IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008

dokumen-dokumen yang mirip
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

IV. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT

BAB IV METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Kasus di atas dapat diselesaikan menggunakan analisis breakeven.

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGO

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor)

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN

Analisis Risiko Produksi Stroberi pada UD Agro Mandiri di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu, metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah

ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR

RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan konsumen akan produk atau barang yang dikonsumsinya. mengelola semua sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin supaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Arikunto (2002:135) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa

III. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

BAB II METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITITAN. Desain atau metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting

Transkripsi:

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan Ciapus Bromel yang berlokasi di Jalan Tamansari, RT 03 RW 04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan tempat produksi tanaman hias bromelia dan perusahaan ini menjadi akan salah satu produsen bromelia terbesar di Kabupaten Bogor. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008 No Nama Perusahaan Provinsi Kota/Kabupaten 1 Elegant Flora DKI Jakarta Jakarta Selatan 2 Harrys Bromeliad DKI Jakarta Jakarta Selatan 3 Sunda Kelapa Nursery Banten Tanggerang 4 Alpha Nursery Jawa Barat Bogor 5 Ciapus Bromel Jawa Barat Bogor 6 Kelompok Tani Vioces Jawa Barat Bogor 7 Aneka Nursery Jawa Tengah Semarang Sumber: Ditjen Hortikultura, 2008 (diolah) Tabel 5 menunjukkan bahwa salah satu wilayah di Indonesia yang paling banyak membudidayakan bromelia adalah Provinsi Jawa Barat. Sebanyak 42,85 persen dari total produsen bromelia berdomisili di Jawa Barat. Hal ini disebabkan iklim di Provinsi Jawa Barat yang cenderung lebih subur dan cocok untuk budidaya bromelia, terutama daerah dataran tinggi bagian tengah. Salah satu produsen bromelia di Jawa Barat yang termasuk sebagai salah satu produsen terbesar adalah Ciapus Bromel. Hal lain yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi adalah ketersediaan data dan kesediaan pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011. 32

4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, pencatatan dan wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan Ciapus Bromel untuk mengetahui proses produksi, mengetahui risiko dan peluang risiko yang dihadapi perusahaan, penyebab dan dampak risiko yang terjadi di perusahaan dan mengetahui bagaimana penanganan risiko yang selama ini dilakukan oleh pihak perusahaan. Sedangkan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Ciapus Bromel meliputi luas lahan yang diusahakan, harga produk, jumlah produksi yang diperoleh selama masa produksi berlangsung serta data-data lainnya yang mendukung sehingga dapat mengetahui risiko yang terjadi di perusahaan. Selain itu data sekunder dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Departemen Hortikultura, Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor, internet terkait situs-situs yang berhubungan dengan penelitian dan literatur yang relevan. 4.3 Metode Pengolahan Data 4.3.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan umum perusahaan dan manajemen risiko yang diterapkan perusahaan. Selain itu analisis ini pun digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya risiko produksi yang terkait dengan kondisi pada Ciapus Bromel. Tujuan digunakannya analisis ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Analisis dilakukan dengan mengaitkan teori risiko yang ada dengan kondisi lapang, sehingga didapatkan strategi penanganan risiko produksi untuk memberikan solusi terhadap masalah yang timbul akibat risiko produksi di Ciapus Bromel. Metode ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan diskusi dengan pihak perusahaan serta pengisian kuisioner. 33

4.3.2 Pengukuran Risiko Pengukuran dilakukan dengan menentukan probabilitas terjadinya risiko dan mengetahui dampak risiko tersebut terhadap usaha tanaman hias bromelia. Pengukuran selalu mengacu pada dua ukuran yaitu ukuran probabilitas dan ukuran kuantitas risiko. Ukuran pertama merupakan ukuran probabilitas yang disebut juga kemungkinan (likelihood). Ukuran kedua adalah dampak atau disebut juga sebagai ukuran kuantitas risiko. Dampak adalah ukuran seberapa besar akibat yang ditimbulkan bila risiko tersebut benar-benar terjadi. Risiko dapat diukur bila diketahui kemungkinan suatu kejadian dan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut pada perusahaan. Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya (probabilitas) yang mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko yang akan terjadi. Dengan mengetahui besarnya kemungkinan terjadinya risiko dapat diketahui risiko apa saja yang tergolong besar dan kecil, sehingga dalam penanganan risiko dapat diketahui risiko mana yang perlu diperhatikan. Metode aproksimasi adalah cara yang digunakan untuk mengetahui probabilitas dan dampak risiko, metode ini dilakukan dengan cara menanyakan kira-kira berapa dampak dan kemungkinan (probabilitas) dari suatu risiko kepada orang lain (Kountur 2008). Pemilihan metode ini dikarenakan Ciapus Bromel tidak memiliki data historis mengenai kemungkinan (probabilitas) dan dampak risiko yang ada. Pengumpulan informasi pada metode aproksimasi ini dilakukan dengan cara expert opinion. Cara ini merupakan salah satu cara pengumpulan informasi dimana seseorang dianggap ahli diwawancarai untuk mendapatkan informasi tentang berapa besar kemungkinan (probabilitas) dan dampak yang terjadi dari suatu risiko. Beberapa sumber risiko yang terdapat pada kuesioner diberikan kepada para ahli yang kemudian ahli tersebut memberikan pendapatnya terhadap perkiraan dampak dan probabilitas risiko. Para ahli yang dimaksud adalah pihak yang dianggap paham dan mengerti budidaya tanaman bromelia dan kondisi perusahaan. Oleh karena itu, pihak yang menjadi ahli dalam hal ini adalah manajer operasional, koordinator lapangan dan karyawan Ciapus Bromel. 34

Menurut Kountur (2008) salah satu cara untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko yaitu dengan meminta pendapat sekurang-kurangnya dari tiga orang yang dapat merepresentasikan pendapat optimis (O), most likely (M) dan pesimis (P). Pendapat yang menyatakan dengan optimis terhadap suatu kejadian pada umumnya memberikan penilaian lebih kecil karena beranggapan bahwa kejadian tersebut tidak akan terjadi dan dapat diantisipasi. Pihak yang menyatakan pendapatnya secara optimis pada perusahaan yaitu manajer operasional. Sebaliknya, bagi pendapat yang menyatakan pesimis akan memberikan nilai yang relatif lebih besar dibandingkan pendapat yang optimis seperti yang dikemukakan oleh karyawan dalam Ciapus Bromel. Sedangkan nilai dari pendapat most likely berada diantara nilai optimis dan pesimis. Dan pihak ahli yang menyatakan pendapat most likely yaitu koordinator lapang Ciapus Bromel. Kriteria penentuan para ahli tersebut berdasarkan pada tingkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki selama bekerja di Ciapus Bromel. Setelah ketiga orang ini diwawancarai, kemudian dirata-ratakan nilainya. Rata-rata yang dimaksud adalah rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut (Kountur, 2008): Probabilistas (P) = O + 4M + P, Dampak (D) = O + 4M + P 6 6 Penggunaan rumus di atas dilakukan agar data yang didapat tidak bias. Nilai most likely dikalikan empat karena nilai tersebut diasumsikan sebagai nilai yang dapat dipercaya dan nilai ini adalah nilai dari orang yang dianggap ahli dari kebanyakan kejadian secara umum. Penetapan dampak risiko tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan apakah risiko tersebut akan berdampak pada penurunan penerimaan yang sangat signifikan atau tidak. Selain itu, besarnya dampak risiko dapat diketahui melalui perhitungan sebagai berikut: Dampak = Persentase kehilangan * Rata-rata produksi bromelia * Harga jual Persentase kehilangan yang dimaksud merupakan kehilangan produksi yang diberikan berdasarkan perkiraan para ahli, sedangkan rata-rata produksi 35

diperoleh dari jumlah produksi bromelia selama 8 periode atau musim tanam sehingga didapatkan rata-rata produksi bromelia per musim tanam. Harga jual yang digunakan merupakan harga jual rata-rata dari jenis neogerelia yang berdiameter 15 cm. Hal ini dilakukan karena banyaknya spesies neogerelia yang terdapat pada Ciapus Bromel sehingga akan lebih mudah dalam proses perhitungan apabila menggunakan harga jual rata-rata. Selain itu, peluang dari suatu kejadian pada kegiatan usaha dapat diukur berdasarkan pengalaman. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu. Pengukuran peluang (P) diperoleh dari frekuensi kejadian pada setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Secara sistematis dapat dituliskan: Keterangan : f = Frekuensi kejadian T = Periode waktu proses produksi Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan expected return. Expected return adalah jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi dari peluang masing-masing dari suatu kejadian. Rumus expected return dituliskan sebagai berikut : n E (R i ) = P i. R i i=1 P i menunjukkan nilai peluang dari suatu kejadian di masing-masing kondisi. Bila tiap kejadian ada data historisnya, maka nilai peluang yang dari suatu kejadian diasumsikan sama, yaitu satu dibagi dengan total periode waktu proses produksi, sehingga nilai expected return-nya merupakan nilai rata-rata dari total nilai produktivitas atau pendapatan tersebut Dimana : E (R i ) = Expected return R i = Return (Produktivitas) n = Jumlah kejadian (1,2,3,..., 8) i = Neogerelia 36

Penilaian risiko dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan yang terjadi. Menurut Elton dan Gruber (1995), terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya sebagai berikut: a. Variance Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dan expected return yang kemudian dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut: n σ i 2 = P ij (R ij - Ř i ) 2 i=1 Dimana : = Variance dari return P i = Peluang dari suatu kejadian R i = Return (Produktivitas) Ř i = Expected return Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga tingkat risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut juga semakin rendah. b. Standard Deviation Standard deviation dapat diukur dengan menguadratkan nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation adalah sebagai berikut : 2 σ i = σ i Dimana : = Variance = Standard deviation c. Coefficient Variation Coefficient variation dapat diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan (expected return). Semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah : CV = σ i / Ř i 37

Dimana : CV = Coefficient variation = Standard deviation Ř i = Expected return Variance dan standard deviation merupakan ukuran absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan. Untuk mempertimbangkan aset dengan return yang diharapkan berbeda, pelaku bisnis dapat menggunakan coefficient variation. Coefficient variation merupakan ukuran yang sangat tepat bagi pengambil keputusan khususnya dalam memilih salah satu alternatif dari berbagai kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi dari setiap kegiatan usaha untuk setiap return yang diperoleh. 4.3.3 Pemetaan Risiko Menurut Kountur (2008), peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak risiko. Peta risiko dibagi dalam empat kuadran. Risiko yang memiliki probabilitas besar dengan dampak yang kecil berada pada kuadran III dan risiko yang memiliki probabilitas besar dengan dampak yang besar pula berada pada kuadran I. Risiko yang memiliki probabilitas kecil dengan dampak yang kecil berada pada kuadran IV dan risiko yang memiliki probabilitas kecil dengan dampak besar berada pada kuadran II. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 8. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko kemudian dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko pun dapat dikelompokan menjadi kelompok dampak besar dan dampak kecil (Djohanputro 2008). Dikatakan berdampak kecil apabila dampak tersebut tidak mengganggu proses bisnis di perusahaan. Sedangkan dikatakan berdampak besar apabila dampak tersebut sangat berpengaruh dalam usaha tersebut. Batas antara besar dan kecilnya probabilitas risiko ditentukan oleh pihak perusahaan. Nilai probabilitas dibatasi oleh nilai 15 persen dan nilai dampak dibatasi oleh nilai Rp 500.000,00. Nilai batas probabilitas sebesar 15 persen diperoleh berdasarkan rata-rata probabilitas dari keempat sumber risiko yang telah dikonfirmasi sebelumnya kepada para ahli. Sedangkan nilai yang membatasi dampak besar dan kecil diambil berdasarkan pengalaman dan setengah dari nilai rata-rata perhitungan dampak risiko. para ahli 38

beranggapan bahwa batasan nilai sebesar 500.000 merupakan batasan yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen perusahaan, risiko probabilitas 15 persen atau lebih dianggap sebagai risiko dengan probabilitas besar, dan probabilitas risiko dibawah 15 persen dianggap sebagai risiko dengan probabilitas kecil. Begitu pula dengan besar kecilnya dampak risiko pada perusahaan, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang pihak manajemen perusahaan, risiko dengan dampak diatas Rp 500.000,00 dianggap sebagai risiko dengan dampak besar dan risiko dengan dampak dibawah Rp 500.000,00 dianggap sebagai risiko dengan dampak kecil. Probabilitas (%) Besar 15 Kecil Kuadran II Kuadran IV Kuadran I Kuadran III Kecil 500.000 Besar Dampak (Rp) Gambar 8. Peta Risiko Menurut Kountur Sumber: Kountur, 2008 Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan pada perkiraan posisi dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Posisi suatu risiko dalam peta risiko disebut status risiko. Berdasarkan hasil perhitungan status risiko, maka akan diketahui mana risiko yang besar dan kecil. Serta status risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang tidak berisiko. Secara matematis status risiko dapat dihitung dengan rumus (Kountur, 2008): Status Risiko = Probabilitas x Dampak 39

4.3.4 Penanganan Risiko Menurut Kountur (2006), salah satu aspek penting dalam manajemen risiko perusahaan adalah penanganan risiko, bagaimana menangani risiko-risiko yang dihadapi agar kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Jika kerugian dapat diminimalkan, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berdasarkan peta risiko dapat diketahui strategi penanganan risiko seperti apa yang paling tepat digunakan. Terdapat dua strategi penanganan risiko, yaitu : 1. Penghindaran Risiko (Preventif) Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam kemungkinan atau probabilitasnya besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran I dan II. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi preventif, maka risiko yang terdapat pada kuadran I akan bergeser ke kuadran III dan risiko yang terdapat pada kuadran II akan bergeser ke kuadran IV (Kountur, 2008). Penanganan risiko menggunakan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 9. Probabilitas (%) Besar Kuadran II Kuadran I Kecil Kuadran IV Kuadran III Kecil Dampak (Rp) Gambar 9. Strategi Preventif Risiko Sumber : Kountur, 2008 Besar 2. Mitigasi Risiko Mitigasi risiko merupakan strategi penanganan risiko yang bertujuan untuk meminimalkan dampak risiko yang ditimbulkan. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak besar diusahakan dengan strategi mitigasi dapat bergeser ke 40

kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Risiko-risiko yang berada pada kuadran I dan III yang memberikan dampak besar dapat ditangani dengan cara mitigasi. Hal ini dimaksudkan agar risiko yang berada pada kuadran I dapat bergeser ke kuadran II. Dan risiko-risiko yang berada pada kuadran III dapat bergeser ke kuadran IV. Strategi mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 10. Probabilitas (%) Besar Kuadran II Kuadran I Kuadran IV Kuadran III Kecil Kecil Dampak (Rp) Besar Gambar 10. Strategi Mitigasi Risiko Sumber : Kountur, 2008 41