BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (procurement), produksi (production), penyimpanan produk selesai

ACTIVITY BASED COSTING

langsung dan biaya overhead pabrik.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam. Tabel 3.1.

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Biaya Overhead Pabrik

ABSTRAK. Kata kunci : standard cost, kos produksi, analisis selisih (variance). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II URAIAN TEORITIS. Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. 1. Sistem Pengendalian Biaya Produksi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Costing PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : AKU506 Jumlah SKS : 3

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB II LANDASAN TEORI. membutuhkan informasi lengkap tentang perusahaannya, diantara informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada Perusahaan Meubel WIJAYANTI, Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk Tahun 2013)

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

Modul ke: Job Order Costing. Konsep Job Order Costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

BAB II KERANGKA TEORI. Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar

EVALUASI BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK ROTI GANHYSA KEDIRI SKRIPSI

Biaya Overhead Pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

ABSTRACT. Keywords: Budget Production, Production Costs, and Effectiveness of Production. vii. Universitas Kristen Maranatha

Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

JSIKA Vol. 7, No.2. Tahun 2018 ISSN X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut Supriyono (1999:19), biaya produksi yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Menurut Mulyadi (2005:14), biaya produksi merupakan biayabiaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dalam proses produksi perusahaan manufaktur, terdapat tiga istilah yang kerap digunakan dalam menggambarkan biaya produksi. Ketiga istilah tersebut adalah sebagai berikut: (Horngren, et.al 2008:45) 1. Biaya bahan baku (material costs). Biaya bahan baku adalah biaya perolehan seluruh bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang 7

8 dalam proses kemudian barang jadi) dan yang dapat dilacak ke objek biaya dengan cara ekonomis. 2. Biaya tenaga kerja lansung (direct labour costs). Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya-biaya yang meliputi kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat dilacak ke objek biaya (barang dalam proses kemudian barang jadi) dengan cara ekonomis. 3. Biaya manufaktur tidak langsung (indirect manufacturing costs) atau Biaya overhead pabrik. Biaya manufaktur tidak langsung adalah seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya (barang dalam proses kemudian barang jadi) namun tidak dapat dilacak ke objek biaya secara ekonomis. 2.1.2. Sistem Biaya Standar. Menurut Mulyadi (2005:387), biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Biaya standar umumnya menyangkut biaya produksi karena hubungan input (masukan) dan output (keluaran) yang lebih jelas. Penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian yaitu standar biaya

9 bahan baku (BBB), standar biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan standar biaya overhead pabrik (BOP). 1. Standar Biaya Bahan Baku. Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu (Halim, 1999:273). a. Standar Harga Bahan Baku. Standar harga bahan baku adalah harga bahan baku yang diharapkan oleh perusahaan berlaku selama periode tertentu. Standar harga bahan baku biasanya dibuat oleh departemen pembelian yang didasarkan pada daftar harga supplier atau yang sejenis dikurangi potongan penjualan yang diharapkan dan ditambah biaya angkut yang diperkirakan terjadi untuk mendapatkan bahan baku. Pertimbangan utama penentuan standar harga adalah fluktuasi harga. b. Standar Kuantitas Bahan Baku. Standar kuantitas bahan baku adalah kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai untuk membuat satu satuan produk tertentu. Standar kuantitas bahan baku umumnya didasarkan pada informasi yang disediakan oleh bagian perancangan (desaign departement) atau bagian teknik (engineering departement) yang khusus merancang dan menganalisa spesifikasi produk yang akan dihasilkan.

10 2. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung. Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu. a. Standar Tarif Upah Langsung. Standar tarif upah langsung adalah tarif upah langsung yang seharusnya terjadi untuk setiap satu satuan pengupahan (per jam) dalam membuat produk tertentu. Tarif yang ditentukan biasanya sudah dirundingkan dengan serikat pekerja (organisasi buruh), sehingga standar penentuan tarif upah ini lebih akurat. Standar penghitungan tarif upah dapat juga ditentukan dengan menggunakan data tarif masa lalu ataupun tarif upah dalam keadaan operasi normal. b. Standar Jam Kerja Langsung. Standar jam kerja langsung adalah jam kerja yang seharusnya dipakai untuk membuat satu satuan produk tertentu. Standar jam kerja umumnya ditentukan dengan menggunakan analisa teknik. Analisa ini mempertimbangkan kondisi dan jenis tenaga kerja yang digunakan, kondisi kerja, tersedianya bahan baku, dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi jam kerja untuk memproduksi produk.

11 3. Standar Tarif Biaya Overhead Pabrik. Standar tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kegiatan dengan kapasitas normal. Biaya overhead meliputi biaya bahan pembantu, tenaga kerja tidak langsung, penyusutan dan lain-lain. Masingmasing jenis biaya overhead pabrik yang membentuk biaya overhead pabrik tersebut berbeda-beda pengaruhnya jika dihubungkan dengan naik-turunnya aktivitas produksi. Ada yang berhubungan secara proporsional (variabel), ada yang berhubungan secara tidak proporsional (semi variabel), dan ada pula yang tidak berhubungan (tetap). Dengan keadaan demikian, dalam melakukan pembandingan antara standar dan sesungguhnya memerlukan penggunaan anggaran fleksibel (flexible budget) yang menunjukkan jumlah biaya untuk berbagai tingkat kegiatan (kapasitas). 2.1.3. Anggaran Fleksibel (Flexible Budget). Menurut Horngren, et.al (2008:265), anggaran fleksibel adalah anggaran yang disesuaikan (dengan lentur) untuk mengakui tingkat keluaran aktual yang diproduksi. Menurut Hansen dan Mowen (2006:373), anggaran fleksibel (flexible budget) adalah anggaran yang memungkinkan suatu

12 perusahaan untuk menghitung perkiraan biaya dalam suatu tingkat aktivitas. Anggaran fleksibel merupakan anggaran yang mempertimbangkan variasi pemacu biaya (Daljono, 2009:309). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran fleksibel adalah anggaran yang disesuaikan untuk mempertimbangkan perkiraan biaya dalam berbagai tingkat kegiatan (kapasitas). Anggaran fleksibel mengkalkulasi anggaran pendapatan dan biaya berdasarkan tingkat keluaran aktual dalam suatu periode anggaran. Anggaran fleksibel dihitung pada akhir periode ketika keluaran aktual telah diketahui. Konsep dasar anggaran fleksibel untuk biaya adalah bahwa semua biaya yang terjadi disebabkan karena berlalunya waktu, output atau kegiatan produktif, atau suatu kombinasi antara waktu dan output atau kegiatan. 2.1.4. Analisis Selisih (Variance) Biaya Produksi. Menurut Mulyadi (2005:395), selisih (variance) adalah penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar. Variance adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran (Horngren et.al, 2008:264).

13 Menurut Simamora (2000:638), analisis selisih ini melibatkan pembagian jumlah selisih antara biaya standar dan biaya sesungguhnya untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik ke dalam dua komponen. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis selisih (variance) biaya produksi adalah perbedaan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Analisis variance sering kali digunakan untuk evaluasi kinerja. Ada dua hal yang biasanya dinilai: (Horngren et.al, 2008:264) 1. Efektivitas. Merupakan tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Efisiensi. Merupakan jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau makin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu, makin tinggi efisiensi. Analisis selisih biaya produksi terdiri dari analisis selisih (variance) biaya bahan baku (BBB), analisis selisih (variance) biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan analisis selisih (variance) biaya overhead pabrik (BOP).

14 Penghitungan selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat dilakukan dengan tiga model, yaitu: model satu selisih, model dua selisih, dan model tiga selisih (Daljono, 2009:296). Model satu selisih menghitung selisih biaya bahan dan selisih biaya tenaga kerja dengan cara membandingkan biaya standar dan biaya sesungguhnya. Analisa dua selisih, membedakan selisih biaya menjadi selisih harga (price variance) dan selisih kuantitas (quantity variance). Model tiga selisih, menghitung selisih menjadi tiga macam, yaitu: selisih harga (selisih tarif), selisih kuantitas (selisih efisiensi), dan selisih gabungan (joint variance atau disebut juga selisih kuantitas harga). Dalam penelitian ini, penghitungan selisih dilakukan dengan menggunakan analisis dua selisih. 1. Analisis Selisih Biaya Bahan Baku. a. Perhitungan Selisih Harga Bahan Baku. Untuk menghitung selisih harga bahan baku (materials price variance) dibandingkan antara harga bahan baku yang sesungguhnya dengan harga bahan baku menurut standar. Jumlah selisih harga bahan baku dihitung dengan cara mengalikan selisih harga bahan baku per satuan dengan kuantitas sesungguhnya yang dibeli.

15 b. Perhitungan Selisih Kuantitas Bahan Baku. Selisih kuantitas bahan baku (material quantity or usage variance) adalah selisih yang timbul karena telah dipakai kuantitas bahan baku yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas standar di dalam pengolahan produk. Jumlah rupiah selisih kuantitas bahan baku dapat dihitung sebesar selisih kuantitas bahan baku dikalikan harga standar bahan baku per buah. 2. Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung. a. Perhitungan Selisih Tarif Upah Langsung. Selisih tarif upah langsung timbul karena perusahaan telah membayar upah langsung dengan tarif lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan tarif upah langsung standar. Jumlah total rupiah selisih tarif upah langsung dapat dihitung sebesar selisih tarif upah langsung per jam dikalikan jam kerja sesungguhnya. b. Perhitungan Selisih Efisiensi Upah Langsung. Selisih efisiensi waktu upah langsung adalah selisih yang timbul karena telah digunakan waktu kerja yang lebih besar atau lebih kecil dibanding waktu standar. Jumlah selisih efisiensi upah langsung dalam rupiah dihitung dari selisih jam kerja langsung standar dikalikan tarif upah langsung standar.

16 3. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik. Selisih biaya overhead pabrik timbul karena perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik standar atau yang seharusnya terjadi di dalam mengolah produk atau pesanan. a. Selisih Terkendalikan. Selisih terkendalikan (controllable variance) adalah selisih yang diakibatkan oleh perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada jam atau kapasitas standar (anggaran fleksibel pada jam atau kapasitas standar). b. Selisih Volume. Selisih volume (volume variance) adalah selisih yang diakibatkan oleh perbedaan antara anggaran fleksibel pada kapasitas atau jam standar dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk melalui rekening Barang Dalam Proses.

17 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Nama Judul Analisis Hasil Ari Sukmawati (2008) Analisis Selisih Anggaran Produksi dengan Biaya Produksi pada PT. Wirakarya Kharisma Nusantara (Jeparas) Jepara. Analisis Selisih (Variance). Hermanto Evaluasi Analisis (2005) Realisasi Deskriptif Anggaran Persentase Biaya dan Produksi pada Standar CV. Yasinta Deviasi. Furniture Jepara Tahun 2000 2004. Selisih anggaran yang dibuat dengan realisasinya bisa dikatakan berhasil atau favourable. Tetapi jika dilihat dari analisis selisih harga diketiga jenis barang dapat memberikan keuntungan, namun ditiga jenis barang yang lain tidak dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Secara keseluruhan anggaran biaya produksi pada CV. Yasinta Furniture Jepara, tingkat efektivitasnya diketahui sebesar 79%, sehingga dikategorikan kurang efektif yaitu dengan standar penyimpangan yang terjadi Rp. 553,5 juta. Sumber: Skripsi STIENU Jepara (2005) (2008) Dalam penelitian Ari Sukmawati (2008) alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis selisih (variance). Untuk penelitian Hermanto (2005), alat analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis

18 deskriptif persentase dan standar deviasi. Sedangkan dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif persentase untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya produksi dan analisis selisih (variance) digunakan untuk mengetahui penyebab penyimpangan antara standar biaya dengan realisasi biaya produksi perusahaan. 2.3. Kerangka Penelitian. Biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari proses produksi dapat dianalisis dengan menggunakan analisis variance. Biaya standar dengan biaya sesungguhnya dibandingkan untuk melihat apakah terdapat selisih dalam biaya produksi. Kerangka penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1. Kerangka Penelitian Standar Biaya Produksi: 1. Standar Biaya Bahan Baku 2. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Standar Biaya Overhead Pabrik Realisasi Biaya Produksi: 1. Realisasi Biaya Bahan Baku 2. Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Realisasi Biaya Overhead Pabrik Variance Biaya Produksi Analisis Tingkat Variance Biaya Produksi (Deskriptif Persentase) Analisis Variance Biaya Produksi dan Penyebab Variance Biaya Produksi (Analisis selisih) Hasil Analisis: 1. Tidak ada perbedaan variance biaya produksi. 2. Ada perbedaan variance biaya produksi.