Bab 2 Strategy Supply Chain

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 Strategy Supply Chain"

Transkripsi

1 Bab 2 Strategy Supply Chain

2 2.1 Definisi Strategi Supply Chain Strategi akan mengarahkan jalannya organisasi ke tujuan jangka panjang yang ingin dicapai.

3 Strategi pada hakekatnya bukanlah sebuah keputusan atau aksi tunggal melainkan adalah kumpulan berbagai keputusan dan aksi yang dilakukan oleh suatu organisasi atau oleh beberapa organisasi secara bersama-sama.

4 Operation strategy didefinisikan sebagai the pattern of strategic decisions and actions which set the role, objectives and activities of the operation

5 Domain keputusan dan aksi pada sebuah supply chain tidak lagi terbatas pada kegiatan operasi sebuah perusahaan Strategi supply chain mencakup hal yang lebih luas dan keluar dari batas internal sebuah perusahaan.

6 Didalamnya akan tercakup keputusan strategis tentang jaringan pasokan (supply network) yang menyangkut keputusan tentang supplier mana yang akan dipilih, supplier mana yang akan diajak sebagai mitra jangka panjang,

7 di mana saja lokasi gudang dan pusat distribusi akan didirikan, apakah akan melakukan sendiri kegiatan logistiknya atau menyerahkannya ke pihak ketiga dan sebagainya.

8 Dalam menyusun strategi operasi, kebutuhan pasar maupun ketersediaan sumberdaya harus sama-sama dipakai sebagai acuan.

9 Dengan kata lain, suatu strategi harus mampu menerjemahkan kebutuhan pasar ke dalam keputusan-keputusan operasi (market perspective) dan mampu mengeksploitasi kemampuan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut (resource perspective).

10 Jadi strategi operasi pada hakekatnya adalah rekonsiliasi antara kebutuhan pasar dengan kemampuan sumber daya suatu organisasi

11 Karena supply chain pada hakekatnya adalah jaringan banyak perusahaan maka kata pasar dan sumber daya tidak mudah untuk dibuat batas-batasnya.

12 Kata pasar dalam konteks supply chain mengacu pada end customers (pelanggan akhir).

13 Sebagai contoh, pabrik chips tidak akan bertahan lama kalau produk computer yang dihasilkannya tidak disukai pasar.

14 Pasar bagi pabrik chips bukanlah pabrik perakit computer yang membeli chips tersebut melainkan adalah pelanggan akhir yang akan menggunakan computer tersebut.

15 Di sisi lain, kata sumber daya bukan lagi hanya sumber daya internal sebuah perusahaan, namun kumpulan sumber daya di sepanjang supply chain

16 Yaitu sumber daya yang mendukung semua aktivitas sehingga produk jadi bisa sampai ke tangan pelanggan akhir dengan harga, kualitas dan waktu yang tepat.

17 Sumber daya pada sebuah supply chain computer bisa termasuk pabrik pembuat komponen beserta semua sumber daya di dalamnya, pabrik perakit computer beserta semua sumber daya yang dimilikinya, perusahaan penyalur dan toko computer, perusahaan jasa transportasi/pengiriman, dsb.

18 Jadi strategi supply chain dapat didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang supply chain yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut.

19 2.2 Tujuan Strategis pada Supply Chain Strategi tidak bisa dilepaskan dari tujuan jangka panjang. Tujuan inilah yang diharapkan akan tercapai.

20 Tujuan-tujuan strategis tersebut perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan pasar

21 Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi.

22 Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut maka supply chain harus bisa menerjemahkan tujuan-tujuan tersebut ke dalam kemampuan sumber daya yang dimiliki.

23 Dalam konteks operasi supply chain, tujuan-tujuan di atas bisa dicapai apabila memiliki kemampuan untuk 1. Beroperasi secara efisien 2. Menciptakan kualitas 3. Cepat 4. Fleksibel 5. Inovatif

24 Masing-masing aspirasi pelanggan tersebut bisa didukung oleh satu atau beberapa kemampuan strategis suatu supply chain.

25 Misalnya aspirasi untuk mendapatkan produk yang murah tidak hanya didukung oleh kemampuan supply chain untuk beroperasi secara efisien, tetapi juga oleh kemampuannya untuk menciptakan kualitas

26 Demikian juga, kemampuan supply chain untuk menciptakan kualitas juga berpengaruh pada tujuan untuk menyediakan produk tepat waktu bagi pelanggan.

27 Kemampuan SC Aspirasi Pelanggan beroperasi secara efisien menciptakan kualitas cepat fleksibel inovatif murah berkualitas tepat waktu bervariasi

28 2.3 Karakteristik Produk dan Pasar Tingkat kepentingan dari empat aspirasi pasar tidak sama untuk tiap produk dan tiap segmen pasar.

29 Untuk memudahkan memahami karakteristik produk, produk dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu produk fungsional dan produk inovatif.

30 Produk fungsional adalah Produk dengan konfigurasi standard dan siklus hidup panjang. Produk fungsional biasanya memiliki sedikit variasi. Kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu relative tidak berubah.

31 Permintaan terhadap produk-produk seperti ini relative stabil dari waktu ke waktu Permintaan pelanggan mudah untuk diramalkan.

32 Metode-metode ramalan sederhana bisa digunakan dan bisa menghasilkan tingkat akurasi yang relative tinggi. Karena akurasi ramalan tinggi, tingkat kekurangan produk (stockout rate) bisa ditekan sampai pada level 1-2%.

33 Penurunan harga atau diskon secara besarbesaran tidak lumrah untuk produk seperti ini karena musim penjualannya tidak terbatas hanya beberapa bulan saja.

34 Sebagian contoh produk fungsional : kertas HVS, staples, paku paying, CD, lampu pijar dan pensil

35 Produk inovatif memiliki sifat-sifat yang sebaliknya. Setiap kelompok produk inovatif memiliki variasi sampai ratusan atau ribuan.

36 Tiap produk hanya akan bertahan sebentar di pasar dan akan digantikan oleh variasi produk lain yang harus dikembangkan.

37 Perkembangan teknologi yang cepat serta selera pasar yang cepat berubah menyebabkan pendeknya siklus hidup produk-produk inovatif seperti ini.

38 Karena karakteristiknya yang demikian, meramalkan permintaan produk-produk inovatif adalah pekerjaan yang sangat sulit. Kesalahan ramalannya biasanya jauh lebih besar dibandingkan produk-produk fungsional.

39 Sebagai konsekuensinya, baik kekurangan produk (stockout) maupun kelebihan persediaan sama-sama sering terjadi.

40 Kelebihan produk akan memaksa perusahaan melakukan penurunan harga secara besar-besaran di akhir musim jual. Kekurangan produk membuat pelanggan kecewa dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan (opportunity loss)

41 Aspek Fungsional Inovatif Siklus hidup Panjang, bisa lebih dari 2 tahun Pendek, antara 3 bulan sampai 1 tahun Variasi per kategori Sedikit, variasi Banyak, bisa mencapai ribuan Volume Tinggi Rendah Peramalan permintaan Tingkat kekurangan produk (stockout rate) Kelebihan persediaan di akhir musim jual Biaya penurunan harga jual (markdown) Marjin keuntungan per unit yang terjual dengan harga normal Relatif mudah, akurasi tinggi Sangat sulit, kesalahan ramalan tinggi Hanya 1%-2% Bisa sampai 10%-40% Jarang karena musim jual sangat panjang Sering terjadi Mendekati 0% 10-25% rendah tinggi

42 2.4 Strategi Supply Chain: Efisien atau Responsif Karakteristik yang berbeda antara produk fungsional dan inovatif menyebabkan keduanya membutuhkan strategi supply chain yang berbeda.

43 Strategi Efisien Karena sifat-sifatnya, supply chain management untuk produk fungsional seharusnya berfokus pada upaya untuk meminimumkan ongkos-ongkos fisik di sepanjang supply chain.

44 Investasi besar untuk meningkatkan inovasi dan fleksibilitas tidak akan banyak membantu produk fungsional untuk bersaing di pasar.

45 Bahkan investasi tersebut bisa jadi akan menyebabkan produk tidak kompetitif karena harga produk menjadi mahal, padahal pelanggan tidak mementingkan variasi produk yang beragam.

46 Aktivitas-aktivitas mediasi pasar tidak perlu banyak dilakukan sehingga ongkosongkos yang dominan adalah ongkosongkos kegiatan fisik.

47 Strategi Responsive Sebaliknya, pendekatan untuk menciptakan efisiensi tidak akan cocok untuk produk-produk inovatif.

48 Komponen ongkos-ongkos mediasi pasar pada supply chain produk-produk inovatif sangat besar sehingga penurunan beberapa persen saja dari ongkos-ongkos ini bisa sangat berarti bagi keseluruhan supply chain.

49 Dengan kata lain, supply chain harus mampu mengurangi ongkos akibat memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit pada suatu musim jual.

50 Ini bisa dilakukan dengan memperbaiki metode peramalan dan meningkatkan kemampuan untuk lebih responsive pada pasar.

51 Lebih responsive pada pasar bisa berarti melakukan riset pasar dengan lebih baik, meningkatkan kemampuan inovasi, atau dengan memperpendek time to market.

52 Kesesuaian antara karakteristik produk dan strategi Menciptakan kesesuaian antara karakteristik produk (atau pasar) dengan strategi supply chain sangatlah penting.

53 Kesesuaian ini, yang disebut juga sebagai strategic fit, akan menyebabkan supply chain bertahan atau unggul di pasaran.

54 responsif Tidak cocok Strategic fit Tidak cocok efisiensi fungsional inovatif

55 Area strategic fit adalah area dimana terjadi kesesuaian antara karakteristik produk/pasar dengan strategi supply chain.

56 Gambar tersebut memperlihatkan bahwa strategi efisiensi cocok untuk produk fungsional sedangkan strategi responsive cocok untuk produk inovatif.

57 Area strategic fit ada di tengah-tengah untuk menunjukkan bahwa tidak semua produk ada pada kategori murni fungsional atau murni inovatif, sehingga strategi supply chain juga tidak selalu harus murni berfokus pada efisiensi atau kecepatan respon.

58 2.5 Kesesuian antara Strategi Supply Chain dengan Kebijakan Taktis Strategi supply chain harus tercermin pada kebijakan atau keputusan taktis supply chain.

59 Keputusan Taktis Supply Chain meliputi Kebijakan atau keputusan mengenai di mana fasilitas lokasi akan didirikan dan Bagaimana cara mengatur dan mengendalikan system produksi?

60 Bagaimana kebijakan-kebijakan tentang persediaan, transportasi, dan supplier yang bagaimana yang akan dipilih?

61 Kebijakan mengenai pengembangan produk harus bersinergi dengan strategi supply chain.

62 Kebijakan tentang lokasi fasilitas Oleh karena itu kebijakan lokasi tentu berbeda pada supply chain yang memilih strategi efisiensi fisik dengan supply chain yang fokusnya pada responsiveness.

63 Supply chain yang mementingkan efisiensi fisik akan memilih mendirikan pabrik di tempat-tempat yang tenaga kerjanya murah atau dekat dengan bahan baku.

64 Model focused factory (pemusatan kegiatan produksi ke satu wilayah) juga sering diasosiasikan dengan strategi efisiensi.

65 Kebijakan tentang system produksi menentukan efisiensi maupun kecepatan respon suatu supply chain.

66 Sistem produksi yang memiliki konfigurasi relative tetap, (tipe produk layout), memiliki fasilitas-fasilitas yang special akan mudah mendukung strategi untuk efisiensi fisik.

67 Di sini konsep-konsep seperti lean manufacturing dan just in time (JIT) akan sangat relevan untuk menciptakan efisiensi di lantai produksi.

68 Kebijakan Persediaan : Efisiensi pada supply chain bisa dicapai apabila ada upaya untuk meminimumkan persediaan secara terus menerus.

69 Sebaliknya, perubahan permintaan yang terjadi secara tiba-tiba pada produkproduk inovatif membutuhkan supply chain untuk menyimpan cadangan persediaan ekstra di tempat-tempat tertentu.

70 Kebijakan Alat Transportasi Keputusan tentang alat transportasi apa yang akan digunakan dan apakah akan memperbolehkan pengiriman di bawah beban penuh (less than truck load, LTL atau less than container load, LCL) berpengaruh langsung terhadap efisiensi maupun kecepatan respon pada supply chain.

71 Seringkali perusahaan jasa logistik bisa melakukan pengiriman dengan lebih murah karena mereka bisa menggabungkan beban dari beberapa pelanggan dalam satu container atau satu truk mereka.

72 Kebijakan mengenai supplier Dalam memilih supplier, strategi efisiensi harus didukung dengan melihat ongkos sebagai kriteria utama dalam memilih maupun mengevaluasi kinerja supplier.

73 Sebaliknya, kalau supply chain ingin responsive terhadap pasar, memilih supplier yang paling murah tidak akan menciptakan sinergi. Di sini, kriteria fleksibilitas dan kecepatan harus diberikan prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kriteria harga.

74 Kebijakan pengembangan produk Kecepatan dan kemampuan untuk merancang dan meluncurkan produk-produk baru sangat penting bagi produk-produk inovatif, namun tidak bagi produk-produk fungsional.

75 Untuk produk inovatif, fleksibilitas dan kecepatan dalam merancang produk-produk baru ditingkatkan dengan membuat produk dalam modul-modul standard sebelum dilakukan differensiasi.

76 Perusahaan menyimpan modul-modul ini dalam jumlah yang cukup dan konfigurasi akhir baru dilakukan setelah ada permintaan yang definitive.

77 Menunda konfigurasi akhir produk sampai ada permintaan yang definitive bisa mengurangi terjadinya kekurangan atau kelebihan produk yang tidak terkendali.

78 Konsep menunda konfigurasi akhir ini dinamakan postponement. Jadi Postponement adalah penundaan konfigurasi akhir dari suatu produk sampai permintaan definitive datang

79 Keputusan taktis Efisiensi Responsif Lokasi fasilitas Sistem produksi Persediaan Tempatkan pabrik di Negara yang ongkos tenaga kerjanya murah Tingkat utilitas system produksi harus tinggi Perlu upaya meminimasi tingkat persediaan Cari lokasi yang dekat pasar, punya akses tenaga terampil dan teknologi yang memadai Sistem produksi harus fleksibel dan ada kapasitas ekstra Diperlukan persediaan pengaman yang cukup di lokasi yang tepat

80 Transportasi Pasokan Pengembangan produk Pengiriman TL/CL atau subkontrakkan ke pihak ketiga Pilih supplier dengan harga dan kualitas sebagai criteria utama Fokus ke minimasi ongkos Diperlukan transportasi cepat. Bila perlu tetapkan kebijakan LTL/LCL Pilih supplier berdasarkan kecepatan, fleksibilitas dan kualitas Gunakan modular design dan tunda differensiasi sebisa mungkin (postponement)

81 2.7 Decoupling Point pada Supply Chain Keputusan sampai dimana aktivitas produksi bisa dilakukan tanpa menunggu permintaan definitive dari pelanggan merupakan keputusan yang sangat penting bagi suatu supply chain.

82 Keputusan tersebut akan secara langsung berpengaruh terhadap kemampuannya untuk menciptakan efisiensi fisik maupun kecepatannya untuk merespon pasar.

83 Produk-produk yang relative standard seperti kertas, tepung terigu dan gula pasir bisa dibuat oleh pabrik hanya dengan dasar ramalan permintaan tanpa perlu menunggu permintaan definitive dari pelanggan.

84 Produk-produk fungsional seperti ini bisa disimpan untuk dijual pada bulan berikutnya kalau produksi pada suatu bulan tertentu berlebih sehingga tidak habis terjual.

85 Sebaliknya, produksi pesawat terbang atau kapal pesiar harus menunggu pesanan dari pelanggan karena kebutuhan masing-masing pelanggan berbeda dan besarnya permintaan sangat sulit diramalkan.

86 Walaupun demikian, tidak berarti suatu pesawat atau kapal baru akan dimulai dibuat dari nol begitu ada permintaan dari pelanggan. Banyak komponen dan modul-modul yang sudah bisa dibuat terlebih dahulu tanpa menunggu pesanan dari pelanggan.

87 Komponen atau modul yang bisa dikerjakan sebelum ada pesanan biasanya adalah komponen atau modul yang standard yang tetap akan dibuat tanpa tergantung pada jenis pesawat atau kapal yang akan dibuat.

88 Titik temu sampai dimana suatu kegiatan bisa dilakukan atas dasar peramalan (tanpa menunggu permintaan pelanggan) dan dari mana kegiatan harus ditunda sampai ada permintaan yang pasti dinamakan decoupling point (DP).

89 Decoupling Point (DP) : Titik yang memisahkan antara kegiatan yang dilakukan tanpa menunggu permintaan yang pasti dari pelanggan dan kegiatan yang dilakukan berdasarkan permintaan yang pasti dari pelanggan.

90 Akademisi dan praktisi SCM juga menyebutnya dengan istilah order penetration point (OPP)

91 Konfigurasi dan cara pengelolaan system produksi sebelum dan sesudah decoupling point tentunya akan berbeda.

92 OPP/DP Lean Komponen/modul standard Fokus pada efisiensi fisik Sedikit variasi Volume tinggi Ketidakpastian permintaan rendah Produksi berdasarkan ramalan Independent demand (tidak tergantung pada demand) Sistem produksi: flow shop/batch SL (service level)berdasarkan ketersediaan Agile Customized products Fokus pada kecepatan dan flexibility Banyak variasi Volume rendah Ketidakpastian permintaan tinggi Produksi berdasarkan permintaan Dependend demand (tergantung pada demand) Sistem produksi: job shop/project SL (service level) berdasarkan kesepakatan lead time

93 Biasanya proses produksi secara umum bisa diklasifikasikan menjadi empat bagian utama yaitu perancangan produk, fabrikasi komponen, perakitan menjadi produk akhir dan pengiriman ke pelanggan

94 Proses produksi dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok 1. Make to Stock (MTS) 2. Assembly to Order (ATO) 3. Make to Order (MTO) 4. Engineer to Order (ETO) Decoupling point bisa diposisikan di salah satu dari empat proses umum tersebut.

95

96 MTS : DP berada pada proses terakhir yaitu pengiriman ke pelanggan. Produk akhir dibuat berdasarkan ramalan. Hanya kegiatan pengiriman yang dilakukan setelah ada pesanan dari pelanggan.

97 Untuk supply chain yang seperti ini, efisiensi fisik menjadi fokus dalam pengelolaannya. Sistem MTS akan cocok untuk produk-produk fungsional yang variasinya sedikit dan ketidakpastian permintaannya relative rendah.

98 Aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam mengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan MTS adalah penentuan berapa dan dimana persediaan produk akhir harus disimpan dan bagaimana mekanisme atau aturan pengiriman produk jadi ke suatu lokasi pemasaran.

99 Keseimbangan antara tingkat layananan pelanggan dan banyaknya persediaan produk jadi menjadi hal penting yang harus ditentukan pada supply chain yang beroperasi dengan system MTS.

100 ATO ATO adalah system di mana hanya kegiatan perakitan yang menunggu pesanan dari pelanggan, sedangkan kegiatan fabrikasi komponen dilakukan atas dasar ramalan.

101 ATO cocok pada system yang memproduksi banyak variasi produk dengan kesamaan komponen antar produk yang cukup tinggi

102 DP ditempatkan di awal proses perakitan yang berarti bahwa persediaan akan disimpan dalam bentuk komponen-komponen yang sudah siap dirakit.

103 Pelanggan harus mendapatkan informasi yang cukup tentang konfigurasi produk apa saja yang mungkin dibuat oleh suatu supply chain.

104 Supply chain harus punya akses informasi tentang aspirasi pasar menyangkut konfigurasi produk yang bagaimana yang diinginkan oleh pelanggan.

105 Di samping jumlah variasi harus banyak, salah satu hal kritis yang juga menentukan daya saing suatu system ATO adalah lamanya proses perakitan setelah ada pesanan dari pelanggan.

106 MTO Pada system yang mengikuti MTO, kegiatan fabrikasi komponen tidak bisa dikerjakan tanpa menunggu pesanan dari pelanggan karena setiap pesanan mungkin membutuhkan jenis komponen yang berbeda-beda.

107 Kemiripan komponen antar produk relative sedikit. Jumlah komponen mungkin sangat banyak, fabrikasi komponen harus menunggu pesanan terlebih dahulu.

108 ETO ETO memiliki DP di awal proses perancangan produk. Produk baru dirancang setelah ada pesanan dari pelanggan.

109 Model ini cocok kalau tiap pelanggan membutuhkan produk dengan rancangan yang spesifik. Pada system ETO kegiatan perancangan produk tidak hanya dilakukan oleh bagian engineering di sebuah perusahaan.

110 Pelanggan maupun supplier biasanya terlibat dalam perancangan produk. Karena sering kali waktu merancang sebuah produk sangat lama, kesuksesan system ETO sangat ditentukan oleh kecepatan bagian engineering merancang sebuah produk.

111 Posisi decoupling point bisa diubah maju atau mundur pada suatu supply chain bergantung pada arah strategi yang ditetapkan.

112 Menggeser DP ke arah hulu Akan menciptakan produk-produk dengan banyak variasi, mengurangi ketergantungan terhadap ramalan permintaan, mengurangi persediaan barang setengah jadi dan mengurangi resiko keusangan persediaan.

113 Pergeseran ke arah hulu biasanya dilakukan apabila pelanggan tidak lagi bisa menerima produk-produk yang standard sehingga supply chain perlu meluncurkan produk-produk dengan variasi baru.

114 Mengubah posisi ke arah hilir berarti memperbanyak proses-proses standard dalam supply chain dan membatasi proses customized hanya pada langkah-langkah terakhir.

115 Salah satu strategi penting pada supply chain yang terkait dengan pergeseran posisi DP/OPP (Order Penetration Point) adalah postponement.

116 Postponement pada dasarnya menunda differensiasi produk sampai ada pesanan dari pelanggan. Postponement sangat penting bagi supply chain yang menangani produk-produk inovatif. Postponement bisa mengurangi resiko suatu produk menumpuk berlebih di akhir musim jualnya.

117 Pengiriman langsung persediaan ke eselon terakhir Mengirim langsung persediaan ke eselon terakhir pada jaringan distribusi akan mengurangi waktu tunggu pelanggan yang ingin membeli produk, Tapi juga berarti meningkatkan resiko suatu wilayah kelebihan produk sementara wilayah lain kekurangan pada suatu periode tertentu.

118 Sehingga perlu dimungkinkan adanya pengiriman antar wilayah (dari yang kelebihan persediaan ke wilayah yang kekurangan). Kegiatan pengiriman antar dua eselon yang sejajar pada jaringan distribusi dinamakan transhipment.

119 Ringkasan Strategi supply chain bisa didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang supply chain yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut.

120 Strategi ini sangat penting untuk menciptakan daya saing di pasaran Erat kaitannya dengan strategi supply chain adalah tujuan strategis yang harus dicapai.

121 Tujuan strategis ini harus mempertemukan aspirasi pelanggan dan kemampuan supply chain.

122 Dari sisi pasar, tujuan strategis yang harus dicapai adalah menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi.

123 Tujuan strategis tersebut bisa diwujudkan kalau internal supply chain memiliki kemampuan untuk menciptakan efisiensi, kualitas, kecepatan, fleksibilitas dan kemampuan berinovasi.

124 Untuk menciptakan strategi yang tepat, supply chain harus memahami karakteristik produk dan pasar dengan baik.

125 Ada dua klasifikasi umum karakteristik produk pada supply chain yaitu produk fungsional dan produk inovatif. Strategi supply chain untuk kedua produk tersebut tidak sama.

126 Produk fungsional lebih tepat didukung oleh strategi efisiensi fisik, sedangkan produk inovatif harus didukung oleh supply chain yang responsive terhadap kebutuhan pasar.

127 Strategi supply chain harus didukung oleh kebijakan atau keputusan taktis yang terkait. Keputusan atau kebijakan itu meliputi lokasi fasilitas, system produksi, persediaan, transportasi, pasokan dan pengembangan produk

128 Erat kaitannya dengan strategi supply chain adalah penempatan decoupling point. Decoupling point adalah titik temu antara kegiatan yang digerakkan oleh permintaan pelanggan dan kegiatan yang dilakukan atas dasar ramalan.

129 Fokus supply chain di sebelah hulu dan sebelah hilir supply chain tidaklah sama. Efisiensi fisik lebih tepat untuk kegiatankegiatan di hulu posisi decoupling point sedangkan aspek fleksibilitas, inovasi dan kecepatan respon penting pada kegiatankegiatan di sebelah hilir decoupling point.

130 Menggeser posisi decoupling point ke hilir dan ke hulu perlu dilakukan untuk menyesuaikan supply chain dengan perubahan karakteristik pasar. Perubahan ini akan berpengaruh pada kecepatan respon maupun efisiensi fisik di sepanjang supply chain.

131 Klasifikasi system produksi atau supply chain berdasarkan make to stock, assembly to order, make to order dan engineer to order dibuat berdasarkan posisi decoupling point pada supply chain.

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Strategi merupakan kumpulan berbagai keputusan dan aksi yang dilakukan oleh suatu

Lebih terperinci

Tinjauan Rencana Strategik Perusahaan terhadap Rencana StrategikFungsional

Tinjauan Rencana Strategik Perusahaan terhadap Rencana StrategikFungsional Strategi Supply Chain StrategiPerusahaan Strategi adalah proses dimana rencana di formulasikan untuk memposisikan perusahaan guna mencapai tujuannya. Strategi dimulai dengan pernyataan yang jelas mengenai

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

STRATEGI RANTAI PASOKAN

STRATEGI RANTAI PASOKAN STRATEGI RANTAI PASOKAN Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut : 1. Banyak Pemasok (Many Supplier) Strategi ini memainkan

Lebih terperinci

Semua pihak supply chain tergantung sepenuhnya dengan pemakai akhir dari produk yang mereka buat sehingga masuk akal kalau kata pasar dalam konteks

Semua pihak supply chain tergantung sepenuhnya dengan pemakai akhir dari produk yang mereka buat sehingga masuk akal kalau kata pasar dalam konteks Tita Talitha, MT Strategi bukan sebuah keputusan atau aksi tunggal melainkan kumpulan berbagai keputusan dan aksi yang dilakukan oleh suatu organisasi/beberapa organisasi secara bersamasama. Strategi harus

Lebih terperinci

BAB 2. sebuah supply chain. Salah satu strategi yang bias di gunakan adalah supply chain.

BAB 2. sebuah supply chain. Salah satu strategi yang bias di gunakan adalah supply chain. 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Supply chain 2.1.1 Definisi Supply chain Setiap perusahaan yang ingin menang atau bertahan dalam persaingan harus memiliki strategi yang tepat. Strategi akan mengarahkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Addr : : Contact No :

Addr : : Contact No : email Addr : heriyanto.lucky@gmail.com : dewa_emas@yahoo.com Contact No : 081318170013 SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur didefinisikan sebagai industri yang membuat produk dari bahan mentah

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

Merancang Jaringan Supply Chain

Merancang Jaringan Supply Chain Merancang Jaringan Supply Chain Pendahuluan Perancangan jaringan supply chain juga merupakan satu kegiatan penting yang harus dilakukan pada supply chain management. Implementasi strategi supply chain

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI KOMPETENSI MATA KULIAH Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami pengembangan sistem pengendalian produksi dan umpan balik informasi perkembangan

Lebih terperinci

Ratih Wulandari, ST., MT

Ratih Wulandari, ST., MT 10/7/2015 Teknik IndustriIndustri-UG Ratih Wulandari, ST., MT Perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

Mengelola Persediaan pada Supply Chain

Mengelola Persediaan pada Supply Chain Mengelola Persediaan pada Supply Chain Pendahuluan Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar terhadap kinerja finansial suatu perusahaan. Jumlah modal yang tertanam dalam bentuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-9 Peranan perancangan dan pengawasan produk Organisasi bagian

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #4

Pembahasan Materi #4 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Kompetisi Waktu Alasan Perhitungan Waktu Siklus Hidup Produk Waktu Sebagai Strategi Konsep dan Cara Pandang Lead Time Manajemen Pipeline Logistik Added Cost

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI OPERASI

BAB II STRATEGI OPERASI BAB II STRATEGI OPERASI 2.1. Definisi Strategi Operasi Bertambahnya pengenalan mengenai operasi sangat membantu perusahaan dalam mencapai suautu posisi kompetitif di pasar. Operasi seharusnya tidak hanya

Lebih terperinci

Bab 2 Strategi Supply Chain

Bab 2 Strategi Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 2 Strategi Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 2-1 Competitive and Supply Chain Strategies Competitive strategy: Kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi Pengantar Manajemen Produksi & Operasi 1 Manajemen Operasi Manajemen Operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Logistik Menurut Bowersox (2000: 13), manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, persaingan di dunia industri semakin meningkat. Pelanggan mulai bisa membedakan

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Supply Chain Management Supply Chain Management adalah area dimana dewasa ini sangat menarik bagi akademisi dan industri. Secara umum supply chain adalah jaringan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RANTAI PASOK

PENGELOLAAN RANTAI PASOK PENGELOLAAN RANTAI PASOK Manajemen Rantai Pasokan Manajemen Rantai Pasokan Rantai pasok adalah sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis 1 Literatur SCM I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Widya, ITS Sby Lina Anatan, Lenna Ellitan,

Lebih terperinci

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 3-1 Pengendali kinerja Supply Chain Fasilitas Persediaan Transportasi

Lebih terperinci

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus PENERAPAN JUST IN TIME PADA INDUSTRI FASHION SEBAGAI PENJAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE) ABSTRAKSI Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan bahan baku/persediaan. Semakin

Lebih terperinci

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain, mendukung suatu rantai pasokan menjalankan fungsi pengiriman barang dari hulu (pemasok)

Lebih terperinci

#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM

#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM #4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM 1. Kompetisi Waktu Salah satu komponen yang dapat menentukan sebuah perusahaan dapat bersaing adalah waktu. Ada pepatah yang mengatakan WAKTU ADALAH UANG. Pepatah ini masih

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2009), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang saling berfungsi dengan tujuan yang sama.

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #2

Pembahasan Materi #2 Materi #2 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan Materi #2 2 Konsep Dasar Pemain Utama SC Pengelolaan Aliran SC The Interenterprise Supply Chain Model Inventory Optimalisasi Rantai Pasokan Push & Pull

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu

Lebih terperinci

Disain Jejaring (Network Design)

Disain Jejaring (Network Design) Disain Jejaring (Network Design) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran Disain Jejaring Jejaring Fasilitas Perusahaan Kebutuhan pergudangan Analisis

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

Supply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com

Supply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com Supply Chain Management an overview MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com Beberapa Issu Penting Aliran material/produk adalah sesuatu yang komplek. Munculnya SCM dilatar belakangi oleh perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT Mode Distribusi & Transportasi Tita Talitha, MT Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Coca cola Pelanggan Pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN I-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan salah satu jenis industri yang sedang berkembang di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks produksi industri manufaktur

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini. memacu pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri hasil

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini. memacu pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri hasil I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri hasil pertanian atau agroindustri yang banyak dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Simulasi 2.1.1. Pengantar Simulasi Dalam dunia manufaktur, simulasi digunakan untuk menentukan schedule produksi, inventory level, dan prosedur maintenance, merencanakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC.

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC. I N S T I T U T S A I N S & T E K N O L O G I A K P R I N D Y O G Y A K A R T A Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Kota Yogyakarta PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Modul ke: Just In Time And Backflushing 07FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen

Akuntansi Biaya. Modul ke: Just In Time And Backflushing 07FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen Akuntansi Biaya Modul ke: Just In Time And Backflushing Fakultas 07FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen Content Just in time, Backflushing Competence Mahasiswa mampu mendeskripsikan system

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI Steven 1, Richard Ch Ali 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK : Pengadaan material dalam sebuah proyek konstruksi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Supply Chain Management Supply chain management adalah pengintengrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan barang setengah jadi menjadi produk akhir,

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL Pengertian Globalisasi Kata globalisasi dari bahasa Inggris globalization. Global berarti universal yang mendapat imbuhan - lization yang bisa dimaknai sebagai proses.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Berbagai rumusan tentang definisi inventori telah banyak dikemukakan oleh para pakar, di antaranya Hadley dan Within, Buchman dan Koenigsberg, Buffa dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam melaksanakan aktivitas produksi suatu barang, setiap perusahaan, baik perusahaan jasa atau pun perusahaan perdagangan serta perusahaan manufaktur pasti mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dan segi investasi, individu, dan informasi pada umumnya, serta

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa baja merupakan salah satu produk turunan dari baja yang dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk aplikasi struktural maupun sebagai

Lebih terperinci