BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

ANALISIS KESALAHANBERBAHASA DALAM TUGASSAKUBUN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan kata dengan kata dan turut menentukan makna inti sebuah kalimat.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri

BAB 2. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JOSHI (PARTIKEL) DAN SEMANTIK. Pengertian joshi jika dilihat dari asal katanya adalah:

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Pergi kemana? どこへ行きますか

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

Bab 2 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. Istilah joshi ditulis dengan dua buah kanji; pertama yang dibaca jo ( 助 ) dapat

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam proses penelitian, mutlak diperlukan sebuah metode untuk menjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Bab 2. Landasan Teori

PARTIKEL GA DI DALAM NOVEL KITCHEN KARYA YOSHIMOTO BANANA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi (kata bantu) dalam kalimat. Menurut Iori pengertian joshi adalah 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) Joshi wa, tandoku mochiirarezu, meishi ya doushi nado no ta no go ni gosetsu suru, katsuyou no nai go desu. Joshi adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri, melekat pada nomina, verba, kata lainnya, tidak berkonjugasi. Fungsi joshi tersebut adalah sebagai pemarkah dalam kalimat bahasa Jepang. Misalnya: joshi は (wa) sebagai pemarkah topik, が (ga) sebagai pemarkah subjek, に (ni) sebagai pemarkah lokatif datif, を (wo) sebagai pemarkah objek, の (no) sebagai pemarkah genetif/posesif, dll. Contoh penggunaan joshi dalam kalimat bahasa Jepang adalah sbb : 1. 私 行きます ( NB : 27 ) Watashi, ikimasu. Dalam percakapan lisan kalimat tersebut berterima. Namun lawan bicara harus mengerti bagaimana situasinya ketika pembicaraan itu terjadi. Jika pada 1

kalimat 1 tersebut diberi kata bantu ( joshi ) maka kalimat tersebut dapat memiliki berbagai macam makna (Tanaka, 1990 : 27), seperti 私は行きます Saya pergi 私が行きます Saya yang pergi 私だけ行きます Hanya saya yang pergi 私まで行きます Saya pun pergi. Joshi dapat dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok. Tomita dalam buku Bunpo no Kiso Chisiki to Sono Oshiekata (1991 : 68-70) membagi joshi ke dalam empat kelompok yaitu : 1. 格助詞 (kakujoshi) : が の を に へ と で や より から. 2. 接続助詞 (setsuzokujoshi). Setsuzokujoshi dapat dibagi-bagi lagi menjadi : a. Menyambung bagian awal akhir. Contoh : て し. b. Menunjukkan hubungan sebab akibat. Contoh : ので から て. c. Menunjukkan yang sewajarnya terjadi pada klausa akhir setelah memikirkan klausa awal. Contoh : ば と. d. Digunakan ketika klausa pertama berlawanan dengan klausa setelahnya. Contoh : が けれども のに ても ながら. e. Menunjukkan aktivitas yang dilakukan lebih dari satu. Contoh : ながら たり. 3. 副助詞 (fukujoshi) : は も など くらい が だけ しか まで ば かり でも ほど きり こそ さえ なり やら. 4. 終助詞 (shuujoshi) : か ね ねえ よ な なあ ぞ の さ わ とも かしら や. 2

Dari keempat joshi tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai setsuzokujoshi yaitu joshi ~ ても. Setsuzokujoshi berasal dari kata setsuzoku yang berarti penghubung joshi yang berarti kata bantu. Setsuzokujoshi berfungsi sebagai penghubung kata dengan kata, klausa dengan klausa (Masuoka, 1992 : 51). Setsuzokujoshi ~ ても adalah kata bantu penghubung klausa dengan klausa yang menunjukkan pertentangan dalam kalimat majemuk yang bermakna walaupun/meskipun. Akan tetapi di samping persamaan tersebut kedua joshi itu mempunyai perbedaan dalam penggunaannya tergantung dari konteks kalimatnya. Contoh penggunaan joshi ~ て も dalam kalimat majemuk bahasa Jepang adalah sbb : 2. a. 授業が終わったのに 誰も家へ帰りません (NS : 225) Jugyou ga owatta noni, dare mo ie e kaerimasen. Walaupun kuliah telah selesai, tidak ada seorang pun yang pulang.. b. 授業が終わっても 誰も家へ帰りません (NS : 225) Jugyou ga owattemo, dare mo ie e kaerimasen. Walaupun kuliah telah selesai, tidak ada seorang pun yang pulang.. Pada kalimat 2a 2b, joshi ~ ても melekat pada verba owaru selesai. Pada kalimat 2a verba tersebut berbentuk 辞書形 + のに yaitu owaru + noni. Karena kalimat 2a memiliki makna menyatakan fakta yang berlawanan dengan yang diharapkan atau sesuatu hal yang semestinya terjadi, maka joshi ~のに dapat disulih dengan joshi ~ても seperti kalimat 2b. Verba 3

pada kalimat 2b ketika diikuti dengan ~ても bentuknya berubah menjadi て形 + も yaitu owatte + mo. Kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama. Akan tetapi, kalimat 2a yang menggunakan joshi menyiratkan rasa heran dari si penutur. Selain verba, kelas kata lain yang dapat diikuti oleh joshi ~のに ~ ても adalah nomina (meishi), adjektiva (keiyoushi/keiyoudoushi), contoh: 3. a. 今日は日曜日なのに会社へ行くんですか (SNKII : 198) Kyou wa nichiyoubinanoni kaisha he ikun desu ka. Walaupun hari Minggu, apakah kamu pergi ke kantor? b. 今日は日曜日でも会社へ行くんですか Kyou wa nichiyoubidemo kaisha he ikun desu ka. Walaupun hari Minggu, apakah kamu pergi ke kantor? Pada kalimat 3a 3b, joshi ~ ても melekat pada nomina nichiyoubi hari Minggu. Pada kalimat 3a nomina tersebut berbentuk 普通形 + な + のに yaitu nichiyoubi + na + noni. Karena kalimat 3a memiliki makna menyatakan fakta yang berlawanan dengan yang semestinya terjadi, maka joshi dapat disulih dengan joshi ~ ても seperti kalimat 3b. Nomina pada kalimat 3b ketika diikuti dengan ~ても bentuknya berubah menjadi 普通形 + でも yaitu nichiyoubi + demo. Kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama. Akan tetapi, rasa heran dari si penutur lebih tersirat dalam kalimat 3a yang menggunakan joshi ~のに daripada yang menggunakan joshi ~ても. 4

4. a. 目が悪くても 眼鏡をかけません (KSS101 : 168) Me ga warukutemo, megane wo kakemasen. Walaupun tidak dapat melihat dengan baik, tidak memakai kacamata. b. 目が悪いのに 眼鏡をかけません Me ga waruinoni, megane wo kakemasen. Walaupun tidak dapat melihat dengan baik, tidak memakai kacamata. Pada kalimat 4a 4b, joshi ~ ても melekat pada adjektiva (keiyoushi) warui jelek. Pada kalimat 4a adjektiva tersebut berbentuk ~ く の形 + ても yaitu waruku + temo. Karena kalimat 4a memiliki makna menyatakan fakta yang berlawanan dengan yang semestinya terjadi, maka joshi ~ ても dapat disulih dengan joshi seperti kalimat 4b dengan syarat subjeknya bukan si penutur. Adjektiva pada kalimat 4b ketika diikuti dengan ~のに bentuknya berubah menjadi 普通形 +のに yaitu warui + noni. Kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama. Namun rasa heran dari si penutur lebih tersirat dalam kalimat 4b yang menggunakan joshi ~のに daripada 4a yang menggunakan joshi ~ても. Dalam contoh kalimat 2 sampai kalimat 4 joshi ~のに bermakna walaupun/meskipun. Akan tetapi dengan konteks kalimat yang lain joshi ~のに bermakna padahal. Contoh : 5

5. a. 勉強をしなさいと言ったのに (PPBJ : 84) Benkyou wo shinasai to itta noni Padahal saya sudah beritahu kamu untuk belajar b* 勉強をしなさいと言っても Benkyou wo shinasai to ittemo Berbeda dengan contoh kalimat sebelumnya, joshi pada kalimat 5a tidak dapat disulih dengan ~ ても karena kalimat tersebut mengandung rasa ketidakpuasan atau kekecewaan yang kuat dari penutur. Jika joshi disulih dengan ~ ても maka kalimat tersebut akan menjadi tidak alami. 6. a. 飲むなと言ったのに どうして飲んだんですか (SNK : 64) Nomu na to itta noni, doushite non desuka. Padahal sudah dikatakan jangan minum, mengapa diminum juga? b* 飲むなと言っても どうして飲んだんですか Nomu na to ittemo, doushite non desuka. Joshi pada kalimat 6a tidak dapat disulih dengan ~ ても karena kalimat tersebut mengandung rasa kemarahan atau kekecewaan yang kuat dari penutur. Jika joshi disulih dengan ~ ても maka kalimat tersebut akan menjadi tidak alami. Dari contoh-contoh kalimat sebelumnya penulis menemukan kekaburan dalam penggunaan kedua joshi. Oleh karena aya keambiguan dalam penggunaan joshi ~のに ~ても maka penulis merasa tertarik untuk 6

meneliti masalah ini menjadi tema sebuah skripsi yang berjudul Analisis Joshi dengan ~ ても dalam kalimat bahasa Jepang. Skripsi ini akan dikaji berdasarkan kajian morfosintaksis semantik. Kajian morfosintaksis karena penulis akan menganalisis bagaimana bentuk kata yang dilekati oleh kedua joshi tersebut dalam kalimat majemuk bahasa Jepang. Kajian semantik karena penulis akan menganalisis perbedaan makna yang timbul dari penggunaan kedua joshi tersebut. Dari penelitian ini diharapkan penulis dapat memahami dengan jelas perbedaan penggunaan setsuzokujoshi ~ ても dalam kalimat bahasa Jepang. 1.2.Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah contoh-contoh di atas penulis akan membatasi penelitian ini pada masalah-masalah sbb : 1. Kelas kata apa saja yang dapat dilekati joshi ~のに ~ ても dalam kalimat bahasa Jepang? 2. Kategori semantik verba apa saja yang dapat dilekati joshi ~のに ~ ても? 3. Apa perbedaan makna joshi ~のに dengan ~ ても dalam kalimat bahasa Jepang dalam konteks kalimat yang bagaimana pemakaian keduanya dapat dipertukarkan? 7

1.3.Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakannya penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kelas kata yang dapat dilekati joshi ~のに ~ ても dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Mendeskripsikan kategori semantik verba yang dapat dilekati joshi ~ の に ~ても. 3. Mendeskripsikan perbedaan makna antara joshi ~のに dengan ~ ても dalam kalimat bahasa Jepang mendeskripsikan konteks kalimat yang dapat mempertukarkan kedua joshi tersebut. 1.4. Metode Penelitian Teknik Kajian Untuk menjawab masalah-masalah di atas penelitian dilakukan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan dengan menuturkan, menganalisis, mengklasifikasikan data sehingga pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Untuk menjawab apakah joshi ~ ても dapat dipertukarkan dalam konteks yang bagaimana keduanya dapat saling menggantikan akan digunakan teknik ganti atau substitusi. Teknik substitusi adalah teknik yang dilakukan dengan menggantikan unsur tertentu dengan unsur lain. Dalam hal ini joshi ~のに akan disulih dengan ~ても, begitu juga sebaliknya. Contoh: 8

7. a. 明日試験があるのに 誰も勉強していません (NS : 225) Ashita shiken ga aru noni, daremo benkyou shite imasen. Walaupun besok ada ujian, tidak ada seorangpun yang belajar. b. 明日試験があっても 誰も勉強していません Ashita shiken ga attemo, daremo benkyou shite imasen. Walaupun besok ada ujian, tidak ada seorangpun yang belajar. 8. a. 雨が降っても 試合は行われます (NBH : 230) Ame ga futtemo, shiai wa okonawaremasu. Walaupun turun hujan, pertandingan tetap diselenggarakan. b. 雨が降るのに 試合は行われます Ame ga furu noni, shiai wa okonawaremasu. Walaupun turun hujan, pertandingan tetap diselenggarakan. 1.5.Organisasi Penulisan Dalam BAB I penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian teknik kajian, organisasi penulisan. Dalam BAB II akan diuraikan teori-teori yang mendukung diadakannya analisa seperti teori semantik, morfosintaksis, hinshibunrui (kelas kata), jenis verba berdasarkan kategori semantik verbanya, teori-teori mengenai joshi ~ のに ~ても. 9

BAB III merupakan analisa penggunaan joshi ~のに ~ ても untuk mencari tahu kelas yang dapat dilekati kedua joshi tersebut, kategori yang dapat dilekati oleh kedua joshi tersebut, mengetahui perbedaan makna antara kedua joshi tersebut konteks kalimat di mana keduanya dapat saling menyulih. Dalam BAB IV akan diuraikan kesimpulan yang merupakan hasil dari analisa berdasarkan pada tujuan penulisan. Peneliti menyusun laporan penelitian ini seperti yang telah disebutkan agar pembaca lebih mudah membaca memahami laporan penelitian ini. 10