BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan dengan jangka waktu ± 1-30 hari setelah persalinan, hamil pertama, dan dengan tingkatan usia ± 20 35 tahun yang berjumlah 50 orang. 4.1.1 Gambaran Umum Subjek berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 8: Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Perempuan 100 100 Total 100 100 Peneliti menyebarkan kuesioner 100 % atau sebanyak 50 kuesioner disebarkan kepada ibu postpartum dengan golongan ibu muda yang menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri adalah perempuan. 4.1.2 Gambaran Umum Subjek berdasarkan Usia Tabel 9: Penyebaran Subjek berdasarkan Usia Usia Frekuensi Presentase (%) 22 4 8 % 23 5 10 % 24 8 16 % 25 7 14 % 26 6 12 % 27 6 12 % 28 6 12 % 29 5 10 % 30 3 6 % Total 50 100% 49
50 Subjek dalam penelitian ini adalah ibu muda dengan kisaran usia 22 30 tahun yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa subjek dengan usia 24 tahun menempati persentase paling besar yaitu 16 %. Kemudian subjek dengan usia 25 tahun memiliki persentase 14 %, dan subjek dengan usia 26, 27, dan 28 tahun memiliki persentase yang sama yaitu 12 %. Selanjutnya subjek dengan usia 23 dan 29 tahun memiliki persentase 10 % dan usia 22 tahun dengan persentase 8 %. Persentase 6 % adalah subjek dengan usia 30 tahun. Dikarenakan dalam penelitian ini tidak terdapat subjek dengan usia 20 dan 21 tahun maka persentase untuk kedua usia tersebut adalah 0%. 4.1.3 Gambaran Umum Subjek berdasarkan Lokasi Penelitian Tabel 10 Penyebaran Subjek berdasarkan Lokasi Puskesmas Lokasi Puskesmas Frekuensi Persentase Puskesmas Pondok Aren 22 44 % Puskesmas Pondok Kacang Timur 7 14 % Puskesmas Parigi 4 8 % Puskesmas Jurang Mangu 9 18 % Puskesmas Pondok Pucung 4 8 % Puskesmas Pondok Betung 4 8 % Total 50 100 % Tabel diatas merupakan sebaran subjek berdasarkan lokasi dilakukannya penelitian, yaitu puskesmas-puskesmas yang berada di Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Pada tabel tersebut menunjukkan persentase yang berbeda-beda dari masing-masing lokasi, dimulai dengan persentase tertinggi yaitu Puskesmas Pondok Aren (44 %), kemudian Puskesmas Jurang Mangu (18 %), selanjutnya Puskemsas Pondok Kacang Timur (14 %), dan 3
51 puskesmas yang memiliki persentase sama yaitu Puskesmas Parigi, Pondok Pucung, dan Pondok Betung (8 %). 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Data Penelitian Tabel 11: Deskripsi Data Penelitian Data Empirik Data Hipotetik Variabel Min Max M SD Min Max M SD Dukungan Keluarga 67 92 84 5,849 23 92 58 12 Kecenderungan Depresi Postpartum 35 95 60 12,723 26 104 65 13 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata skor perolehan (empirik) tingkat dukungan keluarga sebesar 84 lebih besar dari skor hipotetik (harapan) sebesar 58 hal ini menunjukan bahwa para ibu memiliki dukungan keluarga yang tinggi. Dan rata-rata skor perolehan (empirik) tingkat kecenderungan depresi postpartum sebesar 60 lebih rendah dari skor hipotetik (harapan) yaitu sebesar 65, hal ini menunjukan bahwa para ibu memiliki kecenderungan mengalami depresi postpartum yang rendah. 4.2.2 Kategori Variabel Penelitian 4.2.2.1 Analisis Tingkat Skala Dukungan Keluarga Pada tingkat skala dukungan keluarga digolongkan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pemberian kategori diperoleh beradasarkan rumus rata-rata (mean) dan standar deviasi sebagai berikut: Tabel 12: Kategorisasi Dukungan Keluarga Rumus Kategorisasi Interval F Presentase X > (µ+1sd) Tinggi X > 80 37 74 % (µ-1sd) X (µ+1sd) Sedang 76 X 80 8 16 % X < (µ-1sd) Rendah X < 76 5 10 %
52 Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan 37 ibu muda memiliki tingkat dukungan keluarga tinggi dengan persentase 74 % sedangkan yang memiliki dukungan keluarga sedang sebanyak 16 % dengan jumlah 8 ibu muda dan 5 ibu muda lainnya memiliki dukungan keluarga yang rendah dengan persentase 10 %.Analisis Tingkat Skala Kecenderungan Depresi Postpartum 4.2.2.2 Analisis Tingkat Skala Kecenderungan Depresi Postpartum Pada tingkat skala kecenderungan depresi postpartum digolongkan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pemberian kategori diperoleh beradasarkan rumus rata-rata (mean) dan standar deviasi sebagai berikut: Tabel 13: Kategorisasi Kecenderungan Depresi Postpartum Rumus Kategorisasi Interval F Presentase X > (µ+1sd) Tinggi X > 75 5 10 % (µ-1sd) X (µ+1sd) Sedang 55 X 75 28 56 % X < (µ-1sd) Rendah X < 55 17 34 % Pada tabel diatas menunjukkan bahwa 28 ibu muda (56 %) memiliki kecenderungan mengalami depresi postpartum sedang, 17 ibu muda (34 %) memiliki kecenderungan mengalami depresi postpartum rendah, dan hanya 5 ibu muda (10 %) memiliki kecenderungan mengalami depresi postpartum rendah. 4.2.3 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak, normal artinya data mempunyai distribusi data yang normal. Untuk pengujian normalitas menggunakan software Statistical Package For
53 Sosial Sciene versi 22 for windows dengan rumus Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikasi (α) 0,05. Dengan kaidah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi adalah normal Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada skor variabel dukungan keluarga diperoleh nilai signifikan 0,193 > 0,05 dan variabel kecenderungan depresi postpartum diperoleh nilai signifikan 0,200 > 0,05 artinya skor variabel dukungan keluarga dan kecenderungan depresi postpartum tersebut berdistribusi normal dan dapat melakukan perhitungan selanjutnya, yaitu dengan uji korelasi. 4.2.4 Uji Korelasi Untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kecenderungan depresi postpartum pada ibu muda di Puskesmas Pondok Aren, peneliti menggunakan rumus Product Moment Pearson. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah nilai signifikansi yang didapatkan signifikan atau tidak pada taraf signifikansi yang ditentukan yaitu < 0,05 (Sugiyono, 2012). Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan software Statistical Package For Sosial Sciene (SPSS) versi 22 for windows. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diketahui bahwa koefisien korelasi antara dukungan keluarga dengan kecenderungan depresi postpartum pada ibu muda di Puskesmas Pondok Aren menghasilkan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,367; dan taraf
54 signifikansi yang didapat adalah p 0,009, yaitu dimana 0,009 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis yang diajukan peneliti diterima, artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kecenderungan depresi postpartum pada ibu muda di Puskesmas Pondok Aren. 4.2.5 Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara dukungan keluarga dengan kecenderungan depresi postpartum pada ibu di Puskesmas Pondok Aren, Tangerang Selatan. Semakin tinggi dukungan keluarga yang diberikan, maka semakin rendah kecenderungan depresi postpartum yang akan muncul pada ibu. Sebaliknya, Semakin rendah dukungan keluarga yang diberikan, maka semakin tinggi kecenderungan depresi postpartum yang akan muncul pada ibu. Karena korelasi pada kedua variabel bernilai signifikan maka hipotesis yang peneliti ajukan diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan terhadap hubungan dukungan keluarga dengan kecenderungan depresi postpartum. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kecenderungan depresi postpartum di Puskesmas Pondok Aren, Tangerang Selatan.
55 Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Product Moment diperoleh hasil yaitu hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,367 dengan taraf signifikasi sebesar 0,009 (p < 0,05). Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kecenderungan depresi postpartum pada ibu di Puskesmas Pondok Aren. Hal ini berarti tinggi rendahnya dukungan keluarga akan berkorelasi dengan tinggi rendahnya kecenderungan depresi postpartum pada ibu di Puskesmas Pondok Aren, Tangerang Selatan. Jika semakin tinggi dukungan keluarga yang diberikan kepada ibu maka semakin rendah pula kecenderungan depresi postpartum pada ibu di Puskesmas Pondok Aren akan muncul, dan sebaliknya jika semakin rendah dukungan keluarga yang diberikan kepada ibu maka semakin tinggi pula kecenderungan depresi postpartum pada ibu di Puskesmas Pondok Aren akan muncul. Kategorisasi dukungan keluarga yang ibu dapatkan dalam penelitian ini berada dalam kategori tinggi yaitu 28 ibu muda memiliki tingkat dukungan keluarga tinggi dengan persentase 56 % sedangkan 22 ibu muda lainnya memiliki dukungan keluarga yang rendah dengan persentase 44 %. Berdasarkan perolehan data diatas didapatkan bahwa dukungan keluarga pada ibu di Puskesmas Pondok Aren berada pada kategori tinggi. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi dan wawancara singkat yang dilakukan oleh peneliti pada sebagian besar ibu yang melahirkan dan memeriksakan diri di Puskesmas Pondok Aren. Para ibu tersebut banyak yang datang dan memeriksakan diri ke puskesmas
56 puskesmas tersebut tidak seorang diri saja, mereka datang dengan didampingi salah satu anggota keluarganya, seperti suami, ibu kandung, ibu mertua atau pun anggota keluarga lainnya. Selanjutnya, kategorisasi variabel kecenderungan depresi postpartum pada ibu di Puskesmas Pondok Aren, berada pada kategori rendah yaitu 35 ibu muda dengan persentase 70 % dan sisanya 15 ibu muda dengan persentase 30 % memiliki kecenderungan mengalami depresi postpartum tinggi. Berdasarkan perolehan data diatas didapatkan bahwa tingkat kecenderungan depresi postpartum pada ibu muda di Puskesmas Pondok Aren berada pada kategori rendah. Hal tersebut sesuai dengan jawaban yang peneliti dapatkan pada kuesioner yang ada. Sebagian besar ibu muda menjawab kuesioner pada skala tidak begitu sering dan kadang-kadang pada beberapa pernyataan yang mengandung aspek labilitas perasaan dan kecemasan terhadap bayi mereka. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara singkat yang peneliti lakukan kepada para ibu. Para ibu merasa biasanya merasa takut, panik, sedih, dan jengkel yang tidak menentu muncul dalam diri mereka. Serta mereka juga merasa cemas dan khawatir dalam merawat dan membesarkan bayi mereka. Namun semua perasaan tersebut muncul dalam intensitas yang rendah yaitu tidak begitu sering. Misalnya dalam seminggu pertama pasca persalinan hanya terjadi 3 4 kali saja. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Soep (2009) yang mengatakan bahwa ibu pasca melahirkan memiliki kecemasan-kecemasan yang tinggi, labilitas
57 perasaan, cemas, dan memiliki ketakutan jika mereka tidak mampu memberikan perawatan yang.baik terhadap bayi mereka. Hasil penelitian diatas selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Idel Riani, et al (2013) yang meneliti mengenai faktor yang berhubungan dengan tingkat depresi pada pasien postpartum di RSIA Siti Fatimah Makassar yang berasumsi bahwa peran keluarga dalam proses persalinan seorang ibu sangatlah penting. Seorang ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga mempunyai tingkat depresi yang berbeda dengan orang yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarganya. Semakin baik dukungan keluarga yang ibu dapatkan maka semakin rendah kecenderungan depresi postpartum, dan semakin rendah dukungan keluarga yang ibu dapatkan makan semakin tinggi kecenderungan depresi postpartum. Selain itu salah satu anggota keluarga yang paling menentukan kadar depresi seorang ibu pasca melahirkan adalah hubungannya dengan pasangan atau suami. Suami yang tidak mendukung sangat terkait dengan kondisi depresi pada ibu, sedangkan suami yang bisa mendukung akan membuat ibu lebih bisa menghadapi semua tekanan yang ada. Jika ibu tidak mendapatkan dukungan dari pasangan maka ia harus menghadapi sendiri segala tekanan dan perubahan yang terjadi selama kehamilannya. Hal ini akan mempengaruhi pikiran dan suasana hatinya yang memicu stres tingkat tinggi atau depresi (Samiaji, 2012). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sesuai dengan teori-teori acuan mengenai dukungan keluarga dan depresi postpartum.
58 Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima jenis dukungan keluarga yang diungkapkan oleh Sarafino (1997) yaitu, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan jaringan sosial. Jenis dukungan keluarga tersebut berkaitan dengan bentuk-bentuk dukungan yang menurut ibu, diberikan oleh sekelompok anggota keluarga yang terdiri dari suami, ibu kandung, ibu mertua dan anggota keluarga lainnya. Dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan jaringan sosial berperan penting dalam proses persalinan maupun pasca persalinan pada seorang ibu. Melalui lima bentuk dukungan diatas akan timbul perasaan dicintai dan diperhatikan pada diri ibu, memberikan penguatan yang positif sehingga ibu dapat bangkit, membantu ibu menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah, mampu meringankan beban pekerjaan ibu, dan mengembangkan dan melatih ibu untuk berkehidupan sosial. Penjelasan diatas sesuai dengan salah satu fungsi dasar keluarga yang diungkapkan oleh Friedman, Bowden & Jones (2010) yaitu fungsi afektif. Keluarga wajib memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga lainnya, seperti cinta kasih, kehangatan, saling mendukung dan mengasuh antar anggota. Fungsi dasar keluarga lainnya yang diungkapkan Friedman, Bowden & Jones (2010) adalah fungsi perawatan kesehatan. Dimana fungsi tersebut bertujuan bagi keluarga mempertahankan kesehatan anggota keluarga lainnya agar memiliki produktivitas yang tinggi.