BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

Efektiitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr.pirngadi Medan

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP. Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekelompok

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui jenis-jenis efek samping pengobatan OAT dan ART di RSUP dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Anestesi dan Ilmu Bedah Jantung.

OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi. Oleh: SHANGITA BALA JOTHY NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang setelah ethical

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis Kontak Alergika (DKA) merupakan suatu penyakit keradangan

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Standar Prosedur Operasional. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

KEPUTUSAN KEPALA RSAU Dr.M.SALAMUN TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN RUJUKAN PASIEN HIV/AIDS. DI RSAU Dr.M.SALAMUN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2015

POLA PENYAKIT KULIT PADA PASIEN HIV/AIDS DIHUBUNGKAN DENGAN KADAR CD4 DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN OLEH : RO RABIAN REIN ROZA TAMPUBOLON

PREVALENSI XEROSTOMIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Dari kerangka pemikiran di atas dapat dibuat bagian kerangka konsep sebagai berikut: Pasien AIDS Pola Penyakit Kulit Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS. 3.2 Variabel dan definisi operasional variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien AIDS dan penyakit kulit. Cara pengukuran yang digunakan dalam mengambil data bagi pasien AIDS ialah obervasi,yaitu pengambilan data sekunder dari rekam medis. Bagi mengukur variabel penyakit kulit, dilakukan dengan cara mengobservasi dari rekam medis dan memasukkan ke dalam tabel yang disediakan. Hasil pengukuran bagi penelitian pula diukur dengan melihat ada tidaknya manifestasi kelainan kulit pada pasien AIDS di Pusyansus Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Semua pasien AIDS yang dirujuk ke Satuan Medis Fungsional Kulit dan kelamin juga dicatat. Definisi operasional diterangkan secara terperinci pada halaman berikutnya.

Tabel 3.2 Definisi operasional variabel. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Penyakit Kulit Penyakit yang berhubungan dengan Rekam Nominal jaringan penutup permukaan tubuh Medis yang berhubungan dengan AIDS. Penyebab kelainan kulit bisa disebabkan oleh infeksi oportunistik, non-infeksi, atau proses keganasan. Pasien AIDS Individu yang terinfeksi dengan Rekam Nominal HIV di mana jumlah sel T CD4 + di Medis bawah 200 per µl darah.selain itu, juga telah dilakukan tes serologi ELISA dan Western Blot untuk menegakkan diagnosis (Lan, 2006). Pasien AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome) adalah orang yang telah mengalami kumpulan gejala-gejala penyakit karena terjadi penurunan imunitas tubuh oleh HIV(Djoerban, 2006).

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat cross-sectional yang bertujuan untuk melihat jenis penyakit kulit pada pasien AIDS di RSUP Haji Adam Malik Medan dari Januari 2009- Desember 2010. 4.2 Waktu dan tempat penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik,Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini dipilih karena merupakan rumah sakit rujukan provinsi di Sumatera Utara dan Barat..4.2.2 Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Penelitian dimulakan dari menentukan judul, menyusun proposal hingga seminar hasil yang berlangsung dari Februari 2011 hingga Desember 2011. 4.3 Populasi dan sampel 4.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien AIDS rawat inap dan rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik sejak Januari 2009-Desember 2010. Populasi pada penelitian ini berjumlah 1071 orang. Kriteria inklusi adalah pasien yang dirujuk ke SMF Kulit dan Kelamin.

4.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. n= jumlah sampel n = N 1 + N(d 2 ) d= penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi ditetap sebesar 0, 1 N= jumlah populasi Penggunaan rumus di atas dikarenakan jumlah populasi kurang dari 10.000(Notoadmojo,2005). Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif adalah sebesar 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 91.46 orang yang akan dibundarkan menjadi 91 sampel(notoatmodjo, 2005). 4.4 Teknik pengumpulan data Data diperoleh melalui data sekunder yaitu melalui rekam medis pasien. Data ini diperoleh dari unit rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan. 4.5 Pengolahan dan analisis data Semua data yang terkumpul dicatat dan dilakukan editing dan coding, kemudian dimasukkan ke dalam program komputer SPSS(Statistical Product and Service Solution for Windows 17.0) untuk dianalisis lebih lanjut. Jenis analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan, di mana rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas A dan merupakan Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Rumah Sakit ini dibangun di atas tanah seluas ± 10 Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP H. Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran. Data diambil dari unit rekam medis rumah sakit yang merupakan basis data dan pusat riwayat kesehatan pasien. 5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien AIDS RSUP Haji Adam Malik dari Januari 2009 sampai dengan Desember 2010 yang didiagnosis menderita penyakit kulit. Selama periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2010 diperoleh kunjungan 1071 pasien di Pusyansus RSUP Haji Adam Malik.

5.1.2.1 Karakteristik Individu Dalam penelitian ini, sampel yang terpilih adalah sebanyak 91 pasien AIDS, yang terdiri dari pasien rawat inap dan rawat jalan, yang dirujuk ke Satuan Medis Fungsional Kulit dan Kelamin Adam Malik Medan selama tahun 2009 dan 2010. Dari keseluruhan sampel, karakteristik yang dapat diamati adalah kelompok usia dan jenis kelamin. Berdasarkan data-data tersebut dapat dibuat karakteristik subjek penelitian sebagai berikut: Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel berdasarkan Usia Kelompok umur Jumlah % < 11 2 2.2 11-20 4 4.4 21-30 39 42.9 31-40 32 35.2 41-50 10 11 >50 4 4.4 Total 91 100 Berdasarkan penelitian,dari 91 sampel diperoleh kelompok umur yang paling banyak menderita penyakit kulit adalah pada kelompok umur 21-30 sebanyak 39 orang(42,9%). Kemudian diikuti dengan kelompok 31-40 sebanyak 32 orang(35,2%) dan 41-50 sebanyak 10 orang(11%). Frekuensi terkecil terdapat pada kelompok umur kurang dari 11 tahun sebanyak 2 orang( 2,2%).

5.1.2.2. Jenis Kelamin Data lengkap distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah % Laki-laki 73 80.2 Perempuan 18 19.8 Total 91 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahawa sebagian besar penderita AIDS yang dirujuk ke SMF Kulit dan Kelamin adalah laki-laki, sebanyak 73 orang(80,2%) sedangkan perempuan sebanyak 18 orang(19,8%). Rasio antara laki-laki dan perempuan yaitu 4:1. 5.1.3. Hasil Analisis Data Berikut adalah hasil data lengkap mengenai kelainan kulit yang diderita pasien AIDS di RSUP Haji Adam Malik Medan sejak tahun 2009-2010:

Tabel 5.3 Pola Kelainan Kulit pada 91 pasien AIDS Kelainan kulit Jumlah % Dermatitis kontak 6 4,5 Dermatitis seboroik 7 5,2 Dermatofitosis 2 1,5 Erupsi Obat 15 11,2 Follikulitis 10 7,5 Furunkulosis 5 3,7 Herpes Simpleks 4 3,0 Herpes Zoster 3 2,2 Hiperpigmentasi ARV 4 3,0 Impetigo 7 5,2 Kandidiasis Oral 44 32,8 Kondiloma Akuminata 1 0,8 Pioderma 4 3,0 Psoriasis 2 1,5 Prurigo Nodularis 9 6,7 Sarkoma Kaposi 1 0,8 Scabies 2 1,5 Toxoplasmosis 5 3,7 Urtikaria 3 2,2 Total 134 100 Dari 91 pasien AIDS yang dirujuk ke bagian kulit, didapati 134 kelainan kulit. Kandidiasis oral dan erupsi obat merupakan merupakan kelainan kulit yang paling diderita pasien, yaitu masing masing 44 orang(32,8%) dan 15 orang(11,2%). Kelainan kulit yang juga banyak dijumpai adalah follikulitis dan prurigo nodularis masing- masing 10 orang(7,5%) dan9 orang( 6,7%). Hanya 1 pasien(0, 8%) yang menderita sarkoma kaposi yaitu keganasan pada kulit yang sering diderita pasien stadium lanjut.

Tabel 5.4. Pola Kelainan Kulit berdasarkan Jenis Kelamin Kelainan Kulit Jenis Penyakit Kulit Total Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Dermatitis Kontak 6 0 6 Dermatitis Seboroik 6 1 7 Dermatofitosis 2 0 2 Erupsi Obat 10 5 15 Follikulitis 9 1 10 Furunkulosis 5 0 5 Herpes Simpleks 4 0 4 Herpes Zoster 3 0 3 Hiperpigmentasi ARV 3 1 4 Impetigo 6 1 7 Kandidiasis Oral 36 8 44 Kondiloma Akuminata 1 0 1 Pioderma 3 1 4 Psoriasis 1 1 2 Prurigo Nodularis 5 4 9 Sarkoma Kaposi 1 0 1 Scabies 0 2 2 Toxoplasmosis 5 0 5 Urtikaria 2 1 3 Total 108 26 134 Dari tabel 5.4. dapat ditemukan 108 kelainan kulit pada 73 pasien laki-laki (80,6%) yang dirujuk ke Departemen Kulit dan Kelamin. Kelainan kulit yang paling banyak diderita pasien laki-laki adalah kandidiasis oral sebanyak 36 kasus(33,3%), diikuti erupsi obat sebanyak 10 kasus(9,26%) dan follikulitis sebanyak 9 kasus(8,33%). Sedangkan pada 18

pasien perempuan, didapati 26 kelainan kulit(19,4%). Kelainan kulit yang paling banyak diderita adalah kandidiasis oral sebanyak 8 kasus(30,8%), diikuti erupsi obat sebanyak 5 kasus(19,2%) dan prurigo nodularis sebanyak 4 kasus(15,4%). 5.2. Pembahasan Menurut hasil penelitian berdasarkan kelompok usia, frekuensi kelainan kulit pada pasien AIDS terbanyak adalah pada kelompok usia 21-30 sebanyak 39 orang(42,9%) dan 31-40 sebanyak 32 orang(35,2%). Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan Ditjen PP dan PL Depkes RI tahun 2009, kelompok umur yang paling banyak menderita HIV/AIDS adalah kelompok usia 20-29 tahun (9.801 orang) dan golongan umur kedua terbanyak adalah golongan 30-39 tahun (Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2009). Selain itu, hal ini juga sesuai dengan berbagai data mengenai HIV/AIDS, di mana kelompok usia yang paling banyak terkena HIV/AIDS adalah kelompok usia produktif. Hal ini turut terbukti melalui salah satu penelitian yang dilakukan oleh Jindal pada 38 pasien yang menderita kelainan kulit, di mana 73,7% pasien berada pada usia 21-40 tahun(jindal et al, 2009). Dari hasil penelitian frekuensi kelainan kulit pada pasien AIDS berdasarkan jenis kelamin, kelainan paling banyak didapati pada laki-laki. Jika ditinjau pada data milik rekam medis di RSUP Haji Adam Malik Medan, dari jumlah seluruh kunjungan pada tahun 2009 sebanyak 404 orang(78,8%) penderita AIDS adalah laki-laki dan 109 orang(21,2%) adalah perempuan. Menurut laporan Ditjen PP dan PL Depkes RI tahun 2009, rasio penderita HIV/AIDS laki-laki dan perempuan adalah 3:1. Salah satu penelitian yang dilakukan Goh et al pada 96 pasien yang diteliti, 83sampel (86%) adalah laki-laki(goh et al, 2007). Namun, terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Jindal et al, di mana perempuan (52,6%) lebih banyak daripada pria (47,4%). Menurut hasil penelitian mengenai kelainan kulit yang paling banyak diderita pasien AIDS pada 91 pasien sejak tahun 2009-2010, didapati 134 kelainan kulit. Kelainan kulit yang banyak diderita pasien adalah kandidiasis oral 44 orang(32,8%), erupsi obat 15 orang(11,2%) dan follikulitis 10 orang(7,5%)selain itu, kelainan kulit yang juga banyak dijumpai adalah prurigo nodularis dan dermatitis seboroik masing-masing 9 orang(6,7%) dan 7 orang(75,2%).

Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Jindal, di mana herpes dermatitis seboroik merupakan antara kelainan kulit yang banyak ditemukan pada pasien AIDS. Pada penelitian yang dilakukan Goh, didapati prurigo merupakan kelainan kulit yang paling banyak diderita, yaitu sebanyak 31 kasus dari 94 pasien(33%). Hanya dijumpai satu kelainan kulit berupa keganasan, seperti sarkoma kaposi yang banyak dilaporkan pada pasien HIV/AIDS di negara barat(jindal et al, 2009). Dari tabel 5.4. mengenai kelainan kulit yang paling banyak ditemukan pada pasien AIDS berdasarkan jenis kelamin pula, didapati 108 kelainan kulit dari 134 kelainan kulit pada 73 pasien laki-laki( 80,6%) dari total keselurahan kelainan kulit. Kandidiasis oral merupakan kelainan kulit yang paling banyak dijumpai pada pasien laki-laki 36 orang (33.3%), diikuti erupsi obat 10 orang(9,26%) dan follikulitis 9 orang(8,33%). Sedangkan pada 18 pasien perempuan, didapati 26 kelainan kulit (19,4%). Kelainan kulit yang paling banyak diderita adalah kandidiasis oral sebanyak 8 orang(30,8%).

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pola penyakit kulit pada pasien AIDS di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dari Januari 2009-Desember 2010, didapati: 1. Penyakit kulit merupakan salah satu manifestasi pada pasien AIDS. 2. Proporsi penderita AIDS berdasarkan demografi adalah: a)kelompok usia terbanyak adalah 21-30 sebanyak 39 orang(42,9%) dan 31-40 sebanyak 32 orang(35,2%). b)laki-laki lebih banyak menderita penyakit kulit iaitu sebanyak 73 orang (80,2%) dibanding dengan perempuan sejumlah 18 orang(19,8%). 3. Kandidiasis oral merupakan kelainan kulit yang paling banyak ditemukan 44 orang(32,8%), diikuti erupsi obat 15 orang(11,2%) dan follikulitis 10 orang (7,5%). 4. Dermatitis seboroik dan impetigo juga adalah antara penyakit kulit terbanyak pada pasien dengan masing-masing sebanyak 7 orang(5,2%). 5. Kelainan kulit yang paling banyak diderita pasien laki-laki dan perempuan adalah kandidiasis oral sebanyak 44 orang(32,8%) dan erupsi obat 15 orang(11,2%). Tidak ada perbedaan penyakitnya dari segi kelamin..

6.2. Saran 1. Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi edukasi kepada pasien dan petugas kesehatan mengenai pola penyakit kulit agar dapat ditangani segera. 2. Masukan kepada pihak Unit Rekam Medis Adam Malik Medan agar pencatatan rekam medis pasien lebih baik dan lengkap. 3. Pada hasil pemeriksaan pasien AIDS, diharap nilai CD4 turut dicatat untuk memudahkan penentuan stadium terapi pasien. 4. Pasien yang menderita kelainan kulit akibat erupsi obat sebaiknya diberi keterangan golongan obat penyebab alergi. 5. Penelitian ini diharap dapat menjadi salah satu pedoman untuk penelitian yang berkaitan dan lebih lanjut.