Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 11 Nomor 2 September 2014

PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

PENGARUH JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI PROVINSI BALI

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

PENGARUH INFLASI DAN PDRB TERHADAP PENGANGGURANDI PROVINSI BALI

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN BADUNG

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

PENGARUH UMUR, JUMLAH TANGGUNGAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN DI KECAMATAN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perbankan memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

8.1. Keuangan Daerah APBD

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR IKAN TUNA PROVINSI BALI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

Adelyta Marine Putri / FE/ IE

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BERITA RESMI STATISTIK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 ISSN 02168537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 11 1 Hal. 1 102 Tabanan Maret 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri Tabanan Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605

PENGARUH PDRB DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DAN VALUTA ASING PADA BANK SWASTA NASIONAL DI PROVINSI BALI I MADE HARY KUSMAWAN I WAYAN SUARBAWA NI LUH PUTU BUDIARI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Ekspetasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi saat ini masih belum bisa dipastikan mengingat situasi ekonomi masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tengah menurun. Melemahnya nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah diharapkan dapat meningkatkan ekpor kerajinan provinsi Bali, sehingga hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang diukur dengan peningkatan PDRB Provinsi Bali sebagian akan ditabung baik pada Bank Umum, BPR, Bank Swasta Nasional maupun koperasi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valutas asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2) Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2) Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali, sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah 1) Bagi Pemerintah Daerah Bali merupakan informasi, sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan tentang PDRB, inflasi dan tabungan masyarakat. 2) Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut serta memberikan informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk melakukan pilihan untuk menabung atau berinvestasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linear berganda dengan hasil diperoleh sebagai berikut: Y = 5.362.532,409 + 345,457 X 1 + 61,999 X 2,1) Intercept dalam penelitian ini diperoleh sebesar 5.362.532,409 Ini berarti, apabila nilai X 1 (PDRB) dan X 2 (kurs dolar Amerika Serikat) masingmasing sebesar nol, maka besarnya Y (deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali) adalah sebesar Rp 5.362.532.409.000, 2) Koefisien regresi X 1 sebesar 345,457 berarti bahwa apabila PDRB naik sebesar satu milyar rupiah maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat ratarata sebesar 345,457 jutaan rupiah atau Rp 345.457.000, dengan asumsi tenaga kurs dolar AS konstan. 3) Koefisien regresi X 2 sebesar 61,999 berarti bahwa apabila kurs dolar AS naik sebesar satu rupiah, maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat ratarata sebesar 61,999 jutaan rupiah atau Rp 61. 999.000, dengan asumsi investasi konstan. Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel (19,468 > 1,943) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05. 2) Kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05. 3) PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka ruipah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena F hitung lebih besar dari F tabel (196,330 > 5,14) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05.. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Mengingat PDRB berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, maka langkahlangkah untuk Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret 2014 89

meningkatkan pendapatan daerah (PDRB) perlu dilakukan melalui pengembangan berbagai sektor andalan di Provinsi Bali, khususnya dalam bidang pertanian dan pariwisata. 2) Walaupun kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, tetapi pemerintah hendaknya tetap menjaga kestabilan kurs valuta asing. Keyword: PDRB, Kurs Dollar Amerika Serikat, Deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional mencakup berbagai perubahan yang sangat mendasar atas struktur sosial, berbagai sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional disamping tetap mengejar pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan ekonomi tercermin melalui pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB tersebut merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu masyarakat di suatu daerah, termasuk masyarakat di Provinsi Bali. Jika melihat indikator kesejahteraan masyarakat Bali yang dicerminkan dalam laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bali, laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bali mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun (Tabel 1). Tabel 1 PDRB Regional Bali Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dari Tahun Tahun PDRB Pertumbuhan (Milyaran (%) Rupiah) 24.900,57 27.290,94 28.882,49 30.757,78 32.804,38 9,60 5,83 6,49 6,65 Jika dilihat ratarata pertumbuhan PDRB Provinsi Bali selama periode s/d adalah sebesar 7,14 % per tahun di mana, tingkat pertumbuhan yang terbesar terjadi pada tahun dengan tingkat pertumbuhan sebesar 9,6 % dan pada tahun tingkat pertumbuhan turun menjadi 5,83 % dan hingga tahun naik kembali menjadi 6,65 %. Menurut Sadono, (2000 : 13) pertumbuhan ekonomi merupakan dampak dari pembangunan di bidang ekonomi di samping bidangbidang yang lainnya seperti : sosial, budaya, politik dan keamanan, khususnya di bidang ekonomi, nilai tambah yang dihasilkan oleh sektorsektor ekonomi secara tidak langsung menggambarkan tingkat pembangunan yang dicapai pada suatu daerah. Bagi daerah hal ini sangat penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan yang akan datang. Menurut Bank Indonesia Wilayah III BaliNusa Tenggara bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi bali hingga akhir tahun 2013 diprediksi sekitar 6,2 % 6,7 %. Angka tersebut masih sebagian besar ditopang oleh investasi dan pariwisata khususnya perhotelan. Persentase perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut naik tipis jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi Bali tahun yang mencapai 6,6 persen. Ekspetasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi saat ini masih belum bisa dipastikan mengingat situasi ekonomi masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tengah menurun. Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, akan berkecendrungan para pemilik uang di Bali menyimpan dananya pada bankbank asing. Berdasarkan data Bank Indonesia, perilaku nasabah menyimpan dananya ke bank asing terlihat dari perubahan valuta simpanan dari rupiah ke valuta asing meningkat tajam, yaitu besarnya mencapai 21,18 persen. Lemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sangat dibantu oleh pertumbuhan ekonomi Bali yang tetap kuat, juga disertai kecenderungan peningkatan suku bunga, sehinggga hal tersebut dapat mempertahankan perekonomian Bali. Dalam laporan keuangan regional Bali menyebutkan, penghimpinan dana pihak ketiga yang dikupulkan perbankan secara komulatif di daerah ini hingga akhir triwulan III2013 mencapai Rp 62,2 triliun, bertambah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 90 I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan...

tahun yaitu Rp57,8 triliun. Dilihat dari jenisnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) terbesar yang dapat dihimpun perbankan adalah tabungan, Rp30,8 triliun (49,53 persen), diikuti deposito Rp18 triliun (28,98 persen), dan giro sebesar Rp13,3 triliun (21,49 persen). Tingginya konsentrasi DPK dalam jenis tabungan didorong oleh besarnya dana perorangan terkait dengan struktur perekonomian Bali yang sangat didominasi oleh kegiatan usaha skala mikro kecil menengah (MKM). Perkembangan kurs dollar terhadap rupiah dalam lima tahun terakhir adalah seperti Tabel 2 Tabel 2 Kurs Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah dari Tahun Tahun Kurs Dollar Amerika Serikat (Rupiah) Pertumbuhan (%) 9.694 10.305 9.038 8.808 9.388 6,30 12,30 2,54 6,58 Kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah dari tahun s/d besarnya berfluktuasi yaitu tertinggi tahun mencapai Rp 10.305, tahun turun 12,30 % yaitu menjadi Rp 9.038, hingga tahun naik kembali menjadi Rp 9.388,. Melemahnya nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah diharapkan dapat meningkatkan ekpor kerajinan provinsi Bali, sehingga hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang diukur dengan peningkatan PDRB Provinsi Bali sebagian akan ditabung baik pada Bank Umum, BPR, Bank Swasta Nasional maupun Koperasi. Rumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valutas asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2. Apakah PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. 2. Pengaruh PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara simultan terhadap deposito berjangka rupiah dan valuta asing masyarakat pada Bank Umum Swasta Nasional di Provinsi Bali. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi Pemerintah Daerah Bali merupakan informasi, sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan tentang PDRB, inflasi dan tabungan masyarakat. 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut serta memberikan informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk melakukan pilihan untuk menabung atau berinvestasi. METODELOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember di Provinsi Bali tahun 2013, dengan mengambil data sekunder yaitu data yang langsung dikumpulkan dari lembaga pemerintah seperti kantor Biro Pusat Statistik Provinsi Bali, dan kantor Bank Indonesia Denpasar. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu penjumlahan hasil kali masingmasing jenis kunjungan dalam tahun dengan besarnya tarif kemudian ditambahankan dengan hasil kali luas lahan yang disewa dengan sewa per m 2 serta penjumlahan dengan retribusi pasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Provinsi Bali Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi dari 37 provinsi di Indonesia yang Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret 2014 91

sangat dikenal dengan nama Pulau Dewata, karena Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata. Secara umum Provinsi Bali dilihat dari kondisi geografisnya dan kondisi perekonomiannya. 1. Kondisi geografis Relief dan topografi Pulau Bali, di tengah tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari Barat ke Timur. Di antara pegunungan tersebut ada Gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Batur dengan ketinggian 1.717 m dan Gunung Agung dengan ketinggian 3.140 m. Gunung yang tidak berapi adalah Gunung Merbuk dengan ketinggian 1.386 m, Gunung Patas dengan ketinggian 1.414 m dan Gunung Seraya dengan ketinggian 1.174 m. Dengan adanya pegunungan tersebut, menyebabkan Daerah Bali secara geografis terbagi dua bagian yang tidak sama, yaitu : a. Bali Utara dengan daratan rendah yang sempit dan kurang landai. b. Bali Selatan dengan daratan yang luas dan landai. Selain pegunungan, Provinsi Bali memiliki empat buah danau, yaitu Danau Beratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan dan Danau Batur. Daerah Bali memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim, sehingga terdapat musim kemarau dan musim hujan. Suhu dipengaruhi oleh ketinggian tempat, rata rata suhu di Bali berkisar 26 0 33 0 C. Daratan rendah di bagian selatan lebih lebar dibandingkan dengan daratan bagian utara, keadaan alam seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap iklim di Bali. Hutan yang berfungsi sebagai pelindung mata air, pencegahan erosi dan banjir atau fungsi sebagai hidrologi terletak ditengah tengah Pulau Bali yang membentang di daerah pegunungan dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Bali dengan luas kawasan hutan seluas 22,54 % dari luas Provinsi Bali. Menurut BPS Provinsi Bali 2013, secara administratif Provinsi Bali di bagi menjadi delapan daerah kabupaten dan satu kota. Luas masing masing kabupaten atau kota adalah : 1. Kabupaten Buleleng dengan luas 1365,88 2. Kabupaten Jembrana dengan luas 841,80 3. Kabupaten Tabanan dengan luas 839,33 4. Kabupaten Badung dengan luas 481,52 5. Kabupaten Gianyar dengan luas 368,00 6. Kabupaten Klungkung dengan luas 315,00 7. Kabupaten Bangli dengan luas 520,81 8. Kabupaten Karangasem dengan luas 839,54 9. Kota Denpasar dengan luas 123,98 2. Kondisi Perekonomian Provinsi Bali Kondisi perekonomian Provinsi Bali sampai tahun masih mengalami pertumbuhan yang cukup berarti, hal ini terjadi di berbagai sektor ekonomi. Perbaikan pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi permasalahan perkonomian. Perekonomian Daerah Bali yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 terus menunjukkan peningkatan yaitu meningkat dari 19.963,24 milyar tahun 2004 menjadi 32.804, 38 milyar tahun naik sebesar 12.841,14 milyar, tumbuh selama 8 tahun 64,32 % atau ratarata 1.605,14 milyar (8,04 %) setiap tahun. Hal tersebut ditunjukkan oleh Tabel 3. Penghalang pembangunan bagi negara yang sedang berkembang adalah kurangnya modal. Pembentukan modal merupakan kunci keberhasilan bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, penanaman modal biasanya disebut dengan ivestasi. Investasi sangat dibutuhkan untuk pembangunan dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi di suatu negara. Berdasarkan data BPS Provinsi Bali tahun 2013 perkembangan investasi di Provinsi Bali, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing dalam delapan tahun terakhir mengalami peningkatan, untuk investasi dalam negeri naik dari 66,14 milyar tahun 2004 menjadi 7.594,04 milyar tahun dengan menyerap tenaga kerja dari 269 orang tahun 2004 orang menjadi 5.525 orang tahun, sedangkan investasi asing dalam periode yang sama naik dari 952 milyar tahun 2004 menjadi 4.478,77 milyar tahun dengan menyerap tenaga kerja 2.398 orang tahun 2004 menjadi 3.534 orang tahun. Bank Umum Swasta Nasonal merupakan lembaga keuangan dimana kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan 92 I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan...

kembali kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Tabel 3 Perkembangan PDRB Regional Provinsi Bali Menurut Penggunaan Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2000 dari Tahun Tahun PDRB (Milyaran Rupiah) 19.963,24 21.072,44 22.184,68 23.497,05 24.900,57 27.290,94 28.882,49 30.757,78 32.804,38 Pertumbuhan (%) 2004 2005 5,56 2006 5,28 2007 5,92 5,97 9,60 5,83 6,49 6,65 Investor mempunyai beberapa pilihan untuk memperoleh penghasilan dari investasinya tersebut, bisa berupa tabungan baik dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing, atau pembelian suratsurat berharga dan juga dalam pembelian sahamsaham pada perusahaan. Tabungan yang di impun oleh bank juga ditujukan untuk membiayai investasi para investor. Tabungan khususnya deposito berjangka yang diimpun oleh Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan, seiring meningkatnya pendapatan masyarakat Bali yang ditunjukkan oleh meningkatnya PDRB Provinsi Bali. Besarnya tabungan deposito berjangka dalam bentuk rupiah dan valas yang diimpun oleh Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali dalam delapan tahun dari tahun 2004 yang besarnya 1.951.109 jutaan rupiah meningkat menjadi 6.400.866 jutaan rupiah tahun, kecuali tahun mengalami penurunan 4,52 %, sedangkan kenaikan tertinggi pada tahun yaitu 33,57 % (Tabel 4). Tabel 4 Deposito Berjangka dalam Bentuk Rupiah dan Valuta Asing yang Dihimpun Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 Tahun 2004 2005 2006 2007 Besarnya Deposito Berjangka (Jutaan Rp) 1.951.109 2.380.636 3.084.208 3.115.004 4.160.570 4.567.991 4.361.615 5.815.002 6.400.866 Pertumbuhan (%) 22,01 29,55 1,00 33,57 0,98 4,52 3,28 10,08 Besarnya deposito berjangka khususnya dalam bentuk valuta asing sangat dipengaruhi oleh kurs dolar Amerika Serikat (AS) karena penabung yang mendepositokan uangnya sebagian besar dalam bentuk dolar Amerika Serikat, karena kurs dolar AS relatif lebih stabil dibandingkan dengan valuta asing lainnya. Kurs Dolar AS dalam delapan tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun besarnya berfluktuasi yaitu seperti tabel 5. Tabel 5 Kurs Ratarata Dolar Amerika Serikat di Provinsi Bali Tahun 2004 Tahun 2004 2005 2006 2007 Kurs Dollar AS (Rp) 8.790 9.212 9.141 9.127 9.694 10.305 9.038 8.808 9.388 Pertumbuhan (%) 4,80 0,77 0,15 6,21 6,30 12,30 2,54 6,58 Analisis regresi linear berganda Hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Adapun rangkuman dari hasil pengolahan data tersebut terlihat pada Tabel 6. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret 2014 93

Tabel 6 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Metode Full Regression Variabel Bebas Koefisien Regresi t Sig Konstanta 5.362.532,409 3,465 0,01 3 PDRB (X1) Kurs Dolar AS (X2) 345,457 61,999 19,468 0,370 Koefisien (R 2 ) F ratio Signfikansi determinasi = 0,985 = 196,330 = 0,000 Sumber : Hasil Perhitungan 0,00 0 0,72 4 Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat dibuat satu persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 5.362.532,409 + 345,457 X 1 + 61,999 X 2 Hasil dari persamaan regresi linear berganda di atas menunjukkan arah pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masingmasing variabel bebasnya. Koefisien regresi b 1 dan b 2, bertanda positif berarti variabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat mempunyai pengaruh yang searah terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 s/d. Untuk melihat bermakna tidaknya pengaruh masingmasing faktor tersebut, maka perlu dilakukan pengujian baik secara parsial maupun simultan pengaruh faktorfaktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Intercept Intercept dalam penelitian ini diperoleh sebesar 5.362.532,409. Ini berarti, apabila nilai X 1 (PDRB) dan X 2 (kurs dolar Amerika Serikat) masingmasing sebesar nol, maka besarnya Y (deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali) adalah sebesar Rp 5.362.532.409.000,. 2. PDRB Koefisien regresi X 1 sebesar 345,457 berarti bahwa apabila PDRB naik sebesar satu milyar rupiah maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat ratarata sebesar 345,457 jutaan rupiah atau Rp 345.457.000, dengan asumsi tenaga kurs dolar AS konstan. 3. Kurs dolar Amerika Serikat Koefisien regresi X 2 sebesar 61,999 berarti bahwa apabila kurs dolar AS naik sebesar satu rupiah, maka deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali akan meningkat ratarata sebesar 61,999 jutaan rupiah atau Rp 61. 999.000, dengan asumsi investasi konstan. Uji hipotesis pertama (Uji t) Uji parsial atau uji t digunakan untuk menguji pengaruh masingmasing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). Dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui signifikan tidaknya pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap varibel terikat. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali diterima atau ditolak. Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingan signifikansinya pada tahap nyata 5 %. 1. Pengaruh PDRB (X 1) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004. Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa untuk variabel PDRB, nilai t hitung sebesar 19,468 dan signifikasinya adalah sebesar 0,000. Angkaangka ini memberikan arti bahwa PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau 19,468 > 1,943 atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05. 2. Pengaruh kurs dolar Amerika Serikat (X 2) terhadap deposito berjangka dalam rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004 Dengan melihat Tabel 6 diketahui bahwa untuk variabel kurs dolar Amerika Serikat nilai t hitung sebesar 0,370 dan signifikasinya adalah sebesar 0.724. 94 I Made Hary Kusmawan, I Wayan Suarbawa, Ni Luh Putu Budiari, Pengaruh PDRB dan...

Sedangkan t tabel diperoleh sebesar 1,943. Angkaangka ini memberikan arti bahwa kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali Tahun 2004, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05. 3. Uji hipotesis secara bersamasama (uji F) Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai F tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 5,14, ternyata F ratio (196,330) lebih besar dari F tabel. Begitu juga kalau dilihat dari nilai signifikasinya yaitu sebesar 0.000 berarti lebih kecil daripada 5% atau 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabelvariabel PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan atas pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. PDRB mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel (19,468 > 1,943) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05. 2. Kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,370 < 1,943) atau signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05. 3. PDRB dan kurs dolar Amerika Serikat secara serempak atau bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deposito berjangka ruipah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali. Swasta Nasional di Provinsi Bali, karena F hitung lebih besar dari F tabel (196,330 > 5,14) atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05.. Saran Berdasarkan simpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Mengingat PDRB berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, maka langkahlangkah untuk meningkatkan pendapatan daerah (PDRB) perlu dilakukan melalui pengembangan berbagai sektor andalan di Provinsi Bali, khususnya dalam bidang pertanian dan pariwisata. 2. Walaupun kurs dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka rupiah dan valas pada Bank Swasta Nasional di Provinsi Bali, tetapi pemerintah hendaknya tetap menjaga kestabilan kurs valuta asing. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Propinsi Bali. 2013. Bali Dalam Angka Tahun 2013. Denpasar: BPS Provinsi Bali. Bank Indonesia. 2007. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Bank Indonesia. 2013. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan III. Sadono Sukirno, 2000, Makro Ekonomi Modern Edisi 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 11 No. 1 Maret 2014 95