III KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Dasar Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan. Terdapat tiga karakteristik risiko, yaitu merupakan suatu kejadian, kejadian tersebut mengandung kemungkinan, dan jika terjadi mengakibatkan kerugian (Kountur, 2008). Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Vaughan (1978) diacu dalam Darmawi (2008) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut : 1) Risiko adalah kans kerugian (risk is the chance of loss) Chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu exposure (keterbukaan) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. 2) Risiko adalah kemungkinan kerugian (risk is the possibility of loss) Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Definisi ini sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif. 3) Risiko adalah ketidakpastian (risk is uncertainty) Risiko terjadi karena adanya ketidakpastian (uncertainty). Oleh karena itu, risiko diartikan dengan ketidakpastian. Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. 4) Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan (risk is the dispersion of actual from expected results) Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata. Definisi risiko sebagai penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan, 29

2 merupakan versi lain dari definisi risk is uncertainty, dimana penyimpangan relatif merupakan suatu pernyataan uncertainty secara statistic. 5) Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan (risk is the probability of any outcome different from the one expected). Variasi lain dari konsep risiko sebagai suatu penyimpangan, yaitu risiko merupakan probabilitas obyektif bahwa outcome yang aktual dari suatu kejadian akan berbeda dari outcome yang diharapkan. Kunci dalam definisi ini adalah bahwa risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan. Menurut Arthur Williams dan Richard, M. H, risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. A. Abas Salim mendefinisikan bahwa risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). Sedangkan Soekarto mengartikan risiko sebagai ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa 4. Darmawi (2008) menyimpulkan risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata lain kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko Klasifikasi risiko Risiko dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut : 1) Risiko dari Sudut Pandang Penyebab a) Risiko Keuangan Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. Jadi risiko yang disebabkan oleh terjadinya perubahan harga, perubahan tingkat bunga, atau perubahan mata uang asing disebut sebagai risiko-risiko keuangan. 4 Pengertian Resiko Menurut Beberapa Ahli. Diakses tanggal 26 Agustus

3 b) Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor non-keuangan. Faktor-faktor non keuangan tersebut, yaitu manusia, teknologi, dan alam. Manusia dapat menyebabkan risiko, yaitu menyangkut kompetensi (tidak mampu, lalai, sakit), moral (mencuri, merusak, mogok kerja), serta selera (tidak puas, persepsi yang berbeda). Sedangkan teknologi menjadi sumber risiko dalam hal keusangan (tidak sesuai lagi, tidak berfungsi lagi), kualitas (kualitas yang rendah, tidak sesuai standard), serta kesesuaian. Alam juga menjadi sumber risiko, yaitu menyangkut bencana alam (banjir, gempa bumi, angin ribut), kondisi alam (lembab, panas, dingin), serta makhluk alam (kuman, binatang). 2) Risiko dari Sudut Pandang Akibat a) Risiko Murni Risiko murni adalah risiko dari suatu kejadian yang berakibat hanya merugikan dan tidak memungkinkan adanya keuntungan. b) Risiko Spekulatif Risiko spekulatif adalah risiko yang tidak saja memunkinkan terjadinya kerugian tetapi juga memungkinkan terjadinya keuntungan. c) Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas Ada berbagai macam aktivitas yang dapat menimbulkan risiko. Misalnya, aktivitas pemberian kredit oleh bank risikonya disebut risiko kredit. Demikian juga seseorang yang melakukan perjalanan mengahadapi risiko yang disebut risiko perjalanan. Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada. d) Risiko dari Sudut Pandang Kejadian Risiko dari sudut pandang kejadian adalah risiko yang dinyatakan berdasarkan kejadiannya. Misalnya kejadiannya adalah kebakaran maka disebut risiko kebakaran. Menurut Darmawi (2008), sumber-sumber risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 31

4 1) Risiko Sosial Dalam risiko sosial sumber utama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. 2) Risiko Fisik Ada banyak sumber risiko fisik yang sebagian besar disebabkan oleh fenomena alam, sedangkan lainnya disebabkan oleh kesalahan manusia. Banyak risiko yang kompleks sumbernya termasuk terutama kategori fisik, seperti kebakaran, cuaca, petir, dan bencana alam. 3) Risiko Ekonomi Banyak risiko yang dihadapi perusahaan bersifat ekonomi. Contohcontoh risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi lokal, ketidakstabilan perusahaan individu, dan perubahan tingkat suku bunga Manajemen Risiko Menurut Darmawi (2008), manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Kountur (2008), manajemen risiko perusahaan (enterprise risk management) adalah suatu cara yang digunakan perusahaan untuk menangani risiko-risiko yang dihadapi dalam usaha mencapai tujuannya. Manajemen risiko perusahaan adalah cara bagaimana menangani semua risiko yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih risiko-risiko tertentu saja. Penanganan risiko tidak hanya pada risiko-risiko tertentu saja tetapi semua risiko yang ada di dalam perusahaan yang mengancam pencapaian tujuan perusahaan harus ditangani dengan baik. Penanganan risiko dapat dianggap sebagai salah satu fungsi dari manajemen. Ada beberapa fungsi manajemen yang sudah lazim dikenal, yaitu membuat perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan, dan melakukan pengendalian. Dengan demikian ditambahkan satu fungsi lagi yang sangat penting, yaitu menangani risiko. Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk dapat meningkatkan semaksimal mungkin keuntungan perusahaan. 32

5 Keuntungan dapat ditingkatkan jika kerugian-kerugian yang mengakibatkan biaya tinggi diperkecil. Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan penyusunan strategic management, mengamankan sumber daya dan aset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak. Definisi manajemen risiko dapat dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata-kata kunci sebagai berikut : 1) On going process Manajemen risiko dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor secara berkala. Manajemen risiko bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event). 2) Effected by people Manajemen risiko ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di lingkungan organisasi. Untuk lingkungan institusi Pemerintah, manajemen risiko dirumuskan oleh pimpinan dan kennel boy institusi atau departemen yang bersangkutan. 3) Applied in strategy setting Manajemen risiko telah disusun sejak dari perumusan strategi organisasi oleh manajemen puncak organisasi. Dengan penggunaan manajemen risiko, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan risiko yang dihadapi oleh masing-masing bagian atau unit dari organisasi. 4) Applied across the enterprise Strategi yang telah dipilih berdasarkan manajemen risiko diaplikasikan dalam kegiatan operasional, dan mencakup seluruh bagian atau unit pada organisasi. Mengingat risiko masing-masing bagian berbeda, maka penerapan manajemen risiko berdasarkan penentuan risiko oleh masingmasing bagian. 33

6 5) Designed to identify potential events Manajemen risiko dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara potensial menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan organisasi. 6) Provide reasonable assurance Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi dapat berlangsung secara optimal. 7) Geared to achieve objectives Manajemen risiko diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan 5. Dalam Kountur (2006) disebutkan bahwa perusahaan yang mengelola risiko-risikonya dengan baik akan memperoleh beberapa manfaat diantaranya adalah dapat meningkatkan laba perusahaan, memungkinkan terhindar dari kebangkrutan yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa luar biasa, dan memperlancar pencapaian tujuan perusahaan. Risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor manusia, teknologi, dan alam jika ditangani dengan baik akan memperkecil kerugian yang diderita oleh perusahaan. Pengurangan biaya akibat kerugiankerugian ini dapat membuat laba perusahaan menjadi lebih besar. Dengan kata lain, perusahaan yang memiliki manajemen risiko yang baik akan lebih menguntungkan daripada perusahaan yang tidak memiliki manajemen risiko yang baik. Kountur (2008) juga mengemukakan bahwa proses manajemen risiko dimulai dengan mengidentifikasi sumber risiko krusial apa saja yang terdapat di perusahaan. Risiko perlu diidentifikasi untuk mendapatkan suatu daftar risiko. Daftar risiko mmerupakan output atau hasil dari identifikasi risiko. Setelah semua risiko yang perlu diketahui teridentifikasi dan daftar risiko telah dibuat, kemudian risiko-risiko yang ada pada daftar tersebut diukur. Dengan demikian, proses selanjutnya dari identifikasi risiko adalah pengukuran risiko. Tujuan dari pengukuran risiko adalah untuk menghasilkan status risiko dan peta risiko. Status 5 Pengertian Manajemen Risiko. Diakses tanggal 26 Agustus

7 risiko adalah ukuran yang menunjukkan tingkatan risiko, sehingga bisa diketahui mana risiko yang lebih berisiko dari yang lain dan mana yang tidak terlalu berisiko dari yang lain. Sedangkan peta risiko adalah gambaran sebaran risiko dalam suatu peta sehingga dapat diketahui dimana risiko berada dalam suatu peta. Dari peta risiko akan tampak status risiko. Berdasarkan status risiko dan peta risiko ini dilakukan penanganan risiko. Penanganan risiko dilakukan untuk memberikan usulan apa yang akan dilakukan untuk menangani risiko-risiko yang telah terpetakan. Kemudian dilakukan evaluasi atas penanganan risiko yang telah dilakukan. Gambaran dari proses pengelolaan risiko perusahaan dan output yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 2. PROSES OUTPUT IDENTIFIKASI RISIKO Daftar Risiko EVALUASI PENGUKURAN RISIKO 1. Peta Risiko 2. Status Risiko PENANGANAN RISIKO Usulan (Penanganan Risiko) Gambar 2. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan dan Output yang Dihasilkan Sumber : Kountur (2008) Matriks Frekuensi dan Signifikansi Teknik pengukuran dengan matriks frekuensi dan signifikansi merupakan teknik pengukuran yang sederhana yang tidak melibatkan kuantifikasi yang rumit. Biasanya teknik ini digunakan dalam pemetaan untuk melihat penanganan risiko 35

8 yang tepat. Di sini risiko dapat dikelompokkan menjadi dua dimensi, yaitu dimensi atau kemungkinan, serta dimensi signifikansi atau dampak. Matriks frekuensi dan signifikansi dapat tergambar setelah posisi dari risiko yang dievaluasi diketahui. Kemudian tindakan yang tepat untuk menghadapi risiko tersebut dapat dirancang. Signifikansi atau Dampak Besar Kuadaran II Kuadran I Kecil Kuadran IV Kuadran III Kecil Gambar 3. Matriks Frekuensi dan Signifikansi Sumber : Hanafi (2006) Frekuensi atau kemungkinan Besar Menurut Hanafi (2006), matriks frekuensi dan signifikansi dapat dikelompokkan ke dalam empat kuadran dengan alternatif penanganan sebagai berikut : 1) Signifikansi kecil dan frekuensi kecil (kuadran IV) = low control 2) Signifikansi besar dan frekuensi kecil (kuadran II) = detect and monitor 3) Signifikansi kecil dan frekuensi besar (kuadran III) = monitor 4) Signifikansi besar dan frekuensi besar (kuadran I) = prevent at source Teknik Pemetaan Menurut Djohanputro (2008), karena risiko selalu terkait dengan dua dimensi, pemetaan yang paling tepat juga menggunakan dua dimensi yang sama. Kedua dimensi yang dimaksud adalah probabilitas terjadinya risiko dan dampaknya bila risiko tersebut terjadi. 36

9 Probabilitas yang merupakan dimensi pertama menyatakan tingkat kemungkinan suatu risiko terjadi. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin perlu mendapat pehatian. Sebaliknya, semakin rendah kemungkinan risiko terjadi, semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk memberi perhatian kepada risiko yang bersangkutan. Umumnya, probabilitas dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah. Dimensi kedua berupa dampak, yaitu tingkat kegawatan atau biaya yang terjadi kalau risiko yang bersangkutan benar-benar menjadi kenyataan. Semakin tinggi dampak suatu risiko, semakin perlu mendapat perhatian khusus. Sebaliknya, semakin rendah dampak yang terjadi dari suatu risiko, semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk mengalokasikan sumber daya untuk menangani risiko yang bersangkutan. Umumnya, dimensi dampak dibagi ke dalam tiga tingkat, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Matriks antara kedua dimensi menghasilkan empat kuadran utama. Kuadran I merupakan area dengan tingkat probabilitas sedang sampai tinggi dan tingkat dampak sedang sampai tinggi. Kuadran I terdiri dari risiko-risiko yang masuk ke dalam prioritas I atau prioritas utama. Bila risiko-risiko pada kuadran I terjadi akan menyebabkan terancamnya pencapaian tujuan perusahaan. Kuadran II merupakan area yang dihuni oleh risiko-risiko dalam prioritas II. Ciri dari risiko dalam kuadran II adalah mereka yang memiliki tingkat probabilitas kejadian antara rendah sampai sedang, namun dampaknya bila risiko tersebut menjadi kenyataan tinggi. Ini artinya, risiko-risiko dalam kuadran II cukup jarang terjadi. Mungkin hanya setahun sekali, atau bahkan bisa kurang. Tetapi kalau sampai terjadi, tujuan dan target perusahaan bisa tidak tercapai. Dalam kondisi terburuk, perusahaan bisa tutup atau dinyatakan bangkrut. Kuadran III dihuni oleh risiko-risiko dengan skala prioritas III. Risiko dalam kelas ini memiliki tingkat probabilitas kejadian yang tinggi, namun dampaknya rendah. Risiko yang secara rutin terjadi ini tidak terlalu mengganggu pencapaian tujuan dan target perusahaan. Kadang-kadang terasa menggangu bila risiko yang bersangkutan muncul sebagai kenyataan. Namun, biasanya perusahaan mampu dengan cepat mengatasi dampak muncul. 37

10 Kuadran IV dihuni oleh berbagai risiko dengan skala prioritas IV. Risiko dalam kelas ini memiliki tingkat tingkat probabilitas kejadian yang rendah. Kalaupun terjadi, dampaknya kecil bagi pencapian tujuan dan target perusahaan. Risiko yang masuk dalam kuadran IV cenderung dapat diabaikan sehingga perusahaan tidak perlu mengalokasikan sumber dayanya untuk menangani risiko tersebut. Namun, manajemen tetap perlu memonitor risiko dalam kuadran IV. Suatu risiko bersifat dinamis. Risiko yang saat ini masuk ke dalam kuadran IV bias pindah ke kuadran lain bila ada perubahan kondisi eksternal maupun internal secara signifikan Penanganan Risiko Salah satu aspek yang penting di dalam manajemen risiko perusahaan adalah penanganan risiko, bagaimana menangani risiko-risiko yang dihadapi agar kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Jika kerugian bisa diminimalkan, itu berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sebelum dapat menangani risiko, terlebih dahulu yang perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Setelah semua risiko diukur baik kemungkinan maupun dampaknya, maka selanjutnya yang dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal menggambarkan dampak. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu kemungkinan besar dan kemungkinan kecil. Dampak risiko juga dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu dampak besar dan dampak kecil. Berdasarkan peta risiko kemudian dapat diketahui strategi penanganan strategi apa yang paling tepat untuk dilaksanakan. Ada dua strategi penanganan risiko, yaitu preventif dan mitigasi. 1) Preventif Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Sebelum risiko terjadi harus ada cara-cara preventif yang dilakukan sedemikian rupa sehingga risiko tidak terjadi. Preventif dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur, 38

11 mengembangkan sumber daya manusia, serta memasang atau memperbaiki fasilitas fisik. 2) Mitigasi Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan apabila dampak risiko yang dirasakan sangat besar. Ada beberapa cara mitigasi yang dapat dilakukan, diantaranya adalah diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko. Pengalihan risiko bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan asuransi, leasing, outsourcing, dan hedging (Kountur 2008) Kerangka Pemikiran Operasional Usaha pembiakan anjing mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah forum komunitas pehobi anjing yang terus tumbuh di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hal ini juga didukung dengan adanya Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin) yang merupakan organisasi nirlaba yang menjadi induk organisasi penggemar anjing ras (anjing trah) di Indonesia. Perkin mengurus berbagai macam hal, seperti pendaftaran ganti nama pemilik, kelahiran anak anjing, nama panggilan, nama kandang, pembuatan duplikat silsilah, dan registrasi ulang anjing impor. Usaha pembiakan anjing Labrador Retreiver khususnya, lebih mudah untuk dikembangkan karena perawatan anjing Labrador Retreiver lebih mudah dibandingkan dengan anjing lain. Usaha pembiakan anjing dihadapkan dengan beberapa permasalahan dalam menjalankannya. Salah satu kendala yang dihadapi adalah permasalahan yang muncul akibat adanya risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi adalah tidak stabilnya produksi setiap periode. Begitu pula dengan usaha pembiakan anjing Labrador Retreiver D Sunflower Kennel. Dalam pelaksanaannya, risiko produksi terjadi dalam bentuk tidak tepatnya waktu pemacakan sehingga mengakibatkan kegagalan kehamilan, rentannya keguguran serta cacat pada janin apabila aktivitas betina dalam masa kehamilan tidak dipantau, janin yang terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan bahkan 39

12 bisa mengakibatkan kematian, penyakit menular yang rentan menyerang anakan pada usia sebelum vaksinasi pertama (3-8 minggu), serta faktor cuaca. Menghadapi permasalahan dalam usaha pembiakan anjing Labrador Retreiver tidak membuat D Sunflower Kennel berhenti berproduksi. Hal ini terbukti dengan nama baik yang disandang oleh D Sunflower Kennel di dunia kinologi Indonesia serta berbagai prestasi telah banyak diraih oleh anjing-anjing Labrador Retreiver di tempat ini. Pengalaman D Sunflower Kennel dalam usaha pembiakan anjing yang sudah dimulai sejak tahun 2002 menjadikan kennel ini mampu bertahan dengan kinerja yang dimilikinya untuk mengendalikan segala risiko produksi yang muncul. Hal ini menjadi permasalahan yang menarik untuk dilakukan pembelajaran mengenai manajemen risiko yang telah diterapkan oleh D Sunflower Kennel dalam mengendalikan terjadinya risiko produksi. Analisis risiko produksi yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi apa saja yang dihadapi oleh D Sunflower Kennel. Analisis dilanjutkan dengan analisis tingkat dan dampak sumber risiko produksi yang kemudian dipetakan ke dalam peta risiko, sehingga dapat diketahui seberapa krusial sumber risiko produksi yang ada di D Sunflower Kennel. Pengukuran probabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan frekuensi, sedangkan pengukuran dampak sumber risiko dilakukan dengan menggunakan pendekatan jumlah. Analisis ini dilakukan menggunakan data produksi dan penerimaan produksi selama tahun 2008 dan Kemudian dilakukan analisis probabilitas dan dampak risiko produksi, dengan menggunakan metode nilai standar (z-score) untuk probabilitas risiko produksi, dan metode Value at Risk (VaR) untuk dampak risiko produksi. Setelah posisi sumber-sumber risiko diketahui, selanjutnya ditentukan strategi penanganan risiko yang tepat untuk mengatasi risiko produksi yang terjadi di D Sunflower Kennel. Analisis ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif melalui observasi, wawancara, dan diskusi dengan pihak D Sunflower Kennel mengenai manajemen risiko produksi yang telah diterapkan oleh kennel ini. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4. 40

13 Usaha Pembiakan D Sunflower Kennel Adanya risiko produksi : - waktu pemacakan yang tidak tepat - janin terlalu besar - penyakit - cuaca Produksi tidak maksimal dan berfluktuasi Penerimaan berfluktuasi Analisis deskriptif : Identifikasi sumber-sumber risiko produksi Analisis kuantitatif : Identifikasi probabilitas dan dampak risiko (pendekatan frekuensi dan pendekatan jumlah untuk sumber risiko produksi, serta metode nilai standar dan metode Value at Risk untuk risiko produksi) Strategi penanganan risiko produksi Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Risiko Produksi pada Usaha Pembiakan Anjing Labrador Retreiver di D Sunflower Kennel, Mampang, Jakarta Selatan 41

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi dan Konsep Risiko Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sumber-sumber Risiko pada Usaha Pembiakan Anjing Labrador Retreiver Pada kegiatan usaha pembiakan anjing Labrador di D Sunflower Kennel, terdapat beberapa risiko produksi yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pasar Bunga Wastukencana, Bandung dengan studi kasus pada Florist X yang beralamat di Jl.Wastukencana 34 b.7, Babakan Ciamis,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Dalam menjalankan kehidupan, risiko merupakan bagian yang tidak dapat dihindari. Menurut Kountur (2004), risiko didefinisikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko ANDRI HELMI M, SE., MM. Pengertian Risiko Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott Kans kerugian the change of loss

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mitra Mina Nusantara (PT MMN) yang terletak di Jalan Raya Cogreg, Desa Cogreg, Kampung Kandang, Kecamatan Parung,

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM.

ANDRI HELMI M, SE., MM. ANDRI HELMI M, SE., MM. SILABUS MANAJEMEN RISIKO 1. GENERAL OVERVIEW 2. DASAR-DASAR RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO 3. FUNGSI MANAJEMEN RISIKO 4. PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO DAN KERUGIAN POTENSIAL 5. PRINSIP

Lebih terperinci

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan,

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, risiko terkena banjir dimusim hujan dan sebagainya, dapat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ben s Fish Farm di Kampung Cimanggu Tiga, Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Kerugian yang tidak diharapkan Risiko Penyimpangan dari yang diharapkan Kejadian yang tidak menguntungkan Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott

Lebih terperinci

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO 7.1 Analisis Probabilitas Risiko Operasional Usaha pemasaran benih ikan patin sering kali dihadapkan pada risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan teori lainnya yang berkaitan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN. PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP. Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA

Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP. Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA Dasar Hukum UU no 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara PP nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP PROSES PENINGKATAN NILAI TAMBAH

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

PENGERTIAN INVESTASI

PENGERTIAN INVESTASI MATERI 1 1 PENGERTIAN INVESTASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. DEFINISI INVESTASI Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis memiliki potensi dalam pengembangan sektor agribisnis. Hal ini dapat dilihat dari lokasi Indonesia yang terletak pada garis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1. Manajemen Resiko Manajemen risiko dapat artikan sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

COSO ERM (Enterprise Risk Management) Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 1 IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI RAPAT KOORDINASI NASIONAL FORUM SPI PTN IV Politeknik Negeri Batam, 25 28 April 2018 PROF. JAMAL WIWOHO, SH, M.HUM

Lebih terperinci

Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha

Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha Bramantyo Djohanputro, PhD brm@lppm.ac.id bramantyofinance@gmail.com Blog: www.bram39.wordpress.com Kinerja, pertumbuhan, dan risiko

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG PENILAIAN RISIKO SIKLUS PENYELENGGARAAN SPIP Statement of Resposibility Penilaian Risiko 4 UNSUR SPIP (PP 60/ 2008) Penilaian Risiko Suatu organisasi

Lebih terperinci

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk.

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk. Modul ke: Pengambilan Risiko Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, para mahasiswa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan Ciapus Bromel yang berlokasi di Jalan Tamansari, RT 03 RW 04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah bagian dari kehidupan. Menghindari semua resiko akan mengakibatkan tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. The Institute

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 04 Entrepreneurship and Inovation Management Analisis Resiko Bisnis Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Paska Sarjana www.mercubuana.ac.id 1. Rencana Kuliah 2. Pengertian

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Risiko dan Manajemen Risiko Risiko merupakan suatu keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko dapat dikategorikan kedalam risiko

Lebih terperinci

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENGAMBILAN RESIKO Kode Mata Kuliah : 0040520 Bobot : 2 SKS OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENDAHULUAN Konsep resiko selalu dikaitkan dengan adanya ketidakpastian pada

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Dasar Risiko Memahami konsep risiko secara luas merupakan dasar yang sangat penting untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko.

Lebih terperinci

International trade and risks

International trade and risks INTRODUCTION After studying this chapter, students are able to: Define risks and risk analysis Mention reasons to analyze risks Mention PICs assigned for analyzing risks Explain the uncertainty of risks

Lebih terperinci

1.1 Definisi Pengertian resiko : Risiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

1.1 Definisi Pengertian resiko : Risiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. 1.1 Definisi Pengertian resiko : Risiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Maulid yang terletak di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat

Lebih terperinci

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi.

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. PENGERTIAN INVESTASI Semua pengorbanan sumberdaya (finansial/ non finansial) saat ini untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan

Lebih terperinci

Kewirausahaan III. Kewirausahaan & Manajemen resiko. Mustika Sari, MMTr. Modul ke: Fakultas Fasilkom. Program Studi Sistem Informasi

Kewirausahaan III. Kewirausahaan & Manajemen resiko. Mustika Sari, MMTr. Modul ke: Fakultas Fasilkom. Program Studi Sistem Informasi Kewirausahaan III Modul ke: Kewirausahaan & Manajemen resiko Fakultas Fasilkom Mustika Sari, MMTr Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id RISIKO Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara sederhana, analisis resiko atau risk analysis dapat diartikan sebagai sebuah prosedur untuk mengenali satu ancaman dan kerentanan, kemudian menganalisanya

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AYU NIKEN INDRASARI B100100047 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak perbankan yang tidak melakukan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak perbankan yang tidak melakukan Peraturan Bank Indonesia (PBI) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Risiko bisnis, bencana alam, perampokan, pencurian, serta kebangkrutan menjadi risiko yang sering terjadi pada banyak perusahaan, khususnya perbankan. Masih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian Pada dasarnya kegiatan produksi pada pertanian mengandung berbagai risiko dan ketidakpastian dalam pengusahaannya. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

Matakuliah Pengantar manajemen Umum PERENCANAAN (PLANNING)

Matakuliah Pengantar manajemen Umum PERENCANAAN (PLANNING) Matakuliah Pengantar manajemen Umum PERENCANAAN (PLANNING) Pengertian Perencanaan Merupakan salah satu fungsi manajemen dalam merumuskan sasaran atau tujuan organisasi serta menetapkan strategi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Identifikasi sumber risiko yang dilakukan pada usaha penjualan produk karangan bunga di Pasar Bunga Wastukencana ditemukan beberapa risiko yang krusial diantaranya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic

PENDAHULUAN. berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic PENDAHULUAN Latar Belakang Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Darmawi (2006:29) menjelaskan risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Risiko

Pengertian Manajemen Risiko Manajemen Risiko Pengertian Resiko Kans kerugian Kemungkinan kerugian Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan 2 Pengertian Resiko Resiko

Lebih terperinci

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No. BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.36 Tentang Akuntansi Asuransi Jiwa.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha pasti memiliki risiko. Para pakar memiliki pemahaman tersendiri dalam

Lebih terperinci

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Risiko Suatu bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha pasti dihadapkan pada risiko dalam usahanya. Selain risiko, pebisnis dalam melakukan aktivitas bisnisnya dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Treadway Commission (COSO) mendefinisikan Enterprise Risk

BAB I PENDAHULUAN. Treadway Commission (COSO) mendefinisikan Enterprise Risk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Risiko merupakan aspek yang sangat penting untuk dikelola oleh perusahaan. Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) mendefinisikan

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional Pengelolaan Risiko Operasional Manajemen Risiko, Sesi 9 Latar Belakang Bank-bank menempatkan perhatian terhadap risiko operasional sama pentingnya dengan risiko-risiko lainnya. Risiko operasional dapat

Lebih terperinci

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI Pengertian Risiko Sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik yang sudah diperhitungkan maupun yang belum diperhitungkan, yang merupakan suatu akibat dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan Anisa Adenium, yang berada di Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilaksanakan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

AGENDA GAMBARAN UMUM RISIKO KONSEP MANAJEMEN RISIKO PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO

AGENDA GAMBARAN UMUM RISIKO KONSEP MANAJEMEN RISIKO PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO MANAJEMEN RISIKO 1 PERKENALAN 2 AGENDA 1 GAMBARAN UMUM RISIKO 2 KONSEP MANAJEMEN RISIKO 3 PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Peserta mampu menjelaskan konsep manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring dengan tuntutan persaingan bisnis, Bank XYZ pun melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring dengan tuntutan persaingan bisnis, Bank XYZ pun melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank XYZ merupakan bank umum yang berfokus pada segmen korporasi. Namun seiring dengan tuntutan persaingan bisnis, Bank XYZ pun melakukan transformasi bisnis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak. merugikan dikenal dengan istilah resiko (risk).

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak. merugikan dikenal dengan istilah resiko (risk). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Risiko menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena manusia selalu dihadapkan dengan risiko baik risiko itu besar maupun kecil. Menurut Kountur, (2004)

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERTEMUAN 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Objektif: 1. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan dalam kepastian 2. Mahasiswa dapat mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini telah banyak perusahaan dibidang industri maupun dagang menjual barang dagangannya secara kredit. Bagi banyak perusahaan, pendapatan

Lebih terperinci

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: Fakultas 04PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

Tata Kelola Teknologi Informasi

Tata Kelola Teknologi Informasi MODUL PERKULIAHAN Modul ke: 01Fakultas FASILKOM Tata Kelola Teknologi Informasi KONSEPTUALISASI TATA KELOLA TI Agus Hamdi.S.Kom,MMSI Program Studi Teknik Informatika KONSEPTUALISASI TATA KELOLA TI NILAI

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum 1. Risiko Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perdagangan internasional merupakan salah satu ciri dari era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perdagangan internasional merupakan salah satu ciri dari era globalisasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu ciri dari era globalisasi yang terjadi saat ini. Perdagangan internasional telah berkembang dan telah terjadi

Lebih terperinci

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Risiko Investasi Pada Saham, pernah dilakukan oleh Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan Properti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, agroindustri menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN AUDIT BERBASIS RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BRI SYARIAH KC GUBENG SURABAYA

BAB IV PENERAPAN AUDIT BERBASIS RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BRI SYARIAH KC GUBENG SURABAYA BAB IV PENERAPAN AUDIT BERBASIS RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BRI SYARIAH KC GUBENG SURABAYA A. Analisis Penerapan Audit Berbasis Risiko pada Pembiayaan Murabahah di Bank BRI Syariah Kantor

Lebih terperinci

Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pertemuan 6 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Objektif: 1. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan dalam kepastian 2. Mahasiswa dapat mencari penyelesaian masalah dengan model keputusan

Lebih terperinci