BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB 2. Landasan Teori. Noda (1991, hal.38), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hinshi (kelas kata

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan kata dengan kata dan turut menentukan makna inti sebuah kalimat.

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 2. Landasan Teori

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Di dunia terdapat berbagai macam bahasa, diantaranya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jepang, dan lain-lain. Suatu bangsa dengan suatu bahasa tertentu belum tentu bisa berkomunikasi dengan bangsa lain dengan bahasa yang berbeda, karena setiap bahasa memiliki perbedaan. Perbedaan itu baik, berupa perbedaan kosa kata, struktur kalimat, dan perbedaan yang lebih spesifik. Seperti yang ditunjukkan dalam kalimat bahasa Jepang berikut ini : (1) 私は日本語の本を読みます Watashi wa nihongo no hon wo yomimasu Saya membaca buku bahasa Jepang Apabila kalimat tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari kata per kata Watashi berarti saya, nihongo berarti bahasa Jepang, hon berarti buku, dan yomimasu berarti membaca. Tetapi は, の, dan を tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karena tidak ada padanan kata yang tepat untuk ketiga kata ini dalam bahasa Indonesia. Ketiga kata ini merupakan salah satu karakteristik bahasa Jepang yang tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia, dan walaupun ketiga kata ini tidak memiliki makna tertentu masingmasing memiliki fungsi yaitu は dalam kalimat ini merupakan penanda subjek, の 1

merupakan penghubung antara kata yang diterangkan dan kata yang menerangkan, dan を merupakan penanda objek, は, の dan を ini disebut dengan istilah 助詞 joshi. Definisi 助詞 menurut Hayashi (1994:485) adalah sebagai berikut: 品詞の一つ 付属語のうち 活用しないもの いつもほかのことばのあとにつけて使い ことばとこばの関係を表したり 意味をそえたりする Hinshi no hitotsu. Fuzokugo no uchi. Katsuyou shinai mono. Itsumo hoka no kotoba no ato ni tsukete tsukai, kotoba to kotoba no kankei wo arawashitari, imi wo soetari suru. Salah satu jenis kata. Kata yang termasuk kata yang melekat (morfem terikat) dan tidak berkonjugasi. 助詞 selalu digunakan setelah kata lain dan menunjukkan hubungan kata dengan kata, hubungan kalimat dengan kalimat dan menambahkan makna. Dari kutipan definisi tersebut di atas dapat dipahami bahwa 助詞 adalah kata bantu yang tidak dapat berdiri sendiri karena harus selalu melekat dengan kata lain saat digunakan, dan 助詞 juga tidak berkonjugasi. Maka 助詞 termasuk ke dalam 体言. 助詞 pun berfungsi untuk menunjukkan hubungan kata dengan kata, hubungan kalimat dengan kalimat, dan juga berfungsi untuk menambahkan makna. Jumlah 助詞 dalam bahasa Jepang sangat banyak dan sebagai contohcontohnya ada の, に, から, も, が, は, で dan sebagainya. 助詞 mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa Jepang, karena 助詞 berfungsi sebagai penanda fungsi sintaksis seperti subjek, objek dan lain-lain, dan juga berfungsi menghubungkan satu kata dengan kata yang lain, induk kalimat dan anak kalimat, serta menambahkan makna gramatikal untuk suatu kata dari konteks kalimat. 2

Tanpa 助詞 kata-kata dan kalimat-kalimat dalam bahasa Jepang tidak dapat berhubungan satu dengan yang lain, dan beberapa makna dari suatu kata dan suatu kalimat tidak akan terungkap. Sebaliknya 助詞 juga tidak memiliki makna apabila berdiri sendiri, karena 助詞 membutuhkan kata-kata lain untuk bisa memberikan makna dalam suatu kalimat. Masih menurut Hayashi pada bagian lain (1994:29) 語の広がりことばの 世界 go no hirogari kotoba no sekai dari kamus 例解新国語辞典 Reikai Shinkokugo Jiten 助詞 dalam bahasa Jepang terdiri dari 格助詞 kakujoshi, 並列 助詞 heiretsujoshi, 準体言助詞 juntaigenjoshi, 接続助詞 setsuzokujoshi, 副助詞 fukujoshi, 係助詞 kakarijoshi, dan 終助詞 shuujoshi, tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya 終助詞. 終助詞 yang akan dibahas dalam penelitian ini dari kanjinya sendiri terdiri dari dua buah suku kata, yaitu 終 shuu yang bermakna akhir dan 助詞 joshi yang berarti partikel. Jika dilihat dari arti masing-masing kata tersebut di atas dapat dipahami bahwa shuujoshi adalah partikel yang terletak di akhir frase, dan kalimat. Menurut Hayashi (1994:449) 終助詞 adalah: 助詞の一つ 文や句のおわりにつけて 話し手の疑問や禁止 感動 強調などをあらわす Joshi no hitotsu. Bun ya ku no owari ni tsukete, hanashite no gimon ya kinshi, kandou, kyouchou nado wo arawasu salah satu partikel yang dilekatkan pada akhir kalimat, dan frase, yang menunjukkan pertanyaan, larangan, perasaan, penekanan dan lain-lain dari penutur. 3

Dari kutipan tersebut dipahami bahwa 終助詞 adalah 助詞 yang melekat pada akhir kalimat dan berfungsi menunjukkan pertanyaan, larangan, perasaan dan penekanan makna dari kalimat yang dikatakan oleh penutur. Pada penelitian ini peneliti akan membahas よ, ぞ dan ぜ. よ merupakan salah satu 終助詞 yang dapat digunakan dalam kalimat formal dan informal, dan digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Sedangkan ぞ dan ぜ hanya bisa digunakan dalam bahasa informal saja dan hanya digunakan oleh kaum lakilaki. Keberadaan よ, ぞ dan ぜ dalam sebuah kalimat dapat mengungkapkan berbagai macam makna. Misalnya dalam contoh kalimat yang terdapat dalam buku online 現代日本語文法概説 Gendai Nihongo Bunpou Gaisetsu yang dikarang oleh Niwa (2004) sebagai berikut : (2) いいよ (Niwa 2004:289) Iiyo. Boleh / Bagus (3) いいぞ やれやれ (Niwa 2004:293) Iizo. yareyare. Baiklah. Ayo, lakukan. (4) いいぜ なかなかきれいだぜ (Niwa 2004:294) Iize. Nakanaka kireidaze. Bolehlah. Ia cantik sekali. Pada contoh (1), (2) dan (3) dapat dilihat bahwa よ, ぞ, dan ぜ dapat menempati posisi yang sama dalam kalimat. Hal ini merupakan persamaan pembentukan kata yang dimiliki よ, ぞ dan ぜ dalam kalimat. 4

Dari ketiga contoh kalimat tersebut dapat dipahami bahwa よ, ぞ, dan ぜ dapat melekat pada akhir kata (kalimat). Akan tetapi tidak semua struktur kalimat dapat dilekati oleh よ, ぞ, dan ぜ di akhir kalimatnya. Perhatikan contoh kalimat berikut ini dari Niwa (2004) : (5) 今日のことはもういいから 明日は早く来いよ (Niwa 2004:289) Kyou no koto wa mou iikara, ashita wa hayaku koiyo.! Hari ini sudah tidak apa-apa, besok datanglah lebih awal! (6) ああ言ってんだから 何とかしてやろうぜ (Niwa 2004:294) Aa, ittendakara, nantoka shite yarouze. Karena kamu sudah mengatakan iya, mari kita lakukan sesuatu. (7) よーし やるぞー (Pada diri sendiri) (Niwa 2004:293) Yooshi, yaruzoo. Baiklah, akan aku lakukan. Pada kalimat (5) よ yang melekat pada struktur kalimat perintah 来い koi, tidak dapat dipertukarkan dengan ぞ atau ぜ, karena menurut Niwa (2004:289) berbeda dengan ぞ dan ぜ, 終助詞よ dapat melekat pada struktur kalimat perintah, misalnya : 来い, ~ てください, ~ なさい, dan lain-lain, sedangkan 終 助詞ぞ dan ぜ tidak dapat melekat pada struktur kalimat perintah. Hal ini menunjukkan perbedaan よ, ぞ dan ぜ, yaitu よ dapat melekat pada berbagai macam struktur kalimat, dalam contoh ini struktur kalimat perintah, dimana ぞ dan ぜ hanya dapat melekat pada struktur kalimat tertentu. Makna di luar bahasa yang terdapat pada kalimat (5) menurut sudut pandang pragmatik adalah bahwa penutur kalimat (5) berkata pada petutur yang tidak melakukan hal yang tidak ia inginkan, yaitu datang tepat pada waktunya. よ yang melekat pada kalimat ini dikatakan dengan nada naik, memperhalus makna 5

perintah yang terdapat pada kalimat (5) tersebut, sedangkan ぞ dan ぜ tidak memiliki fungsi tersebut. Pada kalimat (6) ぜ tidak dapat digantikan oleh ぞ, karena 終助詞ぞ tidak dapat melekat pada struktur kalimat ajakan informal misalnya : やろう, 行こう, dan lain-lain. Sedangkan ぜ dapat melekat pada struktur kalimat ajakan informal, dalam contoh ini やろう. Ini adalah perbedaan yang dimiliki oleh ぜ, apabila dibandingkan dengan ぞ. Tetapi, ぜ hanya dapat melekat pada struktur kalimat ajakan informal ini saja, berbeda dengan よ yang dapat melekat ke lebih banyak macam struktur kalimat. Perbedaan よ dan ぜ dari sudut pandang pragmatik dapat juga dilihat pada kalimat (6). Di sini apabila pada kalimat (6) ini よ dilekatkan pada やろう kalimat ini tetap akan menjadi kalimat yang dapat dipergunakan dan memiliki makna, tetapi secara pragmatis kuatnya penekanan yang terdapat pada struktur kalimat tersebut akan melemah. ぜ yang melekat pada kata やろう pada contoh kalimat ini, menunjukkan makna di luar bahasa, yaitu orang yang mengatakan kalimat ini adalah seorang laki-laki yang cukup kasar, dan pada situasi percakapan informal. Apabila yang melekat pada やろう adalah よ maka, makna di luar bahasanya akan menjadi lain, yaitu orang yang mengatakan kalimat tersebut adalah perempuan, pada situasi yang sama. Pada kalimat (7) sebenarnya よ dan ぜ dapat menggantikan posisi ぞ, tetapi makna kalimat yang dimiliki akan berbeda apabila ぞ pada posisi ini digantikan. Pada kalimat (7) ini hanya ぞ yang dapat digunakan karena fungsi 6

berkata pada diri sendiri untuk membuat diri sendiri menjadi kembali bersemangat ini hanya dimiliki oleh ぞ. Jadi dari sudut pandang pragmatik kalimat (7) memiliki situasi ketika penutur sedang memberi semangat pada dirinya sendiri untuk melakukan suatu hal yang berat bagi dirinya, dan apabila ada petutur di tempat itu, petutur akan mengerti bahwa penutur sedang menyemangiti dirinya sendiri. Apabila digantikan dengan よ dan ぜ, yang tidak memiliki fungsi berbicara diri sendiri itu, maka situasi pembicaan akan berubah, yaitu penutur memberitahukan pada lawan bicara bahwa dia akan melakukan sesuatu, dan bukan memberi semangat pada dirinya sendiri. Penggunaan よ, ぞ dan ぜ dalam bahasa Jepang merupakan salah satu kesulitan bagi pembelajar asing yang mempelajari bahasa Jepang untuk dapat memahami fungsinya. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk meneliti よ, ぞ dan ぜ khususnya dalam kalimat-kalimat pada dialog game Brave Saga (1998). Pada saat akan memulai penelitian penulis menemukan penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu yang dilakukan oleh Eureka Rusti Astuti, HIF 84056 dengan judul Pemakaian Beberapa Unsur 終助詞 Sebagai Salah Satu Pendukung Tuturan Dalam Bahasa Jepang yang dilakukan pada tahun 1990 dan penelitian yang dilakukanoleh Imelda Dewiyanti, 9242001 dengan judul Analisis Sintaksis 終助詞よ dan な Bahasa Jepang Dalam Dialog Drama Nogiku no Haka Karya Ito Sachio. 7

Perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian yang ditemukan sebelumnya adalah penelitian ini lebih mengkhususkan pada 終助詞 tertentu yaitu, よ, ぞ dan ぜ dibandingkan penelitian yang dilakukan Eurika Rusti Astuti yang menganalisis 終助詞 secara umum. Kemudian, penelitian ini menggunakan sudut pandang ilmu pragmatik tidak seperti penelitian Imelda Dewiyanti yang menggunakan sudut pandang sintaksis. 1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis akan meneliti よ, ぞ, dan ぜ dalam game Brave Saga produksi Takara tahun 1998. Dengan demikian rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penggunaan よ, ぞ, dan ぜ dalam kalimat bahasa Jepang? 2. Apa persamaan dan perbedaan yang dimiliki よ, ぞ, dan ぜ yang terdapat dalam game Brave Saga? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian akan disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian yakni mengkaji よ, ぞ dan ぜ yang terdapat pada game Brave Saga. Dengan demikan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penggunaan よ, ぞ, dan ぜ dalam kalimat bahasa Jepang? 2. Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan yang dimiliki よ, ぞ dan ぜ yang terdapat dalam game Brave Saga 8

1.4 Metode Penelitian dan Kajian 1.4.1 Metode Penelitian Penelitian ini mengkaji makna penggunaan よ, ぞ, dan ぜ dalam kalimat bahasa Jepang pada game Brave Saga. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif. Metode penelitian yang digunakan diawali dengan prosedur atau cara-cara untuk mengkaji よ, ぞ, dan ぜ dalam kalimat bahasa Jepang dengan melalui langkah-langkah sistematis yang mencakup: 1. Tahap pertama, di mana penulis melakukan pencarian data yang mengandung unsur よ, ぞ dan ぜ dari dialog-dialog di dalam game Brave Saga. 2. Tahap kedua, di mana penulis menjaring data dengan cara mengkaji dan memilah-milah data untuk menemukan data yang sesuai dengan objek penelitian. 3. Tahap ketiga, di mana penulis mengkaji dan menganalisis data yang terjaring dan sesuai dengan kaidah-kaidah struktur bahasa Jepang. 4. Tahap keempat, di mana menyajikan hasil analisis data dan menggunakannya untuk menarik kesimpulan untuk penelitian ini. 1.4.2 Metode Kajian Metode kajian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kajian analitik. Metode kajian ini digunakan dengan pertimbangan bahwa alat penentu dalam mengkaji data adalah unsur bahasa itu sendiri, dalam hal ini bahasa Jepang. 9

Teknik analitik digunakan untuk mengetahui adanya perubahan konteks pada kalimat yang menggunakan よ, ぞ, dan ぜ, dan perbedaan makna apa yang ditimbulkan oleh ketiganya, serta perbedaan penggunaan yang dimiliki oleh よ, ぞ, dan ぜ tersebut. Contoh penggunaan metode analitik : (8) 行くよ みんな Ikuyo, minna. Ayo, semua! (9) 行くぞ みんな Ikuzo, minna. Ayo, semua!. (10) 行くぜ みんな Ikuze, minna. Ayo, semua!. よ pada kalimat (8) dapat menunjukkan bahwa penutur adalah wanita atau anak-anak. ぞ pada kalimat (9) menunjukkan bahwa penutur adalah pria. dan ぜ pada kalimat (10) menunjukkan bahwa penutur adalah pria yang lebih kasar daripada penutur kalimat (9). Ketiga kalimat tersebut memiliki makna di luar bahasa seperti berikut. Berikut ini adalah contoh analisis kalimat yang menunjukkan perbedaan penggunaan よ, ぞ dan ぜ : (11) 早くしろよ Hayaku shiroyo. Ayo, cepat! (12) 早くしろぞ Hayaku shirozo. Ayo, cepat! 10

(13) 早くしろぜ Hayaku shiroze. Ayo, cepat! Di antara ketiga kalimat di atas, hanya kalimat (11) yang berterima dalam bahasa Jepang, karena hanya よ yang dapat melekat pada struktur kalimat perintah. ぞ tidak melekat pada kalimat perintah seperti pada kalimat (12), dan ぜ juga tidak dapat melekat pada kalimat perintah seperti pada kalimat (13). Jadi, dalam penelitian ini よ, ぞ, dan ぜ akan dianalisis satu per satu untuk mencari perbedaan antara ketiga 終助詞 tersebut. 1.5 Organisasi Penulisan Hasil penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang secara garis besar. Bab I memaparkan tentang pendahuluan, dimana pada bagian ini dijelaskan bagaimana latar belakang munculnya permasalahan yang akan diteliti oleh penulis, setelah itu pada bagian ini pun dijelaskan bagaimana masalah dirumuskan, kemudian dijelaskan pula apakah tujuan penelitian ini, lalu dijelaskan bagaimana bentuk kerangka penelitian ini, bagaimana metode penelitian ini, dan terakhir dideskripsikan bagaimana organisasi penulisan penelitian ini secara keseluruhan. Bab II memaparkan tentang kerangka teori, dimana pada bagian ini dijelaskan definisi Pragmatik, dari dan teori-teori mana dari pragmatik yang dapat menjadi dasar teori yang berguna untuk penelitian ini.setelah itu akan dibahas klasifikasi kata dalam bahasa Jepang, klasifikasi 終助詞, dan makna-makna dan fungsifungsi apa saja yang dimiliki oleh よ, ぞ, dan ぜ. Selanjutnya pada bab ini juga 11

akan dijelaskan sinopsis dari game Brave Saga dan penokohan dalam game tersebut. Bab III menguraikan analisis よ, ぞ, dan ぜ dalam kalimat-kalimat pada dialog game Brave Saga. Bab IV menguraikan kesimpulan yang didapat hasil penelitian ini. 12