METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor merupakan suatu studi kasus terhadap berbagai kasus longsor yang terjadi di Kabupaten Garut terutama di kecamatan yaitu Kecamatan Banjarwangi, Kecamatan Singajaya dan Kecamatan Peundeuy. Peta lokasi penelitian terdapat pada Lampiran 1. Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor dilaksanakan pada Bulan Oktober 004 Desember 005. Bahan dan Alat Bahan dan peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor, terdiri dari: - Tallyshet (daftar isian) yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan jenis data yang dikumpulkan untuk menjawab analisis faktorfaktor utama penyebab terjadinya longsor. - Laporan Identifikasi Potensi Bencana dan Sumber Air oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Cimanuk-Citanduy Tahun 00. Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari seperangkat Personal Computer, Scanner, dan Software Statistica 6.0. Jenis dan Sumber Data Untuk menjawab tujuan penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor digunakan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan pengamatan berbagai kejadian longsor di lokasi kajian berdasarkan daftar isian (tallyshet)
yang telah disiapkan. Data sekunder merupakan berbagai data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Cimanuk-Citanduy, Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Singajaya dan berbagai referensi penunjang lainnya. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan peta kerawanan longsor untuk Kabupaten Garut yang dikeluarkan oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Tahun 1998 dan Laporan Inventarisasi Potensi Bencana dan Sumber Air oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Cimanuk-Citanduy Tahun 00. Laporan ini menyebutkan kecamatan di Kabupaten Garut ini termasuk wilayah kecamatan dengan tingkat kerawanan longsor tinggi. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan dan pengumpulan data lapangan dilakukan setelah faktorfaktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat teridentifikasi. Proses identifikasi dan pemilihan parameter yang akan diamati berdasarkan atas kondisi wilayah penelitian dan hasil kajian pustaka. Dalam hal ini pertimbangan teoritis (hasil studi pustaka) dan faktor kondisi fisik wilayah penelitian menjadi acuan dalam menetapkan berbagai faktor penyebab tanah longsor. Kondisi wilayah yang menjadi pertimbangan untuk menetapkan suatu parameter antara lain : 1. Keadaan longsor (landslide), yaitu : tipe longsor, kondisi zona (wilayah) di sekitar lokasi/titik longsor, keadaan pergerakan longsor (aktif/pasif) dan volume timbunan material longsor. Selanjutnya parameter ini menjadi independent factor (Y) untuk diidentifikasi dan membangun model hubungan faktor-faktor penyebab tanah longsor.. Keadaan vegetasi, yaitu : jenis vegetasi tutupan lahan (land cover), jenis tanaman, diameter batang, tinggi tanaman dan kerapatan.
. Karakteristik fisik tanah, yaitu : ketebalan tanah (solum), warna tanah, intensitas/tingkat erosi yang terjadi pada lokasi longsor, tekstur tanah, dan klasifikasi tanah berdasarkan SCS (Soil Conservation Service). 4. Kelerengan, yaitu : panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S). 5. Bentang lahan (landform), yaitu : kejadian longsor terakhir, material longsor, bentang lahan (perbukitan), bentuk lembah sungai. 6. Penggunaan lahan (landuse), yaitu : kebun campuran, tanaman semusim (kebun sayuran) dan sawah. 7. Usaha konservasi, yaitu upaya yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya bahaya longsor : pembuatan teras, bronjong penahan tebing dan pembuatan saluran pengairan. Data yang diperlukan dalam penelitian identifikasi dan penentuan faktorfaktor utama penyebab tanah longsor dalam tallyshet terdapat pada Lampiran. Pemilihan berbagai variabel tersebut di atas merupakan upaya untuk mencari korelasi/keterkaitan terhadap longsor di lokasi penelitian. Pada tahap awal, seluruh faktor tersebut diasumsikan memiliki kontribusi sama terhadap kejadian longsor (tipe longsor, keadaan zona longsor dan volume longsor). Secara garis besar tahapan penelitian identifikasi dan penentuan faktorfaktor utama penyebab tanah longsor terdapat pada Gambar 4. Daftar isian (tallyshet) yang digunakan sebagai pedoman untuk pengamatan lapangan disusun berdasarkan hasil studi literatur dan identifikasi faktor-faktor utama penyebab tanah longsor. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data hasil pengamatan dalam penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor. Analisis yang dilakukan terdiri dari Principal Componen Analysis (PCA) dan dilanjutkan dengan Cluster Analysis. Untuk menguji keberartian model dilakukan analisis regresi terhadap variabel terpilih.
Studi Literatur Identifikasi Faktor Penyebab Longsor Karakteristik Fisik Tanah Vegetasi Kelerengan Landform Landuse Usaha Konservasi Tallyshet Pengamatan lapangan Analisis Data: PCA (Principal Component Analysis) & Cluster Analysis Analisis Regresi dan Korelasi Nyata Ya Tidak Model Hubungan Faktor Tanah Longsor Gambar 4. Tahapan Penelitian Analisis Faktor Tanah Longsor Metode Analisis Secara empiris, untuk menjawab tujuan penelitian dilakukan pendekatan, yaitu 1) untuk mengidentifikasi karakteristik longsor yang terjadi di lokasi kajian dilakukan melalui analisis deskriptif, dan ) penentuan/analisis faktor utama penyebab tanah longsor dilakukan dengan metode Analisis Komponen Utama (Principal Componen Analysis-PCA) dilanjutkan dengan analisis regresi untuk menguji keberartian model yang dibangun.
Untuk menjawab tujuan pertama, maka dilakukan analisis secara deskriptif. Identifikasi karakteristik tanah longsor di Kabupaten Garut, terutama Kecamatan Banjarwangi, Singajaya dan Peundeuy diawali dengan menginventarisasi jenis longsor yang terjadi dengan memperhatikan berbagai kondisi lingkungan yang terdapat di sekitar lokasi kejadian (zona longsor). Berbagai faktor yang diduga menjadi penyebab tanah longsor diidentifikasi dan dianalisis. Selain dari hasil investigasi tersebut, wawancara dengan penduduk setempat dilakukan untuk mendapatkan informasi guna mendeskriptifkan tipologi tanah longsor yang terjadi di wilayah kajian. Tujuan kedua adalah menentukan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor. Analisis dilakukan terhadap seluruh set data hasil pengamatan dan pengumpulan data lapangan. Secara keseluruhan data yang terkumpul dapat dikatagorikan dalam (dua) bentuk data, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Selanjutnya keseluruhan data yang berkatagori kualitatif diberi skor seperti yang terdapat pada Tabel. Dari keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya ditentukan faktor yang paling berpengaruh dan menghilangkan faktor yang saling berkorelasi menggunakan metode analisis komponen utama (PCA). Pemilihan variabel yang diamati didasarkan pada kondisi lokasi penelitian yang sering mengalami kejadian tanah longsor. Penentuan nilai (skor) tiap variabel yang digunakan dalam identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor menunjukkan jumlah suatu variabel ditemukan dalam kejadian longsor. Nilai masing-masing variabel penjelas ditentukan kemudian setelah seluruh data rekapitulasi hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan diolah. Artinya semakin besar nilai (skor) yang diberikan pada variabel tertentu semakin sering ditemukan variabel tersebut dalam kejadian longsor. Variabel yang langsung diukur, antara lain volume longsor, tebal tanah, diameter pohon serta panjang dan kemiringan lereng. Seluruh nilai hasil
pengukuran dimasukkan langsung (tanpa perlu pengkelasa n) dalam rekapitulasi hasil pengukuran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sebaran data secara apa adanya dan faktor-faktor tersebut dapat memberikan gambaran kondisi lingkungan dimana tanah longsor tersebut ditemukan. Tabel. Variabel yang Digunakan dalam Penelitian Tanah Longsor Respon (Y) : Keadaan Longsor Variabel Variabel Penjelas Skor Prediktor (X) Karakteristik Fisik Tanah (X1) Keadaan vegetasi (X) Lereng (X) Landform (X4) Landuse (X5) Kategori y 1 Tipe longsor 1 penurunan muka tanah gelinciran tanah y Kondisi zona longsor 1 stabil potensial rawan y Volume longsor pengukuran lapangan v 1 Ketebalan tanah pengukuran lapangan v Warna tanah 1 coklat coklat kemerahan coklat kekuningan v Erosi 1 v 4 Tekstur tanah 1 v5 Jenis tanaman 1 tidak intensif rendah Intensif liat berat lempung liat belukar kebun campuran semusim v6 Kerapatan 1 jarang terbuka v 7 Diameter batang pengukuran lapangan v 8 Panjang pengukuran lapangan v 9 Slope pengukuran lapangan v 10 Kejadian longsor 1 belum pernah pernah v 11 Kondisi perbukitan 1 landai agak curam curam v 1 Bentuk lembah sungai 1 v 1 Sawah 1 v 14 Kebun campuran 1 v 15 Infrastruktur 1 Usaha Konservasi (X6) v 16 Usaha konservasi 1 4 Sumber : diolah dari data primer V U tidak produktif bera intensif dominan tan. keras campuran pemukiman jalan bronjong penahan saluran air pembuatan teras tidak ada
Analisis Komponen Utama Analisis komponen utama (Principal Component Analysis) merupakan salah satu teknik analisis multivariabel yang dilakukan untuk tujuan ortogonalisasi dan penyederhanaan variabel. Analisis komponen utama merupakan teknik statistik yang mentransformasikan secara linier satu set variabel kedalam variabel baru dengan ukuran yang lebih kecil namun representatif dan tidak saling berkorelasi. Dengan analisis PCA kita dapat mereduksi variabel yang dalam hal ini adalah faktor-faktor penyebab tanah longsor dari 16 variabel menjadi 5 komponen (faktor) utama yang saling orthogonal. Untuk mempermudah dalam menginterpretasi hasil analisis faktor (memberi penamaan terhadap faktor) dilakukan rotasi dengan metode rotasi varimax. Melalui analisis faktor akan diperoleh factor loading dan factor score. Jumlah faktor tersebut dibatasi pada akar ciri (eigenvalue) = 1. Factor loading dimaksudkan untuk mengetahui dimensi pola hubungan antar kategori dalam suatu peubah. Oleh karena itu, factor loading terdiri dari kumpulan kategori-kategori dari peubah-peubah yang diamati. Selanjutnya hasil factor loading ini digunakan untuk mendukung interpretasi hasil analisis korelasi (correlation analysis) dan analisis cluster (cluster analysis) terhadap factor score. Cluster analysis adalah teknik klasifikasi/identifikasi yang merupakan suatu proses pengelompokan observasi ke dalam kelompok yang benar dalam satu set kategori yang disusun. Dalam prosesnya, elemen/observasi yang mempunyai kemiripan akan dikelompokkan menjadi satu cluster (kelompok). Tujuan analisis clustering adalah untuk menemukan struktur kategori yang sesuai dengan observasi (finding the structural groups) dengan derajat asosiasi alamiah (degree of similarity) yang tinggi antara sesama anggota kelompok dan rendah antara group (kelompok) yang lainnya. Cluster Analysis adalah salah satu tehnik yang membantu mencari keteraturan. Penggunaan
Cluster Analysis dikondisikan oleh elemen penting : Konteks masalah, pengetahuan analis terhadap konteks, dan tujuan penelitian. Untuk lebih mempermudah pengelompokan variabel tersebut, dilakukan analisis dengan metode hierarki. Metode ini dilakukan dengan mengklasifikasikan dari jumlah kelompok yang besar, kemudian proses penggabungan sehingga menjadi sejumlah kecil kelompok disebut juga dengan Nested atau hierarchical classification dilakukan dengan metode tetangga terdekat (nearest neighbor method), atau sering disebut sebagai single linkage method, dimana jarak antar kelompok didasarkan pada jarak terdekat dari anggota kelompok. Uji Statistik Setelah melalukan analisis komponen utama, tahap selanjutnya melakukan validasi terhadap set variabel terpilih, dalam hal ini dilakukan analisis regresi berganda (multiple regression). Analisis ini digunakan untuk membuat model pendugaan terhadap nilai dari parameter-parameter (variabel penjelas). Syarat analisis regresi berganda adalah tidak terdapat multikolinearitas antar variabel. Dalam regresi berganda, dianggap mempunyai peubah tak bebas Y yang tergantung pada sejumlah peubah bebas x 1, x,..., x p. Model persamaan regresi ganda yang umum digunakan untuk menggambarkan respon variabel Y oleh pengaruh perubahan beberapa variabel bebas x : Y = a 0 + a 1 x 1 + a x +...a n x n dimana : Y x 1...n a 0...n = variabel tidak bebas/respon (longsor) = variabel bebas = koefisien regresi Lebih lanjut uraian uji statistik ini akan dibahas lebih rinci pada bab hasil dan pembahasan.