kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan
|
|
- Ade Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hubungan Antara Kebiasaan Makan Dan Status Ekonomi Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri Usia Tahun Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Nur Afika*) Auly Tarmali**) Sigit Ambar Widyawati**) *) Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo **) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Abstract Research porposes know the correlation between eating and economic status with chronic energy deficiency incidence on female teenegers aged years old at Sidomukti Village BandunganSubdistrid Semarang Regency. Namely 497 people with samples as many as 60 respondents taken in quota sampling. Design used analytic with cross sectional approach. Instrument data collection used a questionnaire and LILA ribbon was analyzed with chi-square test (α= 0.05). the research do not the correlation between eating and economic status with chronic energy deficiency incidence on female teenegers aged years old at Sidomukti Village BandunganSubdistrid Semarang Regency Keywords :eating habit, economic status, chronic energy deficiency incidence Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan status ekonomi dengan kejadian KEK pada remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan. Populasi dalam penelitian ini sebesar 487 dengan sampel 60 responden dengan teknik sampling quota sampling. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pita LILA, dianalisis dengan uji chi-square (α= 0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan makan dan status ekonomi dengan kejadian kekurangan energi kronis (KEK) pada remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kata kunci : kebiasaan makan, status ekonomi, kekurangan energi kronis Pendahuluan Kelompok rawan gizi merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah gizi kurang. Kelompok rawan gizi tersebut meliputi: ibu hamil,ibu menyusui,balita,dan Wanita Usia Subur (WUS). Oleh karena itu, kelompok rawan gizi ini harus menjadi perhatian utama agar terhindar dari permasalah gizi. Remaja putri termasuk kedalam kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan fisik dan kematangan seksual yang jika tidak diperhatikan kebutuhan gizinya akan berdampak pada arah gizi salah, sehingga akan mempengaruhi tumbuh kembang pada remaja putri dan selanjutnya pada saat ia hamil kelak. Permasalahan gizi pada remaja umumnya muncul dikarenakan
2 perilaku kebiasaan makan remaja yang tidak seimbang antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Masalah gizi yang dapat terjadi meliputi: kelebihan berat badan, anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK). Berdasarkan laporan Riskesdas (2013) prevalensi risiko KEK wanita usia subur (15-49 tahun) secara angka nasional sebesar 24,2%. Prevelesi risiko KEK terendah Pulau Bali (10,1%) dan tertinggi Nusa Tenggara Timur (45,5%). Sebanyak 13 Provinsi dengan risiko KEK diatas angka nasional yaitu: Maluku Utara, Papua Barat, Banten, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimatan Selatan, Maluku, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, Nusa Tenggara Timur. Sedangkan pada wanita usia subur kelompok tidak hamil umur tahun prevalensinya naik sebesar 15,7%. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan banyak keluarga tidak lagi mampu memperoleh makanan yang layak, karena harga yang melambung tinggi dan jumlah pendapatan yang menurun. Sebagian besar masyarakat yang kurang gizi disebabkan oleh ketidakadanya ketersediaan pangan pada skala rumah tangga terutama pada masyarakat miskin. Pada masyarakat yang kondisi ekonominya rendah (pendapatan di bawah UMR) akan mempengaruhi pemilihan jenis makanan dan jumlah makanan yang dikonsumsi juga (Timmerck,2005). Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti sebanyak 497 orang dengan sampel 60 orang dengan kriteria inklusi dan kriterian eksklusi. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner pedoman wawancara. Dan untuk kejadian KEK menggunakan pita LILA dengan hasil ukur <=23,5 cm dikatakan KEK dan > 23,5 cm dikatakan tidak KEK. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil Tabel 1 distribusi frekuensi kebiasaan sarapan pagi remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Sarapan pagi 19 31,7 pernah Kadang kadang Sering ,0 23,3 yang mempunyai kebiasaan sarapan pagi tidak pernah sebesar 19 responden (31,7%), sedangkan responden yang kadang-kadang sarapan pagi sebesar 27 responden (45,0%) dan yang sering sarapan pagi sebesar 14 responden (23,3%)
3 Tabel 2 distribusi frekuensi kebiasaan makan dirumah remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Makan dirumah 15 25,0 pernah Kadang kadang Sering ,3 21,7 yang mempunyai kebiasaan makan dirumah kadang-kadang sebesar 32 responden (53,3%) lebih banyak dibandingkan dengan yang mempunyai kebiasaan sering sebesar 13 responden (21,7%) Tabel 3 distribusi frekuensi kebiasaan ngemil remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Ngemil /makanan ringan Sering 32 53,3 Kadang kadang pernah ,7 5,0 yang mempunyai kebiasaan ngemil kadang-kadang sebesar 25 responden (41,7%), sering 32 responden (53,3%) dan yang mempunyai kebiasaan tidak pernah ngemil sebesar 3 responden (5,0%) Tabel 4 distribusi frekuensi kebiasaan makan instan remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Makanan instan Sering 26 43,3 Kadang kadang pernah ,7 5,0 responden diidapatkan responden yang mempunyai kebiasaan makan makanan instan/siap saji kadangkadang sebesar 31 responden (43,3%) lebih besar dibanding dengan yang mempunyai kebiasaan tidak pernah ngemil sebesar 3 responden (5,0%) Tabel 5 distribusi frekuensi makan remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Frekuensi makan 1kali 4 6,7 2kali 3kali ,7 36,7 yang mempunyai frekuensi makan 2kali sebesar 34 responden (56,7%), frekuensi 3kali sebesar 22 responden (36,7%) dan yang mempunyai frekuensi makan 1kali sebesar 4 responden (6,7%)
4 Tabel 6 distribusi status ekonomi remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Status Ekonomi Kurang 25 41,7 Cukup 35 58,3 dengan ekonomi kurang sebesar 25 responden (41,7%) dan dengan ekonomi cukup sebesar 35 responden (58,3%). Tabel 7 distribusi kejadian KEK remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kejadian KEK KEK 23 38, ,7 KEK yang mengalami KEK yaitu sebesar 23 responden (38,3%) dan yang tidak KEK sebesar 37 responden (61,7%) Tabel 4.8.Hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kejadian KEK pada remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Tabel 4.9.Hubungan kebiasaan makan dirumah dengan kejadian KEK pada remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Sarapan pagi KEK KEK Total p-value pernah 10 52,6 9 47, ,0 Kadangkadang 0, , , ,0 Sering 3 21, , ,0 Berdasarkan dari tabel diatas KEK dengan kebiasaan tidak didapatkan persentase responden pernah sebesar (40,4%). Hasil lebih tinggi yang memiliki kebiasaan analisis uji chi-square didapatkan sering sarapan pagi yang tidak nilai p=0,157 artinya bahwa tidak mengalami KEK sebesar (78,6%) ada hubungan antara kebiasaan dibanding dengan yang mengalami sarapan pagi dengan kejadian KEK Makan KEK KEK Total dirumah pernah 7 46,7 8 53, ,0 Kadangkadang 12 37, , ,0 Sering 4 30,8 9 69, ,0 p-value 0,544
5 Berdasarkan tabel diatas didapatkan persentase responden lebih tinggi yang memiliki kebiasaan tidak pernah makan dirumah yang mengalami KEK sebesar (46,7%) responden dibandingkan dengan responden yang memiliki kebiasaan sering makan dirumah yang mengalami KEK sebesar (30,8%). Sedangkan persentase yang tidak mengalami KEK lebih tinggi yang mempunyai kebiasaan sering makan dirumah sebesar (69,2%)Dari hasil analisis uji chi-square didapatkan nilai p=0,544, maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan makan dirumah dengan kejadian KEK Tabel 4.10.Hubungan kebiasaan ngemil dengan kejadian KEK pada remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Ngemil KEK KEK Total Sering 10 31, , ,0 Kadang-kadang 12 48, , ,0 pernah 1 33,3 2 66, ,0 Berdasarkan tabel diatas didapatkan persentase responden lebih tinggi kebiasaan kadangkadang ngemil yang mengalami KEK sebesar (48,0%) dan dibanding dengan yang mempunyai kebiasaan sering sebesar (31,2%) responden. Sedangkan persentase yang tidak mengalami KEK lebih tinggi responden mempunyai kebiasaan p-value 0,1000 sering ngemil/makanan ringan sebesar (68,8%) dibandingkan dengan yang kadang-kadang ngemil sebesar (52,0%). Dari hasil analisis uji chi-square didapatkan nilai p=0,1000, maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan ngemil dengan kejadian KEK Tabel 4.11.Hubungan kebiasaan makan instan dengan kejadian KEK pada remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Makan instan KEK KEK Total Sering 8 30, , ,0 Kadangkadang 13 41, , ,0 pernah 2 66,7 1 33, ,0 p-value 0,552
6 Berdasarkan tabel diatas didapatkan persentase responden mengalami KEK lebih tinggi responden mempunyai kebiasaan tidak pernah makan instan sebesar (66,7%) responden dibanding dengan yang sering makan instan sebesar (30,8%).Sedangkan yang tidak mengalami KEK lebih tinggi responden mempunyai kebiasaan sering makan instan sebesar (69,2%) dibandingkan dengan yang tidak pernah makan instan sebesar (33,3%). Hasil analisis uji chi-square didapatkan nilai p=0,552, maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada hubungan antara makan makanan instan/siap saji dengan kejadian KEK Tabel 4.12.Hubungan frekuensi makan dengan kejadian KEK pada remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Frekuensi KEK KEK Total p-value makan 1kali 1 25,0 3 75, ,0 2kali 12 35, , ,0 0,1000 3kali 10 45, , ,0 dengan yang memiliki frekuensi Berdasarkan tabel diatas didapatkan makan 3 kali sebesar (54,5%). Hasil persentase responden mengalami analisis uji chi-square didapatkan KEK lebih tinggi responden nilai p=0,1000, maka Ho diterima, memiliki frekuensi makan 3kali artinya bahwa tidak ada hubungan sebesar (45,5%) dibandingkan antara frekuensi makan dengan dengan responden yang memiliki kejadian KEK frekuensi makan 1 kali sebesar (25,0%). Sedangkan yang tidak mengalami KEK lebih tinggi responden memiliki frekuensi makan 1kali sebesar (75,0%) dibandingkan Tabel 4.13.Hubungan status ekonomi dengan kejadian KEK pada remaja putri usia tahun di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Status ekonomi KEK KEK Total Kurang 11 44, , ,0 Cukup 12 34, , ,0 p-value 0,622 Berdasarkan tabel diatas didapatkan persentase bahwa responden yang mengalami KEK dengan status ekonomi kurang (44,0%) lebih besar
7 dibanding dengan status ekonomi cukup (34,3%). Sedangkan persentase yang tidak mengalami KEK dengan status ekonomi kurang (56.0%) lebih sedikit dibanding dengan status ekonomi cukup (65,7%). Hasil analisis uji chi-square didapatkan nilai p = 0,622, maka Ho diterima yang artinya bahwa tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian KEK. Pembahasan Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa untuk variabel kebiasaan makan yang meliputi : kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan makan dirumah, kebiasaan ngemil, kebiasaan makan instan, didapatkan bahwa kebanyakan responden memiliki kebiasaan kadang-kadang mereka melakukan kebiasaan makan tersebut dibanding dengan yang memiliki kebiasaan sering dan tidak pernah, sedangkan untuk frekuensi makan didapatkan paling banyak memiliki kebiasaan makan sehari 2 kali dibanding dengan yang 1 kali dan 3 kali. Untuk status ekonomi sendiri didapatkan lebih banyak responden dengan ekonomi cukup dibanding dengan ekonomi kuarang. Begitu pula dengan kejadian KEK lebih banyak responden yang tidak mengalami KEK dibanding dengan yang mengalami KEK. Hubungan kebiasaan makan dengan kejadian KEK. Untuk kebiasaan makan meliputi: kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan makan dirumah, keiasaan ngemil, kebiasaan makan instan, dan frekuensi makan, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan makan dengan kejadian KEK. Hal ini disebabkan karena dimasyarakat sana mereka tidak terbiasa atau tidak memiliki budaya sarapan pagi karena alasan tidak ada waktu untuk masak makanan sarapan pagi, kebanyakan remaja disana masih mempunyai kebiasaan makan diluar rumah dibandingkan dengan makan dirumah karena pengaruh ajakan dari teman sebaya maupun lingkungan disana.sebagian dari remaja disana sudah ada yang membatasi atau memperhatikan pola cemilan mereka adapula yang sembarangan ngemil, untuk makanan instan sendiri mereka masih banyak yang suka makan makanan instan berupa mie instan sedangkan frekuensi makan mereka tidak terlalu diperhatikan, tetapi juga ada yang memperhatikan frekuensi makan karena takut gemuk. Hal ini menunjukkan bahwa sesering apapun atau tidak pernah sarapan pagi, makan dirumah, ngemil, makan instan, seberapa frekuensi makan maka tidak akan berpengaruh ke kejadian KEK itu sendiri. Kebiasaan makan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktifitas remaja sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan remaja. Remaja mulai dapat membeli makanan dan mempersiapkan makanan untuk mereka sendiri, dan biasanya remaja lebih suka makanan yang serba instan dan berasal dari luar rumah (Suhardjo,1989) Hubungan status ekonomi dengan kejadian KEK
8 Didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian KEK. Hal ini dikarena ditempat penelitian sendiri masih banyak remaja yang terpengaruh dengan budaya dan perilaku diet yang ada dilingkungan masyarakat sekitar, maka dari itu meskipun tingkat ekonominya cukup maupun kurang maka tidak ada pengaruhnya terhadap kejadian KEK. Keluarga dengan tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian pendapatan mereka untuk makanan sedangkan semakin banyak uang maka semakin baik makanan yang diperoleh, karena sebagian besar pendapatan akan digunakan untuk membeli bahan makanan yang diinginkan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Keluarga yang tergolong mampu menpunyai persediaan pangan yang mencukupi,bahkan berlebih untuk sepanjang tahun (Berg,1996) Kesimpulan 1. Status ekonomi di Desa Sidomukti lebih banyak yang ekonomi cukup sebesar 35 (58,3%) responden dan ekonomi kurang sebesar 25 (41,7%) responden. 2. di Desa Sidomukti yang mengalami KEK sebesar 23 (38,3%) dan yang tidak KEK 37 (61,7%). 3. Nilai p>α, p=0,622 maka tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian KEK 4. Nilai p>α, p=0,157 maka tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan kekjadian KEK. 5. Nilai p>α, p=0,544 maka tidak ada hubungan antara kebiasaan makan dirumah dengan kekjadian KEK 6. Nilai p>α, p=0,1000 maka tidak ada hubungan antara kebiasaan ngemil dengan kekjadian KEK. Nilai p>α, p=0,552 maka tidak ada hubungan antara kebiasaan makan instan dengan kekjadian KEK. 7. Nilai p>α, p=0,1000 maka tidak ada hubungan antara frekuensi makan dengan kekjadian KEK Saran 1. Untuk remaja yang mengalami KEK diharapakan untuk memperhatikan tentang asupan makan.dan meningkatkan pengetahuan mengenai masalah gizi. 2. Untuk instansi kesehatan diharapkan perlu melakukan penyuluhan dan edukasi mengenai masalah gizi. Khususnya bagi remaja putri dan wanita usia subur Daftar pustaka 1. Berg Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Wanita Usia Subur. Jakarta: ( ) 2. Soekirman Gizi Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya 3. Suharjdo Sosio Budaya Gizi. IPB Bogor 4. Riset Dasar Kesehatan (RIKESDAS) Kabupaten Semarang tahun 2007
Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo
Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo Nur Khasanah *), Yuliaji Siswanto **), Sigit Ambar Widyawati **) *) Mahasiswi PSKM STIKES
Lebih terperinciRizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAWE, KUDUS Rizqi Mufidah *), Dina
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : UMI NADHIROTUN NIKMAH NIM. 040112a055 PROGRAM STUDI DIPLOMA III
Lebih terperinciHUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)
HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi
Lebih terperinciKeywords: Anemia, Social Economy
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya
Lebih terperinciFAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE Musni 1, St. Malka 2, Ria Asriyani 3 1 AKBID Bataritoja Toja Watampone 2 AKBID Bataritoja
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BELIMBING PADANG FACTORS RELATED TO CHRONIC ENERGY DEFICIENCY (CED) TO PREGNANT WOMAN IN BELIMBING HEALTH
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Rismintarti Sulastinah 1610104193 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK DIPLOMA IV
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
32 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan cross sectional yaitu untuk mengetahui kedua variabel baik dependen maupun independen yang dilakukan observasi pada saat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 72-76 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN The Associated
Lebih terperinciHUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA MAKASSAR Socio-Economic Relations with Chronic Energy Deficiency (CED) for Preconceptions Women in Makassar
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG ANGGIANI NURHASNA FURQI D11.2012.01525 PEMINATAN EPIDEMIOLOGI PEMBIMBING : KRISWIHARSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Landasan kebijakan program pangan dan gizi dalam jangka panjang di tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17 tahun 2007 tentang Rencana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan pangan. Banyak kasus kurang gizi disebabkan karena rendahnya pemahaman pola konsumsi yang sehat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Usia
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinciArtikel Penelitian Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo Kabupaten Semarang
Artikel Penelitian Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo Kabupaten Semarang Runingsih*), Auly Tarmali**), Puji Pranowowati***) *) alumnus Program
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN
HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Noorhidayah 1, Fadhiyah Noor Anisa 2, Titin eka wati 1 STIKES Sari Mulia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penurunan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs) untuk menurunkan kematian anak.
Lebih terperinciHUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016
HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016 Ahmad Huda Ermawan 1, Diyan Indriyani 2, Siti Kholifah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014
HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 Wachyu Amelia Dosen STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: amelia.wachyu@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) 1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS (Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai masalah gizi yang cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah adanya gangguan pada perorangan
Lebih terperinciEndah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
HUBUNGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STATUS GIZI KURANG PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri) Endah Retnani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu periode dalam kehidupan manusia, remaja sering dianggap memiliki karakter yang unik karena pada masa itulah terjadi perubahan baik fisik maupun psikologi.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PANGAN-NON PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PANGAN-NON PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI dan SANGKRAH, KECAMATAN PASAR KLIWON, SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nur Khatim AH Tiaki 201510104338 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA
Lebih terperinciKAJIAN ANEMIA PADA SISWI SMA DI KABUPATEN SEMARANG
KAJIAN ANEMIA PADA SISWI SMA DI KABUPATEN SEMARANG Yuliaji Siswanto 1), Sigit Ambar Widyawati 2) 1,2) Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Email: yuliaji2000@gmail.com Email: sigitambar@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa yang terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak yang sehat merupakan anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental yang normal, sesuai dengan umur mereka. Anak yang sehat memiliki status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran seorang anak merupakan anugerah bagi setiap keluarga, banyak harapan yang tumbuh saat mengetahui seorang wanita hamil karena kehadiran seorang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium Developmet Goals) ke 5 yaitu Meningkatkan Kesehatan Ibu, diperlukan upaya-upaya yang efektif dan
Lebih terperinciPENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Fidyah Aminin 1) Atika Wulandari 1) Ria Pratidina Lestari 1) 1) Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang fidyahaminin@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hasil analisis data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2005) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan gizi kurang pada anak usia sekolah yaitu
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciISSN Vol 2, Oktober 2012
ISSN 2 57 Vol 2, Oktober 22 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN JENIS SARAPAN PAGI SERTA TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V SDN PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG SYAFRIANI Dosen
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN, KECAMATAN DAWAN, KLUNGKUNG
GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN, KECAMATAN DAWAN, KLUNGKUNG Patricia Stephanie 1, Sari Komang Ayu Kartika 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG
HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu bangsa akan maju dan mandiri jika manusianya berkualitas. Banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan penelitian dengan menggunakan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan memegang peran sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini,
Lebih terperinciSIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL
SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL Arifah Istiqomah, Ari Sulistyawati, Dianata Nikmah Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja putri adalah kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi kronis, kurang energi protein dan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE () PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Novayanti Murdaningsih,
Lebih terperinciSTUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J
ARTIKEL ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah dibuktikan dari berbagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012
HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah kadar hemoglobin 1. Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia,
Lebih terperinciBUDAYA PANTANG MAKAN, STATUS EKONOMI, DAN PENGETAHUAN ZAT GIZI IBU HAMIL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN STATUS GIZI. Abstrak
BUDAYA PANTANG MAKAN, STATUS EKONOMI, DAN PENGETAHUAN ZAT GIZI IBU HAMIL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN STATUS GIZI Aisyah Susanti 1, Rusnoto 2, Nor Asiyah 3 Abstrak Kurang energi kronik merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian Ibu (AKI) menjadi indikator penting untuk menilai derajat kesehatan suatu negara, tercatat dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
Lebih terperinciISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia
ISSN 2442-7659 InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI di Indonesia 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan
Lebih terperinciPENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*
PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih* *Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Lebih terperinciVolume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Mendapatkan Gelar
Lebih terperinciAdequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty
Lebih terperinciThe Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby
The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby Ina Kuswanti and Jenny Marcelina Faot Abstract Background: The giving of exclusive mother s milk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANGSA LAMA KOTA LANGSA TAHUN 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN URANGAN ENERGI KRONIK () PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANGSA LAMA KOTA LANGSA TAHUN 2015 Lili Angriani Lubis 1, Zulhaida Lubis 2, Evawany Aritonang 2 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP NEGERI 9 MANADO. Junita Ch. Wenas*, Adisti A. Rumayar*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN KECAMATAN DAWAN KLUNGKUNG BALI 2014
GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN KECAMATAN DAWAN KLUNGKUNG BALI 214 Patricia Stephanie 1, Sari Komang Ayu Kartika 2 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS WEDI KLATEN
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS WEDI KLATEN Sri Handayani 1), Suci Budianingrum 2) Abstrak : Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Paritas, jarak kehamilan, usia,usia kehamilan, pekerjaan, ibu hamil dan KEK Kepustakaan : 26 ( )
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN URANGAN ENERGI KRONIS () PADA IBU HAMIL DI BPM NY. SRI WIDYANINGSIH, AM.KEB DESA LEMAHIRENG KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Rizka Aprillia Ardani*Puji
Lebih terperinci142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016
142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016 ANALISIS PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI Analysis Of Reproductive Health Knowledge Of Exposure
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA DIET DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWA KEBIDANAN D IV STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN POLA DIET DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWA KEBIDANAN D IV STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Rizki Nuraeni 201410104185 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan seseorang mengalami masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, pada masa ini seseorang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO Fitri Wulandani Suikromo 1), Ardiansa Tucunan 1), Christian Tilaar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional atau penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI YANG BERUSIA 40 TAHUN KE ATAS DI KELURAHAN BAHOI KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Indra Galia Kudati*, Budi
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords :Chronic Energy Deficiency, Adolescent Girl, Level of Energy Consumption, Level of Protein Consumption, Body Mass
Hubungan Pengetahuan,Sikap,Tingkat Konsumsi Energi, Protein, dan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan Kekurangan Energi Kronik pada Remaja (Studi disekolah Menengah Kejuruan Islamic Centre Baiturrahman Semarang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015 Irmayanti STIKes Prima Program Studi Kesehatan Masyarakat Korespondesi penulis: irmayanti.harahap@stikesprima-jambi.ac.id
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI
HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI SARA HERLINA Program Studi D-III Kebidanan, Universitas Abdurrab Jalan Riau Ujung No.73 Pekanbaru Telp (0761) 38762 Handphone 085365970717 E-mail
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015 Dhesy Kusumaningrum*), Heni Hirawati P.**), Rosalina***) *) Alumnus Program Studi Diploma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu sangat mendambakan kesehatan karena hal itu merupakan modal utama dalam kehidupan, setiap orang pasti membutuhkan badan yang sehat, baik jasmani maupun
Lebih terperinciDea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT
(THE RELATION BETWEEN THE CHARACTERISTICS OF PREGNANT WOMEN WITH CHRONIC SHORTAGE OF ENERGY IN THE EVENT OF HEALTH ABORTION BANJARHARJO BREBES DISTRICT YEAR 2013) Dea Riskha Fitriliana 1 1 ) Dosen tetap
Lebih terperinciKEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016
KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Iffah Indri Kusmawati 201510104258 PROGRAM
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR
ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Hafifah Wijayanti 201510104280 PROGRAM STUDIBIDAN
Lebih terperinciHubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Manuscript Oleh : Dhafid Rudi Styawan G2A008033 PROGRAM STUDI S1
Lebih terperinci