FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP Adabiah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang

HUBUNGAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA MASSA DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2009

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA CORRELATION LIFESTYLE OF PREGNANT WOMEN WITH PREECLAMPSIA

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang

ABSTRACT. : Ice chocolate, hygiene handler, Coliform, Escherichia coli

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

KETAHANAN PANGAN DAN STATUS GIZI KELUARGA PEROKOK DI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA

PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI KOTA MANADO

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 24-34

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

Faddilatul Aisyah 1, Devi Nuraini Santi 2,Indra Chahaya 2. Kesehatan Lingkungan. Utara, Medan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Key words: Food consumption pattern, social economic of the family, the growth of new kid in school.

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO Nelis N. Mantolongi ), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Nelis N. Mantolongi) Email : nelis.mantolongi@yahoo.co.id 2. Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Sunarto Kadir) Email : sunarto.kadir@yahoo.co.id 3. Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo (Lia Amalia) Email : lia.amalia2@gmail.com Abstrak Status gizi meruakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhada energi dan zat-zat gizi yang dieroleh dari angan dan makanan yang damak fisiknya daat diukur. Rumusan masalah dalam enelitian ini adalah faktor-faktor aa yang berhubungan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja utri. Jenis enelitian adalah survey analitik dengan rancangan Cross Sectional Study. Poulasi dalam enelitian ini adalah 4 orang dan samel adalah orang dengan teknik engambilan samel secara urosive samling dan analisis statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil enelitian menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan status gizi remaja utri adalah engetahuan dengan nilai (,22), aktifitas fisik dengan nilai (,), asuan makanan dengan nilai (,), endaatan orang tua dengan nilai (,), dan jumlah anggota keluarga dengan nilai (,). Variabel yang tidak berhubungan dengan status gizi remaja utri adalah variabel endidikan ibu dengan nilai (,24) dan lingkungan dengan nilai (,). Disarankan ada Pemerintah, dan Dinas Kesehatan setemat, agar daat bekerja sama dengan ihak sekolah mengadakan sosialisasi atauun endidikan gizi keada remaja. Kata Kunci :, Remaja Putri Abstract Nutritional status is the situation that is given by the degree of hysical needs and nutrients gained from foods that the hysical effect are able to measure. The roblem statement of this research is factors related to nutritional status of teenage girls at Madrasah Aliyah Al-Huda, Gorontalo City. This research aimed at knowing factors related to nutritional status of teenage girls. This was an analytic survey research with cross sectional study. Poulation in this research were 4 articiants and samles were articiants. Technique of collecting the data used urosive samling and used Chi-Square statistical analysis. The result of the research showed that the variable related to nutritional status of teenage girls was knowlwdge with (,22), hysical activity with (,), foods suly with (,), arent s income with (,), member of family with (,). Variable which was not related to nutritional status of teenage girls was the variable of mother s educational level with (,24) and the environment with the (,). It is suggested to the Government and the Deartetment of Health, is to cooerate with school to do romotion or nutritional education worksho to the teenage girls. Keywords : Nutritional Status, Teenage Girls

I. PENDAHULUAN Indonesia tengah menghadai masalah gizi ganda. Salah satu kelomok yang rentan dengan masalah gizi yaitu remaja (Adriani dan Wirjatmadi, 22). Masalah gizi remaja erlu mendaat erhatian khusus karena engaruhnya yang besar terhada ertumbuhan dan erkembangan tubuh serta damaknya ada masalah gizi saat dewasa. Masalah gizi ada remaja masih terabaikan karena masih banyaknya faktor yang belum diketahui (Deartemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 23.). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 23) revalensi status gizi menurut Indeks Masa Tubuh/Umur (IMT/U) remaja umur 6 tahun menurut rovinsi, revalensi kurus ada remaja umur 6- tahun secara nasional sebesar,4 % (,% sangat kurus dan,5% kurus). Prevalensi gemuk ada remaja umur 6- tahun sebanyak,3 % yang terdiri dari 5, % gemuk dan,6 % obesitas sedangkan Prevalensi umur 5-24 menurut IMT di Provinsi Gorontalo kurus 2, %, normal 6, %, BB lebih 5,2 % dan Obesitas 5, %. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2) bahwa masalah gizi lebih dominan terjadi di daerah erkotaan dariada edesaan. Madrasah Aliyah Al-Huda meruakan salah satu sekolah yang berada di daerah erkotaan. Siswa di Madrasah ini terlihat lebih cenderung kurus. Berdasarkan hasil observasi mereka sering makan jajanan yang ada di sekitar sekolah yang kurang memenuhi standar gizi. Dari survey awal dilakukan engukuran berat dan tinggi badan, diketahui bahwa dari 35 orang (6, %) dari 26 siswa Madrasah Al-Huda status gizi dilihat dari IMT antara lain remaja bergizi lebih 6 orang (, %), remaja bergizi normal 5 orang (42, %), remaja bergizi kurang 4 orang (4 %). Hasil wawancara dengan 5 orang siswa remaja utri dengan gizi salah bahwa engetahui gizi mereka kurang, terutama dalam hal menjaga berat badan ideal dan konsumsi makanan yang tidak berdasarkan kandungan gizinya, mereka sering makan cemilan dan jajan sembarangan hal ini daat memengaruhi kesehatan gizi jika asuan makanan tidak memerhatikan kualitas mauun kuantitas hidangan. Menurut Suariasa dalam (Sautro dan Nurhayati, 24 ) status gizi juga diengaruhi oleh Pendidikan orang tua yang rendah. Selain itu ula, Penghasilan keluarga meruakan faktor yang memengaruhi langsung status gizi yang akan berdamak ada emenuhan bahan makanan terutama makanan yang bergizi. Kondisi tersebut daat berengaruh terhada status gizi, terutama jumlah anak yang banyak dengan keadaan sosial ekonomi cuku akan berakibat ada emenuhan kebutuhan rimernya (Suharjo dalam Setiana, 2). Faktor lingkungan juga memengaruhi status gizi yaitu memengaruhi erilaku hidu sehari hari dan memengaruhi budaya suatu masyarakat ada kebiasaan makan dan kebiasaan aktivitas fisik (Yatim, 2). II. METODE PENELITIAN Jenis enelitian adalah jenis enelitian Observasional analitik. Rancangan yang digunakan adalah Cross sectional tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda. Teknik analisis yang digunakan dalam enelitian ini adalah analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan menggunakan bantuan software SPSS. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian. Deskrisi Madrasah Aliyah Al- Huda Kota Gorontalo Madrasah Aliyah Al-Huda meruakan madrasah swasta yang juga tergabung ke dalam kelomok kerja madrasah di Kota Gorontalo. Madrasah ini hamir sama dengan Al-Khairaat, dikelola dalam lingkungan ondok esantren. Yayasan Al-Huda yang berdiri ada tahun 2 telah menyelenggarakan endidikan agama Islam. 2. Karakteristik Resonden Karakteristik resonden yang ditanyakan dalam enelitian ini yakni umur reonden.

Tabel. Distribusi Resonden Berdasarkan Umur Umur (Tahun) n % 6,4 34 4, 2 3, 2,, Berdasarkan tabel. menunjukkan bahwa sebagian besar resonden berumur tahun sebanyak 34 orang (4,%), aling sedikit berumur 6 tahun sebanyak orang (,4%). Tabel 2. Distribusi Pekerjaan Orang Tua Resonden Pekerjaan Orang Tua n % Pekerjaan Ayah Tukang Bentor 6 22,5 Buruh 4 5,6 Petani, Nelayan 2, Penjual 3 4,2 Pedagang 6,5 Swasta 5 2, Polisi 2 2, Pegawai Negeri Siil 2,, Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga 3 54, Jualan Pakaian,4 Swasta 4, Dagang 3 4,2 Honorer 4 5,6 Sekretaris Desa,4 Pegawai Negeri Siil 3,4, Berdasarkan tabel 2. distribusi ekerjaan ayah resonden menunjukkan bahwa ekerjaan ayah resonden aling banyak yakni sebagai Tukang Bentor sebanyak 6 orang (22,5%) sedangkan ekerjaan ibu aling banyak sebagai ibu rumah tangga berjumlah 3 rang (54,%) dan yang aling sedikit yakni ekerjaan ayah resoden sebagai olisi sebanyak 2 orang (2,%) sedangkan ekerjaan ibu aling sedikit sebaigai enjual akaian dan sekretaris desa berjumlah orang (,4%). Tabel.3. Distribusi Anggota Keluarga Resonden Anggota Keluarga n % 4 2 4, 5 3 52, 5 5,, Berdasarkan tabel 3. distribusi jumlah anggota keluarga resonden menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga resonden aling banyak yakni 5- orang sebanyak 3 orang (52,%) dan yang aling sedikit yakni -5 orang sebanyak 5 orang (,%). 3. Analisa Data Univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dan ersentase dari variabel engetahuan gizi, aktifitas fisik, asuan makanan, endidikan orang tua, endaatan orang tua, jumlah anggota keluarga, dan status gizi.. Pengetahuan Gizi. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Pengetahuan Gizi Persentase (%) Cuku 4 5, Baik 3 42,3, Berdasarkan tabel 4. bahwa engetahuan gizi orang resonden tergolong cuku sebanyak 4 orang (5,%) dan resonden yang memiliki engetahuan gizi baik berjumlah 3 orang (42,3%). 2. Aktifitas Fisik Tabel 5. Distribusi Frekuensi Aktifitas Fisik Aktifitas Fisik Persentase (%) Resiko Tinggi 33 46,5 Resiko Rendah 3 53,5, Berdasarkan data ada tabel 5. diketahui bahwa aktifitas fisik dari orang resonden aling banyak ada resiko rendah berjumlah 3 orang (53,5%) dan aling

sedikit resonden memiliki aktifitas fisik resiko rendah berjumlah 33 orang (46,5%). 3. Asuan Makanan Tabel 6. Distribusi Frekuensi Asuan Makanan Asuan Makanan Persentase (%) Resiko Tinggi 3 52, Resiko Rendah 34 4,, Berdasarkan tabel 6. diketahui bahwa asuan makanan dari orang resonden aling banyak dengan asuan makanan resiko tinggi berjumlah 3 orang (52,%) dan resonden memiliki asuan makanan resiko rendah berjumlah 34 orang (4,%). 4. Pendidikan Ibu Tabel. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Pendidikan Ibu Persentase (%) Rendah 4 5, Tinggi 3 42,3, Berdasarkan table. diketahui bahwa endidikan ibu dari orang resonden aling banyak berendidikan rendah yakni berjumlah 4 orang (5,%) dan resonden dengan endidikan ibu tinggi berjumlah 3 orang (42,3%). 5. Pendaatan Orang Tua Tabel. Distribusi Frekuensi Pendaatan Orang Tua Pendaatan Orang Tua Persentase (%) Rendah 43 6,6 Tinggi 2 3,4, Berdasarkan data ada tabel. diketahui bahwa endaatan orang tua dari orang sebagian besar berendaatan rendah yakni berjumlah 43 orang (6,6%) sedangkan orang tua yang berendaatan tinggi berjumlah 2 orang (3,4%). 6. Anggota Keluarga Tabel. Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Anggota Keluarga Persentase (%) > 4 orang 42 5,2 4 Orang 2 4,, Sumber : Data Primer 25 Dari tabel. diketahui bahwa aling banyak resonden berasal dari anggota keluarga > 4 orang yakni berjumlah 42 orang (5,2%), sedangkan resonden yang berasal dari keluarga yang 4 orang berjumlah 2 orang (4,%).. Lingkungan Tabel. Distribusi Frekuensi Lingkungan Lingkungan Persentase (%) Kurang Baik 24 33, Baik 4 66,2, Berdasarkan tabel. daat dijelaskan bahwa sebagian besar resonden dengan lingkungan yang tergolong baik yakni berjumlah 4 orang (66,2%). Sedangkan resonden dengan lingkungan kurang baik berjumlah 24 orang (33,%).. Tabel. Distribusi Frekuensi Persentase (%) Kurus 2 3, Gemuk 4, Normal 34 4,, Berdasarkan tabel. diketahui bahwa status gizi dari orang resonden, resonden dengan status gizi kurus berjumlah 2 orang (3,%), resonden dengan status gizi gemuk berjumlah orang (4,%) dan resonden dengan status gizi normal berjumlah 34 orang (4,%). 4. Analisa data bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara variabel indeenden (engetahuan gizi, aktifitas fisik, asuan makanan, endidikan orang tua, endaatan orang tua dan jumlah anggota keluarga) terhada variabel deendent (status gizi remaja utri). Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat keercayaan 5% (α=,5).

. Hubungan antara engetahuan dengan status gizi remaja utri Tabel 2. Distribusi berdasarkan Pengetahuan Pengeta huan 46,, 34, Cuku 3 5 4 4, 26, 66, 2 6, Baik 2 3, 3, 4, 4, Total 2 43,,22 Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan engetahuan cuku berjumlah orang (46,3%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar ada resonden dengan engetahuan cuku berjumlah orang (,5%). Hasil uji statisik dengan uji Chi- Square menunjukkan ada hubungan antara engetahuan gizi resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,22. 2. Hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi remaja utri Tabel 3. Distribusi berdasarkan Aktifitas Fisik Aktifit as Fisik Resiko Tinggi Resiko Renda h 3, 3, 3 3, 33 3 3 4, 44,, 2 55, 3, 3 Total 2 3, 4, 34 4,, Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan aktifitas fisik resiko rendah berjumlah orang (44,%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar ada resonden dengan aktifitas fisik resiko tinggi berjumlah orang (3.3%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara aktifitas fisik resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,., 3. Hubungan asuan makanan dengan status gizi remaja utri Tabel 4. Distribusi berdasarkan Asuan Makanan Asuan Makana n Resiko Tinggi Resiko Rendah Total 2 64, 6,, 24 6 3, 2,, 3, 4 2 34, 4 3, 4, 4, 34, Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan asuan makanan resiko tinggi berjumlah 24 orang (64,%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar ada resonden dengan asuan makanan resiko tinggi berjumlah 6 orang (6,2%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara asuan makanan resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. 4. Hubungan endidikan ibu dengan status gizi remaja utri Tabel 5. Distribusi berdasarkan Pendidikan Ibu Pendidi kan Ibu Rendah Tinggi Total 2 46, 3 26, 3, 5 5 2, 2 6, 4, 34 4, 5 56, 4, 4, 3,, Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa lebih besar ada resonden yang memiliki ibu dengan endidikan rendah berjumlah orang (46,3%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk yang memiliki ibu endidikan rendah berjumlah 5 orang (6,%). Hasil uji statisik dengan uji Chi- Square menunjukkan tidak ada hubungan antara endidikan ibu resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,24.,,24

5. Hubungan endaatan orang tua dengan status gizi remaja utri Tabel 6. Distribusi berdasarkan Pendaatan Orang Tua Pendaa tan Orang Tua Rendah 2 Tinggi 6 Total 2 4, 2, 4 3, 2,3 2 32, 4, 3 34 4, 46, 4 4, 43 2,,,, Berdasarkan tabel 6. diketahui bahwa lebih besar ada resonden yang memiliki orang tua dengan endaatan rendah berjumlah 2 orang (4,%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar ada resonden yang memiliki orang tua dengan endaatan tinggi berjumlah orang (32,%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara endaatan orang tua resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,.. Hubungan jumlah anggota keluarga dengan status gizi remaja utri Tabel. Distribusi berdasarkan Anggota Keluarga Anggota Keluarg a > 4 orang 4 Orang Total 2 45, 2 2, 6 3,, 23 34, 5 4, 34 54, 3, 4, 42, 2,,, Berdasarkan tabel. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan jumlah anggota keluarga > 4 orang berjumlah orang (45,2%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk dengan jumlah anggota keluarga 4 Orang berjumlah orang (34,5%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara jumlah anggota keluarga resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,.. Hubungan lingkungan dengan status gizi remaja utri Tabel. Distribusi berdasarkan Lingkungan Lingkun gan Kurang 54, 4, 3 4,2 Baik 2 24, Baik 4 2,, 5, 24 4, Total 2 3, 4, 4, 34, Berdasarkan tabel. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan lingkungan baik berjumlah 4 orang (2,%) sedangkan resonden yang memiliki status gizi gemuk lebih besar dengan lingkungan baik berjumlah orang (,%). Hasil uji statisik dengan uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara Lingkungan resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. IV. Pembahasan. Hubungan engetahuan gizi dengan status gizi remaja utri Madrasah aliyah al-huda Pada enelitian ini menunjukkan ada hubungan antara engetahuan gizi resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,22. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Roselly (2) dan Zahara (2) yang menyatakan bahwa terdaat hubungan yang bermakna antara engetahuan dengan status gizi. Berdasarkan hasil enelitian ini namak bahwa remaja utri sebagian besar memiliki engetahuan cuku tentang gizi dengan status gizi kurus, hal ini namak dari emahaman yang kurang baik terhada kandungan gizi yang terdaat dalam berbagai makanan yang dikonsumsi. Berdasarkan hasil wawancara mereka ada umumnya lebih memilih makanan yang terasa enak dan mengenyangkan tetai rendah kandungan zat gizinya dan tidak mengerti akan entingnya makanan untuk kesehatan, adahal engetahuan tentang gizi sangat enting untuk menjaga keseimbangan gizi. Pengetahuan meruakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan enginderan terhada objek tertentu. Pengetahuan enting dalam embentukan tindakan, aa yang ia lihat akan memengaruhi aa yang ia rasakan dikemudian hari (Notoatmodjo, 22). Dengan,

kata lain seseorang yang telah mengetahui sesuatu hal akan memengaruhi erilakunya untuk melakukan hal menurut engetahuannya. 2. Hubungan aktifitas fisik dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al- Huda Pada enelitian ini menunjukkan ada hubungan antara aktifitas fisik resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Nurusalma (26) dan Martaliza (2) yang menyatakan ada hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi.. Pada enelitian ini diketahui bahwa resonden dengan status gizi gemuk lebih besar dengan aktifitas resiko tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan sehari-hari mereka sebagai elajar. Berdasarkan data yang dierolah dari ihak sekolah bahwa aktifitas remaja sebagian besar banyak dilakukan disekolah selama jam yang meliuti kegiatan belajar dan saat istirahat yang termasuk kegiatan ringan yang tidak menguras energi. Berdasarkan hasil erhitungan aktifitas bahwa kegiatan yang resonden lakukan tidak terlalu banyak dan kegiatan tersebut rutin dilakukan seerti duduk belajar, duduk santai di waktu luang, dan menonton televisi. Berdasarkan hasil wawancara bahwa sebagaian resonden mengatakan mereka kurang beraktifitas fisik karena alasan lelah ulang sekolah, selain itu mereka juga sering menggunakan waktu luang mereka sebagian besar untuk menonton televisiv atauun untuk ekerjaan rumah yang termasuk kegiatankegiatan ringan seerti menyau, cuci iring, mencuci akaian, atau berjalan kaki setia hari. Hasil enelitian menunjukkan bahwa resonden dengan status gizi normal sebagian besar memunyai aktifitas fisik resiko rendah. Sebaliknya, resonden dengan status gizi gemuk sebagian besar memunyai aktifitas fisik resiko tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas fisik memengaruhi status gizi. Aktifitas fisik meruakan salah satu bentuk enggunaan energi, jika aktifitas seseorang kurang sementara energi yang masuk teta atau bahkan lebih tinggi dari kebutuhan, maka energi ini tidak daat digunakan secara otimal. Keseimbangan energi dicaai bila energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal atau normal. Aabila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan, maka akan terjadi kekurangan energi. Akibatnya berat badan akan kurang/kurus dari berat badan seharusnya (ideal). Sebaliknya, kelebihan energi daat terjadi bila konsumsi energi melalu makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Energi ini akan di ubah menjadi lemak tubuh sehingga terjadi berat badan lebih atau kegemukan (Almatsier dalam Nadimin, 2). 3. Hubungan asuan makanan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara asuan makanan resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Indriasari (24) dan Palui (22) yang menyatakan ada hubungan antara asuan makanan dengan status gizi. Berdasarkan tabel 6. sebagian besar resonden memiliki asuan makan resiko tinggi. Hasil recall asuan makanan resonden kurang dari rata-rata yang dianjurkan oleh Angka Kecukuan Gizi (AKG) berdasarkan umur resonden. Berdasarkan wawancara hal ini dikarenakan resonden sering meninggalkan kebiasaan saraan, mengurangi orsi makan dan frekuensi makan (hanya -2 x sehari), dan lebih senang mengkonsumsi snack ringan yang rendah kalori, terutama untuk resonden dengan status gizi gemuk snack meruakan kebiasaan utama dan selingan dalam jumlah yang cuku besar. Selain itu ula resonden lebih memilih makan hanya karena alasan enak dan lebih memilih temat makan yang banyak digemari oleh teman sebaya, dengan kata lain bahwa erilaku makan resonden sering kali di engaruhi oleh teman sebaya. Asuan makanan adalah semua jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi tubuh setia hari. Umumnya asuan makanan di elajari untuk di hubungkan dengan keadaan gizi. Asuan makanan yang cuku bisa berdamak baik ada tercaainya status gizi sedangkan konsumsi makanan yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan mengalami masalah status gizi. Jadi status gizi seseorang sangat tergantung ada tingkat asuan makanan yang dikonsumsi.

4. Hubungan endidikan ibu dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Hasil enelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara endidikan ibu resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,24. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Palui (22) dan Sautro (24) yang menyatakan tidak terdaat hubungan yang bermakna antara endidikan ibu dengan status gizi. Berdasarkan hasil enelitian daat diketahui bahwa resonden yang memiliki status gizi kurus sebagian besar dengan ibu berendidikan rendah. Pendidikan orang tua tidak berhubungan secara langsung dengan status gizi remaja utri di Madrasah Aliyah Al-Huda. Tingkat endidikan juga berkaitan dengan tingkat engetahuan, di mana semakin tinggi tingkat endidikan akan semakin baik ula emahaman dalam emilihan bahan makanan. Pendidikan formal orang tua yang tinggi menunjukkan bahwa orang tua lebih mudah menerima informasi yang berhubungan dengan gizi namun informasi yang didaatkan orang tua tidak serta merta langsung berdamak ada eningkatan gizi anak jika tidak ada erubahan erilaku untuk melakukannya seerti kesibukan orang tua dengan urusannya. Jadi endidikan hanya berengaruh terhada kemamuan orang tua menerima informasi (Tinneke, 2). 5. Hubungan endaatan orang tua dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara endaatan orang tua resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Indraaryani (2) dan Musadat (2). Pekerjaan orang tua erat kaitannya dengan enghasilan keluarga. Keluarga dengan endaatan terbatas besar kemungkinan kurang daat memenuhi kebutuhan makanannya baik kualitas mauun kuantitas. Orang tua dengan mata encaharian yang relatif teta jumlahnya setidaknya daat memberikan jaminan sosial yang relatif aman keada keluarga dibandingkan ayah dengan ekerjaan tidak teta. Sedangkan status ekerjaan ibu daat memengaruhi erilaku dan kebiasaan anak (Maulina dalam Tinneke 2). 6. Hubungan jumlah anggota keluarga dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Berdasarkan tabel. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan jumlah anggota keluarga > 4 orang berjumlah orang (45,2%). anggota keluarga yang banyak akan memengaruhi konsumsi makanan keluaraga. Aabila besarnya keluarga bertambah makaangan untuk setia orang berkurang, hal ini juga berkaitan erat dengan endaatan orang tua, berdasarkan hasil enelitian orang tua resonden sebaian besar memiliki ekerjaan yang tidak teta dengan enghasilan rendah. Hasil uji statisik menunjukkan ada hubungan antara jumlah anggota keluarga resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Khair (2) dan Oktaviani (2) dan yang menyatakan ada hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan status gizi. anggota keluarga yang besar akan memengaruhi distribusi makanan terhada anggota keluarga terutama ada keluarga dengan endaatan rendah yang terbatas kemamuannya dalam menyediakan angan sehingga akan beresiko terhada keadaan gizi kurang.. Hubungan faktor lingkungan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda Berdasarkan tabel. diketahui bahwa lebih besar ada resonden dengan lingkungan baik berjumlah 4 orang (2,%). Hasil uji statisik menunjukkan tidak ada hubungan antara Lingkungan resonden dengan status gizi, nilai robabilitas () =,. Penelitian ini sejalan dengan enelitian Pusitawati (2) yang menyatakan tidak ada hubungan antara lingkungan dengan status gizi. Berdasarkan tabel. bahwa remaja utri sebagian besar sudah memanfaatkan temat makan disekitar sekolah. Berdasarkan hasil recall bahwa kandungan zat gizi asuan makanan masih kurang dari rata-rata anjuran berdasarkan angka kecukuan gizi. Hal ini juga terjadi karena keadaan remaja yang mudah diengaruhi oleh lingkungan sekitar, remaja sering makan tidak teratur, melewatkan waktu makan agi, siang, malam yang seharusnya dilakukan. Berdasarkan hasil

wawancara bahwa remaja utri melewatkan makan agi dan malam karena ingin tamil lebih kurus. Orang tua juga memengaruhi ola konsumsi makan anak, dimana orang tua tidak menyediakan saraan atau bekal dan memilih memberikan uang saku, ini juga di engaruhi oleh merebaknya budaya jajan. Lingkungan temat makan berkaitan erat enyedia makanan itu sendiri. Makanan yang baik bukan saja banyak zat gizi tetai cara enyajiannya juga memengaruhi kualitas suatu makanan. Seerti ketersediaan air bersih, eralatan makan yang bersih dan cara enyimanan baik. Berdasarkan hasil observasi banyak edagang disekitar sekolah yang menyediakan makanan jajanan ceat saji seerti nugget, somay. Berdasarkan hasil wawancara bahwa sekolah tersebut belumernah ada sosialisasi oleh ihak kesehatan khususnya tentang gizi itu sendiri. V. Kesimulan Berdasarkan hasil enelitian daat di simulkan bahwa variabel yang berhubungan dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al-Huda adalah engetahuan dengan nilai,22, aktifitas fisik dengan nilai,, asuan makanan dengan nilai,, endaatan orang dengan nilai,, jumlah anggota keluarga dengan status gizi remaja utri Madrasah Aliyah Al- Huda dengan nilai, dan variabel yang tidak berhubungan dengan status gizi adalah endidikan ibu dengan nilai,24, faktor lingkungan dengan nilai,.. VI. REFERENSI Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 22. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana Prenada Media Grou. Jakarta Allo, B. 23. Hubungan antara engetahuan dengan kebiasaan fastfood dengan kejadian gizi lebih ada siswa sekolah dasar negeri Sudirman Makassar. Skrisi. FKM UH. Makassar. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Deartemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, et. al. 23. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Rev. Ed. PT Rajagrafindo Persada. Deok Indriasari, 24. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi siswa SMUN Deok Tahun 24. Skrisi. FKM UI. Deok (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Indraaryani, 2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Remaja Putri ada Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kota Padang Proinsi Sumatera Barat Tahun 2. Skrisi. Universitas Indonesia. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Khair, N. 2. Status gizi murid kelas sekolah menengah ertama di kelurahan Pasir Nan Tigo Kecamatan Kota Tangah. Skrisi. Universitas Andala. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Martaliza, W R. 2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Lebih Pada Polisi di Keolisian Resort Kota Bogor Tahun 2 (Skrisi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. (Di Akses Tanggal Desember 24) Musadat, A. 2. Analisis faktor yang memengaruhi kegemukan ada anak di rovinsi Sulawesi Selatan. Tesis. IPB. Bogor. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Notoatmodjo, S., 22, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cita, Jakarta. Nurusalma, N. 26. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Karyawan Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 26. Skrisi. FKMUI. Deok (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Oktaviani, D. 2. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Anggota Keluaraga, Karakteristik Remaja Dan Orang Tua Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Skrisi. FKM UNDIP. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Palui, M. 22. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gizi Kurang ada Siswa di 4 SMA/SMK terilih di Kota Deok Jawa Barat Tahun 2. Skrissi. FKM UI. Deok (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Pusitasari, DA. 22. Perubahan ada Anak Gizi Kurus yang Mengikuti Pemulihan Gizi di Klinik PTTK dan EK. FKMUI. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Riskesda, 2. Laoran Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)Provinsi Gorontal. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Deartemen Kesehatan RI. 2

Riskesda, 23. Riset Kesehatan Dasar 23. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Deartemen Kesehatan RI. 23 Roselly, P. 2. Gizi Remaja Putri. Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia. Jakarta. (Di Akses Tanggal 2 Juni 25) Sautro dan Faridha N, 24. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Siswa (jurnal). Universitas Negeri Surabaya. (Di Akses Tanggal Desember 24) Setiana, L S. 2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Energi Dan Protein Pada Peserta Didik Di Man Insan Cendekia Serong Tahun 2 (Skrisi). Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. (Di Akses Tanggal Desember 24) Surasno, M. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia rogram S reguler angkatan 25-2 Tahun 2. Skrisi. FKM UI. Deok (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Tinneke, P. 2. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gizi Kurang Siswa di 3 Kecamatan Kabuaten Kamar Tahun 2. FKM. Universitas Indonesia. (Di akses Tanggal 2 Juni 25) Zahara, N. 2. Hubungan antara asuan makanan, erilaku makan, dan faktor lainnya dengan status gizi kurus ada mahasiswa S reguler angkatan 2-2 fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia tahun 2. Skrisi. FKM UI. Deok. (Di akses Tanggal 2 Juni 25)