I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

MERSI MEILINA H

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

Model Kontribusi Aset Pengetahuan dalam Memfasilitasi Proses Penciptaan Pengetahuan pada Koperasi Susu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

2004. h Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. perlu adanya perubahan paradigma dari resource-based competitiveness menjadi

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

L PENDAHULUAN upaya mengembangkan surnberdaya manusia. Keadaan mendatang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN

Driving Forces of Knowledge Management

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

dan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi kerja, serta teknologi informasi sudah menjadi pilihan

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION)

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. intermediator antara masyarakat pemilik dana/modal dengan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM CAK SUEP PADA PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

Tantangan Dasar Desain Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, masyarakat dan atau pemerintah oleh karenanya Perguruan Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi pada tahun 1950 dan 1960, era kualitas pada tahun 1970 dan 1980, dan era fleksibilitas pada tahun 1980 dan 1990, sekarang dunia menghadapi era inovasi (Janszen, 2000). Era inovasi muncul karena situasi organisasi saat ini dipengaruhi oleh banyak sekali perubahan yang berjalan cepat dan sulit diramalkan. Perubahan-perubahan tersebut terutama disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Teknologi dan informasi menjadi kata kunci penting dalam era ini. Kumpulan informasi yang tersistemasi dengan teknologi yang baik akan membentuk sebuah pengetahuan. Pengetahuan inilah yang pada akhirnya menjadi basis penting di dalam jantung organisasi modern saat ini. Pengetahuan yang dimiliki oleh sebuah organisasi merupakan aset yang sangat berharga dan merupakan aset yang tak kasat mata atau dikenal dengan sebutan intangible asset. Indonesia sebagai negara berkembang harus mengupayakan berbagai cara dan jalan yang dapat mentransformasikan dirinya ke dalam organisasi yang berbasis pengetahuan. Hal ini menjadi sangat penting karena perkembangan pesat perekonomian dunia didorong oleh organisasi yang berbasis pengetahuan (Setiarso, 2006). Saat ini perekonomian dunia menghadapi persaingan yang semakin berat, karenanya negara berkembang seperti Indonesia harus siap untuk melakukan perubahan paradigma dari yang semula mengandalkan sumber daya (resourced based) menjadi berbasis pengetahuan (knowledge based). Pergeseran paradigma tersebut memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memberikan nilai tambah serta peningkatan produktifitas yang signifikan. Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang dimiliki dalam benak individu-individu (sumber daya manusia) tercipta melalui proses yang dimulai dari akses informasi dan pengalaman, refleksi individu atas tindakan di masa lalu, kemampuan menyerap

2 pengetahuan, dan motivasi individu untuk belajar. Nonaka dan Takeuchi (1995) menyampaikan bahwa mencipta dan memanfaatkan pengetahuan adalah sumber terpenting bagi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Pengetahuan diciptakan melalui interaksi dan interseksi antara pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Proses penciptaan pengetahuan (knowledge creation) melibatkan proses konversi pengetahuan. Proses konversi pengetahuan oleh Nonaka et al (2000) disebut sebagai proses yang menghasilkan pengetahuan melalui empat model, yaitu sosialisasi (socialization), eksternalisasi (externalization), kombinasi (combination), dan internalisasi (internalization). Keempat model tersebut dikenal sebagai model SECI. Model SECI berlangsung berulang-ulang membentuk suatu siklus sehingga proses konversi pengetahuan akan terus berputar dan berkembang. Elemen kunci yang memfasilitasi proses konversi pengetahuan adalah aset pengetahuan. Aset pengetahuan merupakan input, output, dan elemen moderator bagi proses penciptaan pengetahuan (Nonaka et al., 2000). Untuk memahami bagaimana aset pengetahuan diciptakan, diakuisisi, dan dieksploitasi, Nonaka et al (2000) mengusulkan aset pengetahuan dikelompokkan menjadi empat, yaitu aset pengetahuan eksperiensial, konseptual, sistemik, dan rutin. Aset pengetahuan merupakan hal yang dinamis dimana aset pengetahuan yang baik dapat dibuat dari aset pengetahuan yang sudah ada. Untuk mengelola aset pengetahuan yang menjadi pilar organisasi dalam menciptakan nilai, maka diperlukan manajemen pengetahuan (knowledge management). Manajemen pengetahuan adalah manajemen kreativitas sosial untuk menghasilkan nilai bagi organisasi dengan memanfaatkan aset-aset intelektual dan pengetahuan yang melekat pada setiap individu, sekelompok individu, dan/atau yang sudah ada dalam bentuk artefak, produk atau fitur, dan praktik unggulan organisasi (Fontana, 2011). Manajemen pengetahuan adalah salah satu konsep dasar dalam pengelolaan aset pengetahuan. Pengelolaan aset pengetahuan sudah berlangsung sejak awal berdirinya sebuah organisasi (Birkinsaw, 2001). Cara sebuah organisasi menentukan struktur dan hirarki anggota sudah merupakan upaya mengelola aset pengetahuan dan menempatkan orang-orang yang berpengetahuan sama di satu tempat (the right man in the right place). Mengelola disini tidak

3 hanya sebatas menyimpan, tetapi juga menciptakan budaya pembelajaran di lingkungan organisasi sehingga memudahkan anggota organisasi dalam melakukan pembelajaran secara mandiri dan memudahkan dalam memberikan solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi. Alasan penting penerapan manajemen pengetahuan di suatu organisasi adalah perbedaan yang mendasar antara aset fisik dan aset pengetahuan. Aset fisik akan berkurang nilainya jika dipergunakan dan cenderung bertambah atau memiliki nilai tetap jika tidak dipergunakan. Sementara, aset pengetahuan nilainya akan bertambah jika dibagikan dan dipergunakan, tetapi sebaliknya nilainya akan berkurang jika tidak dibagikan dan tidak dipergunakan. Oleh karena itu, manajemen pengetahuan berperan penting dalam mengarahkan para individu bekerja dan berbagi pengetahuan menurut pengetahuan yang dimilikinya (knowledge worker). Penelitian adalah bagian dari proses penciptaan pengetahuan. Di dalam kegiatan penelitian terkandung aspek dari ilmu pengetahuan, yaitu tingkat perkembangan dan isi intelektual (Cole, 1992). Aspek-aspek tersebut tercermin dalam sebuah lembaga penelitian. Keberadaan sebuah lembaga penelitian mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan riset keilmuan, pemantauan, evaluasi kemajuaan dan penelaahan kecenderungan ilmu pengetahuan, serta teknologi untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Hasil-hasil penelitian disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk informasi pengetahuan. Bagi suatu lembaga penelitian, aset pengetahuan bisa berupa individu peneliti beserta pengalamannya, hasil-hasil penelitian, dan infrastruktur seperti proses, organisasi, sistem, serta metode. Pengelolaan pengetahuan di sebuah lembaga penelitian difokuskan untuk mengumpulkan, mengorganisir, membagi, dan menganalisis pengetahuan yang mereka miliki untuk tujuan di masa yang akan datang. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah lembaga penelitian terbesar di Indonesia yang memiliki pusat penelitian keilmuan di berbagai bidang di bawah Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) dan salah satunya adalah Pusat Penelitian Ekonomi (P2E). Kegiatan penelitian di P2E LIPI tidak dapat dilepaskan dari kondisi tiga elemen dasarnya, yaitu (1) komunitas ilmuwan dan teknologi, (2) sistem ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya tempat ilmu dan teknologi

4 tersebut berkembang, dan (3) organisasi yang menjadi semacam katalis bagi komunitas untuk tumbuh kembang di dalam sistem. Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI dituntut dapat menghadapi tantangan baru untuk menghasilkan karya unggulan yang mampu bersaing dan menjadi acuan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI juga dituntut untuk memberikan arah dan pencerahan bagi masyarakat dalam rangka meletakkan landasan yang kokoh dalam mencapai masyarakat adil, makmur, dan demokratis. Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI merupakan salah satu unit kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, penelitian dan kajian yang dilakukan tidak semata-mata berorientasi praktis kebijakan, melainkan juga dalam rangka pengembangan konsep, model, dan teori-teori baru dalam bidang ilmu ekonomi. Selain itu, hasil-hasil penelitian dan pengkajian diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas terutama dalam memahami problematika ekonomi dan upaya pemecahannya berdasarkan perspektif ilmiah. Kondisi P2E LIPI sebagai elemen organisasional yang memiliki karakteristik hubungan sosial tertentu merupakan salah satu titik kunci perkembangan penelitian. Hal ini disebabkan P2E LIPI sebagai kontributor penting yang menentukan arah dalam kebijakan ekonomi bangsa Indonesia bekerja sama dengan beberapa organisasi penting bidang ekonomi, seperti Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan lain-lain. Bagi P2E LIPI kondisi ini merupakan salah satu aset pengetahuan yang ditumbuhkembangkan dalam upaya menciptakan pengetahuan bagi para peneliti di bidang industri dan perdagangan, pembangunan daerah, keuangan dan perbankan, serta ekonomi syariah. Oleh karena itu menjadi sangat penting menganalisis bagaimana inovasi bisa diciptakan dalam upaya mengembangkan pengetahuan sebagai bahan baku penelitian, baik yang bersifat pengetahuan eksplisit maupun pengetahuan tacit dengan menganalisis proses penciptaan pengetahuan organisasi pada P2E LIPI dikaitkan dengan aset-aset pengetahuan yang dimiliki P2E LIPI.

5 1.2 Perumusan Masalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai lembaga penelitian terbesar di Indonesia yang memiliki berbagai pusat penelitian diharuskan membentuk perilaku inovatif. Salah satu pusat penelitian tersebut adalah Pusat Penelitian Ekonomi (P2E). Hal ini disebabkan karena seluruh kegiatan penelitian dan pengkajian serta aktivitas di P2E diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu ekonomi, perumusan rekomendasi kebijakan ekonomi bagi pemerintah, dan pencerahan kepada masyarakat luas (stakeholders) dalam memahami dinamika ekonomi Indonesia kini dan mendatang. Perilaku inovatif ini dapat terbentuk apabila terjadi proses penciptaan pengetahuan pada P2E LIPI. Proses penciptaan pengetahuan dapat terjadi apabila difasilitasi oleh aset-aset pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka permasalahan pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Aset-aset pengetahuan apa saja yang dimiliki Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI? 2. Bagaimana proses penciptaan pengetahuan di Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI? 3. Bagaimana peran aset-aset pengetahuan dalam proses penciptaan pengetahuan organisasi yang mendorong inovasi pada Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi aset-aset pengetahuan yang dimiliki Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI. 2. Mengidentifikasi proses penciptaan pengetahuan di Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI. 3. Menganalisis peran aset-aset pengetahuan dalam proses konversi pengetahuan organisasi yang mendorong inovasi pada Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI.

6 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Membantu organisasi untuk mengkaji hubungan timbal balik antara aset pengetahuan dengan proses penciptaan pengetahuan sebagai upaya membentuk perilaku inovatif. 2. Mengidentifikasi aset-aset pengetahuan yang ada di organisasi untuk memfasilitasi proses penciptaan pengetahuan. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang yang sama ataupun penelitian lanjut. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis peran aset-aset pengetahuan dalam proses penciptaan pengetahuan organisasi yang mendorong inovasi pada Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI. 2. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 65 orang pegawai P2E LIPI di Jakarta. Kuesioner yang disebarluaskan terdiri dari pertanyaan tentang identitas responden, pertanyaan mengenai aset pengetahuan yang terdiri dari aset pengetahuan eksperiensial, konseptual, sistemik, dan rutin, serta pertanyaan tentang proses penciptaan pengetahuan melalui proses konversi pengetahuan yang terdiri dari empat model, yaitu sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. 3. Penulis menganalisis hubungan timbal balik antara empat kategori aset pengetahuan dengan empat kategori proses penciptaan pengetahuan. Pada akhirnya diharapkan penelitian ini mampu memberikan model kontribusi aset pengetahuan terhadap proses penciptaan pengetahuan pada organisasi.