BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. pengalaman mengajar, sertifikasi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Way Petai yang

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diamanatkan dengan keluarnya Undang-Undang No. 6 tahun 2003 tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pengetahuan dan Sikap tentang Koperasi serta Implikasinya terhadap Partisipasi Anggota Koperasi Mahasiswa

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepada 80 responden yang ada di Bank Sinarmas KCP Tanah Abang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

: Didi Hariawan NPM : Dosen Pembimbing : Sariyati, SE., MM

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENYAJIAN DATA. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Berdirinya PT. PLN (PERSERO) Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dari 83 orang orang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dilakukan

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN` Tabel 4.1 Uji Reliability Variabel X. Sumber : Data diolah dengan SPSS Tabel 4.2 Uji Reliability Variabel Y

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Organisasi Tata Kerja Sekretariat Kabupaten Kutai Timur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh pelayanan Koperasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. populasi responden sebanyak 42 responden masyarakat yang mengkonsumsi atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kuesioner uji coba kepada member kaskus yang menggunakan forum jual-beli kaskus

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. dengan perawatan berkala, penyediaan kendaraan pengganti, layanan darurat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RESTORAN RICHEESE FACTORY CABANG DEPOK KELAPA DUA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dengan menggunakan rumus Slovin atas jumlah seluruh pelanggan spring bed

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

Nama : Marissa Marla Matulandi NPM : Kelas : 3EA01

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah menggunakan hak

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diana Nainggolan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Penelitian. Melalui hasil data primer yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tiara Puri Yasinta Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program

Transkripsi:

63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibu Kota Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Kota Bandung terletak diantara 107º Bujur Timur dan 6º 55' Lintang Selatan. Lokasi Kota Bandung cukup Strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh : 1. Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan raya : - Barat Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibu Kota Negara - Utara Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan) 2. Letak yang tidak terisolasi serta dengan komunikasi yang baik akan memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru. Secara topografis Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terrendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut. Daerah utara Kota Bandung pada umumnya lebih tinggi daripada daerah selatan. Rata-rata ketinggian di sebelah Utara adalah 1050 dpl, sedangkan di bagian selatan adalah 675 dpl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan yang membuat Bandung menjadi semacam cekungan (Bandung Basin).

64 4.1.2 Kondisi Umum Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung Sejak ide-ide perkoperasian diperkenalkan oleh Patih Puwokerto R. Aria Wirattmadja hingga saat ini keberpihakan pemerintah terhadap keberadaan Koperasi selalu nampak jelas, ini dibuktikan dalam perjalanan sejarah pemerintah Indonesia yang selalu menempatkan Koperasi secara proporsional untuk membentuk lembaga secara khusus menangani pemberdayaan Koperasi di tengah-tengah masyarakat. Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung, selain di dukung secara yuridis juga secara historis di Kota Bandung sebelum masa kemerdekaan telah berdiri pelopor-pelopor seperti Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar, Koperasi Simpan Pinjam Rukun Wargi, dan Koperasi Simpan Pinjam Sumber Bahagia yang pada awalnya merupakan Perhimpunan Studi Bank yang berdiri sejak tanggal 26 September 1934 yang berfungsi membantu para pelajar atau mahasiswa untuk meneruskan studi ke Perguruan Tinggi. Ketiga pelopor tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya, dan juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap rentenir yang menerapkan suku bunga yang sangat tinggi. Peranan ini terus meningkat dan berkembang sampai dengan saat ini. Keberhasilan pembangunan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung sampai dengan periode tahun 1998, secara Nasional telah dianugrahkannya Satya Bakti Koperasi oleh menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah RI kepada walikota Bapak Wahyu Hamijaya, pengakuan keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras atau kerjasama yang baik, dan perlu dipertahankan serta di tingkatkan.

65 4.1.2.1 Kondisi Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan, dari jumlah Koperasi Simpan Pinjam yang terdaftar di Dinas KUKM Kota Bandung sebanyak 16 unit tersebut, Koperasi Simpan Pinjam yang dijadikan sampel penelitian berjumlah 8 Koperasi Simpan Pinjam. Berikut ini adalah data unit usaha masing-masing Koperasi Simpan Pinjam beserta badan hukum Koperasi yang dijadikan sampel penelitian di Kota Bandung tahun buku 2010 Tabel 4.1 Daftar Koperasi Simpan Pinjam, Bidang Usaha beserta Badan Hukum Koperasi yang Dijadikan Sampel Penelitian No Nama Koperasi Bidang Usaha Badan Hukum (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 5 6 7 8 KSP Sumber Bahagia KSP Galuh KSP Borromeus KSP Rukun Wargi KSP Cijagra KSP Bina Usaha KSP Silih Asih KSP Bandung Kulon Unit Simpan Pinjam Unit Simpan Pinjam Unit Simpan Pinjam Unit Simpan Pinjam Unit Simpan Pinjam Unit Simpan Pinjam Unit Simpan Pinjam Unit Simpan Pinjam 5667/BH/PAD/KWK-10/W/1997 5917/BH/PAD/KWK-10/XI/1997 6310/BH/PAD/KWK-10/XI/1997 2809/BH/PAD/KWK-10/XII/1997 6735/BH/DK-10/1 8464/BH/KWK-10/21 743/BH/KWK-10/XII/1997 811/BH/PAD/KWK-10/III/1998 Sumber : Dinas Koperasi Kota Bandung.(data diolah) Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh Koperasi Simpan Pinjam yang dijadikan sampel penelitian melakukan unit usaha simpan pinjam, dan telah berbadan hukum.

66 4.1.2.2 Perkembangan Volume Usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung Berikut ini adalah data perkembangan volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang dijadikan sampel selama 5 tahun terakhir. Tabel 4.2 Data Volume Usaha dan Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel Penelitian Tahun Volume Usaha Perkembangan Sisa Hasil Usaha Perkembangan (SHU) (1) (2) (3) (4) (5) 2006 2.720.839.178-811.719.896-2007 2.679.856.651-1,506 797.072.625-1,804 2008 2.838.325.801 5,913 846.550.782 6,207 2009 3.092.487.248 8,955 981.061.660 15,89 2010 3.041.288.973-1,656 810.287.289-17,41 Jumlah 14.372.797.851 11,706 4.246.692.252 2,883 Rata-rata 2.874.559.570 2,341 8.533.8450 0,577 Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.2 tampak bahwa data volume usaha menunjukan perkembangan yang paling tinggi yaitu pada tahun 2009 sebesar 8,955%, dan volume usaha menunjukan perkembangan yang menurun yaitu pada tahun 2010, penurunannya sebesar 1,656%. Hal tersebut menunjukan bahwa pada tahun 2010 partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam kurang dimanfaatkan dengan baik oleh anggota.

67 Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang paling tinggi, yaitu pada tahun 2009 sebesar 15,89%. Hal tersebut sesuai dengan naiknya perkembangan volume usaha pada tahun tersebut. Penurunan yang sangat drastis yaitu pada tahun 2010, sebesar 17,41%. Hal tersebut adalah dampak penurunan volume usaha pada tahun 2010. Oleh karena itu, Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung perlu melakukan strategi untuk meningkatkan partisipasi anggotanya. Dari data pada tabel 4.2 diatas, jika digambarkan maka perkembangan volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU)-nya akan terlihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 berikut ini : 10 8 6 4 2 Volume Usaha 0-2 2006 2007 2008 2009 2010-4 Gambar 4.1 Volume Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel Penelitian

68 20 SHU 10 0-10 2006 2007 2008 2009 2010 SHU -20 Gambar 4.2 Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel Penelitian Data perkembangan volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung selama 5 tahun terakhir, adalah sebagaiamana dilihat dalam tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Data Volume Usaha dan Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung Dalam Juta Rp. Tahun Volume Usaha Perkembangan Sisa Hasil Usaha Perkembangan (SHU) (1) (2) (3) (4) (5) 2006 12,781-175 - 2007 6,241-51,1 169-3,43 2008 6,241 0 169 0 2009 6,865 0,1 185 9,47 2010 7,431 8,24 200 8,11 Jumlah 39,559-42,76 898 14,15 Rata-rata 7.9118-8,55 179,6 2,83 Sumber :Dinas Koperasi dan Peridag UMKM Kota Bandung.

69 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, volume usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung mengalami penurunan yang sangat drastis hingga 51,1 persen pada tahun 2007. Walaupun pada tahun-tahun selanjutnya volume usaha mengalami peningkatan, akan tetapi secara rata-rata volume usaha mengalami penurunan hingga 8,55 persen. Hal ini membuktikan bahwa secara keseluruhan anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung kurang berpartisipasi dalam memanfaatkan pelayanan usaha simpan pinjam yang ada di Koperasi Simpan Pinjam. Hal tersebut berdampak pada Sisa Hasil Usaha yang mengalami penurunan di tahun 2007 sebesar 3,43 persen, walaupun mengalami peningkatan di tahun 2009 dan tahun 2010. Akan tetapi secara keseluruhan SHU Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung mengalami peningkatan dalam perkembangannya yaitu sebesar 2,83 persen. Dari data pada tabel 4.3 diatas, jika digambarkan maka perkembangan volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 berikut ini : 20 10 0-10 -20-30 -40-50 -60 2006 2007 2008 2009 2010 Perkembangan Volume Usaha Gambar 4.3 Perkembangan Volume Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung

70 12 10 8 6 4 2 0-2 -4-6 2006 2007 2008 2009 2010 Perkembangan SHU Gambar 4.4 Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung 4.1.2.3 Keanggotaan Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam tidak terlepas dari partisipasi anggota. Adapun jumlah anggota masing-masing Koperasi Simpan pinjam di Kota Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung Tahun Buku 2010 No Nama Koperasi Perkembangan Anggota Koperasi (orang) (1) (2) 2006 2007 2008 2009 2010 (3) 1 KSP Sumber Bahagia 1245 1247 1255 1157 967 2 KSP Galuh 257 255 256 259 261 3 KSP Borromeus 2675 2679 2685 2682 2692 4 KSP Rukun Wargi 460 462 424 435 432 5 KSP Cijagra 165 153 160 167 141 6 KSP Bina Usaha 792 610 573 479 431 7 KSP Silih Asih 80 71 70 67 65 8 KSP Bandung Kulon 242 234 221 226 229 Jumlah ( ) 5916 5711 5644 5472 5218 Sumber :Laporan Tahunan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung (diolah)

71 Dari Tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota Koperasi Simpan Pinjam dalam setiap tahunnya mengalami penurunan. Jumlah anggota terbanyak di tahun terakhir yaitu di Koperasi Simpan Pinjam Borromeus sebanyak 2692 anggota. Sedangkan jumlah Koperasi Simpan Pinjam yang paling sedikit yaitu di Koperasi Simpan Pinjam Silih Asih sebanyak 65 anggota, dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini: 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2006 2007 2008 2009 2010 KSP Sumber Bahagia KSP Galuh KSP Borromeus KSP Rukun Wargi KSP Cijagra KSP Bina Usaha KSP Silih Asih KSP Bandung Kulon Gambar 4.5 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung 4.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada responden, maka dapat diidentifikasikan karakteristik dari setiap responden sebagai berikut:

72 4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 260 responden yang tersebar pada 8 Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang dijadikan sampel, 70,77% anggota yang menjadi responden adalah perempuan yaitu sebanyak 184 orang, dan laki-laki sebanyak 76 orang atau 29,23%. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Laki-laki 76 29,23 2 Perempuan 184 70,77 Jumlah 260 100 Sumber : Data Hasil Penelitian (data diolah) Dari data pada tabel 4.5 dapat diilustrasikan pada Gambar 4.6 berikut ini : Laki-laki Perempuan 29% 71% Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

73 4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik usia perlu dijelaskan karena usia dapat mempengaruhi produktifitas seseorang dalam melakukan usaha atau kegiatan. Berikut karakteristik responden berdasarkan usia: Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Usia No Usia Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 27-37 Tahun 47 18,08 2 38-48 Tahun 87 33,46 3 49-59 Tahun 72 27,69 4 60-70 Tahun 42 16,15 5 71-82 Tahun 12 4,62 Jumlah 260 100 Sumber : Data Hasil Penelitian (data diolah) Dari data pada tabel 4.6 dapat diilustrasikan pada Gambar 4.7 berikut ini : 27-37 Tahun 38-48 Tahun 48-59 Tahun 60-70 Tahun 71-82 Tahun 16% 5% 18% 28% 33% Gambar 4.7 Responden Berdasarkan Usia

74 4.1.3.3 Karakterisitik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 260 responden yang tersebar pada 8 Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang dijadikan sampel, paling banyak atau sebesar 41,54% pendidikan terakhir anggota yang menjadi responden adalah SMA/Sederajat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 SMP/sederajat 46 17,69 2 SMA/sederajat 108 41,54 3 Diploma 58 22,31 4 Perguruan Tinggi (S1) 39 15,00 5 S2 9 3,46 Jumlah 260 100 Sumber : Data Hasil Penelitian (data diolah) Dari data pada tabel 4.7 dapat diilustrasikan pada Gambar 4.8 berikut ini : SMP/sederajat Diploma S2 15% 3% SMA/sederajat Perguruan Tinggi (S1) 18% 22% 42% Gambar 4.8 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

75 4.1.4 Deskripsi Variabel Penelitian 4.1.4.1 Keberhasilan Koperasi (Y) Ukuran keberhasilan Koperasi dalam penelitian ini dilihat dari sub variabel Promosi Ekonomi Anggota (PEA). Sub variabel tersebut selanjutnya dijabarkan kembali ke dalam beberapa indikator yang dijadikan ukuran dalam menilai manfaat ekonomi anggota, untuk mengetahui seberapa besar manfaaat ekonomi yang dapat dirasakan anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung maka peneliti mencoba mendeskripsikan sebagai berikut. Mengukur tingkat keberhasilan Koperasi dilihat dari Promosi Ekonomi Anggota secara umum kita dapat mengkonsultasikan rata-rata skor total yang dihasilkan ke dalam kriteria yang dihitung berdasarkan langkah-langkah berikut. Menentukan skor minimum: bobot minimum x jumlah soal = 1 x 10 = 10 Menentukan skor maksimum: bobot maksimum x jumlah soal = 5 x 10 = 50 Menentukan Rentang: skor maksimum skor minimum = 50 10 = 40 Menentukan Panjang Interval = Rentang Banyak Kategori = 40 5 = 8 Berdasarkan perhitungan, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada Tabel 4.8 berikut ini:

76 Tabel 4.8 Skala Penafsiran Rata-rata Skor Variabel Keberhasilan Koperasi Rentang Penafsiran Frekuensi Persentase (%) 10-18 Sangat Kurang - - 19-27 Kurang - - 28-36 Cukup 49 18,85 37-45 Baik 182 70,00 46-54 Sangat Baik 29 11,15 Jumlah 260 100 Sumber : Hasil Penelitian (data diolah) Berdasarkan hasil identifikasi atas jawaban responden tentang keberhasilan Koperasi yang dirasakan anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung, umumnya termasuk kategori baik. Dari 260 orang responden, 182 orang atau 70% diantaranya termasuk orang yang mengkategorikan baik untuk keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung. Hal tersebut menunjukkan bahwa Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung sedikit banyak telah berhasil membuktikan keeksistensiannya di mata masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya. Dari data pada tabel 4.8 dapat diilustrasikan pada Gambar 4.9 berikut ini : Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 11% 0% 0% 19% 70% Gambar 4.9 Keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung

77 Secara rinci Tabel 4.9 berikut menggambarkan tanggapan/jawaban anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung terkait keberhasilan Koperasi dengan adanya Promosi Ekonomi Anggota melalui manfaat-manfaat yang dirasakan anggota Koperasi Simpan Pinjam. Tabel 4.9 Keberhasilan Koperasi Anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung No. Sub Pernyataan 5 4 3 2 1 item Var F % F % F % F % F % 17 114 43,85 91 35,00 50 19,23 4 1,54 1 0,38 18 94 36,15 109 41,92 51 19,61 6 2,31 - - 19 Manfaat ekonomi dari 75 28,85 99 38,08 73 28,08 13 5,00 - - PEA 20 simpan pinjam 86 33,08 94 36,15 75 28,85 5 1,92 - - 21 81 31,15 110 42,31 59 22,69 7 2,69 3 1,15 26 90 34,62 100 38,46 64 24,62 6 2,31 0 Jumlah Skor 634 603 372 41 3 Rata-rata 34,62 38,65 23,85 2,63 0,26 22 134 51,54 87 33,46 35 13,46 4 1,54 - - Manfaat ekonomi dalam 23 95 36,54 112 43,08 50 19,23 3 1,15 - - bentuk pembagian SHU 24 90 34,62 98 37,69 65 25,00 7 2,69 - - 25 73 28,07 114 43,85 70 26,92 2 0,77 1 0,38 Jumlah Skor 392 411 220 16 1 Rata-rata 37,69 39,52 21,15 1,54 0,10 Rata-rata Total 36,16 64,83 22,50 2,09 0,18 Sumber : Hasil Penelitian (data diolah Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, tampak bahwa keberhasilan Koperasi dengan adanya manfaat ekonomi yang dirasakan anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung dalam bentuk manfaat ekonomi dari simpan pinjam dan manfaat ekonomi dari pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Manfaat ekonomi dari simpan pinjam cenderung dinnilai baik. Dari 260 responden, 38,65% diantaranya memberikan penilaian bahwa manfaat ekonomi dari simpan pinjam yang dirasakan oleh anggota adalah baik. 34,62% dari total jumlah responden yang memberikan penilaian sangat baik dan 23,85% responden yang memberikan penilaian cukup. Hanya terdapat

78 2,63% dan 0,26% responden yang memberikan penilaian kurang dan sangat kurang atas manfaat ekonomi dari simpan pinjam yang dirasakan oleh anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung. Selanjutnya, keberhasilan Koperasi dengan adanya manfaat ekonomi dari pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dirasakan anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung nampak sudah baik. Dari 260 responden, 39,52% diantaranya memberikan penilaian bahwa manfaat ekonomi dari pembagian SHU yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam terhadap anggotanya sudah baik ditambah 37,69% dari total jumlah responden yang memberikan penilaian sangat baik. Hanya terdapat 1,54 % responden yang memberikan penilaian kurang dan 0,10% yang memberikan penilaian sangat kurang atas manfaat ekonomi dari pembagian SHU yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam terhadap anggotanya, sedangkan sisanya sebesar 21,15% memberikan penilaian cukup. Secara keseluruhan Keberhasilan dilihat dari Promosi Ekonomi Anggota (PEA) berupa manfaat ekonomi dari simpan pinjam dan manfaat ekonomi dari pembagian SHU dinilai baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil keseluruhan manfaat yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam terhadap anggotanya, 64,83% responden memberikan penilaian baik untuk kedua manfaat tersebut dan ditambah 36,16% responden menilai sangat baik. Hanya 2,09% dan 0,18% yang menyatakan kurang dan sangat kurang, sedangkan sisanya sebesar 22,50% menyatakan cukup untuk manfaat ekonomi dari simpan pinjam dan manfaat ekonomi dari pembagian SHU.

79 4.1.4.2 Partisipasi Anggota (X) Partisipasi anggota diukur berdasarkan dua sub variabel yakni partisipasi kontributif (anggota sebagai pemilik) dan partisipasi insentif (anggota sebagai pelanggan). Kedua sub variabel tersebut dijabarkan kembali ke dalam beberapa indikator, untuk mengetahui seberapa besar partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung maka peneliti mencoba mendeskripsikannya sebagaimana berikut ini. Mengukur tingkat partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung secara umum, dapat mengkonsultasikan rata-rata skor total yang dihasilkan ke dalam kriteria yang dihitung berdasarkan langkah-lankah berikut: Menentukan skor minimum: bobot minimum x jumlah soal = 1 x 16 = 16 Menentukan skor maksimum: bobot maksimum x jumlah soal = 5 x 16 = 80 Menentukan Rentang: skor maksimum skor minimum = 80 16 = 64 Menentukan Panjang Interval = Rentang Banyak Kategori = 64 5 = 12,8 = 13 Berdasarkan perhitungan, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada Tabel 4.10 berikut ini:

80 Tabel 4.10 Skala Penafsiran Rata-rata Skor Variabel Partisipasi Anggota Rentang Penafsiran Frekuensi Persentase (%) 16-28 Sangat Kurang - - 29-42 Kurang - - 43-55 Cukup 4 1,54 56-69 Baik 175 67,31 70-82 Sangat Baik 81 31,15 Jumlah 260 100 Sumber : Hasil Penelitian (data diolah) Berdasarkan hasil identifikasi atas jawaban responden terkait partisipasi anggota terhadap Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung, umumnya termasuk kategori baik. Dari 260 orang responden, 175 orang atau 67,31% diantaranya berpartisipasi baik secara kontributif maupun secara insentif terhadap Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung sudah sangat menyadari bahwa partisipasi mereka sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan perkembangan usaha Koperasi Simpan Pinjam baik secara kontributif maupun insentif. Dari data pada tabel 4.10 dapat diilustrasikan pada gambar 4.11 berikut ini :

81 Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 31% 0% 0% 2% 67% Gambar 4.10 Partisipasi Anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung Secara rinci Tabel 4.11 berikut menggambarkan tanggapan/jawaban anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung terkait partisipasi anggota Koperasi dari partisipasi kontributif dan partisipasi insentif anggota Koperasi Simpan Pinjam. Tabel 4.11 Partisipasi Anggota Terhadap Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung No. Sub Var Pernyataan 5 4 3 2 1 item F % F % F % F % F % 1 Keaktifan anggota 169 65,00 46 17,69 40 15,35 5 1,92 - - Partisipasi dalam menghadiri 2 Kontributif 161 61,92 62 23,85 35 13,46 - - 2 0,77 rapat anggota. Jumlah Skor 330 108 75 5 2 Rata-rata 63,46 20,77 14,41 0,96 0,39 3 Keaktifan anggota dalam memberikan saran dan kritik 53 20,38 90 34,62 115 44,23 2 0,77 - - dalam setiap rapat. Jumlah Skor 53 90 115 2 - Rata-rata 20,38 34,62 44,23 0,77-4 82 31,54 103 39,62 67 25,77 7 2,67 1 0,38 5 162 62,31 83 31,92 13 5,00 2 0,77 - - Keaktifan dalam 6 169 65,00 51 19,62 40 15,38 - - - - mengawasi jalannya 7 103 39,62 79 30,38 75 28,85 3 1,15 - - organisasi dan 9 180 69,23 40 15,38 37 14,23 3 1,15 - - usaha Koperasi 15 185 71,15 43 16,54 32 12,31 - - - - 16 187 71,92 57 21,92 15 5,77 1 0,38 - -

82 Jumlah Skor 1068 456 279 16 - Rata-rata 58,68 25,05 15,33 0,87 0,05 11 Partisipasi anggota 59 22,69 99 38,08 101 38,85 1 0,38 - - 13 dalam membayar 93 35,77 125 48,08 40 15,38 2 0,77 - - Partisipasi simpanan-simpanan Insentif 14 di Koperasi Simpan 56 21,54 105 40,38 97 37,31 2 0,77 - - Pinjam Jumlah Skor 208 329 238 5 - Rata-rata 26,67 42,18 30,51 0,64-8 Memanfaatkan pelayanan 61 23,46 82 31,54 114 43,85 3 1,15 - - Jumlah Skor 61 82 114 3 - Rata-rata 23,46 31,54 43,85 1,15-10 Partisipasi anggota 56 21,54 88 33,85 116 44,61 - - - - 12 melakukan transaksi usaha dengan KSP 68 26,15 87 33,46 105 40,38 - - - - Jumlah Skor 124 175 221 - - Rata-rata 23,85 33,66 42,50 - - Rata-rata Total 36,08 31,30 31,80 0,73 0,07 Sumber : Hasil Penelitian (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, tampak bahwa partisipasi anggota dalam kontributif sudah sangat baik. Dari 260 responden 63,46% diantaranya sangat aktif dalam menghadiri rapat anggota dan 20,38% sangat aktif memberikan saran dan kritik dalam setiap rapat serta 58,68% responden sangat baik dalam mengawasi jalannya organisasi dan usaha Koperasi. Kemudian 20,77% untuk kategori baik dalam menghadiri rapat anggota, 34,62% yang aktif dalam memberikan saran dan kritik dalam setiap rapat serta 25,05% yang sudah baik dalam mengawasi jalannya organisasi dan usaha Koperasi. Kemudian 14,41% untuk kategori cukup aktif dalam menghadiri rapat anggota, 44,23% untuk kategori cukup aktif dalam memberikan saran dan kritik dalam setiap rapat dan 15,33% untuk kategori cukup baik dalam mengawasi jalannya organisasi dan usaha Koperasi. Sisanya 0,87% dan 0,15% ratarata untuk kategori kurang dan sangat kurang pada partisipasi kontributif.

83 Partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung dalam hal partisipasi insentif yaitu dalam membayar simpanan-simpanan di Koperasi Simpan Pinjam, memanfaatkan pelayanan, dan partisipasi anggota melakukan transaksi usaha dengan KSP secara keseluruhan sudah cukup baik. Dari 260 responden 30,51% untuk kategori cukup baik dalam membayar simpanan-simpanan di Koperasi Simpan Pinjam, 43,85% untuk kategori cukup baik dalam memanfaatkan pelayanan KSP dan 42,50% untuk kategori cukup baik dalam melakukan transaksi usaha dengan KSP. Kemudian 26,67%, 23,46% dan 23,85% untuk kategori sangat baik dalam ketiga partisipasi insentif yang telah dijelaskan di atas. Sisanya sebesar 42,18%, 31,54% dan 33,66% untuk kategori baik dalam ketiga partisipasi yang telah dijelaskan di atas. Tidak terdapat anggota yang dikategorikan memiliki partisipasi insentif kurang atau kategori sangat kurang. Secara keseluruhan Partisipasi Anggota dilihat dari partisipasi kontributif dan partisipasi insentif dinilai sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil keseluruhan partisipasi anggota dari Koperasi Simpan Pinjam, 36,08% responden memberikan penilaian sangat baik untuk kedua partisipasi tersebut dan ditambah 31,30% responden menilai baik. Hanya 0,73% dan 0,07% yang menyatakan kurang dan sangat kurang, sedangkan sisanya sebesar 31,80% menyatakan cukup untuk partisipasi anggota dilihat dari partisipasi kontributif dan partisipasi insentif.

84 4.1.5 Pengujian Instrumen Penelitian Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian intrumen penelitian untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. 4.1.5.1 Uji Validitas Berdasarkan langkah-langkah uji validitas sebagaimana dikemukakan pada Bab III, dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS diperoleh hasil uji validitas angket sebagaimana terlampir. Berikut adalah hasil validitas instrument penelitian partisipasi anggota dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Partisipasi Anggota No. Item r hitung t hitung t tabel Kategori 1 0,62 12,54 1,969 Valid 2 0,21 3,50 1,969 Valid 3 0,50 9,18 1,969 Valid 4 0,32 5,39 1,969 Valid 5 0,19 3,15 1,969 Valid 6 0,57 11,22 1,969 Valid 7 0,20 3,27 1,969 Valid 8 0,19 3,17 1,969 Valid 9 0,57 11,08 1,969 Valid 10 0,41 7,13 1,969 Valid 11 0,41 7,15 1,969 Valid 12 0,27 4,51 1,969 Valid 13 0,31 5,30 1,969 Valid 14 0,27 4,56 1,969 Valid 15 0,58 11,44 1,969 Valid 16 0,52 9,73 1,969 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data

85 Data pada Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa seluruh item instrumen penelitian partisipasi anggota dinyatakan valid sehingga dapat diikutsertakan dalam penelitian. Maka jumlah item untuk partisipasi anggota adalah 16 item. Hasil validitas instrument penelitian keberhasilan Koperasi dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Keberhasilan Koperasi No. Item r hitung t hitung t tabel Kategori 1 0,46 8,38 1,969 Valid 2 0,51 9,64 1,969 Valid 3 0,61 12,27 1,969 Valid 4 0,53 10,06 1,969 Valid 5 0,61 12,43 1,969 Valid 6 0,36 6,22 1,969 Valid 7 0,36 6,26 1,969 Valid 8 0,39 6,84 1,969 Valid 9 0,39 6,73 1,969 Valid 10 0,59 11,92 1,969 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Data pada Tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa seluruh item instrumen penelitian keberhasilan koperasi dinyatakan valid sehingga dapat diikutsertakan dalam penelitian. Setelah dilakukan uji validitas pada item keberhasilan Koperasi maka jumlah item yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah 26 item.

86 4.1.5.2 Uji Reliabilitas Berdasarkan langkah-langkah uji validitas sebagaimana dikemukakan pada Bab III, dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS diperoleh hasil uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas untuk variabel partisipasi anggota tampak pada Tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Partisipasi Anggota Item varians item varians item varians total reliabilitas r tabel 1 0,689 9,509 21,937 0,604 0,126 2 0,635 9,509 21,937 0,604 0,126 3 0,617 9,509 21,937 0,604 0,126 4 0,718 9,509 21,937 0,604 0,126 5 0,395 9,509 21,937 0,604 0,126 6 0,568 9,509 21,937 0,604 0,126 7 0,730 9,509 21,937 0,604 0,126 8 0,682 9,509 21,937 0,604 0,126 9 0,605 9,509 21,937 0,604 0,126 10 0,611 9,509 21,937 0,604 0,126 11 0,612 9,509 21,937 0,604 0,126 12 0,682 9,509 21,937 0,604 0,126 13 0,493 9,509 21,937 0,604 0,126 14 0,592 9,509 21,937 0,604 0,126 15 0,490 9,509 21,937 0,604 0,126 16 0,393 9,509 21,937 0,604 0,126 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari perhitungan pada Tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa instrumen penelitian pada variabel partisipasi anggota memperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,604. Pada alpha 0,05 dan n = 260 diketahui r tabel = 0,126, dikarenakan r hitung lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian variabel

87 partisipasi anggota adalah reliabel sehingga dapat dipercaya atau layak untuk dijadikan alat ukur penelitian. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas untuk variabel keberhasilan Koperasi tampak pada Tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Keberhasilan Koperasi varians varians varians Item reliabilitas r tabel item item total 17 0,664 6.731 15.867 0,614 0,126 18 0,638 6.731 15.867 0,614 0,126 19 0,764 6.731 15.867 0,614 0,126 20 0,703 6.731 15.867 0,614 0,126 21 0,753 6.731 15.867 0,614 0,126 22 0,591 6.731 15.867 0,614 0,126 23 0,622 6.731 15.867 0,614 0,126 24 0,679 6.731 15.867 0,614 0,126 25 0,618 6.731 15.867 0,614 0,126 26 0,701 6.731 15.867 0,614 0,126 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari perhitungan pada Tabel 4.15 di atas, dapat diketahui bahwa instrumen penelitian pada variabel keberhasilan Koperasi memperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,614. Pada alpha 0,05 dan n = 260 diketahui r tabel = 0,126, dikarenakan r hitung lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian variabel keberhasilan Koperasi adalah reliabel sehingga dapat dipercaya atau layak untuk dijadikan alat ukur penelitian.

88 4.1.6 Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis statitik parametrik dengan analisis regresi linear adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya hubungan antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat. Teknik analisis ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dan mengetahui pengaruh partisipasi anggota terhadap keberhasilan koperasi pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu terdiri dari partisipasi anggota dan keberhasilan Koperasi yang merupakan data dalam bentuk ordinal, sedangkan untuk memenuhi persyaratan analisis regresi berganda bahwa minimal pengukuran data berskala interval. Oleh karena itu, data hasil penelitian yang memiliki skala ukur ordinal dilakukan transformasi data dari berskala pengukuran ordinal menjadi skala pengukuran yang lebih tinggi, yaitu skala pengukuran interval menggunakan MSI (Methode of Succesive Interval). Hasil perhitungan dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows tampak pada Tabel 4.16 berikut : Tabel 4.16 Pengujian Hipotesis Signifikan Variabel Regresi (Uji t) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) Partisipasi Anggota 13.270.395 2.618.046 470 a. Dependent Variable: Keberhasilan Koperasi 5.070 8.544.000.000

89 Sumber: Hasil Perhitungan dengan SPSS 16.0 for windows Hasil perhitungan koefisien regresi berdasarkan data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan software SPSS 16.0 for windows sebagai berikut : Y = 13,270 + 0,395X Se = (2,618) (0,046) t-stat = (5,070) (8,544) R = (0,470) R² = (0,221) Keterangan: Y X = Keberhasilan Koperasi = Partisipasi Anggota Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa: 1) Konstanta persamaan regresi adalah 13,270 artinya ketika variabelvariabel bebas (X) tidak diteliti atau nol, maka keberhasilan Koperasi sebesar 13,270. 2) Variabel partisipasi anggota (X) berpengaruh terhadap keberhasilan koperasi dengan tingkat signifikansi 0.000 dengan arah positif yaitu 0,395. Artinya setiap ada kenaikan sebesar satu satuan dalam partisipasi anggota maka akan meningkatkan keberhasilan Koperasi sebesar 0,395. Semakin baik partisipasi dari anggota maka semakin besar keberhasilan Koperasi yang akan dicapai, begitu juga sebaliknya.

90 4.1.7 Pengujian Hipotesis 4.1.7.1 Uji t atau Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikasi dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain konstan/tetap. Kriteria uji t adalah: Jika t hitung >t tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima (variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat). Jika t hitung <t tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak (variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat). Dalam penelitian ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95%. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.17 Uji t Variabel t Hit t tabel Keputusan Pengaruh Partisipasi Anggota (X 1 ) 8,544 > 1,969 Menolak Ho Signifikan Sumber: Hasil Perhitungan dengan SPSS 16.0 for windows Berdasarkan tabel uji t dapat diketahui bahwa variabel partisipasi anggota (X) memiliki nilai t hitung sebesar 8,544> t tabel yaitu 1,969 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel partisipasi anggota signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan Koperasi.

91 4.1.7.2 Uji R 2 atau Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya kontribusi antara partisipasi anggota terhadap keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung, dapat dilihat pada Tabel 4.18 model summary berikut : Tabel 4.18 Pengujian Koefisien Determinasi (R²) Model R R Squere Adjusted R Squere Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.470.221.218 3.906007 1.495 a. Predictors: (Constant), Partisipasi Anggota b. Dependent Variable: Keberhasilan Koperasi Sumber: Hasil Perhitungan dengan SPSS 16.0 for windows Menurut Agus Widarjono (2007:98) bahwa koefisien determinasi (R 2 ) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kontribusi dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi diketahui sebesar 0,221. Hal ini berarti 22,10% keberhasilan usaha koperasi dipengaruhi oleh partisipasi anggota, sedangkan sisanya sebesar 77,90% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian.

92 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian diuraikan berdasarkan teori/pendapat yang digunakan oleh peneliti terdahulu yang kemudian diketahui apakah penelitian ini sesuai dengan teori/pendapat terdahulu, menentang teori/pendapat yang telah dikemukakan atau bahkan menemukan teori/pendapat yang baru. 4.2.1 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows diperoleh hasil bahwa variabel partisipasi anggota (X) memiliki nilai t hitung sebesar 8,544 > t tabel yaitu 1,969 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel partisipasi anggota signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan Koperasi. Artinya jika partisipasi anggota terus meningkat akan meningkatkan keberhasilan Koperasi. Nilai partisipasi anggota di Koperasi Simpan Pinjam Kota Bandung dapat diketahui dari jawaban responden terhadap partisipasi yang diberikan anggota kepada Koperasi Simpan Pinjam, anggota sendiri yang menilai sebaik apa partisipasi masingmasing anggota kepada koperasinya. Indikator dalam partisipasi anggota adalah partisipasi kontributif dan partisipasi insentif anggota kepada koperasi itu sendiri. Dari hasil angket penelitian dapat diketahui bahwa 67,31% responden dinilai, baik, artinya anggota mampu berpartisipasi secara kontributif dan insentif terhadap Koperasi Simpan Pinjam dengan baik untuk meningkatkan keberhasilan Koperasi.

93 Sebagai badan usaha, Koperasi dituntut oleh para anggotanya untuk sukses mewujudkan tujuan-tujuan dan target-target yang sudah ditetapkan dalam Rapat Anggota (RA). Setidaknya, ada dua hal yang dikritisi anggota Koperasi terhadap kinerja Koperasi mereka. Sebagai pemilik, anggota Koperasi akan menagih keuntungan dari dana-dana simpanan mereka. Sebagai pengguna atau pelanggan, anggota Koperasi menuntut kontinuitas pengadaan kebutuhan barang atau jasa serta mempersoalkan apakah Koperasi mereka menguntungkan atau tidak dibandingkan dengan penjual atau pembeli di luar Koperasi. Mengingat pendapatan merupakan faktor yang sangat dominan dalam memenuhi kebutuhan seseorang, maka alasaan ekonomi untuk memasuki atau menetap pada suatu Koperasi menjadi pilihan utama dalam pembahasan ekonomi Koperasi. Apabila manfaat yang dihasilkan koperasi bagi seorang anggota adalah lebih besar daripada manfaat yang dapat dicapai oleh individu itu bila dia tetap tinggal di luar Koperasi, maka individu itu barangkali akan tetap tinggal dalam Koperasi itu dan Koperasi bahkan dapat menarik anggota baru. Partisipasi anggota akan miningkat sehingga akan meningkatkan pula keberhasilan Koperasi tersebut. Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi diperlukan partisipasi baik dalam organisasi sendiri maupun dari luar organisasi yaitu dukungan masyarakat. Kerjasama dalam organisasi dapat terwujud bila ada kesadaran untuk berperan aktif. Partisipasi atau keterlibatan seseorang sangat diperlukan baik dalam wujud gagasan maupun tingkah laku. Hal itu sesuai dengan pengertian partisipasi yang dikemukakan oleh Keith Davis dalam Sri Widodo (2008: 24) Participation can be defined as mental

94 and emotional involvement of a person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them yang artinnya Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental pikiran dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggungjawab kepada kelompok dalam usaha yang bersangkutan. Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang baik mental maupun emosi dan mengarahkan orang-orang agar turut mendukung situasi organisasinya, dalam arti mengembangkan inisiatif dan kreativitasnya dalam mencapai sasaran kelompok, agar manusia bertanggungjawab atas kelompoknya. Masyarakat/anggota yang berpartisipasi dalam KSP akan mendukung keberadaan KSP serta melindungi dari segala ancaman. Dukungan tersebut dapat berupa pemberian ijin untuk berdiri, pemberian informasi, pinjaman modal, dan keleluasaan berkoperasi. Semua itu merupakan energy bagi Koperasi untuk tumbuh dan berkembang, dengan kata lain KSP dapat mencapai keberhasilan sesuai yang diharapkan.

95 4.3 Implikasi Pendidikan Upaya mewujudkan Koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa sampai dengan saat ini masih belum terwujudkan. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya kualitas anggota atau masyarakat Koperasi itu sendiri. Untuk mengatasi hal itu maka perlu dilakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan perkoperasian baik terhadap anggota Koperasi itu sendiri maupun calon- calon anggota Koperasi agar menjadi anggota yang sadar berkoperasi. Pendidikan perkoperasian merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pengembangan dan pembinaan Koperasi, karena keberhasilan atau kegagalan Koperasi banyak tergantung pada tingkat pendidikan serta partisipasi anggota. Kebanyakan anggota koperasi bersifat pasif karena pengetahuan mereka tentang perkoperasian sangat minim. Pengetahuan anggota mengenai perkoperasian dapat ditingkatkan secara bertahap melalui pendidikan. Pendidikan ini dapat diberikan melalui ketua kelompok masing-masing sehingga secara berkesinambungan dapat menyebarluaskan pengetahuannya kepadaanggota lain.materi pendidikan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, seperti: seluk beluk organisasi koperasi, hak dan kewajiban anggota, pengetahuan tentang produksi, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar anggota koperasi termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Dengan demikian, diharapkan usaha koperasi semakin maju dan berkembang sesuai dengan tujuan bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota dan bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya.

96 Pendidikan perkoperasian kepada anggota merupakan tugas yang berat, tetapi harus dilaksanakan antar koperasi, antar bidang, dan antar instansi yang terkait secara terpadu dan berkesinambungan. Berkesinambungan berarti pendidikan merupakan kewajiban manusia sepanjang hidup sehingga mereka harus belajar dan mengikuti perkembangan lingkungan yang sangat dinamis. Perkembangan teknologi dan komunikasi juga merupakan tantangan berat yang harus dihadapi koperasi agar tidak tertinggal dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Pelaksanaan pendidikan perkoperasian kepada anggota maupun masyarakat tidak mungkin ditangani sendiri oleh koperasi. Peranan pemerintah melalui pendidikan formal mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi sangat membantu dalam memberikan pendidikan perkoperasian kepada masyarakat. Peranan lembaga swadaya masyarakat dalam upaya memasyarakatkan koperasi dan mengkoperasikan masyarakat juga sangat diperlukan. Pendidikan perkoperasian baik formal maupun informal, merupakan keseluruhan proses pengembangan kemampuan atau kecakapan dan perilaku manusia yang dilakukan secara terorganisasi dan terus menerus serta dirancang untuk menggabungkan pengetahuan keterampilan dan pemahaman di bidang perkoperasian yang bermanfaat terhadap keseluruhan kehidupan Koperasi. Dengan demikian pendidikan perkoperasian itu bukan hanya menambah pengetahuan perkoperasian dan meningkatkan keterampilan teknik-teknik bisnis serta mengembangkan sikap-sikap kondusif dalam berbisnis tetapi jauh lagi untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai Koperasi serta ide-ide besar Koperasi.