o Apakah yang dimaksud dengan pāramī? Pāramī adalah kualitas mulia seper/ memberi, dll., yang disertai oleh belas kasih dan cara- cara yang baik (upāya kosalla) serta /dak ternoda oleh nafsu- keinginan, kesombongan dan pandangan- salah.* o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā. o Perbedaannya terletak pada /ngkatan dan lama waktu berprak/knya. Jadi, pāramī adalah persyaratan universal untuk pembebasan dimana se/ap mahluk harus memenuhinya sampai paling /dak ke /ngkatan minimum untuk menghasilkan buah dari Jalan yang membebaskan.
Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyempurnakannya o Minimum: 4 asaṅkheyya dan 100 Mahā kappa.* o Menengah: 8 asaṅkheyya dan 100 Mahā kappa.** o Maksimum: 16 asaṅkheyya dan 100 Mahā kappa.*** Catatan: * Untuk para Buddha dimana kebijaksanaan nya dominan. ** Untuk para Buddha dimana keyakinan nya dominan. *** Untuk para Buddha dimana energi nya dominan.
1) Sammāsambuddha: o Tanpa bantuan guru. o Memutar roda Dhamma. o Pemimpin sāsana. 2) Paccekabuddha: o o o 3) Arahat: o o Tiga Jenis Individu yang Tercerahkan Sempurna Menyendiri. Tanpa bantuan guru. Tidak mengajarkan sāsana. Merealisasi tujuan melalui instruksi seorang Sammāsambuddha. Mengajarkan sāsana ke orang lain.
o Dalam pengerean sepere apakah mereka disebut sebagai pāramī? Para bodhisayva adalah mahluk maha- agung dan terunggul (parama), mereka adalah mahluk yang ter/nggi dikarenakan kualitas- kualitas terpuji seper/ memberi, moralitas, dll. dimana kesemuanya adalah merupakan karakter ataupun sifat perilaku mereka. Atau: dikarenakan dia melebihi (yang lain) maka dia disebut ter/nggi (para9: paramo). BoddhisaYva adalah yang mempunyai serta menjaga kualitas- kualitas mulia seper/ memberi, dll. Dengan demikian pāramī adalah sesuatu yang ter/nggi karakter ataupun sifat- perilaku dari seseorang yang ter/nggi seper/ memberi dll.
o Ada berapakah mereka? Ø Ada 10 yaitu: memberi, moralitas, penolakan, kebijaksanaan, energi, kesabaran, kejujuran, kebulatan tekad, cinta- kasih, ketenang- seimbangan.* Ø Tetapi aliran lain mengatakan ada 6 pāramī. Hal ini dikarenakan adanya penggabungan dari beberapa pāramī. * Pāḷi: Dāna, sīla, nekkhamma, paññā, viriya, khan:, sacca, adhiṭṭhāna, mecā, dan upekkhā Lihat Buddhavaṃsa I, v.76
Perenungan 1. Kesempurnaan Memberi: o Harta benda memberikan segala hal buruk buat mereka yang meleka/nya. o Harta benda membangkitkan nafsu; diinginkan oleh orang lain; mereka bisa disita oleh negara; perselisihan, musuh; mereka sebenarnya /dak nyata; utk mendapatkan serta menjaganya seseorang harus mengganggu orang lain. o Ke/ka mereka hilang maka banyak malapetaka akan menimpa: kesedihan dst. Karena terobsesi dg harta benda maka ba/n tercemari dengan kekikiran dan berujung pada kelahiran di alam penderitaan. o Melepaskannya adalah perbuatan yang akan menyelamatkan seseorang dari hal2 tsb diatas.
Perenungan 2. Kesempurnaan Moralitas o Air sungai Gangga pun /dak bisa membersihkan noda kemarahan, tetapi air moralitas mampu melakukannya. o Kayu cendana yg keemasan /dak bisa mendinginkan demam keserakahan, tetapi moralitas mampu melakukannya. o Moralitas adalah hiasan unik yg memberikan kebaikan; melebihi segala hiasan yang dipuja2 oleh siapapun seper/: kalung, cincin dll. o Harum merebak ke segala penjuru; melebihi harum dupa. o Membantu pencapaian jhāna dan abhiññā. o Membawa ke Nibbāna. o Landasan dasar untuk pencerahan sāvaka, paccekabuddha dan Buddha.
Perenungan 3. Kesempurnaan Penolakan o Memahami bahaya dari kehidupan perumah- tangga à Kehidupan perumah tangga sangatlah sempit; sebuah jalan bagi debu nafsu- nafsu, (D.i.63). o Kepuasan- kepuasan indrawi adalah seper/ sebuah rantai tulang. (M.1.364). o Merenungkan keuntungan meninggalkan kehidupan duniawi: o Kehidupan tanpa- rumah seper/ angkasa luas. (D.i.63) o Catatan: untuk de/l lebih lanjut, lihat Mahadukkhakhanda suya (M.i.83-90) dan Asivisopama suya (S.iv.172-75)
Perenungan 4. Kesempurnaan Kebijaksanaan o Tanpa kebijaksanaan, kebajikan seper/ memberi /dak akan termurnikan dan /dak bisa melaksanakan fungsinya masing- masing. Seper/ halnya tanpa kehidupan maka tubuh mahluk hidup kehilangan kilauannya dan /dak bisa melakukan ak/fitas sebagaimana mes/nya. o Tanpa kesadaran indera, daya- daya inderawi /dak bisa melakukan fungsinya di lingkupnya masing- masing; demikian pula tanpa kebijaksanaan maka daya- daya seper/ keyakinan, energi, perha/an- penuh. /dak bisa melakukan fungsinya. o Kebijaksanaan adalah sebab utama dari la/han kesempurnaan yang lain.
Perenungan 5. Kesempurnaan Energi o Tanpa energi seseorang /dak bisa mencapai kesuksesan di pekerjaan apapun. o Seseorang yang kekurangan energi /dak akan bisa melakukan usaha untuk menyelamatkan semua mahluk dari banjir besar samsara. Orang yg demikian bahkan /dak mampu menyelamatkan dirinya dari samsara.
Perenungan 6. Kesempurnaan Kesabaran o Kesabaran adalah arus air yang memadamkan api kemarahan. o Kekuatan para pertapa. o Mereka yang /dak sabar terluka di dunia ini dan akan melakukan /ndakan yang hanya akan menyebabkan penderitaan di kehidupan nan/ o Walaupun penderitaan ini muncul karena kejahatan orang lain tetapi tubuh saya lah yang menjadi ladang untuk penderitaan tsb, dan kamma yang merupakan biji tertanam oleh saya sendiri. o Kalau /dak ada orang yang melakukan kesalahan, bagaimana mungkin saya bisa mencapai kesempurnaan- kesabaran? o Walaupun dia sekarang jahat, tetapi di masa lalu dia adalah dermawan. o Kejahatan dan bahkan pelakunya saat ini telah lenyap. Lalu, kepada siapa saya harus marah? Oleh siapa kemarahan ini harus dimunculkan? o Ke/ka semua fenomena adalah tanpa- diri, siapa memarahi siapa?
Perenungan 7. Kesempurnaan Kebenaran o Segala bentuk kejahatan bisa dilakukan oleh mereka yang /dak jujur. o Seseorang yang /dak jujur /dak dapat dipercaya. o Kejujuran akan mengamankan dasar- dasar dari kualitas mulia.
Perenungan 8. Kesempurnaan Kebulatan Tekad o Tanpa kebulatan tekad untuk memberi dan kesempurnaan yang lain, dengan menjaganya pada waktu berjumpa dengan keadaaan sebaliknya, serta mela/hnya dengan terus menerus dan bersemangat, bagaimana mungkin pencerahan tercapai?
Perenungan 9. Kesempurnaan Cinta Kasih o Seseorang yang hanya memen/ngkan dirinya sendiri /dak akan meraih kesuksesan di dunia ataupun terlahir di alam bahagia; lalu bagaimana mungkin harapan dia untuk membantu semua mahluk mencapai Nibbana bisa berhasil tanpa cinta- kasih? o Jika kita berharap pencapaian Nibbana mereka maka kita harus memulainya dengan mengharapkan kesuksesan duniawi mereka, disini dan saat ini. o Tanpa mahluk2 ini, saya /dak dapat mendapatkan perlengkapan untuk pencerahan. Mereka adalah sebab untuk perwujudan dan kesempurnaan dari semua kualitas Buddha. Mahluk2 ini adalah ladang ter/nggi, ladang utama utk menanam akar- akar kebaikan.
Perenungan 10. Kesempurnaan Ketenang- seimbangan o Tanpa ketenang- seimbangan, /ndakan- /ndakan jahat yang dilakukan oleh orang lain akan menciptakan guncangan di ba/n kita. o Tanpa ketenang- seimbangan, dia /dak bisa memurnikan kebajikannya dikarenakan dia akan selalu berpikir tentang gangguan di kehidupan dia dan kebutuhan- kebutuhan dasar hidupnya.
a) KarakterisEk: memberi manfaat buat mahluk lain. b) Fungsi: kesediaan, tanpa ragu untuk membantu mahluk lain. c) Manifestasi: pengharapan kesejahteraan mahluk lain. d) Sebab terdekat: mahā karuṇā, atau karuṇā dan cara- cara yang baik / terampil.
o Sesuai dengan sifat alamiahnya mereka menjadi 6 pāramī: memberi, moralitas, kesabaran, energi, meditasi, dan kebijaksanaan.* 1) Kesempurnaan penolakan, sebagai pelepasan kehidupan keduniawian menuju ke kehidupan ke- tanpa- rumah- an termasuk ke dalam kesempurnaan- moralitas; sebagai pengasingan dari rintangan- rintangan termasuk ke dalam kesempurnaan- meditasi; dan sebagai kualitas baik secara umum termasuk ke dalam semua 6 pāramī. * Rumusan tersebut adalah damar standar Pāramitā yan g ditemukan di teks- teks Mahāyāna. Walaupun damar ini kemungkinan besar berasal dari masa pra- Mahāyāna.
2) Kesempurnaan- kebenaran: sebagian darinya, ucapan jujur atau berpantang mengucapkan ke/dak- benaran, termasuk kedalam kesempurnaan- moralitas. Sebagian yang lain, yaitu aspek dari pengetahuan tentang kejujuran termasuk kedalam kesempurnaan- kebijaksanaan. 3) Kesempurnaan- cinta- kasih termasuk kedalam kesempurnaan- meditasi. 4) Kesempurnaan- ketenang- seimbangan termasuk kedalam kesempurnaan- meditasi dan kebijaksanaan. 5) Kesempurnaan- kebulatan- tekad termasuk kedalam semua pāramī.
Tabel 10 Pāramī dan 6 Pāramitā Dāna Sīla KsānE Vīrya Dhyāna Prajñā Dāna Sīla Nekkhamma Paññā Viriya KhanE Sacca Adhiṭṭhāna MeYā Upekkhā
Syarat dan Kondisi yang Diperlukan untuk Menjadi Seorang Buddha o Aspirasi yang sangat kuat (Abhinīhāra) dengan didukung oleh 8 kualifikasi: 1) Kehidupan manusia (manussaca). Buddha hanya muncul di alam manusia. 2) Laki- laki (LiṅgasampaI): Adalah /dak mungkin, para bhikkhu, /daklah mungkin seorang wanita menjadi seorang Buddha yang tercerahkan sempurna. (A.i,28). 3) Sebab (hetu): hanya mereka yang mempunyai kondisi pendukung yang diperlukan. 4) Pandangan guru (sachāradassana): aspirasi hanya akan berhasil apabila diucapkan di depan seorang Buddha karena kekuatan spiritualnya yang memadai.
5) Meninggalkan kehidupan duniawi: bhikkhu ataupun pertapa. 6) Pencapaian kualitas mulia (GuṇasampaI): 5 abhiññā, 8 samāpai; yang sangat diperlukan untuk menginves/gasi pāramī. 7) Dedikasi yang ekstrim (adhikāra): aspirasi akan berhasil apabila diiku/ oleh bak/ yang sangat kuat pada para Buddha. Dengan demikian dia siap untuk mengorbankan hidupnya untuk mereka. 8) Keinginan yang kuat (chandatā): keinginan baik untuk pencapaian ke- Buddha- an.