METODOLOGI. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR UTAMA PENYEBAB TANAH LONGSOR DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT SUBHAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR UTAMA PENYEBAB TANAH LONGSOR DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT SUBHAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Sub DAS Kayangan. Sub DAS (Daerah Aliran Sungai) Kayangan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

III. METODE PENELITIAN

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kondisi geologi menyimpan potensi kebencanaan yang dapat

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA

METODE PENELITIAN. Perumusan Indikator Wilayah yang Layak Dicadangkan untuk Kawasan Produksi Beras

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN TEKNIS PEMETAAN ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bencana Longsor yang Berulang dan Mitigasi yang Belum Berhasil di Jabodetabek

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DAERAH RAWAN LONGSOR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat)

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenuh air atau bidang luncur. (Paimin, dkk. 2009) Sutikno, dkk. (2002) dalam Rudiyanto (2010) mengatakan bahwa

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI DAS DELI DALAM MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN BERDASARKAN EVALUASI KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

BAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua

BAB I PENDAHULUAN. atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2016), bencana tanah longsor

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Longsoran Desa Sirnajaya dan Sekitarnya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

III. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

POTRET BENCANA BANJIR BANDANG DI WASIOR. Djadja, Agus Solihin, Agus Supriatna Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

ANALISIS DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN WAY KRUI TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh. Catur Pangestu W

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA INFILTRASI

BAB I PENDAHULUAN. bencana yang tinggi. Salah satu bencana yang banyak melanda daerah-daerah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL 20 APRIL 2008 DI KECAMATAN REMBON, KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Klasifikasi Kemampuan Lahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PRODUSER PENELITIAN. Metode Deskriptif Eksploratif, dalam metode yang mengungkap masalah atau

BAB III PENGENDALIAN LONGSOR Identifikasi dan Delineasi Daerah Rawan Longsor

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI Keaslian Penelitian... 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

III. METEDOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria Lahan Kritis di Kawasan Hutan Lindung (HL), Budidaya Pertanian (BDP) dan Kawasan Lindung di Luar Kawasan Hutan (LKHL)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

I. PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Menurut Baldiviezo et al. (2003 dalam Purnomo, 2012) kelerengan dan penutup lahan memiliki peran dalam tanah longsor,

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan

L O N G S O R BUDHI KUSWAN SUSILO

Gambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan.

BAB IV STUDI LONGSORAN

PERAN PEMBANGUNAN MANUSIA/SOSIAL DAN INTERAKSI SPASIAL DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN : KASUS KABUPATEN BOGOR ARMAN

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

Transkripsi:

METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor merupakan suatu studi kasus terhadap berbagai kasus longsor yang terjadi di Kabupaten Garut terutama di kecamatan yaitu Kecamatan Banjarwangi, Kecamatan Singajaya dan Kecamatan Peundeuy. Peta lokasi penelitian terdapat pada Lampiran 1. Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor dilaksanakan pada Bulan Oktober 004 Desember 005. Bahan dan Alat Bahan dan peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor, terdiri dari: - Tallyshet (daftar isian) yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan jenis data yang dikumpulkan untuk menjawab analisis faktorfaktor utama penyebab terjadinya longsor. - Laporan Identifikasi Potensi Bencana dan Sumber Air oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Cimanuk-Citanduy Tahun 00. Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari seperangkat Personal Computer, Scanner, dan Software Statistica 6.0. Jenis dan Sumber Data Untuk menjawab tujuan penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor digunakan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan pengamatan berbagai kejadian longsor di lokasi kajian berdasarkan daftar isian (tallyshet)

yang telah disiapkan. Data sekunder merupakan berbagai data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Cimanuk-Citanduy, Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Singajaya dan berbagai referensi penunjang lainnya. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan peta kerawanan longsor untuk Kabupaten Garut yang dikeluarkan oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Tahun 1998 dan Laporan Inventarisasi Potensi Bencana dan Sumber Air oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Cimanuk-Citanduy Tahun 00. Laporan ini menyebutkan kecamatan di Kabupaten Garut ini termasuk wilayah kecamatan dengan tingkat kerawanan longsor tinggi. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan dan pengumpulan data lapangan dilakukan setelah faktorfaktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat teridentifikasi. Proses identifikasi dan pemilihan parameter yang akan diamati berdasarkan atas kondisi wilayah penelitian dan hasil kajian pustaka. Dalam hal ini pertimbangan teoritis (hasil studi pustaka) dan faktor kondisi fisik wilayah penelitian menjadi acuan dalam menetapkan berbagai faktor penyebab tanah longsor. Kondisi wilayah yang menjadi pertimbangan untuk menetapkan suatu parameter antara lain : 1. Keadaan longsor (landslide), yaitu : tipe longsor, kondisi zona (wilayah) di sekitar lokasi/titik longsor, keadaan pergerakan longsor (aktif/pasif) dan volume timbunan material longsor. Selanjutnya parameter ini menjadi independent factor (Y) untuk diidentifikasi dan membangun model hubungan faktor-faktor penyebab tanah longsor.. Keadaan vegetasi, yaitu : jenis vegetasi tutupan lahan (land cover), jenis tanaman, diameter batang, tinggi tanaman dan kerapatan.

. Karakteristik fisik tanah, yaitu : ketebalan tanah (solum), warna tanah, intensitas/tingkat erosi yang terjadi pada lokasi longsor, tekstur tanah, dan klasifikasi tanah berdasarkan SCS (Soil Conservation Service). 4. Kelerengan, yaitu : panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S). 5. Bentang lahan (landform), yaitu : kejadian longsor terakhir, material longsor, bentang lahan (perbukitan), bentuk lembah sungai. 6. Penggunaan lahan (landuse), yaitu : kebun campuran, tanaman semusim (kebun sayuran) dan sawah. 7. Usaha konservasi, yaitu upaya yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya bahaya longsor : pembuatan teras, bronjong penahan tebing dan pembuatan saluran pengairan. Data yang diperlukan dalam penelitian identifikasi dan penentuan faktorfaktor utama penyebab tanah longsor dalam tallyshet terdapat pada Lampiran. Pemilihan berbagai variabel tersebut di atas merupakan upaya untuk mencari korelasi/keterkaitan terhadap longsor di lokasi penelitian. Pada tahap awal, seluruh faktor tersebut diasumsikan memiliki kontribusi sama terhadap kejadian longsor (tipe longsor, keadaan zona longsor dan volume longsor). Secara garis besar tahapan penelitian identifikasi dan penentuan faktorfaktor utama penyebab tanah longsor terdapat pada Gambar 4. Daftar isian (tallyshet) yang digunakan sebagai pedoman untuk pengamatan lapangan disusun berdasarkan hasil studi literatur dan identifikasi faktor-faktor utama penyebab tanah longsor. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data hasil pengamatan dalam penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor. Analisis yang dilakukan terdiri dari Principal Componen Analysis (PCA) dan dilanjutkan dengan Cluster Analysis. Untuk menguji keberartian model dilakukan analisis regresi terhadap variabel terpilih.

Studi Literatur Identifikasi Faktor Penyebab Longsor Karakteristik Fisik Tanah Vegetasi Kelerengan Landform Landuse Usaha Konservasi Tallyshet Pengamatan lapangan Analisis Data: PCA (Principal Component Analysis) & Cluster Analysis Analisis Regresi dan Korelasi Nyata Ya Tidak Model Hubungan Faktor Tanah Longsor Gambar 4. Tahapan Penelitian Analisis Faktor Tanah Longsor Metode Analisis Secara empiris, untuk menjawab tujuan penelitian dilakukan pendekatan, yaitu 1) untuk mengidentifikasi karakteristik longsor yang terjadi di lokasi kajian dilakukan melalui analisis deskriptif, dan ) penentuan/analisis faktor utama penyebab tanah longsor dilakukan dengan metode Analisis Komponen Utama (Principal Componen Analysis-PCA) dilanjutkan dengan analisis regresi untuk menguji keberartian model yang dibangun.

Untuk menjawab tujuan pertama, maka dilakukan analisis secara deskriptif. Identifikasi karakteristik tanah longsor di Kabupaten Garut, terutama Kecamatan Banjarwangi, Singajaya dan Peundeuy diawali dengan menginventarisasi jenis longsor yang terjadi dengan memperhatikan berbagai kondisi lingkungan yang terdapat di sekitar lokasi kejadian (zona longsor). Berbagai faktor yang diduga menjadi penyebab tanah longsor diidentifikasi dan dianalisis. Selain dari hasil investigasi tersebut, wawancara dengan penduduk setempat dilakukan untuk mendapatkan informasi guna mendeskriptifkan tipologi tanah longsor yang terjadi di wilayah kajian. Tujuan kedua adalah menentukan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor. Analisis dilakukan terhadap seluruh set data hasil pengamatan dan pengumpulan data lapangan. Secara keseluruhan data yang terkumpul dapat dikatagorikan dalam (dua) bentuk data, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Selanjutnya keseluruhan data yang berkatagori kualitatif diberi skor seperti yang terdapat pada Tabel. Dari keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya ditentukan faktor yang paling berpengaruh dan menghilangkan faktor yang saling berkorelasi menggunakan metode analisis komponen utama (PCA). Pemilihan variabel yang diamati didasarkan pada kondisi lokasi penelitian yang sering mengalami kejadian tanah longsor. Penentuan nilai (skor) tiap variabel yang digunakan dalam identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor menunjukkan jumlah suatu variabel ditemukan dalam kejadian longsor. Nilai masing-masing variabel penjelas ditentukan kemudian setelah seluruh data rekapitulasi hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan diolah. Artinya semakin besar nilai (skor) yang diberikan pada variabel tertentu semakin sering ditemukan variabel tersebut dalam kejadian longsor. Variabel yang langsung diukur, antara lain volume longsor, tebal tanah, diameter pohon serta panjang dan kemiringan lereng. Seluruh nilai hasil

pengukuran dimasukkan langsung (tanpa perlu pengkelasa n) dalam rekapitulasi hasil pengukuran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sebaran data secara apa adanya dan faktor-faktor tersebut dapat memberikan gambaran kondisi lingkungan dimana tanah longsor tersebut ditemukan. Tabel. Variabel yang Digunakan dalam Penelitian Tanah Longsor Respon (Y) : Keadaan Longsor Variabel Variabel Penjelas Skor Prediktor (X) Karakteristik Fisik Tanah (X1) Keadaan vegetasi (X) Lereng (X) Landform (X4) Landuse (X5) Kategori y 1 Tipe longsor 1 penurunan muka tanah gelinciran tanah y Kondisi zona longsor 1 stabil potensial rawan y Volume longsor pengukuran lapangan v 1 Ketebalan tanah pengukuran lapangan v Warna tanah 1 coklat coklat kemerahan coklat kekuningan v Erosi 1 v 4 Tekstur tanah 1 v5 Jenis tanaman 1 tidak intensif rendah Intensif liat berat lempung liat belukar kebun campuran semusim v6 Kerapatan 1 jarang terbuka v 7 Diameter batang pengukuran lapangan v 8 Panjang pengukuran lapangan v 9 Slope pengukuran lapangan v 10 Kejadian longsor 1 belum pernah pernah v 11 Kondisi perbukitan 1 landai agak curam curam v 1 Bentuk lembah sungai 1 v 1 Sawah 1 v 14 Kebun campuran 1 v 15 Infrastruktur 1 Usaha Konservasi (X6) v 16 Usaha konservasi 1 4 Sumber : diolah dari data primer V U tidak produktif bera intensif dominan tan. keras campuran pemukiman jalan bronjong penahan saluran air pembuatan teras tidak ada

Analisis Komponen Utama Analisis komponen utama (Principal Component Analysis) merupakan salah satu teknik analisis multivariabel yang dilakukan untuk tujuan ortogonalisasi dan penyederhanaan variabel. Analisis komponen utama merupakan teknik statistik yang mentransformasikan secara linier satu set variabel kedalam variabel baru dengan ukuran yang lebih kecil namun representatif dan tidak saling berkorelasi. Dengan analisis PCA kita dapat mereduksi variabel yang dalam hal ini adalah faktor-faktor penyebab tanah longsor dari 16 variabel menjadi 5 komponen (faktor) utama yang saling orthogonal. Untuk mempermudah dalam menginterpretasi hasil analisis faktor (memberi penamaan terhadap faktor) dilakukan rotasi dengan metode rotasi varimax. Melalui analisis faktor akan diperoleh factor loading dan factor score. Jumlah faktor tersebut dibatasi pada akar ciri (eigenvalue) = 1. Factor loading dimaksudkan untuk mengetahui dimensi pola hubungan antar kategori dalam suatu peubah. Oleh karena itu, factor loading terdiri dari kumpulan kategori-kategori dari peubah-peubah yang diamati. Selanjutnya hasil factor loading ini digunakan untuk mendukung interpretasi hasil analisis korelasi (correlation analysis) dan analisis cluster (cluster analysis) terhadap factor score. Cluster analysis adalah teknik klasifikasi/identifikasi yang merupakan suatu proses pengelompokan observasi ke dalam kelompok yang benar dalam satu set kategori yang disusun. Dalam prosesnya, elemen/observasi yang mempunyai kemiripan akan dikelompokkan menjadi satu cluster (kelompok). Tujuan analisis clustering adalah untuk menemukan struktur kategori yang sesuai dengan observasi (finding the structural groups) dengan derajat asosiasi alamiah (degree of similarity) yang tinggi antara sesama anggota kelompok dan rendah antara group (kelompok) yang lainnya. Cluster Analysis adalah salah satu tehnik yang membantu mencari keteraturan. Penggunaan

Cluster Analysis dikondisikan oleh elemen penting : Konteks masalah, pengetahuan analis terhadap konteks, dan tujuan penelitian. Untuk lebih mempermudah pengelompokan variabel tersebut, dilakukan analisis dengan metode hierarki. Metode ini dilakukan dengan mengklasifikasikan dari jumlah kelompok yang besar, kemudian proses penggabungan sehingga menjadi sejumlah kecil kelompok disebut juga dengan Nested atau hierarchical classification dilakukan dengan metode tetangga terdekat (nearest neighbor method), atau sering disebut sebagai single linkage method, dimana jarak antar kelompok didasarkan pada jarak terdekat dari anggota kelompok. Uji Statistik Setelah melalukan analisis komponen utama, tahap selanjutnya melakukan validasi terhadap set variabel terpilih, dalam hal ini dilakukan analisis regresi berganda (multiple regression). Analisis ini digunakan untuk membuat model pendugaan terhadap nilai dari parameter-parameter (variabel penjelas). Syarat analisis regresi berganda adalah tidak terdapat multikolinearitas antar variabel. Dalam regresi berganda, dianggap mempunyai peubah tak bebas Y yang tergantung pada sejumlah peubah bebas x 1, x,..., x p. Model persamaan regresi ganda yang umum digunakan untuk menggambarkan respon variabel Y oleh pengaruh perubahan beberapa variabel bebas x : Y = a 0 + a 1 x 1 + a x +...a n x n dimana : Y x 1...n a 0...n = variabel tidak bebas/respon (longsor) = variabel bebas = koefisien regresi Lebih lanjut uraian uji statistik ini akan dibahas lebih rinci pada bab hasil dan pembahasan.