BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang


III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN TEORI

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

Koping individu tidak efektif

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB II TINJAUAN TEORI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB III TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

NURSING CARE PLAN (NCP)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II TINJAUAN KONSEP

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III RESUME KEPERAWATAN

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

KMSJ Kartu Menuju Sehat Jiwa

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.

BAB III TINJUAN KASUS

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada

BAB III TINJAUAN KASUS

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus

TINJAUAN KASUS. 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S. 2. Usia : 43 tahun. 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK )

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian di lakukan pada tanggal 27 Desember 2010 diruang 5 Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang Dr.Amino Gondhohutomo Semarang, dengan skizofrenia paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih klien SMA, dulu bekerja di sebuah mebel dan didekorasi, Klien tinggal di semarang dan klien di bawa ke RSJ oleh ibunya Ny.S,perempuan sebagai Tanggung jawab klien selama dirumah sakit jiwa, klien masuk ke RSJ pada tanggal 30 November 2010. 1. Alasan Masuk berbicara sendiri dan marah-marah. 2. Faktor Predisposisi Klien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang tiga bulan yang lalu tahun 2010 bulan September. Klien kadang telat minum obat dan telat kontrol. Di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Pengalaman yang tidak menyenangkan dari klien adalah klien ditinggal mati oleh ayahnya, klien masih teringat oleh ayahnya. Pengalaman yang terus terbayang adalah pernah membentak anak usia 5 tahun. Klien pernah marah- 49

marah sama bosnya karena ada perkataan yang menyinggungnya, klien juga takut kalau ada masalah.klien, juga pernah mengalami aniaya fisik sejak umur 5 tahun oleh ibunya 3. Faktor Prespitasi Satu minggu Klien sering melamun, berdiam diri dikamar, berbicara sendiri, bicara kotor, tertawa sendiri. Klien pernah marah- marah kepada keluarganya karena mendengar suara- suara yang mengejeknya sehingga dibawa ke RSJ. 4. Pemeriksaan Fisik a. Tanda-tanda vital TD : 110/70 MmHg S : 36,7 0 C RR : 20x/mnt TB : 170 cm N : 88x/ menit BB : 56 Kg b. Keadaan Fisik Kesadaran pasien Composmentis, Kulit: Sawo matang, tugor baik, tidak ada luka, Kepala: Bersih tidak ada ketombe, Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, Hidung : Simetris, tidak ada polip, Telinga : Tidak ada serumen, Mulut dan gigi : bersih tidak bau mulut, tidak ada karang pada gigi, Leher : Tidak ada pembesaran tyroid, Dada : Bersih tidak ada luka, Abdomen : Tidak ada masa, tidak ada benjolan. 50

5. Psikososial a. Genogram 33 Keterangan : Laki-laki : Perempuan : Penderita : Garis keturunan : Tinggal serumah Penjelasan : Pasien tinggal satu rumah bersama ibuknya, adik perempuan, adik ipar s, klien merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara., komunikasi antar keluarga sebenarnya baik, pasien yang sering berdiam diri dan menyendiri di kamar kalau lagi ada masalah. 51

b. Konsep Diri 1) Gambaran diri Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, tidak ada kecacatan pada anggota tubuhnya. 2) Identitas diri Pasien menerima dirinya sebagai laki-laki yang berumur 33 tahun, klien belum berkeluarga, belum bekerja dan tinggal bersama ibunya, terdapat gangguan identitas diri yaitu klien belum bekerja. 3) Peran diri Pasien di rumah sebagai seorang anak yang belum bekerja sehingga belum bisa mencari uang sendiri, dalam masyarakat pasien tidak ikut serta dalam kumpulan RT dan tidak memiliki peranan penting dalam masyarakat. 4) Ideal diri Pasien ingin cepat sembuh dan kumpul lagi bersama keluarga, pasie berharap bisa bisa bekarja dan memiliki jodoh. Pasien berharap keluarga lebih memperhatikan dirinya. 5) Harga diri Pasien kurang percaya diri, pemalu. Pasien mengatakan minder/malu dengan keadaan yang dialaminya sekarang karena belum bekerja dan 52

belum punya pasangan. c. Hubungan Sosial 1) Orang yang berarti Orang yang berarti bagi klien adalah ibunya, karena ibu adalah orang satu-satunya yang disayangi. Jika dirumah sakit yang paling dekat adalah Tn S karena satu kamar dengan pasien. 2) Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat a) Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat dan tidak memiliki peranan penting dalam masyarakat. b) Di rumah sakit pasien mengikuti kegiatan seperti senam pagi jalan- jalan.. d. Spritual Tn.E beragama non islam, kegiatan beribadah seperti berdoa dilakukan ketika RSJ Pandangan pasien terhadap penyakitnya adalah sebuah cobaan dari TUHAN. Pandangan pasien terhadap sakitnya bersikap sabar dan ikhlas. e. Status Mental 1) Penampilan Kebersihan dan kerapian pasien baik. Rambut rapi, penggunaan pakaian juga sesuai dengan fungsinya. 53

2) Pembicaraan Kuantitas dan kualitas pembicaraan cukup baik. Pasien berbicara kurang kooperatif, kadang klien diam dan berfikir lama ketika menjawab pertanyaan yang diberikan, saat kontak mata juga kurang fokus. 3) Aktivitas motorik Saat pengkajian klien cukup kooperatif, terkadang klien melakukan tindakan gerakan otot bibir yang berubah-ubah, sering berdiam diri, kelihatan bicara sendiri, dan melamun. 4) Alam perasaan Pasien mengatakan sedih tidak segera diambil pulang-pulang dengan anggota keluarga klien pengen bekerja dan pengen menikah karena saudaranya sudah menikah, klien tampak melamun. 5) Afek Ketika diajak interaksi pasien masih mau. Afek kien sesuai, yaitu saat diajak tertawa dia ikut tertawa, tapi saat bercerita tentang sedih wajah cemberut dan klien sedih. 6) Interaksi selama wawancara Pasien saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun perlu berulang ulang dalam mengajukan pertanyaan agar pasien bisa menjawab. Salama wawancara kontak mata pasien cukup bagus. 54

7) Persepsi Halusinasi pendengaran, klien sering mendengar suara-suara tanpa ada sumber yang jelas dan menyuruhnya untuk melakukan sesuatu kegiatan misalnya berdiri. Halusinasi terjadi pada saat waktu senggang yaitu akan mau tidur (jam 20.00) dan saat berdiam diri, frekuensi halusinasi cuma sebentar tidak ada satu menit terus hilang. Terjadinya halusinasi lebih dari tiga kali dalam sehari yaitu pada saat akan tidur, pada saat klien sendirian dan melamun, Klien mengatakan senang apabila halusinasi sesuai dengan keinginan dan klien merasa terganggu apabila halusinasi tidak sesuai dengan keinginannya, perasaan klien menjadi jengkel dan kesal. 8) Proses pikir Klien mudah lupa, pertanyaan harus diulang sekali lagi. 9) Isi pikir Pikiran klien realitis yaitu Klien mengatakan takut dengan penyakitnya karena tidak sembuh sembuh dan pengen cepat kerja. 10) Tingkat kesadaran Klien mengatakan bahwa dirinya sadar saat ini berada di RSJ, klien juga dapat berorentasi terhadap waktu, tempat dan orang. 55

11) Memori Pasien dapat mengingat dalam jangka panjang karena dapat mengingat hal-hal dimasa lalu maupun sekarang. Misalanya klien masih dapat mengingat lulus sekolah dari SMK tahun berapa (mengingat dalam jangka panjang), klien juga masih dapat mengingat siapa yang membawa dirinya ke RSJ. 12) Tingkat konsentrasi dan berhitung Konsentrasi pasien cukup baik terbukti bahwa pasien dapat menyebutkan saudaranya, pasien masih dapat berhitung dengan baik dapat mengerti beberapa hari tinggal di rumh sakit. 13) Kemampuan penilaian Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian bermakna sehingga klien mampu mengambil keputusan tetapi dengan bantuan orang lain. Pasien juga dapat mengetahui jika dia tidak mau berhubungan dengan orang lain jadi dia tidak akan punya teman. Pasien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain seperti: habis makan langsung beres-beres dan mencuci piring dan gelas. 14) Daya tilik diri Klien mengatakan dia mengetahui bahwa dirinya sakit sehingga di bawa di RSJ, klien juga mengatakan dirinya tidak mampu dan tidak 56

bisa bekerja sehingga tidak bisa membahagiakan orang tuanya. f. Kebutuhan Persiapan Pulang 1) Makan Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat makan, menempatkan alat makan dan minum secara mandiri. Klien makan sehari 3x dan setiap porsi makanan yang disediakan habis dimakan. 2) BAK/BAB Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempatnya serta membersihkan WC, dan membersihkan diri. 3) Mandi Pasien dapat mandi, sikat gigi, cuci rambut. Pasien biasanya mandi 2 kali sehari secara mandiri. 4) Berpakaian Pasien mampu mengambil, memilih, memakai pakaian secara mandiri. 5) Istirahat dan tidur Pasien jarang tidur siang, tidur malam dari jam 8 malam, sebelum tidur klien selalu membaca doa. Bangun tidur sekitar jam 5 pagi klien bersih-bersih mengikuti kegiatan sesuai ruangan. 57

6) Penggunaan obat Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter secara rutin tanpa bantuan (dengan pengawasan oleh perawat). 6. Mekanisme Koping Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah pasien banyak diam, tidak mau bercerita dengan keluarga, hanya dipendam saja. Kadang melakukan meditasi sebelum tidur. 7. Aspek Medis a. Diagnosa medis : Skizofrenia paranoid b. Terapi Medis 1) Program terapi yang diberikan : a. clozopin 2 x 25 mg b. ECT 3x 2) Pemeriksaan hasil lab a) Kimia klinik tanggal 10 desember 2010 Pemeriksaan Hasil Normal Satuan Glukosa 131 70-115 Mg/100 ml Ureum 14 10-50 Mg/100 ml Creatinin 14,3 0,50-1,40 Mg/100 ml 58

Cholesterol total 120 130-200 Mg/100 ml Albumin 4,1 3.4-4.8 Mg/100 ml Globulin 2,3 3,0-305 Mg/100 ml Uric Acid 5,2 2.5-70 Mg/100 ml Natrium 144 145-155 Mg/100 ml Trigliserid total 71 0-200 Unit/L Protein total 6.5 6.4-8.3 Unit/L SGOT 26,4 0.0-33.0 Unit/L SGPT 22,7 0.0-46.0 Unit/L 59

B. Analisa Data Nama : Tn. E No.RM : 261110 Tanggal No Data Masalah 27 1 DS: Risiko gangguan Desember 2010 a. Klien mengatakan suka mendengar suara-suara yang sering muncul membisikin telinganya dan menyuruh untuk melakukan kegiatan misal : menyuruh untuk berdiri. sensori persepsi : Halusinasi pendengaran b. Suara itu muncul pada waktu senggang atau lagi sendirian dan waktu akan tidur. Klien mengatakan halusinasi muncul cuma sebentar yaitu tidak ada satu menit terus hilang dan terjadinya halusinasi lebih dari tiga kali dalam sehari yaitu pada saat akan tidur, pada saat klien sendirian dan melamun c. Pasien mengatalkan jika 60

mendengarkan suara itu pasien merasa jengkal dan terganggu. DO : a. Terkadang klien melamun kelihatan tertawa sendiri. b. Bicara pasien lancar c. Pasien terkadang bicara sendiri 27 2. Ds : Gangguan konsep Desember 2010 a. Pasien mengatakan kurang percaya diri, pemalu. diri : Harga diri rendah b. Pasien mengatakan malu karena masuk di rumah sakit jiwa c. Pasien mengatakan minder/malu dengan keadaan yang dialaminya sekarang karena belum bekerja dan belum punya pasangan Do : 61

Tn.E, terlihat menyendiri Kontak mata kurang, klien ketika dia ajak interaksi Klien terlihat sedih C. Masalah Keperawatan 1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran 2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah D. Pohon Masalah Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran Core problem Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah E. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran 2. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah 62

F. Rencana Tindakan Keperawatan Nama klien : Tn. E No CM : 261110 DX medis : Skizofrenia paranoid Ruangan : Endro Trenoyo No No DX Diagnosa Keperawatan 1 1 Gangguan Presepsi Sensori : Halusinasi pendengaran Rencana Tindakan Keperawan Rasional TT Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan Setelah interaksi klien menunjukan 1. Bina hubungan saling 1. Tanda-tanda percaya kepada percaya perawat : a) Sapa klien dengan ramah a) Menciptakan a) Ekspresi wajah baik verbal maupun non hubungan saling bersahabat verbal percaya pada klien b) Menunjukan rasa senang b) Perkenalkan nama b) Tak kenal maka tak c) Ada kontak mata panggilan perawat sayang d) Mau berjabat tangan c) Tunjukan sikap jujur dan c) Mewujudkan rasa e) Mau menyebut nama menepati janji setiap kali percaya pada klien f) Mau duduk interaksi berdampingan dengan d) Tanyakan perasaan klien d) Memvalidasi perasaan 63

perawat g) Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi 2. Klien dapat menyebuutkan a) Isi b) Waktu c) Frekwensi d) Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi 3. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasi 4. Klien dapat menyebutkan cara control halusinasi dan masalah yang dihadapi klien e) Dengarkan dengan penuh hati 2.klien dapat menyebutkan a) Mengetahui jenis halusinasi b) Mengetahui isi, waktu, frekwensi halusinasi c) Mengetahui situasi dan menimbulkan halusinasi Klien dapat menidentifikasikan cara yang harus dilakukam jika terhjadi halusinasi 4.diskusiakan cara yang diinginkan klien : a) Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian b) Jika cara yang digunakan klien e) Memperhatikan perasaan klien Kini dapat menceritakan mengenai halusinnasi Klien dapat mengidentifikasikan cara yang harus dilakukan jika terjadi halusinasi a) Memberi reinforment positif b) Memberikan cara yang 64

mal adaptif diskusikan cara tersebut terbaik untuk klien 5. Klien dapat memilih dan memperagakan cara mengarasu halusinasi 5.diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi : a) Katakana pada diri sendiri bahwa suara itu tidak nyata b) Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya c) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih d) Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatuh, jika berhasil Memberitahukan cara terbaru pada klien cara memutus halusinasi 65

6. Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat beri pujian 6.klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi a) Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,tempat,topik) b) Diskusikan dengan keluarga tentang: a. Pengertian halusinasi b. Tanda dan gejala halusinasi c. Isi halusinasi d. Waktu halusinasi e. Frekwensi halusinasi f. Situasi terjadinya a) Bila hubungan saling percaya dengan keluarga klien b) Agar keluarga tahu mengenai sakit yang diderita klien 66

2. 2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 7. Klien dapat menyebutkan a) Memanfaatkan minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama, warna dan efek samping Setelah interaksi klien menunjukan 1. Klien menunjukan ekspresi wajah bersahabat, halusinasi g. Dll 7.diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, dosi, caara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat a) Pantau klien saat penggunaan obat b) Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar c) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 1. Bina hubungan saling percaya dengan Agar klien mau minum obat dengan tepat 67

menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebut naman, menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi 2. Klien dapat menyebutkan a) Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki b) Aspek positif keluarga menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal b) Perkenalkan diri dengan sopan c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan kesukaan yang disukai klien d) Jelaskan tujuan pertemuan e) Jujur dan menepati janji 2.klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki Diskusikan dengan klien tentang 68

c) Aspek positif keluarga d) Aspek positif lingkungan klien a) Aspek positif yang dimiliki klien keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang diiliki klien 3. Klien menyebutkan kemempuan yang dapat dilaksana 4.kien membuat rencana kegiatan harian 3.klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaanya 4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Rencanakan bersama klien 69

5. Klien menunjukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien a) kegiatan Mandiri b) Kegiatan dengan bantuan 5.klien melakukan sesuai rencana yang dibuat a) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan b) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien c) Beri pujian atas usasha yang dilakukan klien d) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang 70

6. Klien memanfaatkan system pendukung yang ada dikeluarga 6.klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri randah b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah 71

G. Implementasi Dan Evaluasi Nama pasien : Tn. E Usia : 33 Th No M : 261110 Ruang : 5 (Endero tenoyo) Tgl/ Jam 27/12 /2010 09.00 No. DX 1. Implementasi Keperatan Respon TTD Bina Hubungan Saling Percaya S: a) Memberi salam setiap interaksi - klien menjawab salam b) Memperkenalkan diri dengan selamat pagi nama menyebutkan nama lengkap, ES. Saya suka panggilan, alamat dan berjabat dipanggil E tangan - Klien mengatakan c) Menanyakan nama lengkap, smendengar suara yang panggilan serta alamat klien menyuruh-nyuruh Sp1 P - Klien mengatakan 1. Mengidentifikasi jenis halusinasi suara itu datang pada 2. Mengidentifikasi isi halusinasi waktu jam istirahat dan 3. Menidentifikasi waktu halusinasi pada saat klien 4. Mengidentifikasi frekwensi menyendiri dan waktu halusinasi mau tidur 5. Mengidentifikasi situasi yang - Klien mengatakan jika menimbulkan halusinasi mendengar suara itu 6. Mengidentifikasi respon klien klien merasa jengkel terhadap halusinasi dan ingin marah 7. Melatih klien cara control O : halusinasi dengan menghardik - Klien mau bersalaman, 8. Membimbing klien memasukan tersenyum, kooperatif 72

dalam jadwal kegiatan harian - Klien dapat menceritakan halusinasinya - Klien dapat mengulang halusinasi dengan menghardik - Penampilan klien cukup bersih A : Sp1 P tercapai 1. Klien dapat mengidentifikasikan jenis halusinasi 2. Klien dapat mengidentifikasi waktu halusinasi 3. Klien dapat mengidentifikasi frekwensi halusinasi 4. Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi 5. Klien dapat mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasinya 6. Klien dapat 73

mengontrol cara halusinasi dengan menghardik 7. Klien dapat membuat jadwal untuk melatih cata control halusinasi P : Perawat : lanjutkan SP 2p 1. Melatih cara mengontrol halisinasi dengan berbincang 2. Ajarkan klien membuat jadwal untuk melatih cara control halusinasi Klien : motivasi cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan cara membuat jadwal harian secara mandiri 28-12- 2010 1 Sp2 P 1. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih cara control halusinasi S : - Klien mengatakan sudah bisa bicara control halusinasi 74

09.15 dengan berbincang dengan orang lain dengan menghardik - Klien belum bisa mengontrol halusinasi dengan cara berbincang dengan orang lain O : - Klien terkadang perlu tuntunan untuk menaggulangi dalam memutuskan halusinasi - Klien perlu mengingat nama perawat - Klien dapat mengulangi kembali cara mengontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang lain tetapi masih susah memperaktekan A : Sp2 p tercapai sebagian melatih klien cara mnegontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang lain P Perawaaat : optimalkan SP 2 P Melatih klien cara control halusinasi dengan 75

29-12- 2010 09.00 1 Sp2 p 1. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Meltih cara control halusinasi dengan berbincan g dengan orang lain 3. Membimbing klien memasukan jadwal kegiatan harian berbincang dengan orang lain Klien : Mmotivasi klien untuk melatih cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain dan memasukan kedalam jadwal S : - Klien mengatakan sudah bisa cara control halusinasi dengan menghardik - Klien mengatakan sudah bisa cara memutus halusinasi dengan menghardik dan bisa mengontrol halusinasi dengan cara berbindang dengan orang lain O : - Klien sudah bisa melakukan dengan cara konrtol halusinasi dengan cara menghardik dan 76

30-12- 2010 09.00 1 Sp3 p 1. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara control bincang bincang dengan orang lain tanpa bantuan perawat - Klien dapat mengulang kembali dengan cara mengontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang lain A : Sp2 p tercapai 1. Melatih klien cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain P Perawat : Lanjutkan untuk Sp3 p 2. Melatih klien cara control halusinasi dengan kegiatan Klien : Motivasi klien untuk melatih cara control halusinasi dengan berbincang disusun S : - Klien mengatakan sudah mengerti untuk cara control halusinasi 77

halusinasi dengan kegiatan membaca 3. Membimbung klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian dengan menghardik, berbincang dan kegiatan O : - Klien harus menvalidasi lagi latihannnn sebelumnya karena terkadang lupa - Klien sudah lebih baik - Klien dapat mengulang - Cara control halusinasi dengan menghardik, berbincang dan kegiatan A : Sp3 p tercapai 1. Melatih klein cara control halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan klien) P : lanjutkan intervensi optimalkan 2p, Sp, 3p 1. Mengarahkan klien untuk mengugat kembali cara control halusinasi dengan menghardik, 78

30-12- 2010 13.00 1 Mengulangi latihan menghardik, berbincang-bincang dan melakukan kegiatn membaca berbincang dengan orang lain dan melakukan kegiatan yang bisa dilakukan klien S : - Klien mengatakan sudah bisa 3 cara control halusinasi O : - Klien dapat mengulang 3 cara control halusinasi - Klien sudah mengerti A : Sp1 p, Sp2 p, Sp3 p Tercapai Melatih klien cara control halusinasi dengan menghardik, berbincang dengan orang lain dan melakukan kegiatan yang bisa dilakukan P : lanjutkan Sp4p 1. Mengevalusi masalah dan latihan sebelumnya 2. Menjelaskan cara control halusinasi dengan teratur minum 79

31-12- 2011 09.00 1 Sp 4p 1. Mengvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Menjelaskan cara control halusinasi dengan teratur minum obat 3. Mebimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian obat 3. Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian S : - Klien mengatakan sudah bisa 3 cara control halusinasi - Klien menjelaskan jenis-jenis obat yang diminum. - Klien mengatakan sudah mengerti jenis untuk dan fungsi obat yang diminum O : - Klien belum dapat mengulang 3 cara control halusinasi dengan cepat A : Sp4p sebelum optimal tercapai - Evaluasi ulang cara control halusinasi dengan teratur minum obat (untuk jenis obat fungsi dan waktu) - Klien belum 80

memahami secara pasti tentang penggunaan obat 31-12- 2010 12.30 2 SP1p 1. Membina hubungan saling percaya 2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien 3. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan 4. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 5. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuanya P : mengoptimalkan Sp4p - Mengajarkan kembali tentang control halusinasi dengan teratur minum obat. K : motifasi klien untuk meminum obat secara teratur S : 1. Klien mengatakan nama saya Es,. Rumah saya semarang 2. Klien mengatakan kegiatan yang dilakukan di rumahnua yaitu membersihkan rumah dan bekerja di mebel 3. Klien mengatakan kegiatan yang bisa dilakukan di RSJ yaitu senam pagi, jalan-jalan, menata tempat tidur, 81

6. Memberikan Reinforcement positif 7. Membantu pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan pasien menyapu dan menata kursi 4. Klien mengatakan memilih belajar menyapu O : 1. Klien pemalu Kontamata kurang 2. Klien Mendemonstrasikan cara menyapu A : SP1p berhasil 1. Klien mampu mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 2. Klien mampu menilai kemampuan yang masih dapat digunakan 3. Klien mampu memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan 4. Klien mau berbuat dan mengisi jadwal kegiatan harian P : 82

1-2- 2011 09.30 2 Sp2P 1. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Menanyakan kegiatan yang lain yang masih dilakukan dirumah sakit 3. Melatih kegiatan kedua yang telah dipilih pasien 4. Memberikan reinforcement positif kepada klien 5. Membantu pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan pasien Lanjutkan SP2p Perawat : Ajarkan kegiatan yang lain yang dipilih klien Pasien : menganjurkan pasien menyapu sehabis makan dan merapikan meja makan S : 1. Klien mengatakan sudah menyapu 2. Klien mengatakan memilih mencuci piring dilatih O : kontak mata baik, klien kooperatif, klien mendemonstrasikan mencuci A : SP2p berhasil 1. Klien sudah melakukan mencuci piring dan sendok dan juga mencuci 2. Klien mau melakukan apa yang diajarkan perawat 83

P : Perawat : Hentikan inventasi (menganjurkan pasien untuk pulang) Pasien : Menganjurkan pasien melakukan kegiatan yang dilatih dan minum obat secara teratur sesuai jadwal. 84