III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data. Unsur-unsur metoda penelitian tersebut, diuraikan berikut ini Populasi, Sampel dan Responden Penelitian Populasi Penelitian Kelompok tani tanaman pangan di Kabupaten Indramayu, tercatat berjumlah kelompok, sedangkan jumlah kelompok tani ternak adalah 182 kelompok (Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian Kabupaten Indramayu, 2007). Kelompok tani tersebut tersebar di 31 kecamatan di seluruh Kabupaten Indramayu. Umur kelompok tani tanaman pangan di Kabupaten Indramayu berkisar antara 1 31 tahun atau dengan kata lain kelompok tani tanaman pangan tertua terbentuk pada tahun 1976 dan yang termuda terbentuk pada tahun Pada kelompok tani ternak, umur kelompok yang ada berkisar antara 1 29 tahun. Kelompok tani ternak tertua terbentuk pada tahun 1978 dan yang termuda terbentuk pada tahun Jumlah kelompok tani tanaman pangan dan ternak menurut kecamatan di Kabupaten Indramayu pada tahun 2007 tampak pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah kelompok tani menurut kecamatan di Kabupaten Indramayu tahun 2007 Jumlah No. Kecamatan Kel. Tani Tan. Pangan Kel. Tani Ternak 1. Sukagumiwang Cikedung Kertasemaya 47 5

2 35 Lanjutan Tabel 2. Jumlah No. Kecamatan Kel. Tani Tan. Pangan Kel. Tani Ternak 4. Krangkeng Juntinyuat Kedokan Bunder Arahan Gabus Wetan Balongan Sliyeg Terisi Gantar Anjatan Widasari Bangodua Indramayu Haurgeulis Cantigi Karangampel Jatibarang Bongas Lelea Kroya Losarang Sindang Pasekan Sukra Tukdana Lohbener Patrol Kandanghaur 45 0 Jumlah Sumber: KIPP Kabupaten Indramayu, 2007 Populasi penelitian ini adalah seluruh kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ternak yang berumur panjang, yaitu kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ternak yang memiliki umur lebih dari umur rataan ditambah simpangan deviasinya. Penentuan populasi penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data seluruh kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ternak yang ada di Kabupaten Indramayu. Aspek data yang dikumpulkan meliputi: lokasi kelompok (kecamatan), nama kelompok, dan tahun pembentukan kelompok tani.

3 36 2. Berdasarkan data umur kelompok tani, selanjutnya dicari nilai rataan umur kelompok tani dan simpangan deviasinya serta ditentukan populasi penelitian ini, yaitu kelompok tani yang berumur lebih dari nilai rataan umur kelompok tani ditambah simpangan deviasinya. Berdasarkan hasil pengolahan data studi pendahuluan dengan menggunakan Program Statistical Package for Social Science (SPSS), diketahui bahwa rataan umur kelompok tani tanaman pangan adalah 11,5 tahun dengan simpangan deviasi sebesar 8,6 tahun. Sedangkan untuk kelompok tani ternak rataan umur kelompok tersebut adalah 13,1 tahun dengan simpangan deviasi sebesar 12,2 tahun. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, maka populasi kelompok tani tanaman pangan adalah kelompok tani tanaman pangan yang berumur lebih dari 20 tahun dan untuk kelompok tani ternak adalah kelompok ternak yang berumur lebih dari 25 tahun. Berdasarkan data tersebut, maka jumlah kelompok tani yang berada di Kabupaten Indramayu dan jumlah kelompok yang menjadi populasi penelitian ini disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Jumlah kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ternak di Kabupaten Indramayu Umur Kelompok Tani No. Jenis Kelompok Tani (x<x-sd) (x<x-sd)<x<(x+sd) ( x > x+sd )*) 1. Kel.Tani Tan. Pangan Kel. Tani Ternak Keterangan : *) Populasi kelompok tani penelitian ini Sumber: KIPP Kabupaten Indramayu, 2007 (diolah kembali) Tabel 4. Populasi kelompok tani penelitian ini dan sebaran lokasinya Jumlah No. Kecamatan Kel. Tani Kel. Tani Tan. Pangan Ternak 1. Cikedung Juntinyuat Kedokan Bunder Gabus Wetan Sliyeg Terisi Indramayu Karangampel Lelea Jumlah Sumber: KIPP Kabupaten Indramayu, 2007 (diolah kembali)

4 Sampel Penelitian Sampel penelitian ini adalah sebagian dari kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ternak yang menjadi populasi. Jumlah sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan Metoda Slovin dengan rumus : N n = (1 + Ne 2 ), dimana : n = Jumlah sampel N = populasi e = tingkat kesalahan (error) yang dapat ditolerir Berdasarkan penggunaan Metoda Slovin tersebut, tingkat error yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 10%, sehingga banyaknya sampel yang diambil untuk masing-masing jenis kelompok tani adalah : 1. Kelompok tani tanaman pangan = 256/(1+2,6) = 71 kelompok 2. Kelompok tani ternak = 78/(1+0,8) = 43 kelompok Berdasarkan jumlah sampel tersebut diatas (total 114 kelompok tani), jumlah sampel yang diambil pada setiap kecamatan proporsional berdasarkan masing-masing jumlah populasi yang ada di setiap kecamatan sehingga total sampel memenuhi jumlah sampel yang ditentukan berdasarkan Metoda Slovin. Komposisi jumlah sampel dalam penelitian ini tampak pada Tabel 5. Tabel 5. Komposisi jumlah sampel penelitian ini Kel. Tani Tan. Pangan Kel. Tani Ternak No. Kecamatan Populasi Sampel Populasi Sampel 1. Cikedung Juntinyuat Kedokan Bunder Gabus Wetan Sliyeg Terisi Indramayu Karangampel Lelea Jumlah

5 38 Unit analisis penelitian ini adalah kelompok tani yang berumur panjang di setiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu. Pengambilan sampel pada setiap kecamatan dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dengan bantuan program aplikasi komputer (PhStat/SPSS) Responden Penelitian Responden penelitian ini meliputi: (1) pengurus kelompok tani, yaitu ketua dan sekretaris atau bendahara kelompok tani, serta (2) tiga orang anggota kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ternak sampel yang dipilih secara acak Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey dan korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel (peubah) bebas (X) dengan variabel (peubah) tak bebas (Y). Kelompok variabel penelitian ini meliputi: karakteristik, pengelolaan dan keragaan kelompok tani. Variabel bebas (X) dalam penelitian adalah karakteristik kelompok tani. Variabel tak bebas (Y) dalam penelitian ini adalah pengelolaan dan keragaan kelompok tani Data dan Instrumentasi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data primer yang dikumpulkan meliputi: 1. Pembentukan kelompok tani adalah proses awal atau latar belakang adanya kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika proses pembentukan

6 39 kelompok tani dilakukan karena kebutuhan, kesadaran dan keinginan serta dibentuk oleh anggota kelompok tani sendiri (swadaya). Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika proses pembentukan kelompok tani didasari atas anjuran pihak luar, misalnya petugas pertanian. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika proses pembentukan kelompok tani didasari oleh paksaan dari pihak luar (kelompok tani dibentuk oleh pihak lain). Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan sistem persentil. 2. Pengikat kelompok adalah elemen atau unsur-unsur yang dapat menjadi perekat bagi keutuhan kelompok tani untuk bertahan. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika jumlah unsur-unsur pengikat kelompok tani tersebut lebih dari 6 unsur. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika jumlah unsur-unsur pengikat kelompok tani tersebut antara 4-6 unsur. cukup banyak. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika jumlah unsur-unsur pengikat kelompok tani tersebut kurang dari 4 unsur. 3. Ukuran kelompok tani adalah banyaknya jumlah anggota dalam suatu kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala rasio dengan kategori besar (skor 3), sedang (skor 2) dan kecil (skor 1). Penilaian untuk kategori besar diberikan jika jumlah anggota kelompok tani tersebut lebih besar dari nilai rataan ditambah simpangan deviasinya. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika jumlah anggota kelompok tani tersebut lebih dari nilai rataan dikurangi simpangan deviasi dan kurang dari nilai rataan ditambah simpangan deviasinya. Penilaian untuk kategori kecil diberikan jika jumlah anggota kelompok tani tersebut kurang dari nilai rataan dikurangi simpangan deviasinya.

7 40 4. Umur kelompok adalah lamanya kelompok tani dapat bertahan dari saat awal terbentuknya sampai saat penelitian dilakukan yang diukur dalam satuan waktu tahun. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori panjang (skor 3), sedang (skor 2) dan pendek (skor 1). Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah 5. Aktivitas kelompok adalah segala kegiatan yang dilakukan atas nama kelompok tani yang meliputi kegiatan sosial dan ekonomi pertanian (agribisnis) serta kegiatan ekonomi non-pertanian (simpan pinjam). Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sederhana (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika kegiatan kelompok tani mencakup ketiga macam kegiatan, yaitu kegiatan sosial, ekonomi pertanian dan nonpertanian. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika kegiatan kelompok tani mencakup dua macam kegiatan, yaitu kegiatan ekonomi pertanian dan sosial atau ekonomi non-pertanian. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika kegiatan kelompok tani masih terbatas pada kegiatan ekonomi pertanian dengan jumlah jenis kegiatan yang sedikit. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah 6. Jangkauan usaha kelompok adalah jauhnya wilayah yang dicapai oleh kelompok tani dalam mencari sarana produksi maupun memasarkan produk-produk yang dihasilkannya. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika jangkauan usaha kelompok sampai keluar kecamatan, kabupaten, propinsi atau negara (ekspor). Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika jangkauan usaha kelompok sampai tingkat kecamatan. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika jangkauan usaha kelompok hanya di sekitar desa. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan sistem persentil.

8 41 7. Kepemimpinan pengurus dalam kelompok adalah praktek-praktek kepemimpinan yang berjalan atau terjadi dalam kelompok tani. Kepemimpinan pengurus dalam kelompok tani meliputi aspek-aspek persyaratan pemimpin, cara penentuan pemimpin, batas waktu atau periodesasi kepemimpinan, sifat kepemimpinan, dan keaktifan pemimpin Data subvariabel persyaratan pemimpin diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika persyaratan pemimpin banyak kriterianya (lebih dari 6). Penilaian untuk kategori sedang diberikan persyaratan pemimpin cukup banyak (4-6). Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika persyaratan menjadi pemimpin sedikit (1-3) Data subvariabel cara penentuan pemimpin diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika penentuan pemimpin ditentukan atas dasar musyawarah anggota. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika penentuan pemimpin dilakukan melalui pemungutan suara anggota (voting). Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika pemimpin ditentukan oleh pihak luar (ditunjuk petugas) Data subvariabel periodesasi kepemimpinan dalam kelompok diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika ada batas waktu dengan periode waktu yang telah ditentukan (misalnya setiap 5 tahun). Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika kepemimpinan ada batas waktunya tetapi tidak pasti periodenya. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika kepemimpinan tidak memiliki batas waktu Data subvariabel sifat kepemimpinan diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika kepemimpinan

9 42 bersifat terbuka bagi semua anggota kelompok tani. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika kepemimpinan bersifat semi terbuka, misalnya hanya keluarga pengurus yang dapat menjadi pemimpin kelompok tani. Penilaian untuk kategori rendah diberikan kepemimpinan kelompok tani bersifat tertutup, misalnya berdasarkan sistem kekerabatan atau keagamaan Data subvariabel keaktifan pemimpin dalam kelompok tani diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika pemimpin kelompok aktif. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika pemimpin kelompok tani cukup aktif. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika pemimpin kelompok tani tidak aktif. 8. Tujuan kelompok adalah gambaran hasil yang diharapkan atau ingin dicapai oleh kelompok, yang mengandung dimensi-dimensi kejelasan, kemudahan dipersepsikan oleh anggota dan waktu. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika kelompok tani memiliki tujuan kelompok yang tertulis dan ditetapkan oleh musyawarah anggota kelompok. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika kelompok tani memiliki tujuan kelompok tertulis dan ditetapkan oleh pengurus kelompok. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika kelompok tani memiliki tujuan kelompok yang tidak tertulis dan ditetapkan oleh ketua kelompok. 9. Program kelompok adalah upaya-upaya yang direncanakan dan dilaksanakan kelompok tani dalam rangka mencapai tujuan kelompoknya. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian

10 43 untuk kategori tinggi diberikan jika kelompok tani menyusun program kelompok secara tertulis dan dilaksanakan. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika kelompok tani menyusun program kelompok secara tertulis namun banyak yang tidak terlaksana. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika kelompok tani tidak menyusun program. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah 10. Fungsi tugas dalam kelompok adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok yang terbagi habis pelaksanaannya kepada anggota untuk dapat mencapai mencapai tujuan kelompok. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika kelompok tani memiliki fungsi tugas yang jelas antar anggotanya, tertulis dan berjalan dengan baik. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika kelompok tani memiliki fungsi tugas yang jelas antar anggotanya meski tidak tertulis dan cukup berjalan dengan baik. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika kelompok tani tidak mempunyai fungsi tugas yang jelas antar anggotanya. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan sistem persentil. 11. Administrasi kelompok adalah upaya pencatatan atau pengadministrasian seluruh kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika kelompok tani melakukan pencatatan secara lengkap dan rutin. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika kelompok tani melakukan pencatatan namun tidak lengkap dan tidak rutin. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika kelompok tani tidak melakukan pencatatan. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan sistem persentil.

11 Komunikasi dalam kelompok adalah hubungan atau interaksi yang dilakukan oleh setiap anggota kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika komunikasi dalam kelompok berjalan langsung dan dalam intensitas/ frekuensi yang sering. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika komunikasi dalam kelompok tani berjalan langsung dan dalam intensitas cukup sering. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika komunikasi dalam kelompok tani berjalan tidak langsung (tidak tatap muka) dan dalam intensitas yang jarang. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan sistem persentil. 13. Kerjasama kelompok adalah hubungan dan upaya yang terjalin secara timbal balik antar anggota dalam kelompok tani atau dengan pihak di luar kelompok untuk mencapai manfaat atau keuntungan bagi kedua belah pihak. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika terjadi kerjasama antar anggota dalam kelompok tani dan antara kelompok tani tersebut dengan pihak lain. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika dalam kelompok tani tersebut terjalin kerjasama antar anggotanya. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika dalam kelompok tani tidak ada kerjasama. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah 14. Kreativitas kelompok adalah upaya kelompok tani untuk mecoba melakukan berbagai perubahan (jenis usaha, teknologi, kerjasama, dan lain-lain) dalam rangka mencapai tujuan kelompok sehingga kelompok tani dapat terus bertahan. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika terjadi kelompok tani telah melakukan banyak upaya perubahan. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika dalam kelompok tani tersebut cukup banyak

12 45 melakukan upaya perubahan. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika dalam kelompok tani tersebut kurang atau tidak pernah melakukan perubahan. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah 15. Konflik dalam kelompok adalah pertentangan atau pertikaian yang terjadi didalam kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika didalam kelompok tani tersebut sering terjadi konflik. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika didalam kelompok tani tersebut cukup sering terjadi konflik. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika didalam kelompok tani tersebut jarang atau tidakpernagh terjadi konflik. 16. Pengembangan kemampuan anggota adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh kelompok tani untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya mengembangkan kemampuannya melalui berbagai cara (mengikutkannya dalam magang, kursus/pelatihan, studi banding, demonstrasi, dan lain-lain). Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika semua anggota pernah mengikuti kegiatan pengembangan kemampuan yang diupayakan kelompok taninya. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika sebagian anggota pernah mengikuti kegiatan pengembangan kemampuan yang diupayakan kelompok taninya. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika tidak ada upaya pengembangan kemampuan anggota oleh kelompok taninya. 17. Sosialisasi dalam kelompok adalah proses pendidikan bagi anggota baru agar cepat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan harapan kelompok taninya atau upaya-upaya pengenalan hal-hal baru

13 46 kepada anggota kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika sosialisasi selalu dilakukan setiap ada anggota baru atau setiap ada hal-hal yang baru. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika sosialisasi cukup sering dilakukan setiap ada anggota atau hal-hal yang baru. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika sosialisasi kepada anggota baru atau mengenai hal-hal baru, jarang atau tidak pernah dilakukan. 18. Kontrol sosial adalah pengawasan dan sanksi yang dilakukan didalam kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika kontrol sosioal didalam kelompok tani dilakukan oleh sebagian besar anggota. Penilaian kategori sedang diberikan jika kontrol sosial didalam kelompok tani dilakukan oleh pengurus kelompok tani saja. Penilaian kategori rendah diberikan jika tidak ada kontrol sosial didalam kelompok tani. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan sistem persentil. 19. Skala usaha adalah besarnya kapasitas atau luas usaha anggota dan kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala rasio dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). 20. Modal kelompok adalah jumlah uang yang dimiliki oleh kelompok tani (dalam rupiah) untuk melakukan usahanya. Data variabel ini diukur dalam skala rasio dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah

14 Jumlah anggota kelompok adalah banyaknya anggota dalam suatu kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala rasio dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). 22. Kualitas anggota kelompok adalah perkembangan kemampuan anggota dibidang teknis dan ekonomi dalam mengelola usahanya. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika perkembangan kualitas kemampuan dan kualitas ekonomi anggota meningkat dari waktu-waktu sebelumnya. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika perkembangan kualitas kemampuan dan ekonomi anggota relatif tetap. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika kualitas kemampuan dan ekonomi anggota menurun. 23. Reputasi atau prestasi kelompok adalah kesuksesan yang berhasil dicapai oleh kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian untuk kategori tinggi diberikan jika kelompok tani berhasil melaksanakan fungsi kelompoknya dan pernah meraih penghargaan tingkat kabupaten atau yang lebih tinggi. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika kelompok tani berhasil menjalankan sebagian fungsi kelompoknya dan pernah meraih penghargaan hingga tingkat kecamatan. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika kelompok tani belum sepenuhnya mampu menjalankan fungsinya dan belum pernah meraih penghargaan. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan sistem persentil. 24. Kepuasan anggota adalah terpenuhinya kebutuhan anggota melalui kelompok tani. Data variabel ini diukur dalam skala interval dengan kategori tinggi (skor 3), sedang (skor 2) dan rendah (skor 1). Penilaian

15 48 untuk kategori tinggi diberikan jika sebagian besar anggota puas terhadap kelompok taninya. Penilaian untuk kategori sedang diberikan jika sebagian (separuh) anggota puas terhadap kelompok taninya. Penilaian untuk kategori rendah diberikan jika sebagian kecil anggota puas terhadap kelompok taninya. Penentuan proporsi jumlah yang berkategori tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan sistem persentil. Adapun data sekunder yang dikumpulkan adalah data pendukung yang berkaitan dengan kelompok tani dan kondisi wilayah penelitian, yang berupa laporan tertulis atau bentuk-bentuk dokumentasi lainnya Instrumentasi Instrumentasi atau alat ukur yang digunakan adalah kuesioner atau daftar pertanyaan yang berkaitan dengan variabel atau peubah-peubah yang akan diteliti Uji Validitas Instrumen Validitas atau ketepatan alat ukur ditujukan untuk melihat sejauh mana ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur sesuatu yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1995:128). Teknik uji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu menyusun tolok ukur operasional dari suatu kerangka konsep variabel atau peubah yang digunakan. Langkah-langkah uji validitas instrumen yang dilakukan adalah: (a) mendefinisikan secara operasional konsep peubah yang akan diukur berdasarkan referensi literatur dan konsultasi dengan pakar atau dosen pembimbing, (b) melakukan uji coba instrumen pada sejumlah responden, (c) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, (d) menghitung korelasi antara setiap item pernyataan/pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut:

16 49 r = N ( XY) - ( X Y) [N X 2 - ( X) 2 ] [N Y 2 - ( Y) 2 ] dimana : r = angka korelasi N = jumlah responden X = skor setiap item pertanyaan/pernyataan Y = skor total seluruh item pertanyaan/pernyataan dan (e) membandingkan angka korelasi dengan angka kritik pada tabel korelasi nilai r pada taraf tertentu (1% atau 5%). Apabila angka korelasi tersebut lebih besar daripada angka pada tabel korelasi nilai r, maka item pertanyaan/pernyataan tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, diperoleh hasil bahwa item-item instrumen dinyatakan valid karena nilainya lebih besar dari angka kritik pada tabel korelasi nilai r pada taraf 5% (taraf kepercayaan 95%) Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah tingkat konsistensi suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan bila dipakai berulang-ulang. Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil yang relatif konsisten dari pemakaian yang berulang-ulang. Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah uji cronbach alpha dengan rumus : α= N n Vi Vt dimana : n Vi Vt = jumlah item = varian item ke i = varian total

17 50 Uji reliabilitas instrumen dilakukan berdasarkan data hasil pretest kuesioner. Alat ukur dinilai cukup variabel jika nilai α > 0,5 hingga mencapai angka 1,0 (Arikunto, 1998). Hasil uji reliabilitas instrumen menghasilkan nilai α sebesar 0,99, yang berarti instrumen penelitian ini reliabel Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2007 Mei Data primer dikumpulkan dari anggota dan pengurus kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ternak yang menjadi sampel penelitian ini dengan menggunakan instrumen kuesioner. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan responden. Data sekunder atau data pendukung penelitian ini dikumpulkan dari dokumentasi berbagai pihak terkait seperti Dinas Pertanian dan Peternakan, serta Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian) Kabupaten Indramayu Analisis Data Analisis data penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui uji korelasi dan korelasi parsial Pearson. Sedangkan pendekatan kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dilakukan untuk lebih memberi makna dari hasil pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI 8.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kejadian kekeringan di Kabupaten Indramayu merupakan penyebab utama (79.8%)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Penutupan lahan didapatkan dari interpretasi citra Landsat wilayah Kabupaten Indramayu tahun 2009. Citra Landsat yang digunakan adalah citra saat musim hujan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tumbihe. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai bulan November tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatory untuk memahami pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, melalui penelitian survey untuk mendapat generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak 166.527 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak 56 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas penggunaan media sosial dan interaksi sosial dengan prestasi akademik mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN BAB III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: BUDAYA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survei. Menurut Sugiyono (014) metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM

IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM 4.1. Pendahuluan Ketersediaan data curah hujan dalam jangka panjang secara runut waktu (time series) sangat diperlukan dalam analisis,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG TELAGA Kab. Gorontalo kelasx AP 1 pada mata pelajaran PKn. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini, didalamnya mencakup cara dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian. Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Hypermart Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan September-November Tahun 2013. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : Penelitian survey yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan indikator terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian, sebab variabel penelitian merupakan objek penelitian atau menjadi titik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dukungan suami dalam melakukan skrining dini kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik yaitu dengan mengunakan pendekatan cross sectional dimana data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat. 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih PT Meprofarm sebagai objek penelitian. PT Meprofarm adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/ Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat

Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/ Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/2015 3 Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Yang terhormat, (Terlampir) Dalam mendukung program Kementerian Pertanian terutama dalam pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 015 sampai 8 September 015 yang berlokasi di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Pengumpulan data dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini sifatnya mandiri atau satu variabel dan hasil penelitian nantinya

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini sifatnya mandiri atau satu variabel dan hasil penelitian nantinya 33 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif digunakan karena variabel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Sriwijaya Perkasa Malang, dengan alamat Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. 3. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 3.2. Jenis Penelitian Menurut Oei (2010:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama Garum Blitar, dengan alamat Jl. Raya Manukan No. 8 Telp. (034) 770701 Garum Blitar. 3. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu penelitian yang bersifat penjelasan pada setiap variabelnya melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. partisipasi politik masyarakat desa, pada bab ini peneliti akan menguraikan

III. METODE PENELITIAN. partisipasi politik masyarakat desa, pada bab ini peneliti akan menguraikan III. METODE PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah mengkerangkakan beberapa tinjauan pustaka dalam beberapa teori yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan terhadap partisipasi politik masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka suatu penelitian sangat memerlukan suatu metode penelitian. Sugiono (009:3) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan koesioner sebagi instrumen pengumpulan data. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Menurut Iskandar (2008:63) penelitian korelasi yaitu penelitian hubungan sebab

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

Lebih terperinci

Bab 3. MetedologiPenelitian

Bab 3. MetedologiPenelitian Bab 3 MetedologiPenelitian 3.1 DesainPenelitian Bentuk yang digunakan untuk melakukan penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif tahun ajaran 2013, Universitas Katolik Soegijapranata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang bersifat eksplanasi. Menurut Sugiyono (2013), penelitian eksplanasi adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan, diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan akurat agar tujuan dari penelitian dapat

Lebih terperinci

Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/ April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat

Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/ April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/2015 2 April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Yang terhormat, (Terlampir) Dalam mendukung program Kementerian Pertanian terutama dalam pencapaian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua nelayan yang seluruh atau sebagian besar aktivitasnya melakukan usaha penangkapan ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah Hubungan Sistem Informasi Kepegawaian dengan Promosi Jabatan di Biro Sumber Daya Manusia, Hukum dan Tata Kelola Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan koesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dengan demikian

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci