BAB IV ANALISIS PENELITIAN Dalam bab IV ini akan diuraikan mengenai hasil analisis perbandingan sistem kepemilikan lahan di Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga (Bab 4.1), dan perbanding sistem kepemilikan lahan dalam hukum dengan hukum pertanahan nasional (Bab 4.2) 4.1 Perbandingan Karakteristik Sistem Hukum Pertanahan Adat 4.1.1 Perbandingan Karakteristik Sistem Kepemilikan Adat Berdasarkan hasil analisis karakteristik sistem kepemilikan lahan dalam hukum di wilayah studi Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga dengan menggunakan dua parameter utama yaitu sistem pendaftaran tanah dan aspek batas, maka diperoleh perbandingan seperti yang tertera pada tabel 4.1. 59
Tabel 4.1 Perbandingan Karakteristik Sistem Kepemilikan Berdasarkan Hukum Adat Parameter Karakteristik Kepemilikan Parameter Utama Sistem Pendaftaran Tanah Sub Parameter Jenis Sistem Pendaftaran Tanah Sistem Kepemilikan Kasepuhan Ciptagelar Kampung Naga Private Conveyencing Private Conveyencing Bukti Hak Atas Tanah s Tertulis Tertulis Bentuk Kepastian Hukum Pengakuan Adat Pengakuan Adat Objek Hak Milik Atas Tanah Bidang tanah yang memiliki batas Bidang tanah yang memiliki batas Aspek Batas Jenis Batas General Boundary Fix Boundary Proses Penetapan Batas : Ditentukan berdasarkan bentukan alam dan kesepakatan dengan pemegang hak atas lahan yang bersebelahan Ditetapkan sejak awal berdirinya Kampung Naga, tidak ada perubahan batas sampai saat ini Dari Tabel 4.1 dengan menggunakan parameter sistem pendafaran tanah dan aspek batas untuk melakukan perbandingan karakteristik sistem kepemilikan lahan secara di wilayah Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik kepemilikan lahan di kedua wilayah tersebut hampir serupa, perbedaan hanya terdapat pada proses penetapan batas dan jenis batas 60
yang digunakan yaitu general boundary untuk wilayah Kasepuhan ciptagelar dan fix boundary untuk wilayah Kampung Naga. 4.1.2 Perbandingan Karakteristik Jenis Hak Atas Tanah Dalam Hukum Pertanahan Adat Setelah dapat diidentifikasi jenis-jenis hak atas tanah yang ada dalam hukum pertanahan maka dapat dilakukan perbandingan terhadap karakteristik jenis hak atas tanah dalam hukum pertanahan di Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga, berdasarkan sembilan buah parameter pembanding yaitu: 1. Jangka Waktu pemilikan hak 2. Adanya proses jual beli 3. Adanya proses pewarisan hak 4. Subjek hak atas tanah 5. Adanya proses peralihan hak 6. Haknya dapat dijadikan jaminan 7. Jenis pemanfaatan lahan dimana hak tersebut melekat 8. Proses terjadinya hak atas tanah 9. Penyebab hapusnya hak atas tanah Sehingga didapatkan karakteristik hak atas tanah dalam hukum pertanahan yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 berikut ini: 61
Tabel 4.2 Perbandingan Karakteristik Jenis Hak Atas Tanah Dalam Hukum Pertanahan Adat Kasepuhan Ciptagelar Sistem Pertanahan Kasepuhan Ciptagelar a. Hak Ulayat b. Hak Perseorangan c. Hak menggarap tanah Jangka Waktu Dapat Dijual belikan Tanah tidak dapat dijualbelikan, tetapi banguanan dapat Dapat Diwariskan Subjek Hak Masyarakat (Komunal) Anggota masyarakat Anggota masyarakat Haknya dapat dialihkan (Seizin ) (Seizin ) Dapat Dijadikan Jaminan Pemanfaatan Aktivitas, Garapan, Pemukiman Mendirikan Bangunan untuk Tempat Tinggal Pertanian, dan perikanan Terjadi Karena Warisan Hapus Karena Konversi pemimpin atau karena ditelantarkan pemimpin atau karena ditelantarkan 62
Tabel 4.3 Perbandingan Karakteristik Jenis Hak Atas Tanah Dalam Hukum Pertanahan Adat Kampung Naga Sistem Pertanahan Kampung Naga a. Hak Ulayat b. Hak Perseorangan c. Hak Menggarap Tanah Jangka Waktu Dapat Dijual belikan Tanah tidak dapat dijual belikan, tetapi banguanan dapat Dapat Diwariskan Subjek Hak Masyarakat (Komunal) Anggota Masyarakat Adat Anggota Masyarakat Adat Haknya dapat dialihkan (Seizin ) (Seizin ) Dapat Dijadikan Jaminan Pemanfaatan Aktivitas, Garapan, Pemukiman Aktivitas Adat dan Pemukiman Pertanian, dan perikanan Terjadi Karena Warisan Hapus Karena Konversi Adat pemimpin atau karena ditelantarkan 63
Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan sembilan parameter karakteristik jenis hak atas tanah. Maka dapat dilihat bahwa karakteristik dari ketiga jenis hak atas tanah yang ada di hukum pertanahan Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga adalah sama. 4.2 Perbanding Sistem Kepemilikan Dalam Hukum Adat Dengan Hukum Pertanahan Nasional 4.2.1 Perbandingan Karakteristik Sistem Kepemilikan Secara Hukum Adat Dengan Secara Hukum Nasional Setelah mendapatkan hasil perbandingan karakteristik sistem kepemilikan lahan dalam hukum di Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga, dengan menggunakan dua parameter utama yang sama sebagai pembanding yaitu sistem pendaftaran tanah dan aspek batas, penulis akan membandingkan karakteristik sistem kepemilikan lahan dalam hukum dengan karakteristik sistem kepemilikan lahan dalam hukum pertanahan nasional. Hasil perbandingan dapat dilihat dalam tabel 4.4 64
Tabel 4.4 Perbandingan Sistem Kepemilikan Berdasarkan Hukum Adat Dengan Hukum Nasional Parameter Identifikasi Karakteristik Kepemilikan Sistem Kepemilikan Parameter Utama Sub Parameter Kasepuhan Ciptagelar Kampung Naga Peraturan Nasional Sistem Pendaftaran Tanah Jenis Sistem Pendaftaran Tanah Private Conveyencing Private Conveyencing Title Registration Bukti Hak Atas Tanah Tertulis Tertulis Tertulis Bentuk Kepastian Hukum Pengakuan Adat Pengakuan Adat Sertifikat Objek Hak Milik Atas Tanah Bidang tanah yang memiliki batas Bidang tanah yang memiliki batas Bidang tanah yang memiliki batas Aspek Batas Jenis Batas General Boundary Fix Boundary Fix Boundary Proses Penetapan Batas Ditentukan berdasarkan bentukan alam dan kesepakatan dengan pemegang hak atas lahan yang bersebelahan Ditetapkan sejak awal berdirinya Kampung Naga, tidak ada perubahan batas sampai saat ini Pengukuran/survei dengan standar satuan spesifik 65
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum sangat berbeda dengan sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum nasional. Perbedaan terdapat pada hampir seluruh parameter pembanding kecuali pada subparameter objek hak milik atas tanah dimana baik sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum maupun hukum nasional memiliki objek hak milik atas tanah yang sama yaitu bidang tanah yang berbatas. Jika dianalisa lebih lanjut dapat dilihat bahwa sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum Kampung Naga lebih mendekati sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum nasional. Hal tersebut dilihat berdasarkan adanya persamaan pada dua subparameter pembanding yaitu jenis batas dan objek hak milik atas tanah. Berbeda halnya dengan sistem kepemilikan lahan berdasarkan hukum Kasepuhan Ciptagelar yang hanya terdapat satu persamaan dengan hukum nasional yaitu pada subparameter objek hak milik atas tanah. 4.2.2 Perbandingan Karakteristik Jenis Hak Atas Tanah Dalam Hukum Adat Dengan Hukum Nasional Setelah sebelumnya dilakukan perbandingan karakteristik jenis hak atas tanah yang ada dalam hukum pertanahan Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga pada bab 4.2, dengan menggunakan sembilan parameter pembanding yang sama penulis melakukan perbadingan karakteristik jenis hak atas tanah berdasarkan hukum dengan jenis hak atas tanah berdasarkan hukum nasional. Hasil perbandingan dapat dilihat dalam tabel 4.5 66
67
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karakteristik jenis hak atas tanah yang ada dalam hukum pertanahan di Kasepuhan Ciptagelar dan Kampung Naga berbeda dengan karakteristik jenis hak yang ada dalam hukum pertanahan nasional. ng dimaksud dengan hak ulayat dalam hukum pertanahan merupakan hak milik bersama masyarakat, sedangkan hak perseorangan dan hak menggarap tanah merupakan hak milik perorangan atau individual. 68