FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEWIRAUSAHAAN DI KLASTER INDUSTRI MEBEL KABUPATEN BLORA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: daya saing, diamond porter, partial least square

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

Eka Susila Anggraeni 1), Dr. Ir. Imam Santoso, MP. 2), Dhita Morita Ikasari STP, MP. 2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai dari variabel variabel yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAAN...13

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS VARIABEL YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AMPLANG SAMARINDA

Analisis Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pelayanan Cabang Terhadap Kinerja Operasional Karyawan pada PT. Taspen (Persero) Cabang Palembang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

ANALISIS VARIABEL VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI DENGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

SISTEM PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA PT BANK PAPUA)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dimaksudkan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2 METODE. Kerangka Pemikiran

Artikel Ilmiah. Peneliti : Marliona Phesa Haurissa. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

BAB III METODE PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN. diawali dengan penjelasan data demografi dari responden penelitian. Kemudian

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEWIRAUSAHAAN DI KLASTER INDUSTRI MEBEL KABUPATEN BLORA Naniek Utami Handayani, Haryo Santoso, Yengky Imam Susanto Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang, Semarang Telp/Fax (024) 7460052 naniekh@yahoo.com, haryokrmt@gmail.com, yengky.imam@gmail.com Abstrak Peningkatan jumlah pengrajin di Blora mendorong persaingan yang ketat, sehingga mengurangi tingkat pendapatan. Untuk meningkatkan pendapatan, pengrajin mebel dituntut untuk mampu bersaing dengan orang lain. Pengrajin harus berusaha untuk bersaing dan meningkatkan keterampilan kewirausahaan. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kewirausahaan dari para pengrajin di Blora. Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square untuk menguji model konseptual dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kewirausahaan dipengaruhi oleh kondisi yaitu variabel perusahaan, risiko mengambil, proaktif, inovasi, dan budaya. Kata Kunci : kewirausahaan, industri mebel, PLS Abstract An increasing number of artisans in Blora encourage intense competition, so that reduce levels of income. To increase revenue, furniture craftsmen are required to be able to compete with others. Craftsmen must effort to compete and improve entrepreneurial skills. This paper aims to identify the factors that influence the entrepreneurial ability of the craftsmen in Blora. This study uses a Partial Least Square method to test the conceptual model and analyze the factors that affect entrepreneurship. The results showed that entrepreneurship is affected by the variable i.e. condition of the company, risks taking, proactive, innovation, and culture. Keywords : entrepreneurship, industrialfurniture, PLS PENDAHULUAN Schuler (1986) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah penciptaan atau inovasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa baru dalam organisasi organisasi yang baru. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kewirausahaan antara lain kondisi perusahaan, keberanian mengambil resiko, inovasi, proaktif dan budaya. Lionberger dan Gwin (1982) menyatakan bahwa inovasi bukan sekedar menciptakan sesuatu yang baru, tetapi sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam berwirausaha atau pada lokalitas tertentu. Salah satu karakter penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhannya. Untuk itu diperlukan inovasi secara terus menerus jika perusahaan ingin tetap bertahan. Industri mebel merupakan industri unggulan kabupaten Blora. Sektor ini merupakan penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi. Industri mebel di Blora didominasi oleh Industri Kecil dan Menengah yang berkelompok membentuk sentra-sentra di beberapa daerah seperti sentra industri kerajinan seni ukir kayu, sentra industri bubut kayu, dan lain-lain. Sentra-sentra industri tersebut J@TI Undip, Vol IX, No 1, Januari 2014 11

berkembang dengan sangat baik dengan area pemasaran yang cukup luas, tersebar di berbagai kota di Indonesia, seperti Yogyakarta, Jakarta, Bali hingga Sumatera. Selain itu, banyak pembeli mengunjungi sentra industri tersebut secara langsung baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan jumlah pengrajin yang ada di kabupaten Blora mendorong timbulnya persaingan yang ketat, sehingga menurunkan tingkat pendapatan para pengrajin. Untuk meningkatkan pendapatan, pengrajin dituntut untuk mampu bersaing dengan pengrajin lainnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pengrajin agar mampu bersaing adalah terus berupaya meningkatkan kemampuan kewirausahaan. Oleh karena itu, permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan kewirausahaan pada pengrajin mebel di Kabupaten Blora. Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan kewirausahaan pada pengrajin mebel di Kabupaten Blora. METODOLOGI Tahapan penelitian ini dibagi menjadi: - Studi pendahuluan Bertujuan untuk mengetahui kondisi industri mebel di kabupaten Blora. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara pada beberapa pengarajin di sentra industri mebel Blora. - Studi literatur Bertujuan untuk mengkaji literaturliteratur yang terkait dengan area kajian kewirausahaan pada industri kecil dan menengah. - Studi Lapangan Bertujuan untuk melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya: a. Wawancara, yaitu melakukan wawancara dengan pihak industri mebel dan pihak terkait untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. b. Observasi, yaitu melakukan pengumpulan data secara langsung di lapangan untuk beberapa waktu. c. Studi pustaka, yaitu pengkajian dan pemahaman literatur atau materi yang berhubungan dengan penelitian d. Kuesioner, yaitu penyusunan pertanyaan-pertanyaan yang disebarkan kepada responden yang berhubungan dengan penelitian Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini mencakup: 1. Data nilai penjualan mebel di Blora 2. Data PDRB di Blora 3. Data pengrajin pada klaster PENGEMBANGAN MODEL KONSEPTUAL Menurut Soenarto (2005), entrepreneurship berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan usaha kecil menengah. Menurut Hisrich dalam Mayasari (2009), kewirausahaan merupakan proses menciptakan sesuatu yang baru Menurut Covin dan Slevin (1989), faktor yang membentuk entrepreneur meliputi: a. Kondisi Perusahaan Kondisi Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah variabel-variabel yang sudah ada dan dimiliki oleh suatu perusahaan yaitu sumber daya manusia (human resource), modal (capital resource), sumber daya fisik dan sumber daya pengetahuan, serta faktor lokasi klaster itu sendiri. -dimensi pada kondisi perusahaan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 pada Kondisi Perusahaan Sumber daya Keahlian manusia (SDM) Kualitas Bahan baku Ketersediaan bahan baku Kualitas bahan baku Pemodalan Kondisi Akses J@TI Undip, Vol IX, No 1, Januari 2014 12

b. Keberanian mengambil resiko (risktaking) Keberanian mengambil resiko adalah keberanian manager untuk membuat keputusan besar dan komitmen yang beresiko dimana memiliki kesempatan kegagalan yang berharga. Menurut Miller dan Friesen (1983), dimensi risk taking yaitu kesiapan mental dan strategi. -dimensi pada keberanian mengambil resiko disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 pada Keberanian Mengambil Resiko Kesiapan Keberanian memenuhi mental resiko Keberanian memproduksi barang Strategi Keberanian berinovasi c. Proaktif Proaktif mengacu pada proses mengantisipasi dan bertindak atas kebutuhan masa depan dengan mencari peluang-peluang baru. proaktif terdiri dari orienrtasi pasar dan pengumpulan informasi. Orientasi pasar adalah kunci untuk menghadapi dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan pasar. Pengumpulan imformasi merupakan tindakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan pesaing (Venkatraman, 1989; Andreu Blesa dan Maria Ripollés, 2003). -dimensi pada proaktif disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 pada Proaktif Orientasi pasar Orientasi Usaha Pemanfaatan peluang pasar Pengumpulan Pencarian peluang informasi order (Wiklund, 1999), kreatifitas sebagai produksi ide-ide baru dan memiliki manfaat, dan inovasi sebagai implementasi dari ide-ide kreatif yang berhasil dalam sebuah organisasi. -dimensi pada inovasi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 pada Inovasi Kreativitas Inovasi desain produk produk Kuantitas kreativitas produk Proses baru Inovasi proses manufaktur e. Budaya (culture) Budaya adalah daerah program mental yang mempengaruhi cara berfikir dan perilaku manusia, secara kolektif program mental seseorang atau sekelompok orang dalam suatu negara disebut dengan kebudayaan nasional. Menurut Hofstede (1991), dimensi budaya antara lain paradigma individual dan lingkungan sekitar. -dimensi pada budaya disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 pada Budaya Paradigma individu Lingkungan Orientasi jangka panjang Sejarah organisasi Hubungan kekerabatan Tingkat kesejahteraan f. Kewirausahaan (Entrepreneurship) Kewirausahaan adalah sebagai suatu proses dari pengembangan perusahaan yang tidak berkaitan dengan usaha yang sudah ada dan biasanya dilakukan secara individu atau bersama tetapi bukan sebagai penemu dari hasil suatu produk (Swierczek and Ha, 2003). -dimensi pada budaya disajikan pada Tabel 6. d. Inovasi (innovation) Inovasi adalah menciptakan produk baru atau metode produksi baru, membuka pasar baru atau sumbersumber pasokan baru, atau mendefinisikan ulang industri Tabel 6 pada Budaya Pangsa pasar Perluasan pemasaran Produk Pertumbuhan penjualan Karyawan Penyerapan tenaga kerja J@TI Undip, Vol IX, No 1, Januari 2014 13

Kondisi Perusahaan H1 Keberanian Mengambil Resiko Kewirausahaan H2 H3 Proaktif H4 H5 Inovasi Gambar 1 Model Konseptual Budaya Berdasarkan penjelasan diatas disusun model konseptual penelitian, seperti disajikan pada Gambar 1. Hipotesa dalam penelitian ini sebagai berikut : H1: Kondisi Perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kewirausahaan H2: Keberanian mengambil resiko mempunyai pengaruh positif terhadap Kewirausahaan H3: Proaktif mempunyai pengaruh positif H4: Inovasi mempunyai pengaruh positif H5: Budaya mempunyai pengaruh positif HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Path Diagram Analisis Path Diagram merupakan interpretasi hasil output software PLS yang digambarkan dalam bentuk model penelitian. Sifat indikator yang digunakan untuk mengukur variabel laten adalah refleksif. Hal ini berarti variabel laten dijelaskan oleh indikatorindikator yang menjelaskannya dan masih bersifat prediktif. Berdasarkan path diagram model potensi pengembangan peningkatan pangsa pasar sentra mebel di Blora, terdapat enam variabel laten. Lima variabel laten merupakan variabel laten eksogen dan satu buah variabel laten endogen. Variabel laten eksogen diberi nama kondisi perusahaan, keberanian mengambil resiko, proaktif, budaya, dan kodisi karena bersifat mempengaruhi varibel laten lain dan tidak dipengaruhi oleh varibel laten manapun. Variabel laten endogen adalah kewirausahaan. b. Analisis Model Pengukuran (Outer Model) Outer model atau disebut juga measurement model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel konstruk dengan indikator atau variabel manifesnya. Penelitian ini menggunakan model Second Order Factor Analysis yang dilakukan dengan pendekatan repeated indicators, sehingga analisis outer model dilakukan pada first order construct dan second order construct. Pengujian outer model antara lain uji unidimensionalitas konstruk, uji validitas dan reliabilitas indikator manifes terhadap variable konstruknya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SmartPLS. Hasil perhitungan dengan menggunakan PLS yang telah memenuhi convergent validity disajikan pada Gambar 2. J@TI Undip, Vol IX, No 1, Januari 2014 14

Gambar 2 Output Perhitungan Menggunakan PLS Analisis hubungan indikator terhadap first order construct Langkah pertama adalah dilakukan pengujian terhadap hubungan indikator dengan first order construct. Validitas dan reliabilitas indikator terhadap first order construct dapat dinilai dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Convergent validity adalah besarnya faktor loading untuk masing-masing indikator konstruk. Menurut Ghozali (2008) nilai loading harus diatas 0,70 (pada penelitian pada bidang yang belum berkembang bisa menggunakan 0,5-0,6). Dalam penelitian, peneliti menggunakan nilai loading factor harus 0,5, sehingga jika terdapat nilai faktor loading kurang dari 0,5 indikator akan dihilangkan dari konstruknya. Menurut Ghozali (2008), sebelum melakukan eliminasi indikator, diperiksa terlebih dahulu adanya indikator yang memiliki nilai faktor loading yang negatif karena nilai faktor loading tidak boleh negatif. Untuk mengatasi hal ini maka item pertanyaan yang memiliki nilai faktor loading negatif di-recode yaitu dengan membalik skor jawaban. Setelah nilai indikator tersebut di-recode, indikator tersebut diolah kembali dengan menggunakan software SmartPLS. 2. Pengukuran discriminant validity pada penelitian ini adalah dengan membandingkan akar kuadrat dari Average Variance Extracted ( AVE) untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Nilai akar AVE haruslah lebih besar dari nilai AVE untuk dapat memenuhi kriteria discriminant validity. Selain itu nilai korelasi antara satu variabel dengan variabel lainnya tidak boleh besar dari nilai korelasi antara variabel itu sendiri. Average Variance Extracted ( AVE), yaitu nilai AVE > 0,5. Nilai ini menunjukkan validitas instrument pernyataan. Nilai ini menunjukkan bahwa konstruk laten J@TI Undip, Vol IX, No 1, Januari 2014 15

memprediksi indikator pada blok tersebut lebih baik daripada indikator pada blok variabel laten yang lain (Imam Ghozali, 2008) 3. Composite reliability berfungsi untuk mengukur reliabilitas suatu konstruk. Pada penelitian ini composite reliability dilihat dari nilai internal consistency yang dihasilkan dalam output SmartPLS 2.0. Nilai reliabilitas yang disyaratkan bernilai 0,6 atau lebih. 4. Hasil uji validitas indikator terhadap first order construct untuk klaster mebel Blora dapat dianalisis sebagai berikut : First order construct faktor kondisi perusahaan diperoleh nilai dari indikator kon1 sebesar 78.35%, kon2 sebesar 63.71 %, kon5 sebesar 86.28%, kon6 sebesar 88.01%, kon7 diberikan oleh ino2 yang merupakan indikator model baru kepada konsumen. First order construct faktor budaya diperoleh nilai dari indikator bud2 sebesar 59.27%, bud3 sebesar 67.37%, bud4 sebesar 86.46%, bud5 sebesar 77.43%. Hal ini berarti nilai terbesar diberikan oleh bud4 yang merupakan indikator pemilihan tenaga kerja yang berpengaruh pada hubungan keluraga. Analisis Model Struktural (Inner Model) Analisis Nilai R-square Dari hasil R square model pada Tabel 5.4 dapat diketahui nilai R square. Nilai R square muncul pada konstruk endogen, sehingga pada konstruk kewirausahaan, kondisi perusahaan, keberanian mengambil resiko, proaktif, inovasi dan budaya tidak memiliki nilai R square. Pada konstruk kewirausahaan, untuk Blora memiliki nilai R square sebesar 0,915498 yang berarti berarti variabilitas potensi pengembangan klaster mebel Blora yaitu sebesar 91,54 %. Menunjukkan hubungan konstruk eksogen terhadap endogennya yang sangat kuat. sebesar 53.69%, kon8 sebesar 86.26%, dan kon9 sebesar 80.46%, kon11 sebesar 79.72%. Hal ini berarti nilai terbesar diberikan oleh kon6 yang merupakan indikator ketersediaan pengusaha. First order construct faktor keberanian mengambil resiko diperoleh nilai dari indikator kebres1 sebesar 54.5%, kebres2 sebesar 60.19%, kebres4 sebesar 65.43%, Analisis Uji Hipotesis atau Hubungan kebres5 sebesar 64.62%, kebres6 Antar Variabel Laten sebesar 68.22% dan kebres7 sebesar Hipotesis penelitian diuji dengan 71.58%. Hal ini berarti nilai terbesar melihat nilai t statistik pada setiap diberikan oleh kebres7 yang hubungan yang dihipotesiskan. Hipotesis merupakan indikator survei ke daerah diterima bila nilai statistik thitung lebih lain terhadap perusahaan. besar dari t tabel (1,683) untuk signifikansi First order construct faktor proaktif α = 0,05 dan df = 41. diperoleh nilai dari indikator pro1 H 1 : Kondisi perusahaan klaster sebesar 71.84%, pro2 sebesar mempunyai pengaruh positif terhadap 62.68%, pro3 sebesar 82.17%, pro4 kewirausahaan sebesar 53.03%, pro6 sebesar Hipotesis 1 ditunjukkan melalui hubungan 57.21%, pro7 sebesar 68.83%. Hal konstruk faktor kondisi perusahaan ini berarti nilai terbesar diberikan terhadap kewirausahaan. Nilai t statistik oleh pro3 yang merupakan indikator pada hubungan ini adalah 12,2387. Nilai t pangsa pasar baru terhadap statistik ini berada dalam area penerimaan, pendapatan perusahaan. yaitu berada di luar area 1,683 untuk First order construct faktor inovasi signifikansi α = 0,05 dengan df = 41. diperoleh nilai dari indikator ino1 Dengan demikian, hipotesis H1 diterima. sebesar 81.35%, ino2 sebesar Artinya, konstruk faktor kondisi perusahaan 83.85%, ino3 sebesar 76.88%, ino4 terbukti secara statistik mempengaruhi sebesar 76.26%, dan ino5 sebesar potensi kewirausahaan. Pembuktian 79.91%. Hal ini berarti nilai terbesar hipotesis ini didukung oleh teori yang disampaikan oleh Djamhari (2006) yang J@TI Undip, Vol IX, No 1, Januari 2014 16

berpendapat bahwa faktor kondisi bahwa faktor inovasi mempengaruhi mempengaruhi potensi kewirausahaan. potensi kewirausahaan. H 2 : Keberanian mengambil resiko H 5 : Budaya berpengaruh positif mempunyai pengaruh positif terhadap Kewirausahaan Hipotesis 2 ditunjukkan melalui hubungan konstruk faktor keberanian mengambil resiko terhadap potensi kewirausahaan. Nilai t statistik pada hubungan ini adalah 2,1552. Nilai t statistik ini berada dalam area penerimaan, yaitu berada di dalam area 1,683 untuk signifikansi α = 0,05 dengan df Hipotesis 5 ditunjukkan melalui hubungan konstruk faktor inovasi terhadap potensi kewirausahaan. Nilai t statistik hubungan ini adalah 4,6335. Nilai t statistik ini berada dalam area penerimaan, yaitu berada di luar area 1,683 untuk signifikansi α = 0,05 dengan df = 29. Hipotesis H5 diterima. Artinya, konstruk faktor budaya terbukti = 41. Dengan demikian, hipotesis H2 secara statistik mempengaruhi potensi diterima. Artinya, konstruk faktor kewirausahaan. Pembuktian hipotesis ini pemasaran terbukti secara statistik didukung oleh teori yang disampaikan oleh mempengaruhi kewirausahaan. Pembuktian hipotesis ini didukung oleh teori yang Hofstede (1991) bahwa faktor budaya mempengaruhi potensi kewirausahaan. disampaikan oleh Miller dan Friesen (1983) yang berpendapat bahwa faktor keberanian mengambil resiko mempengaruhi potensi KESIMPULAN Faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan. H 3 : Proaktif mempunyai pengaruh keberhasilan kewirausahaan pada sentra industri mebel di Blora antara lain : (1) positif Kondisi Perusahaan menjadi faktor utama Hipotesis 3 ditunjukkan melalui hubungan dalam pengembangan industri klaster konstruk faktor proaktif terhadap potensi mebel. Kondisi perusahaan yang terdiri dari kewirausahaan. Nilai t statistik pada dimensi sumber daya manusia, bahan baku, hubungan ini adalah 1,2382. Nilai t statistik ini tidak berada dalam area penerimaan, permodalan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kewirausahaan. (2) yaitu berada di luar area 1,683 untuk Keberanian mengambil resiko suatu signifikansi α = 0,05 dengan df = 41. keputusan besar yang di buat oleh Dengan demikian, hipotesis H3 ditolak. pengusaha untuk mengembangkan Artinya, konstruk faktor proaktif terbukti secara statistik tidak mempengaruhi potensi industrinya. Keberanian mengambil resiko mempunyai dimensi kesiapan mental dan kewirausahaan. Pembuktian hipotesis ini strategi kompetitif yang mempunyai tidak didukung oleh teori yang disampaikan pengaruh terhadap kewirausahaan. (3) oleh Venkatraman (1989) yang berpendapat Budaya sangat berpengaruh terhadap bahwa faktor proaktif mempengaruhi mental pengusaha mebel, karena usaha potensi kewirausahaan. yang di lakukan adalah warisan dari nenek H 4 : Inovasi berpengaruh positif moyang. Budaya mempunyai di mensi Hipotesis 4 ditunjukkan melalui hubungan paradigma individu dan lingkungan yang mempunyai pengaruh kewirausahaan. konstruk faktor inovasi terhadap potensi Faktor-faktor tidak mempengaruhi kewirausahaan. Nilai t statistik pada keberhasilan kewirausahaan klaster industri hubungan ini adalah 1,2317. Nilai t statistik mebel di Blora antara lain proaktif dan ini tidak berada dalam area penerimaan, yaitu berada di luar area 1,683 untuk signifikansi α = 0,05 dengan df = 41. Dengan demikian, hipotesis H4 ditolak. inovasi. (1) Proaktif sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan karena dengan melihat peluang-peluang baru untuk mendapatkan order, dan mencari informasi. Artinya, konstruk faktor inovasi terbukti proaktif mempunyai dimensi orientasi secara statistik tidak mempengaruhi potensi pasar dan pengumpulan informasi yang kewirausahaan. Pembuktian hipotesis ini mempunyai pengaruh kewirausahaan. tidak didukung oleh teori yang disampaikan oleh Wiklund (1999) yang berpendapat Tetapi terbukti secara statistik konstruk faktor proaktif tidak mempengaruhi potensi J@TI Undip, Vol IX, No 1, Januari 2014 17

kewirausahaan. (2) Inovasi dalam memproduksi barang sangat berpengaruh terhadap order karena dengan adanya inovasi produk baru konsumen akan mencari produk dengan model yang lebih baru. Inovasi mempunyai dimensi kreatifitas produk dan proses baru yang mempunyai pengaruh terhadap kewirausahaan. Tetapi terbukti secara statistik konstruk faktor inovasi tidak mempengaruhi potensi kewirausahaan. DAFTAR PUSTAKA 1. Gabriel, (2008). Innovation, Entrepreneurship and Clusters in Latin America Natural Resource Implication and Future Challenges. J. Technol. Manag. Innov. 2008, Volume 3, Issue 3 2. Ghozali (2008). Structural Equation Modeling: metode alternative dengan patial least square. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP 3. Jones, (1992). Managing Internal Corporate Entrepreneuship:An Agency Theory Perspective. Journal Of Management 4. Maes,J. (2003). The Search For Corporate Entrepreneurship: A Clarificarion Of The Concept And Its Measures. Working Paper. 5. Mclean, M., & Voytek, K. (1992). Understanding Your Economy: Using Analysis To Guide Local Strategic Planning. Chicago, Illinois: Planners Press, American Planning Association. 6. Miller, D. (1983). The Correlates Of Entrepreneurship In Three Types Of Firms, Managemenr Science. 7. Schuler, R. S. (1986). Fostering and facilitating entrepreneurship in organizations: Implications for organization structure and human resource management practices. Human Resource Management. 8. Shane dan Venkataraman (2000). The promise of entrepreneuship as a field of research. Academy of management review. 9. Swierczek dan Ha (2003). Motivation, Entrepreneurship And The Performance Of Smes in Vietnam. 10. Zimmerer dan Scarborough (1993). Entrepreneurship and new venture formation. Eaglewood. J@TI Undip, Vol IX, No 1, Januari 2014 18