LAPORAN KIMIA PEMISAHAN BAB CAMPURAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kelompok 2: Kromatografi Kolom

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

Cara Pengklasifikasian Kromatografi :

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

LAPORAN TETAP KIMIA ANALITIK INSTRUMEN

Analisis Fisiko Kimia

LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN KIMIA PEMISAHAN ION LOGAM DENGAN TEKNIK KROMATOGRAFI KERTAS

KROMATOGRAFI. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA AMAMI IDENTIFIKASI DIAZEPAM METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

LAPORAN KIMIA ORGANIK

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari

2/23/2010 PEMISAHAN BIOKIMIAWI PIGMEN MATA KROMATOGRAFI KERTAS DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

BAB I PENDAHULUAN. kuat dilaboratorium kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

Laporan Penentuan Kadar Asam Amino Dalam Sampel

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I Pengantar kromatografi Sejarah dan perkembangan kromatografi Teknik pemisahan yang sebenarnya dapat dikatagorikan teknik kromatografi adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Schraiber pada tahun KLT merupakan bentuk kromatografi planar,

SEJARAH. Pertama kali digunakan untuk memisahkan zat warna (chroma) tanaman

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB I PENDAHULUAN I.1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

BABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Titik Leleh dan Titik Didih

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

Percobaan 4 KROMATOGRAFI KOLOM & KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Isolasi Kurkumin dari Kunyit (Curcuma longa L)

Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kertas

Bab III Metodologi Penelitian

Kromatografi tambahan. Imam S

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

MENYARING DAN MENDEKANTASI

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Manado September 2011 LEMBAR JAWABAN. Ujian Praktikum. Bidang Kimia. 13 September 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

Kimia Analisis II. Annisa Fillaeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

UJI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI PEWARNA ALAMI MINUMAN DENGAN METODE MASERASI (Studi Penelitian Di Pasar Buah Kota Gorontalo)

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

PERCOBAAN X KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

KLASIFIKASI KROMATOGRAFI

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI

TEHNIK ANALISA KROMATOGRAFI SEDERHANA

DESTILASI, RESIN PENUKAR ION DAN PEMURNIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Percobaan dan Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

BAB IV METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Transkripsi:

1.1 Judul Percobaan Kromatografi kertas 1.2 Tujuan Percobaan LAPORAN KIMIA PEMISAHAN BAB CAMPURAN I TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN Memisahkan Zat Warna Tinta Melalui Kromatografi Kertas 1.3 Prinsip Percobaan K R O M A T O G R A F I I Berdasarkan pemisahan komponen-komponen atas perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fasa diam (kertas) di bawah gerakan fasa gerak (campuran pelarut organik) SMK NEGERI RAJAPOLAH l. Ciinjuk No.1 Ds. SukarajaKec.RajapolahKab. Tasikmalaya Telp. (0265) 2424626 Kode Pos. 46155

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Langkah untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, harus dilakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Metode pemisahan kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul komponen di antara dua fase (fase gerak dan fase diam) yang kepolarannya berbeda. Apabila molekul-molekul komponen berinteraksi secara lemah dengan fase diam maka komponen tersebut akan bergerak lebih cepat meninggalkan fase diam. Keberhasilan pemisahan kromatografi bergantung pada daya interaksi komponen-komponen campuran dengan fase diam dan fase gerak. Apabila dua atau lebih komponen memiliki daya interaksi dengan fase diam atau fase gerak yang hampir sama maka komponen-komponen tersebut sulit dipisahkan. Kromatografi dapat digolongkan berdasarkan pada jenis fasefase yang digunakan. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, maka berdasarkan fase bergerak-fase diam terdapat empat macam sistem kromatografi, yaitu: kromatografi gas-cair, kromatografi gas-padat, kromatografi cair-padat dan kromatografi cair-cair. Kromatografi juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalnya kromatografi partisi (Partition chromatography) dan kromatografi serapan (Adsorption chromatography). Sedangkan menurut teknik kerja yang digunakan, misalnya kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kertas dan kromatografi gas.[5] Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan

distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian (partition chromatography). 2.2 Jenis-jenis Kromatografi Berdasarkan fase gerak yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu gas chromatography dan liquid chromatography. Masing-masing golongan dapat dibagi lagi seperti yang telah disebutkan pada definisi di atas. Tabel 1. Jenis-jenis kromatograf Fase Fase bergerak diam Prinsip Teknik kerja Gas Padat Adsorpsi Kromatografi gas-padat Cair Padat Kromatografi kolom, Adsorpsi, KLT dan kromatografi partisi kertas Kromatografi kolom, Cair Cair Partisi KLT dan kromatografi kertas Gas Cair Partisi Kromatografi gas-cair Selain cara klasifikasi di atas ada juga yang digabung, misalnya kromatografi partisi gas-cair, kromatografi partisi cair-cair, kromatografi adsorbsi cair-padat dan lain-lain. Juga dikenal kromatografi penukar ion dan kromatografi filtrasi gel yang prinsipnya berbeda dari prinsip kromatografi yang telah disebutkan sebelumnya. Pada tabel 1, dicantumkan jenis-jenis kromatografi yang umumnya dipakai. Ditinjau dari mekanismenya, pemisahan dimungkinkan karena partisi yang kontinu dari zat-zat antara fase air dan fase bergerak organik. Migrasi

zat terlarut dimulai dari suatu spot padat yang kecil atau garis yang tipis. Differential migration molekul zat terlarut dimulai bila zona tempat mendepositkan zat terlarut mulai terselimuti pelarut dengan gaya pendorong yang bersifat kapiler, karena cairan membasahi kertas bergerak pada ruangruang berpori. Tegangan permukaan adalah gaya pendorong untuk pergerakan secara kapiler. Jadi, partisi cair-cair adalah mekanisme yang mendominasi pemisahan dengan kromatografi kertas. Kromatografi kertas semula hanyalah dianggap sebagai suatu bentuk sederhana dari partisi cair-cair. Serat-serat selulosa hidrofilik dari kertas dapat mengikat air setelah berada di udara yang lembab, kertas penyaring yang tampak kering sebenarnya dapat mengandung peresentase air yang besar, katakanlah 20% atau lebih (% berat). Jadi, kertas dianggap analog dengan suatu kolom yang mengandung fasa diam yang berair. Kemudian zat terlarut tersebut dipartisikan diantara air ini dan pelarut organik bergerak yang mudah tercampur dengan air. Bagaimana pun akan segera disadari bahwa model ini terlalu sederhana. Pemisahan diperoleh di tempat fasa bergerak dapat bercampur dengan air atau pada beberapa kasus fasa geraknya adalah larutan berair itu sendiri. Jadi, walaupun partisi cair-cair memang dapat memainkan peranan dalam beberapa kasus, mekanisme kromatografi kertas sering lebih sulit dari hal tersebut. Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin (1944) yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air diadsorpsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara fase diam dan fase bergeraknya

Proses pengeluaran asam mineral dari kertas disebut desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, kertas diletakkan di dalam ruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis. Terdapat tiga teknik pelaksanaan analisis. Descending adalah salah satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas akibat gaya gravitasi. Pada teknik ascending; pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi-kondisi berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel. Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5 o C. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rf-nya tidak boleh berbeda lebih dari ± 0,02. Suatu atomizer umumnya digunakan sebagai reagent penyemprot bila batas permukaan pelarut dan zat terlarut dalam kertas ingin dibuat dapat dilihat. Atomiser yang halus lebih disukai. Gas-gas juga dapat digunakan sebagai penanda bercak. Untuk karbohidrat notasi R G digunakan untuk menggantikan Rf. Setelah penandaan bercak atau batas permukaan, selanjutnya dapat dilakukan analisis kolorimetri atau spektroskopi reflektansi bila sampel berupa logam. Materi yang terdapat di dalam kertas dapat ditentukan secara langsung dengan pelarutan. Kromatografi kertas selain untuk pemisahan dan analisis kuantitatif, juga sangat bermanfaat untuk identifikasi. Hal ini dapat dilakukan misalkan dengan membuat grafik antara RMα terhadap jumlah kation dalam suatu deret homolog, maka memungkinkan untuk mengidentifikasi suatu anggota deret homolog. Faktor retardasi (Rf) merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran

kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatogram dan pada kondisi tetap merupakan besaran karakteristik dan reproduksibel. Rf didefinisikan sebagai perbandingan jarak yang ditempuh komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut (fase bergerak). Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan penyebaran yang mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan aditif lainnya digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika kering. BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. WaktudanTempat Hari/Tanggal : Senin 09 Maret 2015 Waktu Tempat : 09:00 10.30 WIB : Labolatorium SMKN RAJAPOLAH 3.2. AlatdanBahan a) Alat Alat-alat yang digunakandalampercobaaniniyaitu 1. Gelas Kimia 500 ml 1 buah 2. Lidi 1 buah 3. JarumPentul 1 buah 3. KertasSaring 3 lembar b) Bahan Bahan-bahan yang digunakandalampercobaaniniyaitu 1. Spidol 3 warna 2. Aquabidest 100 ml c) Cara Kerja 1. siapkansepotongkertassaringukuran 4 cm x 10 cm. Tariksatugarismelintang 1 cm dari salah satu ujung menggunakan pensil. 2. Totolkan tinta spidol pada garis tersebut ( lihatgambar) 3. Gantungkan kertas saring tersebut dalam gelas kimia berisi air/alcohol sehingga ujung bawahnya menyentuh air/alkohol, tetapi tidak sampai menyentuh noda spidol. 4. Biarkan air/spidol merembes melalui kertas saring hingga mencapai ujung atas. perhatikanapa yang terjadipadatintaspidol Kertassaring

Gelas Kimia TintaSpidol 1 cm Air/Alkohol BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HasilPengamatan a) TabelPengamatan No Warnatinta Warnanoda Gambar 1. Merah kuning Merahmuda Ungu Biru 2. Biru Birumuda Ungu Biru 3. Hitam CoklatTua Ungu 4.2 pembahasananalisishasilpercobaan a) mengapaterjadipemisahanwarnaspidol? karena di dalampemisahanwarnaspidolterjadikromatografiyaitudimanasuatumetodepe misahancampuranberupazat-zat (berupatinta) berdasarkanperbedaankecepatanpergerakansuatuzat (tinta) dalamsebuah media penyaringdimanapemisahanwarnaspidoltersebutterjadikarenaadanyaperbed aanfase ( 2 fase) yaitufasediam (berupakertas) danfasepemberigerak ( berupa air aquabidest ) jadiketikafasediamyaitukertas yang di berinodatinta di berifasegerakyaiu air aquabidestmakaketikakertas di gantunglalu di masukankedalamgelaskimiadannodatinta yang beradadalamkertassaringakannaikkeatasdan yang akanterjadidalamkertassaringtersebutitulahkomponenkomponencampuranda riasalwarnatersebut. Metodepemisahankromatografididasarkanpadaperbedaandistribusimolekul-

molekulkomponen di antaraduafase (fasegerakdanfasediam) yang kepolarannyaberbeda.keberhasilanpemisahankromatografibergantungpadad ayainteraksikomponenkomponencampurandenganfasediamdanfasegerak.apabiladuaataulebihkomp onenmemilikidayainteraksidenganfasediamataufasegerak yang hampirsamamakakomponentersebutsulitdipisahkan. nahkalaudalampercobaan yang inimemilikidayainteraksidenganfasediamdangerak yang berbedasehinggafasegeraklebihcepatdanmeninggalkanfasediam

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan pada percobaan ini yaitu sebagia berikut: a) untuk mengetahui susunan dalam dalam suatu tinta (metode pemisahan campuran tinta) kita bias melakukan metode kromatografi karena dalam metode ini kita bias melihat warna apa saja yang akan keluar oleh/dari warna aslinya karena adanya perbedaan kecepatan dari dua fase fase diam kertas dan fase gerak pelarut b) Setiap warna memiliki daya serap pada kertas (yang diberi air) yang berbeda-beda 5.2. Saran Saran untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya kertas yang digunakan yaitu menggunakan kertas saring watman sehingga pembacaan jarak yang ditempuh zat pelarut dan zat terlarut lebih jelas

DAFTAR PUSTAKA Underwood A.L dan R.A Day, Jr. Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta: Erlangga. 2010. Yazid, Estien. Kimia FisikaUntukParamedis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. 2009. Tinta, Wikipedia The Free Encylopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/tinta (24 Mei 2013).