Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian
|
|
- Yuliani Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Risiko Suatu bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha pasti dihadapkan pada risiko dalam usahanya. Selain risiko, pebisnis dalam melakukan aktivitas bisnisnya dihadapkan oleh suatu ketidakpastian. Terlebih lagi bagi pebisnis yang melakukan usaha di bidang pertanian karena sektor pertanian seringkali dihadapkan pada masalah risiko dan ketidakpastian. Oleh karena itu, para pebisnis biasanya akan menghindar dua hal tersebut. Sebagian besar orang memandang risiko dan ketidakpastian merupakan hal yang sama, namun sebenarnya secara ilmiah, risiko dan ketidakpastian merupakan dua hal yang berbeda. Menurut Frank Knight dalam Robison dan Barry (1987), risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Gambaran mengenai risiko dan ketidakpastian dalam suatu continuum dapat dilihat dari Gambar 2. Peluang dan Hasil diketahui Peluang dan Hasil tidak diketahui Risiko Ketidakpastian Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian Sumber : Debertin (1986) Gambar 2 menunjukkan bahwa pada sisi sebelah kiri menggambarkan kejadian yang berisiko yang mana peluang dan hasil dari suatu kejadian dapat diketahui oleh pengambil keputusan. Sementara sisi yang disebelah kanan menggambarkan kejadian yang tidak pasti yang mana peluang dan hasil dari suatu kejadian tidak diketahui oleh pengambil keputusan secara pasti. Menurut Debertin (1987), ketidakpastian lingkungan adalah kemungkinan hasil dan kemungkinan kejadian tersebut tidak dapat diketahui. Sedangkan risiko yaitu antara hasil dan kemungkinan dari suatu kejadian yang dapat diketahui. Perilaku
2 setiap individu dalam menghadapi risiko berbeda-beda satu sama lain. Terdapat tiga kategori individu dalam menghadapi risiko, yaitu Risk Averter, Risk Neutral, dan Risk Taker. Perilaku individu dalam menghadapi risiko ini dapat dijelaskan dengan teori utilitas seperti terlihat pada Gambar 3. Expected Income Expected Income Risk Averse Income Variance Income Variance Risk Neutral Expected Income Gambar 3. Hubungan Antara Varian Income dan Expected Income Sumber : Debertin (1986) Gambar 3 menunjukkan hubungan antara varian return yang merupakan ukuran dari tingkat risiko yang dihadapi, dengan return yang diharapkan (expected return) yang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan pembuat keputusan. Perilaku pembuat keputusan dalam menghadapi risiko tersebut diklasifikan menjadi tiga kategori sebagai berikut: 1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (Risk Averse) yaitu perilaku individu yang takut terhadap risiko, dan cenderung akan menghindari risiko. Kurva Risk Averse menunjukkan adanya kenaikan variance income yang merupakan ukuran tingkat risiko akan diimbangi dengan menaikkan income yang diharapkan. Income Variance Risk Lover
3 2. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko (Risk Neutral) menunjukkan adanya kenaikan variance income yang merupakan ukuran tingkat risiko tidak akan diimbangi menaikkan income yang diharapkan. Artinya, jika varian income semakin tinggi, maka expected income akan tetap. 3. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (Risk Taker/Lover) menunjukkan adanya kenaikan variance income akan diimbangi oleh pembuat keputusan dengan kesediaanya menerima income yang diharapkan lebih rendah. Risk Lover cenderung menganggap risiko sebagai suatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan. Beberapa hal yang menjadi indikasi adanya risiko dalam kegiatan bisnis adalah terdapat variasi, fluktuasi, atau volatilitas pada hasil yang diharapkan oleh pebisnis. Contoh-contoh indikasi adanya risiko dalam bisnis antara lain adanya fluktuasi harga output, fluktuasi produksi, atau fluktuasi pendapatan untuk setiap satuan yang sama. Untuk dapat mengukur risiko, maka dilakukan pengukuran terhadap nilai penyimpangan. Ukuran-ukuran untuk menghitung risiko antara lain variance, standard deviation, dan coefficient variation (Elton dan Gruber, 1995). Ketiga ukuran ini saling berkaitan satu sama lain. Ukuran acak yang digunakan sebagian besar adalah ukuran simpangan baku (standard deviation) yang menggambarkan ratarata perbedaan penyimpangan. Semakin bervariasi hasil atau return maka risiko akan semakin besar. Coefficient variation merupakan hasil dari rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return) yang dapat menjadi ukuran yang sangat tepat bagi pengambil keputusan khususnya dalam memilih salah satu alternatif dari beberapa kegiatan usaha. Risiko dalam kegiatan pertanian tergolong unik karena dalam aktivitasnya bergantung pada kondisi alam seperti iklim dan cuaca, dan lain-lain. Harwood et al (1999) menyatakan bahwa terdapat beberapa sumber risiko pada kegiatan produksi pertanian antara lain: 1. Risiko Produksi Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi diantaranya adalah faktor iklim dan cuaca, seperti curah hujan, temperatur udara, serangan hama dan penyakit, kesalahan sumber daya manusia, penggunaan teknologi baru secara cepat tanpa
4 adanya penyesuaian sebelumnya yang menyebabkan gagal panen, rendahnya produktivitas, dan lain-lain. 2. Risiko Pasar atau Harga Risiko yang ditimbulkan oleh pasar antara lain kondisi pasar yang cenderung bersifat kompleks dan dinamis sedangkan proses pada kegiatan produksi pertanian relatif lama, persaingan, inflasi yang dapat menyebabkan daya beli masyarakat serta permintaan rendah, dan lain-lain. Sedangkan risiko yang ditimbulkan oleh harga antara lain harga faktor produksi yang berfluktuasi, ketidakpastian harga output, dan lain sebagainya. 3. Risiko Kebijakan Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya suatu kebijakan tertentu dan program dari pemerintah yang mempengaruhi sektor pertanian dan dapat menghambat kemajuan bisnis. Contohnya kebijakan dari pemerintah untuk memberikan atau mengurangi subsidi dari harga input dan kebijakan tarif ekspor. 4. Risiko Finansial Risiko finansial ini dihadapi oleh petani pada saat petani meminjam modal dari institusi seperti bank. Risiko yang timbul antara lain adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhambat, putaran barang rendah, laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi dari tingkat suku bunga pinjaman (interest rate) Teori Portofolio Para pebisnis seringkali melakukan diversifikasi pada investasi dalam bisnis yang dijalankan dengan mengkombinasikan berbagai usahanya. Dengan kata lain, para pebisnis tersebut membentuk portofolio. Pilihan pada portofolio ini merupakan strategi pebisnis dalam rangka penyebaran risiko. Menurut Weston dan Copeland (1992), teori portofolio merupakan teori modern mengenai pengambilan keputusan dalam situasi ketidakpastian, tujuannya adalah untuk memilih kombinasi yang optimal dari usaha-usaha yang dimiliki (portofolio efisien), dalam arti memberikan hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi setiap tingkat risiko, atau tingkat risiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil yang diharapkan.
5 Menganalisis risiko merupakan tindakan yang penting dalam menjalankan suatu bisnis. Langkah dalam menganalisis risiko adalah menentukan dampak portofolio pada tingkat risiko keseluruhan usaha. Jika pebisnis memiliki banyak investasi lain, maka risiko portofolio merupakan ukuran risiko yang relevan dari dampak portofolio terhadap tingkat risiko keseluruhan investasi. Risiko dalam melakukan investasi selalu dikaitkan dengan tingkat variabilitas return yang dapat diperoleh dari usaha yang dijalankan, risiko portofolio yang digunakan diukur dari distribusi probabilitas tingkat return investasi yang bersangkutan. Elton dan Gruber (1995), menyatakan bahwa risiko portofolio lebih kompleks dibandingkan dengan risiko pada aset individu, dimana diharapkan salah satu aset memiliki return yang baik ketika aset lain memiliki return yang menurun. Oleh karena itu, dilakukan analisis kombinasi aset dua aset atau lebih (portofolio) untuk menganalisis risiko kombinasi dari semua aset yang mungkin berisiko dibandingkan dengan individual aset. Perhitungan expected return pada portofolio dua aset adalah sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995): p= X A A + X B B Dimana : X A = Fraction portofolio pada aset pertama X B = Fraction portofolio pada aset kedua A = Expected return pada aset pertama B = Expected return pada aset kedua Fraction (proporsi) dari masing-masing aset adalah : X A + X B = 1 Jika investasi digunakan untuk dua aset maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995): dimana : 2 σ p σ ij σ p 2 = k 2 σ i 2 + (1-k) 2 σ j k (1-k) σ ij = Variance portofolio untuk investasi aset i dan j = Covariance antara investasi aset i dan j k = Fraction portofolio pada investasi aset i (1-k) = Fraction portofolio pada investasi aset j Jika σ ij = ρ ij σ i σ i dimana ρ ij merupakan koefisien korelasi antara investasi aset i dan j maka persamaan variance portofolio dari dua aset dapat dituliskan menjadi sebagai berikut :
6 2 σ p = k 2 σ 2 i + (1-k) 2 2 σ j + 2 ρ ij k (1-k) σ i σ j Nilai koefisien korelasi investasi aset i dan j (ρ ij ) mempunyai nilai maksimum positif satu (+1) dan minimum negatif satu (-1). Beberapa kemungkinan korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Nilai koefisien korelasi positif satu (+1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak bersama-sama. 2. Nilai koefisien korelasi negatif satu (-1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol (0) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain. Jika investasi digunakan untuk tiga aset maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Diether, 2009): σ p = w i σ i + w j σ j + w k σ 2 k + 2 w i w j ρ ij σ i σ j + 2 w i w k ρ ik σ i σ k + 2 w j w k ρ jk σ j σ k Jika investasi digunakan untuk empat aset maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Diether, 2009): σ p = w i σ i + w j σ j + w k σ k + w l σ 2 l + 2 w i w j ρ ij σ i σ j + 2 w i w k ρ ik σ i σ k + 2 w i w l ρ il σ i σ l + 2 w j w k ρ jk σ j σ k + 2 w j w l ρ jl σ j σ l + 2 w k w l ρ kl σ k σ l dimana: w i,w j, w k, w l σ 2 i, σ 2 j, σ 2 2 k, σ l σ i, σ j, σ k, σ l ρ ij, ρ ik, ρ il, ρ jk, ρ jl, ρ kl = bobot masing-masing komoditi dalam portofolio = variances masing-masing komoditi = standart deviation masing-masing komoditi = korelasi pengembalian setiap pasang komoditi Para pemodal melakukan diversifikasi investasi karena mereka ingin mengurangi risiko yang mereka tanggung. Sementara tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing usaha yang membentuk portofolio tersebut, standar deviasi portofolio lebih kecil dari rata-rata tertimbang sejauh koefisien korelasi antar usaha yang membentuk portofolio tersebut lebih kecil dari satu. Semakin rendah koefisien korelasi, semakin efektif penurunan standar deviasi.
7 3.3 Konsep Manajemen Risiko Menurut Darmawi (1997), manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan. Secara khusus manajemen risiko diartikan sebagai pengelolaan variabilitas pendapatan oleh seorang manajer dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambilnya dalam menggarap situasi yang tidak pasti. Pemahaman manajemen risiko yang baik akan dapat mengurangi kerugian. Dengan kata lain, akan dapat menambah tingkat keyakinan bagi pembuat keputusan dalam mengurangi risiko kerugian. Menurut Lam (2007), manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai pengelolaan keseluruhan risiko yang dihadapi perusahaan, dimana dapat mengurangi potensi risiko yang bersifat merugikan dan terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang keberhasilan sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasikan profit. Manajemen risiko meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengolahan serta koordinasi dalam pengelolaan setiap risiko yang ada. Dengan adanya manajemen risiko maka akan mengurangi risiko yang ada dalam perusahaan. Manajemen risiko juga dapat dilakukan dengan adanya kesadaran akan risiko yakni dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko yang ada, mengukur risiko, memikirkan mengenai konsekuensi risiko-risiko yang ada sehingga dapat dicari penanganannya. Menurut Hanafi (2009), manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga organisasi bisa bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko. Risiko ada dimana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut. Karena itu risiko penting untuk dikelola. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini.
8 1. Identifikasi risiko Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadap oleh suatu organisasi. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. 2. Evaluasi dan pengukuran risiko Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. 3. Pengelolaan risiko Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konseskuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghndaran, ditahan (rentention), diversifikasi, transfer risiko (asuransi), pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko (risk financing). Menurut Fahmi (2010), suatu usaha yang menerapkan manajemen risiko akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Pengambil keputusan menjadi lebih berhati-hati dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan sehingga risiko dan perngaruh terjadinya kerugian dapat dihindari. 2. Mampu memberi arah bagi suatu usaha dalam melihat pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang. 3. Memungkinkan bagi usaha yang menerapkan manajemen risiko memperoleh kerugian minimum dan dapat membangun mekanisme yang berkelanjutan. Petani dapat melakukan beberapa strategi untuk menangani risiko yang dihadapi serta meminimalisir kerugian usahataninya. Menurut Harwood et al (1999), beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain :
9 1. Diversifikasi usaha (enterprise diversification) Diversifikasi adalah suatu strategi pengelolaan risiko yang sering digunakan yang melibatkan partisipasi lebih dari satu aktivitas. Strategi diversifikasi ini dilakukan dengan alasan bahwa apabila satu unit usaha memiliki hasil yang rendah maka unit-unit usaha yang lain mungkin akan memiliki hasil yang lebih tinggi. 2. Integrasi vertikal (vertical integration) Integrasi vertikal merupakan salah satu strategi dalam payung koordinasi vertical yang meliputi seluruh cara yang mana output dari satu tahapan produksi dan distribusi ditransfer ke tahapan produksi lain. Dari sisi petani, keputusan untuk melakukan integrasi vertikal tergantung pada banyak faktor, antara lain perubahan keuntungan dengan adanya integrasi vertikal, risiko pada kuantitas dan kualitas pasokan input (atau output) sebelum dan sesudah integrasi vertikal, dan faktor-faktor lainnya. 3. Kontrak produksi (production contract) Kontrak produksi ini biasanya menetapkan dengan rinci suplai input produksi oleh pembeli, kualitas dan kuantitas komoditi tertentu yang akan diproduksi, dan kompensasi yang akan dibayarkan kepada petani. 4. Kontrak pemasaran (marketing contract) Kontrak pemasaran berisikan perjanjian, baik secara tertulis maupun lisan, antara pedagang dan produsen tentang penetapan harga dan penjualan suatu komoditi sebelum panen atau sebelum komoditi siap dipasarkan. Kepemilikan komoditi saat diproduksi adalah milik petani, termasuk keputusan manajemen, seperti menentukan varietas benih, penggunaan input dan kapan waktunya. 5. Perlindungan nilai (hedging) Perlindungan nilai dilakukan untuk mengalihkan risiko pada pihak lain yang lebih baik dalam manajemen risikonya melalui transaksi instrumen keuangan. 6. Asuransi (insurance) Asuransi adalah kontrak perjanjian pihak yang diasuransikan dengan perusahaan. Perusahaan bersedia memberikan kompensasi atas kerugian yang
10 dialami pihak yang diasuransikan. Premi asuransi akan diterima oleh pihak yang diasuransikan sebagai kompensasinya Kerangka Pemikiran Operasional PT Masada Organik Indonesia telah membudidayakan sekitar 30 jenis sayuran organik antara lain brokoli, kangkung, daun bawang, seledri, bunga kol, kacang merah, tomat, bayam hijau, bayam merah, pakcoy, caisin, selada keriting, jagung manis, lobak, timun lokal, wortel, dan lain-lain. Komoditi unggulan pada perusahaan ini antara lain wortel, bayam hijau, caisin dan brokoli. Komoditi tersebut merupakan produk unggulan perusahaan karena permintaan terhadap sayuran tersebut lebih tinggi dibandingkan sayuran lainnya. Budidaya sayuran organik yang dilakukan PT Masada Organik Indonesia terjadi fluktuasi dalam segi produktivitas sayuran organik. Hal ini mengindikasikan bahwa PT Masada Organik Indonesia dalam menjalankan usahanya memiliki risiko yaitu risiko produksi. Risiko produksi yang dihadapi disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu serta serangan hama dan penyakit pada tanaman. Risiko produksi ini juga berdampak pada adanya ketidakpastian terhadap perolehan pendapatan bagi perusahaan. Perusahaan melakukan diversifikasi dengan tujuan untuk meminimalkan risiko produksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan risiko pada kegiatan spesialisasi dan portofolio agar dapat membuktikan bahwa tindakan diversifikasi yang dilakukan perusahaan benar dapat meminimalkan risiko produksi atau tidak. Penelitian ini akan mengkaji tentang analisis risiko produksi pada kegiatan spesialisasi diatas dan portofolio pada kombinasi dua, tiga dan empat komoditi. Perolehan hasil dari penelitian ini adalah membuktikan secara ilmiah bahwa diversikasi yang dilakukan perusahaan dapat meminimalkan risiko. Selain itu, analisis dilanjutkan pada upaya untuk mengatasi risiko dengan alternatif strategi penanganan risiko dan manajemen risiko yang perlu dilakukan. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah mengkaji faktor risiko produksi yang selanjutnya dilakukan analisis risiko produksi untuk mengetahui tingkat risiko yang terjadi pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Setelah mengetahui tingkat risiko yang dihadapi, dilakukan analisis terhadap alternatif
11 strategi untuk menangani risiko tersebut. Langkah-langkah penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. PT Masada Organik Indonesia Diversifikasi Fluktuasi Produktivitas Sumber Risiko Produksi Cuaca Hama dan Penyakit Kabut Kesuburan Tanah Tingkat Risiko Spesialisasi Tingkat Risiko Portofolio Alternatif Strategi Penanganan dan Manajemen Risiko Gambar 4. Langkah-langkah Operasional Penelitian
III. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.
Lebih terperinciANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT
ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI PUTRI ANNISA CHER H34070052 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan teori lainnya yang berkaitan
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi dan Konsep Risiko Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi sayuran organik ini dilaksanakan di PT Masada Organik Indonesia, Desa Ciburial, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,
Lebih terperinciVI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK
VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV Multi Global Agrindo yang berlokasi di Jl. Solo, Tawangmangu KM 30 Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Dasar Risiko Memahami konsep risiko secara luas merupakan dasar yang sangat penting untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko.
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan Anisa Adenium, yang berada di Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilaksanakan secara sengaja
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kelompoktani Pondok Menteng yang terletak di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry Tomat (Lycopersicon esculentum) termasuk dalam famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme (Dun) Alef sering disebut tomat cherry yang didapati tumbuh
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Produksi Penelitian ini akan mengukur bagaimana dampak penggunaan faktorfaktor produksi terhadap risiko produksi yang ditunjukkan dengan adanya variasi hasil produksi.
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Dalam menjalankan kehidupan, risiko merupakan bagian yang tidak dapat dihindari. Menurut Kountur (2004), risiko didefinisikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Natalia Nursery. Perusahaan ini merupakan perusahaan pribadi yang memiliki dua lahan budidaya yaitu di Desa Tapos,
Lebih terperinciRISIKO USAHA DIVERSIFIKASI MELON HIDROPONIK PADA PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS DI KABUPATEN BOGOR BRAIN ROBSON ULUAN
1 RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI MELON HIDROPONIK PADA PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS DI KABUPATEN BOGOR BRAIN ROBSON ULUAN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin (Brassica rapa cv. caisin) Caisin (Brassica rapa cv. caisin) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam suku kubis-kubisan atau sawi-sawian (Brassicaceae/Cruciferae).
Lebih terperinciLampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007
Lampiran 1. Ekspor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Ekspor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007 Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volum Nilai (US$) e (Kg) Tanaman pangan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Dasar Risiko Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata risiko itu. Namun, secara sederhana artinya senantiasa mengena dengan kemungkinan
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang berdasarkan
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pertanian Organik Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang berdasarkan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hayati dapat terjadi
Lebih terperinciANALISIS RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI SAYURAN PADA PETANI GAPOKTAN RUKUN TANI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FADLI
i ANALISIS RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI SAYURAN PADA PETANI GAPOKTAN RUKUN TANI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FADLI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian Pada dasarnya kegiatan produksi pada pertanian mengandung berbagai risiko dan ketidakpastian dalam pengusahaannya. Dalam kegiatan
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Risiko Produksi Fluktuasi yang terjadi pada suatu usaha, baik fluktuasi hasil produksi, harga dan jumlah permintaan yang berada dibawah standar yang ditetapkan merupakan indikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel
57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan
Lebih terperinciANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR
ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR SKRIPSI HELENTINA SITUMEANG H34096040 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan
Lebih terperinciPORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL
Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Risiko Pada dasarnya risiko muncul akibat adanya kondisi ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Sesuatu
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah Indonesia memiliki iklim dan wilayah tropis yang menyebabkan banyak tanaman dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, sehingga wilayah dan
Lebih terperinciANALISIS RISIKO PRODUKSI
VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon Melon (Cucumis melo L.) berasal dari daerah Mediterania kemudian menyebar luas ke Timur Tengah dan Asia. Akhirnya, tanaman melon menyebar ke segala
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Tujuan Investasi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Kamaruddin, 2004). Menurut
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif, karena tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana
Lebih terperinciANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AYU NIKEN INDRASARI B100100047 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi wortel dan bawang daun dilakukan di Kawasan Agropolitan Cianjur Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan
Lebih terperinciririkyunita@yahoo.co.id Konsumsi Kebutuhan Inflasi Apa sih alasan berinvestasi Peningkatan Nilai Kekayaan Keinginan Ketidakpastian masa depan Penanaman uang dengan harapan : 1. Mendapat hasil, dan 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Maulid yang terletak di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia banyak menjadi sorotan dikarenakan situasi dan kondisi perekonomian yang tidak stabil.padahal perkembangan ekonomi itu
Lebih terperinciRISIKO & RETURN PADA ASSET
RISIKO & RETURN PADA ASSET Return Investasi ( Jml diterima Jml inv ) Return = Jml investasi Apabila: Investasi Rp100 juta Hasil yang diperoleh Rp110 juta Lama investasi 1 tahun Rate of Return = (110 100)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan
Lebih terperinciTEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.
TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: portofolio efisien dan portofolio optimal fungsi
Lebih terperinciBab 3 Risiko dan Hasil pada Aset
M a n a j e m e n K e u a n g a n 59 Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai definisi, teknik perhitungan, jenis, dan hubungan antara risiko dan hasil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,
44 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, mencakup: Usahatani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi
Lebih terperinciReturn Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD
Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD RISK PREMIUM DAN PORTFOLIO THEORY Pembahasan lebih lanjut tentang resiko banyak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bisnis utama perusahaan asuransi adalah penjualan premi atau pengumpulan dana masyarakat. Pengumpulan dana ini dilakukan melalui upaya perusahaan asuransi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asuransi
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi cabai merah ini dilakukan di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan
Lebih terperinciKonsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam
Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha pasti memiliki risiko. Para pakar memiliki pemahaman tersendiri dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan
Lebih terperinciModel-model Keseimbangan
Materi 5 Model-model Keseimbangan Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MODEL-MODEL MODEL KESEIMBANGAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PORTOFOLIO PASAR GARIS PASAR MODAL (CAPITAL GARIS PASAR SEKURITAS
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial Risiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Risiko diidentifikasikan berdasarkan faktor penyebabnya,
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian Risiko harga suatu komoditas dapat bersumber dari fluktuasi harga output maupun harga input pertanian. Umumnya kegiatan produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sikap investor terhadap risiko dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sikap investor terhadap risiko dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok investor yang menyenangi risiko (risk lover atau risk seeker), kelompok investor yang
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan Ciapus Bromel yang berlokasi di Jalan Tamansari, RT 03 RW 04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten
Lebih terperinciMATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN
MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PORTOFOLIO PASAR GARIS PASAR MODAL (CAPITAL MARKET LINE/CML) GARIS PASAR SEKURITAS (SECURITY MARKET LINE/SML) PENGUJIAN TERHADAP CAPM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi berkomitmen
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO
1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada
Lebih terperinciANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH PADA DD. MUSHROOM DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DODO PUTERA ANDESSA
i ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH PADA DD. MUSHROOM DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DODO PUTERA ANDESSA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciNurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Risiko Investasi Pada Saham, pernah dilakukan oleh Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan Properti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup sehat atau kembali ke alam (Back to nature) telah menjadi trend baru masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan
Lebih terperinciTahun Bawang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat suatu perusahaan khususnya perusahaan manufaktur berusaha meningkatkan nilai dari perusahaan. Meningkatknya
Lebih terperinciPortofolio yang Efisien dan Optimal
Teori Portofolio 1 Portofolio yang Efisien dan Optimal Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau portofolio
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dollar yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu kebijakan baru
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI
ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp (021) 515 0 515 ext.
Lebih terperinci