I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION KOTA SUKABUMI SKRIPSI DANI SETIAJI A

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN oleh bapak Kuswandi (alm.), dengan status pemilikan pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Bakpia Pathok 25 ingin menjadikan produknya sebagai market leader. bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang ada.

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Timur dan Tenggara. Negara-negara dengan sebutan Newly Industrializing Countries

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mendorong perkembangan di segala

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

I PENDAHULUAN. Industri Minuman Tahun

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi konsumen. juga teknologi (Ferrell, Hirt, & Ferrell, 2011).

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

I. PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tersebut diharapkan dapat memberikan trickle down effect yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan saat ini mereka hanya tinggal memilih dan membeli berbagai. bias dilihat dari segi kemasan, isi maupun rasanya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen yang diperlukan dalam memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. macam jenis, mutu, dan bentuk, dimana keseluruhan tersebut ditujukan untuk

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara perusahaan dengan pelanggan secara langsung. Hal ini menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%)

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Fungsi tersebut dapat dilihat dari segi sosial,

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini persaingan dunia bisnis semakin ketat dengan adanya

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dicoba ada di Indonesia mulai dari makanan tradisional, chinese food,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

III. METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

Statistik KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2006 sebesar 1,27 persen. Pada periode 2006-2007, sekitar 97,3 persen tenaga kerja Indonesia bekerja pada sektor UKM. Pada periode yang sama, jumlah pelaku usaha yang bergerak di sektor UKM mengalami peningkatan sebesar 2,18% dari 48.779.151 usaha pada tahun 2006 menjadi 49.840.489 usaha pada tahun 2007 (Tabel 1). Tabel 1 Perkembangan Jumlah Pelaku Usaha Menurut Skala Usaha Tahun 2006-2007 No SKALA USAHA Jumlah (Unit) Perkembangan Tahun 2006 Tahun 2007 JUMLAH (%) 1 Usaha Mikro 46.746.567 47.702.310 955.743 2,04 2 Usaha Kecil (UK) 1.917.897 2.017.826 100.029 5,22 3 Usaha Menengah (UM) 114.687 120.253 5.566 4,85 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 48.779.151 49.840.489 1.061.338 2,18 4 Usaha Besar (UB) 4.398 4.527 129 2,93 JUMLAH 48.783.549 49.845.016 1.061.467 2,18 Sumber: Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah (2007) Peningkatan jumlah unit usaha skala kecil dan menengah turut memberikan kontribusi sebesar Rp 2.121,3 triliun atau 53,6 persen dari total PDB Indonesia yang mencapai Rp 3.957,4 triliun pada tahun 2007. Upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan dievaluasi perkembangannya baik dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan produk domestik bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja,

ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui pembentukan modal tetap bruto (investasi). Pemberdayaan UKM menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya 1. Salah satu sektor ekonomi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menjadi perhatian pemerintah adalah sektor industri pengolahan makanan. Usaha di bidang makanan sebagai bagian dalam rangkaian sistem agribisnis memberikan peluang yang besar kepada pelaku usaha yang ingin bergerak di bidang ini. Karena peningkatan kebutuhan makanan bergerak positif searah dengan peningkatan jumlah penduduk. Salah satu kota dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah Kota Sukabumi. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah penduduk Kota Sukabumi sebesar 8 persen pada periode tahun 2004-2007 dari 278.418 jiwa menjadi 300.694 jiwa (Tabel 2). Tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi ditambah lokasi Kota Sukabumi yang strategis, diapit oleh dua kota besar yaitu Jakarta dan Bandung menjadikan Kota Sukabumi sebagai peluang bisnis yang sangat potensial. Salah satu peluang usaha yang dapat dikembangkan adalah usaha pengolahan makanan baik yang masih bersifat tradisional maupun yang sudah modern, karena kebutuhan manusia akan makanan senantiasa bertambah sepanjang waktu. Kondisi ini memungkinkan bagi usaha makanan termasuk usaha makanan selingan untuk terus berkembang. 1 Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2006-2007. http://www.depkop.go.id/ diakses tanggal 23 Maret 2009 2

Tabel 2 Jumlah Penduduk Jawa Barat Tahun 2004-2007 No /Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Tahun Tahun Tahun Tahun (%/tahun) 2004 2005 2006 2007 1 Bogor 3.945.411 4.100.934 4.216.186 4.316.236 9,4 2 Sukabumi 2.210.091 2.224.993 2.240.901 2.258.253 2,1 3 Cianjur 2.079.306 2.098.644 2.125.023 2.149.121 3,3 4 Bandung 4.002.290 4.263.934 4.399.128 3.038.038-2,4 5 Garut 2.260.478 2.321.070 2.375.725 2.429.167 7,4 6 Subang 1.406.976 1.421.973 1.441.191 1.459.077 3,7 7 Majalengka 1.184.760 1.191.490 1.197.994 1.204.379 1,6 8 Kota Bogor 833.523 844.778 855.846 866.034 3,9 9 Kota Sukabumi 278.418 287.760 294.646 300.694 8,0 10 Kota Depok 1.353.249 1.373.860 1.393.568 1.412772 4,4 11 Kota Bandung 2.290.464 2.315.895 2.340.624 2.364.312 3,2 12 Kota Tasikmalaya 579.128 594.158 610.456 624.478 7,8 13 Kota Banjar 166.868 173.576 177.118 180.744 8,3 Jumlah 22.590.962 23.213.065 23.668.406 24.103.305 6,7 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (2007) Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi telah lama membina UKM di bidang makanan. Salah satu dari beberapa usaha makanan yang layak untuk dikembangkan adalah usaha moci. Produk moci sebagai salah satu makanan khas Kota Sukabumi digemari oleh masyarakat baik dari dalam maupun luar Kota Sukabumi. Moci seringkali dijadikan pilihan utama masyarakat yang datang dari luar kota ataupun warga Kota Sukabumi yang akan bepergian dan menginginkan sesuatu yang bisa dijadikan oleh-oleh. Hal ini yang membuat usaha moci terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Data Pemerintah Kota Sukabumi mencatat, sedikitnya terdapat 10 produsen kue moci menjalankan usahanya di kota ini (Tabel 3). PD Kaswari Lampion merupakan pelopor berkembangnya moci di Kota Sukabumi yang harus 3

bersaing dengan perusahaan sejenis agar tetap mampu melangsungkan proses produksinya. Karena hanya perusahaan dengan daya saing yang tinggi dan mampu berproduksi secara efisien yang mampu bertahan. Tabel 3 Produsen Kue Moci di Kota Sukabumi Tahun 2008 No Nama Perusahaan 1 PD. Kaswari Lampion 2 Happinnes 3 Berkah 4 Rejeki 5 Otista 6 PD. Moci 7 Moci Arjuna 8 Mandiri 9 Bakat Jaya I 10 Bakat Jaya II Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi (2009) Persaingan yang terjadi diantara perusahaan yang sejenis umumnya meliputi persaingan untuk mendapatkan pelanggan, persaingan dalam kegiatan produksi, dan persaingan dalam mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik agar perusahaan mampu menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan, serta perusahaan dapat memperoleh tujuan yang diharapkan yaitu keuntungan. 1.2 Perumusan Masalah PD Kaswari Lampion merupakan salah satu usaha makanan selingan di Kota Sukabumi yang memproduksi moci dengan merek moci Kaswari Lampion. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1983 dan merupakan pelopor berkembangnya moci di Kota Sukabumi. Keberadaan moci yang sudah dikenal luas oleh sebagian besar masyarakat baik dari dalam kota maupun luar kota Sukabumi mengakibatkan bermunculannya pelaku usaha baru yang bergerak di bidang usaha 4

ini (Tabel 4). Perusahaan baru tersebut menawarkan moci dengan harga yang lebih murah, kemasan yang lebih menarik, dan lokasi toko yang lebih strategis. Tabel 4 Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha Moci di Kota Sukabumi Tahun Jumlah Pelaku Usaha Moci Peningkatan (%) 2000 5-2002 6 20 2004 8 33 2006 8-2008 10 25 Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi (2009) Kemunculan perusahaan baru ini perlu direspon secara serius karena pihak PD Kaswari Lampion merasakan adanya ancaman seiring dengan penambahan jumlah pesaing dalam perebutan pangsa pasar, dan pihak perusahaan merasa konsumennya perlahan-lahan digerogoti oleh para pesaingnya. Sejauh ini, PD Kaswari Lampion telah melakukan diferensiasi produk seperti variasi rasa dan pengembangan moci jenis baru yaitu moci kulit wijen serta penambahan daya tarik dengan perbaikan kemasan produk. Akan tetapi, pihak perusahaan merasa masih belum memenuhi apa yang diinginkan konsumen atas produk moci yang mereka harapkan. PD Kaswari Lampion mempunyai konsumen yang beragam, diduga mereka mempunyai preferensi dan persepsi yang berbeda terhadap atribut kualitas produk moci Kaswari Lampion. Sehingga dalam upaya memahami keinginan konsumennya, perlu diadakan survei kepuasan konsumen agar pihak PD Kaswari Lampion mengetahui sejauh mana atribut-atribut produknya memiliki kinerja yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan perusahaan dapat memperbaiki atribut yang kinerjanya dirasa kurang oleh konsumen. 5

Apabila konsumen merasa puas terhadap produk moci Kaswari Lampion beserta pelayanan yang ditawarkan, maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang. Sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas mereka akan menolak untuk melakukan pembelian lebih lanjut terhadap produk tersebut. Ketika konsumen telah mendapatkan kepuasan dan melakukan pembelian ulang akan memungkinkan timbulnya rasa loyal konsumen terhadap produk yang bersangkutan. Bhote diacu dalam Utari (2007) menegaskan bahwa kepuasan pelanggan saja belumlah cukup, tapi harus dibarengi pula dengan loyalitas pelanggan. Hal ini tentu saja akan menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang karena konsumen yang loyal akan merekomendasikan moci Kaswari Lampion kepada orang lain sehingga memungkinkan datangnya pelanggan baru. Selain itu, analisis mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu produk dan tingkat loyalitas dapat digunakan untuk melengkapi strategi pemasaran yang disusun perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik konsumen Moci Kaswari Lampion? 2. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen Moci Kaswari Lampion? 3. Bagaimana kepuasan konsumen terhadap atribut produk Moci Kaswari Lampion? 4. Bagaimana loyalitas konsumen Moci Kaswari Lampion? 6

1.3 Tujuan Penelitian untuk : Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan 1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen Moci Kaswari Lampion. 2. Mengidentifikasi proses keputusan pembelian konsumen Moci Kaswari Lampion 3. Menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut produk Moci Kaswari Lampion. 4. Menganalisis loyalitas konsumen Moci Kaswari Lampion. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Pengusaha khususnya pelaku usaha moci Kaswari Lampion, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu produk dan perusahaan mendapatkan gambaran kondisi pelanggannya saat ini. 2. Penulis, sebagai bahan tambahan pengalaman dalam menganalisis permasalahan di bidang perilaku konsumen, khususnya kepuasan dan loyalitas konsumen juga sebagai sarana latihan dalam menerapkan teoriteori yang telah diperoleh selama kuliah khususnya materi perilaku konsumen. 3. Pihak akademis, diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau sumber informasi penelitian lebih lanjut. 7

1.5 Ruang Lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian konsumen, analisis tingkat kepuasan, dan tingkat loyalitas konsumen atas moci Kaswari Lampion. Rekomendasi yang dirumuskan pada penelitian ini mengacu pada hasil analisis metode Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA), dan Piramida Loyalitas. 8