BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah responden dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN. Subyek penelitian yang dipakai adalah para mahasiswa Binus yang bekerja di. Center) di Binus University

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

Bab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2012 hingga 9

BAB 4 ANALISA HASIL Gambaran Umum Responden Penelitian. Deskripsi data responden berdasarkan usia akan dijeleskan pada tabel dibawah ini:

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. ANALISIS HASIL DAN INTERPRETASI DATA

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA YANG KULIAH SAMBIL BEKERJA SEBAGAI ASISTEN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

2. Apa alasan anda memutuskan untuk kuliah sambil bekerja? 3. Kendala-kendala seperti apa saja yang anda alami ketika harus kuliah sambil bekerja?

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

5. ANALISIS HASIL DAN INTERPRETASI DATA

BAB 4 ANALISIS HASIL

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu siswa usia tahun. Peneliti mengambil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB 4 ANALISIS HASIL. setiap kelas yang ikut dalam penelitian ini. kategori kelas di SMK Ki Hajar

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 4 ANALISIS HASIL

5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

Total 202 orang 100 %

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP DI UNIVERSITAS JAMBI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang hasil pengambilan data

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Rumusan Masalah...

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM (pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan & Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu : yang akan dicapai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian terhadap 120

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Semua partisipan dalam penelitian ini berjenis kelamin wanita dan berusia

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah responden dengan kisaran usia 18-21 tahun, bekerja sebagai asisten laboratorium di SLC, serta bekerja pada shift pagi dan malam. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang. Berikut beberapa data profil responden penelitian yang diambil (lihat lampiran 7): 4.1.1 Usia Responden Tabel 4.1 Usia responden Usia Frekuensi Persentase 18 tahun 3 5.0 19 tahun 17 28.3 20 tahun 26 43.3 21 tahun 14 23.3 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, responden yang berusia 18 tahun sebanyak 3 orang (5%), 19 tahun sebanyak 17 orang (28,3%), 20 tahun sebanyak 26 orang (43,3%), dan 21 tahun sebanyak 14 orang (23,3%). Melalui penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak adalah responden yang berusia 20 tahun. 39

4.1.2 Jenis Kelamin Responden Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Pria 55 91.7 Wanita 5 8.3 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 55 orang (91,7%), dan wanita sebanyak 5 orang (8,3%). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa responden pria lebih banyak yang bekerja sebagai aslab di SLC. 4.1.3 Jurusan Responden Tabel 4.3 Jurusan Responden Jurusan Frekuensi Persentase Teknik Informatika 46 76.7 Sistem Informasi 12 20.0 Komputer Akuntansi 2 3.3 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, responden yang mengambil jurusan Teknik Informatika sebanyak 46 orang (76,7%), jurusan Sistem Informasi sebanyak 12 orang (20%), dan jurusan Komputer Akuntansi sebanyak 2 orang (3,3%). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak bekerja sebagai aslab di SLC merupakan responden yang mengambil jurusan Teknik Informatika. 40

4.1.4 Semester Kuliah Responden Tabel 4.4 Semester Kuliah Responden Semester Kuliah Frekuensi Persentase Semester 2 8 13.3 Semester 4 28 46.7 Semester 6 24 40.0 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, responden yang berada di semester 2 sebanyak 8 orang (13,3%), semester 4 sebanyak 28 orang (46,7%), dan semester 6 sebanyak 24 orang (40%). Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan responden yang paling banyak bekerja sebagai aslab di SLC adalah responden yang berada pada semester 4. 4.1.5 Lama Bekerja Responden Tabel 4.5 Lama Bekerja Responden Lama Bekerja Frekuensi Persentase 1 semester (< 6 bulan) 21 35.0 2 semester (< 12 bulan) 22 36.7 3 semester (< 18 bulan) 7 11.7 4 semester (< 24 bulan) 10 16.7 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, responden yang bekerja selama 1 semester (<6 bulan) sebanyak 21 orang (35%), selama 2 semester (<12 bulan) sebanyak 22 orang (36,7%), selama 3 semester (<18 bulan) sebanyak 7 orang (11,7%), selama 4 semester (<24 bulan), dan sebanyak 10 orang (16,7%). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan responden yang paling banyak adalah responden yang bekerja selama 2 semester (<12 bulan). 41

4.1.6. Shift Kerja Responden Tabel 4.6 Shift Kerja Responden Shift Kerja Frekuensi Persentase Malam 30 50.0 Pagi 30 50.0 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja pada shift malam sebanyak 30 orang (50%), dan Shift pagi sebanyak 30 orang (50%). Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja di shift malam dan responden yang bekerja di shift pagi memiliki jumlah yang sama. 4.1.7. Nilai IPK Responden Tabel 4.7 Nilai IPK Responden Nilai IPK Frekuensi Persentase 2,50-3,00 5 8.3 3,00-3,50 20 33.3 3,50-4,00 35 58.3 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden dengan IPK 2,50-3,00 sebanyak 5 orang (8,3%), IPK 3,00-3,50 sebanyak 20 orang (33,3%), dan IPK 3,50-4,00% sebanyak 35 orang (58,3 %). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki nilai IPK yang berkisar antara 3,50-4,00. 42

4.2 Gambaran Data Penelitian 4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf siginifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, yaitu 0,283 untuk regulasi diri dan 0,644 untuk motivasi berprestasi (lihat lampiran 8). 4.2.2 Uji Korelasi Antara Regulasi Diri dan Motivasi Berprestasi Pada bagian ini peneliti ingin melihat ada tidaknya hubungan antara regulasi diri dengan motivasi berprestasi. Untuk mencari hubungan antara kedua variabel maka peneliti menggunakan uji korelasi Pearson. Dari hasil analisis korelasi didapat korelasi antara regulasi diri dan motivasi berprestasi (r) adalah 0,806. Menurut Sugiyono dalam Priyatono (2007), nilai 0,80-1,000 menunjukkan adanya koefisien korelasi yang sangat kuat antara kedua varibel. Hal ini berarti menunjukkan semakin tinggi regulasi diri yang dimiliki oleh para mahasiswa yang bekerja sebagai aslab SLC, maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi yang dimilikinya. Untuk uji signifikansi, Ho diterima jika P > 0,05 dan Ho ditolak jika P < 0,05. Dari uji yang dilakukan diperoleh, nilai P=0,000, yang mana menunjukkan bahwa P < 0,05. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang mana ini berarti terjadi hubungan secara signifikan antara regulasi diri dengan motivasi berprestasi pada subyek penelitian (lihat lampiran 9). 43

Berdasarkan hasil uji korelasi maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara regulasi diri dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sebagai aslab di SLC Binus University. Seperti yang dijelaskan oleh Zimmerman dalam Bembenutty & Karabenick (2004), bahwa kemampuan atau usaha yang dilakukan seorang individu dalam mencapai prestasi dapat terlihat melalui kemampuan regulasi diri yang dimilikinya serta motivasi dalam dirinya untuk mencapai suatu bentuk prestasi, termasuk dalam hal ini adalah kemampuannya untuk mempertahanakan prestasi akademiknya. Hal ini menunjukkan, bahwa motivasi berprestasi dan regulasi diri sama-sama berperan penting dalam usaha yang dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja sebagai aslab di SLC ini dalam mencapai dan mempertahankan prestasinya. Lebih jauh, berdasarkan hasil diatas juga terdapat hubungan yang signifikan dan saling mempengaruhi antara regulasi diri dan motivasi berprestasi. Ini berarti semakin tinggi regulasi diri pada mahasiswa yang bekerja sebagai aslab SLC, semakin tinggi pula motivasi berprestasi yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah regulasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa yang bekerja sebagai aslab, maka semakin rendah pula motivasi berprestasi yang dimilikinya. Ditambahkan juga oleh McClelland dalam O Neil & Drillings (1994) bahwa, tindakan manusia pada dasarnya dipandu oleh motivasi berprestasi, dimana di dalam motivasi tersebut manusia akan melakukan regulasi diri terhadap tindakannya dalam jangka panjang. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam motivasi berprestasi yang dimiliki mahasiswa aslab ini terdapat kemampuan regulasi diri yang berbedabeda pada tiap-tiap individunya dalam usahanya untuk mencapai suatu prestasi atau goal. 44

Berdasarkan dari hasil penelitian diatas, maka dapat dikatakan bahwa memang terdapat hubungan yang kuat dan hubungan yang saling mempengaruhi antara motivasi berprestasi dengan regulasi diri dan sebaliknya pada mahasiswa yang bekerja sebagai aslab di SLC Binus University. Hal ini dapat terlihat melalui motivasi berprestasi yang dimilikiya dan kemampuan regulasi dirinya seperti: mahasiswa dapat mengontrol hasil yang mereka harapkan melalui usaha mereka sendiri, mahasiswa mampu mengambil resiko untuk kuliah sambil bekerja dan menentukan prioritas utama mereka, mereka dapat memperoleh umpan balik yang jelas tentang kemajuan mereka, serta kemampuan mereka dalam mencapai suatu keunggulan. 4.3 Analisa Tambahan 4.3.1 Faktor - Faktor Yang Berkorelasi Dengan Regulasi Diri Tabel 4.8 Korelasi Regulasi Diri dengan Data Kontrol Faktor-faktor yang Metode yang Hasil Keterangan berkorelasi digunakan dengan regulasi diri Usia One way F hitung = 0,283 anova F tabel = 2,769 antara regulasi diri dengan usia) Jenis kelamin Independent P = 0,660 > 0,05 sample t test antara regulasi diri dengan masingmasing jenis kelamin) Jurusan One way F hitung = 0,411 anova F tabel = 3,159 antara regulasi diri dengan jurusan) Semester kuliah One way F hitung = 1,748 anova F tabel = 3,159 antara regulasi diri dengan semester kuliah) 45

Lama bekerja One way F hitung = 0,188 anova F tabel = 2,769 antara regulasi diri dengan lama bekerja) Shift kerja Independent P = 0,471 > 0,05 sample t test antara regulasi diri dengan shift kerja) Nilai IPK One way F hitung = 0,017 anova F tabel = 3,159 antara regulasi diri dengan ratarata nilai IPK) Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan untuk uji perbandingan yang menggunakan metode One Way Anova, nilai F hitung F tabel, yang berarti Ho diterima atau tidak ada perbedaan antara regulasi diri dengan masing-masing usia, jurusan, semester kuliah, lama bekerja, dan nilai IPK. Untuk uji perbandingan yang menggunakan metode Independent Sample T Test, nilai P > 0,05, yang mana Ho diterima atau tidak ada perbedaan antara regulasi diri dengan jenis kelamin dan shift kerja (lihat lampiran 10). Dari hasil tersebut, dijelaskan bahwa tidak adanya perbedaan antara regulasi diri dengan usia karena pada dasarnya responden berada pada rentang usia yang sama yaitu usia 18-21 tahun, dimana kemampuan regulasi mereka juga masih terbatas. Menurut Powell (1983) mahasiswa sendiri rata-rata berusia 18-21 tahun, dimana pada usia ini mereka berada dalam tahapan remaja akhir menuju dewasa muda, yang mana mereka masih mengembangkan kemampuan mereka dalam menghadapi masalah-masalah di sekitarnya. Hasil di atas juga menjelaskan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi regulasi diri mahasiswa. Hal ini karena pada dasarnya regulasi diri itu adalah hal mendasar yang dimiliki oleh setiap individu tanpa melihat perbedaan 46

jenis kelaminnya, yang mana kemampuan ini dapat berkembang jika terus dilatih baik oleh diri sendiri maupun lingkungan. Hal ini, seturut dengan yang dijelaskan oleh Ormrod (2008), bahwa regulasi diri sendiri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia, yang perlu dikembangkan dan diarahkan secara tepat, karena perilaku yang dihasilkan oleh regulasi diri ini tidak bisa terjadi secara alamiah. Hasil di atas juga menjelaskan bahwa perbedaan jurusan, semester kuliah, dan lama bekerja mahasiswa aslab tidak mempengaruhi regulasi dirinya. Hal ini terjadi, karena pada dasarnya regulasi diri merupakan sesuatu yang dinilai secara internal, dimana tiap-tiap individu adalah berbeda-beda dan tidak bisa dibatasi hanya dari perbedaan jurusan mereka, semester kuliah dan lama bekerja. Faktor-faktor internal tersebut menurut Bandura dalam Hjelle & Ziegler (1981) dan Ormrod (2008) seperti, adanya penetapan standar atau tujuan tertentu, mampu mengatur emosi, melakukan instruksi diri, observasi diri, evaluasi diri atau penilaian terhadap perilakunya, serta mampu menetapkan reward atau punishment oleh individu itu sendiri. Hasil di atas juga menjelaskan bahwa perbedaan shift kerja tidak mempengaruhi regulasi diri seseorang. Hal ini disebabkan, karena shift kerja pada mahasiswa yang bekerja sebagai aslab ini memiliki jumlah waktu yang sama dan untuk pembagian waktu antara jadwal kuliah dan bekerja merekapun juga sama karena sudah diatur oleh SLC. Baik yang bekerja malam ataupun pagi hari, mereka sama-sama mendapatkan jam khusus untuk kuliah setelah bekerja. Hasil di atas menjelaskan bahwa perbedaan nilai IPK tidak mempengaruhi regulasi seseorang. Hal ini dikarenakan dalam regulasi diri, seorang individu menetapkan suatu standar yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga perbedaan nilai IPK disini tidak selalu menunjukkan adanya perbedaan regulasi diri yang tinggi 47

ataupun yang rendah. Hal ini, seperti yang dijelaskan oleh Bandura dalam Hjelle & Ziegler (1981), bahwa di dalam regulasi diri seseorang, penilaian terhadap usahanya dilakukan oleh individu itu sendiri yang didasarkan oleh standar personal individu. 4.3.2 Faktor - Faktor Yang Berkorelasi Dengan Motivasi Berprestasi Tabel 4.9 Korelasi Regulasi Diri dengan Data Kontrol Faktor-faktor yang berkorelasi dengan motivasi berprestasi Metode yang digunakan Hasil Usia One way anova F hitung = 0,235 F tabel = 2,769 Jenis kelamin Independent sample t test P = 0,619 > 0,05 Jurusan One way anova F hitung = 0,340 F tabel = 3,159 Semester kuliah One way anova F hitung = 0,886 F tabel = 3,159 Lama bekerja One way anova F hitung = 1,151 F tabel = 2,769 Shift kerja Independent sample t test P = 0,272 > 0,05 Keterangan berprestasi dengan usia) berprestasi dengan masingmasing jenis kelamin) berprestasi dengan jurusan) berprestasi dengan semester kuliah) berprestasi dengan lama bekerja) berprestasi dengan shift kerja) 48

Nilai IPK One way anova F hitung = 0,279 F tabel = 3,159 berprestasi dengan rata-rata nilai IPK) Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan untuk uji perbandingan yang menggunakan metode One Way Anova, nilai F hitung F tabel, yang berarti Ho diterima atau tidak ada berprestasi dengan masingmasing usia, jurusan, semester kuliah, lama bekerja, dan nilai IPK. Untuk uji perbandingan yang menggunakan metode Independent Sample T Test, nilai P > 0,05, yang mana Ho diterima atau tidak ada berprestasi dengan jenis kelamin dan shift kerja (lihat lampiran 10). Dari uji perbandingan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh antara perbedaan dari masingmasing ketujuh data kontrol tersebut terhadap motivasi berprestasi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang bekerja sebagai aslab di SLC. Untuk usia, jenis kelamin, jurusan, semester kuliah, shift kerja dan lama bekerja, diperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh antara perbedaan dari masing - masing kelima hal ini dengan motivasi berprestasi. Hal ini disebabkan, karena motivasi berprestasi sendiri sifatnya lebih internal, yang mana motivasi ini dapat dikembangkan oleh setiap individu termasuk oleh mahasiswa yang bekerja sebagai aslab di SLC tanpa harus selalu dibatasi oleh kelima hal ini. Menurut McClelland sendiri dalam Sobur (2003), dorongan atau kebutuhan untuk mencapai prestasi itu adalah sesuatu yang ada dan dibawa dari lahir, dan di sisi lain dorongan ini merupakan sesuatu yang dapat ditumbuhkan atau dikembangkan. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh dari lingkungan eksternal, baik 49

melalui lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan maupun masyarakat pada umumnya. Untuk nilai IPK, diperoleh juga hasil bahwa tidak ada pengaruh antara perbedaan dari masing-masing nilai IPK dengan motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi sendiri pada dasarnya memang merupakan suatu dorongan dalam diri individu yang dapat terlihat melalui kebutuhan prestasinya. Namun, disisi lain kebutuhan akan prestasi ini tidak hanya dilihat dari nilai. Menurut Alshculer (1973), bahwa orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mengejar suatu keunggulan dan bukan untuk mendapatkan reward. Ditambahkan juga oleh Atkinson & Raynor dalam Santrock (2003), bahwa seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki harapan sukses yang lebih besar daripada ketakutan akan kegagalan, serta tekun pada setiap usahanya ketika menghadapi tugas atau keadaan yang semakin sulit. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa, motivasi berprestasi tidak selalu dilihat dari nilainya saja, tetapi juga bisa pada adanya dorongan atau usaha yang mereka lakukan untuk bisa fokus, bertanggung jawab, mampu mengatasi kendala, serta tidak mudah menyerah dalam mencapai standar atau tujuan yang mereka tetapkan sendiri. 50