KOMPUTASI DISTRIBUSI SUHU DALAM KEADAAN MANTAP (STEADY STATE) PADA LOGAM DALAM BERBAGAI DIMENSI

dokumen-dokumen yang mirip
Kata-kata kunci: metode Persegipanjang,integrasi numerik, penyelesaian persoalan fisis

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

Silabus Jurusan Pendidikan Fisika

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

Solusi Penyelesaian Persamaan Laplace dengan Menggunakan Metode Random Walk Gapar 1), Yudha Arman 1), Apriansyah 2)

PEMANFAATAN SOFTWARE MATLAB DALAM PEMBELAJARAN METODE NUMERIK POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. pedoman untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dan juga untuk

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan mengenal fitur MATLAB dan

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 12-6)

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

Penentuan Distribusi Suhu pada Permukaan Geometri Tak Tentu Menggunakan Metode Random Walk Balduyanus Yosep Godja a), Andi Ihwan a)*, Apriansyah b)

PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

Penggunaan Metode Numerik dan MATLAB dalam Fisika

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

KONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

PENERAPAN METODE INTEGRASI MONTE CARLO PADA LEMBARKERJA EXCEL. Implementattion of Monte-Carlo Integration Method in Excel Worksheet

PENENTUAN LAJU DISTRIBUSI SUHU DAN ENERGI PANAS PADA SEBUAH BALOK BESI MENGGUNAKAN PENDEKATAN DIFFUSION EQUATION DENGAN DEFINITE ELEMENT METHOD

PENDAHULUAN METODE NUMERIK

ISSN (Media Cetak) ISSN (Media Online) Implementasi Metode Eliminasi Gauss Pada Rangkaian Listrik Menggunakan Matlab

Metode Numerik - Interpolasi WILLY KRISWARDHANA

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU),

APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon 2 ABSTRAK

METODE ITERASI KSOR UNTUK MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ABSTRACT

PENGGUNAAN MATLAB DALAM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR MENGGUNAKAN JARINGAN HOPFIELD LINEAR ABSTRAK

Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

FAMILI BARU METODE ITERASI BERORDE TIGA UNTUK MENEMUKAN AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR. Nurul Khoiromi ABSTRACT

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

PERBANDINGAN SOLUSI MODEL GERAK ROKET DENGAN METODE RUNGE-KUTTA DAN ADAM- BASHFORD

PROJEK 2 PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta

ANALISIS DISTRIBUSI SUHU PADA PELAT DUA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODA BEDA HINGGA

PEMROGRAMAN REGRESI LINEAR, FUNGSI PARABOLIK DAN FUNGSI PERPANGKATAN DENGAN VISUAL BASIC. Santosa 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persoalan yang melibatkan model matematika sering kali muncul dalam

Oleh : Anna Nur Nazilah Chamim

KAJIAN FUNGSI nls( ) DAN fsrr( ) TERHADAP MODEL MICHEALIS-MENTEN PADA REGRESI NONLINIER. Sudarno 1. Abstrak

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

UJIAN AKHIR SEMESTER METODE NUMERIS I

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan lain untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan karena

BAB IV SIMULASI NUMERIK


Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Salatiga, Jawa Tengah Abstrak

PERBANDINGAN METODE GAUSS-SEIDEL PREKONDISI DAN METODE SOR UNTUK MENDAPATKAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Merintan Afrina S ABSTRACT

PROPOSAL TUGAS AKHIR PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN OLEH : IRMA ISLAMIYAH

ANALISIS KARAKTERISTIK ATAP PELAT BESI SEBAGAI PERISAI MEDAN MAGNET DI BAWAH SALURAN TRANSMISI

BAB IV HITUNG DIFERENSIAL

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

ANALISIS FREKUENSI DAN REKAYASA SINYAL KELUARAN TRAFO STEPDOWN DENGAN FFT

STUDI TENTANG PERPINDAHAN PANAS PADA LOGAM DENGAN VARIASI NILAI BATAS AWAL MENGGUNAKAN METODE ITERASI OVER RELAKSASI GAUSS-SEIDEL TESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

BAB II LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB-4. METODE PENELITIAN

PENYELESAIAN NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER ADVANCE-DELAY

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT

METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI Lely Jusnita 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

SIMULASI NUMERIK POLA DISTRIBUSI SUHU PADA PLAT LOGAM DENGAN METODE BEDA HINGGA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Prasyarat : - Status Matakuliah. Deskripsi Singkat Matakuliah :

MATA KULIAH ANALISIS NUMERIK

Kuliah 07 Persamaan Diferensial Ordinari Problem Kondisi Batas (PDOPKB)

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

KARAKTERISTIK ALIRAN PANAS DALAM LOGAM PENGHANTAR LISTRIK THE CHARACTERISTICS OF HEAT FLOW IN AN ELECTRICAL METAL CONDUCTOR

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

PERANGKAT LUNAK BANTU ANALISIS NUMERIK METODE DETERMINAN CRAMER, ELIMINASI GAUSS DAN LELARAN GAUSS-SEIDEL UNTUK MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Jurnal MIPA 39 (1)(2016): Jurnal MIPA.

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

MODIFIKASI METODE NEWTON-RAPHSON UNTUK MENCARI SOLUSI PERSAMAAN LINEAR DAN NONLINEAR

Jurnal Matematika Integratif ISSN Volume 12 No 1, April 2016, pp 35 42

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK SEBARAN AIR PANAS SPRAY POND MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA

Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

FAMILI METODE ITERASI DENGAN KEKONVERGENAN ORDE TIGA. Rahmawati ABSTRACT

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

SEBUAH VARIASI BARU METODE NEWTON BERDASARKAN TRAPESIUM KOMPOSIT ABSTRACT

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari KOMPUTASI DISTRIBUSI SUHU DALAM KEADAAN MANTAP (STEADY STATE) PADA LOGAM DALAM BERBAGAI DIMENSI Oleh: Warsono, Supahar, Supardi, Denny Darmawan Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Telah dilakukan komputasi mengenai distribusi suhu dalam keadaan mantap pada pada logam dalam berbagai dimensi. Dimensi satu berbentuk kawat, dimensi dua berbentuk plat dan dimensi tiga berbentuk kubus. Perhitungan suhu pada kisi-kisi dalam tiap dimensi dilakukan dengan metode numerik berbantuan program komputer. Distribusi suhu dalam keadaan mantap memenuhi persamaan Laplace orde dua. Metode numerik yang digunakan untuk penyelesaian tersebut adalah metode diferensi terbagi hingga. Konvergensi dilakukan dengan menggunakan metode relaksasi berlebih berturutan ( successive over relaation, SOR ) dengan parameter konvergensi yang terletak pada jangkauan. Pada kasus dimensi satu, logam yang dipilih berbentuk kawat dengann panjang satuan, pada kasus dimensi dua dipilih logam berbentuk plat dengan ukuran satuan dan pada kasus dimensi tiga dipilih logam berbentuk kubus dengan ukuran satuan. Suhu logam pada berbagai tempat atau posisi pada ketiga dimensi dihitung berdasarkan kondisi batas yang ditentukan. Komputasi dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB versi.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai suhu T pada kawat dari ujung ke ujung naik atau turun secara linear bergantung pada kondisi ujung batas. Pada plat logam, nilai suhu T di berbagai tempat besarnya bervariasi tergantung pada posisi (,y) dan kondisi batas yang dipilih, yaitu T(=,y), T(=,y), T(,y=) dan T(,y=). Nilai suhu T pada logam berbentuk kubus bergantung pada posisi (,y,z) dan enam kondisi batas yang ditentukan, yaitu T(=,y,z), T(=,y,z), T(,y=,z), T(,y=,z), T(,y,z=), dan T(,y,z=). Grafik hubungan antara suhu T dan posisi () pada kawat logam berbentuk garis lurus dengan pola naik atau turun bergantung pada kondisi batas. Grafik tiga dimensi mengenai hubungan antara suhu T dengan posisi (,y) pada plat logam berbentuk permukaan jala dengan pola naik atau turun yang tidak linear. Pada kubus logam, grafik hubungan antara suhu T dengan posisi (,y) untuk z tertentu berbentuk permukaan jala dengan pola linear di z = dan z =, dan tidak linear di z yang lain. Kata-kata kunci : komputasi, distribusi suhu, keadaan mantap, dimensi PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika sebagai ilmu dasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan ilmu-ilmu terapan (teknik), seperti : teknik sipil, teknik elektro, teknik mesin, teknik kimia dan teknik-teknik lainnya. Penemuan-penemuan baru dalam ilmu F-

Warsono, Supahar, Supardi, Denny Darmawan Komputasi Distribusi Suhu fisika akan mempengaruhi konsep-konsep dasar yang digunakan dalam teknik. Sebaliknya kemajuan-kemajuan dalam bidang teknik akan mendorong kemajuan-kemajuan dalam ilmu fisika. Dapat dikatakan bahwa ilmu fisika dan ilmu teknik mempunyai hubungan timbal balik yang sangat erat. Sebagian besar bidang teknik berhadapan dengan distribusi suhu dalam materi zat padat. Piranti-piranti teknik, seperti : mesin-mesin kalor, piranti elektronik, memerlukan pembuangan kalor ke lingkungan (pendinginan) untuk menjaga keawetannya. Proses pembuangan kalor dari reservoar suhu tinggi ke reservoar suhu rendah berkaitan erat dengan distribusi suhu. Oleh karena itu, kajian mengenai distribusi suhu pada zat padat (khususnya logam) akan sangat bermanfaat dalam memahami proses pembuangan kalor (pendinginan) dalam piranti-piranti teknik tersebut. Persoalan distribusi suhu terkait dengan persamaan diferensial parsial. Penyelesaian persamaan ini biasanya tidak mudah dipecahkan dengan metode analitik, kecuali untuk masalah yang sederhana. Alternatif yang sangat mungkin untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan metode numerik. Tersedianya piranti komputer dan bahasa pemrograman akan sangat membantu dalam perhitungan numerik secara cepat dan teliti. Disamping itu juga dengan piranti tersebut dapat ditampilkan visualisasi grafik hasil perhitungannya. B. Rumusan Masalah Masalah-masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :. Bagaimana distribusi suhu pada kawat logam untuk kondisi batas yang ditentukan?. Bagaimana distribusi suhu pada plat logam untuk kondisi batas yang ditentukan?. Bagaimana distribusi suhu pada logam berbentuk kubus untuk kondisi batas yang ditentukan? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :. Menentukan distribusi suhu pada kawat logam untuk kondisi batas yang ditentukan.. Menentukan distribusi suhu pada plat logam untuk kondisi batas yang ditentukan.. Menentukan distribusi suhu T pada logam berbentuk kubus untuk kondisi batas yang ditentukan. F-

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi para pemerhati ilmu fisika pada umumnya dan pemerhati fisika komputasi pada khususnya. Selain itu penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber acuan dalam pengembangan ilmu-ilmu terapan (teknik) yang terkait dengan distribusi suhu. LANDASAN TEORI A. Pemodelan Matematis Distribusi suhu dalam keadaan mantap (steady state) memenuhi persamaan Laplace orde dua. Jika suhu dinyatakan dengan T, posisi dinyatakan dengan (,y,z), maka model matematisnya dinyatakan dengan persamaan : T T T T T T T y T y () T z () () Persamaan () berlaku untuk kasus dimensi satu, persamaan () berlaku untuk kasus dimensi dua, dan persamaan () berlaku untuk kasus dimensi tiga. B. Pemodelan Numeris Model penyelesaian numeris untuk kasus distribusi suhu dalam keadaan mantap dapat dilakukan dengan mengubah persamaan diferensial parsial orde dua kedalam bentuk diskrit. Penggunaan metode diferensi terbagi hingga menghasilkan persamaan sebagai berikut (Chapra dan Canale,99:8; Koonin, 986:9): Ti Ti, j T i Ti () Ti, j Ti, j Ti, j Ti, j Ti, j,k () Ti, j,k Ti, j,k Ti, j,k Ti, j,k Ti, j,k Ti, j,k 6 (6) Persamaan (), () dan (6) masing-masing untuk kasus dimensi satu (kawat), dimensi dua (plat) dan tiga (kubus). F-

Warsono, Supahar, Supardi, Denny Darmawan Komputasi Distribusi Suhu Perhitungan nilai Ti pada persamaan () memerlukan dua nilai lain yang telah diketahui yaitu Ti+ dan Ti-. Nilai suhu di titik-titik kedudukan dalam kawat dapat digambarkan dalam bentuk kisi-kisi seperti ditunjukkan pada Gambar. T Ti- Ti Ti+ Tn Gambar. Kisi-kisi yang menggambarkan distribusi suhu pada kawat logam dengan pendekatan diferensi terbagi hingga. Suhu T dan Tn pada Gambar adalah suhu pada bidang batas, yaitu suhu pada ujungujung kawat. Persamaan () dapat ditulis kembali dalam bentuk yang sesuai dengan metode iterasi seperti berikut (Mathews, 99 : 7): Ti Ti r i (7) dengan ri adalah suku sisa (residual) yang mempunyai bentuk: ri T i T i Ti (8) Untuk mempercepat konvergensi ri menuju nol digunakan metode relaksasi berlebih berturutan (Successive Over Relaation, SOR) yang mempunyai bentuk persamaan : T T i Ti Ti Ti i T i ri (9) dengan adalah parameter konvergensi yang mempunyai nilai :. Penyelesaian persamaan () memerlukan empat syarat batas, yaitu : T(i=, j), T(i=n,j) T(i, j=) dan T(i, j=m) sehingga akan diperoleh persamaan linear orde (n-) (m) (Hary Gunarto, 99 : ). Gambar memperlihatkan sebuah kisi dua dimensi yang digunakan untuk menggambarkan persamaan (). i- i i+ y j+ y Ti,j j j- Gambar. Kisi dua dimensi yang menggambarkan distribusi suhu pada plat persegipanjang dengan pendekatan diferensi terbagi hingga. F-6

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari Distribusi suhu pada plat ditunjukkan oleh nilai suhu pada titik-titik kisi di dalam plat. Gambar menunjukkan sebuah plat persegipanjang dengan ukuran satuan yang dibagi menjadi segmen selebar h dengan jumlah titik kisi buah. Nilai suhu pada setiap titik kisi dihitung berdasarkan nilai suhu pada titik kisi di sekitarnya. y = h y=6 y= y= y= = h y= = = = = = Gambar. Sebuah plat persegi panjang satuan diisi dengan titik kisi Penerapan metode iteratif dan SOR pada persamaan () diperoleh persamaan distribusi suhu sebagai berikut : Ti, j Ti, j T i, j T i, j T i Ti, j T i, j Ti, j ri, j () dengan suku sisa : Ti, j T i, j Ti, j Ti, j Ti ri, j () dan parameter konvergensi (Mathews, 99 : 8) : cos cos n m () Persamaan (6) menunjukkan bahwa untuk menentukan nilai suhu pada suatu titik kisi di dalam kubus diperlukan enam nilai suhu di titik kisi yang lain. Titik-titik kisi pada kubus dengan ukuran satuan ditunjukkan pada Gambar. Jumlah keseluruhan titik kisi pada gambar tersebut ada buah. F-7

Warsono, Supahar, Supardi, Denny Darmawan Komputasi Distribusi Suhu (,,) k= z k= i= k= i= k= i= y i= k= j= j= j= j= j= i= Gambar. Kisi-kisi pada kubus berukuran satuan dengan jumlah buah Penggunaan metode iteratif dan SOR menghasilkan distribusi suhu pada kubus dengan bentuk persamaan sebagai berikut : Ti, j,k T i, j,k r i, j,k Ti, j,k Ti, j,k Ti, j,k Ti, j,k Ti, j,k Ti, j,k 6T i, j,k Ti, j,k 6 () Penyelesaian persamaan distribusi pada kubus logam memerlukan 6 kondisi batas,yaitu: T(i=,j,k) terletak di sisi muka kubus dari Gambar T(i=n,j,k) terletak di sisi belakang kubus dari Gambar T(i,j=,k) terletak di sisi kanan kubus dari Gambar T(i,j=n,k) terletak di sisi kiri kubus dari Gambar T(i,j,k=) terletak di sisi bawah kubus dari Gambar T(i,j,k=n) terletak di sisi atas kubus dari Gambar METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan distribusi suhu keadaan mantap pada logam dalam berbagai dimensi mencakup tiga langkah yaitu : pemodelan matematis, pemodelan numeris dan pembuatan program komputer untuk menghitung dan membuat grafik mengenai distribusi suhu pada logam dalam dimensi satu (kawat), dimensi dua (plat) dan dimensi tiga (kubus). Secara skematis metode penelitian ditunjukkan pada Gambar. F-8

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari PERSOALAN DISTRIBUSI SUHU PADA KEADAAN MANTAP DALAM DIMENSI SATU, DUA DAN TIGA PEMODELAN MATEMATIS PEMODELAN NUMERIS PROGRAM KOMPUTER KOMPUTASI GRAFIK PENYELESAIAN Gambar. Skema Metode Penelitian Model matematis yang sesuai dengan persoalan distribusi suhu dalam keadaan mantap adalah persamaan Laplace dalam koordinat Kartesian baik untuk dimensi satu, dimensi dua maupun dimensi tiga. Model matematis ditunjukkan pada persamaan (), () dan (). Model numeris yang digunakan adalah penggabungan metode diferensi terbagi hingga, metode iteratif dan SOR. Model numeris untuk masing-masing dimensi dinyatakan dalam persamaan (9), () dan (). Setelah model numeris diperoleh, selanjutnya dibuat program komputer untuk menghitung nilai suhu pada tiap-tiap kedudukan dalam kawat, plat dan kubus. Untuk keperluan komputasi diperlukan masukan program berupa : ukuran kawat, ukuran plat, ukuran kubus, lebar segmen (lebar kisi), kondisi batas atau syarat batas dan parameter konvergensi (khususnya untuk kawat). Ukuran kawat dipilih panjang satuan, plat satuan dan kubus satuan. Besar lebar kisi untuk arah, y dan z dipilih sama yaitu sebesar h. Kondisi batas untuk masing-masing bentuk logam dipilih macam yang digunakan sebagai bahan perbanding. Parameter konvergensi untuk penyelesaian kasus dimensi satu dipilih pada jangkauan antara dan yang menghasilkan konvergensi paling cepat. Untuk dimensi dua dan tiga digunakan rumus parameter pada persamaan (). Program komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah program MATLAB versi.. Grafik distribusi suhu digambarkan dalam bentuk hubungan antara suhu dengan posisi. Pada kawat, grafik ditampilkan dalam bentuk dua dimensi sedangkan pada plat dan kubus ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi. Secara garis besar program komputer ditampilkan dalam bentuk diagram alur pada Gambar 6. F-9

Warsono, Supahar, Supardi, Denny Darmawan Komputasi Distribusi Suhu INPUT PROGRAM Panjang kawat, ukuran plat, ukuran kubus, lebar kisi (h), syarat batas kawat, syarat batas plat, syarat batas kubus, parameter konvergensi untuk kawat. Hitung: Distribusi suhu pada kisi-kisi kawat Gambar Grafik T vs Hitung: Distribusi suhu pada kisi-kisi plat Gambar Grafik T vs (,y) Hitung: Distribusi suhu pada kisi-kisi kubus Gambar Grafik T vs (,y) untuk z tertentu OUT PUT PROGRAM. Nilai T pada kisi-kisi dalam kawat, plat dan kubus. Grafik T sebagai fungsi posisi pada kawat, plat dan kubus Gambar 6. Diagram Alur Program Komputer HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu Keadaan Mantap Pada Kawat Logam Hasil komputasi distribusi suhu untuk masukan : panjang kawat (l) satuan, lebar kisi (h), dan empat kondisi batas yang berbeda, nilai numeriknya disajikan pada Tabel dan grafiknya ditampilkan pada Gambar 7. Tabel. Nilai numerik distribusi suhu untuk empat kondisi batas yang berbeda Kondisi Batas i 6 7 8 9,,,,,,,, Iterasi T(=) = o C T(=) = o C.. 7.. 6. 7. 87...7 9 T(=) = o C T(=) = o C. 87. 7. 6.999. 7....7 9 T(=) = o C T(=) = o C. 6. 6. 68.7 7. 8. 87. 9.7..7 8 T(=) = 6o C T(=) = o C 6..........7 8 Tabel menunjukkan bahwa suhu pada titik-titik kisi sepanjang kawat nilainya naik atau turun tergantung pada syarat batas yang dipilih. Secara umum, kenaikan atau penurunan suhu sepanjang kawat bersifat linear. Hal ini diperjelas lagi oleh bentuk grafik T sebagai fungsi pada Gambar 7 yang berupa garis lurus. F-

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari Bidang Batas : T(=) =, T(=) = Bidang Batas : T(=) =, T(=) = 9 8 8 6 SuhuT Suhu T 7 6.. (a).... (b) Bidang Batas : T(=) =, T(=) =... Bidang Batas : T(=) = 6, T(=) = 6 9 8 7 Suhu T Suhu T 6.. (c).... (d). Gambar 7. Grafik Hubungan antara T dengan dengan syarat batas : (a). T(=) =, T(=) =, (b). T(=) =, T(=) = (c). T(=) =, T(=) =. (d). T(=) =6, T(=) = Hubungan linear antara suhu T dengan posisi dapat dijelaskan dari persamaan () yang merupakan persamaan Laplace dimensi satu. Pada persamaan tersebut, turunan kedua T terhadap bernilai nol. Ini berarti turunan pertama T terhadap bernilai konstan. T dt kons tan d T a b () Persamaan () merupakan persamaan garis lurus yang menunjukkan bahwa hubungan antara suhu dan posisi bersifat linear. B. Distribusi Suhu Keadaan Mantap Pada Plat Logam Perhitungan nilai suhu pada plat logam dengan ukuran satuan, syarat batas T(i=,j) = T(i=n) = o C, T(i,j=) = T(i,j=) = dan nilai h =,, h =,, h=,, h =, dan h =, ditunjukkan dalam bentuk grafik pada Gambar 8. Nilai distribusi suhu pada titik-titik kisi plat untuk h =, ditampilkan pada Tabel. Berdasarkan Tabel, distribusi suhu pada plat logam nilainya bervariasi tergantung pada syarat batas dan tidak menunjukkan hubungan linear. Grafik pada Gambar 8 menunjukkan bahwa makin kecil nilai h, makin halus grafiknya. F-

Warsono, Supahar, Supardi, Denny Darmawan Komputasi Distribusi Suhu Tabel. Distribusi suhu pada plat untuk h =, dan syarat batas T(i=,j) = T(i=n) = o C, T(i,j=) = T(i,j=) = y,,,,.,,,,,,,,.... 8.6 6...9 79.78.8 7..9 79.78 6... 8.6..,,... 8.8. 6.7. 6.6 9.8.. 6.6. 6.7. 8.8..,,... 8.6... 79.78 9.8 7.. 79.78... 8.6..,.. 6.9.9.8.9 6...,.. Nilai =.6 Jumlah iterasi = 8 Suhu(T) Suhu(T) (a) (b) Sumbu y Sumbu Sumbu y Suhu(T) (c) Sumbu y (d) Sumbu (e) Gambar 8. Grafik distribusi suhu terhadap posisi untuk : (a).h =, ; (b). h =, (c). h =, ; (d). h =, dan (e). h =,. F- Sumbu

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari Komputasi nilai suhu untuk nilai jarak antar kisi h =, dan empat syarat batas yang berbeda yaitu : (a). T(i=,j) = T(i=n) = o C; T(i,j=) = T(i,j=) = oc (b). T(i=,j) = T(i=n) = o C; T(i,j=) =, T(i,j=) = oc (c). T(i=,j) = T(i=n) = o C, T(i,j=) = T(i,j=) = oc (d). T(i=,j) = - o C, T(i=n) = o C; T(i,j=) = o C, T(i,j=) = o C diperoleh grafik hubungan antara suhu dengan posisi seperti Gambar (9). (a) (b) (c) (d) Gambar 9. Grafik Hubungan antara suhu dan posisi untuk empat syarat batas berbeda Grafik pada Gambar 9 menunjukkan bahwa hubungan antara suhu T dengan posisi (,y) tidak bersifat linear. C. Distribusi Suhu Keadaan Mantap Pada Logam Berbentuk Kubus Komputasi distribusi suhu pada logam berbentuk kubus (dimensi tiga) dapat dilakukan secara serempak pada titik-titik kisinya dengan menggunakan persamaan () dan enam syarat batas yang dipilih. Nilai suhu pada posisi (,y) untuk nilai z tertentu dapat ditampilkan dalam bentuk numerik dan grafik tiga dimensi. Gambar menampilkan grafik hubungan antara suhu dengan posisi (,y) untuk z tertentu (z = sampai z = ) dari sebuah kubus berukuran satuan dengan h =, pada berbagai bidang batas. F-

Warsono, Supahar, Supardi, Denny Darmawan Komputasi Distribusi Suhu Bidang Batas : T( =,y,z) = T( =,y,z) = ; T(,y =,z) = T(,y =,z) = ; T(,y,z =) = T(,y,z = ) = ; (a) (b) (c) (d) (e) Gambar. Distribusi suhu untuk bidang batas T( =,y,z) = T( =,y,z) = ; T(,y =,z) = T(,y =,z) = ; T(,y,z =) = T(,y,z = ) = ; untuk : (a) z =, (b) z =, (c) z =, (d) z = dan (e) z =. Bidang Batas : T( =,y,z) = ; T( =,y,z) = ; T(,y =,z) = - ; T(,y =,z) = ; T(,y,z =) = ; T(,y,z = ) = ; (a) (b) F-

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari (c) (d) (e) Gambar. Distribusi suhu untuk syarat batas T( =,y,z) = ; T( =,y,z) = ; T(,y =,z) = - ; T(,y =,z) = ;T(,y,z =) = ; T(,y,z = ) = ; untuk : (a) z =, (b) z =, (c) z =, (d) z = dan (e) z =. Bidang Batas : T( =,y,z) = ; T( =,y,z) = ; T(,y =,z) = ; T(,y =,z) = ; T(,y,z =) = ; T(,y,z = ) =; (a) (b) (d) (c) (e) Gambar. Distribusi suhu untuk syarat batas T( =,y,z) = ; T( =,y,z) = ; T(,y =,z) = ; T(,y =,z) = ; T(,y,z =) = ; T(,y,z = ) =; untuk : (a) z =, (b) z =, (c) z =, (d) z = dan (e) z =. Berdasarkan grafik pada Gambar, dan tampak bahwa distribusi suhu pada nilai z tertentu membentuk pola jala. Untuk z = dan z = hubungan suhu dengan posisi bersifat linear, sedangkan untuk posisi di luar daerah tersebut tidak linear. Pola grafik diluar daerah z = dan z = mirip dengan grafik pada plat. Hal ini dapat dipahami karena untuk nilai z tertentu bidangnnya berdimensi dua. F-

Warsono, Supahar, Supardi, Denny Darmawan Komputasi Distribusi Suhu KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Distribusi suhu pada kawat dari ujung ke ujung dapat naik atau turun secara linear bergantung pada kondisi ujung batas. Grafik hubungan antara suhu T dan posisi () berbentuk garis lurus dan memenuhi persamaan linear.. Distribusi nilai suhu pada plat logam di berbagai tempat besarnya bervariasi tergantung pada posisi (,y) dan kondisi batas yang dipilih. Pola hubungan antara suhu dengan posisi tidak bersifat linear. Grafik tiga dimensi mengenai hubungan antara suhu T dengan posisi (,y) pada plat logam berbentuk permukaan jala dengan pola naik atau turun yang tidak linear.. Distribusi nilai suhu pada logam berbentuk kubus bergantung pada posisi (,y,z) dan enam kondisi batas yang ditentukan. Pola hubungan antara suhu dengan posisi tidak bersifat linear kecuali di daerah batas bawah dan atas dari posisi z. Grafik hubungan antara suhu T dengan posisi (,y) untuk z tertentu berupa permukaan jala dengan pola linear di z = dan z =, dan tidak linear di z yang lain. B. Saran-Saran. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan metode numerik lain, misalnya dengan metode iterasi Gauss-Seidel.. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang komputasi distribusi suhu keadaan mantap dalam koordinat bola dan silinder.. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai distribusi suhu yang bergantung pada waktu ( non steady state). DAFTAR PUSTAKA Chapra, S.C., dan Canale, R.P.99. Metode Numerik Untuk Teknik (Terjemahan S.Sardy dan Lamyarni I.S.). Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta. Hanselman, D. dan Littlefield, B. 997. MATLAB Bahasa Komputasi Teknis. Penerbit ANDI : Yogyakarta. Harijono Djojodihardjo.. Metode Numerik. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Hary Gunarto. 99. Simulasi dalam Fisika. Fakutas Pascasarjana UGM : Yogyakarta. Koonin, S.E. 986. Computational Physics. Addison-Wesley Pubh. Comp, Inc. : California F-6

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari Mathews, J.H. 99. Numerical Methods For Mathematics, Science, and Engineering. Prentice Hall : Englewood Cliffs. Palm III, W.J.. Introduction To MATLAB 6 For Engineers. McGraw-Hill Int.Ed. : Singapore. Thomas Wahyu DH dan Y. Wahyu AP.. Analisis dan Disain Sistem Kontrol dengan MATLAB. Penerbit ANDI : Yogyakarta. F-7