BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lulus dari mata kuliah tersebut. selalu menilai negatif, tidak mengikuti ujian, belum mengambil mata kuliah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mereka, yaitu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan

BAB I PENDAHULUAN. tulis ilmiah atau skripsi merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa yang

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. mengajar yang berkaitan dengan program studi yang diikutinya serta hasil

PENDAHULUAN. Mahasiswa yang menjalani kuliah di kampus ada yang merasa kurang

BAB I. Di era globalisasi saat ini, sungguh tak asing lagi berbicara mengenai dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia (2005). Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini khususnya dalam melatih kemampuan verbal, kuantitatif, berpikir

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)

PERTANYAAN WAWANCARA. Jenis kelamin: Pendidikan terakhir: Pendapatan/bulan : <3juta >3juta

1. Kegiatan selama liburan

LAMPIRAN. 4. Menurut kamu sudah baik kah pelayanan humas? Ya mereka sudah bekerja dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN. Tabel 4.1 Jadwal Waktu dan Kegiatan Penelitian

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal, yaitu dan tahun (Monks, dkk.,

TRANSKIP DATA OBJEK PENELITIAN KEDUA

Sesuatu yang LEBIH atau BEDA?

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan individu menghadapi persaingan global yang menuntut adanya

ANALISIS MARKET RESEARCH UKSW

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. dari masalah-masalah kecil hingga masalah yang besar.

1. Bagaimana kondisi lampu taman menurut pendapat anda? (Menunjuk satu bagian lampu taman yang tidak berfungsi).

BAB IV DESKRPSI DAN ANALISIS DATA. sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil wawancara informan 1

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengumpulan Data Penelitian

Keindahan Seni Pendatang Baru

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

BAB I PENDAHULUAN. Siswa/siswi yang memasuki jenjang pendidikan lanjutan dituntut untuk mampu

DAFTAR PUSTAKA. Kriyanto, Rachmat. 2007, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN)

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi. Manusia terkadang merasa semangat untuk melakukan sesuatu dan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.

PROSES PENGUMPULAN DATA

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Disusun oleh Lusi Nurfaridah

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Aku dan adik kelasku.

Di ebook sebelumnya, saya sudah janji akan membahas

BAB I PENDAHULUAN. semakin marak di kehidupan masyaraat. Hal ini ditandai dengan semakin

Bikin Foto Bareng Kembaran Kamu di Photoshop

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

TRANSKIP WAWANCARA. (Anak)

Guys, tulisan ini ngga ada hubungannya ama Tukul Arwana :p Cuman emank ada hubungannya ama laptop.

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

INVESTOR MINDSET FOR LIVING!..

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun

DATA FOTO. Foto Pasangan Pertama Fanny Tionghoa Kristen dan Rizky Jawa Islam. Foto Pasangan Kedua Dana Jawa Islam dan Anggi Tionghoa Kristen

Pengalaman Praktikum "Gambar Bengkel Teknik"

Appendix A: Interview Gudelines

A Shoulder To Lean On. Ditulis oleh Grace Suryani Jumat, 17 April :55

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Disonansi yang terjadi dalam diri seseorang, membuat. seseorang merasa tidak nyaman dengan keadaannya.

Kak Rya = Batak Admin service

SMA itu masa yang indah. Dari jaman dulu ampe sekarang

BAB III PENYAJIAN DATA. pendidikan inklusi tingkat sekolah dasar pada SDN Tugu Utara 11 :

57 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Koplingnya injak penuh ganti gigi 1, iyaa koplingnya diangkat pelan-pelan. Gas sedikit.

Transkrip wawancara dengan produser program radio SLAGI ADA NAMA PROGRAM : SLAGI ADA ( SLAMAT PAGI ANDA SEMUA ) : Ari Dagienkz dan Miund

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

Lampiran 1.3 Alat Ukur Kepuasan Kerja dan Penyebab Stres Kerja

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk velg sepeda motor. Visi dari PT. Batavia Alumindo

HASIL WAWANCARA. Pertanyaan Jawaban Koding Keterangan

LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA

P : Saya Camilla kak dari Komunikasi USU, mau mewawancarai kakak untuk skripsi kak.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi semakin diperbaharui dan sumber daya manusia dituntut untuk

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

PEDOMAN WAWANCARA (INFORMAN PRIMER/LESBIAN)

LAMPIRAN I UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS ALAT UKUR

BAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual dan ilmu pengetahuan yang

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonomi Asean (MEA) untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di. bidang ekonomi antar negara ASEAN (

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) : Evaluasi Penerapan Program My BBS berdasarkan unsafe act di PE

erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PMS: Petuah Menulis Sukses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN ADVERSITY INTELLIGENCE PADA MAHASISWA PENGURUS ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. dan terdapat perusahaan rokok (duniaindustri.com, 2015). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2014 pasal 17 ayat 3b menyatakan bahwa mahasiswa yang mengambil program sarjana dapat menempuh pendidikan dalam waktu 4 tahun dan harus menyelesaikan beban 144 sks. Kemudian berdasarkan pasal 14, kewajiban akademik mahasiswa dapat berupa kuliah, responsi dan tutorial, seminar, dan praktikum. Selain itu berdasarkan Permendikbud, apabila mahasiswa mendapatkan penilaian yang baik, maka mahasiswa lulus dari mata kuliah tersebut. Di beberapa Universitas masih terdapat mahasiswa yang belum mampu lulus dalam waktu 4 tahun. Begitu pula dengan Universitas Esa Unggul, masih terdapat angkatan 2008-2010 yang belum mampu lulus dalam waktu 4 tahun pada tahun ajaran 2014-2015. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa tidak mampu memenuhi kewajiban akademik. Misalnya, mahasiswa yang masih mengulang beberapa mata kuliah karena merasa dosen selalu menilai negatif, tidak mengikuti ujian, belum mengambil mata kuliah skripsi, belum menyelesaikan skripsi, tidak mampu mencapai minimal kehadiran 75%, tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, maupun ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

Berdasarkan data dari Departemen Administrasi Akademik (DAA) Universitas Esa Unggul mahasiswa yang belum lulus di tahun ajaran 2014-2015. Tabel 1.1 Data Mahasiswa Strata 1 Basis Reguler UEU Angkatan 2008 2010 S 3,5-4 tahun >4tahun belum lulus Tahun Masuk Jumlah % Jumlah % Jumlah % 2008 595 173 29,08% 135 22,69% 287 48,24% 2009 590 204 34,58% 89 15,08% 297 50,34% 2010 738 186 25,20% 42 5,69% 510 69,11% Sumber: DAA, Maret 2015 Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2008 yang belum lulus sebanyak 287 (48,24%) mahasiswa, mahasiswa angkatan 2009 yang belum lulus sebanyak 297 (50,34%) mahasiswa dan mahasiswa angkatan 2010 yang belum lulus sebanyak 510 (69,11%) mahasiswa. Mahasiswa yang belum lulus di semester genap tahun ajaran 2014-1015 di duga dipengaruhi oleh ketidakmampuan atau kendala mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Adapun kendala yang dihadapi mahasiswa seperti kemalasan, ketakutan mahasiswa untuk mengulang mata kuliah dengan dosen yang sama, kurangnya kehadiran perkuliahan, lebih memilih aktivitas selain kuliah, dan lain sebaginya. Menurut Zhen Rui (2014), ketidakmampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik ini disebabkan karena mahasiswa tersebut tergolong ke dalam penyesuaian akademik yang buruk. 2

Penyesuaian akademik adalah kemampuan seorang individu di dalam menghadapi tuntutan-tuntutan dan syarat-syarat kehidupan akademik agar tuntutan-tuntutan tersebut terpenuhi secara cukup, tuntas, dan memuaskan (Schneider, 1964). Artinya, ketika mahasiswa mampu memenuhi tuntutantuntutan atau kewajiban akademik seperti mengerjakan tugas, lulus mata kuliah, menghadiri perkuliahan, maka mahasiswa tersebut dapat dikatakan memiliki penyesuaian akademik yang baik. Sebaliknya, mahasiswa yang tidak mampu dalam melakukan dan menyelesaikan tugas-tugas akademik menunjukkan mahasiswa tersebut memiliki penyesuaian akademik yang buruk. Berikut kutipan wawancara dengan mahasiswa berinisial H fakultas ilmu komunikasi angkatan 2010: yang buat gua ga lulus 4 tahun itu, waktu semester awal gua sempet ada masalah sama satu dosen di fakultas gua. Terus gua ga tau kenapa setiap gua ambil mata kuliah itu dosen, selalu aja gua dapet nilai D. padahal gua ngerti itu mata kuliah, gampanglah buat gua mah. Nah, semester berikutnya gua ngga ngulang itu mata kuliah, gua pikir nanti aja lah nunggu dosennya ganti. Yaudah akhirnya sampe semester 10 dah gua baru ambil. Ini sih udah lumayan sama dosen gua itu, kemaren gua lulus mata kuliah lain yang diajar dosen itu, mudah-mudahan lah mata kuliah ini gua lulus. (komunikasi pribadi 08 April 2015) Mahasiswa H belum lulus 4 tahun disebabkan karena H merasa dosennya tidak memberikan nilai yang obyektif. Hal tersebut membuat H tidak berani untuk mengulang mata kuliah di semester berikutnya dan lebih memilih untuk menghindari hambatan yang dihadapinya seperti perasaan yang negatif terhadap dosen. Perasaan yang negatif terhadap dosen membuat mahasiswa 3

menjadi malas untuk mengulang mata kuliah, sehingga H tidak mampu untuk menyelesaikan syarat-syarat kehidupan akademik. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada mahasiswa yang berinisial PP mahasiswa Psikologi angkatan 2010 : sebenernya sih gua rada males juga ngambil mata kuliah sama dosen Y soalnya gua udah pasti kaga lulus sih. Cuma gua mikir lagi, gua kaga akan lulus kuliah kalo gua ngehindarin mata kuliah itu. Yaa akhirnya mau ngga mau gua ambil mata kuliah itu dosen, terus gua siasatinnya biar gua bisa ngikutin dan lulus mata kuliah dosen itu, gua belajar sama temen gua yang emang bisa mata kuliah tersebut. Dan terbukti semester kemarin gua bisa lulus mata kuliah sama dosen itu. (komunikasi pribadi.9 Januari 2015). Mahasiswa PP belum dapat lulus 4 tahun disebabkan karena merasa memiliki masalah dengan dosen Y. Masalah dengan dosen Y membuat mahasiswa menjadi malas untuk mengambil mata kuliah yang diajar oleh dosen Y. Malas untuk mengambil mata kuliah membuat PP tidak mampu menyelesaikan mata kuliah yang diajar oleh dosen Y, akhirnya mahasiswa PP tidak mampu menyelesaikan pendidikan dalam waktu 4 tahun. Ketidakmampuan PP ini menggambarkan bahwa PP memiliki penyesuaian akademik yang buruk. Namun, mahasiswa PP memiliki cara lain untuk lulus mata kuliah tersebut di kemudian hari, yaitu dengan cara belajar dengan temannya yang memiliki kompetensi pada mata kuliah tersebut. Dibawah ini merupakan kutipan wawancara dengan mahasiswa S fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2010 : gua bisa lulus tepat waktu ya karna gua ngikutin mata kuliah, Gua rajin masuk, gua ngerjain tugas, dan gua ga pernah ngulang mata kuliah. Kalo ditanya hambatan ya pasti ada lah. Kayak misalnya dulu gua pernah mikir kalo satu mata kuliah bakal ga lulus karna dosen itu sensi sama gua, tiap gua ngomong pasti di bilang salah. Ehh, tapi ternyata gua tetep lulus kok. Gua 4

sering sharing juga sama temen, sama dosen yang lain, sama orang yang lebih berpengalaman dari gua dah pokoknya supaya gua bisa lulus mata kuliah itu. Sekarang gua baru sadar kalo apa yang dibilang dosen gua itu bener juga, ada salahnya juga gua..hahahaha... (komunikasi pribadi.08 April 2015) Mahasiswa S dapat lulus kuliah tepat waktu yaitu 4 tahun dikarenakan S mampu menghadapi kewajiban akademiknya sebagai mahasiswa seperti mengerjakan tugas, menghadiri perkuliahan, maupun mengerjakan ujian dengan baik. Walaupun dalam perkuliahannya S juga memiliki hambatan seperti perasaan yang negatif terhadap dosen. Namun, S tetap mencoba menghadapi hambatan tersebut dengan cara sharing dengan teman, dosen yang lain, dan orang yang lebih berpengalaman. Akhirnya, S mampu lulus dalam waktu 4 tahun. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan mahasiswa angkatan 2009 yang berinisial R fakultas ilmu komputer : gua sebenernya itu bisa aja lulus tepat waktu 4 tahun. Cuma aja waktu itu gw sempet cuti 2 semester, terus guanya juga ogah-ogahan buat nerusin kuliah. Jadinya sampe sekarang gua masih kuliah. Eh, tinggal skripsi deh maksudnya. Hehehe. (komunikasi pribadi.18 April 2015) Mahasiswa R tidak dapat menyelesaikan studi dalam waktu 4 tahun disebabkan karena subyek pernah cuti 2 semester dan memiliki perasaan antara mau dan tidak mau untuk meneruskan kuliah. Untuk menambahkan informasi, peneliti melakukan wawancara kepada mahasiswa A fakultas ilmu komputer angkatan 2008 : gua ga lulus 4 tahun karna gua ngerasa dosen sering ngasih nilai D terus sama gua, terus gua juga ga tau kenapa itu dosen ngasih nilai D, padahal gua ngerti kok sama apa yang diajar sama dosen itu. Ya akhirnya 5

gua kan males buat masuk ataupun ngulang mata kuliah. Ya akhirnya sampe sekarang dah gua masih kuliah. (komunikasi pribadi. 18 April 2015) Mahasiswa A tidak dapat lulus dalam waktu 4 tahun disebabkan karena A merasa bahwa dirinya sering diberi nilai D oleh dosen. Penilaian negatif terhadap dosen membuat A menjadi malas untuk mengulang mata kuliah dosen tersebut. Akhirnya, mahasiswa A tidak mampu untuk lulus dalam waktu 4 tahun. Berdasarkan hasil kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa mahasiswa PP, H, R, dan A memiliki kesulitan dalam menyelesaikan tugastugas akademiknya, seperti tidak lulus mata kuliah, menghindari mata kuliah yang mengulang, ataupun merasa malas untuk melanjutkan kuliah. Ketidakmampuan para mahasiswa dalam melakukan penyesuaian dengan syarat-syarat kehidupan akademiknya disebabkan karena ketidakmampuan para mahasiswa dalam menghadapi hambatan yang dilalui oleh mahasiswa tersebut. (Christyanti et al, 2010). Apabila mahasiswa tidak dapat menyelesaikan tuntutan akademik, maka mahasiswa tersebut dapat dikatakan tidak mampu melakukan penyesuaian akademik dengan baik. Mahasiswa H, R, A dan PP dapat dikatakan memiliki penyesuaian akademik yang buruk disebabkan ketidakmampuannya menyelesaikan tugastugas akademik yang diberikan oleh dosen. Ketidakmampuannya ini disebabkan mahasiswa tersebut lebih mudah untuk menyerah ataupun tidak segera menyelesaikan tuntutan-tuntutan yang harus dikerjakan. Namun, berbeda dengan mahasiswa S. Mahasiswa S berusaha untuk sesegera 6

mungkin menyelesaikan kewajiban akademiknya atau dengan kata lain S memiliki penyesuaian akademik yang baik. Sehingga, mahasiswa S dapat lulus dalam waktu 4 tahun. Keinginan yang kuat dari S untuk menyelesaikan kewajiban akademiknya tersebut membuat S berusaha untuk sesegera mungkin menyelesaikan hambatan atau kesulitan yang dihadapinya. Atau dengan kata lain, S memiliki masalah yang sedikit yang berkaitan dengan tugas-tugas akademik mahasiswa. Menurut Parvaathy dan Praseeda (2014), rendahnya masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas akademik mahasiswa dipengaruhi oleh adversity intelligence mahasiswa tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang memiliki penyesuaian akademik yang baik disebabkan mahasiswa tersebut memiliki adversity intelligence yang tinggi. Adversity intelligence adalah kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan (dalam Stoltz, 2004). Artinya, ketika seseorang berusaha untuk menghindari hambatan seperti perasaan negatif dengan dosen, malas, masalah dalam biaya yang membuat mahasiswa tidak mampu mengikuti ujian semester dapat dikatakan memiliki adversity intelligence rendah. H, R, dan A dapat dikatakan memiliki adversity intelligence rendah karena H dan A lebih memilih untuk tidak mengulang mata kuliah dengan alasan memiliki perasaan yang negatif terhadap dosen. Sedangkan R merasa malas karena pernah cuti selama 2 semester. Perasaan negatif terhadap dosen dan rasa malas merupakan salah satu hambatan yang harus dilalui oleh H, R dan A untuk mampu menyelesaikan kewajiban akademiknya. 7

Berbeda dengan mahasiswa PP yang memiliki adversity intelligence sedang. Ketika PP memiliki hambatan atau masalah dengan dosen, PP butuh waktu sejenak dan tetap berusaha untuk memenuhi kewajiban akademik yang pada akhirnya memutuskan untuk mengambil mata kuliah yang diajar oleh dosen tersebut. Menurut Stoltz (2004), seseorang yang membutuhkan waktu sejenak sebelum menyelesaikan hambatan, maka dapat dikatakan memiliki adversity intelligence sedang. Sedangkan subyek S memiliki adversity intelligence yang tinggi, dimana S akan berusaha untuk memenuhi kewajiban akademik walaupun S memiliki perasaan yang negatif dengan seorang dosen. Namun, S tetap berusaha sesegera mungkin dan berhasil menyelesaikan kewajiban akademik dengan menggunakan cara lain seperti bertanya kepada teman, maupun bertanya kepada mahasiswa yang lebih senior dari S. Berdasarkan penjelasan dari uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui dan melakukan penelitian apakah terdapat hubungan antara adversity intelligence dengan penyesuaian akademik pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari DAA Universitas Esa Unggul menunjukkan bahwa lebih dari 50% mahasiswa angkatan 2008-2010 belum lulus di tahun 2014. 8

Mahasiswa yang tidak dapat lulus dalam waktu 4 tahun disebabkan karena mahasiswa tersebut tidak dapat memenuhi syarat-syarat kehidupan akademik. Syarat-syarat kehidupan akademik di Universitas Esa Unggul antara lain: mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, tingkat kehadiran perkuliahan 75%, dan mengikuti ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Mahasiswa yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat kehidupan akademik salah satunya disebabkan karena mahasiswa tidak mampu menghadapi hambatan dalam menyelesaikan kewajiban akademik. Hambatan tersebut dapat berupa kemalasan, faktor ekonomi, melakukan aktivitas lain yang mengganggu akademik dan lain sebagainya. Mahasiswa yang berusaha untuk menyelesaikan hambatan tersebut artinya mahasiswa tersebut memilik penyesuaian akademik yang baik karena berhasil menyelesaikan tugas-tugas akademiknya. Walaupun dalam menghadapi syarat-syarat kehidupan akademik tersebut mahasiswa tetap menghadapi hambatan. Akan tetapi mereka akan tetap berusaha untuk mencari cara lain, misalnya belajar dengan teman. Hal ini menggambarkan mahasiswa tersebut memiliki adversity intelligence yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan mahasiswa dapat menyelesaikan kewajiban akademik atau dengan kata lain mahasiswa tersebut memiliki penyesuaian akademik yang baik. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki adversity intelligence rendah, ketika mahasiswa menghadapi hambatan, maka akan menghindari hambatan tersebut, sehingga tidak dapat menyelesaikan kewajiban akademik. Mahasiswa yang tidak dapat 9

menyelesaikan kewajiban akademik, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut memiliki penyesuaian akademik yang buruk. C. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara adversity intelligence dengan penyesuaian akademik. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis : Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan di bidang psikologi pendidikan yang berhubungan dengan adversity intelligence dengan penyesuaian akademik. 2. Manfaat Praktis : untuk mahasiswa supaya mampu melakukan penyesuaian akademik terhadap tugas akademik. E. Kerangka Berpikir Mahasiswa dalam menempuh pendidikan sarjana memiliki kewajiban akademik yang perlu diselesaikan. Kewajiban akademik mahasiswa UEU antara lain minimal kehadiran 75%, mengerjakan ujian akhir dan ujian tengah semester, mengerjakan tugas-tugas kuliah. Kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan kewajiban akademik tersebut dapat dikatakan sebagai penyesuaian akademik. Apabila mahasiswa mampu untuk menyelesaikan kewajiban akademik, seperti mengerjakan tugas, mengerjakan ujian, dan menghadiri perkuliahan minimal 75%, maka mahasiswa tersebut dikatakan 10

memiliki penyesuaian akademik yang baik. Namun, apabila mahasiswa tidak mampu menyelesaikan kewajiban akademik dan lebih memilih aktivitas lain ataupun menghindari mata kuliah yang diajar oleh dosen yang kurang disukai, maka mahasiswa tersebut dikatakan memiliki penyesuaian akademik yang buruk. Dalam melakukan penyesuaian akademik, mahasiswa menghadapi kesulitan-kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Kesulitankesulitan tersebut dapat berupa faktor ekonomi, kemalasan, ketakutan mahasiswa untuk mengulang mata kuliah dengan dosen yang sama, dan lain sebagainya. Apabila mahasiswa mampu menghadapi hambatan tersebut, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut memiliki adversity intelligence tinggi. Adversity intelligence yang tinggi membuat mahasiswa berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik walaupun menghadapi kesulitan. Apabila mahasiswa tersebut mampu menyelesaikan tugas-tugas akademik, maka mahasiswa tersebut dapat dikatakan memiliki penyesuaian akademik yang baik. Namun, ada juga mahasiswa yang mudah menyerah ketika menghadapi hambatan. Apabila mahasiswa lebih memilih untuk menghindari hambatan seperti tidak masuk kuliah, tidak mengikuti ujian, tidak mengerjakan tugas, maka mahasiswa tersebut memiliki adversity intelligence yang rendah. Sehingga mahasiswa tersebut tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas akademik atau dapat dikatakan memiliki penyesuaian akademik yang buruk. 11

Mahasiswa Adversity Intelligence Penyesuaian Akademik Gambar 1.1 Kerangka Berpikir F. Hipotesa Penelitian ini memiliki hipotesis Ada hubungan positif antara Adversity Intelligence dengan Penyesuaian Akademik pada mahasiswa reguler Universitas Esa Unggul 12