Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id
Sub Pokok bahasan pertemuan ke-9 Peranan perancangan dan pengawasan produk Organisasi bagian perencangan dan pengawasan produk Tujuan perencanaan dan pengawasan produk Perencanaan produksi dan Pengawasan produksi
PENGERTIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI Perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
Perencanaan produksi : aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi : aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana.
TUJUAN UTAMA Ø Memaksimumkan pelayanan bagi konsumen Ø Meminimumkan investasi pada persediaan Ø Perencanaan kapasitas Ø Pengesahan produksi dan pengendalian produksi Ø Persediaan dan kapasitas Ø Penyimpanan dan pergerakan material Ø Peralatan, routing dan proses planning
Tujuan dan Fungsi Perencanaan & Pengendalian Produksi Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi: Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
Lanjutan. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi: Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
Lanjutan. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi: Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci.
Tingkatan Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan jangka panjang Kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial. Perencanaan jangka menengah Perencanaan kebutuhan kapasitas, perencanaan kebutuhan material, jadwal induk produksi, dan perencanaan kebutuhan distribusi. Perencanaan jangka pendek Kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir, perencanaan dan pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek
KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI 1. Peramalan kuantitas permintaan 2. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu 3. Perencanaan persediaan: jenis, jumlah, dan waktu 4. Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas 5. Penjadwalan produksi dan tenaga kerja 6. Penjaminan kualitas 7. Monitoring aktivitas produksi 8. Pengendalian produksi 9. Pelaporan dan pendataan
Pengertian Sistem Manufaktur Manufaktur : Kumpulan operasi dan aktivitas yang saling berhubungan untuk membuat suatu produk, meliputi;; perancangan produk, pemilihan material, perencanaan proses, perencanaan produksi, produksi, inspeksi, manajemen, dan pemasaran. Produksi : Serangkaian proses yang dilakukan untuk membuat produk. Proses produksi manufaktur : Aktivitas sistem manufaktur terkecil yang dilakukan untuk membuat produk, yaitu proses permesinan maupun proses pembentukan lainnya.
Lanjutan. Rekayasa manufaktur: kegiatan perancangan, operasi, dan pengendalian proses manufaktur. Sistem manufaktur: suatu organisasi yang melaksanakan berbagai kegiatan manufaktur yang saling berhubungan, dengan tujuan menjembatani fungsi produksi dengan fungsifungsi lain di luar fungsi produksi, agar dicapai performansi produktivitas total sistem yang optimal, seperti;; waktu produksi, ongkos, dan utilitas mesin.
Klasifikasi Sistem Manufaktur 1. Tipe produksi ü Make to Stock (MTS) ü Assemble to Order (ATO) ü Make to Order (MTO) ü Engineering to Order (ETO) Klasifikasi Sistem Manufaktur Berdasarkan Tipe Produksi
Make to Stock (MTS), merupakan sistem produksi yang dilakukan bila produsen membuat (memproduksi) produk sebagai suatu persediaan sebelum pesanan dari konsumen diterima. Contoh: brang konsumsi kemasan, minuman, peralatan mandidll Assembly to Order (ATO), merupakan sistem produksi yang dilakukan bila produsen membuat desain standart yang terdiri atas beberapa komponen dan merakit suatu kombinasi tertentu dari komponen tersebut sesuai dengan pesanan konsumen. Komponen-komponen standart tersebut biasanya dirakit untuk berbagai tipe produk. Contohnya adalah perusahaan mobil, dimana mereka menyediakan pilihan transmisi secara manual / otomatis, AC, audio, interior, ataupun engine. Komponen tersebut telah disiapkan sejak awal dan baru akan dirakit menjadi mobil utuh begitu ada pesanan dari agen. Elektronik, resto fasfood
Make to Order (MTO), merupakan sistem produksi yang dilakukan bila produsen membuat (memproduksi) suatu produk "jika dan hanya jika" telah menerima pesanan dari konsumen untuk produk tersebut. Strategi MTO mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai produk yang telah dibuat sebelumnya Contoh : komponen mesin, komponen riset : Harley Davidson motor Company Engineering to Order (ETO), merupakan sistem produksi yang dilakukan bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya. Tidak memiliki persediaan apapun. Contoh : Kapal, Pt. Pindad/senjata api, PT Eurocopter Tiger
Karakteristik MTS ATO MTO ETO Produk Standard Keluarga produk tertentu Tidak punya keluarga produk, customized Customized total Kebutuhan produk Dapat diramalkan Tidak dapat diramalkan Kapasitas Waktu produksi Dapat direncanakan Tidak penting bagi pelanggan Tidak dapat direncanakan Penting Penting Sangat penting Kunci persaingan Logistik Perakitan akhir Fabrikasi,perakit an akhir Seluruh proses Kompleksitas Operasi Ketidakjelasan Operasi Fokus manajemen puncak Fokus manajemen menengah Distribusi Perakitan Manufaktur komponen Terendah Marketing/distrib usi Kontrol stock Engineering Tertinggi Inovasi Kapasitas Kontrak order pelanggan MPS dan order pelanggan Shop floor control, pelanggan Manajemen proyek
Perbedaan antara Sistem Produksi MTO Repetitif & Non-Repetitif Karakteristik pesanan Tindakan untuk mengulang setup MTO Repetitif Pesanan berulang dalam waktu singkat Dilakukan dengan meningkatkan efisiensi setup dan mengatur order yang akan diproses MTO Non- Repetitif Pesanan tidak berulang atau berulang dalam jangka panjang Dilakukan dengan meningkatkan efisiensi setup Perbedaan antara Sistem Manufaktur MTO Repetitif Flow Shop dan Make to Stock Flow Shop Respons terhadap fluktuasi demand Persediaan produk jadi Saat mulai proses produksi Jumlah yang diproduksi Perencena an produksi MTO Repetitif Flow Shop Memperkecil waktu penyelesaian Tidak ada (siklus pemesanan besar) Jika ada pesanan Tergantung jumlah pesanan Perencanaan kapasitas MTS Flow Shop Mencari jumlah inventori yang sesuai ada Sesuai hasil peramalan Sesuai hasil perencanaan produksi Perencanaan jumlah yang diproduksi
Lanjutan. 2. Volume produksi ü Produksi massa ü Produksi batch ü Produksi job shop PRODUKSI MASSA Ø Laju serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi, Ø Permintaan terhadap produk yang dihasilkan tinggi, Ø Peralatan umumnya mempunyai fungsi khusus, Ø Keahlian tenaga kerja tidak terlalu tinggi sebagai akibat dari fungsi peralatan yang khusus.
Lanjutan. Ø Ukuran lot produksi adalah medium, PRODUKSI BATCH Ø Tujuan: untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk yang diperlukan secara kontinu, Ø Peralatan umumnya mempunyai fungsi umum tetapi dirancang untuk tingkat produksi yang tinggi.
Lanjutan. Ø Tingkat produksi rendah, Ø Peralatan mempunyai fungsi umum, Ø Keahlian yang diperlukan tenaga kerja cukup tinggi, Ø Biasanya membuat berdasarkan pesanan. PRODUKSI JOB SHOP
3. Aliran produksi ü Fixed Site (Project) ü Job Shop (Jumbled Flow) ü Flow Shop Proses Job Shop (Oden, HW, 1993) Proses Flow Shop (Oden, HW, 1993)
Lanjutan. FIXED SITE (Project) l l l l Pada tipe project, material, tools, dan personel dialokasikan pada produk yang dibuat. Secara ekstrim dikatakan bahwa tidak ada aliran produk pada tipe ini, tetapi masih terdapat urutan operasi. Bentuk operasi pada project digunakan ketika terdapat kebutuhan khusus/spesial yang memerlukan kreativitas dan keunikan. Hal ini sulit diotomasikan pada proses manufaktur, karena hanya dilakukan satu kali. Project memerlukan biaya tinggi dengan perencanaan dan pengendalian yang sulit, sebab berat pada tahap definisi initial dengan tingkat perubahan- perubahan dan inovasi yang tinggi. Contoh : pembuatan kapal, pembuatan jaringan telpon dan pekerjaan konstruksi
Lanjutan. JOB SHOP/JUMBLED FLOW v Pada proses job shop, man dan machine dikelompokkan menjadi stasiun kerja (semua bor pada satu stasiun kerja, gerinda, dan sebagainya). Aliran produk dan job hanya pada stasiun kerja yang dibutuhkan. v Produksi yang rendah, peralatan mempunyai fungsi umum dan keahlian cukup tinggi v Contoh : Industri yang menerapkan aliran produksi job shop : bengkel, pembuatan prototype, gear manufacture
Lanjutan. FLOW SHOP l Flow shop disusun dari stasiun kerja dalam urutan operasi untuk membuat produksi. Semua produk mengikuti standar produk yang ditentukan l Contohnya adalah farmasi. Terdapat 3 tipe flow shop yaitu: Small-Batch Line Flow, mempunyai semua karakter flow shop, tetapi tidak semua memproses produk yang sama secara terus menerus. Memproses beberapa produk dengan ukuran batch kecil, dengan kebutuhan setup per batch. Digunakan ketika biaya proses bisa dipertimbangkan, permintaan part rendah, dan non-diskrit. Large-Batch (Repetitive) Line Flow, memproduksi produk diskrit dalam volume besar tetapi tidak kontinu. Continuous Line Flow merefer pada proses kontinu dari fluida, bedak, logam, dan lain-lain. Biasa digunakan pada industri gula, minyak, dan logam lainnya.
Lanjutan. 4. Tata letak (lay out) ü Fixed position layout ü Process layout ü Product flow layout Fixed position layout disebut juga layout dengan posisi tetap. Artinya pengaturan fasilitas produksi dalam membuatproduk, dengan meletakkan produk yang dibuat tetap atau tidak dipindahpindah. Mesin, karyawan, dan fasilitas produksi lain yang berpindah mengelilingi produk yang dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Contoh: pembuatan produk pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain.
Lanjutan Process layout disebut juga layout fungsional. Artinya pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki fungsi yang sama dikelompokkan dan diletakkan pada tempat yang sama. Layout ini biasanya digunakan untuk membuat barang yang beragam. Dalam layout ini arus barang selalu berubah, tergantung pada kebutuhan mesin yang digunakan untuk membuat suatu produk. Contoh: berbagai produk dan besi Product flow layout disebut juga layout garis. Artinya pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik didasarkan atas uruturutan proses produksi dalam membuat suatu produk. Produk yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus produk yang dikerjakan juga selalu sama, seolah-olah menyerupai garis, meskipun tidak selalu berupa garis lurus.
STRATEGI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI Perencanaan (planning) merupakan tahap awal dalam manajemen, yaitu menentukan tujuan terukur dan memutuskan cara pencapaiannya. Sehingga planning merupakan awal dari pelaksanaan dan pengendalian. Tanpa perencanaan, maka tidak akan ada dasar pelaksanaan dan evaluasi pencapaian hasil. Pelaksanaan (execution) adalah pelaksanaan dari rencana dan pengendalian merupakan proses membandingkan antara hasil aktual dengan hasil yang diharapkan dan memutuskan langkah berikutnya. Planning, execution, dan control merupakan proses iteratif yang seharusnya dilakukan secara terus menerus.
Hirarki perencanaan meliputi: 1. Issues perencanaan strategis a. Perencanaan produk yang akan dibuat b. Perancangan sistem manufaktur 2. Issues perencanaan taktis a. Perincian rencana strategis b. Disagregasi rencana agregat c. Penentuan planned order releases 3. Issues perencanaan pelaksanaan a. Dispaching planned order releases b. Day-by-day basis c. Minimizing manufacturing lead time and work in process
Lanjutan PROSES MANUFAKTUR BARU Flexible Manufacturing System (FMS) Flexible Manufacturing System (FMS) adalah disain proses manufaktur yang bersifat fleksibel dan dikontrol dengan menggunakan komputer. Minimal ada 3 komputer yang harus ada dalam Flexible Manufacturing System (FMS). a. Adanya rangkaian proses produksi yang terdiri atas beberapa macam pusat kerja dan diatur dengan menggunakan komputer. Biasanya dengan CNC Machines. b. Pengangkutan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan AGV atau Automated Guided Vehicles. c. Bongkar muat dan pengambilan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan AS/AR atau Automated Storage and Retreival System.
Lanjutan Agile Manufacturing System (AMS) AMS merupakan perusahaan yang akan mencapai keuntungan yang dicapai FMS tetapi tanpa otomasi intensif. AMS lebih merupakan sebuah filosofis dibanding sekumpulan hardware. Dalam satu industri, AMS biasa akan menggunakan JIT (Just in Time), pada shop floor pada saat eksekusi, sebab teknologinya dapat dipakai dengan biaya yang efektif (cost efective). Secara umum, AMS merupakan sistem manufaktur yang mempunyai kapabilitas yang lengkap dalam merespon permintaan konsumen.
Review o Setiap jenis sistem produksi memerlukan proses perencanaan dan pengendalian yang berbeda. o Setiap jenis sistem manufaktur mempunyai kelebihan dan kekurangan. o Perencanaan dan pengendalian produksi bertujuan agar aktivitas produksi berjalan seefektif dan seefisien mungkin. o Sistem manufaktur mempunyai pengertian yang lebih luas daripada sistem produksi.
Chapter 1 PENDAHULUAN