Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN ASRAMA DAN KEGIATAN MAHASISWA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

USM DORMITORY ( PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIJAU )

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI KHUSUS PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK. Judul yang menjadi usulan proyek adalah Pengembangan Asrama Putra USU, yang memiliki pengertian sebagai berikut:

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

Komparasi Dimensi dan Perabot Ruang Tidur Rumah Pribadi dan Rumah Kost di Banjarbaru

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB II TINJAUAN HAKIKAT ASRAMA MAHASISWA PUTRI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. usaha dunia pendidikan semakin hari semakin meningkat yang mengakibatkan

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dapat menetap dalam jangka waktu lama. Setiap lingkungan tempat tinggal

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 2 DATA AWAL PROYEK

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

BAB II TINJAUAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB II URAIAN TEORITIS. lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi

BAB II TINJAUAN OBYEK STUDI

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Tahap terminasi: penghentian pelayanan dan rehabilitasi setelah residen di pandang mampu mandiri secara sosial ekonomi.

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

DIMENSI 1 KEBIJAKAN AKADEMIK

DESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP NIDN

dimanfaatkan bagi instansi/perusahaan umum yang akan menyelenggarakan kegiatan

Wawancara pengurus wisma ragunan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PROFIL BALAI SEKILAS BALAI. Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya Jl. Bukit Darmo Raya Surabaya Telp. (031) , Fax.

PKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU)

Teori-teori Tema Arsitektur perilaku a. Menurut Donna P. Duerk dalam bukunya yang berjudul Architectural Programming dijelaskan bahwa : that pe

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

LAMPIRAN 3 ANGKET KUESIONER RUMAH KOS IDAMAN MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Feri Susanty Spesial, Tahun 2007, 6). Populasi dan permintaan penduduk terhadap hunian yang semakin

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN PERSIAPAN UMROH DAN HAJI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi suatu prioritas tersendiri pada tiap-tiap negara.

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

JUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG

BAB II PROFIL INSTANSI

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 1 PRAMBANAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah bangunan tempat tinggal bagi orang orang yang bersifat homogen. Misalnya, asrama mahasiswa, asrama polisi, asrama haji, asrama putra, dan lain lain. Asrama mahasiswa adalah suatu lingkungan perumahan sebagai tempat tinggal mahasiswa, yang dalam perkembangan lebih lanjut, dimungkinkan memiliki sarana lingkungan untuk melengkapinya, seperti perpustakaan, pengadaan buku, kantin, olah raga dan sarana lainnya yang diperlukan yang dikelola oleh mahasiswa dalam bentuk koperasi. (Keputusan Presiden Nomor 40 1981, 2007) Menurut de Chiara (2001), perumahan untuk mahasiswa merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Institusi Akademik. Hasrat untuk menyediakan ruang bagi mahasiswa yang mewadahi kegiatan komputerisasi yang aktif, nyaman, dan adanya kesempatan bersosialisasi merupakan prioritas dari rencana Universitas dan Perguruan Tinggi. 2.2. Jenis Asrama Mahasiswa Menurut Ernest Neufert (1989), ukuran pondok siswa (asrama) dibedakan menjadi 4, yaitu: a) Pondok kecil mampu menampung 30 50 tempat tidur b) Pondok sedang menampung 40 100 tempat tidur c) Pondok besar menampung 100 125 tempat tidur d) Pondok sangat besar menampung 250 600 tempat tidur Terbesar mampu menampung 120 180, paling banyak 400 tempat tidur. Jumlah tempat tidur dihubungkan dengan jumlah tamu rata rata, sedang tempat tidur didesain dalam ukuran besar agar dapat menampung lebih banyak tamu. 13

Berdasarkan sistem pengelolaan, asrama dibagi menjadi 3 jenis (Kumalasari, 1989), yaitu: 1) Self contained; pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha dimana penghuni di dalamnya merupakan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang berdiri sendiri dan terlepas dari peraturan sebuah perguruan tinggi. Asrama ini lebih mementingkan segi sosial. 2) Komersial; pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebesar besarnya dengan harga sewa sesuai dengan lokasi dan fasilitas yang disediakan. 3) Bersubsidi; pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha, dimana demi kelangsungan operasionalnya mendapatkan subsidi. Terdapat dua macam asrama mahasiswa, yaitu bersubsidi sebagian dengan anggaran pengelolaan dibebankan sebagian kepada penyewa dan bersubsidi seluruhnya dengan anggaran pengelolaan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah, swasta, atau lembaga lainnya yang bertujuan meringankan beban mahasiswa. 2.3. Aspek Perilaku dalam Asrama Mahasiswa Dalam buku Designing Place for People, Deasy dan Lasswell (1985) mengulas lebih jauh mengenai aspek aspek perilaku manusia di dalam asrama. Asrama merupakan tipe dari perumahan yang sifatnya tetap dan memiliki karakter karakter yang khas. Biasanya suatu asrama selalu berhubungan dengan institusi pendidikan, khususnya pendidikan yang setingkat dengan universitas. Pada mulanya asrama merupakan tempat tinggal bagi orang orang yang tidak saling mengenal sehingga situasi demikian seringkali menjadi kesulitan bagi penghuninya. Dalam perencanaan asrama, pemikiran khusus seharusnya diberikan kepada masalah masalah yang berhubungan dengan sosialisasi dan individu yang bercampur di dalamnya dengan kebiasaan yang berbeda beda. Berikut ini aspek aspek perilaku di dalam asrama: 14

1) Keselamatan Pribadi (Personal Safety), di dalam asrama tidak lepas dari bahaya kriminal dan kekerasan, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: peraturan asrama yang kurang ketat dan kurangnya pertahanan desain bangunan asrama. 2) Hak teritorial antara institusi pemilik asrama dan penghuni asrama. Hak para penghuni walaupun bersifat sementara, bukan berarti tidak penting, karena mereka harus menaati peraturan peraturan yang telah ditetapkan bersama. Peraturan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan penghuni agar memiliki perasaan teritorial tempat tinggal mereka yang bersifat temporer (sementara). 3) Privacy sangat penting bagi penghuni asrama sebagaimana orang lain membutuhkannya, tetapi hal ini sangat sulit didapatkan di dalam asrama karena dihuni oleh banyak orang. 4) Pembentukan Kelompok (Friendship), biasanya terjadi pada tahun kedua, dimana pada tahun pertama antar penghuni masih menyesuaikan diri dengan penghuni lain. Pembentukan kelompok ini juga dapat meningkatkan rasa aman (personal safety) dan nyaman di dalam asrama. 2.4. Aspek Aktivitas dalam Asrama Mahasiswa Menurut de Chiara, aktivitas di dalam asrama mahasiwa adalah sebagai berikut: 1) Belajar Terdapat berbagai macam metode belajar dan juga berbagai macam alat menunjang belajar. Perencanaan ruang mahasiswa harus mengakomodasi berbagai macam metode dan berbagai alat penunjang belajar yang digunakan mahasiswa. Dengan meningkatnya bidang dan pengaruh teknologi, maka penting untuk mempertimbangkan ketersediaan teknologi infrastruktur paling fleksibel dan maju pada waktu merancang. Untuk mengakomodasi segala 15

kemungkinan, maka baik apabila disediakan ruang untuk meja belajar (desk) yang cukup dan lemari penyimpanan. Meja belajar mahasiswa digunakan untuk banyak aktivitas termasuk belajar. Aktivitas ini mensyaratkan untuk tersedianya ruang akan peralatan spesifik seperti komputer, monitor, keyboard, mouse, mouse pad, stereo, dan lampu belajar. Meja belajar ini juga menjadi tempat untuk membaca, mencatat, mencari referensi materi, dan menulis. Lokasi sumber data dan lemari penyimpanan dan juga rak buku juga harus diperhitungan. Kombinasi ruang yang disyaratkan di atas dengan penambahan ruang untuk perlengkapan pribadi (perhiasan) menjadi tidak cukup apabila memanfaatkan meja belajar ukuran 42 inci. 2) Tidur Pola aktivitas mahasiswa jarang konsisten, mahasiswa dapat tidur kapan pun baik siang maupun malam. Dua penghuni dalam satu ruang jarang memiliki jadwal yang sama. Ujian dan aktivitas sosial membentuk pola mereka secara meluas. Terdapat beragam pola yang saat ini mengakibatkan konflik dalam satu unit ruang hunian. Variabel ini menjadi penting dalam mempertimbangkan perabot dan layout dalam ruang mahasiswa. 3) Bersosialisasi Ruang mahasiswa selalu mengundang ketidak selarasan sosial. Tetapi, dengan pemisahan pada penekanan kegiatan belajar dan tidur, justru berlawanan sebagai lingkungan sosial. Aktif, perabot bebas (perabot yang mudah dipindah) mengijinkan mahasiswa untuk berkesempatan mengatur ruang dengan cara yang paling efektif di pertemuan sesuai dengan kebutuhan mereka, hal tersebut harus memungkinkan adanya percakapan atau pertemuan yang intim dengan jumlah penambahan secara individu pada ruang privat. 16

Aktivitas yang diselenggarakan dalam asrama terdiri dari aspek aspek: a) Pengembangan penalaran dengan adanya arahan dan fasilitas yang mendukung, seperti pembentukan kelompok belajar dan kelompok diskusi dan penyediaan ruang bersama. b) Pengembangan moral dengan mengarahkan mahasiswa dalam hal perilaku yang benar, menanamkan disiplin, kepercayaan kepada Tuhan, rasa menghormati di antara pemeluk agama dan ikut merawat serta menjaga lingkungan asrama beserta isinya. c) Pengembangan olahraga dengan mengarahan mahasiswa untuk melakukan olahraga yang sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan manfaat olahraga untuk menjaga kesegaran jasmani. Hal tersebut dapat terlaksana dengan penyediaan fasilitas olahraga yang memadai. (Designing Place for People, 1985) 2.5. Daya Tampung Tiap Kamar Penentuan daya tampung tiap tiap kamar berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1) Privacy, ketenangan dan kenyamanan bagi penghuni terjaga dengan baik 2) Diusahakan semaksimal mungkin langkah langkah pencegahan terhadap perkelahian, kekerasan, dan penyimpangan penyimpang yang tidak pada tempatnya. 3) Membantu menciptakan kemandirian, namun tetap memperhatikan lingkungan sosial sekitarnya. 4) Mengingat agar biaya sewa tidak terlalu tinggi maka diusahakan pemakaian luas lantai yang seoptimal mungkin. 17

Berdasarkan pertimbangan di atas, daya tampung tiap kamar sebagai berikut: a) Dalam 1 kamar dihuni 1 orang (single room) Kelebihan: rasa privacy tinggi, kedisiplinan lebih mudah ditanamkan, serta cara belajar individu yang lebih efisien. Kekurangan: berkurangnya rasa kebersamaan, membutuhkan banyak ruang dan biaya pemeliharaan tinggi. b) Dalam 1 kamar dihuni 2-3 orang (double/triple room) Kelebihan: lebih menonjolkan rasa kebersamaan, cara belajar dalam kelompok lebih baik, biaya pemeliharaan lebih murah. Kekurangan: rasa privacy kurang, bagi yang biasa belajar individu menjadi terganggu. c) Dalam 1 kamar dihuni 4 orang (four-student room) Kelebihan: rasa kebersamaan dalam kelompok lebih besar, biaya pemeliharaan lebih murah, Kekurangan: rasa privacy kurang terjamin, cara belajar individu kurang efisien, mudah timbul pelanggaran peraturan yang berlaku dan akan menimbulkan perasaan kurang / tidak aman. (Kumalasari, 1989) Tabel 1. Perbandingan Daya Tampung (Kapasitas) Tiap Kamar Jumlah penghuni dalam 1 kamar Privacy Kedisiplinan Kebersamaan Biaya 1 orang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 2 3 orang Sedang Sedang Sedang Sedang 4 orang Rendah Rendah Tinggi Rendah d) Suite Suite adalah susunan yang terdiri dari empat atau lebih mahasiswa yang berbagai semua orang dalam single atau double rooms, dengan atau tanpa kamar mandi, dan tentu saja dengan ruang komunal ekstra. Melalui 18

cara ini, kelompok mahasiswa bekerja dan hidup bersama dengan jelas memiliki satu ruang di bawah kontrol mereka yang mungkin digunakan untuk tiga aspek utama ruang hunian, yaitu tidur, belajar, dan beraktivitas sosial. Ruang komunal dalam suite mengurangi tekanan rasa dua mahasiswa yang mencoba berbagi satu ruang. Ruang ini juga disediakan untuk aktivitas sosial layaknya di ruang tamu bangunan perumahan. Pembagian jumlah ruang secara adil berdasarkan jumlah mahasiswa membuat kemungkinan adanya dengan kamar mandi dengan skala perumahan untuk suite bagi mahasiswa, termasuk pelayanan, dan fasilitas kebersihan. Penurunan syarat perawatan akan melunasi kenaikan biaya awal yang berupa fasilitas kamar mandi yang kecil. Selain itu juga peningkatan secara luas dari waktu ke waktu akan kualitas penghuni dalam lingkungan perumahan untuk mahasiswa. e) Apartemen Apartemen berbeda dari suite karena menyediakan dapur. Terdiri dari single rooms atau double rooms yang dibangun mengelilingi ruang komunal seperti suite, atau mungkin dengan jumlah mahasiswa dalam ruang tidur dan ruang komunal lain untuk bersosialisasi, pertemuan, dan belajar. Beberapa mahasiswa beranggapan mereka akan mendapatkan makanan dengan harga murah jika mereka memasak dan belanja sendiri. Karena itu, apartemen mensyaratkan kapasitas ruang untuk suplai makanan yang cukup untuk jumlah penghuni yang hidup di apartemen. Mahasiswa yang tinggal di apartemen atau di luar kampus sering memiliki alternatif untuk makan di rumah. Pusat servis makanan akan menyediakan hal tersebut dan melayani untuk banyak mahasiswa. Banyak hal menarik di apartemen dan perbandingan kebebasan dari kontrol lingkungan, salah satunya penghargaan untuk aktivitas di luar pendidikan. Hal ini bukan berarti universitas melupakan tanggung jawab tetapi lebih ke pengakuan akan kualitas kemandirian mahasiswa. 19

Mahasiswa yang tinggal di apartemen memelihara terciptanya relasi dengan berbagai ruang. Pola ini lebih ke angkatan atas dengan mahasiswa baru dan sebaliknya. Mahasiswa berkemampuan dalam menyusun perkenalan kampus dan saat ini memperhatikan dalam mengolah pertemanan. Apartemen seperti suite, dapat berkelompok untuk mewadahi aktivitas yang dikombinasi pemakaian ruangnya untuk rekreasi, belajar, dan sosial sehiangga ukuran pertemanan semakin mungkin meluas. Sejak kunci perbedaan antara suite dengan apartemen terletak pada dapur, ketentuan akan termasuk dalam lokasi stop kontak dapur. Ini memungkinkan di masa mendatang untuk perubahan fungsi dan mempertinggi tingkat fleksibelitas. (Time-Saver Standards For Building Types, 2001) 2.6. Bentuk Asrama Mahasiswa Menurut penelitian Sear, dkk (1944) rancangan bangunan asrama sendiri berpengaruh pada penghuni di dalamnya. Misalnya: asrama berlorong panjang dengan asrama terpusat, dimana kamar kamar mengelilingi sebuah ruang duduk bersama., keduanya memliki fasilitas dan kapasitas yang sama. Hasil penelitian menunjukan bahwa para mahasiswa yang tinggal di asrama terpusat lebih suka bergaul dan ramah karena adanya suatu ruang yang digunakan bersama sama dengan kapasitas kontak sosial lebih besar sehingga timbul suasana kekeluargaan dan keinginan satu sama lain untuk saling mengenal. 2.7. Kebutuhan Ruang Asrama Secara umum, bangunan asrama mahasiswa membutuhkan beberapa ruang sebagai penunjang kegiatan belajar mahasiswa, dan ruang yang dapat mewadahi segala kegiatan dan kebutuhan pokok mahasiswa akan tempat tinggal dan tempat bersosialisasi antar sesama penghuni asrama. Kebutuhan asrama berdasarkan standar bangunan asrama adalah sebagai berikut: 20

1) Ruang ridur Ruang tidur melayani kegiatan tinggal dan sosialisasi, namun kedua kegiatan tersebut dipisahkan secara fisik. Penataan perabot kamar tidur diupayakan agar dapat menghemat pemakaian ruang dan menciptakan suasana keakraban seperti layaknya suatu keluarga. Tempat tidur dipilih yang tunggal dan tidak permanan. Lemari pakaian dipilih yang tunggal dan permanen untuk mengurangi kecenderungan mahasiswa membuat sekat sekat yang mengurangi rasa kesatuan dan persaudaraan di dalam kamar tidur. Berikut ini merupakan alternatif penataan dan kesan yang tampil: Penataan perabot kamar belajar pribadi diupayakan agar menghemat tempat tetapi cukup memberi suasana belajar yang nyaman dan privacy. 2) Ruang makan bersama dan dapur Ruang makan bersama ini diperuntukkan bagi seluruh penghuni asrama, di samping itu untuk mengatur agar kegiatan makan bersama benar benar bermanfaat untuk kegiatan sosialisasi dan menumbuhkan kebiasaan kebiasaan sepertu: a. Kebiasaan menghargai hak milik orang lain b. Kebiasaan berbagi dengan orang lain c. Kebiasaan makan secara teratur d. Kebiasaan makan dengan etiket Ruang makan selain berfungsi sebagai ruang untuk makan bersama bagi penghuni asrama, juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi bagi penguni asrama di luar waktu kuliah. Gambar 1. Ruang Makan (Sumber: Dobber, Richard P., 1973) 21

3) Kamar Mandi dan Ruang Cuci Pelayanan kamar mandi dan WC didasarkan pada pertimbangan: a. Keleluasaan pribadi b. Kemudahan pengaturan giliran c. Kemudahan perawatan 4) Ruang rekreasi Ruang ini digunakan sebagai tempat bersantai dan melakukan kegiatan bersama, misalnya: menonton televisi, dan bersosialisasi antar penghuni asrama. 5) Sarana Olahrga Sebagai komunitas muda, mahasiswa membutuhkan suatu sarana dan ruang untuk menyalurkan hobi mereka dalam berolahraga, untuk itu di dalam lingkungan asrama harus terdapat suatu ruangan untuk mewadahi kegiatan tersebut. 6) Ruang Serba Guna atau Ruang Bersama Ruang serba guna di dalam asrama berfungsi sebagai tempat tinggal untuk melakukan kegiatan bersama yang diadakan secara rutin maupun insidental. Gedung serba guna ini selain sebagai bangunan pendukung di dalam asrama juga berfungsi sebagai ruang bersama yang dapat meningkatkan kebersamaan antar penghuni di dalam asrama. Suasana yang dibutuhkan dalam ruang serba guna ini adalah: a. Sirkulasi udara dalam ruang baik b. Memperoleh pencahayaan yang cukup c. Ruang luas dengan minim sekat, sehingga suasana keterbukaan lebih terlihat Gambar 2. Ruang Bersama (Serba Guna) (Sumber: Dobber, Richard P., 1973) 22

7) Ruang Belajar dan Perpustakaan Bersama Ruang belajar bersama ini diperuntukkan khusus bagi penghuni asrama dan didasarkan pada pertimbangan: a. Keleluasaan dan kenyamanan belajar b. Interaksi c. Kemudahan d. Tidak mengganggu privasi kegiatan tinggal Di samping itu ruang perpustakaan juga menjadi salah satu bagian utama di dalam asrama, karena ruangan ini digunakan untuk mendukung kegiatan utama mahasiswa, yaitu belajar, menambah pengetahuan, dan sebagai ruang bersama. Gambar 3. Perpusatakaan dan Ruang Belajar (Sumber: Dobber, Richard P., 1973) 8) Area Parkir dan Ruang Hijau Di dalam lingkungan asrama mahasiswa harus disediakan area parkir dan ruang hijau sebagai bagian dari fasilitas pendukung kegiatan penghuni asrama. Gambar 4. Ruang Hijau (Sumber: Dobber, Richard P., 1973) 23

9) Ruang Pengelola Asrama Ruang pengelola yang terdiri dari ruang tamu, ruang administrasi, serta ruang petugas, menjadi bagian di dalam lingkup bangunan asrama mahasiswa. Ruangan ini digunakan sebagai wadah dan sarana bagi staf pengelola asrama dalam menjaga dan mengawasi segala kegiatan yang berlangsung di dalam asrama mahasiswa. 2.8. Asrama Mahasiswa di Yogyakarta Universitas Gajah Mada merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki 3 asrama yang merupakan sarana Bagian Kesejahteraan Mahasiswa. Asrama ini merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa baru luar daerah yang berlaku 1 tahun yang bertujuan pengembangan kepribadian (soft skill) dengan 2-4 kali pelatihan dalam sebulan. Diharapkan setelah lulus, mahasiswa UGM memiliki karakter dan kepribadian yang luhur dan kemampuan sebagai calon pemimpin. (Sumber: http://www.ugm.ac.id) 2.8.1 Asrama Dharma Putra Lokasi asrama berada di Jl Andong no 1, Baciro atau sekitar 3 km sebelah Selatan kampus UGM berhadapan sisi Barat Stadion Mandala Krida. Asrama yang baru selesai direhab ini berdiri tahun 1954 diresmikan oleh Presiden Pertama RI Bp. Ir. Soekarno berdiri diatas lahan seluas 4 522 m2 yang dilengkapi aula untuk gedung kesenian, pertemuan berkapasitas 500 orang, badminton, tennis meja, dan dilengkapi wisma untuk tamu menginap 10 kamar serta kapasitas asrama 87 mahasiswa. Fasilitas asrama meliputi 1 tempat tidur, kasur busa, bantal, 1 almari pakaian, 1 meja belajar. Bangunan terdiri 3 lantai, lt 1 untuk wisma tamu menginap, lantai 2 untuk asrama dengan fasilitas 1 kamar/3 orang dengan luas 5x7m dan lantai 3 fasilitas 1 kmr /1 org luas 2,5x 2,75, setiap 6 kmr memiliki 1 ruang bersama. 24

Gambar 5. Aktivitas di dalam Asrama Dharma Putra 2.8.2 Asrama Cemara Lima Lokasi asrama putra ini berada di Karang Gayam Catur Tunggal CT I/8 Depok, Sleman. Terletak + 1 kilometer sebelah utara dari kampus UGM. Berdiri di atas lahan seluas + 6210 m2 dengan bangunan 4 lantai 4 blok terdiri dari 96 kamar dengan ukuran 3x3 m2. Satu kamar ditempati 1 mahasiswa dan setiap 3 kamar terdapat 1 ruang makan, lobi, dapur dan kamar mandi, dengan fasilitas per mahasiswa : 1 tempat tidur kasur dan bantal, 1 meja belajar, 1 almari belajar disamping fasilitas umum, televisi, telepon, aula, lap Voli dan tennismeja. 2.8.3 Asrama Putri Ratnaningsih Asrama ini sekaligus merupakan kantor pusat asrama berlokasi di Jl Kartini no 2, Sagan, Jogja atau sekitar 500 m Selatan kampus UGM. Berdiri diatas lahan seluas 3060m2, bangunan 2 lantai yang diresmikan Ir. Soekarno Presiden RI Pertama, baru selesai direhab, memiliki 32 kamar. Setiap kamar ukuran 5x6m untuk 3 org. Fasilitas:1tempat tidur, kasur busa, bantal, 1meja belajar, 1almari pakaian, dngan kamar mandi dalam. Fasilitas asrama ruang tamu, aula, ruang parkir, dapur, jemuran lapangan volley, tennis meja dan badminton. Gambar 6. Aktivitas di dalam Asrama Putri Ratnaningsih 25