BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian
|
|
- Hamdani Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Titanium dioksida atau TiO 2 merupakan material semikonduktor yang banyak dimanfaatkan untuk fotokatalis, mikroelektronik, sel optik, inaktivasi mikroorganisme, anti kabut dan self cleaning. TiO 2 fase anatase paling efektif dan banyak digunakan sebagai fotokatalis karena mempunyai stabilitas kimia dan fisis yang tinggi, tidak beracun, relatif murah dan mempunyai kemampuan fotoaktivitas yang leih tinggi dibandingkan dengan jenis semikonduktor yang lain. Fenomena fotokatalisis TiO 2 pertama kali dipublikasikan oleh Akira Fujishima dan Honda, yaitu pemecahan molekul H 2 O menjadi oksigen dan hidrogen menggunakan elektroda semikonduktor TiO 2 dibawah sumber sinar ultra violet (Fujishima dan Honda, 1972) Hoffman et al. (1995) melaporkan bahwa apabila fotokatalis TiO 2 disinari oleh foton yang mempunyai energi sama atau lebih besar dari energi celah pita (E g ) maka akan terjadi fotoeksitasi atau pembentukan pembawa muatan, elektron akan dipromosikan dari pita valensi ke pita konduksi dan pada pita valensi akan terbentuk lubang (hole). Energi celah pita TiO 2 fase rutile adalah 3,02 ev sedangkan fase anatase adalah 3,2 ev, tetapi fase rutile bukan merupakan fotokatalis yang baik. Sehingga hanya sinar ultraviolet dengan panjang gelombang kurang dari 385 nm yang dapat dimanfaatkan untuk fotoeksitasi pada fase anatase. Pembawa muatan berupa elektron dan hole akan dapat terlibat dalam reaksi kimia apabila mempunyai waktu yang cukup untuk sampai pada permukaan TiO 2, sehingga rekombinasi pembawa muatan harus dihambat untuk meningkatkan efisiensi fotoaktivitas. Keterbatasan kemampuan fotoaktivitas fase anatase dapat diatasi dengan melakukan modifikasi semikonduktor TiO 2. 1
2 2 Modifikasi material TiO 2 merupakan salah satu upaya untuk mempersempit energi celah pita sehingga dapat meningkatkan responsivitas fotokatalis terhadap sinar tampak. Modifikasi ini dapat dilakukan dengan menambahkan unsur lain atau dopan ke dalam kisi kristalit TiO 2, metode ini yang disebut dengan doping. Dopan logam transisi; V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Zn, atau Cu ke dalam kisi kristalit TiO 2 dapat menurunkan energi celah pita TiO 2 sehingga meningkatkan aktivitas fotokatalitik pada daerah sinar tampak (Abazovic et al., 2009). Keberadaan dopan logam transisi pada kisi kristalit TiO 2 dapat bertindak sebagai penjebak electron atau electron trapper yang dapat sehingga meningkatkan pemisahan pasangan elektron dan hole sehingga meningkatkan efisiensi fotokatalitik (Nainani et al., 2012). Zaleska (2008) menyatakan bahwa pada prinsipnya dopan baik dari golongan logam maupun non logam dapat menginduksi tingkat energi dalam celah pita TiO 2 sehingga meningkatkan terbentuknya pasangan elektron dan hole ketika berada di bawah sumber cahaya. Hu et al. (2007) menyatakan bahwa di antara beberapa logam transisi, Fe banyak digunakan karena dopan Fe(III) mempunyai jari-jari yang dekat dengan jarijari ion Ti(IV) sehingga memungkinkan dopan Fe(III) akan mudah mensubstitusi ion Ti(IV) pada kisi kristalit TiO 2. Penambahan 5% dopan Fe(III) pada kisi kristalit TiO 2 telah dapat memperkecil energi celah pita atau menggeser panjang gelombang serapan fotokatalis TiO 2 dari 382,5 menjadi 384,0 nm. Kobalt merupakan salah satu logam transisi yang dapat digunakan sebagai dopan pada TiO 2, oksida kobalt merupakan semikonduktor dengan nilai E g 2,4 ev yang lebih kecil dari TiO 2. Nilai E g tersebut sesuai dengan energi pada panjang gelombang sinar tampak, sehingga diharapkan dengan adanya doping logam Co ke TiO 2 akan diperoleh nilai Eg yang lebih kecil. Iwasaki et al. (2000) menyatakan bahwa dopan Co(II) mampu memberikan pengaruh baik serta mempersempit E g TiO 2 dibandingkan dopan Co(III). Choi et al. (1994) memberikan kesimpulan bahwa dopan Co(II) lebih aktif dalam meningkatkan aktivitas fotokalis TiO 2 dibandingkan dopan Co(III). Penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Choi et al. (2010)
3 3 yang telah membuktikan bahwa doping TiO 2 menggunakan Co(II) dapat meningkatkan aktivitas fotokatalitik dan menggeser panjang gelombang serapan fotokatalis di daerah sinar tampak atau visibel. Ganesh et al. (2011) menyatakan bahwa dopan Ni mampu mestabilkan stuktur TiO 2 fase anatase dan mengurangi nilai E g, selain itu penambahan dopan juga akan menaikkan aktivitas fotokatalitik. Jing et al. (2005) menyimpulkan bahwa pada penambahan 1% dopan Ni, maka dopan akan berfungsi sebagai situs penjerap dangkal atau shallow trap sehingga akan meningkatkan fotoaktivitas mesopori TiO 2 terdopan. Slamet et al. (2012) melaporkan bahwa penambahan dopan Ni-N-TiO 2 secara simultan akan menurunkan energi celah pita TiO 2 sampai dengan 2,47 ev dan meningkatkan kemampuan fotoaktivitasnya dibanding TiO 2 komersial. Lim et al. (2005) secara komputasi melaporkan bahwa subtitusi Ni(II) pada TiO 2 menyebabkan terjadinya pergeseran panjang gelombang serapan ke daerah panjang gelombang yang lebih besar. Hal ini disebabkan munculnya pita energi dopan yang letaknya berada diantara pita valensi dan pita konduksi TiO 2, terjadi pula kenaikan kemampuan TiO 2 dalam menahan laju rekombinasi pasangan elektron dan hole sehingga menaikkan kemampuan fotoaktivitasnya. Hermawan et al. (2011) melaporkan pengembanan Ni(II) dalam kristalit TiO 2 mampu menurunkan energi celah pita TiO 2 terdopan. Metode sol gel untuk sintesis fotokatalis TiO 2 ataupun TiO 2 terdopan banyak dipilih karena mempunyai kelebihan dibandingkan metode lain, diantaranya yaitu menghasilkan struktur kristalit yang lebih baik dan keseragaman atau tingkat homogenitas yang tinggi. Peng et al. (2009) berhasil melakukan sintesis TiO 2 terdopan logam Fe, Co, Co/Zn dan Co/Al dengan menggunakan metode sol gel, serta menunjukkan bahwa penambahan dopan logam tersebut dapat meningkatkan aktivitas fotokatalitik dan menghasilkan ukuran kristalit yang lebih kecil dibandingkan dengan metode impregnasi. Penambahan dopan dalam kisi kristalit TiO 2 akan menyebabkan cacat permukaan kristalit atau crystallite surface defect, hal ini akan menaikkan kecepatan transisi fase kristalit TiO 2 dari fase anatase menjadi rutile karena cacat ini bertindak
4 4 sebagai pusat nukleasi transisi. Stoikiometri kristalit TiO 2 dan konsentrasi kekosongan oksigen atau oxygen vacancy dalam kristalit dikontrol oleh sifat alami, metode sintesis, jumlah dan posisi atom dopan. Kation pada posisi interstitial akan menurunkan konsentrasi oxygen vacancies dan akan menghambat transisi fase kristalit TiO 2, sedangkan efek dari substitusi kation tergantung pada tingkat oksidasi atom dopan. Kation pada posisi subtitusi dengan valensi kurang dari empat dan mempunyai jari-jari yang kecil, misal; Cr(III) dan Cu(II) akan menaikkan konsentrasi oxygen vacancy, sedangkan kation dengan valensi lebih besar dari empat, misal; P(VI) dan S(VI) akan berpengaruh sebaliknya (Linsebigler et al.,1995). Choi et al. (1994) melaporkan bahwa waktu pemisahan elektron hasil fotoeksitasi fotokatalis TiO 2 adalah kurang dari 200 μs, tetapi pemberian dopan; Fe(III), V(IV), Mo(V) dan Ru(III) dapat memperpanjang waktu pemisahan elektron menjadi 50 ms. Semakin lama waktu pemisahan elektron dan hole maka kemampuan fotoaktivitas TiO 2 akan semakin baik, elektron yang terjebak dalam jebakan cacat kristalit akan mempunyai waktu pemisahan yang lebih lama. Reaktivitas fotokatalis TiO 2 yang ditambahkan dopan dipengaruhi oleh konsentrasi dopan, tingkat energi dopan dalam kisi TiO 2, konfigurasi elektronik pada orbital d, distribusi dopan dan intensitas sinar. Struktur atau fase kristalit TiO 2 hasil sintesis sangat dipengaruhi oleh ph larutan karena akan mempengaruhi reaksi pembentukan kristalit TiO 2 sehingga akan mempengaruhi struktur, ukuran dan kristanilitas TiO 2. Pada tingkat keasaman larutan yang semakin rendah maka struktur kristalit TiO 2 akan terarah pada pembentukan fase anatase dan pada tingkat keasaman larutan yang tinggi struktur kristalit TiO 2 terarah pada fase rutile (Ibrahim dan Sreekantan, 2010). Sung Lim et al. (2010) menyatakan bahwa ukuran, stabilitas dan morfologi sol yang dihasilkan dari alkoksida sangat dipengaruhi oleh ph larutan. ph larutan memiliki pengaruh yang besar pada ukuran akhir nanopartikel fotokatalis TiO 2, sehingga ph larutan perlu dikendalikan untuk optimalisasi kristalit TiO 2 hasil sintesis. Reaksi yang terjadi dalam sintesis TiO 2 menggunakan metode sol gel adalah hidrolisis dan kondensasi, reaksi
5 5 ini dapat berlangsung dengan laju yang sangat cepat atau lambat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah air dan ph larutan. Temperatur kalsinasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur kristalit TiO 2 yang akan terbentuk pada metode sol gel. Ollis dan Al-Ekabi (1993) menunjukkan bahwa bentuk kristalit TiO 2 fase anatase terjadi pada pemanasan serbuk TiO 2 mulai dari temperatur 120 ºC dan mencapai sempurna pada temperatur 500 ºC. Pada temperatur 700 ºC mulai terbentuk kristalit TiO 2 fase rutile dan terjadi penurunan luas permukaan serta penurunan aktivitas fotokatalis secara drastis. Menurut Zang et al. (2009) bahwa temperatur kalsinasi dapat mempengaruhi perubahan struktur, ukuran dan kristalinitas fotokatalis TiO 2. Pada temperatur kalsinasi yang semakin tingi akan terjadi perubahan struktur fase kristalit TiO 2 yaitu pada temperatur diatas 600 ºC mulai terbentuk kristalit TiO 2 fase rutile. Houas et al. (2001) menyatakan bahwa pada saat ini telah dikembangkan teknologi Advance Oxidation Process (AOP) untuk pengurangan dampak polutan dalam limbah cair. Teknologi ini melengkapi teknologi konvensional, seperti; adsorpsi, biodegradasi, klorinasi dan ozonisasi. Teknologi AOP menempatkan fotokatalis menjadi material utama untuk melakukan mineralisasi polutan. Sonawane et al. (2004) telah melakukan uji fotoaktivitas terhadap fotokatalis Fe-TiO 2 untuk medegradasi methylene orange dan model laju reaksi fotodegradasi yang sesuai adalah order pertama semu atau pseudo first order. Yao et al. (2010) telah melakukan pengujian TiO 2 hasil sintesis untuk fotodegradasi terhadap methylene blue dan menyatakan laju fotodegradasi meningkat sampai penggunaan fotokatalis dalam system suspense sebesar 1,5 g/l. Titik muatan nol atau zero point charge (ZPC) fookatalis TiO 2 mempunyai peranan penting ketika melakukan variasi ph suspensi. Uddin et al. (2014) telah melakukan uji fotoaktivitas fotokatalis TiO 2 pada larutan pewarna methylene blue dan congo red dan menyatakan telah terjadi penurunan konstanta kecepatan reaksi dengan peningkatan temperatur kalsinasi fotokatalis TiO 2 pada saat sintesis fotokatalis. Hal ini diakibatkan mulai terjadinya transisi dan konversi kristalit TiO 2 fase anatase menjadi fase rutile.
6 6 Pada umumnya penelitian tentang fotokatalis TiO 2 terdopan mengkaji variasi konsentrasi dari satu jenis dopan logam transisi saja ataupun satu seri logam dopan transisi, tetapi tidak terletak secara berurutan pada satu periode sistem periodik. Penelitian yang mengkaji secara bersamaan variasi jenis dopan logam transisi yang letaknya berututan pada satu periode yaitu Fe, Co dan Ni belum pernah dilakukan, khususnya kation dengan bilangan oksidasi +2 karena kemiripan karakter kation Fe(II), Co(II) dan Ni(II) terhadap Ti(IV). Penelitian yang mengkaji secara bersamaan variasi pengaruh ph larutan garam dopan dan variasi temperatur kalsinasi terhadap karakter fotokatalis TiO 2 terdopan masih belum pernah dilakukan, padahal kedua variasi ini saling mempengaruhi karakter karakter fotokatalis TiO 2 terdopan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas pada penelitian ini akan dikaji secara bersamaan variasi jenis dopan logam transisi, persentase dopan, ph larutan garam dopan dan temperatur kalsinasi terhadap karakter fotokatalis TiO 2 terdopan. Pada akhir penelitian juga akan dilakukan pula pengujian fotoaktivitas fotokatalis untuk mendegradasi larutan biru metilena. I. 2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari penelitian disertasi berjudul Sintesis Fe(II), Co(II) Dan Ni(II) Doped TiO 2 Dengan Metode Sol gel Serta Uji Fotoaktivitasnya Pada Degradasi Biru Metilena adalah untuk; 1. Mensintesis fotokatalis TiO 2 dan TiO 2 terdopan Fe(II), Co(II) dan Ni(II) dengan metode sol gel. 2. Menganalisis pengaruh jenis dan persentase penambahan dopan dari 1 sampai dengan 5% terhadap karakteristik TiO 2 terdopan yaitu ukuran kristalit, fase kristalit, panjang gelombang serapan dan vibrasi serapan. 3. Menganalisis pengaruh keasaman lingkungan sintesis atau ph larutan garam dopan pada ph 1 sampai dengan 9 terhadap karakteristik ukuran kristalit, fase kristalit, panjang gelombang serapan dan puncak vibrasi fotokatalis TiO 2 terdopan yang disintesis dengan metode sol gel.
7 7 4. Menganalisis pengaruh temperatur kalsinasi dari 300 sampai dengan 700 º C pada proses sintesis fotokatalis, terhadap karakteristik ukuran kristalit, fase kristalit, panjang gelombang serapan dan puncak vibrasi serbuk fotokatalis MT-TiO 2 yang disintesis dengan metode sol gel. 5. Mengkomparasi karakteristik fotokatalis MT-TiO 2 pada ketiga jenis dopan logam transisi. 6. Menganalisis kemampuan fotoaktivitas produk fotokatalis MT-TiO 2 hasil sintesis untuk mendegradasi larutan biru metilena, dengan variasi konsentrasi dopan, ph suspensi dan jenis dopan. I.3 Manfaat Penelitian Secara luas penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat akademis dan para pemangku kepentingan atau stakeholder; 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang karakter fotokatalis TiO 2 dan TiO 2 terdopan kation logam transisi Fe(II), Co(II) dan Ni(II) yang disintesis dengan metode sol gel. Khususnya kajian terhadap variasi; jenis dopan, persentase dopan, ph larutan garam dopan dan temperatur kalsinasi terhadap karakter fotokatalis serta pengujian kemampuan fotoaktivitas untuk mendegradasi biru metilena. 2. Penggunaan atau aplikasi fotokatalis MT-TiO 2 terdopan Fe(II), Co(II) dan Ni(II) terhadap perbaikan kondisi lingkungan hidup. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan salah satu solusi pengurangan beban polutan pada lingkungan akuatik berbasis optimalisasi pemanfaatan sumber energi matahari ditengah semakin langkanya sumber energi berbahan baku fosil. lain yang diharapkan.
8 8 I.4 Kebaruan Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan dan referensi maka sampai pada saat ini dapat disampaikan sebagai berikut; 1. Penelitian tentang pengembanan dopan pada TiO 2 sebagai fotokatalis dengan metode sol gel banyak dilakukan oleh para peneliti baik dengan mengunakan dopan logam maupun non logam. 2. Pada umumnya penelitian tentang sintesis fotokatalis TiO 2 terdopan mengkaji variasi konsentrasi dari satu jenis dopan logam transisi saja ataupun satu seri logam dopan transisi, tetapi tidak terletak secara berurutan pada satu periode sistem periodik. 3. Penelitian yang mengkaji secara bersamaan variasi jenis dopan logam transisi yang letaknya berututan pada satu periode yaitu Fe, Co dan Ni belum pernah dilakukan, khususnya kation dengan bilangan oksidasi +2 karena kemiripan karakter kation Fe(II), Co(II) dan Ni(II) terhadap Ti(IV). 4. Penelitian yang mengkaji secara bersamaan variasi pengaruh ph larutan garam dopan dan variasi temperatur kalsinasi terhadap karakter fotokatalis TiO 2 terdopan masih belum pernah dilakukan, karena ketiga variasi percobaan ini saling mempengaruhi karakter karakter fotokatalis TiO 2 terdopan. 5. Pada akhir penelitian juga dilakukan pula pengujian fotoaktivitas fotokatalis untuk mendegradasi larutan biru metilena, untuk membuktikan kemampuan fotoaktivitas produk fotokatalis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan TiO 2 sebagai fotokatalis diperkenalkan pertama kali oleh Fujishima dan Honda tahun 1972 mengenai pemecahan air menjadi oksigen dan hidrogen secara fotoelektrokimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokatalis telah mendapat banyak perhatian selama tiga dekade terakhir sebagai solusi yang menjanjikan baik untuk mengatasi masalah energi maupun lingkungan. Sejak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah banyak dibangun industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berkembangnya industri tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titanium dioksida (TiO 2 ) sejak beberapa tahun terakhir banyak digunakan dalam berbagai bidang anatas anatara lain sebagai pigmen, bakterisida, pasta gigi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan banyak limbah organik golongan senyawa azo, yang akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenol merupakan senyawa organik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang bersifat karsinogenik,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini diulas dalam tiga subbab. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam, yaitu SEM-EDS, XRD dan DRS. Karakterisasi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzene dan merupakan senyawa yang bersifat toksik, sumber pencemaran
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuatan lapis tipis semikonduktor merupakan salah satu cara untuk memudahkan aplikasi semikonduktor baik sebagai solar sel maupun fotokatalis dalam degradasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar misalnya pencemaran oleh limbah industri dimana limbah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan nanoteknologi tersebut berbagai aspek persoalan dapat kita selesaikan (Anonim A, 2012). Pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING
PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING I Dewa Gede Panca Suwirta 2710100004 Dosen Pembimbing Hariyati Purwaningsih,
Lebih terperinciBAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu
Lebih terperinciBENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA
BENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA TiO2 memiliki tiga macam bentuk kristal : Anatase rutil brukit namun yang memiliki aktivitas fotokatalis terbaik adalah anatase. Bentuk kristal anatase diamati terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintesis semikonduktor hibrid menggunakan material semikonduktor oksida dengan cara mendopingkan sensitiser pada material tersebut telah banyak diteliti. Sayo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan industri tekstil selain menguntungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki banyak kegunaan. Sifatnya yang tahan korosi dan memiliki penampilan menarik membuat
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI. elektron valensi memiliki tingkat energi yang disebut energi valensi.
BAB III DASAR TEORI 3.1 Semikonduktor Semikonduktor adalah bahan yang mempunyai energi celah (Eg) antara 2-3,9 elektron volt. Bahan dengan energi celah diatas kisaran energi celah semikonduktor adalah
Lebih terperinciTiO 2 jatuh pada 650 nm sedangkan pada kompleks itu sendiri jatuh pada 600 nm, dengan konstanta laju injeksi elektron sekitar 5,5 x 10 8 s -1 sampai
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Transfer elektron antara material semikonduktor nanopartikel dengan sensitiser, yaitu suatu senyawa berwarna (dye) yang didopingkan pada semikonduktor merupakan subyek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sintesis material, beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. Perbaikan kinerja
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciI. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT
I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT Tujuan Berdasarkan metode ph-metri akan ditunjukkan bahwa ion metalik terhidrat memiliki perilaku seperti suatu mono asam dengan konstanta keasaman yang tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Semikonduktor sangat berperan besar dalam perkembangan teknologi dewasa ini khususnya untuk teknologi solar cell, fotokatalis maupun material sensor. Karena nilai
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan oleh zat warna yang berasal dari industri tekstil dan pewarnaan (dying) serta pencemaran logam berat Cu(II) dari kegiatan electroplating
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa tahun ini (Saas, 2007). Disebut nano karena ukuran partikel-partikel penyusunnya sangat kecil. Istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, termasuk di Yogyakarta, selain membawa dampak positif juga menimbulkan dampak negatif, seperti terjadinya peningkatan jumlah limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Energi cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui suatu sistem yang disebut sel surya. Peluang dalam memanfaatkan energi matahari masih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah berkembang suatu mekanisme fotokatalis yang menerapkan pemanfaatan radiasi ultraviolet dan bahan semikonduktor sebagai fotokatalis, umumnya menggunakan bahan TiO2
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN Variasi kecepatan stiring 800 rpm, variasi temperatur sintering 700, 800, 900 C Variasi temperatur 700 C = struktur kristal tetragonal, fase nya anatase, no PDF 01-086-1156,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspek Kimia CO 2 Karbon dioksida adalah produk akhir oksidasi senyawa organik dan karena itu dianggap sebagai senyawa yang stabil. Senyawa ini dapat diproses secara kimiawi
Lebih terperinciSTRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS
STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS SKRIPSI Oleh : Ahsanal Holikin NIM 041810201063 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciDistribusi Celah Pita Energi Titania Kotor
Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880 Edisi Khusus, Agustus 009 Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor Indah Nurmawarti, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi industri baru di abad 21 (Anonim, 2011). Sekarang ini nanoteknologi memiliki
Lebih terperinciKERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd.
KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd. m.sukar1982xx@gmail.com A. Keramik Bahan keramik merupakan senyawa antara logam dan bukan logam. Senyawa ini mempunyai ikatan ionik dan atau ikatan kovalen. Jadi sifat-sifatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan material dalam skala nano yang dapat meningkatkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 2, pp. 576-582, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 26 September 2014, Accepted 26 September 2014, Published online 28 September 2014 PENGARUH PENAMBAHAN HIDROGEN PEROKSIDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan uraian tentang permasalahan yang melatarbelakangi penelitian sintesis magnetit yang terlapis asam humat (Fe 3 O 4 -HA) dengan metode kopresipitasi sebagai adsorben
Lebih terperinciF- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA
PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA Rita Prasetyowati, Sahrul Saehana, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika Material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel surya merupakan suatu piranti elektronik yang mampu mengkonversi energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan dampak buruk terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan senyawa kompleks yang didopingkan pada material semikonduktor semakin banyak dilakukan dalam rangka mendapatkan material semikonduktor rekaan. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai jual tinggi. Emas memiliki berbagai sifat unik, serta mudah dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran dibandingkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. alkohol, dan fenol alkohol (Nair et al, 2008). Fenol memiliki rumus struktur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fenol Fenol (C 6 H 6 OH) merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil yang terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol memiliki beberapa nama lain seperti asam karbolik,
Lebih terperinciLogo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si
SEMINAR TUGAS AKHIR Add Your Company Slogan STUDI AWAL FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAKSI BUNGA SEPATU SEBAGAI DYE SENSITIZERS DENGAN VARIASI LAMA ABSORPSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam bidang sintesis material, memacu para peneliti untuk mengembangkan atau memodifikasi metode preparasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS FOTOKATALIS SENYAWA Ca1-xCoxTiO3 PADA PROSES DEGRADASI METILEN BIRU DENGAN SINAR UV DAN SINAR TAMPAK
UJI AKTIVITAS FOTOKATALIS SENYAWA Ca1-xCoxTiO3 PADA PROSES DEGRADASI METILEN BIRU DENGAN SINAR UV DAN SINAR TAMPAK PHOTOCATALYTIC ACTIVITY OF Ca1-xCoxTiO3 IN DEGRADATION OF METHYLENE BLUE BY USING UV AND
Lebih terperinciJurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X
17 Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Vol. 3 No.5, Juni 5 ISSN 1693248X Saifuddin, Kombinasi Berbagai Oksidator Untuk Mendegradasi 2Chlorobifenil Dalam Sistem UV/TiO 2 /Oksidant KOMBINASI BERBAGAI OKSIDATOR
Lebih terperinciBab IV. Hasil dan Pembahasan
Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6
Lebih terperinciOleh: Mei Sulis Setyowati Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si
Kinetika Degradasi Fotokatalitik Pewarna Azoic dalam Limbah Industri Batik dengan Katalis TiO2 Oleh: Mei Sulis Setyowati 1410100031 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si Latar Belakang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Mineral besi oksida merupakan komponen utama dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokalisis adalah proses degradasi senyawa organik atau nonorganik menggunakan katalis dengan bantuan energi foton (Pang dkk., 2016). Fotokatalis sampai saat ini
Lebih terperinciMETODE. Penentuan kapasitas adsorpsi dan isoterm adsorpsi zat warna
bermuatan positif. Kation yang dihasilkan akan berinteraksi dengan adsorben sehingga terjadi penurunan intensitas warna. Penelitian ini bertujuan mensintesis metakaolin dari kaolin, mensintesis nanokomposit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. rasa mual pada lambung, muntah, dan diare. Bahan ini juga bila terkena mata dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Congo Red Congo Red merupakan bahan kimia yang memiliki potensi berbahaya terhadap kesehatan tubuh manusia, diantaranya bila tertelan dapat mengakibatkan rasa mual pada lambung,
Lebih terperinciPENGARUH ph TERHADAP PRODUKSI ASETON DARI LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN FOTOKATALIS TiO2-Mn
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan
OP-015 PENGARUH BERAT TiO 2 ANATASE, KECEPATAN PENGADUKAN DAN ph DALAM DEGRADASI SENYAWA FENOL Zulkarnaini 1, Yeggi Darnas 2, Nofriya 3 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Unversitas Andalas Kampus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan kadar krom dengan metode spektrofotometri
Lebih terperinciADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, kulit, plastik, cat, farmasi dan makanan yang digunakan sebagai
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO 2 DAN NiO- TiO 2 DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU
SINTESIS DAN KARAKTERISASI Ni-TiO 2 DAN NiO- TiO 2 DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI DAN AKTIVITASNYA DALAM DEGRADASI METILEN BIRU Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPenentuan Kondisi Optimum Jumlah Pelapisan dan Lama Penyinaran Proses Degradasi Zat Warna Methylene Blue Pada Reaktor Fotokatalitik TiO 2 dengan Penambahan SiO 2 Nopri Andriko 1, Hardeli 2, Hary Sanjaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Matahari adalah sumber energi yang sangat besar dan tidak akan pernah habis. Energi sinar matahari yang dipancarkan ke bumi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
Lebih terperinciIMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI
IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI Oleh Angga Pradana NIM 061810301045 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini biomassa telah banyak menarik perhatian para peneliti. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini biomassa telah banyak menarik perhatian para peneliti. Hal ini dikarenakan sifatnya yang ramah terhadap lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi rekayasa zat dalam skala nano selalu menjadi daya tarik di kalangan peneliti. Hal ini dikarenakan nanoteknologi akan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi
Lebih terperinci4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL
4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL 21 Pendahuluan Sel surya hibrid merupakan suatu bentuk sel surya yang memadukan antara semikonduktor anorganik dan organik. Dimana dalam bentuk
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.I Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah kaolin alam Cicalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kaolin tersebut secara fisik berwarna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi matahari di muka bumi sangat besar yakni mencapai 3x10 24 J/tahun atau sekitar 10.000 kali lebih banyak dari energi yang dibutuhkan makhluk
Lebih terperinciPengaruh ph Awal dan Konsentrasi Awal Larutan Metilen Biru pada Degradasi Larutan Metilen Biru menggunakan Fotokatalis TiO 2 bentonit
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 2, pp. 548-554, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 3 November 2014, Accepted 3 November 2014, Published online 4 November 2014 Pengaruh ph Awal dan Konsentrasi Awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya
λ Panjang Gelombang 21 ω Kecepatan Angular 22 ns Indeks Bias Kaca 33 n Indeks Bias Lapisan Tipis 33 d Ketebalan Lapisan Tipis 33 α Koofisien Absorpsi 36 Frekuensi Cahaya 35 υ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan Bab ini memaparkan hasil dari sintesis dan karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit Sr 2 Mg 1-X Fe x MoO 6-δ dengan x = 0,2; 0,5; 0,8; dan
Lebih terperinci2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL
3 2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL Pendahuluan Bahan semikonduktor titanium oxide (TiO 2 ) merupakan material yang banyak digunakan dalam berbagai
Lebih terperinciKIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode
Lebih terperinciBAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN
29 BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian XRD Hasil Pengeringan Pada pengujian XRD material TiO 2 hasil proses sol-gel hanya sampai proses pengeringan ini, akan dibandingkan pengaruh perbedaan molaritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini telah banyak industri kimia yang berkembang, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Kebanyakan industriindustri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
33 Bab IV Hasil dan Pembahasan Pada bab ini dilaporkan hasil sintesis dan karakterisasi dari senyawa yang disintesis. Senyawa disintesis menggunakan metoda deposisi dalam larutan pada temperatur rendah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciSOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)
SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) Bagian I: Pilihan Ganda 1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar, memiliki sifat/kecenderungan : A. Afinitas elektron rendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Intan adalah salah satu jenis perhiasan yang harganya relatif mahal. Intan merupakan kristal yang tersusun atas unsur karbon (C). Intan berdasarkan proses pembentukannya
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS NANOKOMPOSIT BERBASIS TITANIA UNTUK PRODUKSI HIDROGEN DARI GLISEROL DAN AIR TESIS AGUS SALIM AFROZI 0906578831 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sintesis silika dan alumina berbasis material mesopori telah memberikan banyak keuntungan sejak tahun 1990, terutama sejak ditemukannya MCM-41 yang merupakan bagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara mengandung sejumlah oksigen, yang merupakan komponen esensial bagi kehidupan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Barium Stronsium Titanat (Ba x Sr 1-x TiO 3 ) BST merupakan kombinasi dua material perovskit barium titanat (BaTiO) dan stronsium titanat (SrTiO). Pada kedudukan A, kisi ABO
Lebih terperinciPENURUNAN KONSENTRASI p-klorofenol DENGAN FOTOKATALIS TiO2 DAN ION Fe (III)
PENURUNAN KONSENTRASI p-klorofenol DENGAN FOTOKATALIS TiO2 DAN ION Fe (III) Ana Hidayati Mukaromah 1), Endang Tri Wahyuni 2), Dwi Siswanta 3) 1 Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karena tidak akan ada kehidupan di permukaan bumi tanpa energi matahari maka sebenarnya pemanfaatan energi matahari sudah berusia setua kehidupan itu sendiri.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. media masa. Ungkapan tersebut bermacam ragam seperti pencemaran sungai oleh air
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Pencemaran lingkungan sering diungkapkan dengan pemberitaan melalui media masa. Ungkapan tersebut bermacam ragam seperti pencemaran sungai oleh air limbah cair industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah memaksa riset dalam segala bidang ilmu dan teknologi untuk terus berinovasi. Tak terkecuali teknologi dalam bidang penyimpanan
Lebih terperinci