I. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menjual produk secara langsung ( face-to-face) kepada

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

I. PENDAHULUAN. Animo masyarakat mengenal bank syariah setelah terjadinya rush pada tahun

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serius bagi pemerintah, adanya tuntutan masyarakat untuk dapat memiliki

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset

I. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan setiap bank dalam menghimpun dana masyarakat, baik berskala

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

I. PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di dunia bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pesat menyebabkan ketatnya persaingan diantara produsen-produsen perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan keuangan, maka usaha jasa perbankan selain mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan era globalisasi, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan dalam hal Dana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari industri perbankan di Surabaya dapat. menunjukkan meningkatnya jumlah nasabah yang menggunakan jasa perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indonesian Bank Service Excellence Monitor (BSEM 2010/ /2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI KOMERSIAL DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar bagi setiap pelaku bisnis. Melihat dari semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi hal yang penting dan harus dipenuhi oleh setiap produsen guna. mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku

BAB I PENDAHULUAN. maka bank sulit untuk menjaga kesetiaan nasabah agar tidak berpindah pada bank

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

I. PENDAHULUAN. Perumahan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan. keluarganya karena fungsi dari rumah tinggal selain sebagai tempat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. komponen di dalamnya yaitu industri perbankan menjadi salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memasuki dekade 10 tahun terakhir, memperlihatkan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis di era AFTA dan globalisasi berubah sangat. cepat yang dipicu oleh perubahan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Untuk dapat mempengaruhi pembeli produsen harus. mengetahui bagaimana perilaku yang akan menjadi sasaran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia jasa konstruksinya. Di Indonesia, jasa konstruksi yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada triwulan III tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasabah yang puas dan setia tidak akan ragu untuk menyebarkan berita dan halhal

BAB I. Pendahuluan. konsumtif. Dengan begitu banyak bank melihat adanya keuntungan yang bisa

I. PENDAHULUAN. Sebelum krisis moneter pada tahun 1997, sebagian besar. perbankan di Indonesia berekspansi usaha ke kredit korporasi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang di harapkan (Expected Service).(Kotler 1997 : 20). dunia bisnis mencakup kemampuan suatu perusahaan untuk.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut mengakibatkan meningkatnya

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG PEMBANTU UNAIR SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usahanya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu atau

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini makin banyak bank yang menyediakan layanan internet banking.

I. PENDAHULUAN. membawa dampak yang serius terhadap perkembangan sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang berkembang dalam hitungan

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut muncul

I. PENDAHULUAN. swasta maupun milik negara mengalami kerugian yang cukup besar. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. perumahan sebagai kebutuhan dasar. Rumah merupakan kebutuhan dasar. manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan

I. PENDAHULUAN. Persaingan antar Bank sebagai industri jasa keuangan semakin tajam. Bank-bank

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan semakin banyak tekanan persaingan, banyak perusahaan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bank, nasabah, pengembang atau developer, pemerintah, serta Bank

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemenuhan kebutuhan akan perumahan mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini persaingan dunia bisnis semakin ketat dengan adanya

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate menjadi 9,50 persen pada minggu pertama tahun 2008. Subsektor perumahan atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan menjadi penggerak pertumbuhan kredit properti yang diperkirakan mencapai 15 persen sampai dengan 20 persen. Menurut catatan Biro Riset InfoBank, KPR yang dikucurkan perbankan tahun 2007 mencapai lebih dari 70 triliun rupiah. Jika pasar KPR tumbuh 25 persen tahun 2008, sektor properti diperkirakan akan memdapat kredit konsumsi lebih dari 90 triliun rupiah. Oleh sebab itu perkembangan pasar properti disambut antusias, bukan saja oleh pelaku bisnis properti, melainkan juga kalangan bankir, sebab meningkatnya pasar KPR akan membuka ruang lebih lebar bagi perbankan untuk memasarkan kredit konsumsinya. Apalagi KPR selama ini telah memberikan kontribusi yang besar bagi perbankan selain kredit pemilikan kendaraan. Meningkatnya pasar KPR menimbulkan kompetisi yang makin ketat. Karena, hampir semua bank memiliki portofolio kredit konsumsi, termasuk KPR. Dengan target masing-masing, bank-bank berusaha mempertahankan pangsa pasarnya, dan setiap bank berjuang untuk tumbuh lebih besar dari pertumbuhan KPR secara industri agar meningkakan pangsa pasarnya. (InfoBankNews.com, Maret 2007) Berdasarkan informasi tersebut, diprediksi bisnis properti akan semakin berkembang. Hal ini menjadi peluang yang besar bagi perbankan dalam 1

memasarkan kredit konsumsinya dalam bentuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Oleh karena itu Bank XYZ yang memiliki kekuatan sebagai bank penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR), serta memiliki pangsa KPR kedua terbesar setelah BTN, merupakan bank yang fokus terhadap perumahan. Dalam hal ini Bank XYZ berusaha menangkap peluang tersebut dan terus meningkatkan kinerjanya, dikarenakan persaingan dalam merebut pasar KPR pada tahun 2008 ini akan semakin ketat. Salah satu penyebab peningkatan pemberian KPR oleh bank bank tersebut adalah masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah. Disisi lain, masyarakat tidak mampu membeli secara tunai (cash). Akhirnya sistem kredit melalui KPR menjadi pilihan. Masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah merupakan peluang bagi bank untuk memasarkan KPR sebanyakbanyaknya. Melihat kesempatan yang ada, maka setiap bank mau tidak mau akan saling bersaing untuk menawarkan berbagai kemudahan kredit kepada konsumen misalnya dalam hal penawaran suku bunga, proses persetujuan kredit, hingga pelayanan. Data pada Tabel 1 menjelaskan bagaimana pertumbuhan KPR dari tahun ke tahun terus meningkat. Bank XYZ menempati posisi urutan ke dua setelah Bank BTN dalam hal penyaluran kredit rumahnya. Semua bank berlomba lomba untuk memenangkan persaingan meraih pangsa pasar KPR. 2

Tabel 1. Outstanding KPR Beberapa Bank Besar Per September 2007 Nama Bank Nilai Pangsa Pasar (Rp Triliun) (%) Pertumbuhan dari tahun ke tahun (%) Bank BTN 18,924 21,4 35,8 Bank XYZ 8,530 9,6 20,5 BCA 7,208 8,1 78,6 Bank Panin 4,634 5,2 63,1 Bank Mandiri 4,501 5,1 25,9 BNI 4,050 4,6 70,7 NISP 3,503 3,9 35,3 BII 3,246 3,7 12,2 UOB buana 2,571 2,9 38,7 Bank Danamon 1,350 1,5 20,2 Sumber : Biro riset infobank Info Bank Januari, 2008 Dalam penyaluran kreditnya, Bank XYZ mempunyai tiga produk yaitu kredit multiguna, Kredit Pemilikan Mobil (KPM), Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pada Tabel 2 dapat dilihat perolehan kredit Bank XYZ cabang Bogor dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Tabel 2 menjelaskan bahwa kredit Bank XYZ Cabang Bogor untuk kredit konsumen pada tahun 2003-2004 didominasi oleh kredit multiguna, namun pada tahun 2005 fokus lebih kepada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM). Dalam hal ini KPR menjadi strategi utama untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan keuntungan Bank XYZ. Tabel 2. Data Perolehan kredit Bank XYZ Cabang Bogor 2003-2007 Dalam miliar rupiah Jenis Kredit 2003 2004 2005 2006 2007 Kredit Multiguna 15,8 26,1 3,9 2,3 2,9 Kredit Mobil 3,9 8,2 31,5 24,0 30,4 KPR 4,07 13,41 204,47 131,16 173,36 Sumber: Manajemen Bank XYZ Cabang Bogor (diolah) 3

Dari Tabel 2 terlihat adanya peningkatan perolehan KPR dari tahun ke tahun dan puncaknya terjadi pada tahun 2005. Bank XYZ sangat berperan dan menjadi pemain tunggal di developer (pengembang perumahan) dalam memasarkan produk KPR. Pada tahun 2005, kondisi yang terjadi adalah pihak developer datang ke Bank XYZ untuk memberikan aplikasi pengajuan kredit calon konsumennya untuk diproses, sehingga faktor ini menyebabkan proses kredit yang lama dikarenakan aplikasi yang masuk tidak sesuai dengan jumlah tenaga marketing bank yang tersedia. Pada tahun 2006 Bank XYZ mengalami penurunan dalam penerimaan aplikasi yang diberikan oleh developer. Hal ini disebabkan adanya pesaing baru dari bank-bank lain yang ikut fokus pada KPR dan menjalin kerjasama baru dengan pihak developer, sehingga hal ini menimbulkan kondisi yang terbalik di mana pihak bank kini berlomba lomba datang ke developer untuk mendapatkan aplikasi kredit dan nama calon debitur. Dengan adanya persaingan yang cukup ketat, terjadi penurunan aplikasi yang diberikan oleh pihak developer kepada Bank XYZ dan banyak aplikasi kredit yang telah disetujui oleh Bank XYZ tidak terjadi realisasi, dikarenakan aplikasi tersebut juga diberikan kepada beberapa bank untuk diproses pada waktu yang bersamaan. Bank XYZ cabang Bogor mencakup wilayah Bogor, Depok dan Cibubur. Wilayah ini didominasi oleh perumahan terutama yang dikembangkan oleh pihak developer (pengembang perumahan) dan menjadi target untuk wilayah tempat tinggal yang berkembang pesat seperti yang terlihat pada Tabel 3. Perolehan KPR Bank XYZ Cabang Bogor rata-rata berasal dari aplikasi yang diberikan oleh pihak 4

developer, sehingga keuntungan Bank XYZ dalam hal pemberian kredit konsumsi sangat bergantung kepada aplikasi dari pihak developer. Tabel 3. Data Developer di Wilayah Jabodetabek, Lampung dan Cilegon client Bank XYZ No Wilayah Developer Jumlah 1 Jakarta, Tangerang, Bekasi 109 2 Bogor, Depok, Cibubur 104 3 Lampung 8 4 Cilegon 19 5 Apartemen 15 Total 255 Su mber: Manajemen Bank XYZ, 2008 (diolah) Observasi di lapangan menunjukkan, konsumen/calon debitur memiliki interaksi yang kuat dengan para marketing developer sebagai perusahaan pengembang pada saat proses pengambilan keputusan pembelian rumah. Interaksi inilah yang selanjutnya akan diberdayakan oleh Bank XYZ untuk memaksimalkan penjualan produk KPR. Lewat interaksi ini, maka Bank XYZ akan menggunakan marketing developer sebagai influencer pada keputusan dalam hal pemilihan bank KPR mana yang akan memproses kredit calon konsumennya. Di sisi lain, terkait dengan keinginan untuk memberdayakan marketing developer, maka Bank XYZ berusaha untuk menjaga hubungan sebaik mungkin dengan adanya acara gathering yang rutin dilakukan oleh pihak bank. Hubungan baik ini akan tercipta jika performa perusahaan sesuai dengan ekspektasi marketing developer. Jika terjadi kepuasan pada marketing developer terhadap performa Bank XYZ, maka akan memotivasi mereka untuk melakukan rekomendasi kepada konsumen akhir. Tingkat persaingan KPR sangat ketat antara bank pemerintah dan bank swasta, untuk dapat memenangkan persaingan pelaku pemasar yaitu Bank XYZ perlu mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, dalam hal ini pihak developer. Selain itu Bank XYZ juga perlu mengetahui persepsi atau pandangan 5

konsumen terhadap jasa yang telah ditawarkan atau dipasarkan. Sehubungan dengan hal ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Persepsi Developer Terhadap Produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank XYZ Cabang Bogor. Persepsi konsumen merupakan hal terpenting bagi pemasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Namun perbankan sering mengalami kesulitan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap jasa yang ditawarkan positif atau negatif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, permasalahan yang dihadapi Bank XYZ ini dapat didefinisikan berikut: 1. Bagaimana persepsi developer terhadap atribut KPR Bank XYZ? 2. Tindakan apa yang dilakukan developer sebagai implikasi dari persepsinya terhadap atribut KPR Bank XYZ? 3. Bagaimana implikasi manajerial untuk meningkatkan pemasaran produk KPR? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis persepsi developer terhadap KPR Bank XYZ. 2. Mengidentifikasi dan menganalisis tindakan developer sebagai implikasi dari persepsinya terhadap atribut KPR Bank XYZ. 3. Merumuskan implikasi manajerial untuk meningkatkan pemasaran produk KPR. 6

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan: diharapkan dapat memberikan masukan yang positif yang dapat dipertimbangkan untuk perbaikan kinerja dalam menghadapi persaingan dan perubahan bisnis serta dapat menjadi bahan evaluasi terhadap pemasaran KPR yang sudah dijalankan. 2. Bagi penulis: menambah pengetahuan dan wawasan serta melatih kemampuan analisis peneliti mengenai strategi bisnis di bidang pemasaran. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank XYZ dan developer untuk wilayah Bogor, Depok, dan Cibubur. Studi kasus pada Bank XYZ Cabang Bogor. Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan metode survei dengan wawancara kepada pihak developer yaitu bagian penjualan atau orang yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam penyerahan aplikasi kredit kepada pihak bank. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran persepsi developer dan potensi produk KPR Bank XYZ di pasaran, serta dapat menjadi masukan kepada pihak manajemen untuk memaksimalkan pemasaran produk KPR Bank XYZ Cabang Bogor di tengah persaingan yang cukup ketat. 7

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB