Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

dokumen-dokumen yang mirip
INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment)

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA MMT-ITS DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL, KANO DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR LAYANAN ADMINISTRASI POLITEKNIK UBAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

Ratna Kencana Ekasari LOGO.

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

Universitas Kristen Maranatha

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

BAB III METODE PENELITIAN

USULAN RANCANGAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN MODEL INTEGRASI SERVQUAL KANO

Integrasi Metode Kano dan Quality Function Deployment (QFD) untuk Peningkatan Pelayanan Pendidikan (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Baureno)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

OPTIMASI KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS PT. BANK XYZ)

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QFD (STUDY KASUS : HOTEL ELMI SURABAYA)

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PT. X DENGAN MODEL SERVQUAL DAN KANO

ANALISIS SISTIM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MODEL KANO

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN PADA PELANGGAN SEMEN PADANG MENGGUNAKAN MODEL KANO BERDASARKAN DIMENSI SERVQUAL

BAB 2 LANDASAN TEORI...

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Proses Penelitian.

ANALISIS SERVICE QUALITY DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGUKUR KUALITAS LAYANAN KATERING DI PT BORNEO KALTIM

MODEL KANO DALAM MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN DI RESTAURAN CEPAT SAJI

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X

Analisis Peningkatan Kinerja Pelayanan Jasa pada Bengkel Mobil. Dengan Metode Servqual dan Quality Function Deployment. Rahmat Adi Seputro

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung

INTEGRASI SERVQUAL DAN QFD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN ANGKUTAN MASSA TRANS JOGJA

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan dengan Metode Servqual dan QFD pada Bank Aceh Cabang Krueng Geukueh

INTEGRASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN KANO GUNA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK GUNTING MULTIFUNGSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pelanggannya. Sebaliknya jika produsen tidak dapat memberikan kepuasan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 2 NO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS LAYANAN BERBASIS SERVQUAL

IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KUALITAS LAYANAN TIM ASSET INTEGRITY DI PERUSAHAAN XYZ KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

USULAN PENGEMBANGAN PRODUK MAKANAN RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

DAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii

Kata kunci: kano, kualitas layanan, layanan penerbangan, QFD

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PADA PERUSAHAAN JASA TRAVEL AGENT BERBASIS E-COMMERCE DENGAN METODE E-SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

ANALISA KEPUASAN PENGHUNI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PERUMAHAN PURI SAFIRA REGENCY SURABAYA

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

OPTIMASI KEPUASAN KONSUMEN DENGAN INTEGRASI PENERAPAN MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENILAIAN KUALITAS JASA PELAYANAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA BERDASARKAN PREFERENSI KONSUMEN

Studi Kualitas Pelayanan dari Segi Fasilitas dan Operasional di Universitas Al Azhar Indonesia (Sebuah Studi Kasus)

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Mix Method (Qualitatif dan Quantitatif), Metode

PENERAPAN FUZZY SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN (Studi Kasus Bengkel Mobil PT.

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

Analisis Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan Metode Kano Di Perpustakaan Universitas Kadiri

PENDEKATAN MODEL KANO PADA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK PERBAIKAN KUALITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Bab III Metode Penelitian

SKRIPSI. Nama : Heri Santika NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

#13 KEPUASAN PELANGGAN

KEPUASAN PELANGGAN #12

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PELANGGAN DENGAN INTEGRASI SERVICE QUALITY

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO

#14 KEPUASAN PELANGGAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

, REFINED KANO S UNTUK SURABAYA MEN DIAJUKAN PUTRI ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN MODEL KANO

Transkripsi:

PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL METHOD, KANO MODEL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus : Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta) Yenny Novi Jayanti 1, *) dan Moses L. Singgih 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya e-mail: 1) yenov1011@gmail.com, 2) moses@ie.its.ac.id ABSTRAK Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam UUD 1945, harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta merupakan institusi yang salah satu tugasnya melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian dan kalibrasi di seluruh Sarana Pelayanan Kesehatan/Sarpelkes. BPFK Jakarta dalam melakukan pelayanan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan juga mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008 yang salah satu klausulnya adalah harus mendapatkan umpan balik pelanggan atas pelayanan yang telah diberikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui umpan balik tersebut dengan mengintegrasikan Servqual Method, Kano Model dan Quality Function Deployment (QFD). Hasil penelitian dengan Servqual Method diketahui bahwa melayani permintaan pelanggan dengan cepat memiliki gap terbesar, Kano Model mengidentifikasi bahwa 21 variabel yang ada hanya masuk pada 2 kategori yaitu Must Be dan One Dimensional. Berdasarkan perancangan dan pembobotan pada Quality Function Deployment (QFD), maka 2 respon teknis yang memiliki bobot paling besar adalah perbaikan prosedur pelayanan sebesar 17.6% dan standar pelayanan sebesar 16,1%. Manajemen BPFK Jakarta melakukan perbaikan prosedur pelayanan dan standar pelayanan dengan menganut pelayanan prima dan Service Excellent untuk peningkatan pelayanan pengujian dan kalibrasi kepada pelanggan. Kata kunci: Servqual Method, Kano Model, Quality Function Deployment (QFD) PENDAHULUAN Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta merupakan salah satu institusi pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan yang berwenang sesuai dengan Permenkes Nomor 530/MENKES/PER/IV/2007. BPFK Jakarta melakukan pelayanan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan ke sarpelkes dengan cakupan wilayah kerja meliputi 9 Propinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat). Pelayanan pengujian dan kalibrasi hampir 90% merupakan pekerjaan in-situ (ditempat) yaitu petugas mengerjakan kegiatan pelayanan pengujian dan kalibrasi di sarpelkes. Dalam hal ini sarpelkes adalah pelanggan dari institusi pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan. Wilayah kerja BPFK Jakarta merupakan wilayah yang sangat kompetitif untuk pelayanan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan karena terdapat banyak institusi pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan baik dari Pemerintah (BPFK Jakarta) dan Swasta A-49-1

(PT.Globalindo Maintenance Management/GMM, PT. Global Promedika Service, PT.Calibramed, dll), serta tingkat pengetahuan dan respons pelanggan di wilayah kerja BPFK Jakarta tentang pentingnya pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan sangat tinggi. Pelanggan yang berada di wilayah kerja BPFK Jakarta sangat mudah untuk berpindah dari satu institusi pengujian dan kalibrasi ke institusi pengujian dan kalibrasi yang lain dengan memperhatikan pelayanan yang diberikan. Selain hal itu, pelanggan dalam memilih suatu institusi pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan tentunya memiliki suatu harapan yang ingin dicapai sebagai konsekuensi pembelian jasa. BPFK Jakarta sebagai institusi berwenang dalam pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan yang diatur melalui regulasi tentu menerapkan ISO 17025:2008 dalam melakukan pelayanan. Salah satu klausul di 4.7.2 yang berisi bahwa laboratorium harus mencari umpan balik, baik positif maupun negatif dari pelanggannya. Umpan balik tersebut harus digunakan dan dianalisis untuk meningkatkan sistem manajemen, kegiatan pengujian dan kalibrasi serta pelayanan pelanggan. Selama ini belum pernah melakukan evaluasi atas pelayanan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan yang diberikan pada pelanggan di wilayah kerja BPFK Jakarta, sehingga belum diketahui respon kesenjangan/gap yang terjadi dalam penyampaian jasa ke pelanggan. Kesenjangan/gap yang terjadi dalam penyampaian jasa ke pelanggan menimbulkan keluhan pelanggan yang diterima oleh BPFK Jakarta atas pelayanan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan yang diberikan. Pengaduan Pelanggan Tentang Pelayanan Pengujian/Kalibrasi Tahun 2011 8,3% 91,7% Pengaduan Pelanggan Pelayanan Tanpa Pengaduan Gambar 1. Data Pengaduan Pelanggan Tentang Pelayanan pengujian/kalibrasi (Laporan Tahunan BPFK Jakarta, 2011) Penelitian ini mengintegrasikan Servqual Method, Kano Model dan Quality Function Deployment (QFD). Servqual Method untuk mengetahui atribut pelayanan berdasarkan 5 (lima) dimensi (Tangible, Realibility, Assurance, Responsiveness, Empathy) yang dibutuhkan pelanggan dan gap pelayanan. Akan tetapi, perilaku pelanggan yang cenderung statis dan dipengaruhi faktor lingkungan akan mempengaruhi tingkat kebutuhan saat ini dan akan datang, tidak cukup hanya menggunakan Servqual Method, untuk mengantisipasi hal ini maka diintegrasikan dengan Kano Model. Kano Model juga mengidentifikasikan sejauh mana atribut pelayanan tersebut dapat memuaskan pelanggan, sehingga akan menghasilkan atribut pelayanan yang prioritas dan tepat. Pengintegrasian Servqual Method dan Kano Model selanjutnya dimasukkan sebagai kebutuhan pelanggan pada Quality Function Deployment (QFD) untuk penyusunan respon teknisnya. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya rekomendasi teknis atas atribut pelayanan dari suara pelanggan yang perlu ditingkatkan oleh pihak manajemen BPFK Jakarta untuk mengurangi keluhan pelanggan serta meningkatkan kualitas pelayanan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan. A-49-2

Tujuan Penelitian: 1. Mengidentifikasi variabel pelayanan dan gap yang terjadi antara persepsi dan harapan pelanggan dengan menggunakan metode Servqual 2. Mengidentifikasi variabel pelayanan yang diprioritaskan untuk ditingkatkan sesuai dengan harapan pelanggan melalui metode Model Kano 3. Memetakan House of Quality (HoQ) untuk bisa melakukan perancangan dan menentukan prioritas respon teknis yang perlu dikembangkan oleh manajemen BPFK Jakarta Servqual Method Model yang paling banyak digunakan selama ini adalah konsep Service Quality dari Parasuraman (1985), yaitu: 1. Tangible (Bukti langsung), yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. 2. Realibility (Keandalan), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 3. Responsiveness (Daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap 4. Assurance (Jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf serta bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. 5. Empathy (Empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. Kano Model Gambar 2. Model Kano (Yang, 2005) Metode Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano (Kano,1984). Metode Kano adalah metode yang bertujuan untuk mengkategorikan variabel-variabel dari produk maupun jasa berdasarkan seberapa baik produk/ jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan. Variabel-variabel layanan dapat dibedakan menjadi beberapa kategori: Must Be atau Basic needs. Pada kategori keharusan ( must be) atau kebutuhan dasar (basic needs), pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja dari variabel yang bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari variabel tersebut tinggi. One-dimensional atau performance needs Dalam kategori one dimensional atau performance needs, tingkat kepuasan pelanggan berhubungan linear dengan kinerja variabel, sehingga kinerja variabel yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan pelanggan pula. A-49-3

Attractive atau excitement needs Sedangkan pada kategori attractive atau excitement needs, tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sampai tinggi dengan meningkatnya kinerja variabel. Akan tetapi penurunan kinerja variabel tidak akan menurunkan tingkat kepuasan. Tabel 1. Hasil Evaluasi Kano Tabel 2. Hasil Evaluasi Kano Penentuan kategori untuk tiap variabel atau Kano s Weight digunakan aturan pada Blauth s formula (Walden, 1993), yakni : - Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) > jumlah nilai (indiferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh nilai paling maksimum dari (one dimensional, attractive, must be) - Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) < jumlah nilai (indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh yang paling maksimum dari (indifferent, reverse, questionable). - Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) = jumlah nilai (indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh yang paling maksimum diantara semua kategori kano yaitu (one dimensional, attractive, must be dan indifferent, reverse, questionable ) QFD (Quality Function Deployment) QFD merupakan salah satu piranti Total Quality Management (TQM) yang menerapkan kebutuhan pelanggan pada rancangan suatu produk. Elemen dasarnya adalah keberadaan kualitas yang didefinisikan oleh para pelanggan. Karena yang mendefinisikan adalah pelanggan, maka perlu keterlibatan pihak pelanggan. Inilah tujuan utama dari metode QFD, yang menjadikan pelanggan sebagai bagian dari siklus pengembangan produk suatu perusahaan (Wahyu, 2003). Manfaat QFD menurut Lou Cohen (1995), antara lain : 1. Rancangan produk dapat diutamakan dan dipusatkan pada kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menjadi lebih mudah untuk dipahami. 2. Dapat menganalisa kinerja pelayanan perusahaan terhadap para pesaingnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. 3. Mengurangi waktu implementasi proses karena proses-proses yang penting akan teridentifikasi dan termonitor dengan baik dari awal sampai akhir. A-49-4

4. Input dari QFD mencakup semua bagian dari perusahaan sehingga meningkatkan kerjasama yang baik antar bagian dalam perusahaan. METODE Gambar 3. Kerangka Dasar untuk Rumah Kualitas (Cohen, 1995) Metode penelitian dilakukan sesuai Flow Chart dibawah ini: Gambar 4. Flow Chart Penelitian A-49-5

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Servqual Tabel 3. Data Kuisioner Servqual BPFK Jakarta Berdasarkan data kuisioner Servqual setelah diuji validitas dan reliabilitas, didapatkan nilai Gap antara persepsi dan harapan dari pelanggan BPFK Jakarta. Gap terbesar adalah pada pernyataan melayani permintaan pelanggan dengan cepat. Dari data diatas dihitung Weight of Service Quality : Weight of Service Quality = gap x nilai rata-rata harapan pelanggan (1) Tabel 4. Weight of Service Quality BPFK Jakarta Data Kano Hasil kuisioner Kano sebagai respon pelanggan dalam pernyataan fungsional dan disfungsional kemudian diklasifikasikan ke dalam kriteria sebuah Kano yang berdasarkan Evaluasi Kano pada Tabel 1. Dari kuisioner ini akan mendapatkan Kano s Weight dengan melakukan: A-49-6

1. Mengklasifikasikan pertanyaan fungsional dan disfungsional kedalam 6 kategori Evaluasi Kano. 2. Jawaban masing-masing responden untuk tiap-tiap pertanyaan diklasifikasikan, kemudian ditabulasikan secara numerik 3. Penggunaan formula Blauth ((Walden, 1993) untuk menghitung Kano s Weight. Tabel 5. Kano s Weight Berdasarkan Kano s Weight, variabel-variabel layanan hanya masuk pada kategori Kano Must Be (basic need) dan One Dimensional saja. Tabel 6 Variabel Layanan Kategori Must Be dan Tabel 7 Variabel Layanan Kategori One Dimensional. Tabel 6. Variabel Layanan Kategori Must Be Tabel 7. Variabel Layanan Kategori One Dimensional Menurut Tan (2000) bahwa salah satu manfaat yang diperoleh dengan mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan berdasarkan model Kano adalah prioritas untuk pengembangan produk. Sebagai contoh, tidak menguntungkan untuk berinvestasi dalam kategori perbaikan yang Must Be pada tingkat kepuasan. Sebuah alternatif yang lebih menguntungkan adalah untuk meningkatkan kategori One-dimensional atau Attractive karena kedua kategori memiliki pengaruh lebih besar pada kualitas produk dan tingkat kepuasan pelanggan. A-49-7

QFD dilakukan melalui House of Quality (HoQ) dengan tahapan sebagai berikut: 1. Tingkat Kepentingan Pelanggan (Important to Customer). 2. Tingkat Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Performance) 3. Tingkat Kepuasan Pesaing (Competitive Satisfaction Performance) 4. Perhitungan Goal / Target Value 5. Perhitungan Improvement Ratio (IR) = (3) 6. Perhitungan Sales Point 7. Perhitungan Raw Weight (RW) Raw weight = (tingkat kepentingan) x (improvement ratio) x (sales point) (4) 8. Perhitungan Normalized Raw Weight dan Cumulative Raw Weight 9. Respon Teknis (Technical Response) 10. Matrik Hubungan (Relationship Matrix) 11. Korelasi Teknis Berdasarkan hasil pembobotan respon teknis pada House of Quality diatas, maka perbaikan yang perlu dilakukan terdapat pada 2 (dua) respon teknis dengan nilai bobot paling tinggi, yaitu: 1. Perbaikan prosedur pelayanan; Perbaikan prosedur pelayanan dengan menganut pelayanan prima dan Service Excellent. 2. Perbaikan standar pelayanan; Memiliki standar waktu pelayanan minimal/ janji pelayanan untuk memberikan kepastian terselesaikannya pekerjaan kepada pelanggan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: 1. Variabel pelayanan BPFK Jakarta berdasarkan metode Servqual ditentukan dan disepakati 21 variabel, gap terbesar antara persepsi dan harapan pelanggan adalah melayani permintaan pelanggan dengan cepat dengan nilai gap sebesar 2,00. 2. Berdasarkan analisis model Kano, variabel-variabel layanan dapat dibedakan menjadi 2 kategori saja, yaitu Must Be dan One Dimensional. Variabel pelayanan yang perlu ditingkatkan adalah kategori One Dimensional 3. Respon teknis yang didapat dari pembobotan House of Quality juga mempertimbangkan faktor biaya dalam proses pengimplementasian. Untuk itu diambil perbaikan dari 2 respon teknis yang memiliki pembobotan terbesar, yaitu perbaikan prosedur pelayanan sebesar 17,6% dan perbaikan standar pelayanan sebesar 16,1%. Saran: Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan hal sebagai berikut: 1. Faktor cost /biaya sebaiknya dikembangkan pola perhitungan yang lebih kuantitaif atau matematis menggunakan Liner Programming dengan fungsi tujuan dan pembatas yang detil. 2. Industri jasa berkembang semakin pesat, sehingga perlu dilakukan pendekatan dengan metode yang lebih komprehensif dan mutakhir dalam upaya peningkatan kualitas layanan. A-49-8

DAFTAR PUSTAKA Cohen, Lou (1995), Quality Function Deployment: How to make QFD Work For You, Addison-Wesley Publishing Company. Tan, K.C., Tan Pawitra.(2001), Integrating SERVQUAL and Kano s Model into QFD for Service Excellence Development, Managing Service Quality, 11(6), pp. 418-4310 Tan, K.C., X.X. Shen (2000), Integrating Kano s Model in the Planning Matrix of Quality Function Deployment, Total Quality Management. Vol.11, No.8, pp.1141-1151. Yang, Ching Chow (2005), The Refined Kano s Model and its Application. Total Quality Management, Vol.16, No.10, pp.1127-1137. Zeithaml Valarie, A., Leonard,L,Berry, and A. Parasuraman. (1990), Service, The Free Press, New York Delivery Quality A-49-9