan bukan seperti selama ini hanya atau lebih banyak ditentukan oleh salah satu pihak saja. II.1.3. Prinsip Prinsip Komunikasi Pembangunan Agar komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai sasarannya serta dapat menghindarkan kemungkinan kemungkinan efek yang tidak diinginkan, tentunya harus mempertimbangkan hal hal yang disorot tadi. Kesenjangan efek yang ditimbulkan oleh kekeliruan cara cara komunikasi selama ini, menurut Rogers dan Adhikarya dapat diperkecil bila strategi komunikasi pembangunan dirumuskan sedemikian rupa mencakup prinsip prinsip sebagai berikut (Harun dan Ardianto,2011:163): 1. Penggunaan pesan yang dirancang khusus (tailored messages) untuk khalayak yang spesifik. Misalnya bila hendak menjangkau khalayak miskin, pada perumusan pesan, tingkat bahasa, gaya penyajian dan sebagainya disusun sedemikian rupa agar dapat dimengerti dan serasi dengan kondisi mereka. 2. Pendekatan ceiling effect yaitu dengan mengkomunikasikan pesan pesan yang bagi golongan yang tidak setuju, katakanlah golongan atas, merupakan redundansi (tidak lagi begitu berguna karena sudah dilampaui mereka) atau kecil manfaatnya, namun tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dijangkau. Dengan cara ini, dimaksudkan agar golongan khalayak yang benar benar berkepentingan tersebut

41 mempunyai kesempatan untuk mengejar ketertinggalannya, dan dengan demikian diharapkan dapat mempersempit jarak efek komunikasi. 3. Penggunaan pendekatan narrow casting atau melokalisasi pesan bagi kepentingan khalayak. Lokalisasi di sini berarti disesuaikannya penyampaian informasi yang dimaksud dengan situasi kesempatan di mana khalayak yang berada. 4. Pemanfaatan saluran tradisional yaitu berbagai bentuk pertunjukan rakyat yang sejak lama memang berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat. 5. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan (disadvantage), dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan pesan pesan pembangunan. 6. Mengaktifkan keikutsertaan agen agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat mereka sendiri. 7. Diciptakan dan dibina cara cara atau mekanisme bagi keikutsertaan khalayak sebagai pelaku pelaku pembangunan itu sendiri, dalam proses pembangunan yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya. II.1.4. Strategi Komunikasi Pembangunan Pemilihan strategi komunikasi merupakan hal yang utama dan penting dalam perencanaan pembangunan. Setiap strategi yang berbeda memerlukan penekanan yang berbeda pada proses utamanya, dan pendekatannya pun bisa berbeda bergantung pada situasi dan kondisi. Menurut Rogers (1976) fungsi

42 komunikasi pada konteks ini dianggap sebagai mekanisme untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan rencana pembangunan. Karena itu pemerintah senantiasa perlu memperhatikan strategi apa yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga efeknya sesuai dengan harapan (Dilla, 2007:131). Menurut AED ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah digunakan selama ini yaitu (Harun dan Ardianto, 2011:164-166): 1. Strategi berdasarkan media Para komunikator yang menggunakan strategi ini biasanya mengelompokkan kegiatan mereka di sekitar medium tertentu yang mereka sukai. Strategi ini memang merupakan teknik yang paling mudah, paling populer, dan tentunya yang paling kurang efektif. Strategi media di sini secara tipikal memulai rencananya dengan mempertanyakan apa yang dapat saya lakukan dengan menggunakan radio? atau bagaimana caranya agar saya dapat menggunakan televisi untuk menyampaikan pesan saya? 2. Strategi desain instruksional Menggunakan strategi ini pada umumnya adalah para pendidik. Mereka memfokuskan strateginya pada pembelajaran individu individu yang dituju sebagai suatu sasaran yang fundamental. Strategi kelompok ini, mendasarkan diri pada teori teori belajar formal dan berfokus pada pendekatan sistem untuk pengembangan bahan bahan belajar. Berkat keikutsertaan kalangan pendidik tersebut di lapangan kegiatan ini, banyak pemahaman yang diperoleh mengenai evaluasi formatif, uji coba, desain program berjenjang dan sebaginya.

43 3. Strategi partisipatori Dalam strategi partisipasi ini, prinsip prinsip penting dalam mengorganisasi kegiatan adalah kerja sama komunitas dan pertumbuhan pribadi. Yang dipentingkan dalam strategi ini bukan pada berapa banyak informasi yang dipelajari seseorang melalui program komunikasi pembangunan, tetapi lebih kepada pengalaman keikutsertaan sebagai seseorang yang sederajat dalam proses berbagai pengetahuan atau keterampilan. 4. Strategi pemasaran Strategi ini tumbuh sebagai suatu strategi komunikasi yang sifatnya paling langsung dan terasa biasa. Contohnya seperti, kalau anda dapat menjual pasta gigi, mengapa tidak dapat menjual kesehatan, pertanian, dan keluarga berencana?. Itulah prinsip social marketing yang menjadi pegangan strategi ini. II.2. Komunikasi Penyuluhan II.2.1. Pengertian Komunikasi Penyuluhan Secara harfiah, penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti obor atau pun alat untuk menerangi keadaan yang gelap. Dari asal perkataan tersebut, dapat diartikan bahwa penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan penerangan atau pun penjelasan kepada mereka yang disuluh, agar tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai sesuatu masalah tertentu (Nasution, 1990:7). Clear et al. membuat rumusan bahwa penyuluhan merupakan jenis khusus pendidikan pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan, mengajarkan sesuatu, mendemostrasikan, dan memotivasi, tapi tidak

44 melakukan pengaturan (regulating) dan juga tidak melaksanakan program yang non-edukatif (Nasution, 1990:8). Samsudin menyebut penyuluhan sebagai suatu usaha pendidikan nonformal yang dimasudkan untuk mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide ide baru. Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal hal yang baru agar masyarakat tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidikkan sesuatu kepada masyarakat, memberi mereka pengetahuan, informasi informasi, dan kemampuan kemampuan baru agar mereka dapat membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya (Nasution, 1999:10). Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan pendidikan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita citakan. Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut, terdapat unsur unsur seperti gagasan/ide/konsep yang dididikkan lembaga/pihak yang memprakarsai perubahan masyarakat secara keseluruhan, tenaga penyebar ide/konsep yang dimaksud, dan anggota masyarakat baik secara individu maupun secara keseluruhan yang menjadi sasaran dari kegiatan penyuluhan tersebut. Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian hal hal yang disuluhkan adalah amat penting. Karena itu penyuluhan menuntut dipersiapkannya lebih dahulu desain yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal hal pokok sebagai berikut ini (Nasution, 1990:1): 1. Masalah yang dihadapi 2. Siapa yang disuluh

45 3. Apa tujuan (objectivities) yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan 4. Pengembangan pesan 5. Metoda atau saluran yang digunakan 6. Sistem evaluasi telah terpasang atau built-in di dalam rencana keseluruhan kegiatan dimaksud. II.2.2. Falsafah Penyuluhan Pengertian falsafah ialah sebagai suatu pandangan hidup, sebagai landasan pemikiran yang bersumber pada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan dalam praktik. Falsafah penyuluhan harus berpijak pada pentingnya pengembangan individu dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Ada 3 hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan falsafah penyuluhan tersebut. 1. Penyuluhan harus bekerja sama dengan masyarakat, dan bukan bekerja untuk masyarakat. 2. Penyuluh tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi justru harus mampu mendorong kemandirian. 3. Penyuluhan harus selalu mengacu pada terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat. 4. Penyuluhan harus mengacu pada peningkatan harkat dan martabat manusia sebagai individu, kelompok, dan masyarakat umumnya.

46 Selain hal hal diatas penyuluhan juga harus memperhatikan hal hal berikut ini: 1. Penyuluhan adalah proses pengembangan individu maupun kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga meningkat harkat dan martabatnya. 2. Penyuluhan adalah pekerjaan yang harus diselaraskan dengan budaya masyarakat setempat. 3. Penyuluhan adalah proses dua arah dan harus merupakan pendidikan yang berkelanjutan. 4. Penyuluhan adalah hidup dengan saling berhubungan, saling menghormati dan saling mempercayai. 5. Penyuluhan harus mampu menumbuhkan cita cita yang melandasi untuk berpikir kreatif, dinamis, dan inovatif. 6. Penyuluhan harus mengacu pada kenyataan kenyataan dan selalu disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. II.2.3. Faktor Pendukung Efektifitas Penyuluhan Di dalam membahas faktor pendukung efektifitas penyuluhan, maka akan dibahas banyak unsur unsur yang sangat berperanan dalam tercapainya efektifitas suatu penyuluhan. Di antara faktor faktor tersebut. metode penyuluhan adalah salah satu faktor terpenting untuk diketahui dan diperdalam pemahamannya agar tujuan penyuluhan dapat tercapai secara optimal.

47 a. Metode Penyuluhan Pilihan seorang agen penyuluhan terhadap suatu metode penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya. Karena beragamnya metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan, maka perlu diketahui penggolongan metode penyuluhan menurut jumlah sasaran yang hendak dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode ini dibagi atas tiga yakni (Setiana, 2005:49-52): 1. Pendekatan Perorangan Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode pendekatan perorangan atau personal approach menurut Kartasapoetra sangat efektif digunakan dalam penyuluhan karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu. Metode pendekatan individu akan lebih tepat digunakan dalam mendekati tokoh tokoh masyarakat yang berpengaruh atau pun pada golongan petani atau peternak yang menjadi panutan masyarakat setempat. Menurut Van Den Ban dan Hawkins, metode pendekatan perorangan pada hakikatnya adalah paling efektif dan intensif dibanding metode lainnya, namun karena berbagai kelemahan di dalamnya, maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program program penyuluhan yang membutuhkan waktu yang relatif cepat. Termasuk dalam metode pendekatan perorangan atau personal approach antara lain;

48 kunjungan ke rumah, kunjungan ke lokasi atau lahan usaha tani, surat menyurat, hubungan telepon, kontak informal, magang, dalan lain sebagainya. 2. Pendekatan Kelompok Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach menurut Kartasapoetra cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, disamping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Metode pendekatan kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi, namun keberadaan kelompok di pedesaan yang cukup mantap dan terorganisir dengan baik masih menjadi kendala bagi penyuluh. Metode dengan pendekatan kelompok lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya. Termasuk metode pendekatan kelompok diantaranya adalah diskusi, demonstrasi cara, demonstrasi hasil, karyawisata, kursus tani, temu karya, temu lapang, temu usah, mimbar sarasehan, perlombaan dan lain sebagainya. 3. Pendekatan Massal Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan namanya, metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi metode ini cukup baik, namun

49 terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran atau keingintahuan semata. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan yang disampaikan mengalami distorsi. Termasuk dalam metode pendekatan massal antara lain adalah rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, penyebaran leaflet, folder atau poster, surat kabar dan lain sebagainya. Beragamnya metode penyuluhan bukan berarti kita harus memilih yang paling baik dari sekian metode yang ada, tetapi bagaimana metode tersebut cocok atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan. Apabila tujuan penyuluhan hanya terbatas agar sasaran penyuluhan mengerti dan sadar hingga menaruh minat, maka metode pendekatan massal dapat digunakan. Jika pada proses penyuluhan diharapkan sasaran tidak hanya sadar dan berminat, tetapi sampai kepada mampu menilai dan mencoba, maka pendekatan yang lebih tepat adalah metode pendekatan kelompok. Selanjutnya apabila sasaran diharapkan dapat berkonsultasi secara intensif dan mendetail untuk memantapkan keputusan di dalam mengadopsi inovasi, maka pendekatan perorangan atau individu adalah pilihan yang paling tepat dan efektif. Karena kondisi sasaran pada umumnya beragam, maka pada hakikatnya penggabungan atau kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan memberi manfaat yang lebih baik dalam pencapaian tujuan penyuluhan.

50 Berikut ini beberapa keuntungan atau kebaikan dan kerugian dari ketiga metode tersebut. Tabel 2. Keuntungan dan Kerugian dari Metode Penyuluhan Metode Keuntungan/Kebaikan Kekurangan 1. Penyuluhan Massal 2. Penyuluhan Kelompok 3. Penyuluhan Perorangan Tidak terlalu resmi, pertanian massal Penuh kepercayaan Langsung dapat dirasakan Relatif lebih efisien, pertanian kelompok Komunikator tidak tersamar Waktu lebih efisien Adanya persiapan yang mantap Memakan waktu lebih banyak Biaya lebih besar Bersifat kurang efisien pengaruhnya Masalah pengorganisasian Pendekatan aktivitas pembentukan kelompok bersama Kesulitan dalam pengorganisasian aktivitas diskusi Memerlukan pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis Komunikator tersamar Sifatnya yang lebih formal Pengaruhnya relatif sukar Relatif lebih mudah diukur mengorganisasikan b. Media Penyuluhan Media penyuluhan merupakan alat bantu penyuluhan yang berfungsi sebagai perantara yang dapat dipercaya menghubungkan antara penyuluh dengn

51 sasaran sehingga pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Dalam penyuluhan dikenal beragam media atau alat bantu penyuluhan, seperti benda (sampel, model tiruan), barang cetakan (brosur, poster, photo, leaflet, sheet), gambar diproyeksikan (slide, film, film-strip, video, movie-film) dan lambang grafika (grafik batang dan garis, diagram, skema, peta). c. Materi Penyuluhan Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan berupa informasi informasi atau pesan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud. Selanjutnya Lasswell mengatakan pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna (gagasan, ide, dan nilai), simbol yang digunakan (bahasa atau kata kata) dan bentuk pesan (verbal dan nonverbal). Materi dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan. d. Waktu dan Tempat Penyuluhan Dalam penyuluhan waktu dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan kondisi masyarakat sasaran penting dan saling berkaitan dalam mencapai tujuan penyuluhan. Kapan dan dimana dilaksanakan penyuluhan harus terkesan tidak mengganggu dan merugikan sasaran. II.2.4. Tujuan Komunikasi Penyuluhan Dalam perencanaan dan pelaksanaan penyuluhan, harus mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Adapaun tujuan jangka panjang dan pendek yang dimaksud adalah sebagai berikut (Kartasapoetra, 1987:7) :

52 A. Tujuan Jangka Pendek 1. Perubahan tingkat pengetahuan 2. Perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan 3. Perubahan sikap 4. Perubahan motif tindakan B. Tujuan Jangka Panjang 1. Better farming, mau dan mampu mengubah cara cara hidup lama dengan cara cara yang lebih baik. 2. Better bussiness,berusaha yang lebih menguntungkan. 3. Better living, menghemat dan tidak berfoya foya seterlah tujuan utama tercapai. II.2.5. Fungsi Komunikasi Penyuluhan Penyuluhan pertama tama harus berfungsi untuk memberikan jalan kepada para objek penyuluhan untuk mendapatkan kebutuhan kebutuhannya itu. Selain itu komunikasi penyuluhan juga dapat dijabarkan sebagai berikut ini (Kartasapoetra, 1987:8-13) : 1. Fungsi penyuluhan dengn demikian menimbulkan dan merangsang kesadaran para peserta penyuluhan agar dengan kemauan sendiri dapat memenuhi kebutuhan kebutuhannya itu. 2. Menjembatani gap antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh para objek yang disuluh dengan pengetahuan teknologi atau umum yang selalu berkembang menjadi kebutuhan sehari hari.

53 3. Sebagai penyampai, pengusaha, dan penyesuai program nasional dan regional agar dapat diikuti dan dilaksanakan oleh objek yang disuluh. 4. Sebagai pemberian pendidikan dan bimbingan yang berkelanjutan, dalam artian bahwa penyuluhan tidak akan berhenti karena yang dikehendakinya, keadaan yang berkembang, lebih baik dan lebih dengan perkembangan zaman. II.2.6. Perencanaan Komunikasi Penyuluhan Perencanaan komunikasi dalam rangka melakukan kegiatan penyuluhan amat diperlukan, karena pada dasarnya yang menjadi kepentingan dari kegiatan ini adalah sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan yang dimaksd adalah tujuan dari kegiatan penyuluhan, dan tujuan komunikasi dari penyuluhan itu tentu merupakan suatu kesatuan dengan tujuan penyuluhan tersebut. tanpa suatu perencanaan, dapat dibayangkan jadinya pekerjaan kita itu nantinya (Nasution, 1999:53). a. Dukungan Komunikasi (Communication Support) untuk Penyuluhan Dukungan komunikasi (Communication Support) adalah penggunaan yang terkodinir dari berbagai metode komunikasi untuk keperluan pemusatan perhatian, dan menawarkan suatu pemecahan terhadap suatu masalah tertentu. Apa pun masalah atau subjek yang akan disuluhkan, satu hal yang pasti adalah senantiasa diperlukan keterampilan berkomunikasi untuk dapat menyuluhkan dengan baik. Karena keterampilan berkomunikasi ini merupakan modal dasar untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Keterampilan ini antara lain

54 menyangkut bagaimana mengutarakan sesuatu dengan jelas, dapat dimengerti oleh orang lain yang mendengarkan kita. Dalam bidang komunikasi, suatu rencana komunikasi bahkan merupakan suatu komponen komunikasi yang penting untuk dapat melaksanakan kegiatan penyuluhan yang dimaksud. Menurut Middleton dan Lin (1975) ada beberapa prinsip dalam menyusun rencana komunikasi yaitu (Nasution, 1999:53): 1. Perencanaan komunikasi yang membutuhkan konsultasi 2. Rencana yang disusun hendaklah fleksibel 3. Rencana yang disusun harus mengandung what to do dan how to do it b. Perlunya Disain Komunikasi Penyuluhan Meskipun mungkin saja kita merasa telah siap untuk melakukan penyuluhan, namun kerapkali masih timbul keragu raguan dalam hati tentang apakah penyuluhan yang akan kita lakukan itu nantinya berhasil atau tidak?. Pertanyaan yang berikutnya adalah dapatlah khalayak yang disuluh memahami apa apa yang akan disuluhkan itu?. Dan masih banyak lagi pertanyaan lanjutan yang menyangkut keinginan penyuluh agar kegiatan yang dilakukannya tidaklah sia sia, melainkan mencapai hasil seperti yang direncanakan (Nasution, 1999:56). c. Penyusunan Rencana Komunikasi Penyuluhan Sejumlah tahap yang harus ditempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk kegiatan penyuluhan adalah (Nasution, 1990:57): 1. Menganalisis problem atau masalah yang dihadapi 2. Merumuskan tujuan komunikasi

55 3. Memilih media 4. Menentukan pendekatan yang digunakan 5. Memproduksi media II.3. Teori Difusi dan Adopsi Inovasi II.3.1. Pengertian Teori Difusi Inovasi Teori difusi inovasi dikembangkan oleh Everett M. Rogers yang mendefenisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu komunikasi jenis khusus yang berkaitan dengan penyebaran pesan pesan sebagai ide baru. Sedangkan komunikasi didefenisikan sebagai proses dimana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai pengertian bersama. Di dalam pesan itu terdapat ketermasaan (newsness) yang memberikan ciri khusus kepada difusi yang menyangkut ketidakpastian (uncertainty). Derajat ketidakpastian seseorang akan dapat dikurangi dengan jalan memperoleh informasi (Dilla, 2007:53). Difusi inovasi merupakan bagian khusus yang dari proses komunikasi yang ada disebabkan informasi yang dipertukarkan adalah inovasi. Teori difusi inovasi adalah sebuah model yang menggambarkan aktivitas pertukaran informasi baru yang berlangsung dengan tujuan terjadinya proses adopsi inovasi dalam diri khalayak (Purba, 2006:57). Dalam pelaksanaannya, sasaran dari upaya difusi inovasi umumnya petani dan anggota masyarakat pedesaan. Teori ini pada prinsipnya adalah komunikasi dua tahap, jadi di dalamnya dikenal pula adanya pemula pendapat atau yang

56 disebut juga dengan istilah agen perubahan. Oleh karenanya teori ini sangat menekankan pada sumber sumber non-media (sumber personal, misalnya tetangga, teman, ahli dan sebagainya), mengenai gagasan gagasan baru yang dikampanyekan untuk mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivasi dan sikap (Sendjaja, 2005:17). II.3.2. Unsur Unsur Difusi Inovasi Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) dalam proses penyebar serapan inovasi, terdapat unsur unsur utama yang terdiri dari: 1. Suatu inovasi 2. Yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu 3. Dalam jangka waktu tertentu 4. Diantara para anggota suatu sistem sosial Segala sesuatu ide, cara cara atau pun objek yang dioperasikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru adalah inovasi. Baru di sini tidaklah semata mata dalam ukuran waktu sejak ditentukannya atau pertama kali digunakannya inovasi tersebut. yang terpenting menurut kedua ahli tersebut adalah keberanian subjektif hal yang dimaksud itu merupakan inovasi. Havelock merumuskan inovasi sebagai segala perubahan yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh masyarakat yang mengalaminya (Nasution, 2004:125).

57 II.3.3. Atribut Difusi Inovasi Dalam pandangan masyarakat yang menjadi klien dalam penyebarserapan suatu inovasi ada lima atribut yang menandai setiap inovasi yaitu (Nasution, 2004:125): 1. Keuntungan keuntungan relatif. Apakah cara cara atau gagasan baru ini memberikan keuntungan relatif bagi mereka yang kelak menerimanya? 2. Keserasian. Apakah inovasi yang hendak didifusikan itu serasi dengan nilai nilai, sistem kepercayaan, gagasan yang lebih dahulu diperkenalkan? begitu pula, apakah inovasi yang dimaksud itu serasi dengan kebutuhan, selera, adat istiadat, dan karakteristik penting lainnya dari masyarakat yang bersangkutan? 3. Kerumitan. Apakah inovasi tersebut rumit? pada umumnya masyarakat tidak atau kurang berminat pada hal hal yang rumit karena selain sukar dipahami, juga cenderung dirasa sebagai beban. 4. Dapat dicobakan. Suatu inovasi akan lebih cepat diterima bila dapat dicobakan lebih dahulu ukuran (skala) kecil sebelum orang terlanjur menerima secara keseluruhan. 5. Dapat dilihat. Bila suatu inovasi dapat dilihat secara langsung buktinya, maka orang akan lebih mudah untuk menerimanya, ketimbang yang berupa gagasan gagasan atau ide yang abstrak. II.3.4. Pengertian Teori Adopsi Inovasi Adopsi di dalam penyuluhan sering kali diartikan sebagai suatu proses mentalitas pada diri seseorang atau individu, dari mulai seseorang tersebut

58 menerima ide ide baru sampai memutuskan menerima atau menolak ide ide tersebut. Proses adopsi menurut Samsudin adalah proses dimulai dari keluarnya ide ide dari satu pihak kemudian disampaikan pada pihak lain sampai ide tersebut diterima pihak masyarakat sebagai pihak kedua. Menurut Suriatna karena proses adopsi merupakan proses mentalitas yang bertahap mulai dari kesadaran (awareness), minat (interest), menilai (evaluation), mencoba (trial), dan akhirnya menerapkan (adoption) maka kita perlu benar benar memahami setiap tahapan yang berlangsung pada diri seseorang tersebut agar berbagai faktor penghambat akan diketahui dan dipelajari sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penyuluhan. Dalam proses penyuluhan, dimana salah satu tujuannya adalah agar terjadi perubahan sikap perilaku yang mengarah pada tindakan maka proses terjadinya adopsi inovasi yang bertahap sering kali tidak sama pada setiap individu. Kecepatan dalam mengadopsi suatu inovasi kadang antara satu individu dengan individu lainnya berbeda, ini sangat tergantung bagaimana karakter individu yang bersangkutan. II.3.5. Sifat Sasaran Berdasarkan tingkat kecepatan dalam mengadopsi inovasi, sasaran penyuluhan di pedesaan dapat digolongkan dalam beberapa kelompok sasaran, antara lain (Dilla, 2007:190): a. Kelompok Perintis (innovator), yaitu mereka yang pada dasarnya sudah menyenangi hal hal yang baru dan sering melakukan percobaan.

59 b. Kelompok Pelopor (early adopter) yaitu orang orang yang berpengaruh di sekelilingnya dan merupakan orang yang lebih maju dibandingkan dengan orang orang di sekitarnya. c. Kelompok Penganut Dini (early majority) yaitu orang orang yang menerima suatu inovasi selangkah lebih dahulu dari orang lain. d. Kelompok Penganut Lambat (late majority) yaitu orang orang yang baru bersedia menerima suatu inovasi apabila menurut penilaiannya semua orang di sekelilingnya sudah menerimanya. e. Kelompok Kolot (laggard) yaitu lapisan yang paling akhir dalam menerima suatu inovasi. II.3.6. Tahapan Putusan Inovasi Proses keputusan inovasi merupakan proses mental yang mana seseorang atau lembaga melewati dari pengetahuan awal tentang suatu inovasi sampai membentuk sebuah sikap terhadap inovasi tersebut, membuat keputusan apakah menerima atau menolak inovasi tersebut, mengimplementasikan gagasan baru tersebut, dan mengkonfirmasi keputusan ini. Seseorang akan mencari informasi pada berbagai tahap dalam proses keputusan inovasi untuk mengurangi ketidakyakinan tentang akibat atau hasil dari inovasi tersebut. Proses keputusan inovasi ini adalah sebuah model teoritis dari tahapan pembuatan keputusan tentang pengadopsian suatu inovasi teknologi baru. Proses keputusan inovasi dibuat melalui sebuah cost-benefit analysis yang mana rintangan terbesarnya adalah ketidakpastian. Orang akan mengadopsi suatu inovasi jika mereka merasa percaya bahwa inovasi tersebut akan memenuhi

60 kebutuhan. Jadi mereka harus percaya bahwa inovasi tersebut akan memberikan keuntungan relatif pada hal apa yang digantikannya. Lalu bagaimana mereka merasa yakin bahwa inovasi tersebut akan memberikan keuntungan dari berbagai segi, seperti : Dari segi biaya, apakah inovasi tersebut membutuhkan biaya yang besar tetapi dengan tingkat ketidakpastian yang besar? Apakah inovasi tersebut akan mengganggu segi kehidupan sehari-hari? Apakah sesuai dengan kebiasaan dan nilai-nilai yang ada? Apakah sulit untuk digunakan? Rogers menggambarkan The Innovation Decision Process ( proses keputusan inovasi) sebagai kegiatan individu untuk mencari dan memproses informasi tentang suatu inovasi sehingga dia termotivasi untuk mencari tahu tentang keuntungan atau kerugian dari inovasi tersebut yang pada akhirnya akan memutuskan apakah dia akan mengadopsi inovasi tersebut atau tidak. Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup lima tahapan yakni sebagai berikut: 1. Tahap Pengetahuan (Knowledge) Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak, maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat. Dalam tahap ini kesadaran individu akan mencari atau membentuk pengertian inovasi dan tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Rogers mengatakan ada tiga macam pengetahuan yang dicari masyarakat dalam tahapan ini, yakni:

61 Kesadaran bahwa inovasi itu ada Pengetahuan akan penggunaan inovasi tersebut Pengetahuan yang mendasari bagaimana fungsi inovasi tersebut bekerja 2. Tahap Persuasi (Persuasion) Dalam tahapan ini individu membentuk sikap atau memiliki sifat yang menyetujui atau tidak menyetujui inovasi tersebut. Dalam tahap persuasi ini, individu akan mencari tahu lebih dalam informasi tentang inovasi baru tersebut dan keuntungan menggunakan informasi tersebut. Yang membuat tahapan ini berbeda dengan tahapan pengetahuan adalah pada tahap pengetahuan yang berlangsung adalah proses memengaruhi kognitif, sedangkan pada tahap persuasi, aktifitas mental yang terjadi adalah memengaruhi afektif. Pada tahapan ini seorang calon adopter akan lebih terlibat secara psikologis dengan inovasi. Kepribadian dan norma norma sosial yang dimiliki calon adopter ini akan menentukan bagaimana ia mencari informasi, bentuk pesan yang bagaimana yang akan ia terima dan yang tidak, dan bagaimana cara ia menafsirkan makna pesan yang ia terima berkenaan dengan informasi tersebut. Sehingga pada tahapan ini seorang calon adopter akan membentuk persepsi tentang inovasi tersebut. 3. Tahap Pengambilan Keputusan (Decision) Di tahapan ini individu terlibat dalam aktivitas yang membawa pada suatu pilihan untuk mengadopsi inovasi tersebut atau tidak sama sekali. Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara tindak yang paling baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi, yakni:

62 Praktik sebelumnya Perasaan akan kebutuhan Keinovatifan Norma dalam sistem sosial Proses keputusan inovasi memiliki beberapa tipe yakni: a) Otoritas adalah keputusan yang dipaksakan kepada seseorang oleh individu yang berada dalam posisi atasan. b) Individual adalah keputusan dimana individu yang bersangkutan mengambil peranan dalam pembuatannya. Keputusan individual terbagi menjadi dua macam, yakni: Keputusan opsional adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas dari keputusan yang dibuat oleh anggota sistem. Keputusan kolektif adalah keputusan dibuat oleh individu melalui konsesnsus dari sebuah sistem sosial. c) Kontingen adalah keputusan untuk menerima atau menolak inovasi setelah ada keputusan yang mendahuluinya. 4. Tahap Pelaksanaan (Implementation) Tahapan ini hanya akan ada jika pada tahap sebelumnya, individu atau partisipan memilih untuk mengadopsi inovasi baru tersebut. Dalam tahap ini, individu akan menggunakan inovasi tersebut. Jika ditahapan sebelumnya proses yang terjadi lebih kepada mental exercise yakni berpikir dan memutuskan, dalam tahap pelaksanaan ini proses yang terjadi lebih ke arah perubahan tingkah laku sebagai bentuk dari penggunaan inovasi atau ide baru tersebut.

63 5. Tahap Konfirmasi (Confirmation) Tahap terakhir ini adalah tahapan dimana individu akan mengevaluasi dan memutuskan untuk terus menggunakan inovasi baru tersebut atau menyudahinya. Selain itu, individu akan mencari penguatan atas keputusan yang telah ia ambil sebelumnya. Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi. II.3.7. Bokashi Sebagai Suatu Inovasi Bokashi merupakan suatu inovasi dari bidang pertanian khususnya dalam hal pupuk organik. Bokashi berasal dari bahasa Jepang yang artinya bahan bahan organik yang sudah diuraikan (difermentasi). Pupuk bokashi merupakan salah satu bentuk pupuk organik yang terbuat dari campuran antara bahan bahan organik dan pupuk kandang yang difermentasi atau didekomposisi oleh mikroorganisme. Hadirnya bokashi sebagai suatu inovasi baru dalam bidang pertanian organik tidak terlepas dari peran seorang ilmuwan besar Jepang bernama Teruo Higa yang melalui teknologi effective microorganism (EM) ciptaannya menjadi bahan dasar utama dalam pembuatan bokashi yang manfaatnya sangat dirasakan oleh para petani saat ini. Keunggulan bokashi bila dibandingkan dengan kompos atau pun pupuk kimia sendiri dirasa lebih unggul, karena kandungan unsur hara dalam pupuk

64 bokashi lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan unsur hara pada pupuk kimia atau pun kompos itu sendiri. Begitu pula dengan bahan untuk pembuatan bokashi, dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian. Adapun bahan organik yang bisa digunakan dalam pembuatan bokashi adalah jerami, sekam, daun daunan, rumput rumputan, limbah organik pengolah pabrik jagung dan masih banyak lagi yang lainnya. Perlakuan yang umum dilakukan berupa penciptaan lingkungan makro yang dikondisikan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Perlakuan fermentasi dapat dipercepat dengan cara penambahan mikroorganisme dekomposer atau aktifator. Dalam proses pengomposan di tingkat rumah tangga, sampah dapur umumnya menjadi material yang dikomposkan, bersama dengan starter dan bahan tambahan yang menjadi pembawa starter seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit gandum dan batang jagung. Mikroorganisme starter umumnya berupa bakteri asam laktat, ragi, atau bakteri fototrofik yang bekerja dalam komunitas bakteri, memfermentasikan sampah dapur dan mempercepat pembusukan materi organik. Umumnya pengomposan berlangsung selama 10 14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya, kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai pemercepat proses pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam. Pupuk Bokashi, menurut Wididana, et al. (1996) dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil

65 pertanian yang berwawasan lingkungan. Pupuk bokashi tidak meningkatkan unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003). Dari segi biaya, pupuk ini memiliki nilai jual yang baik dan lebih murah dibandingkan pupuk kimia. Karena materi yang digunakan berasal dari limbah, maka biaya bahan baku dapat ditekan, sehingga biaya produksi tidak besar. II.4. Penyuluh Sebagai Agen Perubahan II.4.1. Pengertian Penyuluh Sebagai Agen Perubahan Dalam proses perubahan, komunikator yang adalah penyuluh merupakan fasilitator yang membantu anggota masyarakat melaksanakan proses yang dimaksud. Dengan gagasan gagasan dan ide ide yang disebarluaskan, penyuluh adalah agen perubahan atau orang orang yang menyebarserapkan inovasi ke tengah tengah masyarakat. karena itu seorang penyuluh juga menjadi tempat bertanya, tempat anggota masyarakat menanyakan sesuatu untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan. Jadi seorang penyuluh adalah juru informasi atau juru penerang bagi khalayak di sekitarnya. II.4.2. Kompetensi Agen Perubahan Melihat cakupan dan titik berat misi yang diemban seorang penyuluh terutama sebagai salah satu agen perubahan, maka diperkirakan kompetensi komunikasi yang paling diperlukan antara lain adalah yang menyangkut: a) Komunikasi Antar Pribadi (interpersonal communication) b) Komunikasi dengan Kelompok (group communication) c) Komunikasi dengan Massa (mass communication)

66 II.4.3. Kualifikasi Dasar Agen Perubahan 1. Kualifikasi teknis, yakni kompetensi teknis dalam tugas spesifik dari proyek perubahan yang bersangkutan 2. Kemampuan administratif, yaitu persyaratan administartif yang paling dasar dan elementer, yakni kemauan untuk mengalokasikan waktu untuk persoalan-persoalan yang relatif kompleks atau rumit. Maksudnya para agen perubahan merupakan orang orang yang menyediakan waktu dan tenaga mereka untuk secara sepenuh hati mengurus masyarakat yang dibinanya. 3. Hubungan antar-pribadi, suatu sifat agen perubahan yang paling penting adalah empati yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada kedudukan orang lain, berbagai pandangan dan perasaan dengan mereka sehingga hal hal tersebut seakan akan dialami sendiri. II.4.4. Peranan Utama Agen Perubahan Agen- agen perubahan itu menurut Rogers dan Shoemaker berfungsi sebagai mata rantai komunikasi antar dua (atau lebih) sistem sosial, yaitu menghubungkan antara satu sistem sosial yang mempelopori perubahan tadi dengan sistem sosial masyarakat yang dibinanya dalam usaha perubahan tersebut. hal ini tercermin dalam peranan utama agen perubahan : 1. Sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan perubahan 2. Sebagai pemberi pemecahan persoalan

67 3. Sebagai pembantu proses perubahan, membantu dalam proses pemecahan masalah dan penyebaran inovasi, serta memberi petunjuk mengenai bagaimana : a. Mengenali dan merumuskan kebutuhan b. Mendiagnosa permasalahan dan menentukan tujuan c. Mendapatkan sumber sumber yang relevan d. Memilih atau menciptakan pemecahan masalah e. Menyesuaikan dan merencanakan pentahapan pemecahan masalah 4. Sebagai penghubung (linker) dengan sumber sumber yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. II.4.5. Tugas Tugas Agen Perubahan Ada tujuh tugas utama agen perubahan dalam melaksanakan difusi inovasi yaitu : 1. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan 2. Membina suatu hubungan dalam rangka perubahan (change relationship) 3. Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat 4. Menciptakan keinginan perubahan di kalangan klien 5. Menerjemahkan keinginan perubahan tersebut menjadi tindakan yang nyata 6. Menjaga kestabilan perubahan dan mencegah terjadinya drop-out 7. Mencapai suatu terminal hubungan