METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III PENDEKATAN LAPANG

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODOLGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANG

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

Bab III - Objek dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBENTUKAN SAMPEL BARU YANG MASIH MEMENUHI SYARAT VALID DAN RELIABEL DENGAN TEKNIK RESAMPLING

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa Ciaruteun Ilir sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Desa Ciaruteun Ilir termasuk dalam kategori lahan dataran rendah yang memiliki prospek pengembangan pertanian sayuran yang menjanjikan. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2011. Sebelumnya telah dilakukan studi penjajagan lapang terlebih dahulu terhadap lokasi penelitian. Pemilihan lokasi dan waktu penelitian disesuaikan dengan kemampuan tenaga, biaya, dan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Populasi dan Sampel Unit analisis penelitian adalah individu petani sayuran. Populasi penelitian adalah petani yang bercocok tanam sayuran daun di Desa Ciaruteun Ilir. Sampel petani diambil dengan cara acak sederhana (simple random sampling). Sampel acak sederhana ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sampel acak sederhana merupakan sampel yang berkesempatan sama untuk terpilih (probability sampling), sehingga hasilnya dapat dievaluasi secara obyektif. Terpilihnya tetap satuan elementer ke dalam sampel itu harus benar-benar berdasarkan faktor kebetulan (chance), bebas dari subyektivitas peneliti atau orang lain (Singarimbun dan Effendi, 2008). Populasi petani sayuran di Desa Ciaruteun Ilir adalah 450 orang tersebar di beberapa dusun. Di Desa Ciaruteun Ilir terdapat empat dusun. Dusun yang terpilih adalah Dusun I yang memiliki jumlah petani sayuran 160 orang, Menurut Neuman dalam Purnaningsih (2006), penentuan jumlah sampel yang representatif untuk populasi kecil yang kurang dari 1000 orang, maka peneliti membutuhkan suatu perbandingan sampel sekitar 30 persen dari populasi, sehingga yang dijadikan sampel adalah 50 orang petani sayuran. Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif, hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang kuat dan akurat. Data kuantitatif dikumpulkan dengan metode survey, yaitu melalui pengisian kuesioner,

42 sebagai instrumen utama penelitian untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi tersebut. Data kualitatif sebagai pendukung penelitian untuk mengetahui gambaran umum serta lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan teori uses and effects yang merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional; mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabkan, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, di mana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua (Bungin, 2007). Definisi Operasional Peubah dan Pengukuran Definisi operasional dan pengukuran peubah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Petani sayuran adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara produk pertanian sayuran, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari produk pertanian sayuran tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. X1. Karakteristik individu petani adalah ciri individu yang bervariasi antara orang (petani), yang terdiri dari : X1.1 Umur adalah lamanya responden hidup sejak ia dilahirkan sampai pada saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun. Peubah ini diukur dengan skala rasio. X1.2 Tingkat pendidikan formal adalah lamanya petani duduk di bangku sekolah resmi yaitu tidak sekolah, tidak lulus SD, lulus SD, lulus SLTP, lulus SLTA, lulus Perguruan Tinggi. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. X1.3 Tingkat Pendapatan adalah penghasilan petani dalam bentuk uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya (rupiah). Peubah ini diukur dengan skala rasio.

43 X1.4 Lama berusahatani sayuran adalah lamanya waktu petani terlibat langsung dalam mengelola usahatani sayuran (tahun). Peubah ini diukur dengan skala rasio. X1.5 Status pemilikan lahan adalah kondisi pemilikan lahan yang digunakan oleh petani untuk melakukan usahatani sayuran (tempat menanam sayuran). Peubah ini diukur dengan skala nominal. X1.6 Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya orang (anak, istri/suami, saudara) yang menjadi tanggungan kepada keluarga, khususnya yang masih menjadi beban keluarga. Peubah ini diukur dengan skala rasio. X1.7 Tingkat kekosmopolitan adalah tingkat keterbukaan responden berkaitan hubungan dengan orang lain yaitu frekuensi responden berinteraksi dengan berkunjung keluar desa, konsultasi dengan penyuluh, konsultasi dengan tokoh masyarakat, tukar menukar informasi, mencari informasi melalui berbagai media komunikasi dalam enam bulan terakhir. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. X1.8 Persepsi petani terhadap pertanian sayuran adalah pendapat petani tentang pertanian sayuran yang dilihat dari aspek : teknis, ekonomis, status dan interaksi. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. X2 Persepsi petani terhadap pelayanan pertanian adalah pendapat petani terhadap pelayanan berbagai pihak yang berhubungan dengan pertanian: X2.1 Persepsi petani terhadap pelayanan penyuluh adalah pendapat petani terhadap keterpercayaan, penampilan, perhatian dan ketanggapan seorang penyuluh. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. X2.2 Persepsi petani terhadap kelompok tani adalah pendapat petani terhadap keterpercayaan, penampilan, perhatian dan ketanggapan kelompok tani. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. X2.3 Persepsi petani terhadap pedagang sarana produksi pertanian (saprotan) adalah pendapat petani terhadap keterpercayaan, penampilan, perhatian dan ketanggapan pedagang saprotan. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. X2.4 Persepsi petani terhadap tengkulak/pedagang pengumpul adalah pendapat petani terhadap keterpercayaan, penampilan, perhatian dan ketanggapan seorang tengkulak. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. Y1 Tingkat keterdedahan informasi adalah jenis sumber informasi yang dapat diakses, durasi mengakses sumber informasi, dan ragam informasi yang diperoleh :

44 Y1.1 Jenis sumber informasi informasi adalah beragam sumber informasi yang dapat diakses oleh petani sayuran untuk memperoleh berbagai informasi mengenai usahatani sayuran. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. Y1.2 Durasi mengakses sumber informasi adalah jumlah waktu yang digunakan petani sayuran dalam menggunakan berbagai sumber informasi mengenai usahatani sayuran (menit). Peubah ini diukur dengan skala ordinal. Y1.3 Ragam informasi usahatani sayuran yang diperoleh adalah banyaknya informasi mengenai usahatani sayuran yang diperoleh petani sayuran dari berbagai sumber informasi. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. Y2 Tingkat pemanfaatan informasi usahatani sayuran adalah perilaku petani dalam mempraktekkan beragam informasi yang berkaitan dengan usahatani sayuran yang diperoleh dari berbagai jenis sumber informasi, meliputi praktek pengolahan tanah yang baik, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, pengolahan pasca panen, pemasaran dan informasi lainnya yang relevan dengan usahatani sayuran. Peubah ini diukur dengan skala ordinal. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Menurut Rakhmat (2005), bila seorang peneliti sudah mulai mengukur gejala yang ditelitinya, maka reliabilitas dan validitas merupakan syarat ukur karena tanpa keduanya penelitian tidak lagi bersifat ilmiah. Nawawi dan Hadari (1995) juga berpendapat bahwa hasil penelitian tidak dipandang ilmiah, apabila tidak mempergunakan instrumen yang memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, dan dapat dipertanggungjawabkan. Ancok dalam Singarimbun dan Effendi (2008) menjelaskan bahwa suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang baik bila alat ukur itu mengukur sesuatu yang sebenarnya ingin diukur. Nawawi dan Hadari (1995) menyatakan bahwa validitas atau tingkat ketepatan adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Jenis atau tipe validitas yang digunakan sebegai kerepresentatifan atau keterwakilan sampel yang terdapat dalam isi suatu instrumen adalah validitas isi (content validity), dengan memasukkan semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep yang akan diukur (Kerlinger, 1990). Upaya yang dilakukan untuk memperoleh validitas instrumen yang baik dilakukan dengan (1) konsultasi dengan ahli atau pihak yang dianggap menguasai materi pertanyaan yang digunakan, (2) konsultasi dengan dosen pembimbing, (3)

45 melakukan uji coba daftar pertanyaan pada petani yang memiliki karakteristik yang mirip dengan petani sampel/responden. Guna meyakinkan bahwa pertanyaan/pernyataan yang digunakan memiliki validitas yang baik, maka dilakukan perhitungan nilai-r dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment sebagai berikut : Keterangan : r : koefisien korelasi product moment. X : Skor tiap pertanyaan / item. Y : Skor total. N : Jumlah responden. Forcese dan Richer dikutip oleh Rakhmat (2005) mengemukakan bahwa suatu alat dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama. Ancok dalam Singarimbun dan Effendi (2008) menambahkan bahwa reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik belah dua (Split half) dengan rumus perhitungan indeks reliabilitas sebagai berikut : Keterangan : r.tot : angka reliabilitas keseluruhan item r.tt : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua Semakin tinggi angka korelasi (r.tot) maka semakin kecil kesalahan pengukuran. Uji coba instrumen (kuesioner) dilakukan di Dusun II (Kampung Munjul, Kampung Tutul, dan Kampung Muara Jaya) Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang. Dusun ini terpilih karena memiliki karakteristik yang sama dengan kondisi daerah, jenis tanaman sayuran, kondisi demografi di Dusun I (Kampung Ciaruteun Ilir dan Kampung Wangun Jaya) Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang yang menjadi lokasi penelitian. Balian (Soehartono, 1999) menjelaskan bahwa besarnya validitas alat ukur (dalam hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasinya) untuk dapat dikatakan valid,

46 walaupun bukan sebagai ukuran yang mutlak maka + 0,70 - + 0,79 = cukup (fair), sedangkan pedoman untuk reliabilitas alat ukur + 0, 80 - + 0,84 = bagus (good). Dengan demikian instrumen yang digunakan dalam penelitian memiliki validitas yang cukup baik dan reliabilitas yang bagus. Uji validitas dilakukan dengan mengorelasikan skor masing masing butir pertanyaan dengan skor total pada setiap peubah. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap instrumen yang digunakan dengan SPSS versi 16.0, maka dapat disimpulkan secara keseluruhan item pertanyaan/pernyataan yang valid dapat dilihat dari nilai kritis pada Tabel product moment pearson. Dari hasil uji validitas yang diujikan pada 15 orang petani sayuran diperoleh nilai kritis dari Tabel product moment pearson sebesar 0,553. Dengan nilai kritis tersebut terdapat 17 pernyataan yang tidak valid dan dibuang yaitu: 1) Tanaman sayuran merupakan tanaman yang cepat rusak (kognisi petani), 2) Pupuk yang biasa digunakan merupakan pupuk kandang (kognisi petani), 3) Pemasaran hasil produk-produk pertanian sayuran itu mudah (afeksi petani), 4) Saat ini sarana produksi pertanian sayuran sudah semakin maju dan mudah didapat (afeksi petani), 5) Pemilihan bibit sayuran merupakan sesuatu yang penting (afeksi petani), 6) LSM di desa merupakan pihak yang dapat dipercaya kata-katanya, 7) Apa yang dikatakan atau dilakukan oleh LSM dapat dipertanggungjawabkan, 8) LSM di desa kami memiliki penampilan yang menarik untuk menjadi sumber informasi pertanian sayuran, 9) LSM di desa kami merupakan pihak yang perhatian terhadap kondisi petani sayuran, 10) LSM di desa kami merupakan pihak yang perhatian mengenai permasalahan pertanian sayuran, 11) LSM di desa kami merupakan pihak yang cepat tanggap terhadap masalah yang dihadapi petani sayuran, 12) Pihak swasta di desa merupakan pihak yang dapat dipercaya kata-katanya, 13) Apa yang dikatakan atau dilakukan oleh swasta dapat dipertanggungjawabkan, 14) Pihak swasta di desa kami memiliki penampilan yang menarik untuk menjadi sumber informasi pertanian sayuran, 15) Pihak swasta di desa kami merupakan pihak yang perhatian terhadap kondisi petani sayuran,

47 16) Pihak swasta di desa kami merupakan pihak yang perhatian mengenai permasalahan pertanian sayuran, 17) Pihak swasta di desa kami merupakan pihak yang cepat tanggap terhadap masalah yang dihadapi petani sayuran. Pertanyaan/pernyataan mengenai LSM dan swasta dihilangkan karena ketika validitas dilaksanakan, tidak terdapat LSM dan swasta. Terdapat juga tiga pernyataan yang nilai kritisnya tidak terlalu jauh di bawah 0,553 dimodifikasi tata bahasanya agar dapat lebih dipahami secara lebih detail oleh responden yaitu: 1) Ketika panen, petani tidak ada yang menjual hasilnya langsung ke pasar, tetapi menjualnya kepada tengkulak (kognisi petani), menjadi ketika panen, hasilnya langsung dijual kepada tengkulak 2) Hama yang paling ditakuti petani sayuran adalah ulat (kognisi petani) menjadi hama ulat sering ditemui pada tanaman sayuran, 3) Teknologi produksi untuk tanaman sayuran sudah maju dewasa ini (afeksi petani) menjadi saat ini, alat pertanian sayuran sudah semakin maju dan mudah didapatkan. Berdasarkan hasil uji analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16 terhadap seluruh instrumen yang diuji coba terhadap 15 orang petani sayuran yang bukan sampel tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden. Pengujian reliabilitas menggunakan split half, untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak dalat dilihat pada skala 0 1 interpretasi reliabilitas instrumen sebagai berikut: 1. Nilai reliabilitas 0,0 0,20 = Kurang reliabel 2. Nilai reliabilitas 0,21 0,40 = Agak reliabel 3. Nilai reliabilitas 0,41 0,60 = Cukup reliabel 4. Nilai reliabilitas 0,61 0,80 = Reliabel 5. Nilai reliabilitas 0,81 1,00 = Sangat Reliabel Dari hasil uji reliabilitas yang diujikan pada 15 orang petani sayuran dengan menggunakan rumus split - half di peroleh kisaran nilai reliabilitas antara 0,563 0,979. Sehingga dapat dikatakan reliabilitas instrumennya berkisar antara cukup reliabel sampai dengan sangat reliabel. Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan untuk menggali data dan informasi di lapangan adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

48 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner dan hasil wawancara. Kuesioner dan wawancara berisi sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan pemanfaatan informasi oleh petani sayuran. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi dari PPL dan kantor desa Ciaruteun Ilir. Hal ini guna memenuhi kebutuhan untuk informasi mengenai gambaran umum lokasi penelitian. Selain itu data sekunder juga diperoleh melalui data-data yang terkait dengan lokasi atau hasil di lapangan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan survai untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,. Menurut Nazir (1983), pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Secara umum, metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa cara, yaitu : (1) metode pengamatan langsung, (2) metode dengan menggunakan pertanyaan (wawancara terstruktur), dan (3) metode khusus. Metode pengamatan dilakukan dengan cara pengamatan berstruktur dan pengamatan tidak berstruktur. Pada pengamatan berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek dari aktivitas yang diamatinya, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian dengan pengungkapan yang sistematik untuk menguji hipotesisnya. Pengamatan tidak berstruktur dilakukan karena peneliti tidak mengetahui aspek-aspek dari kegiatan-kegiatan yang ingin diamatinya yang relevan dengan tujuan penelitiannya. Pada penelitian ini, data primer atau data sekunder diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik yaitu : 1. Pengamatan langsung, yaitu pengumpulan data dengan observasi langsung di lahan usahatani sayuran untuk melihat berbagai macam aktivitas rutin petani sayuran di Desa Ciaruteun Ilir. Teknik ini dilakukan sejak penjajagan hingga selama penelitian dilaksanakan. 2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tatap muka dan wawancara langsung dengan responden penelitian yaitu petani sayuran, menggunakan pedoman wawancara terstruktur dalam bentuk kuesioner yang telah disiapkan. Kuesioner mencakup pertanyaan mengenai karakteristik petani sayuran, persepsi petani terhadap pelayanan pertanian, tingkat keterdedahan sumber informasi, dan tingkat pemanfaatan informasi oleh petani sayuran di Desa Ciaruteun Ilir. Teknik ini dilakukan ketika awal penelitian dilaksanakan.

49 3. Indepth interview, yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci meliputi staf Desa Ciaruteun Ilir dan staf Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Cibungbulang yang memiliki tanggung jawab dalam pengembangan usahatani sayuran, responden terpilih meliputi ketua kelompok tani dan anggota kelompok tani yang cukup aktif mengikuti berbagai kegiatan mengenai usahatani sayuran untuk memperoleh informasi mengenai pemanfaatan usahatani sayuran oleh petani sayuran yang lebih mendalam dan mengklarifikasi informasi yang diperoleh sebelumnya. Teknik ini dilakukan setelah analisis pengolahan hasil wawancara (kuesioner). 4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang sudah ada (jurnal, tesis, dan disertasi), kajian pustaka mengenai pemanfaatan informasi, serta data yang sudah ada di instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya, buku, internet, media massa, dan sumber lainnya, meliputi : keadaan penduduk, mata pencaharian penduduk, dan sebagainya. Teknik ini dilakukan sejak penjajagan hingga selama penelitian dilaksanakan 5. Focus Group Discussion (FDG), yaitu pengumpulan data dengan mengadakan diskusi kelompok terarah dengan kelompok petani yang memiliki tingkat mengakses sumber informasi yang tinggi dan rendah, kelompok petani yang memiliki tingkat ragam informasi yang tinggi dan rendah, dan kelompok petani yang memiliki tingkat pemanfaatan informasi yang tinggi dan rendah. sebagai wahana untuk mengklarifikasi dan mengkonfirmasi hasil penelitian dari penelusuran data primer. Teknik ini dilakukan setelah analisis pengolahan hasil (wawancara) kuesioner. Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, dianalisis dengan pendekatan kuantitatif melalui uji statistik non parametrik. Teknik analisis data yang digunakan adalah : 1. Analisis Korelasi Rank Spearman (rs), untuk menganalisis hubungan antar peubah/ variabel dengan tingkat kepercayaan 95% atau α 0,05 dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16.0, dengan rumus: N Rs = 2 d i 1 - i = 1 N (N 2 1)

50 Keterangan : Rs = Koefisien korelasi rank spearman D i = Perbedaan antara kedua ranking N = Banyaknya sampel 2. Analisis Deskriptif, untuk menganalisis kondisi masing-masing peubah yang mempengaruhi pemanfaatan informasi pada petani sayuran, yakni : a) Menganalisis hubungan karakteristik individu (petani sayuran) dengan tingkat keterdedahan sumber informasi; b) Menganalisis hubungan persepsi petani terhadap pelayanan pertanian dengan tingkat keterdedahan sumber informasi; c) Menganalisis hubungan tingkat keterdedahan sumber informasi dengan tingkat pemanfaatan informasi.