MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL UNJUK KERJA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV MIS DAMBALO KECAMATAN TOMILITO KABUPATEN GORONTALO UTARA Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penulis Utama : Nila Koona Anggota : 1. Dra. Elmia Umar, M.Pd. (Pembimbing I) 2. Nurhayati Tine,S.PdI M.HI. (Pembimbing II) ABSTRAK Nila Koona. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Sistem Pemerintahan Pusat Melalui Model Unjuk Kerja Pada mata pelajaran PKN di Kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Permasalahan dalam penelitian ini Apakah model unjuk kerja dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara?. Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara melalui model unjuk kerja. Hasil analisis data menunjukan ada peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 pada materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara. melalui model unjuk kerja dari siklus ke siklus. Pada siklus I dari jumlah 20 orang siswa, siswa yang memperoleh nilai minimal 75 ke atas ada 9 orang siswa atau 55%. Pada siklus II sudah mengalami peningkatan yakni dari jumlah 20 orang siswa, siswa yang memperoleh nilai minimal 75 ke atas ada 19 orang siswa atau 95%. Dengan demikian, hal ini sudah memenuhi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu apabila hasil belajar siswa materi sistem pemerintahan pusat pada mata pelajaran PKn di kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara menggunakan model unjuk kerja mencapai prosentase 75% pada nilai 75 ke atas, maka proses pembelajaran dianggap berhasil. Simpulan dari Penelitian ini adalah penggunaan model unjuk kerja mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan pusat di MIS Dambalo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo. Kata Kunci: Hasil belajar siswa dan Model Unjuk Kerja Pendahuluan 1
Di dalam proses belajar mengajar PKn, seorang guru dituntut harus bersikap professional serta dinamis dan kreatif, sehingga mampu mengubah dan membawa siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan yang tahu menjadi lebih tahu. Sedangkan siswa dituntut kesadaran dan kesiapannya dalam menerima dan melaksanakan tugasnya selaku siswa (pembelajar). Di samping itu juga guru harus mampu membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tidak terjadi kesenjangan di dalam proses belajar mengajar. Selain itu pula, dalam melaksanakan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, guru perlu mengembangkan strategi/taktik yang tepat, dengan pendekatan-pendekatan dan mode-model belajar yang akan diterapkan serta didukung oleh metode dan media yang efektif. Hal ini akan membantu guru dalam memahami dan membantu siswa untuk berlatih mengamalkan nilai moral Pancasila dan budi pekerti yang dipelajari di sekolah. Dari sekian banyak pendekatan dan model serta metode pembelajaran, perlu dipilih beberapa pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa Sekolah Dasar (SD) serta sifat tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran PKn di SD. Fakta yang terjadi di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Dambalo, kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara pada saat observasi awal bahwa ditemukan sebagian besar siswa pada saat di tes tentang kognitifnya mereka, dengan soal yang sesuai materi diajarkan saat itu, ternyata hasil belajar siswa tentang sistem pemerintahan pusat di kelas IV di bawah standar yang ditetapkan pihak sekolah yaitu 75%. Hasil observasi awal menunjukan dari 20 orang siswa, hanya 20% atau 4 orang yang tuntas menjawab soal, sementara 80% atau 16 orang belum mampu menjawab evaluasi yang diberikan dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IV pada materi sistem pemerintahan pusat di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Dambalo masih tergolong rendah dan perlu diperbaiki. Setelah diadakan pengamatan dalam pembelajaran, ternyata rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya; (1) Pola pengajaran PKn konsep sistem pemerintahan pusat cenderung menggunakan sistem catat bahan sampai habis, (2) Guru menjelaskan konsep tanpa 2
menggunakan variasi metode, sehingga siswa mulai jenuh dalam belajar, (3) Metode yang digunakan terlalu miskin, (4) Sarana dan prasana sekolah yang belum lengkap. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin mengatasi masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa tentang Sistem pemerintahan pusat melalui Model Unjuk Kerja pada mata pelajaran PKn di kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara melalui model unjuk kerja. Belajar dan pembelajaran pada umumnya merupakan sebuah interaksi yang bernilai normatif. Suprijono (2012:3) mengkaji masalah belajar dan pembelajaran diawali dari defini belajar itu sendiri. Beliau mengatakan bahwa belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Slameto (2010:2) memandang bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Djamarah dan Zain (2010:38) mengemukakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Di samping itu pula, Fazri (2008:29) mengemukakan bahwa belajar adalah berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu keterampilan. Pidarta (2009:206) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada orang lain. Hal ini didukung oleh Uno (2011:11) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses 3
perubahan yang menetap dalam setiap individu. Belajar adalah sikap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Dari pengertian belajar tersebut maka untuk dapat dianggap belajar, perubahan itu harus relatif menetap. Periode waktu itu dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dengan sekolah sebagai wadah pembentukan perilaku baru dari perilaku sebelumnya. Konsep hasil belajar telah diteliti oleh beberapa ahli pembelajaran. Suprijono (2012:5) mengemukakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Bloom (dalam Suprijono, 2012:6) mengemukakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Jenkins dan Unwin (dalam Uno, 2011:17) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu. Rusman (2012:13) mengemukakan bahwa penilaian dilakukan guru terhadap hasil belajar digunakan untuk bahan penyusunan laporan dan perbaikan proses pembelajaran. Di sisi lain, Djamarah (2010:21) memandang bahwa hasil belajar data tentang aktivitas sebuah pengajaran yang mendorong serta mengembangkan kemampuan belajar. Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecapakan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Taufina dalam Jurnal ilmiah ilmu pendidikan (2009:116) mengemukakan bahwa Unjuk kerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk 4
mendemontrasi diri dari kriteria yang diinginkan (unjuk kerja, tingkah laku, dan interaksi). Unjuk kerja selalu melibatkan siswa di dalam mengaplikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam praktik kehidupan mereka seharí-hari. Penilaian seperti ini memiliki dua karakteristik dasar, yaitu; (1) siswa diminta mendemontrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan statu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan), (2) produk dari unjuk kerja lebih penting daripada perbuatannya. Suprijono (2012:142) mengemukakan bahwa model unjuk kerja merupakan model pembelajarn dengan menggunakan sistem penilaian portofolio yang mengumpulkan informasi perkembangan kemampuan khususnya aspek psikomotor siswa. Taufina (2009:117) memberikan penguatan bahwa untuk memulai menggunakan tugas-tugas penilaian unjuk kerja sebaiknya pertama-tama dimulai secara pelan atau bertahap. Tidaklah perlu dan layak menilai kinerja setiap hati. Pemilihan topik dan siswa yang tepat akan menentukan efektifitas unjuk kerja. Unjuk Kerja digunakan untuk kompetensi yang berhubungan dengan praktik. Rusman (2012:380) mengemukakan bahwa salah satu model pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa adalah model modifikasi tingkah laku melalui unjuk kerja. Model ini mampu mengembangkan kemampuan siswa melalui tugas-tugas belajar, pembentukan perikau aktif dan memanipulasi lingkungan untuk kepentingan belajar. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model unjuk kerja merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam kerja kelompok. Metode Penulisan Penelitian ini merupakan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2012. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari siswa lakilaki 6 orang dan perempuan 14 orang dengan karakteristik dan kemampuan kognitif yang berbeda. 5
Adapun variabel yang menjadi sasaran penelitian tindakan kelas ini guna menjawab permasalahan penelitian adalah sebagai berikut : a. Variabel Input berupa guru membelajarkan PKn tentang sistem pemerintahan pusat terhadap siswa kelas IV b. Variabel proses berupa proses pembelajaran dengan menggunakan model unjuk kerja c. Variabel Output berupa hasil belajar siswa yang diukur melalui instrumen tes penelitian Desain model penelitian menurut Arikunto (2002: 104) dapat digambarkan sebagai berikut Keterangan 1. Planning = Perencanaan 2. Action = Pelaksanaan 3. Observation = Pengamatan 4. Refleksi Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain: a. Observasi; Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat hal-hal penting yang terjadi pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. b. Tes; Teknik ini berupa pemberian tes yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. c. Dokumentasi; Teknik ini berupa pendokumentasian hasil-hasil observasi dalam penelitian serta instrument yang digunakan. Dalam menganalisis kemampuan siswa dalam meningkatkan pemahaman sistem pemerintahan pusat melalui penerapan model unjuk kerja pada siswa kelas IV di SD digunakan berupa tes hasil belajar siswa (tes tertulis) berupa soal uraian dengan menggunakan batas skor berdasarkan prosentase. Adapun rumus yang digunakan dalam menetapkan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja adalah sebagai berikut: 6
Rata Kelas = Total nilai Jumlah siswa x 100% Daya Serap= Siswa yang tuntas Jumlah siswa x 100% Hasil Dan Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem pemerintahan pusat melalui Melalui Model Unjuk Kerja Pada mata pelajaran PKnn di Kelas IV MIS Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara.. Pelaksanaan penelitian ini dikoordinasikan sepenuhnya dengan kepala Madrasah, guru mitra serta dosen pembimbing. Dalam proses pelaksanaannya dilakukan kegiatan umpan balik untuk merefleksi hasil kegiatan penelitian pada setiap siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Sebelum pelaksanaan kegiatan di setiap siklus dilakukan observasi awal sebagai data awal yang menjadi dasar penelitian. Dari hasil observasi diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa kelas IV pada materi sistem pemerintahan pusat di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Dambalo. Dalam konteks ini hasil belajar siswa kelas IV pada materi sistem pemerintahan pusat belum sesuai dengan yang diharapkan. Deskripsi lengkap tentang hasil belajar siswa kelas IV pada materi sistem pemerintahan pusat di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Dambalo serta tindakan yang dilakukan dalam setiap siklus di paparkan dalam bab pembahasan ini. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada materi sistem pemerintahan pusat di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Dambalo melalui model unjuk kerja. Kegiatan persiapan dalam penelitian dilakukan dengan menyiapkan berbagai hal yang diperlukan yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, serta instrument observasi kegiatan siswa dan guru. Pada tahap persiapan ini pula peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru mitra untuk menyamakan persepsi tentang strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran. 7
Kegiatan siklus I dilaksanakan tanggal 27 April 2013. Kegiatan pada siklus I dilakukan dengan memperhatikan secara optimal kekurangan pada observasi awal. Dalam pelaksanaan kegiatan siklus I ini guru mengajak siswa untuk memperhatikan tampilan skema susunan pemerintahan pusat melalu gambar yang unik dalam meningkatkan kompetensinya. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang skema tersebut. Guru memfasilitasi siswa untuk menunjukan kerja baik secara keompok dan indvidu dengan penuh percaya diri. Berdasarkan model unjuk kerja yang telah dilakukan. Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada materi sistem pemerintahan pusat di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Dambalo. Pada tahap akhir guru memberikan penguatan terhadap materi yang diajarkan tesebut. Tahap pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap setiap tahapan sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian indikator kinerja yang telah dirumuskan sebelumnya. Dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I yang dipandu dengan Rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembaran pengamatan terlampir, diperoleh hasil tindakan pada siklus I sesuai tabel berikut: Tabel 1: Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Nilai Jumlah siswa Nilai total 50 60 70 80 90 5 3 1 6 5 250 180 70 480 450 Jumlah 20 1430 Daya serap 55% Nilai rata-rata kelas 71,50% Berdasarkan Tabel 1 di atas, tentang penilaian hasil belajar siswa tersebut dengan menerapkan model unjuk kerja pada materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV dapat dijelaskan bahwa: a. Dari jumlah 20 orang siswa, yang memperoleh nilai kurang dari 75 ada 9 orang siswa atau 45 %, 8
b. Dari jumlah 20 orang siswa, yang memperoleh nilai 75-100 ada 11 orang siswa atau 55%, c. Nilai rata-rata kelas memperoleh 71,50%. Untuk kegiatan guru pada pelaksanaan tindakan dengan menerapkan model unjuk kerja pada materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo dapat dilihat pada tabel berikut ini. Grafik 1: Kegiatan Belajar Mengajar guru pada siklus I 60 40 20 0 54,17 20,83 25 0 0 5 6 13 Jumlah aspek Prosentase Sangat Baik Baik Cukup Kurang Berdasarkan hasil tabel kegiatan pengajaran guru tentang sistem pemerintahan pusat melalui model unjuk kerja di kelas IV MIS Dambalo, b ahwa kualifikasi pembelajaran data sebagai berikut: 1. Dari 24 aspek penilaian yang dinilai dalam proses pembelajaran terdapat 5 aspek atau 20,83% yang memperoleh kulaifikasi baik. 2. Dari 24 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 6 aspek atau 25,00% yang memperoleh kualifikasi cukup. 3. Dari 24 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran terdapat 13 aspek atau 54,17% yang memperoleh kualifikasi kurang. Kegiatan siswa dalam proses belajar dilakukan oleh peneliti diamati oleh guru mitra melalui instrumen lembar kegiatan siswa 10 aspek yang disajikan dalam lampiran. Untuk kegiatan Siswa dapat dilihat pada Tabel berikut ini. 9
40 30 20 10 0 Grafik 2: Kegiatan siswa pada siklus I 40 30 30 4 3 3 0 0 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah Aspek Prosentase Berdasarkan grafik 2 kegiatan siswa maka kualifikasi dalam pembelajaran PKn tentang materi sistem pemerintahan pusat melalui model unjuk kerja adalah sebagai berikut : 1. Dari 10 aspek penilaian yang dinilai dalam proses pembelajaran terdapat 4 aspek atau 40 % yang memperoleh kualifikasi baik, 2. Dari 10 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 3 aspek atau 30 % yang memperoleh kualifikasi cukup, dan 3. Dari 10 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran terdapat 3 aspek atau 30 % yang memperoleh kualifikasi kurang. Berbagai deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa model unjuk kerja memiliki keunggulan untuk dijadikan sebagai salah satu strategi meningkatkan hasil belajar siswa. Namun karena hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Dari hasil refleksi dan umpan balik guru dan antara pengamat diperoleh beberapa simpulan pelaksanaan kegiatan siklus I sebagai berikut: a. Perumusan rencana pembelajaran belum maksimal b. Langkah-langkah proses pembelajaran belum menarik, efektif, dan efisien. c. Penampilan guru belum menarik perhatian siswa d. Penguasaan materi pelajaran belum maksimal. e. Penguasaan kelas masih kurang f. Partisipasi siswa belum maksimal g. pemberian tindakan tidak sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran yang telah disediakan. 10
Berdasarkan hasil diskusi dan umpan balik tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model unjuk kerja sudah disenangi dan cukup memperbaiki serta meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo. Namun demikian capaian pada siklus 1 ini belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan sehingga peneltian dilanjutkan ke siklus II. Tahap persiapan pada siklus II dilakukan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus II. Perbaikan ini difokuskan pada strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem pemerintahan pusat melalui model unjuk kerja. Pada tahap ini pula peneliti menambah materi yang diajarkan pada siswa sehingga lebih menarik. Pelaksanaan kegiatan siklus II pada tanggal 15 Mei 2013. Kegiatan siklus II dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkanhasil belajr siswa secara optimal. Pelaksanaan kegiatan siklus II dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut; memperhatikan secara optimal kekurangan pada siklus I. Pada awalnya guru mengajak siswa untuk mendengarkan apersepsi untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan kompetensinya. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang penjelasan yang diberikan. Guru memfasilitasi anak untuk unjuk kerja baik secara kelompok maupun individual. Berdasarkan model unjuk kerja yang telah dilakukan. Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Pada tahap akhir guru memberikan penguatan terhadap hasil belajar siswa tentang materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo. Tahap pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap setiap tahapan sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian indikator kinerja yang telah dirumuskan sebelumnya. Dari kegiatan tindakan pada siklus II diperoleh hasil belajar siswa sesuai tabel berikut: 11
Tabel 2: Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Nilai Jumlah siswa Nilai total 60 80 90 100 1 7 5 7 60 560 450 700 Jumlah 20 1770 Daya Serap 95% Nilai rata-rata kelas 88,50% Berdasarkan Tabel 2 di atas tentang hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa tersebut dengan menerapkan model unjuk kerja pada materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV pada siklus II dapat dijelaskan bahwa: a. Dari jumlah 20 orang siswa, yang memperoleh nilai kurang dari 75 ada 1 orang siswa atau 5 %, b. Dari jumlah 20 orang siswa, yang memperoleh nilai 75-100 ada 19 orang siswa atau 95%, c. Nilai rata-rata kelas mencapai 88,50%. Untuk kegiatan guru pada pelaksanaan tindakan dengan menerapkan model unjuk kerja pada materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 3: Kegiatan guru pada siklus II 60 40 20 0 Sangat Baik 42 10 14 Baik 58 0 Cukup 0 0 Jumlah Aspek 0 Prosentase Jumlah Aspek Prosentase Kurang Berdasarkan grafik di atas tentang kegiatan pengajaran guru tentang sistem pemerintahan pusat melalui model unjuk kerja di kelas IV MIS Dambalo, bahwa kualifikasi pembelajaran data sebagai berikut: a. Dari 24 aspek penilaian yang dinilai dalam proses pembelajaran terdapat 10 aspek atau 42 % yang memperoleh kulaifikasi sangat baik. 12
b. Dari 24 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 14 aspek atau 58 % yang memperoleh kualifikasi baik. Untuk kegiatan Siswa pada materi sistem pemerintahan pusat melalui model unjuk kerja di kelas IV MIS Dambalo dapat dilihat pada grafik 4 berikut: Grafik 4: Kegiatan siswa pada siklus II 70 60 50 40 30 20 10 0 1 10 Sangat Baik 70 20 7 2 0 0 Baik Cukup Kurang Jumlah Aspek Prosentase Berdasarkan tabel kegiatan siswa di atas, dapat dijelaskan bahwa: a. Dari 10 aspek penilaian yang dinilai dalam proses pembelajaran terdapat 8 aspek atau 80 % yang memperoleh kulaifikasi baik dan sangat baik. b. Dari 10 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 2 aspek atau 20 % yang memperoleh kualifikasi cukup. Berdasarkan data yang disajikan tersebut, menunjukkan bahwa penggunaan model unjuk kerja sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV MIS Dambalo. Dalam konteks ini terjadi peningkatan yang sangat siginifikan. Realitas ini selanjutnya menunjukkan keunggulan dari penggunaan model unjuk kerja untuk digunakan sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan mengadakan kegiatan umpan balik. Dari hasil umpan balik refleksi dengan pengamat diperoleh simpulan sebagai berikut: a. Hasil belajar siswa telah meningkat dengan baik dengan adanya penggunaan model unjuk kerja. b. Pemanfaatan alokasi waktu pembelajaran sudah tepat. 13
c. Penampilan dan keterampilan guru dalam menerapkan model unjuk kerja sudah sesuai dengan prosedurnya. Berdasarkan kegiatan refleksi dan umpan balik yang dilakukan antara guru dan pengamat disepakati untuk tidak melanjutkan penelitian ke siklus berikutnya karena melalui tindakan yang dilaksanakan selama dua siklus mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Berdasarkan hasil-hasil ini ternyata hipotesis penelitian tindakan ini dapat diterima. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model unjuk kerja mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan pusat di MIS Dambalo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi awal rata-rata siswa yang tuntas hanya sebesar 20% meningkat pada siklus I menjadi 55%, namun belum mencapai standar yang ditentukan. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yaitu sebesar 95% dengan daya serap seluruh siswa mencapai 85%. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka dapat dikemukakan saransaran sebagai berikut: 1. Model unjuk kerja hendaknya digunakan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi lain dalam pembelajaran PKn. 2. Penggunaan model unjuk dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan pusat perlu dipersiapkan dengan baik sehingga memberikan kontribusi yang efektif bagi peningkatan hasil belajar siswa 3. Untuk memaksilkan hasil yang dicapai dalam penggunaan model unjuk kerja, maka guru perlu memahami prosedur atau tata cara dalam aplikasinya sehingga memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan hasil belajar siswa. Daftar Pustaka Djamarah Bahri Syaiful dan Zain Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. 14
Fajri Zul Em. (2008). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Aneka Ilmu bekerjasama Difa Publisher. Pidarta Made, Dr.Prof. (2009). Landasan Kependidikan. Rineka Cipta: Bandung Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi II. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta: Jakarta Suprijono Agus. (2012). Cooperative Learning. Pustaka Pelajar:Yogyakarta Taufina. (2009). Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume IX. Universitas Negeri Padang: Padang Uno B Hamzah, M.Pd Dr. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta. 15