PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

ABSTRAK. : Ice breaking, Motivasi diri siswa dalam mengikuti pelajaran. matematika

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN DAN MEMPERTAHANKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

hlm (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2009 ),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika.

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN OUTBOND

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK BEHAVIORISTIK TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 GONDANGREJO, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENCONTEK PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data serta bagaimana penelitian di lapangan.

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Afif Wahyu Nurputra. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Tujuan ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan informasi terhadap upaya mengurangi Rasa Inferioritas Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 30. Sampel penelitian menggunakan Porposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang rasa inferioritas, Wawancara digunakan untuk mencari data tentang nama responden, sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan responden. Teknik analisis data dengan menggunakan t-tes. Hasil analisis data secara statistik tentang pengaruh pemberian layanan informasi terhadap rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun pelajaran 2015-2016. Diperoleh t hitung = 2,872, dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) jadi (30-1) = 29 dalam taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 2,045 dan 2,756. Jadi dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel atau 2,045 < 2,872 > 2,756. Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hipotesisi yang menyatakan Ada Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Inferioritas Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016 terbukti kebenarannya. Kata Kunci : Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Inferioritas Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya : siswa, tujuan, dan guru. Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Namun dalam kenyataannya, untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang baik terdapat tantangan atau hambatan yang harus dihadapi. Salah satu hambatan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas adalah masalah sosial. Masalah ini timbul sebagai akibat dari siswa yang memiliki rasa inferioritas. Rasa inferioritas merupakan salah satu hambatan bagi diri Individu untuk menjalani hidup dengan baik. Setiap individu akan membutuhkan kepercayaan diri setiap harinya dalam berbagai hal, termasuk siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Tingkat kepercayaan diri yang baik memudahkan pengambilan keputusan dan melancarkan jalan untuk mendapatkan teman, membangun hubungan, dan membantu individu mempertahankan kesuksesan. Berdasarkan data hasil dari wawancara dengan guru wali kelas, dan guru bimbingan dan konseling siswa MTs Negeri Gemolong ada yang mengalami masalah rasa inferioritas atau rasa rendah diri. Masalah rendah diri yang dialami siswa ini tertuju pada sikap yang grogi pada saat tampil kedepan kelas raut wajah terlihat muram, jalan kaki yang tertahan-tahan, dan merasa malu menjadi pusat perhatian oleh temanteman sekelas. Siswa merasa tidak pantas mendapat pujian karena menganggap dirinya memiliki kekurangan sehingga dirinya selalu berusaha seperti orang lain. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara kedua guru wali kelas, dan guru bimbingan dan konseling sekitar 30 dari 167 siswa yang mengalami masalah dengan rasa inferioritas atau rendah diri. 3-8 dari 34 siswa di kelas VII yang mengalami masalah rendah diri. Informasi ini didapat dari analisis yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling, guru wali kelas, dan guru mata pelajaran. Siswa yang mengalami kurang percaya diri menganggap bahwa dirinya rendah, tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri dan merasa salah setiap penampilannya.

Siswa yang kurang percaya diri mengangap dirinya tidak berharga, merasa kecil, tidak berharga, dan tidak berdaya menghadapi tindakan orang lain. Mereka malah cendrung menyendiri dan menghindari komunikasi dengan orang. Penelitian mengenai inferioritas sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Eni Nugrahaningtyas Universitas Slamet Riyadi Surakarta Tahun 2014 dengan judul Pengaruh Pelayanan Bimbingan Kelompok Terhadap Tingkat Inferioritas Siswa Kelas VII SMP N 2 Sragen. Berdasarkan data dan informasi di atas maka, Peneliti tertarik untuk malakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Rnferioritas Pada Siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang diidentifikasikan adalah sebagai berikut: 1) Masih ada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong yang mempunyai masalah rasa inferioritas. 2) Masih ada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong yang menarik diri dari aktifitas sosial atau lebih suka menyendiri. 3) Masih ada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong yang belum mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Pembatasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak begitu meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan maka perlu dibatasi pada Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diulas dalam penelitian ini adalah, apakah ada pengaruh positif atau signifikan terhadap pelaksanaan layanan informasi dengan pengurangan rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016? Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif terhadap pelaksanaan layanan informasi dengan penguranan rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015-2016. Manfaat Penellitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperkaya khasanah penelitian di bidang bimbingan dan konseling. b. Dapat sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang akan menambah perbendaharaan di bidang bimbingan dan konseling, guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Dapat memberikan pengetahuan bagi siswa betapa pentingnya memiliki kepercayaan diri, agar siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan serta dapat mengembangkan potensi pada dirinya. b. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan untuk mengembangkan dan memfasilitasi pelaksanaan layanan informasi di sekolah dalam upaya menurunkan rasa inferioritas siswa. c. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru bimbingan dan konseling dalam upaya untuk menurunkan rasa inferioritas siswa melalui layanan informasi. Kerangka Berfikir Menurut salah seorang ahli dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang akan diidentifikasikan sebagai masalah yang penting (Deni Darmawan, 2013: 117) Prinsip dasar dari layanan informasi merupakan sikap atau komitmen yang mendasari layanan yang diperuntukkan terhadap siswa

supaya mengurangi permasalahanpermasalahan individu maupun kelompok semua siswa. Upaya ini coba dilakukan agar segala kekurangan atau kelemahan siswa bias dibantu melalui layanan informasi. Khususnya pada penelitian ini mengacu pada rasa inferioritas yang dialami oleh beberapa siswa. Tabel 1. Kerangka Berpikir Dari teori-teori yang telah dijabarkan di atas nampaknya ada indikasi bahwa layanan informasi berpengaruh terhadap pengurangan rasa inferioritas yang dialami oleh siswa. Perumusan Hipotesis Menurut Lind hipotesis adalah pernyataan atau dugaan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan. Hipotesis harus diuji karena, itu harus berbentuk kuantitas (dinyatakan dalam berbentuk angkaangka) untuk dapat diterima atau ditolak (Suharyadi, 2007: 81) METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Sesuai dengan judul penelitian yaitu pengaruh pemberian layanan informasi terhadap penurunan rasa inferioritas pada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong tahun pelajaran 2015-2016. Penulis memilih siswa kelas VII sebagai bahan penelitian karena dari beberapa teori yang ada, siswa baru cenderung memiliki rasa inferioritas yang tinggi yang disebabkan oleh masuknya mereka ke lingkungan baru yakni sekolah. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2016 tahun pelajaran 2015/2016. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan kuantitatif bermaksut untuk mengetahui rasa inferioritas pada siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan layanan informasi untuk mengurangi rasa inferioritas, dengan penggunaan strategi ini diprediksikan akan dapat berhasil mengurangi rasa

inferioritas pada siswa MTs Negeri Gemolong. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi Menurut Suharsini Arikunto (2006: 130) bahwa Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian sebagai sumber data dan mempunyai ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian ini yang merupakan populasi adalah siswa kelas VII MTs N Gemolong ±167 siswa. Sampel Menurut Suharsini Arikunto (2006: 131) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari pengertian tersebut maka sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki sebagai wakil dari populasi. Atas dasar tersebut bisa ditegaskan bahwa sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N Gemolong, 3-7 orang dari 5 kelas atau 30 siswa. Sampling Sampling merupakan teknik memilih sampel dan popolasi. Dalam hubungannya dengan sampling ini, Sugiyono ( 2014: 121) mengemukakan bahwa sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.untuk menentukan sampel tersebut peneliti menggunakan teknik porposive sampling. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Gemolong tahun pada pelajaran 2015-2016. Dengan mengacu pada permasalahan yakni pengaruh Layanan Informasi terhadap rasa inferioritas, maka penulis memilih siswa kelas VII sebagai bahan penelitian karena dari beberapa teori yang ada, siswa baru cenderung memiliki rasa inferioritas yang tinggi yang disebabkan oleh masuknya mereka ke lingkungan baru yakni sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan kuantitatif bermaksut untuk mengetahui rasa inferioritas pada siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan layanan informasi untuk mengurangi rasa inferioritas, dengan penggunaan

strategi ini diprediksikan akan dapat berhasil mengurangi rasa inferioritas pada siswa MTs Negeri Gemolong. Variable Penelitian Setiap jenis penelitian kuantitatif tidak akan lepas dari variable penelitian.variabel adalah Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012: 38) Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu : 1. Variabel Independent atau variabel bebas disebut juga variabel X, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya.variabel independent dalam penelitian ini adalah layanan informasi. 2. Variabel Dependent atau variabel terikat disebut juga variabel Y, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah rasa inferioritas. (Sugiyono, 2012: 39) Teknik Pengumpulan Data Data adalah hasil pencatatan peneliti yang baik yang berupa fakta ataupun angka. Adapun teknik yang digunakan antara lain: Wawancara Menurut Sutrisno Hadi, memandang interviu atau wawancara sebagai metode yang baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, dan proyeksi seseorang tentang masa depannya (Anwar Sutoyo 2012: 153) Angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaiten dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden (Anwar Sutoyo 2012: 189).

Observasi. Menurut (Anwar Sutoyo 2012: 84) Observasi ada dua pengertian, yaitu pengertian secara sempit dan secara luas. Dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti. Dalam arti luas, observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang sedang diteliti. Ada beberapa bentuk observasi yang dapat dugunakan dalam penelitian kuantitatif yaitu, observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, observasi kelompok tidak terstruktur. a. Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana observer benar-benar terlibat dalam keseharian responden. b. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneli atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu obyek. c. Observasi kelompok tidak terstruktur adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Dalam penelitian, observasi yang digunakan adalah observasi partisipan yang diperoleh dari beberapa siswa yang dijadikan sampel penelitian. Sebelum melalui beberapa tahapan yang telah direncanakan dalam penelitian, peneliti terlebih dahulu melalukan uji validitas terhadap instrumen yang akan diuji. Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto 2013: 211) Untuk uji validitas digunakan rumus sebagai berikut. r xy = ( )( ) * ( )+* ( )+ (Suharsimi Arikunto, 2013: 213) Keterangan :

r xy N X X² Y Y² XY : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y : Jumlah responden : Sigma atau jumlah X (skor butir) : Sigma X kuadrat : Sigma Y (skor total) : Sigma Y kuadrat : Jumlah perkalian antara X dan Y Kemudian perlu juga dilakukan uji realibilitas untuk menentukan tingkat kepercayaan suatu penelitian. Teknik yang digunakan untuk mencari reliabilitas adalah teknik belah dua dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar sebagai berikut : r xy = ( )( ) { ( ) }{ ( ) } (Suharsimi Arikunto, 2005: 72) Keterangan : r xy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y X = Jumlah nilai X Y = Jjumlah nilai Y N = Jumlah sampel Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman-Brown sebagai berikut: r 11 = ( ) (Suharsimi Arikunto, 2005: 93) Keterangan : r ½ ½ = Korelasi antar sekorsekor setiap belahan soal r 11 = Koefisien reliabilitas soal yang sudah disesuaikan Untuk mengetahui kriteria reabilitas soal, maka hasil perhitungan r 11 di atas kemudian diinterpretasikan dengan koefisien korelasi dari Suharsimi Arikunto (2005: 75) sebagai berikut: a. Antara 0,800-1,000 : sangat tinggi b. Antara 0,600-0,800 : tinggi c. Antara 0,400-0,600 : cukup d. Antara 0,200-0,400 : rendah e. Antara 0,000-0,200 : sangat tinggi Analisis Data Setelah dilakukan hasil uji validitas dan realibilitas hal paling penting untuk menentukan kelayakan penelitian adalah analisis data. Menurut Sugiyono (2009: 333), Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis resonden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Selanjutnya dianalisis dengan pendekatan statistik menggunakan rumus t-tes sebagai berikut : M D t = (Fadjeri, 2011: N (N-1) 44) pertama data hasil angket rasa inferioritas sebelum dilakukan layanan informasi, dan kedua setelah dilakukan layanan informasi. 1. Deskripsi data sebelum dilakukan layanan informasi Hasil penyebaran angket yang penulis berikan kepada siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016 mengenai rasa inferioritas siswa sebelum diberi layanan informasi memperoleh nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 68 (lampiran 9), adapun analisis data diperoleh nilai mean : 77,667 median : 79,769 modus : 83,973 dan Standar deviasi : 5,618. Selanjutnya dari hasil angket rasa inferioritas siswa sebelum diberi layanan informasi tersebut dapat digambarkan dalam gambar frekuensi sebagai berikut : Keterangan : M D = Mean defferences = Deviasi individual dari MD N = Jumlah subyek penelitian PEMBAHASAN Dari hasil peneltitian diperoleh hasil yang kemudian akan dibahas dan dibagi menadi dua bagian, yakni Selanjutnya dari data hasil angket prokrastinasi akademik siswa sebelum diberi layanan informasi bidang bimbingan pribadi dapat digambarkan dalam bentuk grafik

histogram dan poligon sebagai berikut : mean : 74,3 median : 75,3 modus : 77,3 dan Standar deviasi : 5,587. Berikut adalah hasil dari angekt yang disajikan dalam tabel : Gambar 1 Grafik Histogram dan Poligon Rasa Inferioritas Siswa Sebelum Diberi Layanan Informasi Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Deskripsi data setelah dilakukan layanan informasi Hasil penyebaran angket untuk siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016 mengenai rasa inferioritas siswa sesudah diberi layanan informasi bidang bimbingan pribadi memperoleh nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 63 (lampiran 11), adapun analisis data diperoleh nilai Selanjutnya dari data hasil angket rasa inferioritas siswa sesudah diberi layanan informasi dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut : Gambar 2 Grafik Histogram dan Poligon Rasa Inferioritas Siswa Sebelum Diberi

Layanan Informasi Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh simpulan bahwa hipotesis kerja yang menyatakan Ada Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Pengurangan Rasa Inferioritas Siswa Kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016 diterima karena teruji kebenarannya. Untuk siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong sebelum diberikan layanan informasi mengenai pentingnaya memahami diri, khususnya mengenai rasa kepercayaan diri, masih belum mampu menumbuhkan sikap menghargai diri. Padahal kepercayaan diri sangat penting bagi kelangsungan individu dalam memilih minat dan harapan di masa mendatang ketika terjun di masyarakat. Akibatnya ada beberapa siswa yang kurang mampu memilih jenjang pendidikan dan pelajaran yang mereka suakai dan minati ke depannya. Setelah diadakan layanan informasi selama beberapa kali pertemuan ternyata ada pengaruh terhadap perubahan tingkat rasa inferioritas yang semakin berkurang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Layanan informasi mengenal diri di tingkat kelas VII MTs Negeri Gemolong sebenarnya sudah diberikan dalam proses layanan Bimbingan dan Konseling. Namun hal itu hanya sesuai dengan kebutuhan pada waktu tertentu dan intensitas waktunya terbatas, sehingga siswa-siswa di kelas X VII MTs Negeri Gemolong masih kekurangan informasi bidang bimbingan pribadi yang berguna untuk menyelesaikan tugas perkembangan dan untuk mengoptimalkan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa layanan informasi dapat mempengaruhi perihal menurunnya rasa inferioritas siswa kelas VII MTs Negeri Gemolong Tahun Pelajaran 2015/2016 diperoleh t hitung yaitu sebesar 2,872 yang selanjutrnya t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) jadi (30-1) = 29 dalam taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 2,045 dan 2,756 atau 2,045 < 2,872 > 2,756. Saran Sekolah perlu meningkatkan giat-giat tertentu untuk membantu beberapa siswa yang memiliki rasa

inferioritas. Di mana tugas ini perlu disadari guru Bimbingan dan Konseling harus lebih jeli dalam melihat masalah yang dialami siswa, khususnya siswa yang mengalami krisis kepercayaan diri. Selain itu perlu kesadaran, kemauan, dan kelanjutan yang tidak pernah putus bagi siswa untuk bisa memahami diri secara utuh. Di sisi lain, orang tua tidak boleh lepas tangan untuk membina DAFTAR PUSTAKA dan menuntun anak. Sehingga potensi anak memiliki rasa inferioritas bisa ditekan sejak dari keluarga dan ketika keluar ke masyarakat bisa lebih percaya diri. Anwar Sutoyo. 2012, Pemahaman Individu: observasi, Checklist, Interviu, Kuesioner, Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Eni Nugrahaningtyas. 2014. Pengaruh Pelayanan Bimbingan Kelompok Terhadap Tingkat Inferioritas Siswa Kelas VII SMP 2 Sragen. UNISRI: Surakarta Fadjeri. 2011. Statistik. Surakarta: FKIP UNISRI Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipt Suharyadi. 2007. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern edisi2. Jakarta selatan: Salemba Empat