BAB IV ANALISIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab IV Analisis. Batas

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

Gambar 3.1 Lokasi Kasepuhan Ciptagelar (Google Earth, 2008)

BAB V PENUTUP. penulis jabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penentuan Batas Wilayah Adat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, oleh karena itu perlindungan

PENDAFTARAN TANAH ADAT. Indah Mahniasari. Abstrak

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

PENDAFTARAN TANAH ADAT Oleh : Indah Mahniasari, SH. Abstraksi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Hukum Adat di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dimuat dalam BAB IV, maka

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tanah. Tanah sangat penting bagi manusia sebagi tempat

1. Hak individual diliputi juga oleh hak persekutuan.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, ruang angkasa, dan segala kekayaan alam yang terkandung di

Pertemuan ke-5 HAK-HAK PENGUASAAN ATAS TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

1.PENDAHULUAN. masih memerlukan tanah ( K. Wantjik Saleh, 1977:50). sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari

KEPASTIAN HUKUM BAGI TANAH ULAYAT MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT Oleh: Ridho Afrianedy,SHI, Lc (Hakim PA Sungai Penuh)

PERSOALAN AREAL PERKEBUNAN PADA KAWASAN KEHUTANAN. - Supardy Marbun - ABSTRAK

BAB VI IMPLIKASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN DI LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tanah dapat menimbulkan persengketaan yang dahsyat karena manusia-manusia

PENDAFTARAN TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

II. TINJAUAN PUSTAKA. menurut ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL

Bab III Studi Kasus III.1 Sekilas Tentang Ciptagelar III.1.1 Bentang Alam di Daerah Kasepuhan Ciptagelar

BAB II KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM PENGALIHAN HAK ATAS BANGUNAN

BAB II PENGATURAN TANAH TERLANTAR MENURUT HUKUM AGRARIA. tidak terpelihara, tidak terawat, dan tidak terurus.

Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

DAFTAR PUSTAKA. 4. Dale, P. F. dan Mclaughlin, J. D Land Administration. Oxford University Press. New York, USA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moch Ali M., 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angki Aulia Muhammad, 2013

DAFTAR PUSTAKA. Dale and McLaughlin, 1999: Land Administration, Oxford Press, New York, USA

TATA CARA PEMBAGIAN ATAU PENGKAPLINGAN TANAH DALAM SISTEM PERTANAHAN MENGGUNAKAN HUKUM ADAT DI KASEPUHAN CIPTAGELAR

DAFTAR PUSTAKA. Harahap, B., Rangkuti, S., Batubara, K. dan Siregar, A., 2005: Tanah Ulayat dalam Sistem Pertanahan Nasional, CV Yani s, Jakarta.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

PROSES PENDAFTARAN TANAH DIBADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN. Oleh : PUTRI GLORIA GINTING. SH., MH Dosen FH UNPAB

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat investasi yang sangat menguntungkan. Keadaan seperti itu yang

Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan bagian yang paling penting dan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia terkenal dengan sebutan Archipelago yang hilang

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN


SISTEM KONVERSI HAK ATAS TANAH ADAT KAMPUNG NAGA ABSTRACT

MAKALAH HUKUM AGRARIA HAK PAKAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR :. TAHUN TENTANG

BAB II PERALIHAN HAK ATAS TANAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN A. Tinjauan Umum Mengenai Peralihan Hak Atas Tanah

pertanahan untuk diterbitkan sertifikat tanah.

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KAMPAR HAK TANAH ULAYAT

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka. Struktur Agraria

PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan oleh karena itu sudah semestinya pemanfaatan fungsi bumi,

BAB V KESIMPULAN. A. Analisis dari periodesasi di atas secara rinci diuraikan sebagai berikut 1. Perkembangan Penduduk dan Luas Ladang

HAK MILIK DAN HAK GUNA USAHA (Menurut UUPA)

Registration Of The Ulayat Kaum Land Based On Personal Name Of Mamak Kepala Waris And Legal Consequences In Payakumbuh.

Bab III. Metode penelitian

PEMBERIAN HAK GUNA USAHA DAN HAK GUNA BANGUNAN : PROSES, SYARAT-SYARAT, HAK DAN KEWAJIBAN

*35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016 KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN SANITASI LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT KAMPUNG ADAT KASEPUHAN CIPTARASA KECAMATAN CIKAKAK KABUPATEN SUKABUMI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan memiliki kaitan yang mendasar dalam hubungannya dengan hukum,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah persoalan hak atas tanah. Banyaknya permasalahan-permasalahan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau

PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 05 TAHUN 1999 TENTANG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang

KONFLIK PERTANAHAN (AGRARIA) alam memiliki nilai sosial

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MASYARAKAT HUKUM ADAT (VERSI KEMENDAGRI)

JURNAL SKRIPSI. Disusun Oleh : AGNES APRILIA SARI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK-HAK TANAH DIHUBUNGKAN DENGAN HUKUM ADAT DAN HUKUM AGRARIA

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Bab II Dasar Teori II.1 Hukum Adat

Pertanyaan: Ringkasan Jawaban: Analisa. 1. Surat Tanah di Indonesia. Dapat kah dilakukan amandemen nama pemilik pada surat tanah?

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

2018, No Perubahan Data Kepesertaan dan Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sist

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk, membuat kebutuhan akan tanah atau lahan. meningkat membuat harga tanah juga menjadi tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONVERSI TANAH ADAT MENJADI HAK MILIK DI KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Tujuan pembangunan itu dapat tercapai, bila sarana-sarana dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. pangan dalam kehidupannya, yaitu dengan mengolah dan mengusahakan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK GUNA BANGUNAN. Hak guna bangunan dalam pengertian hukum barat sebelum dikonversi berasal dari hak

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAFTARAN TANAH RH

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PENELITIAN Dalam bab IV ini akan diuraikan mengenai hasil analisis perbandingan sistem kepemilikan lahan di Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga (Bab 4.1), dan perbanding sistem kepemilikan lahan dalam hukum dengan hukum pertanahan nasional (Bab 4.2) 4.1 Perbandingan Karakteristik Sistem Hukum Pertanahan Adat 4.1.1 Perbandingan Karakteristik Sistem Kepemilikan Adat Berdasarkan hasil analisis karakteristik sistem kepemilikan lahan dalam hukum di wilayah studi Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga dengan menggunakan dua parameter utama yaitu sistem pendaftaran tanah dan aspek batas, maka diperoleh perbandingan seperti yang tertera pada tabel 4.1. 59

Tabel 4.1 Perbandingan Karakteristik Sistem Kepemilikan Berdasarkan Hukum Adat Parameter Karakteristik Kepemilikan Parameter Utama Sistem Pendaftaran Tanah Sub Parameter Jenis Sistem Pendaftaran Tanah Sistem Kepemilikan Kasepuhan Ciptagelar Kampung Naga Private Conveyencing Private Conveyencing Bukti Hak Atas Tanah s Tertulis Tertulis Bentuk Kepastian Hukum Pengakuan Adat Pengakuan Adat Objek Hak Milik Atas Tanah Bidang tanah yang memiliki batas Bidang tanah yang memiliki batas Aspek Batas Jenis Batas General Boundary Fix Boundary Proses Penetapan Batas : Ditentukan berdasarkan bentukan alam dan kesepakatan dengan pemegang hak atas lahan yang bersebelahan Ditetapkan sejak awal berdirinya Kampung Naga, tidak ada perubahan batas sampai saat ini Dari Tabel 4.1 dengan menggunakan parameter sistem pendafaran tanah dan aspek batas untuk melakukan perbandingan karakteristik sistem kepemilikan lahan secara di wilayah Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik kepemilikan lahan di kedua wilayah tersebut hampir serupa, perbedaan hanya terdapat pada proses penetapan batas dan jenis batas 60

yang digunakan yaitu general boundary untuk wilayah Kasepuhan ciptagelar dan fix boundary untuk wilayah Kampung Naga. 4.1.2 Perbandingan Karakteristik Jenis Hak Atas Tanah Dalam Hukum Pertanahan Adat Setelah dapat diidentifikasi jenis-jenis hak atas tanah yang ada dalam hukum pertanahan maka dapat dilakukan perbandingan terhadap karakteristik jenis hak atas tanah dalam hukum pertanahan di Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga, berdasarkan sembilan buah parameter pembanding yaitu: 1. Jangka Waktu pemilikan hak 2. Adanya proses jual beli 3. Adanya proses pewarisan hak 4. Subjek hak atas tanah 5. Adanya proses peralihan hak 6. Haknya dapat dijadikan jaminan 7. Jenis pemanfaatan lahan dimana hak tersebut melekat 8. Proses terjadinya hak atas tanah 9. Penyebab hapusnya hak atas tanah Sehingga didapatkan karakteristik hak atas tanah dalam hukum pertanahan yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 berikut ini: 61

Tabel 4.2 Perbandingan Karakteristik Jenis Hak Atas Tanah Dalam Hukum Pertanahan Adat Kasepuhan Ciptagelar Sistem Pertanahan Kasepuhan Ciptagelar a. Hak Ulayat b. Hak Perseorangan c. Hak menggarap tanah Jangka Waktu Dapat Dijual belikan Tanah tidak dapat dijualbelikan, tetapi banguanan dapat Dapat Diwariskan Subjek Hak Masyarakat (Komunal) Anggota masyarakat Anggota masyarakat Haknya dapat dialihkan (Seizin ) (Seizin ) Dapat Dijadikan Jaminan Pemanfaatan Aktivitas, Garapan, Pemukiman Mendirikan Bangunan untuk Tempat Tinggal Pertanian, dan perikanan Terjadi Karena Warisan Hapus Karena Konversi pemimpin atau karena ditelantarkan pemimpin atau karena ditelantarkan 62

Tabel 4.3 Perbandingan Karakteristik Jenis Hak Atas Tanah Dalam Hukum Pertanahan Adat Kampung Naga Sistem Pertanahan Kampung Naga a. Hak Ulayat b. Hak Perseorangan c. Hak Menggarap Tanah Jangka Waktu Dapat Dijual belikan Tanah tidak dapat dijual belikan, tetapi banguanan dapat Dapat Diwariskan Subjek Hak Masyarakat (Komunal) Anggota Masyarakat Adat Anggota Masyarakat Adat Haknya dapat dialihkan (Seizin ) (Seizin ) Dapat Dijadikan Jaminan Pemanfaatan Aktivitas, Garapan, Pemukiman Aktivitas Adat dan Pemukiman Pertanian, dan perikanan Terjadi Karena Warisan Hapus Karena Konversi Adat pemimpin atau karena ditelantarkan 63

Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan sembilan parameter karakteristik jenis hak atas tanah. Maka dapat dilihat bahwa karakteristik dari ketiga jenis hak atas tanah yang ada di hukum pertanahan Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga adalah sama. 4.2 Perbanding Sistem Kepemilikan Dalam Hukum Adat Dengan Hukum Pertanahan Nasional 4.2.1 Perbandingan Karakteristik Sistem Kepemilikan Secara Hukum Adat Dengan Secara Hukum Nasional Setelah mendapatkan hasil perbandingan karakteristik sistem kepemilikan lahan dalam hukum di Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga, dengan menggunakan dua parameter utama yang sama sebagai pembanding yaitu sistem pendaftaran tanah dan aspek batas, penulis akan membandingkan karakteristik sistem kepemilikan lahan dalam hukum dengan karakteristik sistem kepemilikan lahan dalam hukum pertanahan nasional. Hasil perbandingan dapat dilihat dalam tabel 4.4 64

Tabel 4.4 Perbandingan Sistem Kepemilikan Berdasarkan Hukum Adat Dengan Hukum Nasional Parameter Identifikasi Karakteristik Kepemilikan Sistem Kepemilikan Parameter Utama Sub Parameter Kasepuhan Ciptagelar Kampung Naga Peraturan Nasional Sistem Pendaftaran Tanah Jenis Sistem Pendaftaran Tanah Private Conveyencing Private Conveyencing Title Registration Bukti Hak Atas Tanah Tertulis Tertulis Tertulis Bentuk Kepastian Hukum Pengakuan Adat Pengakuan Adat Sertifikat Objek Hak Milik Atas Tanah Bidang tanah yang memiliki batas Bidang tanah yang memiliki batas Bidang tanah yang memiliki batas Aspek Batas Jenis Batas General Boundary Fix Boundary Fix Boundary Proses Penetapan Batas Ditentukan berdasarkan bentukan alam dan kesepakatan dengan pemegang hak atas lahan yang bersebelahan Ditetapkan sejak awal berdirinya Kampung Naga, tidak ada perubahan batas sampai saat ini Pengukuran/survei dengan standar satuan spesifik 65

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum sangat berbeda dengan sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum nasional. Perbedaan terdapat pada hampir seluruh parameter pembanding kecuali pada subparameter objek hak milik atas tanah dimana baik sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum maupun hukum nasional memiliki objek hak milik atas tanah yang sama yaitu bidang tanah yang berbatas. Jika dianalisa lebih lanjut dapat dilihat bahwa sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum Kampung Naga lebih mendekati sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum nasional. Hal tersebut dilihat berdasarkan adanya persamaan pada dua subparameter pembanding yaitu jenis batas dan objek hak milik atas tanah. Berbeda halnya dengan sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum Kasepuhan Ciptagelar yang hanya terdapat satu persamaan dengan hukum nasional yaitu pada subparameter objek hak milik atas tanah. 4.2.2 Perbandingan Karakteristik Jenis Hak Atas Tanah Dalam Hukum Adat Dengan Hukum Nasional Setelah sebelumnya dilakukan perbandingan karakteristik jenis hak atas tanah yang ada dalam hukum pertanahan Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga pada bab 4.2, dengan menggunakan sembilan parameter pembanding yang sama penulis melakukan perbadingan karakteristik jenis hak atas tanah berdasarkan hukum dengan jenis hak atas tanah berdasarkan hukum nasional. Hasil perbandingan dapat dilihat dalam tabel 4.5 66

67

Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karakteristik jenis hak atas tanah yang ada dalam hukum pertanahan di Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga berbeda dengan karakteristik jenis hak yang ada dalam hukum pertanahan nasional. ng dimaksud dengan hak ulayat dalam hukum pertanahan merupakan hak milik bersama masyarakat, sedangkan hak perseorangan dan hak menggarap tanah merupakan hak milik perorangan atau individual. 68