Peran Perempuan Pada Upaya Penganekaragaman Pangan Di Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

KUESIONER PENELITIAN

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU. Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1)

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI : FAKTOR PENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 19 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR: 19 TAHUN 2007 TENTANG

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

Bab 1.Pengenalan MP ASI

DAMPAK PROGRAM KRPL (KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI) TERHADAP POLA PANGAN HARAPAN (PPH) ABSTRAK

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

SMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita :

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, dkk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

Written by Dr. Brotosari Saturday, 19 September :24 - Last Updated Sunday, 06 August :16

Transkripsi:

16 INOVASI, Volume XVIII, mor 2, Juli 2016 Peran Perempuan Pada Upaya Penganekaragaman Pangan Di Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan Diah Tri Hermawati dan Dwi Prasetyo Email : diah_triuwks@yahoo.co.id Fakultas Teknik Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ABSTRAK Terdapat kecenderungan pola pangan masyarakat di Indonesia masih sangat belum beragam, bergizi, berimbang dan aman. Dari hasil kajian yang dilaksanakan oleh BPS dan BAPPEDA kabupaten Lamongan pada tahun 2010 menunjukkan Neraca Bahan Pangan (NBP) adalah 80,15 dimana 66 adalah karbohidrat. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat di kabupaten Lamongan masih relative tinggi. Selama ini di Indonesia, perempuan berperan sebagai penanggung jawab pada pemenuhan gizi keluarga. Apabila perempuan tidak memiliki pengetahuan tentang gizi maka dapat menyebabkan kekurangan gizi di keluarga tersebut. Di kabupaten Lamongan dilaksanakan Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani dalam memanfaatkan pekarangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, kegiatan yang dilaksanakan oleh perempuan dalam pemenuhan gizi keluarga telah dilaksanakan oleh perempuan dengan lebih baik karena adanya program P2KP, tetapi Pemda harus lebih meningkatkan sosialisasi pada pentingnya gizi bagi keluarga. Makanan yang dikonsumsi oleh keluarga telah memenuhi susunan Pola Pangan Harapan (PPH), karena pangan hewani dapat terpenuhi oleh ikan. Peningkatan jumlah usaha pengolahan pangan khas daerah berbasis tepung-tepungan dan penyediaan pangan sumber karbohidrat dari bahan pangan lokal sudah tercapai. Peningkatan motivasi, partisipasi wanita dalam penganekaragaman konsumsi pangan telah dapat diwujudkan tetapi masih relative kecil, hanya sebagian saja dan Gerakan menumbuhkan Rumah Tangga Lestari pada kawasan P2KP berbasis sumber daya local masih belum dapat terwujud tetapi masyarakat di daerah penelitian telah memiliki lahan pekarangan yang ditanami sayur-sayuran. Kata kunci : Pemberdayaan perempuan, penganekaragaman pangan. Pendahuluan Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan rumah tangga yang tercemin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkaunya. Untuk mencapai ketahanan pangan pada masyarakat maka perlu dipastikan bahwa di kota atau kabupaten telah berjalan sistem ketahanan pangan. Pada subsistem penganekaragaman pangan, maka di kota atau kabupaten harus tersedia pangan yang bergizi, aman dan bermutu baik. Selama ini di Indonesia, perempuan sebagai penanggung jawab pelaksana dari pemenuhan gizi keluarga, perempuan diberi tanggung jawab yang besar untuk menyediakan makanan di keluarganya, apabila perempuan tidak memiliki pengetahuan tentang gizi maka dapat menyebabkan kekurangan gizi di keluarga tersebut, tidak hanya gizi tetapi pangan bagi keluarga harus berimbang dan aman. Karena fakta inilah maka di kabupaten Lamongan dilaksanakan Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani dalam memanfaatkan pekarangan. Pemberdayaan Kelompok Tani

Diah, Peran Perempuan Pada Upaya Penganekaragaman Pangan Di Kecamatan Maduran 17 dalam memanfaatkan pekarangan masuk pada Program Percepatan Konsumsi Pangan (P2KP). Tujuan penelitian adalah: (1). Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan oleh perempuan dalam pemenuhan gizi keluarga. (2). Untuk mengetahui makanan yang dikonsumsi oleh keluarga, apakah telah memenuhi susunan Pola Pangan Harapan (PPH). (3). Untuk mengetahui apakah telah terjadi peningkatan jumlah usaha pengolahan pangan khas daerah berbasis tepung-tepungan dan penyediaan pangan sumber karbohidrat dari bahan pangan lokal. (4). Untuk mengetahui gerakan menumbuhkan Rumah Pangan Lestari pada kawasan P2KP berbasis sumber daya lokal. Metode Penelitian Lokasi penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja di kecamatan Maduran, kabupaten Lamongan karena tempat tersebut telah memiliki inovasi untuk meningkatkan konsumsi pangan yang beranekaragam. Penganekaragaman pangan tersebut dengan memberdayakan perempuan melalui Program Percepatan Konsumsi Pangan (P2KP) dan dilaksanakan sejak tahun 2011. Disamping itu kecamatan Maduran adalah wilayah yang paling menonjol partisipasi perempuannya didalam kemampuannya mengelolah pekarangan dan menciptakan aneka ragam pangan. Teknik Pengambilan Sampel Di kecamatan Maduran, kabupaten Lamongan terdapat dua kelompok perempuan tani yakni kelompok tani Margo Rukun dan Mawar, dua kelompok tersebut berada di desa Pangean dan Duri Wetan. populasi dari kedua kelompok adalah 40 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling dengan asumsi peneliti ingin mengetahui ciri, sifat atau karakter dari para perempuan pada saat pengelolaan pekarangan dan menganekaragamkan pangan bagi keluarganya. Adapun sampel yang diambil adalah 25 orang. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden, alat yang digunakan questioner. Sedangkan data sekunder didapatkan dari data statistik daerah penelitian dan Instansi terkait (Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan BPS kabupaten Lamongan). Hasil Penelitian dan Pembahasan Kegiatan yang dilaksanakan oleh perempuan dalam pemenuhan gizi keluarga Perempuan di lokasi penelitian umumnya menyiapkan makanan untuk keluarga mulai pukul 04.00-0.500. Bagi responden yang memiliki kulkas, menggunakan bahan yang telah disimpan di dalam kulkas untuk dimasak esok nya. Rata-rata perempuan di daerah penelitian mendapatkan beras dari sawah sendiri. Pada pemilihan menu masakan yang akan dihidangkan pada keluarga semuanya dilaksanakan oleh perempuan (ibu rumah tangga), sehingga peran perempuan pada pemenuhan gizi sangat nyata. Di daerah penelitiam terdapat beberapa perempuan yang telah menyusun menu, sehingga tidak perlu memikirkan menu untuk setiap, karena menyusun menu untuk seminggu akan memudahkan perempuan memasak dan menghidangkan makanan bagi keluarganya. Terdapat juga perempuan yang tidak memasak untuk sarapan pagi karena alasan sibuk menyiapkan keperluan suami dan anak-anak maka membeli bahan makanan jadi seperti nasi pecel. Konsumsi Pangan Keluarga dan Pemenuhan Pola Pangan Harapan (PPH) seluruhnya berjumlah 25 orang mengkonsumsi beras, hal ini dikarenakan sudah tradisi turun temurun. Adapun konsumsi rata-rata per adalah 0,94 kg sedangkan 7 responden juga mengkonsumsi jagung rata-rata per 0,325 kg. Jenis Padi Padian Konsumsi (Kg) (Kg) 1 Beras 25 orang 100 0.94 2 Jagung 7 orang 28 0,325 Tabel 1. Konsumsi Padi-Padian

18 INOVASI, Volume XVIII, mor 2, Juli 2016 Menurut standart nasional PPH, idealnya perkapita per dibutuhkan energy 2.000 kkal, yang komposisinya 50 padi-padian, 5 umbi-umbian, 20 pangan hewani, 10 minyak dan lemak, 2 buah atau biji berminyak, 2 kacang-kacangan, 8 gula, 5 sayur dan buah, 3 lain-lain. Pemenuhan konsumsi ideal ini dinyatakan nilainya dengan angka 100 pada skor PPH. Kemudian berdasarkan data sensus BPS tahun 2012, secara nasional jumlah energi dari konsumsi pangan baru mencampai 1.853 kkal/kap/ dengan tingkat skornya pemenuhan PPH 75,4. Jenis Umbi Umbian yang di Konsumsi (Kg) (Kg) 1 Ubi kayu 19 76 1 2 Ubi jalar 12 48 1,5 3 Talas 18 72 0,5 4 Gembili 6 24 0,5 5 Kentang 6 24 0,25 Tabel 2. Konsumsi Umbi-Umbian Untuk pangan umbi-umbian sudah memenuhi syarat yakni lebih dari 5 karena idealnya mengkonsumsi umbi-umbian 5 dari komposisi jenis makanan. Di daerah penelitian yang paling banyak dikonsumsi adalah umbi kayu yaitu sebanyak 19 orang. Sedangkan yang paling sedikit dikonsumsi adalah gembili dan kentang yaitu sebanyak 6 responden. Di lokasi penelitian kentang digunakan untuk lauk pauk yakni dibuat lauk perkedel. Jenis Pangan Hewani dan Konsumsi (Kg) (Kg) 1 Daging 2 8 0,25 2 Telur 8 32 0,50 3 Susu 3 12 0,25 4 Ikan 25 100 0,50 5 Ayam 20 80 0,25 Tabel 3. Konsumsi Pangan Hewani Masyarakat di lokasi penelitian relatif kecil dalam mengkonsumsi pangan hewani daging yaitu sebanyak 2 responden saja dengan ratarata 25. Sedangkan responden yang paling banyak mengkonsumsi pangan hewani jenis ikan yaitu sebanyak 25 responden dengan rata-rata 50. Dari data ini jelas bahwa masyarakat di lokasi penelitian dalam mengkonsumsi pangan hewani sudah melebihi standart nasional PPH yaitu lebih dari 20 komposisi jenis makanan. Jenis Konsumsi Minyak dan Lemak (Liter) 1 Minyak sawit 25 100 0,03 Tabel 4. Konsumsi Minyak dan Lemak Pemakaian minyak sawit dengan cara membeli sebanyak 2 liter dan dapat dimanfaatkan selama seminggu. Fungsi lemak yaitu sebagai sumber energy bahan baku hormone, membantu transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu serta pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. Dalam saluran pencernaan, lemak dan minyak akan lebih lama berada di dalam lambung dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, demikian juga proses penyerapan lemak yang lebih lambat dibandingkan unsur lainnya. Oleh

Diah, Peran Perempuan Pada Upaya Penganekaragaman Pangan Di Kecamatan Maduran 19 karena itu makanan yang mengandung lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak. Dari hasil penelitian menunjukkan konsumsi lemak masih relative sedikit yaitu rata-rata konsumsi 3 dari komposisi jenis makanan. Jebis Buah dan Biji Berlemak (Kg) 1 Santan Buatan 5 20 0,02 2 Santan Kelapa 25 100 0,05 Tabel 5. Konsumsi Buah dan Biji Berlemak Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden, yakni 25 orang selalu menggunakan minyak sawit untuk menggoreng tempe, tahu, ikan, ayam dan bahan makanan lainnya. Perempuan di daerah penelitian tidak menyukai santan buatan, mereka lebih menyukai santan yang dibuat sendiri dari kelapa asli. Masyarakat menganggap bahwa mengkonsumsi lemak berbahaya bagi tubuh sehingga hanya menggunakan biji berminyak relatif kecil, selain memang terdapat tradisi masyarakat lebih menyukai makanan sayur. Tetapi kalau lemak yang digunakan adalah lemak tak jenuh maka akan baik bagi tubuh. Jenis Kacang Kacanga (Kg) Jenis kacang-kacangan yang dikonsumsi masyarakat adalah kedelai, kacang hijau, kacang tanah, olahan kacang-kacangan seperti tahu dan tempe. Masyarakat menggunakan kedelai untuk dicampur pada makanan atau untuk digunakan sebagai bahan peyek. Kacang tanah biasanya digunakan untuk membuat sambel pecel 1 Gula pasir 25 100 14,3 2 Gula Merah 12 48 0,04 Tabel. 7. Konsumsi Gula 1 Kedelai 6 24 0,2 2 Kacang Hijau 20 80 0,25 3 Kacang Tanah 19 76 0,25 4 Tempe 25 100 0,25 5 Tahu 25 100 0,25 Tabel 6. Konsumsi Kacang-Kacangan Jenis Gula (Gram) Takaran gula yang ideal bagi tusbuh adalah 100 kalori per atau setara 6 sendok the (25 gr). Dari hasil penelitian ternyata konsumsi gula masyarakat di daerah penelitian masih relative kecil yakni Cuma 14,3gr. Konsumsi gula merah juga relative kecil yakni cuma 0,04 gr saja, karena masyarakat menggunakan gula merah untuk keperluan membuat bumbu untuk makan rujak dan untuk membuat bubur. Dari hasil penelitian ini maka perlu digali lagi resepresep yang dapat menggunakan gula merah tidak hanya untuk dibuat bumbu rujak dan bubur saja. Sehingga masyarakat dalam mengkonsumsi gula tidak mengandalkan gulai pasir saja. Jenis Sayur Sayuran (Kg)

20 INOVASI, Volume XVIII, mor 2, Juli 2016 1 Bayam 13 52 2 Wortel 16 64 3 Kacang tanah/ kacang panjang 23 92 4 Brokoli 10 40 5 Sawi 8 32 6 Kangkung 23 92 Tabel. 8. Konsumsi Sayur Sayur-sayuran banyak sekali mengandung vitamin dan mineral yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Di daerah penelitian masyarakatnya sudah mengkonsumsi sayursayuran dengan berbagai jenis antara lain: bayam, wortel, kacang tanah, kacang panjang, brokoli, sawi dan kangkung. Masyarakat di daerah penelitian mengkonsumsi sayuran yang banyak ditanam di lahan dekat sawah miliknya. Di daerah penelitian, jumlah responden yang paling banyak mengkonsumsi kacang tanah, kacang panjang dan kangkung yaitu sebanyak 92 dari jumlah responden (23 orang), hal ini disebabkan karena jenis tanaman tersebut yang paling banyak ditanam. Jenis Buah Buahan (Kg) 1 Pepaya 12 48 2 2 Pisang 14 56 1 3 Mangga 9 36 1 4 Jeruk 3 12 0,5 5 Apel 2 8 0,5 Tabel 9. Konsumsi Buah Buah-buahan juga banyak mengandung vitamin dan mineral sehingga sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia. Di daerah penelitian, responden mengkonsumsi buah pepaya, pisang, manga, jeruk dan apel. Paling banyak responden mengkonsumsi pisang yaitu sebanyak 56 responden (14 orang). Hal ini disebabkan karena buah pisang selain harganya relatif murah juga disukai masyarakat setempat. Jenis bahan bahan lain (Liter) 1 Kopi 20 80 1 sachet 2 Teh 19 76 0,5 sachet 3 Sirup 6 24 5 sendok 4 Vetsin 25 100 1 sachet 5 Susu (cereal) 1 4 1 6 Juice 1 4 2 gelas Tabel 10. Konsumsi Bahan-Bahan Lain Pengertian bahan lain adalah kopi, teh, susu, vetsin, sereal dan juice yang bisa menjadi bahan pelengkap bagi makanan pokok. Ratarata masyarakat mengkonsumsi teh dan kopi. yang mengkonsumsi kopi sebanyak 20 orang (80), sedang responden yang mengkonsumsi teh sebanyak 19 orang (76). Penggunaan vetsin bagi semua respobden di daerah penelitian telah menjadi keharusan untuk pelengkap makanan. Hal ini sebetulnya perlu untuk diperhatikan agar masyarakat mengerti bahwa vetsin yang digunakan secara berlebihan akan berbahaya bagi kesehatan. Sirup jarang dikonsumsi karena dianggap mewah, begitu juga dengan cereal dan juice. Program Percepatan Konsumsi Pangan (P2KP) dan Peningkatan Usaha Pangan Khas Daerah Berbasis Tepung-

Diah, Peran Perempuan Pada Upaya Penganekaragaman Pangan Di Kecamatan Maduran 21 Tepungan dan Penyediaan Pangan Sumber Karbohidrat dari Bahan Pangan Lokal Dari Program Percepatan Konsumsi Pangan (P2KP) di lokasi penelitian muncul beberapa usaha yang dilaksanakan oleh ibu-ibu. Usaha tersebut berupa tepung ubi kayu diolah menjadi tepung MOCAF (Modificasi Cassava Flour) karena Pemda kabupaten Lamongan memberikan bantuan alat penepung. Dengan alat penepung tersebut ibu-ibu bersama-sama mengolah ubi kayu yang ditanam menjadi tepung dan selanjutnya diolah menjadi berbagai macam kue, seperti kue brownis, berbagai jenis jajan pasar dan krupuk. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang ada di daerah penelitian memiliki motivasi yang meningkat, hal ini tidak terlepas dari peran Fasilitator Lapangan yakni Penyuluh Pertanian. Penyuluh Pertanian mengajak kelompok tani untuk membuat produk olahan seperti, krupuk dan tepung MOCAF yang dititipkan pada toko, juga dijual pada saat pameran. Gerakan Menumbuhkan Rumah Pangan Lestari pada Kawasan P2KP Berbasis Sumber Daya Lokal Ketersediaan pangan bagi rumah tangga sangat penting, selain tersedia juga beranekaragam jenis makanan yang dikonsumsi. Sehingga hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke waktu. Ke depan, setiap rumah tangga diharapkan mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki, termasuk pekarangan dalam menyediakan pangan bagi keluarga. Kementerian Pertanian menginginkan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Apabila RPL dikembangkan dalam skala luas berbasis dusun (kampung), desa atau wilayah lain yang memungkinkan penerapan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Selain itu, KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah dan lainnya), lahan terbuka hijau serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Di lokasi penelitian Rumah Pangan Lestari tidak berjalan dengan baik karena kurangnya sosialisasi dan responden hanya diberi bibit tetapi tidak diberi arahan mengenai menanam dan merawat tanaman tersebut dengan baik sehingga tanaman yang ditanam itu tidak bisa tumbuh dengan baik bahkan ada yang mati. Kesimpulan 1. Kegiatan yang dilaksanakan oleh perempuan dalam pemenuhan gizi keluarga telah dilaksanakan oleh perempuan dengan lebih baik karena adanya program P2KP. 2. Makanan yang dikonsumsi oleh keluarga telah memenuhi susunan Pola Pangan Harapan (PPH), karena pangan hewani dapat terpenuhi oleh ikan. 3. Peningkatan jumlah usaha pengolahan pangan khas daerah berbasis tepungtepungan dan penyediaan pangan sumber karbohidrat dari bahan pangan lokal sudah tercapai. 4. Peningkatan motivasi, partisipasi wanita dalam penganekaragaman konsumsi pangan telah dapat diwujudkan tetapi masih relative kecil hanya sebagian saja. 5. Gerakan menumbuhkan Rumah Pangan Lestari pada kawasan P2KP berbasis sumber daya lokal masih belum dapat terwujud. SARAN 1. Pemda setempat harus lebih meningkatkan sosialisasi pada pentingnya gizi bagi keluarga. 2. Pemda setempat harus lebih meningkatkan motivasi bagi wanita di daerah penelitian agar dapat menganekaragamkan konsumsi pangan sesuai susunan Pola Pangan Harapan. 3. Pemda setempat harus membuat gerakan menumbuhkan Rumah Pangan Lestari di daerah penelitian dengan sosialisasi dan arahan yang dapat dimengerti masyarakat setempat. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2003. Survey Sosial Ekonomi (SUSENAS), 2007. Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Lamongan 2006.

22 INOVASI, Volume XVIII, mor 2, Juli 2016, 2009. Petunjuk Teknis Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)., 2011. Kebijakan Umum Pangan 2012-2014, Dewan Ketahanan Pangan, Jakarta. Anonim, 2011. Laporan Tahunan tahun 2012 Dewan Ketahanan Pangan. Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan, Jakarta., 2011. Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2010-2014. Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, Jakarta., 2012. Pedoman Pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun anggaran 2012. Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian. Albiner Siagian, 2010. Peran Perempuan dalam Peningkatan Ketahanan Pangan Keluarga. Diunduh paa tanggal 12 April 2013. Rosdiana Ramli, 2013. Peran Keluarga dalam Mencegah dan Penanggulangan Gizi Buruk. Diunduh pada tanggal 10 April 2013. Julia Brannen, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Laxy J. Moloeng, M.A, 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung.