IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

dokumen-dokumen yang mirip
X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Regresi Linear Sederhana (Tunggal)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR

Luas Panen Padi (Ha) Harga Beras (Rp/kg)

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

BAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: suatu keputusan pembelian.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Promosi Penjualan dengan Sistem Cara Bayar yang dilakukan

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA

PENGARUH BIAYA PROMOSI GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA

PENGARUH BAURAN PEMASARAN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECANTIKAN ORIFLAME

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN

Surat Pemberitahuan (SPT) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Deskriptif

Pengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perjalanan yang terjadi pada lokasi penelitian pada hari kerja adalah

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk. Muhammad Dzulqarnain

APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS. HENDRY admin teorionline.net Phone : / klik.statistik@gmail.com

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE

Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro

Budhi Darmakusuma. Analisis Pengaruh Waktu Dan Harga terhadap Keputusan Konsumen Dalam Berbelanja Online Melalui Media Kaskus

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

Sena Aradea Manajemen Ekonomi 2013

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

Pembahasan. Uji Validitas dan Reliabilitas

Rudi Aditia Hartono Manajemen Ekonomi 2013

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN INTERNET BANKING KLIKBCA TERHADAP KEPUASAN NASABAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGARUH ETIKA PROFESI, PROFESIONALISME, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

Nama : Puti Rahmadhani Ambun Suri NPM : Dosen : Sriyanto

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AR-REHAB TOUR AND TRAVEL

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

PENGARUH BUDAYA, SOSIAL DAN PRIBADI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA

Nama : Faisal Chanif Aziz NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lisna Kustamtinah, SE., MM

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENULISAN ILMIAH. Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi 855 AM)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Iphone di Kalangan Mahasiswa Universitas Gunadarma

PENGARUH KELOMPOK ACUAN, KESADARAN MEREK, PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI ERTIGA (Studi Kasus Konsumen Sunmotor Jakarta)

UNIVERSITAS GUNADARMA

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Lampiran I: Karakteristik Karyawan Sampel Pemanen di PTP Nusantara IV Kebun Sawit Langkat

Pengaruh Pendapatan Bunga Bersih Terhadap Tingkat Laba Bersih Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PHYTO KEMO AGUNG FARMA

Yuniar Amalia S Manajemen Ekonomi 2015

Nama : Tri Yuni Rahmawati NPM : Dosen Pembimbing : Sri Rachmawati, SE, MM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

Bab IV Analisis Penelitian. Analisis penelitian dilakukan terhadap data, proses pengolahannya, hasil penelitian dan metode yang dipakai.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tiara Puri Yasinta Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA VARIABEL DUMMY INDEPENDEN NON LINEAR DENGAN REGRESI BERGANDA

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Kuisioner Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) BAGUS ANANTO

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Yayasan Taruna Surabaya. Perguruan Tinggi bahkan Pascasarjana.

Model Summary b. a. Predictors: (Constant), insentif, pengalaman, pendidikan, umur, upah b. Dependent Variable: produktivitas.

Nama : Neneng Badriah NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Harjanto Sutedjo, SSi.MMSi

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI CMU(CITRA MANDIRI UTAMA)

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

Lampiran 1. Perkembangan Produksi Teh Indonesia Menurut Status Pengusahaan (Ton), **. Tahun PR/Smallholder PBN/Government Plantation

PENGARUH PERUBAHAN INFLASI, DANA PIHAK KETIGA, DAN TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT MODAL KERJA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

Transkripsi:

IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI Indikator yang relevan untuk melihat hubungan antara luas lahan dengan pendapatan adalah indikator luas pengusahaan lahan. Hal ini disebabkan tidak semua lahan yang dikuasai diusahakan oleh petani. Beberapa faktor yang menyebabkan lahan yang dikuasai petani tidak semuanya diusahakan adalah: (1) lokasi yang jauh, sehingga untuk mengusahakannya diperlukan perhatian dan tenaga kerja ekstra; (2) keterbatasan dalam mengusahakan lahan disebabkan faktor usia; (3) kebutuhan biaya, sehingga lahan yang dimilikinya digadaikan; (4) keterbatasan modal usahatani, sehingga lahan dibiarkan begitu saja; (5) bertani bukan merupakan mata pencaharian utama. Pengusahaan lahan sawah mencerminkan upaya petani mengusahakan lahan untuk memperoleh hasil usahataninya. Pengusahaan lahan sawah ini sudah mulai dilakukan sejak awal ia berprofesi sebagai seorang petani hingga saat ini. Oleh karena itu, analisis mengenai pengusahaan lahan sawah dapat dilihat dari dua hal, yaitu berdasarkan luas pengusahaan lahan sawah dan peningkatan luas pengusahaan lahan sawah. Jika berdasarkan luas pengusahaan lahan sawah, maka yang dilihat adalah luas pengusahaan lahan sawah saat ini, sedangkan jika berdasarkan peningkatan luas pengusahaan lahan sawah, maka yang dilihat adalah laju peningkatan luas pengusahaan lahan sawah yang diukur berdasarkan luas pengusahaan lahan sawah saat ini dikurangi dengan luas pengusahaan lahan sawah saat mulai menjadi petani kemudian dibagi dengan pengalaman bertani. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, terdapat dua pola hubungan yang terjadi antara pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi. Rasahan (1988) menyatakan bahwa terdapat dua pola utama yang mencirikan keadaan struktur dan distribusi pendapatan dengan penguasaan ataupun penggarapan lahan pertanian masyarakat perdesaan, yaitu: (1) terdapat hubungan searah antara distribusi pendapatan dengan penguasaan atau penggarapan lahan pertanian, dan (2) terdapat hubungan terbalik antara distribusi pendapatan dengan penguasaan atau penggarapan lahan pertanian. Berdasarkan uraian tersebut di atas, 124

maka dalam penelitian ini juga akan dilihat hubungan yang terjadi antara pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi di lokasi penelitian. Analisis hubungan antara pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi di lokasi penelitian diolah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression). Analisis ini dilakukan untuk menguji lebih dari satu variabel bebas (independent variable atau X) dan satu variabel tergantung (dependent variable atau Y). Oleh karena analisis mengenai pengusahaan lahan sawah dapat dilihat berdasarkan luas pengusahaan lahan sawah dan laju peningkatan luas pengusahaan lahan sawah, maka variable dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah kedua kategori tersebut. 9.1. Hubungan antara Luas Pengusahaan Lahan Sawah dengan Pendapatan Usahatani Padi Hasil kajian berikut ini akan memaparkan analisa hubungan antara pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi. Jika variable dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas pengusahaan lahan sawah (Y 1 ), maka variable independent yang diduga mempengaruhi luas pengusahaan lahan sawah adalah pendapatan usahatani padi (X) dan dummy status penguasaan lahan (terdiri atas: kelompok status pemilik (DSP), kelompok status pemilik dan penggarap (DSPP), serta kelompok status penggarap (DSPGR)). Hasil olahan dari analisis regresi linier berganda ini dapat dilihat pada Lampiran 2 yang diringkaskan pada Tabel 52. Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa nilai R adalah sebesar 0,783. Nilai R pada model mencerminkan besarnya korelasi antara independent variable dengan dependent variable. Korelasi tersebut semakin kuat jika nilai R mendekati 1. Dengan nilai R sebesar 0,783 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara independent variable dengan dependent variable relatif kuat. Berdasarkan Tabel 52 juga dapat terlihat nilai R 2 (R square) adalah sebesar 0,614 yang berarti bahwa kontribusi semua independent variable terhadap dependent varible adalah sebesar 61,4 persen, sehingga 38,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk di dalam model. Selain itu, berdasarkan Tabel 52 juga terlihat nilai signifikansi model sebesar 0,000. Hal tersebut 125

mengandung arti bahwa model ini sangat signifikan pada selang kepercayaan mendekati 100 persen. Tabel 52. Hasil Pengujian Regresi Pendapatan Usahatani Padi terhadap Luas Pengusahaan Lahan Sawah b R.783 a R Square.614 Sig.000 a F 10.725 a. Predictors: (Constant), X (pendapatan usahatani padi), DSPGR (dummy status penggarap), DSPP (dummy status pemilik penggarap), DSP (dummy status pemilik) b. Dependent Variable: Y 1 (Luas Pengusahaan Lahan Sawah) Pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent dalam model dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-masing variabel independent seperti pada Tabel 53. Interpretasi Tabel 53 adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan nilai signifikansi dari pengujian regresi dummy status pemilik (DSP) terhadap luas pengusahaan lahan sawah (Y 1 ), maka variabel DSP signifikan pada selang kepercayaan 97,4 persen. 2. Berdasarkan nilai signifikansi dari pengujian regresi dummy status pemilik dan penggarap (DSPP) terhadap luas pengusahaan lahan sawah (Y 1 ), maka variabel DSPP signifikan pada selang kepercayaan 88,6 persen. 3. Berdasarkan nilai signifikansi dari pengujian regresi dummy status penggarap (DSPGR) terhadap luas pengusahaan lahan sawah (Y 1 ), maka variabel DSPGR signifikan pada selang kepercayaan 89,9 persen. 4. Berdasarkan nilai signifikansi dari pengujian regresi pendapatan usahatani padi (X) terhadap luas pengusahaan lahan sawah (Y 1 ), maka variabel X 1 sangat signifikan pada selang kepercayaan hampir mendekati 100 persen Berdasarkan nilai signifikansi masing-masing variabel bebas (independent variable), maka variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap luas pengusahaan lahan sawah adalah variabel pendapatan usahatani padi (X). 126

Tabel 53. Nilai Koefisien Regresi Masing-Masing Independent Variable untuk Hasil Pengujian Regresi Pendapatan Usahatani Padi terhadap Luas Pengusahaan Lahan Sawah a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant).252.056 4.493.000 DSP -.189.080 -.371-2.352.026 DSPP.296.181.234 1.633.114 DSPGR -.111.065 -.251-1.697.101 X.022.006.602 4.039.000 a. Dependent Variable: Y 1 (Luas Pengusahaan Lahan Sawah) Berdasarkan Tabel 53, maka rumus persamaan garis regresi yang menggambarkan hubungan antara luas pengusahaan lahan sawah (Y) dengan pendapatan usahatani padi (X) adalah sebagai berikut: Y 1 = a + b 1.D_SP + b 2.D_SPP + b 3.D_SPGR + b 4.X Dimana: a = konstanta = 0,252 b 1 = koefisien regresi dummy status pemilik (D_SP) = -0,189 b 2 = koefisien regresi dummy status pemilik dan penggarap (D_SPP) = 0,296 b 3 = koefisien regresi dummy status penggarap (D_SPGR) = -0,111 b 4 = koefisien regresi pendapatan usahatani padi (X) = 0,022 Berdasarkan data tersebut, persamaan garis regresi yang terbentuk adalah: Y = 0,252-0,189.D_SP + 0,296.D_SPP - 0,111.D_SPGR + 0,022.X Dilihat dari model persamaan tersebut terdapat 3 variabel dummy, dengan demikian model persamaan matematika yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1. Model untuk kelompok petani pemilik, dimana D_SP = 1, D_SPP dan D_SPGR= 0, maka model persamaannya adalah: Y SP = 0,063 + 0,022.X... (1) 127

2. Model untuk kelompok petani pemilik dan penggarap, dimana D_SPP = 1, D_SP dan D_SPGR = 0, maka model persamaannya adalah: Y SPP = 0,548 + 0,022.X... (2) 3. Model untuk kelompok petani penggarap, dimana D_SPGR = 1, D_SP dan D_SPP = 0, maka model persamaannya adalah: Y SPGR = 0,141 + 0,022.X... (3) Dimana: Y SP Y SPP Y SPP Y SPGR X = Luas pengusahaan lahan sawah untuk kelompok petani pemilik = Luas pengusahaan lahan sawah untuk kelompok petani pemilik dan penggarap = Luas pengusahaan lahan sawah untuk kelompok petani pemilik dan penggarap = Luas pengusahaan lahan sawah untuk kelompok petani penggarap = Pendapatan usahatani padi Berdasarkan model tersebut, nilai konstanta sebesar 0,063 pada persamaan 1 menunjukkan rata-rata luas pengusahaan lahan sawah kelompok petani pemilik adalah sebesar 0,063 ha jika tidak ada penambahan pendapatan usahatani padi. Nilai konstanta sebesar 0,548 pada persamaan 2 menunjukkan rata-rata luas pengusahaan lahan sawah kelompok petani pemilik dan penggarap adalah sebesar 0,548 ha jika tidak ada penambahan pendapatan usahatani padi. Nilai konstanta sebesar 0,141 pada persamaan 3 menunjukkan rata-rata luas pengusahaan lahan sawah kelompok petani penggarap adalah sebesar 0,141 ha jika tidak ada penambahan pendapatan usahatani padi. Nilai konstanta yang disajikan menggambarkan perilaku petani dalam mengusahakan lahannya. Meskipun petani mengalami kerugian atau tidak memperoleh pendapatan dari usahataninya, mereka akan tetap berusaha untuk mengusahakan lahan pada musim berikutnya dengan rata rata luas lahan yang berbeda untuk setiap kelompoknya. Berdasarkan besarnya nilai konstanta, terlihat bahwa rata-rata luas lahan yang akan diusahakan paling kecil terdapat pada kelompok petani pemilik. Nilai koefisien regresi sebesar 0,022 menunjukkan pertambahan luas pengusahaan lahan sawah jika terjadi penambahan pendapatan usahatani padi sebesar 1 satuan unit. Dengan demikian, jika petani mengalami peningkatan pendapatan sebesar 1 juta rupiah, maka besarnya peningkatan luas pengusahaan 128

lahan sawah sebesar 0,022 ha/musim. Pada persamaan 1, jika terjadi penambahan pendapatan sebesar 1 juta rupiah, maka total rata-rata luas pengusahaan lahan sawah petani pemilik menjadi sebesar 0,085 ha. Pada persamaan 2, jika terjadi penambahan pendapatan sebesar 1 juta rupiah, maka total rata-rata luas pengusahaan lahan sawah petani pemilik dan penggarapb menjadi sebesar 0,570 ha. Pada persamaan 3, jika terjadi penambahan pendapatan sebesar 1 juta rupiah, maka total rata-rata luas pengusahaan lahan sawah petani penggarap menjadi sebesar 0,163 ha. Oleh karena ketersediaan lahan di lokasi penelitian relatif tetap, maka makna terjadinya penambahan luas pengusahaan lahan sawah petani sebesar 0,022 ha/musim, misal untuk kasus pada kelompok petani pemilik dan penggarap adalah terjadinya pengalihan investasi setara dengan nilai pengusahaan lahan 0,022 ha/musim. Untuk menggambarkan pengalihan investasi setara 0,022 ha/musim dengan cara mengalihkan penambahan luas pengusahaan lahan sawah dengan produktivitas padi rata-rata petani yang kemudian dikalikan dengan rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP). Dengan asumsi produktivitas 6,9 ton/ha dan rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp 2.500,00/kg, maka akan terjadi pengalihan investasi ke usahatani selain usahatani padi setara dengan Rp 379.500,00/musim. Berdasarkan ketiga model tersebut, terlihat dengan peningkatan pendapatan dalam jumlah yang sama, kelompok petani pemilik dan penggarap paling responsif dibandingkan dengan kelompok petani lainnya. Sedangkan kelompok petani penggarap lebih responsif dibandingkan kelompok petani pemilik. 9.2. Hubungan antara Laju Peningkatan Luas Pengusahaan Lahan Sawah dengan Pendapatan Usahatani Padi Hasil kajian berikut ini akan memaparkan analisa hubungan antara pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi. Jika Variable dependent dalam penelitian ini adalah laju peningkatan luas pengusahaan lahan sawah (Y 2 ), maka variable independent yang diduga mempengaruhi luas pengusahaan lahan sawah adalah pendapatan usahatani padi (X) dan dummy status penguasaan lahan (terdiri atas: kelompok status pemilik (DSP), kelompok 129

status pemilik dan penggarap (DSPP), serta kelompok status penggarap (DSPGR)). Hasil olahan dari analisis regresi linier berganda ini dapat dilihat pada Lampiran 3 yang diringkaskan pada Tabel 54. Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa nilai R adalah sebesar 0,338. Nilai R pada model mencerminkan besarnya korelasi antara independent variable dengan dependent variable. Korelasi tersebut semakin kuat jika nilai R mendekati 1. Dengan nilai R sebesar 0,338 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara independent variable dengan dependent variable relatif tidak kuat. Berdasarkan Tabel 54 juga dapat terlihat nilai R 2 (R square) adalah sebesar 0,114 yang berarti bahwa kontribusi semua independent variable terhadap dependent varible adalah sebesar 11,4 persen, sehingga 88,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk di dalam model. Selain itu, berdasarkan Tabel 54 juga terlihat nilai signifikansi model sebesar 0,496. Hal tersebut mengandung arti bahwa tingkat kepercayaan terhadap model ini sangat rendah sekali, yaitu 50,4 persen. Tabel 54. Hasil Pengujian Regresi Pendapatan Usahatani Padi terhadap Laju Peningkatan Luas Pengusahaan Lahan Sawah b R.338 a R Square.114 Sig.496 a F.868 a. Predictors: (Constant), X (pendapatan usahatani padi), DSPGR (dummy status penggarap), DSPP (dummy status pemilik penggarap), DSP (dummy status pemilik) b. Dependent Variable: Y 2 (laju peningkatan luas pengusahaan lahan sawah) Model yang tidak signifikan, mengandung arti bahwa tidak ada pengaruh antara laju peningkatan pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi. Seseorang petani akan memiliki laju peningkatan pengusahaan lahan sawah, jika dia memiliki akses terhadap pengusahaan lahan sawah. Akses yang diperlukan meliputi ketersediaan informasi, kedekatan dan kepercayaan dengan pemilik lahan yang akan disewa, serta modal untuk membeli dan menyewa lahan. Dengan demikian pendapatan bisa mempengaruhi laju peningkatan pengusahaan 130

lahan sawah, jika dalam waktu yang bersamaan diiringi dengan kemampuan petani untuk mengakumulasikan modalnya, misalnya melalui menabung. Dengan tingkat pendapatan tiap bulan yang relatif kecil, merupakan hal yang sangat sulit bagi petani untuk bisa mengakumulasikan modalnya, karena sebagian besar telah habis untuk menutupi kebutuhan rumah tangga sehari hari. Hal inilah yang menjadi penyebab kenapa laju peningkatan pengusahaan lahan sawah tidak dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan. 131