BAB I PENDAHULUAN. Internasional memiliki komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Internasional memiliki komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya kesejahteraan hidup tidak dapat diperoleh tanpa adanya pembangunan manusia itu sendiri. Pada bulan September tahun 2000, masyarakat Internasional memiliki komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan manusia yang dikenal dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs) yang memiliki tujuan: 1. Penghapusan kemiskinan dan kelaparan (eradicating extreme poverty and hunger). 2. Mencapai pendidikan dasar yang universal (achieving iniversal basic education). 3. Mempromosikan kesehatan gender dan pemberdayaan perempuan (promoting gender equality and empowering women) 4. Mengurangi jumlah kematian anak (reducing child mortality). 5. Meningkatkan kesehatan ibu (improving maternal mortality ). 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain (Combating HIV/AIDS, malaria and other deseases). 7. Menjamin kelestarian lingkungan hidup (ensuring environmental sustainability). 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (developing a global partnership for development ). 1

2 Adapun salah satu upaya yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan pertama MDGs yakni penghapusan kemiskinan dan kelaparan adalah mengurangi jumlah penduduk. Jumlah penduduk merupakan masalah yang serius tidak hanya bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia tetapi juga bagi negara-negara maju. Masalah kependudukan dewasa ini sudah menjadi masalah yang besar bagi dunia secara keseluruhan karena menyangkut banyak segi terutama pada aspek jumlah dan kualitas. Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi pembangunan yang besar tetapi juga harus disadari bahwa hanya dengan jumlah yang besar saja, bukanlah jaminan bagi berhasilnya pembangunan. Firman (2001:32) menyebutkan beberapa masalah kependudukan di Indonesia antara lain: 1) Pertambahan penduduk yang cepat, 2) Penyebaran penduduk yang tidak merata dan 3) Kualitas penduduk yang masih rendah. Pertambahan jumlah penduduk tanpa control dapat menimbulkan problema sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Problema tersebut antara lain adalah semakin besarnya kebutuhan akan fasilitas pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal ini tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah Indonesia dalam pembangunan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat guna mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera. Tingkat pertambahan penduduk yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan aspek-aspek kehidupan lainnya merupakan penghalang dalam usaha mencapai kesejahteraan hidup dan juga akan menimbulkan dampak negatif terhadap pembangunan.

3 Dalam mengatasi masalah ini pemerintah Indonesia telah berupaya dalam memasyarakatkan program keluarga berencana kepada seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan diantaranya melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal. Melalui pendidikan nonformal dilakukan berbagai bentuk kegiatan antara lain langsung kepada masyarakat, melalui media massa, penataran-penataran dan lain-lain. Sedangkan pelaksanaan program harus dilalui secara konseptual, sehingga lebih mampu menganjurkan atau memotivasi masyarakat untuk melaksanakan Keluarga Berencana secara mandiri. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dalam paragraf 2 mengenai Keluarga Berencana dinyatakan bahwa : Untuk mewujudkan pembangunan keluarga sejahtera, pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijaksanaan upaya penyelenggaraan Keluarga Berencana. Kebijaksaan tersebut dilakukan dengan upaya peningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat, pembinaan keluarga dan pengaturan kelahiran dengan memperhatikan nilai-nilai agama, keselarasan, dan keseimbangan, antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan, kondisi perkembangan sosial ekonomi dan sosial budaya, serta tata nilai yang hidup dalam masyarakat. Dalam pasal tersebut jelas terlihat bahwa pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijaksaan dalam upaya penyelenggaraan Keluarga Berencana dan upaya yang dimaksud dengan penyelenggaraan Keluarga Berencana adalah upaya untuk membentuk keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

4 Walaupun Pemerintah Indonesia telah berusaha untuk mensukseskan program Keluarga Berencana, namun masih banyak dijumpai Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak memperdulikan pelaksaan program Keluarga Berencana yang sesuai dengan harapan Pemerintah Indonesia. Salah satu cara yang dianggap efektif untuk mensukseskan program KB adalah dengan melakukan komunikasi penyuluhan. Proses penyuluhan dapat berhasil jika pesan disampaikan dengan proses komunikasi yang jelas sehingga bagi kedua pihak yaitu komunikator dan komunikan memiliki pemahaman yang sama. Cara-cara yang ditempuh dalam melakukan komunikasi penyuluhan umumnya memerlukan persiapan yang matang dalam menggunakan berbagai metode dan teknik berkomunikasi. Adapun komunikasi penyuluhan dan pelayanan KB pada setiap desa di Kabupaten Humbang Hasundutan diterapkan secara rutin sekali dalam setahun oleh Petugas Kantor KB Kab Humbahas untuk setiap desa. Namun, pada saat penyuluhan yang berperan sebagai komunikator adalah Petugas Lapangan KB kecamatan yang berjumlah dua orang untuk setiap desa. Selain pada saat penyuluhan, PLKB juga memberikan pengetahuan tentang KB pada saat kegiatan Posyandu dilakukan. Berdasarkan informasi terakhir dari Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan Tahun 2010 yang diperoleh dari PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) / Pengelola KB di Kecamatan Lintong Nihuta menunjukkan bahwa jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada didesa Nagasaribu 1 terdapat 162 pasangan dengan perincian kelompok umur tahun sebanyak 120 pasangan dan kelompok umur tahun sebanyak 42

5 pasangan dan tidak ada pasangan usia subur dibawah umur 20 tahun. Namun, pada jumlah pasangan usia subur tersebut terdapat sebanyak 57 pasangan yang menjadi peserta KB sehingga terdapat sebanyak 105 pasangan yang bukan peserta KB. Dan pasangan ini akan menjadi sasaran komunikasi penyuluhan program KB pada bulan Maret Sebagai tambahan informasi, pada tanggal 7 September 2010 telah dilaksanakan komunikasi penyuluhan program KB di Desa Nagasaribu 1 dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 32 orang dan sebanyak 21 orang diantaranya telah menjadi akseptor KB. Sebelas orang yang tidak menjadi akseptor memberikan alasan bahwa mereka tidak menjadi akseptor KB karena dalam keadaan hamil, ada juga yang ingin segera memiliki anak, dan latar belakang kurangnya pendidikan. Sebelas orang ini juga termasuk kedalam 105 pasangan yang menjadi sasaran peserta komunikasi penyuluhan tahun ini. Alasan peneliti memilih Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai lokasi penelitian karena kabupaten tersebut merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Tapanuli Utara, sehingga setiap desa masih memerlukan pembenahan terutama pada bidang kesehatan keluarga. Hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmana komunikasi penyuluhan program keluarga berencana oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana Kec. Lintong Nihuta berpengaruh terhadap tingkat adopsi Keluarga Berencana di Desa Nagasaribu 1.

6 1.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana hubungan antara komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) terhadap tingkat adopsi KB masyarakat di Desa Nagasaribu 1 Kec. Lintong Nihuta Kab. Humbang Hasundutan 1.3. PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas yang dapat mengaburkan penelitian, maka ditetapkan batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian terbatas pada kegiatan yang dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kec. Lintong Nihuta. 2. Kegiatan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penyuluhan tentang program keluarga berencana di Desa Nagasaribu 1 Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. 3. Obyek Penelitian adalah Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Nagasaribu 1 yang tidak terdaftar sebagai akseptor KB termasuk PUS yang ikut dalam acara penyuluhan tentang Program Keluarga Berencana pada tanggal 7 September Penelitian dilaksanakan mulai bulan Febuari 2011sampai selesai.

7 1.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi penyuluhan Program Keluarga Berencana yang dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Lintong Nihuta. b. Untuk mengetahui tingkat adopsi KB masyarakat di Desa Nagasaribu 1 Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. c. Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan penyuluhan tentang program keluarga berencana terhadap tingkat adopsi KB pada masyarakat Desa Nagasaribu 1 Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Manfaat Penelitian a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU khususnya mengenai komunikasi penyuluhan. b. Secara praktis, hasil Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan pikiran dan kontribusi kepada Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) atau pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan Komunikasi Penyuluhan.

8 c. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan peneliti mengenai ilmu komunikasi khususnya komunikasi penyuluhan KERANGKA TEORI Teori menurut Kerlinger merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi dimana variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berpikir untuk mendukung pemecahan suatu masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disususn kerangka teori yang akan memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas (Nawawi), 1995:40). Dengan adanya kerangka teori, peneliti akan memiliki landasan dalam menemukan tujuan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah : Komunikasi dan Komunikasi Penyuluhan, Penyuluh sebagai Agen Perubahan, Teori Difusi Inovasi, Program Keluarga Berencana Komunikasi dan Komunikasi Penyuluhan a. Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:41).

9 Everett M. Rogers mendefenisikan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara, 2006:19). Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1992:32-33) dalam karyanya How Communication Works mengatakan the condition of success in communication diringkas sebagai berikut: a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud. b) Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama dapat dimengerti. c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan, dan menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. d) Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. b. Komunikasi Penyuluhan Pada hakikatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata adalah suatu proses komunikator yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik. Seperti mana suatu komunikasi baru berhasil bila kedua belah pihak sama-sama siap untuk itu, demikian pula dengan penyuluhan, suatu perencanaan yang matang dan bukan dilakukan secara asal-asalan saja. Persiapan dan perencanaan inilah yang hendak dipenuhi dengan menyusun lebih dahulu suatu desain komunikasi penyuluhan. Penyuluhan merupakan proses komunikasi sebab, pengertian komunikasi itu sendiri adalah sebuah proses dimana seseorang individu (komunikator) menyampaikan lambang-lambang tertentu, biasanya berbentuk verbal untuk mempengaruhi tingkah laku komunikan. Dengan demikian, dalam proses

10 penyuluhan, banyak faktor yang mesti diperhatiakn oleh penyuluh. Seorang penyuluh harus terampil mengolah media pendukung. Media komunikasi yang mutlak digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah: media massa, baik cetak maupun elektronik, pendekatan dalam bentuk komunikasi kelompok, dan komunikasi antar pribadi (Nasution, 1990:10). Melihat bentuk dan tujuannya, maka penyuluhan merupakan wujud konkrit dari apa yang sekarang dikenal dengan sebutan komunikasi serbaguna. Suatu bidang yang berkembang pesat sejak penghujung dekade 60-an. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas penukaran pesan secara timbal balik antar semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap hasil pencapaian penyuluhan. Sedangakan dalam arti sempit, komunikasi penyuluhan yang berasal dari pihak yang memprakarsai dan ditujukan dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan tersebut (Nasution, 1990:10). Dalam melekukan penyuluhan, faktor penyampaian hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting. Karena itu, penyuluhan menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desain, yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-hal pokok berikut ini: 1) Masalah yang dihadapi 2) Siapa yang akan disuluh 3) Apa tujuan (objectivities) yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan. 4) Pengembangan pesan 5) Metode atau saluran yang digunakan 6) Sistem evaluasi telah terpasang atau built-in di dalam rencana keseluruhan kegiatan dimaksud (Nasution, 1990:10).

11 Komunikasi penyuluhan lebih tepat dimasukkan ke dalam kelompok definisi secara paradimatis, karena proses komunikasi dalam penyuluhan selalu dikaitkan dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, pengetahuan dan keterampilan sasaran komunikasi, baik secara langsung atau tidak langsung sehingga sasaran komunikasi akan berubah menuju kearah lebih baik dengan cara mengikuti saran, gagasan, atau inovasi yang diajarkan (Setiana, 2005:18) 56): Berikut adalah faktor pendukung efektivitas penyuluhan (Setiana, 2005:48- a. Metode Penyuluhan, berdasarkan pendekatan sasaran metode ini dibagi atas tiga yakni: 1) Pendekatan Perorangan Dalam metode ini, penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara perorangan seperti kunjungan ke rumah, lokasi, atau lahan usaha tani, hubungan telepon dan lain sebagainya. Namun pendekatan ini dinilai kurang efektif karena memakan banyak waktu. 2) Pendekatan Kelompok Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, disamping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Metode pendekatan kelompok lebih menguntungkan karena adanya umpan balik dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya. 3) Pendekatan Massal Metode yang menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak dan dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan yang disampaikan mengalami distorsi. b. Media Penyuluhan Media penyuluhan merupakan alat bantu penyuluhan yang berfungsi sebagai perantara yang dapat dipercaya menghubungkan antara penyuluh dengan sasaran sehingga pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Dalam penyuluhan dikenal beragam media atau alat bantu penyuluhan, seperti benda (sample, model tiruan), barang cetakan (brosur, poster, photo, leaflet, sheet), gambar diproyeksikan

12 (slide, film, film-strip, video, movie-film) dan lambing grafika (grafik batang dan garis, diagram, skema, peta). c. Materi Penyuluhan Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan berupa informasi-informasi atau pesan. Pesan merupakan seperangakat symbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud. Selanjutnya Lasswell (Mulyana, 2005:63) mengatakan pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna (gagasan, ide, dan nilai), symbol yang digunakan (bahasa atau katakata) dan bentuk pesan (verbal dan nonverbal). Materi dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan. d. Waktu dan Tempat Penyuluhan Dalam penyuluhan, waktu dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan kondisi masyarakat sasaran penting dan saling berkaitan dalam mencapai tujuan penyuluhan. Kapan dan dimana dilaksanakn penyuluhan harus terkesan tidak menggangu dan merugikan sasaran Penyuluh sebagai Agen Perubahan Usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Orang-orang itu, dalam pustakaan ilmu-ilmu sosial dikenal dengan sebutan Agent Of Change (Agen Perubahan). Pada penelitian ini yang menjadi agen perubahan adalah Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kec. Lintong Nihuta. Menurut Havelock, agen perubahan adalah orang yang membantu pelaksanaan perubahan sosial. Selanjutnya menurut Rogers dan Shoemaker agen perubahan merupakan tugas profesional yang memengaruhi suatu putusaan pada inovasi menurut arah yang diinginkannya. Para agen perubahan ini dipandang sebagai mata rantai komunikasi antara dua atau lebih sistem sosial (Dilla, 2007:144).

13 Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikator selain mengenal dirinya sendiri, ia juga harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractive), dan kekuatan (power) (Cangara, 2000: ). a) Kepercayaan (Credibility) Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihankelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak (penerima). James McCroskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian (personality), dan dinamika (dynamism). Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya. Sikap menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan itu punya maksud yang baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah pembicaraan memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat, sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal yang disaampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan. b) Daya Tarik (Attractive) Daya tarik adalah saalah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik (attractiveness) banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan

14 (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking), dan fisiknya (physic). c) Kekuatan (Power) Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin memengaruhi orang lain. I.5.3. Teori Difusi Inovasi Difusi adalah sebuah proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu kepada seluruh anggota sistem sosial. Difusi inovasi merupakan bagian khusus yang dari proses komunikasi yang ada disebabkan informasi yang dipertukarkan adalah inovasi. Teori difusi inovasi adalah sebuah model yang menggambarkan aktivitas pertukaran informasi baru yang berlangsung dengan tujuan terjadinya proses adopsi inovasi dalam diri khalayak (Purba, 2006: 57). Teori difusi inovasi dikembangkan oleh Everett M. Rogers. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu komunikasi jenis khusus yang yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai pengertian bersama. Di dalam pesan itu terdapat ketermasaan (newness) yang memberikan ciri khusus kepada difusi yang menyangkut ketidakpastian (uncertainty). Derajat ketidakpastian seseorang akan dapat dikurangi dengan jalan memperoleh informasi (Dilla, 2007: 53).

15 Proses penyebarserapan inovasi terdiri dari 4 unsur utama, yaitu: (1) suatu inovasi, (2) yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu, (3) dalam jangka waktu tertentu, (4) diantara para anggota suatu sistem sosial. Dalam pandangan masyarakat yang menjadi klien dalam penyebarserapan suatu inovasi, ada lima atribut yang menandai setiap inovasi, yaitu: 1. Keuntungan-keuntungan relatif. Apakah cara-cara atau gagasan baru ini memberikan keuntungan relative bagi mereka yang kelak menerimanya? 2. Keserasian. Apakah inovasi yang hendak didifusikan itu serasi dengan nila-nilai, sistem kepercayaan, gagasan yang lebih dahulu diperkenalkan? Begitu pula, apakah inovasi yang dimaksud itu serasi dengan kebutuhan, selera, adat-istiadat, dan karakteristik penting lainnya dari masyarakat yang bersangkutan? 3. Kerumitan. Apakah inovasi tersebut rumit? Pada umumnya masyarakat tidak atau kurang berminat pada hal-hal yang rumit; karena selain sukar dipahami, juga cenderung dirasa sebagai beban. 4. Dapat dicobakan. Suatu inovasi akan lebih cepat diterima bila dapat dicobakan lebih dahulu dalam ukuran (skala) kecil sebelum orang terlanjur menerima secara keseluruhan. 5. Dapat dilihat. Bila suatu inovasi dapat dilihat langsung buktinya, maka orang akan lebih mudah untuk menerimanya, ketimbang yang berupa gagasan-gagasan atau ide yang abstrak. (Nasution 1990: 15-17) Everett M. Rogers dan Floyd Shoemaker memperkenalkan sebuah formula baru dalam proses adopsi inovasi. Teori adopsi tersebut diformulasikan menjadi 4 tahap, yakni:

16 1. Pengetahuan: mengetahui adanya inovasi dan memiliki pengertian bagaimana inovasi tersebut berfungsi. 2. Persuasi: menentukan sikap suka atau tidak suka terhadap inovasi tersebut. 3. Keputusan: terlibat dalam kegiatan yang membawa seseorang pada situasi memilih apakah menerima atau menolak. 4. Konfirmasi: mencari penguat bagi keputusan yang telah diambil sebelumnya. Jika informasi yang diperoleh bertentangan maka seseorang dapat merubah keputusan tersebut (Purba, 2006: 57-58) Program Keluarga Berencana Program Keluarga Berencana merupakan bagian program pembangunan nasional di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera dengan tata pengaturan kelahiran dan juga pengendalian laju pertumbuhan penduduk sehingga tidak melampaui kemampuan produksi hasil pembangunan. Program Keluarga Berencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja namun juga merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia untuk mensukseskan Program Keluarga Berencana demi tercapai tujuan dari Keluarga Berencana itu sendiri. Untuk itu perlu kita ketahui bahwa Keluarga Berencana tidak hanya untuk membatasi jumlah anak melainkan membantu kesejahteraan anak karena dengan keluarga kecil akan terbuka kesempatan yang lebih besar bagi orang tua untuk mensejahterakan anaknya baik dalam hal makanan, pakaian, dan jaminan

17 pendidikan yang diperoleh anak. Jadi jelas bahwa Keluarga Berencana mengandung suatu gagasan yang lebih luas sehingga membina keluarga yang sejahtera khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan anak. Menurut Undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, pengertian anak adalah: Seorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Batasan usia ini ditinjau dari segi psikologis dan sosialis. Selanjutnya oleh Fanggidae (2000:98), bahwa Kesejahteraan anak adalah sebagai tata hidup dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial. 1.6 Kerangka Konsep Teori-teori yang dijadikan sebagai landasan pemikiran harus dapat mengasilkan beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33). Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono, 2008:21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Komunikasi Penyuluhan Program Keluarga Berencana.

18 2. Variabel Terikat (Y) Variabel Terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2008:21). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat adopsi masyarakat. 3. Karakterisitik Responden Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. 1.7 Model Teoritis Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait satu dengan lainnnya. Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Gambar 1 Model Teoritis Variabel X Komunikasi Penyuluhan Variabel Y Tingkat Adopsi Masyarakat 1.8 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat operasional variabelnya untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian. Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

19 Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Teoritis 1. Variabel Bebas (X) Komunikasi Penyuluhan 2. Variabel Terikat (Y) Tingkat Adopsi Masyarakat Variabel Operasional a. Penyuluh : 1. Kredibilitas Kompetensi Sikap Tujuan Kepribadian Dinamika. 2. Daya Tarik Kesamaan Dikenal Disukai Fisiknya 3. Kekuatan 4. Katalisator 5. Pemberi pemecahan persoalan 6. Pembantu proses perubahan 7. Penghubung b. Metode Penyuluhan 1. Pendekatan Perorangan : - Dialog langsung, - Kemampuan empati, -Menciptakan suasana homophily. 2. Pendekatan Kelompok : - Diskusi kelompok c. Media Penyuluhan 1. Gambar atau slide 2. Alat dan obat kontrasepsi 3. Brosur 4. Buku-buku tentang Program KB Nasional d. Materi Penyuluhan 1. Pesan (verbal dan nonverbal) 2. Makna (gagasan atau ide) 3. Simbol yang digunakan (bahasa atau kata-kata) e. Waktu dan Tempat Penyuluhan 1. Waktu 2. Tempat a. Pengetahuan b. Persuasi 1. Keuntungan-keuntungan relative 2. Keserasian

20 Karakteristik Responden 3. Kerumitan 4. Dapat dicoba 5. Dapat dilihat c. Keputusan d. Konfirmasi a. Usia b. Pendidikan Terakhir c. Pekerjaan d. Suku 1.9 Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabelvariabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46). Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Komunikasi Penyuluhan), meliputi: a) Penyuluh, Penyuluh adalah agen perubahan atau orang-orang yang menyebarserapkan inovasi ke tengah-tengah masyarakat. Seorang penyuluh memiliki kriteria yang terdiri dari: 1. Kredibilitas Kredibilitas ialah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Lintong Nihuta sebagai komunikator sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak. Kredibilitas seorang komunikator berasal dari yaitu :

21 Kompetensi adalah Suatu penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kec. Lintong Nihuta ialah karakteristik yang mendasar yang dapat menggambarkan kemampuan mereka untuk melaksanakan suatu peran seperti latar belakang pendidikan, pengalaman dan keahlian. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan dari seorang komunikator. Dimana dalam hal ini PLKB Kec. Lintong Nihuta menunjukkan pribadi mereka kepada masyarakat, apakah seorang PLKB bersikap tegar atau toleran dalam prinsip. Tujuan adalah menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan itu punya maksud yang baik atau tidak. Dalam hal ini PLKB Kec. Lintong Nihuta memiliki sesuatu tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penyuluhan KB yaitu agar sasaran ikut serta menjadi akseptor KB. Kepribadian adalah menunjukkan apakah pembicara memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dimana PLKB sebagai komunikator dalam penyuluhan Program KB tampil dan menimbulkan kesan bagi masyarakat. Dinamika adalah kekuatan yang dimiliki oleh seorang komunikator dalam menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan. PLKB Kec.

22 Lintong Nihuta memiliki kekuatan untuk menyampaikan penyuluhan sehingga menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. 2. Daya Tarik Daya Tarik adalah sesuatu hal yang memberi nilai lebih dan ketertarikan kepada komunikator yaitu Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Lintong Nihuta. Daya tarik dapat berupa kesamaan, keakraban/ dikenal baik, disukai, dan fisiknya. Kesamaan adalah ketertarikan pada komunikator karena adanya kesamaan/keserupaan demografis seperti bahasa, agama, suku, daerah asal dan sebagainya. PLKB Kec. Lintong Nihuta sebagai penyuluh memiliki penyatuan perasaan yang serupa dan sependapat dengan masyarakat atas informasi yang diberikan. Keakraban/ dikenal baik adalah hubungan yang terjalin secara emosional dan fisik antara komunikator dengan komunikan. Dimana PLKB Kec. Lintong Nihuta sebagai penyuluh sudah lama dikenal masyarakat yang diberikan penyuluhan. Disukai adalah suatu perasaan ketertarikan terhadap informasi, fisik dan gaya yang ditimbulkan oleh komunikan. PLKB Kec. Lintong Nihuta sebagai seorang penyuluh disenangi dan disukai oleh masyarakat. Fisik adalah tampilan secara visual yang ditampikan oleh seorang komunikan sebagai penyuluh. Seorang PLKB akan

23 dapat diterima dengan baik apabila memiliki tampilan fisik yang baik dan menarik dihadapan khalayak masyarakat. 3. Kekuatan Kekuatan adalah kepercayaan diri yang harus dimiliki oleh seorang komunikator dalam mempengaruhi orang lain. Dimana Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kec. Lintong Nihuta memiliki kepercayaan diri dengan kemampuannya dalam mempengaruhi masyarakat Desa Nagasaribu 1 Kec. Lintong Nihuta. b) Metode Penyuluhan, adalah cara yang digunakan oleh seorang penyuluh dalam memberikan informasi yang terdiri dari: 1. Pendekatan Perorangan adalah pendekatan oleh seorang penyuluh melalui hubungan secara mendalam atau pribadi dengan jumlah yang terbatas (KAP). Metode ini dinilai sangat efektif karena dapat secara langsung memecahkan masalah atas bimbingan penyuluhan, tetapi dari segi jumlah sasaran yang dicapai metode ini kurang efektif. a) Dialog Langsung, adalah merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dilakukan oleh komunikator/penyuluh secara langsung dengan tatap muka kepada komunikan/peserta penyuluhan. Metode yang dilakukan oleh PLKB Kec. Lintong Nihuta dengan berdialog atau berkomunikasi secara tatap muka dengan peserta penyuluhan. b) Surat menyurat adalah salah satu metode yang digunakan Kantor Keluarga Berencana Kab. Humbang Hasundutan dengan mengirim

24 surat yang berhubungan dengan penyuluhan Program Keluarga Berencana kepada PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) Kecamatan Lintong Nihuta. c) Kemampuan Empati, adalah kemampuan komunikan untuk memahami pikiran, perasaan, pengalaman orang lain dengan menempatkan diri pada posisi, perasaan, tanpa kehilangan identitas diri, sikap, pribadi, dan kendali reaksi emosi terhadap pengalaman orang lain. PLKB Kec. Lintong Nihuta mampu untuk menempatkan dirinya pada posisi para peserta penyuluhan. d) Menciptakan Suasana Homophily, adalah kemampuan komunikan untuk membangun suasana yang akrab dan hangat. Dimana Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kec. Lintong Nihuta dapat membaur dengan peserta penyuluhan. 2. Pendekatan Kelompok adalah suatu pendekatan dengan daya jangkau yang lebih besar sehingga dapat memperkuat dalam pembentukan sikap secara kelompok. Banyak manfaat yang dapat diambil pada pedekatan kelompok, karena terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. a) Diskusi Kelompok adalah merupakan suatu proses penyuluhan dimana komunikan/peserta penyuluhan akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan persoalan bersama. Diskusi yang terdiri atas masyarakat Desa Nagasaribu 1 dan diketuai oleh Petugas Lapangan

25 Keluarga Berencana Kec. Lintong Nihuta. Dalam hal ini diskusi kelompok yang dilakukan PLKB dalam penyuluhan terjadi melalui pertukaran informasi atau pendapat dengan masyarakat/peserta penyuluhan. c) Media Penyuluhan adalah alat bantu penyuluhan yang berfungsi sebagai perantara yang dapat dipercaya menghubungkan antara penyuluh dengan sasaran sehingga pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Media penyuluhan terdiri dari: 1. Gambar atau slide, yaitu media penyuluhan yang mengandung tampilan pesan-pesan gambar dan tulisan pada penyuluhan. 2. Alat dan obat kontrasepsi, yaitu contoh dari jenis-jenis kontrasepsi yang asli. 3. Brosur, yaitu selembaran yang informasi yang berisikan informasi tentang berbagai jenis alat, obat dan metode kontrasepsi. 4. Buku-buku tentang Program KB Nasional yaitu sekumpulan informasi yang komplit dari berbagai jenis-jenis kontrasepsi. d) Materi Penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan berupa informasi informasi atau pesan. Materi penyuluhan terdiri dari: 1. Pesan verbal yaitu bentuk informasi atau penjelasan yang disampaikan kepada peserta penyuluhan melalui bahasa dan tulisan. Pesan verbal yang disampaikan oleh PLKB Kec. Lintong Nihuta kepada peserta penyuluhan melalui bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi dan tulisan.

26 2. Pesan non verbal yaitu informasi atau penjelasan yang disampaikan kepada peserta penyuluhan melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh oleh PLKB Kec. Lintong Nihuta. 3. Makna (gagasan atau ide), yaitu gagasan atau ide dalam penyuluhan yang disampaikan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kec. Lintong Nihuta kepada peserta penyuluhan. 4. Simbol yang digunakan (bahasa atau kata-kata), yaitu gaya bahasa, cara berbicara, pilihan kata yang disampaikan oleh petugas penyuluhan kepada peserta penyuluhan. e) Waktu dan Tempat Penyuluhan, terdiri dari: 1. Waktu, adalah saat yang tepat yang dipilih dan ditentukan oleh petugas penyuluhan untuk melakukan penyuluhan yakni pada bulan Maret Tempat, yaitu lokasi atau ruangan yang dipilih dan dipersiapkan untuk melakukan penyuluhan. Tempat penyuluhan ini berlangsung di Pusat Kesehatan Desa Nagasaribu 1 Kec. Lintong Nihuta. 2. Variabel Terikat (Tingkat Adopsi), meliputi: 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memiliki pengertian bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan masyarakat Desa Nagasaribu 1 terhadap KB dan fungsinya sebagai sebuah inovasi.

27 2. Persuasi Persuasi adalah dimana seseorang dapat menentukan sikap suka atau tidak suka terhadap inovasi tersebut dan bila dikaitkan dalam penelitian ini adalah bagaimana respon atau ketertarikan masyarakat Desa Nagasaribu 1 terhadap Program KB. Persuasi dalam hal ini dipengaruhi oleh: Keuntungan-keuntungan relative adalah Keuntungan yang memberikan kemudahan setelah kita menerima penyuluhan dari komunikan. Dalam hal ini bagaimana Program KB memberikan keuntungan bagi masyarakat yang kelak menerimanya. Keserasian adalah suatu kecocokan terhadap hal yang didifusikan dengan sejalannya nilai-nilai, sistem kepercayaan, gagasan yang lebih dahulu diperkenalkan dan sesuai dengan nilai yang sudah melekat pada khalayak/peserta penyuluhan. Dalam hal ini bagaimana kesesuaian Program KB yang hendak diterapkan kepada peserta penyuluhan dengan nilai-nilai dan sistem kepercayaan masyarakat di Desa Nagasaribu 1. Begitu pula, apakah program KB serasi dengan kebutuhan, selera, adat-istiadat, dan karakteristik penting lainnya dari masyarakat Desa Nagasaribu 1 Kec. Lintong Nihuta. Kerumitan adalah ketidak pahaman seseorang mengenai suatu hal yang dapat menimbulkan pertanyaan baru didalam dirinya. Karena pada umumnya masyarakat tidak atau kurang berminat pada hal-

28 hal yang rumit; karena selain sukar dipahami, juga cenderung dirasa sebagai beban. Dapat dicoba adalah dimana Program KB dapat dicobakan lebih dahulu dalam ukuran (skala) kecil sebelum masyarakat terlanjur menerima secara keseluruhan. Dapat dilihat adalah bagaimana Program KB dapat dilihat langsung buktinya, sebab masyarakat akan lebih mudah untuk menerimanya, ketimbang yang berupa gagasan-gagasan atau ide yang abstrak. 3. Keputusan adalah tidakan yang diambil oleh seseorang atas keterlibatan dalam kegiatan yang membawa seseorang pada situasi memilih apakah menerima atau menolak. Bila dikaitkan dalam penelitian ini yaitu bagaimana sikap berupa keputusan masyarakat Desa Nagasaribu 1 terhadap KB, apakah mereka menolak atau menerima. 4. Konfirmasi adalah mencari tambahan informasi dari narasumber lain sebagai penguat dalam mengambil keputusan yang telah diambil sebelumnya. Jika informasi yang diperoleh bertentangan maka seseorang dapat merubah keputusan tersebut. Dalam penelitian ini, konfirmasi yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan masyarakat Desa Nagasaribu 1 dalam mencari informasi tambahan mengenai KB yang dapat mempengaruhi keputusan yang telah diambil.

29 3. Karakteristik Responden meliputi: a) Usia adalah usia responden saat mengisi kuesioner b) Pendidikan Terakhir adalah pendidikan terakhir responden yang pernah ditempuh oleh responden. c) Pekerjaan adalah mata pencaharian responden pada saat penelitian d) Suku adalah identitas budaya responden Hipotesis Hipotesis adalah sarana penelitian yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia merupakan istrumen kerja dari teori. Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesis lebih spesifik sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris (Singarimbun, 1995:43). Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi 1991:44) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho: Tidak Terdapat Hubungan Antara Komunikasi Penyuluhan Program Keluarga Berencana dengan adopsi KB pada Masyarakat di Desa Nagasaribu 1 Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Ha: Terdapat Hubungan antara Komunikasi Penyuluhan Program Keluarga Berencana dengan tingkat adopsi pada Masyarakat Di Desa Nagasaribu 1 Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

BAB I PENDAHULUAN. Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang. mau, mampu dan berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang. mau, mampu dan berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan 13 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar mau, mampu dan berswadaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 1.1.Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar di Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar sangat diminati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

SKRIPSI KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI KB

SKRIPSI KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI KB SKRIPSI KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI KB ( Studi Korelasional Tentang Hubungan Komunikasi Penyuluhan Program Keluarga Berencana (KB) oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) terhadap

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI INOVASI

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI INOVASI KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI INOVASI (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat

Lebih terperinci

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP) KONSEP TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Komunikasi Pembangunan Dalam Arti Luas dan Terbatas Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

2015 PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis serta bertujuan untuk menghimbau masyarakat agar senantiasa mau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Peneliti ingin mengambil tema tentang budaya komunikasi di organisasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk dikaji

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

KUESIONER. No. Responden :

KUESIONER. No. Responden : KUESIONER No. Responden : 1 2 Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Adopsi Inovasi (Studi Korelasional Komunikasi Penyuluhan Tentang Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh :

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh : TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Communication Skill Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom Disusun oleh : Desi Sartika Evi Hana Yanti Fiqih Arzia Fitria Nursetianingsih Siti Ainiyah Simma Uli Siregar Kode kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kemiskinan yang dihadapi, terutama, oleh negara-negara yang sedang berkembang, memang sangatlah kompleks. Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan sebagai pengganggu ketika sedang serius menonton acara televisi. Namun iklan juga ibarat darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan

B A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan B A B I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini banyak perusahaan yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan yang bersangkutan adalah untuk memuaskan pelanggan. Cara pengungkapannya pun sangat beragam,

Lebih terperinci

BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MATERI KULIAH KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Materi Kuliah Komunikasi Pembangunan Hal 1 A. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Komunikasi tidak lepas dalam kehidupan sehari hari, komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia dalam berinteraksi. Komunikasi akan berhasil apabila

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa proses difusi, inovasi dan adopsi motor trail pada komunitas

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa proses difusi, inovasi dan adopsi motor trail pada komunitas BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari data-data penelitian yang diperoleh di lapangan yakni melalui kuesioner, wawancara dan hasil pengamatan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Paradigma Adopsi Inovasi Paradigma lama kebijakan pembangunan selama ini mengalami distorsi terhadap pluralitas bangsa dengan melakukan perencanaan program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Lebih terperinci

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Human Relations Modul ke: Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Inti Aktivitas Human Relations

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. 1. Pertambahan penduduk yang cepat. 2. Penyebaran penduduk yang tidak merata

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. 1. Pertambahan penduduk yang cepat. 2. Penyebaran penduduk yang tidak merata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini tengah menghadapi problematika kependudukan yang sangat serius. Indonesia merupakan negara urutan keempat dalam jumlah penduduk yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan bagi setiap manusia baik pada masa kini bahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan bagi setiap manusia baik pada masa kini bahkan pada BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan sangat berperan bagi setiap manusia baik pada masa kini bahkan pada masa yang akan datang, sebab sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri DIFUSI INOVASI M ETODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi 1. Sifat inovasi (keuntungan relatif, kompabilitas, kompleksitas, triabilitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia hidup memerlukan bantuan dari orang lain. Untuk itu ia melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. II.1.1. Pengertian Komunikasi Pembangunan. tentu kajiannya tidak lepas dari usaha penyebaran pesan pesan (ide, gagasan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. II.1.1. Pengertian Komunikasi Pembangunan. tentu kajiannya tidak lepas dari usaha penyebaran pesan pesan (ide, gagasan dan 37 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi Pembangunan II.1.1. Pengertian Komunikasi Pembangunan Mengaitkan pembahasan komunikasi dengan pembangunan sudah barang tentu kajiannya tidak lepas dari usaha

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu

II. KAJIAN PUSTAKA. merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu 6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan 1. Pendidikan Kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu bidang pengajaran pendidikan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI Bahan ajar Pertemuan 7 & 8 PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI A.BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi intrapribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kesehatan, gizi, dan mental atau psikologis, dimana faktor-faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri atau bidang kerja tersebut mengangkut hal-hal yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. industri atau bidang kerja tersebut mengangkut hal-hal yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembahasan faktor sumber daya manusia dalam ruang lingkup pekerjaan merupakan faktor yang sangat penting. Persaingan yang sangat ketat di berbagai bidang pekerjaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan. Segala kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok masyarakat mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia dalam jangka panjang akan selalu dibayangi oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena itu, usaha langsung untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan kemajemukannya dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa atau etnis, agama, bahasa, adat istiadat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, yang diberikan pada jenjang pendidikan tersebut, yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, yang diberikan pada jenjang pendidikan tersebut, yang saat ini BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan yang berlaku di negara kita, standar keberhasilan belajar siswa pada suatu jenjang pendidikan berdasarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain melalui suatu media. Proses komunikasi bertujuan agar pesan

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program

BAB I PENDAHULUAN. bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Hidup ini dikendalikan media massa. Kalimat itu tidak dapat dipungkiri bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar, B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi merupakan proses sosial yang sangat mendasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas penting serta mendasar dalam kehidupan manusia. Manusia mulai berkomunikasi sejak dia lahir hingga sepanjang hidupnya. Manusia normal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami banyak perkembangan dan ini merupakan hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERSPEKTIF TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Oleh : Dr. M. Iqbal Sultan (Ketua Konsentrasi Komunikasi Massa PPs Unhas) BENGKEL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN EFFEKTIF BURSA PENGETAHUAN KAWASAN TIMUR INDONESIA MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat, disini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat, disini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat, disini Marketing Public Relations sangat di butuhkan tidak hanya menjual suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gender adalah suatu konsep yang masih menimbulkan ambigu di

BAB I PENDAHULUAN. Gender adalah suatu konsep yang masih menimbulkan ambigu di BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Gender adalah suatu konsep yang masih menimbulkan ambigu di masyarakat hingga saat ini. Gender dan jenis kelamin sering kali diartikan sama, padahal gender

Lebih terperinci

Proses Komunikasi Di Perpustakaan

Proses Komunikasi Di Perpustakaan Proses Komunikasi Di Perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu proses prioritas pembangunan nasional sebagaimana dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) 2005-2009 yakni di bidang sumber daya

Lebih terperinci