G U B E R N U R SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR BALI

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSE PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 33/Penmentan/OT.140/7/2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

TENTANG MENTERI PERTANIAN,

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

A. Realisasi Keuangan


GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan. Benyamin Lakitan

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan

Tabel 16. Data Produksi Benih Yang Dihasilkan Oleh UPTD/Balai Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 4 TAHUN 2009 TENTANG

Perkembangan Ekonomi Makro

NO JENIS PENJUALAN USAHA TERNAK SATUAN PRODUKSI TARIF (Rp) A. PenjualanTernakBibit

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : /6 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

TINJAUAN MATA KULIAH...

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Bahan Tanaman. Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

PERTANIAN. Bandung Dalam Angka Tahun

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Bidang Tanaman Pangan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

3. Arbei dan rumput teki berkembang biak secara vegetative alami menggunakan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI HASIL BUMI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2016

PENGKLASIFIKASIAN MEDIA PEMBAWA ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA MEDIA PEMBAWA OPTIK GOLONGAN KLASIFIKASI JENIS-JENIS


PROFIL PERTANIAN TERPADU LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PADANG: TINJAUAN BUDIDAYA PERTANIAN ABSTRAK

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2000

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2011 SERI C.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

STATISTIK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN (Subsektor Hortikultura) PERHATIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku

DASAR-DASAR HORTIKULTURA

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

PETA POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK NASIONAL DAN PASAR EKSPOR

GUBERNUR SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Pertanian dan Kehutanan yang Maju serta Berkelanjutan, yang selanjutnya

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hortikultura

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI PEMBIBITAN TANAMAN BUAH

Daftar Harga Produk Utama

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2011 TANGGAL 6 DESEMBER 2011

GUBERNUR SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 44 TAHUN : 2000 SERI : D NO.38 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 87 TAHUN 2000 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN

TOPIK: PERTANIAN NON PANGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Lampiran Surat Penawaran Harga

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 1998

Transkripsi:

No. Urut: 76, 2014 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang :a. bahwa petunjuk pelaksanaan pemungutan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah telah ditetapkan Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2011; Mengingat :1. b. bahwa dengan adanya usulan perubahan tarif dan penambahan jenis penerimaan retribusi atas Penjualan Produksi Usaha Daerah pada Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, maka perlu dilakukan perubahan traif dan penambahan jenis penerimaan retribusi ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah; Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistim Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478 ); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5078); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015); 7. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5049) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014; 13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. 15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 58 Tahun 20110 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah; Pasal I Ketentuan tarif Retribusi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf A, huruf B dan huruf C serta Lampiran II angka 2, angka 3 dan angka 4 Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah diubah, sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagaimana dari Peraturan Gubernur ini. Pasal II Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 1 November 2014 Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat. Diundangkan di Padang Pada tanggal 22 Oktober 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT ALI ASMAR Ditetapkan di Padang Pada tanggal 22 Oktober 2014 GUBERNUR SUMATERA BARAT IRWAN PRAYITNO BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014 NOMOR: 76 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH.

Lampiran : I PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT Nomor : 76 Tahun 2014 Tanggal : 22 Oktober 2014 Tentang : Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah BENIH, BIBIT DAN HASIL USAHA PERTANIAN TANAMAN PANGAN NO. JENIS BENII-I/ BIBIT CARA SATUAN VARITAS PERBANYAKAN HARGA JUAL ( Rp. ) KET. 1 2 3 4 5 6 A. PADI 1 Path Sawah / Gogo BD Kg 8,000 BP Kg 6,000 BR Kg 5,500 B. PALAWIJA 1 Jagung BD Kg 12,000 BP Kg 8,000 2 Kedelai BD Kg 12,000 BP 8,000 3 Kacang Tanah BD Kg 18,000 BP Kg 14,000 4 Kacang Hijau FS Kg 7,200-14,400 SS Kg 5,400-12,000 C. HOLTIKULTURA I. BUAH-I3UAHAN 1 Rambutan ( 30-50 cm ) Okulasi Batang 10,000 2 Mangga ( 30-50 cm ) Okulasi Batang 10,000 3 Durian ( 30-50 cm ) Okulasi Batang 10,000 4 Jeruk (Banjar,Kacang,Madu a. Tinggi 25 cm Okulasi 1 Batang 3,000-5,400 b. Tinggi 30 cm Okulasi 1 Batang 3,600-6,000 c. Tinggi? 35 cm Okulasi 1 Batang 4,200-8,400 d. BPMT Okulasi 1 Batang 36,000-60,000 Jeruk Siam ( 30-50 cm ) Okulasi Batang 10,000 Jeruk Nipis (30-50 cm ) Stek Batang 10,000 Jeruk Kesturi (30-50 cm ) Okulasi Batang 10,000 Jeruk Sundai ( 30-50 cm ) Sambung Batang 10,000 Jeruk Purut (30-50 cm ) Sambung Batang 10,000 5 Lengkeng ( 30-50 cm ) Okulasi Batang 20,000 6 Sawo (50-75 cm) a. Sumpur Cangkok Batang 30,000 b. Kecil Cangkok Batang 30,000 7 Sawo Manila a. Tinggin 40 cm Okulasi 1 Batang 18,000-30,000 b. Tinggin 50 cm Okulasi 1 Batang 24,000-36,000 c. Tinggin 40 cm Okulasi 1 Batang 30,000-48,000 8 Sirsak ( 30-50 cm ) Seedling Batang 7,500 1 2 3 4 5 6 Okulasi Batang 10,000 9 Jambu Biji (30-50 cm ) Stek Batang 7,500 Cangkok Batang 15,000 10 Jambu Air a. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 6,000-9,000 b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 7,200-9,600 c. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 9,000-10,800 11. Betimbing Manis a. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 3,000-5,400 b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 3,600-6,000 c. Tinggi >_ 50 cm Okulasi 1 Batang 4,200-8,400 12 Manggis ( 30-50 cm ) Okulasi Batang 15,000 13 Langsat / Duku a. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 3,600-6,000 b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 4,200-8,400 c. Tinggi.. 50 cm Okulasi 1 Batang 5,400-10,800 14 Kedondong Bangkok a. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 18,000-30,000 b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 24,000-36,000 c. Tinggi.. 50 cm Okulasi 1 Batang 30,000-48,000 15 Pepaya Lokal a. Tinggi 10 cm Anakan 1 Batang 180-600 b. Tinggi 25 cm Anakan 1 Batang 240-9,000 16 Pepaya Bangkok a. Tinggi 10 cm Anakan 1 Batang 600-1,200 b. Tinggi 25 cm Anakan 1 Batang 900-1,800 17 Nangka Anakan 1 Batang 2,500-3,000 18 Alpokat a. Tinggi 40 cm Sambung 1 Batang 6,000-9,000 b. Tinggi 50 cm Sambung 1 Batang 7,200-9,600 19 Melinjo a. Tinggi 20 cm Sambung 1 Batang 3,000-5,400 b. Tinggi 30 cm Sambung 1 Batang 3,600-6,000 20 Markisa ( 30-50 cm ) a. Super solinda Stek Batang 5,000 b. Gumanti Stek Batang 5,000 21 Matoa ( 30-50 cm ) Anakan Batang 10,000 22 Sukun ( 30-50 cm ) Stek Akar Batang 10,000 23 Jengkol ( 30-50 cm ) Anakan Batang 7,500 24 Petal ( 30-50 cm ) Anakan Batang 7,500 25 Pisang (40-60 cm ) Kultur jaringan Botolan Planlet 3,500 Anakan Batand 7,000 26 Entres Buah-buahan a. Jeruk Mata tempel Mata 300 b. Mangga Mata tempel Mata 300

1 2 3 4 5 6 c. Rambutan Mata tempel Mata 300 d. durian Mata tempel Mata 300 e. manggis BMPT tunas 180 IL SAYURAN a. Tomat Biji 1 Kg 600,000-900,000 b. Bawang Putih Umbi 1 Kg 24,000-42,000 c. Bawang Merah Umbi 1 Kg 18,000-30,000 d. Cabe Keriting Biji 1 Kg 150,000-900,000 e. Buncis Biji 1 Kg 24,000-42,000 f. Kentang GO Knol 4,000 G1 Knot 3,000 G2 Kg 20,000 G3 Kg 15,000 G4 Kg 10,000 III. TANAMAN HIAS ANGGREK 1 Dendrobium a. Anakan Botolan Generatif 1 Botol 25,000 b. Anakan Kecil Generatif 1 Kompot 50,000 c. Individu Kecil Generatif 1 Pot 10,000 d. Individu Muda Generatif 1 Pot 15,000 e. Tanaman Dewasa Generatif 1 Pot 30,000 f. Tan. Dewasa Bunga Generatif 1 Pot 40,000 2 Onchidum Golden Shower Vegetatif Pot 25,000 3 Phalaenopsis a. Anakan Botolan Vegetatif 1 Botol 15,000-18,000 b. Anakan Kecil Vegetatif 1 Kompot 36,000-48,000 c. Individu Kecil Vegetatif 1 Pot 3,000-3,600 d. Individu Muda Vegetatif 1 Pot 4,800-6,000 e. Tanaman Dewasa Vegetatif 1 Pot 24,000-36,000 f. Tan. Dewasa Bunga Vegetatif 1 Pot 36,000-48,000 g. Individu Remaja Vegetatif 1 Pot 12,000-18,000 4 Vanda Stek 1 Stek 75-100 5 Arachnis a. Kalajengking Stek 1 Stek 3,000-4,000 b. James Story Stek 1 Stek 5,000-7,500 6 Oncindium Vegetatif 1 Kuntum 2,400-4,800 4,200-6,000 7 Appel Blossom Stek 1 Stek 7,200-9,000 8 Kembang Anggrek a. Dendrobium Sp Vegetatif 1 Kuntum 200-250 b. Vanda Sp Stek 1 Kuntum 75-100 c. Arachnis Sp Stek 1 Tangkai 75-100 d. Oncidium Stek 1 Tangkai 500-1,000 IV. Tanaman Hias Non Anggrek 1 Palm a. Palm Raja (50 cm) Anakan 1 Batang 25,000 1 2 3 4 5 6 b. Palm Raja (50 cm) Anakan 1 Batang 25,000 2 Soka a. Kantong polybag Anakan 1 Batang 6,000-9,000 b. Pot semen Anakan 1 Batang 15,600-19,200 3 Yostayogent a. Hijau Anakan 1 Batang 4,200-6,000 b. Kuning Anakan 1 Batang 4,200-6,000 4 Dipenbagia Stek 1 Batang 5,000-6,000 5 Sambang Darah Stek 1 Batang 1,000-1,500 6 Dracena Anakan Polybag 20,000 7 Krisan Stek Stek 500 Anakan Pot 25,000 8 Bougenville Sambung Stek 1 Batang 9,000-18,000 ( Macam Warna ) Sambung 9 Supiir a. Kantong Polibag B. Rumpun 1 Batang 9,000-12,000 b. Pot Semen 25 cm B. Rumpun 1 Batang 19,000-21,600 10 Cemara Kipas Stek 1 Batang 6,000-9,000 11 Fisilium Anakan 1 Batang 6,000-9,600 12 Gladiol a. Lokal Anakan Batang 6,000 b. Hibrid Anakan Batang 10,000 13 Lolypop Anakan 1 Batang 6,000-9,000 14 Anthurium Anakan Kecil 5,000 Remaja 25,000 Dewasa 120,000 15 Lantana Bangkok Stek 1 Batang 2,400-6,000 16 Mawar Stek Polybag 10,000 17 Amaliris Umbi 1 Batang 6,000-9,000 18 Taiwan Beauty Stek 1 Batang 6,000-9,000 19 Anyelir a. Lokal Anakan 1 Batang 2,400-3,600 b. Hibrid Anakan 1 Batang 6,000-9,000 20 Sedap Malam Anakan Batang 3,600 21 Nusa Indah Stek 1 Batang 6,000-9,000 22 Begonia Anakan 1 Batang 2,500-5,000 23 Kenanga Cangkok 24 Culan Stek 1 Batang 3,000-7,500 1 Batang 6,000 25 Melati mini Stek Polybag 5,000 26 Eurphorbia Kecil / P. bag 1 Batang 6,000 27 Rinet Kecil / P. bag 1 Batang 12,000-18,000 Besar / Pot 1 Batang 24,000-34,000 28 Fred Sumatera Kecil / P. bag 1 Batang 48,000-60,000 Besar / Pot 1 Batang 90,000-120,000 29 King Of Siam Kecil / P. bag 1 Batang 12,000 Besar / Pot 1 Batang 25,200-25,008 30 Dona Karmen Kecil / P. bag 1 Batang 9,000-12,000

1 2 3 4 5 6 Besar / Pot 1 Batang 12,000 30,000 31 Rompi Susun Kecil / P. bag 1 Batang 6,000-9,000 32 Keladi / Siper Kecil / P. bag 1 Batang 6,000-9,000 33 Keladi Putih Kecil / P. bag 1 Batang 6,000-7,200 34 Heng - Heng Kecil / P. bag 1 Batang 18,000-24,000 Besar / Pot 1 Batang 48,000-60,000 35 Sicas Rumphi Kecil / P. bag 1 Batang 18,000-24,000 Besar / Pot 1 Batang 48,000-60,000 36 Philodendron hijau Kecil / P. bag 1 Batang 9,000-12,000 37 Sutra Bombay Stek / P.bag 1 Batang 4,800-6,000 38 Gerbera ( 15-25 cm ) Anakan Batang 10,000 39 Ruscus Anakan Batang 12,500 40 Serut Merah Stek Polybag 10,000 41 Xanado Anakan Batang 10,000 42 Silver Daun Dollar Runcing Stek Pucuk Batang 30,000 43 Oleana Pucuk Merah Stek Pucuk Kecil 3,000 40 cm 7,500 44 Raphis Exelsa Anakan Batang 10,000 45 Phylosellum Anakan Batang 10,000 V Tanaman Obat 1 Jahe a. Lokal Anakan 1 Batang 4,200 b. Lokal Rimbang 1 Kg 9,000 2 Kunyit a. Lokal Anakan 1 Batang 9,000 b. Lokal Rimbang 1 Kg 4,200 3 Kencur a. Lokal Anakan 1 Batang 7,200-8,400 b. Lokat Rimpang 1 Batang 4,200 4 Temu Lawak a. Lokat Anakan 1 Batang 3,600-5,400 b. Lokal Rimpang 1 Kg 4,200 5 Lempuyang a. Lokat Anakan 1. Batang 6,000 b. Lokal Rimpang 1 Kg 2,400 6 Lengkuas a. Lokal Anakan 1 Batang 2,400 b. Lokal Rimpang 1 Kg 4,800 7 Kolesom Anakan 1 Batang 4,800 8 Mutiara Stek 1 Batang 6,000 9 Serai Wangi Anakan Batang 4,800 10 Sirih Kaduk Anakan 1 Batang 4,800 11 Sambiloto Anakan 1 Batang 4,800 12 Gandarusa Anakan 1 Batang 4,800 13 Cincau Anakan 1 Batang 4,800 14 Jarak Kusta Anakan 1 batang 6,000 15 Keji Biting Anakan 1 Batang 6,000 16 Herugo Badak Anakan 1 Batang 4,800 17 Kumis Kucing Anakan 1 Batang 4,800 18 Daun Encok Anakan 1 Batang 4,800 19 Puding Hitam Anakan 1 Batang 6,000 20 Mangkokan Anakan 1 Batang 6,000 GUBERNUR SUMATERA BARAT IRWAN PRAYITNO

Lampiran :II PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT Nomor : 76 Tahun 2014 Tanggal : 22 Oktober 2014 Tentang : Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah TARIF RETRINUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH ATAS BIBIT DAN HASIL USAHA PETERNAKAN 1.) Bibit Ternak Usaha Paralel NO PAKAN/JENIS TERNAK SATUAN HARGA JUAL ( Rp.) 1 Pakan Ternak - Rumput Unggul Stek 200-250 - Leguminosa Unggul Kg/biji 15.000-20.000 KET 2. S a p I - Sapi Umur sibawah 1,5 tahun Ekor 5.000.000-10.000.000 - Sapi Umur diatas 1,5 tahun Ekor 6.500.000-11.000.000 - Sapi anak ET 40.000.000-50 000.000 3. Kambing - Umur kurang dari 6 bulan Ekor 300.000-600.000 - Umur diatas 6 bulan Ekor 600.000-1.200.000 4. Unggas - Telur ayam arab Butir 1.000-1.500 - Telur puyu Butir 350-500 - Ayam arab afkir Ekor 20.000-20.000 - Bibit jantan ayam arab Ekor 20.000-20.000 5 Semen Beku Dosis 5.000-6.500 6. Susu sapi Liter 6.000-10.000 7. Vaksin - Vaksin ND Dosis 150 - Vaksin SE Dosis 1.500 - Vaksin Rabies Dosis 2.500 GUBERNUR SUMATERA BARAT IRWAN PRAYITNO