o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

dokumen-dokumen yang mirip
Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

D. ucapan benar E. usaha benar

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Dāna. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin. Sunday, October 6, 13

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Sifat Agung dari Tiga Permata

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

Dhammavihārī Buddhist Studies. DHAMMAVIHARI. Pāramī (3) Penolakan

Brahmavihāra (1) Pendahuluan. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Brahmavihāra (3) Bagaimana Melatihnya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

BRAHMAVIHĀRA (2) KEDIAMAN LUHUR

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

KAMMA (9)

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mahā Maṅgala Sutta (1)

6. Pattidāna. (Pelimpahan Kebajikan) hp , pin bb.2965f5fd

DEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA BAHAN SHARING COOL PEMUDA Minggu I; Bulan: Februari 2011

62 Pandangan Salah (6)

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

1. Mengapa bermeditasi?

Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

Dhammacakka Pavattana Sutta!

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

62 PANDANGAN SALAH (1)

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Jadwal Kagyu Monlam ke December January, 2013

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

Kehidupan Agung dan Prajna yang Tak Terbayangkan (Unfathomable Exalted Life and Transcendental Wisdom).

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda

Ikhtisar Objek (3) (Ālambaṇasaṅgaha) Dhammavihārī Buddhist Studies

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI

Rangkuman Isi Buku Dasar Dasar Meditasi ( The Science of Meditation ) karya : Torkom Saradayrian

Lima Daya Pengendali. Pañcindriya. Dhammavihārī Buddhist Studies

BAB IV MAKNA SELIBAT DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN PARA BIKKHU/BIKKHUNI DI BANDAR LAMPUNG

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan

Sampayoganaya Metode Asosiasi (2) Dhammavihārī Buddhist Studies

Dhammavihārī Buddhist Studies LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA

MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (15) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 05 Agustus 2005 s.d. tanggal 23 September 2005

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015

Aturan -Moralitas Buddhis

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA

Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

Sila-sila Zhen Fo Zong

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (13) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 27 April 2005 s.d. tanggal 15 Juni 2005

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Kesadaran terhadap Napas (Anapanasati)

Agama Buddha dan Kehidupan Sosial (Konsep dasar pola pikir Buddhis berdasarkan Sutta)

Abhidhammatthasaṅgaha

Beberapa Kunci Penting Dalam Latihan

SAMATHA DAN VIPASSANâ

Gatha Dasar Jalan Tengah (Mulamadhyamakakarika) The Fundamental Wisdom of the Middle Way oleh Arya Nagarjuna. Pengantar

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (8) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 21 Agustus 2004 s.d. tanggal 09 Oktober 2004

Kelahiran dan Kematian

Dhamma Inside. Munculkan Sebab-Sebabnya. Jalan Yang Sederhana. Manusia. Vol Agustus 2015

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli

藥師琉璃光如來 ( 藥師佛 ) Yao Shi Liu Li Guang Ru Lai (Yao Shi Fo) Bhaisajyaguru Buddha

Aktifitas Kagyu Monlam ke 31 Tahun 2014

22. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Amatilah citta kita. Jika kita benar-benar percaya

Kembali kepada Ketulusan Hati untuk Berbuat Baik

Abhidhammatthasaṅgaha

SAMATHA AND VIPASSANA SAMATHA DAN VIPASSANA

Human Character & Behavior

oleh Tog-me Zong-po (Thogs.med bzang.po, )

Dharmayatra tempat suci Buddha

Transkripsi:

o Apakah yang dimaksud dengan pāramī? Pāramī adalah kualitas mulia seper/ memberi, dll., yang disertai oleh belas kasih dan cara- cara yang baik (upāya kosalla) serta /dak ternoda oleh nafsu- keinginan, kesombongan dan pandangan- salah.* o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā. o Perbedaannya terletak pada /ngkatan dan lama waktu berprak/knya. Jadi, pāramī adalah persyaratan universal untuk pembebasan dimana se/ap mahluk harus memenuhinya sampai paling /dak ke /ngkatan minimum untuk menghasilkan buah dari Jalan yang membebaskan.

Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyempurnakannya o Minimum: 4 asaṅkheyya dan 100 Mahā kappa.* o Menengah: 8 asaṅkheyya dan 100 Mahā kappa.** o Maksimum: 16 asaṅkheyya dan 100 Mahā kappa.*** Catatan: * Untuk para Buddha dimana kebijaksanaan nya dominan. ** Untuk para Buddha dimana keyakinan nya dominan. *** Untuk para Buddha dimana energi nya dominan.

1) Sammāsambuddha: o Tanpa bantuan guru. o Memutar roda Dhamma. o Pemimpin sāsana. 2) Paccekabuddha: o o o 3) Arahat: o o Tiga Jenis Individu yang Tercerahkan Sempurna Menyendiri. Tanpa bantuan guru. Tidak mengajarkan sāsana. Merealisasi tujuan melalui instruksi seorang Sammāsambuddha. Mengajarkan sāsana ke orang lain.

o Dalam pengerean sepere apakah mereka disebut sebagai pāramī? Para bodhisayva adalah mahluk maha- agung dan terunggul (parama), mereka adalah mahluk yang ter/nggi dikarenakan kualitas- kualitas terpuji seper/ memberi, moralitas, dll. dimana kesemuanya adalah merupakan karakter ataupun sifat perilaku mereka. Atau: dikarenakan dia melebihi (yang lain) maka dia disebut ter/nggi (para9: paramo). BoddhisaYva adalah yang mempunyai serta menjaga kualitas- kualitas mulia seper/ memberi, dll. Dengan demikian pāramī adalah sesuatu yang ter/nggi karakter ataupun sifat- perilaku dari seseorang yang ter/nggi seper/ memberi dll.

o Ada berapakah mereka? Ø Ada 10 yaitu: memberi, moralitas, penolakan, kebijaksanaan, energi, kesabaran, kejujuran, kebulatan tekad, cinta- kasih, ketenang- seimbangan.* Ø Tetapi aliran lain mengatakan ada 6 pāramī. Hal ini dikarenakan adanya penggabungan dari beberapa pāramī. * Pāḷi: Dāna, sīla, nekkhamma, paññā, viriya, khan:, sacca, adhiṭṭhāna, mecā, dan upekkhā Lihat Buddhavaṃsa I, v.76

Perenungan 1. Kesempurnaan Memberi: o Harta benda memberikan segala hal buruk buat mereka yang meleka/nya. o Harta benda membangkitkan nafsu; diinginkan oleh orang lain; mereka bisa disita oleh negara; perselisihan, musuh; mereka sebenarnya /dak nyata; utk mendapatkan serta menjaganya seseorang harus mengganggu orang lain. o Ke/ka mereka hilang maka banyak malapetaka akan menimpa: kesedihan dst. Karena terobsesi dg harta benda maka ba/n tercemari dengan kekikiran dan berujung pada kelahiran di alam penderitaan. o Melepaskannya adalah perbuatan yang akan menyelamatkan seseorang dari hal2 tsb diatas.

Perenungan 2. Kesempurnaan Moralitas o Air sungai Gangga pun /dak bisa membersihkan noda kemarahan, tetapi air moralitas mampu melakukannya. o Kayu cendana yg keemasan /dak bisa mendinginkan demam keserakahan, tetapi moralitas mampu melakukannya. o Moralitas adalah hiasan unik yg memberikan kebaikan; melebihi segala hiasan yang dipuja2 oleh siapapun seper/: kalung, cincin dll. o Harum merebak ke segala penjuru; melebihi harum dupa. o Membantu pencapaian jhāna dan abhiññā. o Membawa ke Nibbāna. o Landasan dasar untuk pencerahan sāvaka, paccekabuddha dan Buddha.

Perenungan 3. Kesempurnaan Penolakan o Memahami bahaya dari kehidupan perumah- tangga à Kehidupan perumah tangga sangatlah sempit; sebuah jalan bagi debu nafsu- nafsu, (D.i.63). o Kepuasan- kepuasan indrawi adalah seper/ sebuah rantai tulang. (M.1.364). o Merenungkan keuntungan meninggalkan kehidupan duniawi: o Kehidupan tanpa- rumah seper/ angkasa luas. (D.i.63) o Catatan: untuk de/l lebih lanjut, lihat Mahadukkhakhanda suya (M.i.83-90) dan Asivisopama suya (S.iv.172-75)

Perenungan 4. Kesempurnaan Kebijaksanaan o Tanpa kebijaksanaan, kebajikan seper/ memberi /dak akan termurnikan dan /dak bisa melaksanakan fungsinya masing- masing. Seper/ halnya tanpa kehidupan maka tubuh mahluk hidup kehilangan kilauannya dan /dak bisa melakukan ak/fitas sebagaimana mes/nya. o Tanpa kesadaran indera, daya- daya inderawi /dak bisa melakukan fungsinya di lingkupnya masing- masing; demikian pula tanpa kebijaksanaan maka daya- daya seper/ keyakinan, energi, perha/an- penuh. /dak bisa melakukan fungsinya. o Kebijaksanaan adalah sebab utama dari la/han kesempurnaan yang lain.

Perenungan 5. Kesempurnaan Energi o Tanpa energi seseorang /dak bisa mencapai kesuksesan di pekerjaan apapun. o Seseorang yang kekurangan energi /dak akan bisa melakukan usaha untuk menyelamatkan semua mahluk dari banjir besar samsara. Orang yg demikian bahkan /dak mampu menyelamatkan dirinya dari samsara.

Perenungan 6. Kesempurnaan Kesabaran o Kesabaran adalah arus air yang memadamkan api kemarahan. o Kekuatan para pertapa. o Mereka yang /dak sabar terluka di dunia ini dan akan melakukan /ndakan yang hanya akan menyebabkan penderitaan di kehidupan nan/ o Walaupun penderitaan ini muncul karena kejahatan orang lain tetapi tubuh saya lah yang menjadi ladang untuk penderitaan tsb, dan kamma yang merupakan biji tertanam oleh saya sendiri. o Kalau /dak ada orang yang melakukan kesalahan, bagaimana mungkin saya bisa mencapai kesempurnaan- kesabaran? o Walaupun dia sekarang jahat, tetapi di masa lalu dia adalah dermawan. o Kejahatan dan bahkan pelakunya saat ini telah lenyap. Lalu, kepada siapa saya harus marah? Oleh siapa kemarahan ini harus dimunculkan? o Ke/ka semua fenomena adalah tanpa- diri, siapa memarahi siapa?

Perenungan 7. Kesempurnaan Kebenaran o Segala bentuk kejahatan bisa dilakukan oleh mereka yang /dak jujur. o Seseorang yang /dak jujur /dak dapat dipercaya. o Kejujuran akan mengamankan dasar- dasar dari kualitas mulia.

Perenungan 8. Kesempurnaan Kebulatan Tekad o Tanpa kebulatan tekad untuk memberi dan kesempurnaan yang lain, dengan menjaganya pada waktu berjumpa dengan keadaaan sebaliknya, serta mela/hnya dengan terus menerus dan bersemangat, bagaimana mungkin pencerahan tercapai?

Perenungan 9. Kesempurnaan Cinta Kasih o Seseorang yang hanya memen/ngkan dirinya sendiri /dak akan meraih kesuksesan di dunia ataupun terlahir di alam bahagia; lalu bagaimana mungkin harapan dia untuk membantu semua mahluk mencapai Nibbana bisa berhasil tanpa cinta- kasih? o Jika kita berharap pencapaian Nibbana mereka maka kita harus memulainya dengan mengharapkan kesuksesan duniawi mereka, disini dan saat ini. o Tanpa mahluk2 ini, saya /dak dapat mendapatkan perlengkapan untuk pencerahan. Mereka adalah sebab untuk perwujudan dan kesempurnaan dari semua kualitas Buddha. Mahluk2 ini adalah ladang ter/nggi, ladang utama utk menanam akar- akar kebaikan.

Perenungan 10. Kesempurnaan Ketenang- seimbangan o Tanpa ketenang- seimbangan, /ndakan- /ndakan jahat yang dilakukan oleh orang lain akan menciptakan guncangan di ba/n kita. o Tanpa ketenang- seimbangan, dia /dak bisa memurnikan kebajikannya dikarenakan dia akan selalu berpikir tentang gangguan di kehidupan dia dan kebutuhan- kebutuhan dasar hidupnya.

a) KarakterisEk: memberi manfaat buat mahluk lain. b) Fungsi: kesediaan, tanpa ragu untuk membantu mahluk lain. c) Manifestasi: pengharapan kesejahteraan mahluk lain. d) Sebab terdekat: mahā karuṇā, atau karuṇā dan cara- cara yang baik / terampil.

o Sesuai dengan sifat alamiahnya mereka menjadi 6 pāramī: memberi, moralitas, kesabaran, energi, meditasi, dan kebijaksanaan.* 1) Kesempurnaan penolakan, sebagai pelepasan kehidupan keduniawian menuju ke kehidupan ke- tanpa- rumah- an termasuk ke dalam kesempurnaan- moralitas; sebagai pengasingan dari rintangan- rintangan termasuk ke dalam kesempurnaan- meditasi; dan sebagai kualitas baik secara umum termasuk ke dalam semua 6 pāramī. * Rumusan tersebut adalah damar standar Pāramitā yan g ditemukan di teks- teks Mahāyāna. Walaupun damar ini kemungkinan besar berasal dari masa pra- Mahāyāna.

2) Kesempurnaan- kebenaran: sebagian darinya, ucapan jujur atau berpantang mengucapkan ke/dak- benaran, termasuk kedalam kesempurnaan- moralitas. Sebagian yang lain, yaitu aspek dari pengetahuan tentang kejujuran termasuk kedalam kesempurnaan- kebijaksanaan. 3) Kesempurnaan- cinta- kasih termasuk kedalam kesempurnaan- meditasi. 4) Kesempurnaan- ketenang- seimbangan termasuk kedalam kesempurnaan- meditasi dan kebijaksanaan. 5) Kesempurnaan- kebulatan- tekad termasuk kedalam semua pāramī.

Tabel 10 Pāramī dan 6 Pāramitā Dāna Sīla KsānE Vīrya Dhyāna Prajñā Dāna Sīla Nekkhamma Paññā Viriya KhanE Sacca Adhiṭṭhāna MeYā Upekkhā

Syarat dan Kondisi yang Diperlukan untuk Menjadi Seorang Buddha o Aspirasi yang sangat kuat (Abhinīhāra) dengan didukung oleh 8 kualifikasi: 1) Kehidupan manusia (manussaca). Buddha hanya muncul di alam manusia. 2) Laki- laki (LiṅgasampaI): Adalah /dak mungkin, para bhikkhu, /daklah mungkin seorang wanita menjadi seorang Buddha yang tercerahkan sempurna. (A.i,28). 3) Sebab (hetu): hanya mereka yang mempunyai kondisi pendukung yang diperlukan. 4) Pandangan guru (sachāradassana): aspirasi hanya akan berhasil apabila diucapkan di depan seorang Buddha karena kekuatan spiritualnya yang memadai.

5) Meninggalkan kehidupan duniawi: bhikkhu ataupun pertapa. 6) Pencapaian kualitas mulia (GuṇasampaI): 5 abhiññā, 8 samāpai; yang sangat diperlukan untuk menginves/gasi pāramī. 7) Dedikasi yang ekstrim (adhikāra): aspirasi akan berhasil apabila diiku/ oleh bak/ yang sangat kuat pada para Buddha. Dengan demikian dia siap untuk mengorbankan hidupnya untuk mereka. 8) Keinginan yang kuat (chandatā): keinginan baik untuk pencapaian ke- Buddha- an.