dokumen-dokumen yang mirip

1. EMISI GAS BUANG EURO2


BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP


BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB III PEMBAHASAN MASALAH Pembahasan Masalah Pada Sistem Kopling Avanza 1300cc

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III. 3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller

LAPORAN PROYEK AKHIR

Interval Perawatan. Ganti setiap 2,500 km (1.500 miles) Ganti setiap 5,000 km (3,000 miles) Periksa setiap 5,000 km (3,000 miles)

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

BAB III BALANS RODA/BAN

BAB III ANALISIS KASUS

BAB II LANDASAN TEORI

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

Konstruksi CVT. Parts name

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gambar 4.1 Seteering gear box

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan),

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Suspensi

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., ,

Perawatan System C V T

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2010/2011 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

Sistem Suspensi pada Truck

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

SISTEM POROS PROPELLER

Transkripsi:

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi. Beberapa tujuan dilakukannya perawatan preventif, yaitu : 1. Menekan biaya perbaikan. 2. Bentuk kegiatan perawatan lebih teratur dengan adanya penjadwalan. 3. Berkurangnnya waktu berhenti produksi dari mesin. 4. Penyediaan suku cadang akan lebih teratur. 5. Tidak banyak menggunakan peralatan/mesin pengganti. 6. Keselamatan kerja lebih terjamin. Bila dalam perawatan preventif ditemukan sebuah kerusakan terhadap komponen mesin, komponen tersebut harus diperbaiki. Komponen mesin harus diganti jika suatu komponen mesin telah mencapai batas maksimum dalam pemakaiannya. Namun perlakuan hal tersebut tidak tertera dalam penjadwalan perawatan preventif, maka tindakan yang dilakukan disebut Perawatan Korektif. Perawatan korektif merupakan sebuah tindakan yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian atau disebut juga sebagai pemeliharaan general overhaul. Dalam pembahasan ini penulis akan mengangkat pembahasan tentang perawatan preventif yang diberlakukan pada PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO. 4.2 PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIF Penjadwalan perawatan preventif merupakan sistem manajemen terintegrasi antara PT Dunia Express Trasindo dengan PT Anugerah Sarana Dinamika. Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan daftar pemeriksaan yang telah disepakati oleh PT Dunia Express Transindo dan PT Anugerah Sarana Dinamika. Daftar pemeriksaan tersebut diberlakukan mulai dari jarak tempuh 5.000 km sampai dengan 60.000 km. 9

Table 4.1 Daftar Pemeriksaan DAFTAR PEMERIKSAAN PEKERJAAN AKSI 1 2 3 4 MESIN Oli Mesin P X X X Saringan Oli P X X X Saringan Udara B B B X Filter Solar X X X X Air Radiator P P X X KOPLING Kopling dan Mekanismenya P S S S Plate Kopling P P P P Minyak Kopling P P X X TRANSMISI & AXLE BELAKANG Oli Transmisi P P X X Oli Gardan P P X X STEERING Roda Kemudi P P P P Minyak Steering P P X X Steering Knucle & Tie Rod P P P P REM Rem dan Mekanismenya P S S S Minyak Rem P P X X Sambungan Pipa Rem P P P P Pernapasan Air Master P P P P 10

SUSPENSI Mur Pengikat Pin Pegas P P P P Pegas dan Baut U P P P P Mur Pengikat Shock Absorber P P P P Bushing Spring P P P P PROPELLER SHAFT Cros Joint L L L L Baut dan Mur P P P P Keterangan : S Stel P Periksa B Bersihkan O Perbaiki K Kencangkan W Overhaoul X Ganti L Pelumasan PEMERIKSAAN 5.000/10.000/20.000/25.000/35.000/ 1 40.000/50.000 dan 55.000 Km 2 PEMERIKSAAN 15.000 dan 45.000 Km 3 PEMERIKSAAN 30.000 Km 4 PEMERIKSAAN 60.000 Km 4.3 MESIN 4.3.1 Oli Mesin Oli mesin merupakan suatu zat kimia yang pada umumnya berupa cairan. Oli mesin mempunyai fungsi dasar sebagai pelumas dan pendingin mesin. Pelumas yang baik harus dapat membantu kinerja mesin lebih ringan, sehingga dapat memberikan performa yang baik terhadap kendaraan. Acuan yang dicapai pada oli mesin setiap jarak tempuh 5.000 km hanya dilakukan pengecekan/pemeriksaan dan setiap 15.000 11

km oli mesin harus selalu diganti dengan oli mesin yang baru agar kinerja kendaraan dapat bekerja secara optimal dan tidak terjadi kerusakan terhadap mesin. Cara untuk mengganti oli mesin ada beberapa langkah yaitu : Menyiapkan wadah oli, lalu membuka baut pada carter yang berada di bagian bawah, seperti gambar 4.1. Gambar 4.1 Carter/Penampung Oli Membuka kepala mobil truk seperti pada gambar 4.2 dan menyiapkan corong sebagai alat pembatu untuk pengisian oli. Gambar 4.2 Membuka Kepala Mobil Membuka penutup pengisian oli yang bertuliskan kata OLI seperti gambar 4.3, kemudian pengisian oli mesin bisa dilakukan. 12

Gambar 4.3 Pengisian Oli Mesin 4.3.2 Saringan Oli Saringan oli berfungsi untuk menyerap atau menyaring kotoran pada pelumas. Keterlambatan penggantiannya dapat berakibat fatal untuk mesin. Jika saringan pelumas sudah penuh dengan kotoran, maka akan terjadi penyumbatan. Sehingga mesin mengalami kekurangan suplai pelumas dan akan berpengaruh pada komponen mesin dan kinerjanya. Oleh karena itu, penggantian saringan oli sama pentingnya dengan penggantian oli mesin. Penggantian saringan oli dilakukan bersamaan dengan penggantian oli mesin. Dimana acuan pencapaian jarak tempuh 15.000 km sekali saringan oli harus diganti dengan yang baru. 4.3.3 Saringan Udara Saringan/filter udara adalah salah satu komponen yang berfungsi untuk melindungi ruang bakar dari kotoran yang tersedot bersama udara. Sederhananya saringan udara berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran debu yang tersedot bersama udara. Pembersihan saringan udara dilakukan pada setiap jarak tempuh 13

5.000 km sekali dan saringan udara diganti dengan yang baru setiap 60.000 km sekali. Membersihkan saringan udara bisa dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan kompresor maupun dengan mencuci saringan udara. Namun bila membersihkan dengan cara mencuci harus lebih hati-hati, karena banyak filter udara berbahan karton jadi mudah rusak apabila di cuci. Berikut gambar 4.4 saringan udara. Gambar 4.4 Saringan Udara 4.3.4 Filter Solar Filter solar atau saringan bahan bakar befungsi untuk menjaga kualitas bahan bakar. Dengan adanya filter solar kualitas bahan bakar akan selalu bersih, ini juga berpengaruh pada performa kendaraan diesel. Filter solar pada mobil truk dibagi menjadi 2 bagian yaitu filter solar bawah atau biasa disebut element water sedimenter/element water separator dan filter solar atas. Sebelum filter solar bawah mengalirkan bahan bakar ke filter solar atas, filter solar bawah memisahkan kandungan air dari bahan bakar. Filter solar bawah bisa dilihat pada gambar 4.5. 14

Gambar 4.5 Filter Solar Bawah Bahan bakar yang telah terpisah dari kandungan air kemudin mengalir ke filter solar atas. Filter solar atas melanjutkan penyaringan terhadap bahan bakar. Dalam proses penyaringan ini filter solar atas memisahkan kotoran yang ada pada bahan bakar. Filter solar atas bisa dilihat pada gambar 4.6 Gambar 4.6 Filter Solar Atas 4.3.5 Air Radiator Fungsi radiator adalah untuk meminimumkan suhu panas mesin saat bekerja, agar mesin mobil tidak mudah terbakar atau overheat. Kegagalan pada fungsi radiator secara optimal mengakibatkan mesin jadi terlampau panas hingga mengakibatkan sebagian komponen tidak berhasil melakukan pekerjaan dengan semestinya. Cara yang perlu dilakukan untuk merawat radiator ialah meyakinkan isi air dalam tangki radiator sesuai (cukup). Pemeriksaan dilakukan setiap jarak tempuh 5.000 km sekali dan setiap jarak tempuh 30.000 km air radiator harus diganti. 15

4.4 KOPLING 4.4.1 Kopling dan Mekanismenya Kopling adalah komponen yang penting pada sebuah mobil, dimana kopling berfungsi untuk meneruskan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi. Saat pedal kopling ditekan, hubungan antara mesin dengan sistem penggerak (transmisi) terputus karena roda gila (flywheel) dan pelat/piringan kopling (clutch plate) tidak saling bersinggungan sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin tidak dapat diteruskan ke komponen penggerak. Lalu, bila pedal kopling dilepas atau tidak diinjak (difungsikan) maka hantaran putaran mesin akan kembali menggerakkan transmisi. Acuan pada pencapain jarak tempuh kelipatan 5.000 km dilakukan pemeriksaan dan setiap kelipatan 15.000 km dilakukan penyetelan terhadap push rod. Penyetelan ini bertujuan untuk mengatur injakan pada pedal kopling dimana kedalaman injakan pedal kopling tergantung dengan kampas kopling dan setelannya. Gambar posh rod bisa dilihat pada gambar 4.7 dan 4.8 4.4.2 Plat Kopling Untuk mengetahui plat kopling masih bagus atau sudah terjadi keausan, bisa diketahui melalui pedal kopling. Penyetelan atau pengaturan pedal kopling bisa dilakukan pada push rod atau batang pendorong. Push rod pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa plat/kampas kopling masih tebal, terlihat pada drat ulir yang keluar hanya sedikit. Jadi saat pengemudi menginjak pedal kopling tidak perlu menginjaknya terlalu dalam, cukup menginjak atau menekan dengan sedikit push rod dengan mudah langsung dapat mendorong release fork yang berfungsi untuk menekan release bearing sehingga release bearing akan menekan pegas diagfragma/pegas coil. 16

Gambar 4.7 Push Rod, kampas kopling masih tebal Bila plat kopling sudah tipis dan penyetelan pada push rod seperti gambar 4.7 maka pada saat pengemudi menginjak pedal kopling, penginjakan yang dilakukan harus dalam. Jadi bila plat kopling sudah tipis penyetelan yang dilakukan pada push rod dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.8 Push Rod, kampas kopling sudah tipis Acuan yang dicapai pada plat kopling setiap jarak tempuh 5.000 km sekali dilakukan pemeriksaan dan setiap jarak tempuh 60.000 km sekali plat kopling harus diganti dengan yang baru. Pemeriksaan plat kopling juga bisa dilihat pada saat pembongkaran kopling. Plat kopling yang masih bagus bisa dilihat pada gambar 4.9 dimana plat/kampas kopling masih terlihat ada batas maksium dari pemakaian. 17

Gambar 4.9 Plat Kopling atau Kampas Kopling 4.4.3 Minyak Kopling Minyak kopling sama halnya seperti minyak rem, yang berfungsi untuk melumasi master kopling dan sebagai pemberi tekanan terhadap sistem kerja kopling. Bila minyak kopling habis maka tidak akan dapat memindahkan persenelingnya karena pedal koplingnya menjadi keras atau loss. Perawatan yang diberikan pada minyak kopling sama halnya dengan minyak rem. Acuan pencapain setiap jarak tempuh kelipatan 5.000 km dilakukan pemeriksaan dan setiap kelipatan 30.000 km minyak kopling harus diganti. 4.5 TRANSMISI & AXLE BELAKANG 4.5.1 Oli Transmisi Perawatan preventif pada oli transmisi berupa pengecekan/pemeriksaan dan penggantian. Acuan pencapaian jarak tempuh 5.000 km dilakukan pengecekan/pemeriksaan. Sedangkan penggantian oli transmisi dilakukan setiap 30.000 km sekali. Cara pengecekan/pemeriksaan oli tranmisi dilakukan dengan membuka baut pada gambar 4.10 Bila oli transmisi mengurang berarti terjadi kebocoran. 18

Gambar 4.10 Lubang Pengisian Oli Transmisi Cara lain untuk pengecekan/pemeriksaan pada oli transmisi bisa dilakukan dengan cara melihat baut pengisani dan baut pengurasan oli transmisi. Jika pada baut terebut basah atau terdapat rembasan oli maka terjadi kebocoran. Baut pengisian dan pengurasan oli transmisi bisa dilihat pada gambar 4.10 dan gambar 4.11 Gambar 4.11 Lubang Pengurasan Oli Transmisi 19

4.5.2 Oli Gardan Gardan berfungsi unutuk meneruskan gerakan dari poros propeler ke sumbu roda belakang. Oleh karena itu, pemeriksaan oli sangatlah penting bagi keberlangsungan dari mesin itu sendiri. Kurangnya oli atau terjadinya disfungsi sangatlah berpengaruh bagi mesin dan menyebabkan kerugian seperti borosnya bahan bakar dan tenaga yang dihasilkan tidak optimal. Maka diperlukannya perawatan secara berkala, dimana oli gardan harus di periksa setiap jarak tempuh 5.000 km dan diganti pada jarak tempuh 30.000 km sekali. Cara pengisi oli gardan dapat dilihat pada gambar 4.12 dengan menggunakan sistem pnuematik pump. Gambar 4.12 Pengisian Oli gardan 4.6 STEERING 4.6.1 Roda Kemudi Roda kemudi merupakan sistem kemudi yang berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Cara kerjanya bila steering wheel (roda kemudi) diputar, steering coulomn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (roda gigi kemudi). Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan 20

ke steering lingkage. Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan. Perawatan preventif yang dilakukan pada roda kemudi setiap acuan kilometer merupakan sebuah pemeriksaan. Bila pada roda kemudi terjadi jarak main bebas (free play) yang berlebih maka telah terjadi keausan pada croos joint. Cross joint berfungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga. Gambar cross joint bisa dilihat pada gambar 4.13. Gambar 4.13 Cross Joint 4.6.2 Minyak Steering Minyak steering berfungsi untuk pelumasan pada bagian gear box yang dibantu oleh pompa steering untuk mengalirkan minyak steering ke katup kontrol power steering. Minyak steering juga berfungsi sebagai pembantu dalam sistem kemudi saat memarkirkan kendaraan, agar dalam pengoprasiannya kemudi menjadi ringan. Perawatan preventif setiap pencapaian jarak tempuh 5.000 km dilakukan pemeriksaan pada minyak steering. Pemeriksaan ini bisa dilihat pada tempat penampungan minyak steering seperti pada gambar 4.14 dimana terdapat dua garis batas minimun dan maximum. Untuk setiap pencapaian jarak tempuh 30.000 km sekali minyak steering harus diganti dengan minyak steering yang baru. 21

Gambar 4.14 Minyak Power Steering 4.6.3 Steering Knuckle & Tie Rod Steering knuckle adalah komponen untuk menahan beban yang diberikan pada roda depan dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball joint atau king pin dari suspension arm. Ball joint berfungsi untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga sebagai sumbu putaran roda saat kendaraan membelok. Kemudian tie rod meneruskan putaran kemudi sehingga roda depan bisa belok ke kanan dan ke kiri. Tie rod sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu end tie rod dan long tie rod. Perawatan berkala yang dilakukan hanya berupa pemeriksaan. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan cara menggoyangkan batang tie rod. Bila batang tie rod goyang berarti telah terjadi kerusakan. Kontruksi steering knuckle dan tie rod bisa dilihat pada gambar 4.15. 22

Knuckle Ball Joint End Tie Rod Long Tie Rod End Tie Rod Ball Joint Knuckle Long Tie Rod Gambar 4.15 Steering Knuckle & Tie Rod 4.7 REM 4.7.1 Rem dan Mekanismenya Pada perawatan preventif rem untuk mekanismenya yang perlu dilakukan adalah pengecekan/pemeriksaan dan penyetelan. Untuk setiap jarak tempuh 5.000 km selalu dilakukan pengecekan/pemeriksaan untuk kampas rem. Dan setiap jarak tempuh 15.000 km dilakukan penyetelan terhadap rem. Proses pemeriksaan dan penyetelan rem bisa dilihat pada gambar 4.16 dimana pengecekan/pemeriksaan bisa dilihat melalui lubang yang berada pada backing plate bagian belakang dan penyetelan rem dilakukan di bagian belakang backing plate dengan menggunakan kunci ring pass. 23

Penyetelan Rem Lubang Pengecekan Kampas Gambar 4.16 Backing Plate 4.7.2 Minyak Rem Fungsi minyak rem adalah sebagai pelumas pada komponen logam yang bergesekan untuk menghentikan laju kendaraan agar logam tersebut tidak mudah aus dan tahan panas. Perawatan minyak rem setiap 5.000 km sekali hanya diberlakukan pengecekan atau pemeriksaan dan setiap 30.000 km sekali minyak rem harus diganti dengan minyak rem yang baru. Bisa dilihat pada gambar 4.17 bila minyak rem masih banyak atau penuh, minyak rem akan menunjukkan pada garis paling atas yang bertuliskan Oil Level seperti pada gambar. Namun jika minyak rem terjadi pengurangan maka minyak rem akan menunjukkan pada garis bawah yang bertuliskan MIN. Tapi bila minyak rem terjadi pengurangan maka terjadi kebocoran pada reservoir. 24

Gambar 4.17 Reservoir 4.7.3 Sambungan Pipa Rem Pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem menuju silinder master agar dapat menghentikan putaran roda. Namun pada sambungan pipa rem jarang sekali terjadi kerusakan dan kebocoran, karena pipa rem posisinya menempel pada sasis mobil. Dan untuk perawatan terhadap pipa rem itu sendiri cukup dengan membersih permukaan pipa dengan kain, periksa keadaan pipa rem dari kemungkinan kebocoran di setiap sambungan pipa rem. Sambungan pipa rem dapat dilihat pada gambar 4.18 seperti dibawah. Gambar 4.18 Sambungan Pipa Rem 25

4.7.4 Pernapasan Air Master Pernapasan air master merupakan salah satu bagian komponen yang terdapat pada air boster. Air boster berfungsi sebagai pembantu kerja pengereman yang dapat melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Perawatan pada pernapasan air master yang harus dilakukan berupa pengecekan atau pemeriksaan untuk memastikan bahwa saluran pernapasan air master tidak tersumbah oleh kotoran. Namun pada saluran pernapasan air master pada gambar 4.19 untuk terjadinya masalah penyumbatan kemungkinannya kecil, karena posisi dari pernapasan air master berada diatas atau menghadap ke bawah. Gambar 4.19 Pernapasan Air Master 4.8 SUSPENSI 4.8.1 Mur Pengikat Pin Pegas Pin pegas merupakan sebuah poros yang bertujuan untuk menyambungkan pegas pada sasis mobil. Pin pegas di kunci oleh baut yang dikencangkan oleh mur. Perawatan yang dilakukan pada mur berupa pengecekan/pemeriksaan untuk kekencangan pada mur. Bentuk dan letak pin pegas dapat dilihat pada gambar 4.20. 26

Pin Pegas Mur Pengikat Pin Pegas Gambar 4.20 Pin Pegas 4.8.2 Pegas dan Baut-U Baut-U merupakn baut yang menahan poros roda pada pegas daun. Baut-U mengikat poros roda dan pegas daun dengan cara di mur pada spring seat. Pada perawatan preventif yang dilakukan berupa pemeriksaan/pengecekan saja. Namun agar pegas tahan lama maka diperlukan pembersihan pada setiap lembar pegas daun dari kotoran, kemudian setiap lembar pegas daun diberikan pelumas. Kontruksi dari pegas daun dan baut-u dapat dilihat pada gambar 4.21. Baut-U Gambar 4.21 Pegas dan Baut-U 27

4.8.3 Mur Pengikat Shock Absorber Shock absorber berfungsi untuk memperlambat dan mengurangi besarnya getaran yang terjadi pada pegas. Acuan pada setiap pencapaian kilometer perawatan yang yang dilakukan pada shock absorber hanya difokuskan pada mur nya saja. Mur pengikat shock Absorber harus di periksa setiap jarak tempuh 5.000 km sekali untuk memastikan kekencangan pada mur tersebut. Bila mur pengikat shock absorber tidak kencang, maka akan berpengaruh pada kenyamaan saat berkendara dijalan yang tidak rata. Shock absorber dapat dilihat dibawah pada gambar 4.22. Mur Pengikat Shock Absorber Gambar 4.22 Shock Absorber 28

4.8.4 Bushing Spring Bushing spring merupakan komponen yang berada pada bagian dalam, bushing spring disebut juga dengan sebutan boos. Bushing spring berfungsi sebagai ganjalan poros atau sebagai rumah dari poros, agar poros tidak goyang. Sehingga poros dapat bekerja dengan optimal dengan adanya densitas dari bushing spring tersebut. Perawatan yang dilakukan pada bushing spring untuk setiap jarak tempuh 5.000 km sekali berupa pemeriksaan grease/pelumas. Bushing spring dapat dilihat pada gambar 4.23. Pemeriksaan ini sangat penting untuk keseimbangan dari mobil. Bila tidak terdapat pelumas pada boos, maka akan terjadi keausan pada permukaan bushing spring dan permukaan poros. Akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan anatara ban sebelah kiri dan ban sebelah kanan. Bila hal ini dibiarkan dalam jangka panjang maka dampak yang paling parah akan berakibat pada pegas daun. Pegas daun akan menjadi keras dan paling fatal akan terjadi kepatahan pada pegas. Gambar 4.23 Bushing Spring Cara untuk mengetahui bushing spring sudah tidak layak pakai dapat dilihat pada celah yang berada pada gambar 4.23, bila pegas menempel pada hanger maka bushing spring telah terjadi kerusakan. 29

4.9 PROPELLER SHAFT 4.9.1 Cross Joint Cross joint berfungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga, agar poros gardan tidak akan patah atau rusak. Perawatan preventif cross joint pada propeller shaft yang dilakukan yaitu membersihkan dari kotoran berupa tanah dan untuk setiap jarak tempuh berdasarkan pencapian perkilometer dilakukan pelumasan. Perlakuan ini bertujuan untuk tidak terjadinya keausan saat propeller shaft bekerja dan agar dapat bekerja secara optimal. Gambar untuk cross joint bisa dilihat pada gambar 4.24. Gambar 4.24 Cross Joint 4.9.2 Baut & Mur Perlakukan terhadap baut dan mur pada propeller shaft hanya bersifat pemeriksaan/pengecekan. Permeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kekencangan dari baut dan mur. 30