BAB II TINJAUAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI

2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU

Koping individu tidak efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Tindakan Keperawatan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

d. Sosial Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

NURSING CARE PLAN (NCP)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang

PROSES TERJADINYA MASALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG JALAK RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG MALANG

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang optimal. Salah satu teori orem ialah self care deficit, Inti dari teori ini

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

KARYA TULIS ILMIAH. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapai Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

BAB II PENGELOLAAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB II TINJAUAN TEORI. Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB II PENGELOLAAN KASUS

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan seseorang kesejahteraan fisik psikis (Wartonah, 2004). Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan kesejah teraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, di nyatakan terganggu keperawatan nya jika tidak melakukan perawatan (Direja, 2011). Defisit Perawatan Diri adalah keadaan ketika individu mengalami suatu kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan melakukan aktivitas perawatan (Carpenito, 2006). Perawatan atau (personal hiygiene) merupakan perawatan sen yang di lakukan mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Hidayat, 2006). Kurangnya perawatan pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat aya perubahan proses pikir sehingga kemampuan melakukan aktifitas perawatan menurun. Kurang perawatan 6

tampak dari ketidak mampuan merawat, makan secara man, berhias secara man, toileting (Damaiyanti, 2008). Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene) adalah kurannya pemeliharaan menjaga kesehatan. B. Etiologi 1. Faktot Predisposisi Faktor predisposisi menurut Dep Kes (2000) adalah : a). Perkembangan Keluarga terlalu melindungi memanjakan sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b). Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan tidak mampu melakukan perawatan. d). Sosial Kurang dukungan dari latihan kemampuan perawatan lingkungannya. Situasi lingkungan mempemgaruhi latihan kemampuan dalam perawatan. 2. Faktor Presipitasi Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stres seperti kehilanga, yang mempengaruhi kemampuan 7

individu ber dengan orang lain menyebabkan ansietas. Stresor pencetus dikelompokkan dalam kategori : 1. Stresor sosiokultural, merupakan stres yang ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga berpisah dari orang yang berarti didalam kehidupannya. 2. Stresor psikologik, ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan mengatasinya (Stuart, 2006). C. Tanda Gejala Menurut Damaiyanti (2008) tanda gejala personal hygiene adalah 1. Gannguan, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki bau, kuku panjang kotor. 2. Ketidak mampuan berhias/ber, ditandai dengan rambut acakacakan, pakaian kotor tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak ber. 3. Ketidak mampuan makan secara man, ditandai dengan ketidak mampuan mengambil makan sen, makan berceceran, makan tidak pada tempatnya. 4. Ketidak mampuan BAB/BAK secara man, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan dengan baik setelah BAK/BAB. 8

Data yang bisa di temukan dalam defisit perawatan adalah 1. Data subyektif a). Klien merasa lemah b). Malas beraktifitas c). Merasa tidak berdaya 2. Data obyektif a). Rambut kotor acak-acakan b). Ba pakaian kotor bau c). Mulut gigi bau d). Kulit kusam kotor e).kuku panjang tidak terawat D. Mekanisme Koping Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stress meliputi status sosial ekonomi, jaringan interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik atau tulisan. E. Rentang Respon Asuhan yang dilakukan keluarga bagi yang tidak merawat sen adalah : 9

1. Meningkatkan kesadaran dn kepercayaan a). Bina saling percaya b). Bicarakan tentang pentingnya c). Kuatkan kemampuan merawat 2. Membimbing menolong merawat a). Bantu merawat b). Ajarkan ketrampilan secara bertahap c). Buatkan jadwal setiap hari 3. Ciptakan lingkungan yang mendukung a). Sediakan perlengkapan yang diperlukan mandi b). Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh c). Sediakan lingkungan yang aman nyaman bagi misalnya : kamar mandi yang dekat tertutup F. Masalah Keperawatan 1. Defisit perawatan 2. Harga rendah 3. Risiko Tinggi perilaku kekerasan 4. Menarik 5. Koping individu tidak efektif 6. Halusinasi 10

G. Pohon Masalah Penurunan kemampuan motivasi perawatan Devisit perawatan Core problem Menarik Skema 1:1 pohon masalah (Sumber, Fitria, 2009) H. Diagnosa Keperawatan 1. Devisit perawatan ( personal hygiene) 2. Penurunan kemampuan motivasi merawat 3. Menarik I. Intervensi No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi Rasional TTD 1 Defisit TUM : Setelah 1.1Bantu 1.1Klien Perawatan Melatih dilakukan mengungkap melakukan Diri cara-cara tindakan kan arti secara perawatan keperawatan bersih man serta menjaga 3x tujuan. TUK berusaha memelihara 1.2Reinforcemen positif - Menjelaskan. bisa membuat pentingnya memelihara 1.2Beri semangat 11

menjaga - Menjelaskan alat-alat menjaga - Menjelaskan cara-cara melakukan - Melatih mempraktekk an cara menjaga - Latih cara berpakaian yang benar - Latih cara menyisir rambut - Menjlaskan cara mempersiapka n makan - Mengajarkan cara merapikan peralatan makan setelah makan Mengajarkan melakuka n seperti : mandi pakai sabun disiram sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari-hari merapikan penampilan reinforcemen t yang positif setelah mampu mengungkap kan arti bersih. 1.3Libatkan memelihara seperti : mandi 2x, pagi sore,sikat gigi sehari 2x (sesudah makan sebelum tidur), keramas menyisir rambut, gunting kuku bila panjang. 1.4Motivasi mandi. 1.5Bimbing mandi. 1.6Anjurkan mengganti baju setiap hari. 1.7Kaji keinginan 12

BAB memotong BAK secara kuku man merapikan rambut 2 Penurunan TUM: Dalam 3x 2.1Bina 2.1Membina kemampua Klien berinteraksi saling percaya. n meningkatkan saling 2.2Dorongan atau motivasi minat menunjukkan percaya motivasi dari orang merawat motivasinya tanda-tanda dengan lain percaya pada menggunaka meningkatkan mempertahan perawat : n prinsip melakukan kan 1. Wajah komunikasi cerah terapeutik. selalu menjaga. 2. Tersenyum 2.2Diskusikan. TUK:, mau bersama Klien berkenalan membina 3. Ada kontak pentingnya mata ke saling percaya 4. Menerima bersihan dengan pe kehadiran dengan cara perawat menjelaskan 5. Bersedia pengertian menceritak tentang arti an perasaan bersih tanda-tanda bersih. 2.3Dorong menyebutkan tanda. 2.4Diskusikan fungsi dengan menggali 13

pengetahuan terhadap hal yang berhubugan dengan. 3 Menarik TUM: Setelah 3x 3.1Bina 3.1Membina Keberadaan berinteraksi saling percaya. bisa di saling Kontak yang jujur, terima orang menunjukkan percaya. singkat, konsisten lain tanda tanda 3.2Klien dengan perawat TUK: percaya pada menyebutka membantu 1. Klien perawat penyebab membina kembali membina teman. menarik. interaksi penuh 1. Wajah 3.3Klien percaya dengan orang saling cerah menyebutan lain percaya 2. Mau keuntungan 3.2keterlibatan orang 2.Klien mampu berinteraksi ber terdekat menyebutkan 3. Ada kontak dengan orang membantu penyebab mata lain membangun atau menarik 4. Bersedia kerugian kembali membentuk 3.Klien mampu menceritak tidak system pendukung menyebutkan an perasaan ber mengintegrasikan keuntungan 5. Bersedia dengan orang kembali kerugian mengungka lain. kedalam jringan sosial pkan 3.4Klien 3.3Solitude kesepian social masalah melaksanaka di terima atau 4.Klien n dengan pilihan, melaksanaka sosial. perbedaan ini n 3.5Klien membantu sosial secara mengungkap mengidentifikasi apa bertahab kan perasaan yang terjadi pada 5.Klien mampu setelah nya sehingga menjelakan ber di ambil langkah perasaan dengan orang mengatasi 14

setelah ber social 6 dukungn dari keluarga dalam memperluas sosial lain. 3.6Klien memberday akan sistem pendukung atau keluarga. masalah ini. 3.4Kkehadiran orang yang di percaya member terasa terlindungi 3.5Interaksi social dengan orang lain di tingkatkan 3.6Dukungan keluarga merupakan bagian penting dari rehabilitasi 15