PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KOTA SURABAYA)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)


Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DI SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

EVALUASI PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN PEMBANGUNAN APARTEMEN SESUAI DENGAN RTRW SURABAYA TAHUN 2013 (Studi Kasus : Wilayah Barat Kota Surabaya)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program aplikasi dengan baik adalah : a. Processor Intel Pentium 1.66 GHz atau yang setara. b. Memori sebesar 512 MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi Sistem

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb

PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI

Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, Abstrak

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari Sistem Informasi Geografi(SIG) ini adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( )

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

EVALUASI PENGEMBANGAN AREA UNTUK KABUPATEN SIDOARJO MENGGUNAKAN MOHAMMAD RIFAI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

APLIKASI SIG UNTUK PEMBUATAN DATA POKOK EVALUASI RAWAN GENANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

Tombol ini berfungsi untuk menghapus data yang sudah ada. Cara menghapus. tombol hapus,maka detil data tersebut akan hilang (Gambar 4.27).

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi SIG ini dengan baik adalah sebagai berikut :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. lunak, dan prosedur instalasi aplikasi. PT. SMART DATA GLOBAL adalah sebagai berikut :

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

PEMANFAATAN GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM (GNSS) UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA TIMUR

Pengertian Sistem Informasi Geografis

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

KLASIFIKASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC PADA CITRA IKONOS MULTI SPEKTRAL ( STUDI KASUS : TUTUPAN LAHAN SURABAYA TIMUR )

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

SIDANG TUGAS AKHIR RG

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL

Sistem Informasi Pertanahan untuk Evaluasi Bidang Tanah (Studi Kasus : Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. prosedur instalasi aplikasi dan prosedur operasional aplikasi. 1. Prosesor Pentium III 533 Mhz atau lebih

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB.

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

Oleh: ( ) Dosen Pembimbing: DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto MSc.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. data spasial berupa peta tematik Kotamadya Jakarta Barat tentang lokasi BTS yang

PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1 DENGAN SOFTWARE QUANTUM GIS UNTUK KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. aplikasi sistem informasi geografis ini adalah : a. Spesifikasi perangkat keras minimum : memori 64 MB.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik

Data Kelengkapan Data Pendukung Sistem Informasi

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL (ESDM) JAWA TIMUR BERBASIS WEB.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH PERKOTAAN (STUDI KASUS KEC.LOWOKWARU, KOTA MALANG) Fransiscus Hamonangan Hutabarat 1, Muhammad Taufik 1

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi perangkat keras minimum: 3. Harddisk dengan kapasitas 4, 3 GB

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

EVALUASI PENGEMBANGAN AREA UNTUK RELOKASI PERMUKIMAN AKIBAT BENCANA LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Latar Belakang. Penggunaan penginderaan jauh dapat mencakup suatu areal yang luas dalam waktu bersamaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Prosedur Pelaksanaan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

BAB IV. Ringkasan Modul:

Pembuatan Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Surabaya

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

SISTEM INFORMASI GOEGRAFIS PEMETAAN AREA PERKEBUNAN SAWIT PT KASIH AGRO MANDIRI 1

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK HASIL RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN DAN EVALUASI TUTUPAN LAHAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Piranti Keras (Hardware)

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

Transkripsi:

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KOTA SURABAYA) Hudan Pandu Arsa, DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc. Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia Abstrak Fungsi hijau dalam Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah sebagai paru-paru kota, termasuk pula fungsi estetika yang bermanfaat sebagai sumber rekreasi publik, secara aktif maupun pasif, yang diwujudkan dalam sistem koridor hijau sebagai alat pengendali tata ruang atau lahan dalam suatu sistem RTH kota. Kota Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang dimana fungsi Ruang Terbuka Hijau sangat dibutuhkan sehingga sirkulasi udara dikota tetap terjaga. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan sistem informasi geografis mengenai RTH Kota dengan menggunakan peta digital Kota Surabaya skala 1:5000, citra Quickbird 2008, basis data RTH dan data hasil survey. Basis data RTH Kota yang digunakan adalah RTH taman, makam, lapangan dan waduk. Pengolahan data menggunakan software utama Autodesk Land Dekstop 2009, ArcGIS 9.3. Pembuatan program aplikasi menggunakan software Visual Basic 6.0 yang dilengkapi dengan software tambahan MapObject 2.2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 250 lokasi dengan luasan total 1.467.542 m 2 atau 146.7542 Ha yang tersebar di Surabaya. Data-data yang ada, terintegrasi menjadi satu dalam suatu sistem informasi geografis RTH Kota Surabaya yang dimana dalam program aplikasi tersebut dapat dilakukan Kata Kunci: Ruang Terbuka Hijau, Sistem Informasi Geografis LATAR BELAKANG Fungsi hijau dalam ruang terbuka hijau (RTH) kota sebagai paru-paru kota, merupakan salah satu aspek berlangsungnya fungsi daur ulang, antara gas karbondioksida (CO 2 ) dan oksigen (O 2 ), hasil fotosintesis khususnya pada dedaunan. Sistem tata hijau ini berfungsi sebagai semacam ventilasi udara dalam rumah (bangunan). Lebih dari itu, masih banyak fungsi RTH termasuk fungsi estetika yang bermanfaat sebagai sumber rekreasi publik, secara aktif maupun pasif, yang diwujudkan dalam sistem koridor hijau sebagai alat pengendali tata ruang atau lahan dalam suatu sistem RTH kota. Karena lahan kota yang terbatas, maka RTH kota biasanya juga didesain sedemikian rupa sehingga terlihat tetap indah, nyaman dan tetap memiliki fungsi yang baik. RTH juga berfungsi sebagai sumber penampungan air dan pengatur iklim tropis yang terik dan lembab. Sistem Informasi Geografis (SIG), merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan atau spasial. Oleh karena kemampuan dari SIG inilah sehingga SIG dapat memberikan gambaran spasial yang lebih signifikan dalam pengambilan sebuah keputusan atau kebijakan Di Kota Surabaya, dengan belum tersedianya suatu sistem informasi mengenai RTH Kota Surabaya, maka pengembangan dari RTH menjadi tidak merata. Sehingga fungsi dari RTH Kota sebagai paru-paru kota belum bisa maksimal. Dengan demikian, diharapkan SIG dapat membantu dalam menyediakan infomasi yang lebih mudah mengenai Ruang Terbuka Hijau di Surabaya, sehingga nantinya Ruang Terbuka Hijau yang sudah ada dapat dianalisa dan dikembangkan lagi sesuai dengan ketentuan kebutuhan yang ada. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan pembuatan sistem informasi geografis ini adalah untuk membuat peta dan sistem informasi tentang Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya. Manfaat dari pembuatan sistem informasi geografis ini adalah sebagai bahan masukan bagi instansi perencana dan pengambilan keputusan dalam pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya.

ALAT DAN BAHAN Alat: 1. Perangkat Keras (Hardware) a. Seperangkat Personal Computer Pentium 4 2.80 Ghz, 1024 MB RAM, Hard Disk 80GB yang digunakan untuk seluruh pengolahan data b. Printer HP Deksjet D2466 untuk pencetakan laporan 2. Perangkat Lunak (Software) a. Sistem Operasi Windows XP Profesional Service Pack 3 b. Autodesk Land Desktop 2009 untuk proses dijitasi dan editing peta c. Arc GIS 9.3 untuk proses pembuatan dan penggabungan layer d. ER Mapper 7.0 untuk pengolahan data Citra Quickbird yaitu pada proses koreksi geometrik e. Visual basic 6.0 dan MapObject 2.2 untuk pembuatan program aplikasi Sistem Informasi Geografis f. Corel Draw X4 untuk pembuatan desain layout pada program aplikasi g. Microsoft Access 2007 untuk pembuatan basis data h. Microsoft Word 2007 untuk penulisan laporan 3. Digital Camera untuk pengampilan data gambar Bahan: 1. Peta garis hasil foto udara skala 1:5000 tahun 2002/2003 produk dari Dinas Tata Kota Surabaya. 2. Citra Satelit Quickbird tahun 2008 3. Basis data Taman Kota dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya tahun 2009 produk dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. 4. Basis data Ruang Terbuka Hijau dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya. PENGOLAHAN DATA Gambar 1. Diagram Alir pembuatan Sistem Informasi Geografis Berikut penjelasan Diagram Alir pembuatan Sistem Informasi Geografis Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya: 1. Melakukan proses editing peta garis Kota Surabaya tahun 2002/2003. Proses editing yang dimaksud adalah proses editing dijitasi peta yaitu menghapus polyline yang terduplikasi, menghapus polyline yang tidak diperlukan, dan juga menambahkan toponimi dari jalan-jalan pada peta. Setelah itu, dilakukan proses konversi dari format.dwg ke format shapefile atau.shp. Pengkonversian dilakukan tiap layer dari peta, dengan tujuan untuk mempermudah dalam input ke program aplikasi Visual Basic 6.0 nantinya. 2. Melakukan pengolahan Citra Quickbird tahun 2008. Penggunaan Citra Quickbird dalam penelitian ini karena citra tersebut memiliki resolusi yang tinggi dan dapat merekam data secara detail sehingga dapat memudahkan interpretasi setiap kenampakan objek pada citra. 3. Melakukan proses koreksi geometrik pada Citra Quickbird 2008 dengan tujuan untuk

mendapatkan sistem koordinat dan sistem proyeksi yang sama. Koreksi geometrik dilakukan dengan memilih beberapa titik pada citra dengan menggunakan menu Geocoding Wizard pada ER Mapper. Dalam koreksi geometrik ini digunakan sebagai acuan adalah peta garis Kota Surabaya tahun 2002/2003 produk dari Dinas Tata Kota Surabaya yang memiliki sistem koordinat TM-3 0. Jika nilai RMS Error 1 pixel ( Purwadhi, 2001) maka koreksi geometrik yang dilakukan tersebut sudah benar. Berikut merupakan hasil dari koreksi geometrik dari Citra Quickbird tahun 2008 wilayah kecamatan Sukomanunggal dan kecamatan Sukolilo. 4. Citra yang sudah terkoreksi geometrik tersebut kemudian di ekspor ke dalam Land Desktop 2009 untuk melakukan interpretasi citra dengan cara melakukan dijitasi area yang merupakan Ruang Terbuka Hijau. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam menginterpretasi citra adalah interpretasi secara manual, yaitu interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan ciri (karakteristik) objek secara keruangan (spasial). Karakteristik objek yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan unsur-unsur interpretasi seperti rona atau warna, bentuk, pola ukuran, letak dan asosiasi kenampakan objek. Kemudian hasil dijitasi di konversi ke dalam format shapefile atau.shp. 5. Melakukan ground truth yaitu cek lapangan untuk mengetahui kebenaran hasil interpretasi visual. Hasil ground truth digunakan sebagai data uji ketelitian. Selain itu dilakukan survei ruang terbuka hijau dengan menandai area yang ada pada peta. 6. Melakukan pencatatan hasil survei serta pengambilan dokumentasi pada area ruang terbuka hijau di lapangan. 7. Setelah itu dilakukan uji ketelitian interpretasi yaitu dengan menggunakan rumus : Apabila hasilnya 80% (Anderson dalam utami 2009), maka klasifikasi tersebut dianggap benar. Tetapi apabila hasilnya tidak memenuhi syarat di atas maka dilakukan interpretasi kembali. Jika klasifikasi tersebut sudah benar dan dengan ditambahkan data hasil survei lapangan, maka akan dihasilkan peta Ruang Terbuka Hijau kota Surabaya. 8. Dilakukan pengolahan layer-layer peta yang sudah dibuat sebelumnya dan juga pembuatan basis data Ruang Terbuka Hijau dengan menggunakan software ArcGIS 9.3 dan juga dengan menggunakan software Microsoft Access 2007. Karena pemberian toponimi nama jalan, nama kelurahan dan nama kecamatan sudah dilakukan di software Autocad Land Dekstop 2009 dan sudah langsung dikonversi menjadi shapefile, maka di software ArcGIS 9.3 akan tervisualisasikan menjadi sebuah titik dalam 1 layer, sehingga di software ArcGIS 9.3 bisa langsung terdeteksi data-data pada sebuah atribut tabel. 9. Dilakukan pembuatan program aplikasi menggunakan software Visual Basic 6.0 yang dilengkapi dengan MapObject 2.2. Untuk pembuatan aplikasi Sistem informasi ini dibuat 4 interface, yaitu: a. Pembuka, berisi mengenai judul dari aplikasi. b. Utama, berisi deskripsi latar belakang dari RTH, peta dan fitur-fitur penggunaanya, table data serta akses untuk menuju interface detil dari data. c. Detil Data, berisi mengenai informasiinformasi yang ada pada setiap area Ruang Terbuka Hijau pada peta yang ada pada interface Utama. d. Cetak, merupakan interface yang digunakan untuk mencetak data menjadi hardcopy. Keterangan : KI = Ketepatan Interpretasi JKI = Jumlah Kebenaran Interpreatsi JSL = Jumlah Sampel Lapangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Citra JSL = 27 Error = 5 JKI = 27 5 = 22 Gambar 2. Hasil Citra terkoreksi tahun 2008 Kecamatan Sukolilo Gambar 3. Hasil Citra terkoreksi tahun 2008 Kecamatan Sukomanunggal Analisa Hasil Interpretasi Citra: Uji ketelitian interpretasi citra dilakukan untuk mengetahui kebenaran hasil interpretasi citra dengan cara membandingkan antara data hasil interpretasi dengan data yang sebenarnya dilapangan. Rumus uji ketepatan Interpretasi Keterangan : KI = Ketepatan Interpretasi JKI = Jumlah Kebenaran Interpreatsi JSL = Jumlah Sampel Lapangan. 1. Kecamatan Sukolilo JSL = 26 Error = 4 JKI = 26 2 = 22 KI = 81,48 % Dengan nilai KI = 84,61% untuk citra Kecamtan Sukolilo dan KI = 81,48 untuk citra Kecamatan Sukomanunggal, berarti interpretasi dianggap benar karena sudah memenuhi toleransi yang ada yaitu diatas 80%. Pengolahan Data Spasial Data spasial yang ada merupakan hasil dari editing peta garis Kota Surabaya tahun 2002/2003 dengan skala 1:5000, dan ditambah dengan hasil digitasi data Ruang Terbuka Hijau hasil survei. Data spasial kemudian dibedakan menjadi beberapa Layer dan diberikan informasi didalamnya. Tujuan dibedakannya Layer adalah agar proses identifikasi pada program aplikasi lebih mudah dan teratur. Berikut adalah Layer-Layer yang ada pada sistem aplikasi: 1. Layer Jalan 2. Layer Saluran Air 3. Layer Sungai 4. Layer Rel KA 5. Layer Batas Kelurahan 6. Layer Batas Kecamatan 7. Layer Batas Wilayah Unit Pengembangan 8. Layer Batas Wilayah 9. Layer Persebaran RTH Keseluruhan Layer-Layer diatas di-overlay-kan dengan menggunakan software ArcGIS 9.3, sehingga membentuk suatu peta persebaran Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya. KI = 84,61 % 2. Kecamatan Sukomanunggal Gambar 4. Peta Surabaya Hasil Penggabungan Layer

Analisa Data Spasial: Data spasial yang sudah dibedakan menjadi beberapa Layer, selanjutnya di beri informasi sehingga dapat diidentifikasi informasinya menurut ID atau keyword yang dibutuhkan tiap Layer. Layer-Layer diatas, memiliki feature type yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan. Uji Coba Program Aplikasi Tujuan dari uji coba program aplikasi ini adalah untuk mengetahui apakah program aplikasi sudah berjalan sesuai yang dengan yang diinginkan oleh pengguna. Uji coba dilakukan dengan cara memeriksa kembali fungsi-fungsi yang ada pada program aplikasi apakah sudah bisa berjalan dan terkoneksi dengan baik atau belum. Gambar 5. Alur Jalan Program Aplikasi Uji Coba Tools Penunjang Program Aplikasi: Uji coba ini dilakukan dengan cara mencoba tools yang ada dalam tiap form pada program aplikasi. Uji Coba Pencarian Data: Uji coba ini dilakukan dengan cara memilih kategori pencarian yaitu kelurahan dan kecamatan pada combo box, dan dengan memasukkan kata kunci pada text box. Tools tersebut berada pada halaman tabel data pada form utama. Hasil dari pencarian data akan ditampilkan pada tabel data yang ada Apabila data tidak ditemukan, maka tabel data akan kosong. Tabel data akan menampilkan keseluruhan data yang sesuai dengan nama kategori dan kata kunci yang dimasukkkan. Pencarian akan otomatis berjalan pada saat huruf pertama dari kata kunci ditulis. Uji Coba Pencarian Lokasi: Uji coba ini dilakukan dengan cara memilih data dari tabel data dan melakukan pencarian dengan menekan tombol zoom. Tools tersebut berada pada halaman tabel data pada form utama. Pemilihan data dilakukan dengan cara meng-klik row data pada tabel data. Pencarian lokasi akan berjalan apabila data sudah terpilih dan tombol zoom sudah ditekan. Lokasi akan ditunjukkan pada layar peta di halaman peta pada form utama. Uji Coba Identifikasi Data: Uji coba ini dilakukan dengan cara menekan tombol identifikasi di halaman peta pada form utama. Setelah tombol identifikasi aktif, maka kursor dari mouse akan memiliki fungsi identifikasi objek. Pengidentifikasian dilakukan dengan mengklik objek pada layar peta sehingga akan muncul informasi detail dari objek pada form detail. Analisa Uji Coba: Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, dapat dilakukan beberapa evaluasi terhadap hasil yang didapatkan. Dari uji coba diatas didapatkan hasil antara lain: 1. Tools utama dalam membantu pengolahan peta adalah Pan Zoom Out, Zoom Out, Pan Zoom In, Zoom in, Zoom Extent, Pan dan identifikasi yang kesemuanya terletak pada halaman peta. 2. Untuk tools pendeteksi koordinat bisa berjalan apabila kursor mouse berada diatas layar peta. 3. Untuk tools pendeteksi skala bisa berjalan apabila kursor mouse berada diatas layar peta dan perubahan nilai skala terjadi apabila layar peta diperbesar atau diperkecil dengan menggunakan tools zoom out atau zoom in yang ada. 4. Untuk fasilitas pencarian data, text box kata kunci tidak aktif apabila kategori pencarian belum ditentukan. 5. Pada fasilitas pencarian data, pencarian data aktif pada saat huruf pertama kata kunci dimasukkan.

6. Pada fasilitas pencarian lokasi, pencarian lokasi aktif pada saat tombol zoom pada tabel data ditekan. Lokasi yang ditunjukkan merupakan hasil perbesaran otomatis yang langsung berlokasi ditempat data berada. 7. Identifikasi data aktif apabila tombol identifikasi pada halaman peta sudah aktif. 8. Peta lokasi hasil identifikasi merupakan tampilan terakhir dari layar peta. Sedangkan kekurangan yang terdapat pada program aplikasi ini adalah : 1. Tidak ada fasilitas penambahan data, baik data spasial maupun data tabular. Penambahan data dilakukan secara manual yang dilakukan diluar program aplikasi. 2. Proses renderer data spasial lambat, disebabkan karena ukuran data spasial yang besar dan mendetail. 3. Tidak ada fasilitas pencetakan peta secara keseluruhan. 4. Layar peta tidak dapat menampilkan grid dari peta. 5. Sistem koordinat tidak universal, karena menggunakan sistem koordinat TM-3 0. 6. Tidak terdapat fasilitas konversi koordinat dari sistem koordinat TM-3 0 ke sistem koordinat UTM. 7. Tidak terdapat tools yang menampilkan skala secara numeris. Pengolahan Data Ruang Terbuka Hijau Hasil Data Ruang Terbuka Hijau Dari hasil pengolahan data dan hasil survei lapangan yang telah dilakukan didapatkan 250 lokasi Ruang Terbuka Hijau, yang rinciannya dijelaskan sebagai berikut: Tabel 1. Tabel Jumlah lokasi dan luasan tiap jenis RTH Tabel 2. Tabel Jumlah Luasan Berdasar Unit Pengembangan Tabel 3. Tabel Jumlah Lokasi Berdasar Unit Pengembangan Analisa Data Ruang Terbuka Hijau: Dari hasil pengolahan data dan survei lapangan yang telah dilakukan, dapat dilakukan beberapa evaluasi terhadap hasil yang didapatkan, antara lain: 1. Terdapat 250 lokasi Ruang Terbuka Hijau Taman, Makam, Lapangan dan Waduk dan memiliki luas total 1.467.542 m 2 atau sekitar 146,75 Ha. 2. Ruang Terbuka Hijau Lapangan memiliki luasan yang paling besar, yaitu 425.063 m 2 dan Ruang Terbuka Hijau Waduk memiliki luasan yang paling kecil, yaitu 291.774 m 2. Hal ini menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Hijau lapangan lebih diminati oleh pemerintah kota dalam pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. 3. Ruang Terbuka Hijau Makam memiliki jumlah lokasi yang paling banyak yaitu 121 lokasi dan yang paling sedikit adalah Taman yaitu 28 lokasi. 4. Banyaknya jumlah lokasi total tiap jenis Ruang Terbuka Hijau tidak berbanding lurus dengan luasan yang ada. Ini terlihat pada Ruang Terbuka Hijau makam dengan banyak lokasi 121 luasnya adalah 409.386 m 2, sedangkan Ruang Terbuka Hijau lapangan dengan banyak lokasi 62 lokasi luasnya 425.063 m 2. 5. Luasan terbesar terdapat pada unit pengembangan Surabaya Barat jenis waduk yaitu sebesar 260.253 m 2.

6. Lokasi paling banyak terdapat pada unit pengembangan Surabaya Barat jenis makam yaitu sebesar 52 lokasi. KESIMPULAN Dari serangkaian pengolahan data dan analisa yang telah dilakukan, dapat diambil bebrapa kesimpulan antara lain: 1. Dengan menggunakan peta dasar dengan skala yang besar yaitu 1:5000 dan ditunjang dengan data hasil pengolahan citra Quickbird 2008 dan data hasil survey lapangan, dapat dihasilkan sebuah peta Ruang Terbuka Hijau. 2. Terdapat 250 lokasi Ruang Terbuka Hijau di Surabaya. Dengan jumlah keseluruhan adalah 1.467.542 m 2 atau 146,7542 Ha. 3. Pesebaran lokasi dari Ruang Terbuka Hijau umum tidak merata, total terbanyak terdapat pada wilayah unit pengembangan Surabaya barat. Dengan 114 lokasi dan dengan luasan 678.370 m 2 atau 67,837 Ha. 4. Program aplikasi Sistem Informasi Ruang Terbuka Hijau yang dihasilkan dapat membantu instansi terkait yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, untuk mempermudah dalam mencari informasi mengenai Ruang Terbuka Hijau di seluruh kota Surabaya sesuai dengan database yang ada yaitu jenis Taman, Lapangan, Makam dan Waduk. SARAN Bagi instansi perencana dan pengambilan keputusan dalam pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya: 1. Untuk pengembangan Ruang Terbuka Hijau selanjutnya, sebaiknya dipertimbangkan area lokasi yang sudah ada. Sehingga nantinya bisa lebih merata. 2. Lebih dipertimbangkan lagi untuk pengembangan Ruang Terbauka Hijau di wilayah unit pengembangan yang masih sedikit jumlah Ruang Terbuka Hijaunya. Bagi pengembang program aplikasi selanjutnya: 1. Pembuatan sistem informasi ini sebaiknya menggunakan hardware dengan spesifikasi yang cukup tinggi, karena dengan jumlah layer yang banyak dan cukup mendetail, maka pengolahan akan menjadi lebih cepat apabila spesifikasi dari hardwarenya tinggi. 2. Perlu adanya pengembangan program aplikasi tentang proses update data tabular maupun spasial. DAFTAR PUSTAKA Andi. 2002. Sistem Informasi Geografi dengan AutoCad Map. Yogyakarta : Wahana Komputer Ayunita, P.,2009. Kajian Pembuatan Peta Dasar Pendaftaran Dengan citra Satelit Quickbird (Studi Kasus Kantor Pertanahan Jember). Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geodesi. GIS Consortium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan Arc GIS Tingkat Dasar. Aceh Nias : GIS Consortium Aceh Nias. Gunarso, P., dkk. 2003. Modul Pelatihan Dasardasar Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Geografis. Malinau research forest. Hakim, A., 2009. Ruang Terbuka Hijau Surabaya Masih Minim. <URLhttp ://www.antara Jatim.com> dikunjungi pada 13 April 2009, Jam 19:00 WIB Husein, R., 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Geographics Informastion System). IlmuKomputer.Com La An, 2007. Sistem Informasi Geografi (SIG)/Geographic Information System (GIS). <URL :http ://mbojo. wordpress.com/2007/04/08/sisteminformasi-geografi-sig/>. Dikunjungi pada tanggal 21 Januari 2009, jam 13.30 WIB. Lillesand T.M., and Kiefer R.W., 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. Second Edition, John Wiley & Sons, New York. Prahasta, E., 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika. Purnomohadi dkk., 2005. Ruang Terbuka Hijau (RTH)Wilayah Perkotaan. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Purwadhi, S.H.,2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Gasindo Siswoutomo, W., 2006. Tip dan Trik Canggih Visual Basic 6.0. Yogyakarta. University of Arkansas Libraries. ArcGIS Dekstop Tutorial with ArcGIS Dekstop V.9. <URL http ://libinfo.uark.edu/gis/tutorial.asp> dikunjungi pada 2 Maret 2009, Jam 21:00 WIB Yustifitroni, H., 2009. Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Evaluasi Tutupan Lahan Jalur Kereta Api Alternatif Yang Terpilih. Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geodesi. http://www.skma.org-quickbird Dikunjungi pada Tanggal 15 Agustus 2009, Jam 19.00 WIB Utami, S., 2009. Aplikasi Penggunaan Sistem Informasi Geografis Untuk Evaluasi Kelayakan Di Area Lumpur Lapindo. Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geodesi. Lampiran Interface Pembuka Interface Detil Data Interface Utama Halaman Peta dan Data Printout Detil Data