BENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

4 Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Kecepatan Stiring dan Temperatur Sintering terhadap Perubahan Struktur Mikro dan Fase Material Sensor Gas Tio 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi ph dan Temperatur Sintering terhadap Nilai Sensitivitas Material TiO 2 Sebagai Sensor Gas CO

2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

BAB III DASAR TEORI. elektron valensi memiliki tingkat energi yang disebut energi valensi.

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin 2016

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alkohol, dan fenol alkohol (Nair et al, 2008). Fenol memiliki rumus struktur

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4 Hasil dan pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd.

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

KIMIA ANORGANIK TIO DAN POLISULFIDA, SULFIDA DAN HALIDA S. Oleh: 1. Yosephine Liliana I.D.S / Trifena Victoria /

FOTODEGRADASI METILEN BIRU MENGGUNAKAN KATALIS TiO 2 -MONTMORILONIT DAN SINAR UV

Bab III Metodologi Penelitian

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

HASIL DAN PEMBAHASAN

DETEKTOR GAS OKSIGEN DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR TiO2 DOPING CuO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X

Synthesis and Characterization Titanium Dioxide (TiO 2 ) Doped Vanadium(V) Using Solid State Method

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil XRD

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO 2 DAN NiO- TiO 2 DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

Karakterisasi Sensor TiO 2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

Transkripsi:

BENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA TiO2 memiliki tiga macam bentuk kristal : Anatase rutil brukit namun yang memiliki aktivitas fotokatalis terbaik adalah anatase. Bentuk kristal anatase diamati terjadi pada pemanasan TiO2 bubuk mulai dari suhu 120 ºC dan mencapai sempurna pada 500 ºC. Pada suhu 700 ºC mulai terbentuk kristal rutil (Ollis & Elkabi, 1993) anatase rutile

Rutil, TiO 2 Keelektronegatifan atom Ti dan atom O dalam skala Pauling adalah 1,54 dan 3,44. Perbedaan keelktronegatifan antara kedua atom tersebut adalah 1,90. Dengan demikian senyawa TiO 2 adalah senyawa ionik yang dibentuk dari ion-ion Ti 4+ dan ion O 2-. Kisi kristal rutil adalah trigonal primitif, seperti yang ditunjukan pada Gambar Gambar Kisi kristal rutil (TiO 2 ). Warna merah adalah ion O 2-, sedangkan warna hitam adalah ion Ti 4+

Pada kisi kristal TiO 2, setiap ion Ti 4+ dikelilingi oleh 6 ion O 2- dengan geometri oktahedral. Dan setiap ion O 2- dikelilingi oleh 3 ion Ti 4+ dengan geometri trigonal planar. Dengan demikian bilangan koordinasi ion Ti 4+ adalah 6, sedangkan bilangan koordinasi ion O 2- adalah 3. Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur rutil diberikan pada Tabel. TiO2 MgH2 ZnF2 MoO2 SnO2 CoF2 MnF2 GeO2 PbO2 TaO2 MgF2 NiF2 IrO2 SiO2 WO2

ANATASE Tipe-tipe Kristal TiO 2 Ada tiga struktur kristal utama TiO 2, yaitu anatase (tetragonal), rutile(tetragonal) dan brookite (ortorombik). Meskipun struktur mereka sama-sama berbentuk oktahedral (TiO 6 ), namun berbeda satu sama lain dalam distorsi oktahedral dan pola perakitan rantai oktahedral (Winkler, 2003). Hanya rutile dananatase yang cukup stabil keberadaannya dan biasa digunakan sebagai fotokatalis (Tjahjanto dan Gunlazuardi, 2001). Struktur anatase dan rutile dapat dilihat pada gambar berikut ini:

SIFAT-SIFAT TIO2 Oksida TiO 2 merupakan padatan berwarna putih, mempunyai berat molekul 79,90; densitas 4,26 gcm -3 ; tidak larut dalam HCl, HNO 3 dan aquaregia, tetapi larut dalam asam sulfat pekat membentuk titanium sulfat (TiSO 4 ) (Cotton dkk., 1988). TiO 2 tidak menyerap cahaya tampak tetapi mampu menyerap radiasi UV sehingga dapat menyebabkan terjadinya radikal hidroksil pada pigmen sebagai fotokatalis. Reaktivitas TiO 2 terhadap asam tergantung temperatur saat dipanaskan. TiO 2 yang baru mengendap larut dalam asam klorida pekat, namun bila TiO 2 dipanaskan pada 900 o C hampir semua tidak larut dalam asam kecuali larutan sulfur panas, yang kelarutannya meningkat dengan penambahan ammonium sulfat untuk menaikkan titik didih asam dan HF. Secara kimiawi TiO 2 murni dibuat dari TiCl 4 yang telah dimurnikan secara destilasi bertingkat. Tetraklorida ini dihidrolisis dalam larutan encer hingga diperoleh endapan berupa titanium dioksida terhidrat yang selanjutnya dikalsinasi pada 800 o C (Kirk, 1993). Partikel TiO 2 telah cukup lama digunakan sebagai fotokatalis mendegradasi berbagai senyawa organik. TiO 2 merupakan semikonduktor yang memiliki fotoaktivitas dan stabilitas kimia tinggi serta tahan terhadap fotokorosi dalam semua kondisi larutan kecuali pada larutan yang sangat asam atau mengandung fluoride. TiO 2 juga bersifat nontoksik, memiliki sifat redoks, yaitu mampu mengoksidasi polutan organik dan mereduksi sejumlah ion logam dalam larutan (Brown, 1992).

BAND GAP TIO2 Jika titanium dioksida menyerap cahaya yang memiliki tingkat energi lebih tinggi dibanding tingkat energi celah pitanya menyebabkan elektron melompat ke pita konduksi dan meninggalkanhole di pita valensi. Kristal rutil memiliki energi celah pita 3,0 ev dan anatase memiliki energi celah pita 3,2 ev sehingga keduanya akan menyerap sinar ultraviolet. Untuk kristal rutil juga dapat menyerap sinar yang mendekati cahaya tampak sehingga dapat menyerap sinar dengan jangkauan yang lebih besar. Dengan logika ini diperkirakan kristal rutil akan lebih baik digunakan sebagai fotokatalis. Tetapi pada kenyataannya anatase memiliki aktivitas fotokatalis yang lebih tinggi (Hoffman dkk, 1995).

PEMBAHASAN Untuk membentuk pelet sensor TiO 2 digunakan metode so-gel untuk mereduksi ukuran serbuk titanium dioksida dengan pelarut asam sulfat. Tahapan awalnya larutan TiO 2 & asam sulfat di stiring dengan variasi kecepatan 600 rpm, 700 rpm dan 800 rpm (hasil dari percobaan). Setelah distiring ± 2-3 jam terbentuk gel, kemudian di drying 1 jam temperatur 350 C & di kalsinasi 500 C. Persamaan kimia : TiO 2 + H 2 SO 4 TiOSO 4 + H 2 O TiOSO 4 (analisa hasil XRD serbuk setelah kalsinasi) berbentuk serbuk dengan warna putih secara fisik terlihat menggumpal, kemudian dikompaksi dengan tekanan 200 bar membentuk pelet dengan diameter 14 mm. Tahapan selanjutnya di sintering dengan 3 variasi temperatur yaitu 700, 800 dan 900 C. Metode peak broadening digunakan untuk menganalisa hasil pengujian XRD. Analisa yang dilakukan adalah perubahan posisi 2, single peak, FWHM, crystal size dan mikrostrain. Untuk menganalisa single peak dilakukan dengan software high score plus dengan metode profile fitting.

Rumus B (degree) D (crystal size) : D = B = D adalah crystal size, dari rumusan diatas B adalah lebar setengah puncak (FWHM) dalam radian. adalah panjang gelombang yang digunakan dalam uji XRD yaitu 1,54056 Å, adalah posisi sudut terbentuknya puncak, adalah nilai microstrain dari hasil pengujian peak broadening.

Pengujian SEM dan XRD menunjukkan bahwa ukuran serbuk 600 rpm paling besar, variasi kecepatan stiring 700 rpm & 800 rpm memiliki ukuran serbuk yang bersaing lebih kecil dari serbuk variasi kecepatan stiring 600 rpm. Sehingga proses sol-gel dapat mereduksi ukuran serbuk titanium dioksida. Setelah dikompaksi dalam bentuk pelet diameter 14 mm, dilakukan analisa dengan pengujian SEM untuk melihat porositas, pelet dengan variasi kecepatan stiring 600 rpm memiliki porositas yang banyak dan besar (lubang) namun jarak antar butirnya kecil (compact/padat). Pelet dengan variasi kecepatan stiring 700 rpm banyak memiliki porositas, sedangkan pelet dengan variasi stiring 800 rpm memiliki sedikit porositas. Jarak antar butirnya kurang homogen untuk spesimen dengan variasi kecepatan stiring 700 rpm dan 800 rpm.

Setelah dilakukan tahapan sintering yang merupakan peristiwa penghilangan pori-pori antara partikel bahan, pada saat yang sama terjadi penyusutan komponen, dan diikuti oleh pertumbuhan grain serta peningkatan ikatan antar partikel yang berdekatan, sehingga menghasilkan bahan yang lebih mampat/kompak (indiani dkk, 2009). Semua spesimen mengalami peningkatan crystal size seiring dengan kenaikan variasi temperature sintering ( 700 C, 800 C dan 900 C). Hal ini membuktikan sintering dapat meningkat ukuran Kristal (pertumbuhan butir). Namun setiap spesimen memiliki kepadatan dan jumlah porositas yang berbedabeda setelah sintering. Pelet dengan variasi kecepatan stiring 600 rpm, variasi sintering 700, 800 dan 900 C banyak memiliki porositas, seiring dengan kenaikan temperatur sintering membentuk ketidak aturan butiran (memuai). Pelet dengan variasi kecepatan stiring 700 rpm dengan temperatur sintering 700, 800 dan 900 C tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Pelet 700 rpm dengan temperatur sintering 900 C mengalami necking dan butirnya tidak beraturan. Sedangkan pelet dengan variasi kecepatan stiring 800 rpm mengalami necking semua baik temperatur sintering 700,800 dan 900 C.

Hasil pengujian XRD setelah sintering menunjukkan bahwa semua pelet memiliki fase anatase dan berstruktur kristal tetragonal. Semua spesimen memiliki rumus kimia TiO 2 (titanium dioksida), hanya ada 2 spesimen yang berbeda yaitu pelet variasi kecepatan stiring 700 rpm variasi temperatur sintering 700 C dengan rumus kimia Ti 0,72 O 2 dan pelet dengan variasi kecepatan stiring 800 rpm variasi temperatur sintering 700 C dengan rumus kimia Ti 0,78 O 2. Reduksi kation titanium dalam senyawa diakibatkan oleh proses pemanasan/sintering yang menyebabkan vacancy kation dengan rumus Ti (1-x) O 2.

DIAGRAM FASE TIO2

Amorf adalah padatan yang partikel penyusunnya tidak memiliki keteraturan yang sempurna.

STRUKTUR KRISTAL Sistem Tetragonal Sistem tetragonal Hampir sama dengan sistem isometric/kubic. Perbedaanya, salah satu sumbunya lebih panjang dari pada dua sumbu yang lain. Sumbu yang berbeda ini menjadi sumbu utama, yang disebut juga sumbu c. Sedangkan dua sumbu yang lain sama panjang a dan b. Dalam sistem isometri bentuk kristal dapat dikatakan seperti kubus, namun dalam tetragonal sistem kristal berbentuk umum persegi. Contoh Mineral Sistem Tetragonal : Bornit Nama Mineral : Bornit Rumus kimia : Cu5FeS4 Berat Jenis (BD) : 5,0 Sistim Kristal :tetragonal Belahan : dalam jejak Warna : merah tembaga atau perunggu Goresan : hitam keabu-abuan yang terang Kekerasan : 3

ORTOHOMBIK 5. Sistem Ortorombik Pada sistem ortorombik, sumbu kristalnya berjumlah tiga buah yang kesemuanya tidak sama panjang dan ketiganya saling berpotongan tegak lurus. Satu sumbu memanjang vertical, yang disebut sumbu c. Sumbu satunya lebih panjang disebut sumbu a.sumbu ketiganya melintang dari kanan ke kiri yang disebut sumbu b. Contoh Mineral Sistem Ortorombik : Topaz Nama Mineral : Topas Rumus kimia : Al2(SiO4)(F2OH)2 Berat Jenis (BD) : 19,3 Sistim Kristal : ortorombik Belahan : sempurna Warna : bening,kuning, merah mudakebiruan, kehijauan Goresan : - Kekerasan : 8

STRUKTUR KRISTAL