BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG"

Transkripsi

1 BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat pada Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang, yaitu : Aktivitas Utama Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak dan dan pengasuh pada panti asuhan. Aktivitas Penunjang Merupakan aktivitas yang mendukung kegiatan aktivitas anak-anak asuh dan pengasuhnya pada panti asuhan. Aktivitas Pengelola asuhan. Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pengelola panti Aktivitas Servis Merupakan aktivitas tambahan yang dilakukan dalam keperluan servis kepada semua pengguna panti asuhan. 80

2 b. Pengelompokan Pelaku Pelaku Utama Merupakan pelaku yang melakukan kegiatan aktivitas utama di dalam panti asuhan. Pelaku utamanya adalah anakanak asuh serta pengasuhnya. Pelaku Pengelola Merupakan pelaku yang bertugas mengatur jalannya seluruh kegiatan dalam panti asuhan. Pelakunya antara lain ketua pengelola, wakil pengelola, bendahara, sekretaris, staf administrasi TU, resepsionis.. Pelaku Pegawai Merupakan pelaku yang bertugas untuk memberikan pelayanan bagi anak-anak asuh dan penghuni lainnya di panti asuhan. Pelakunya antara lain adalah tenaga pengembang fisik, tenaga medis, tenaga konseling, tenaga rumah tangga (koki), tenaga keamanan, psikolog, staf keagamaan, koordinator keterampilan, petugas perpustakaan, OB, sopir, teknisi. Pelaku Pengunjung Merupakan pelaku yang datang ke dalam panti asuhan sebagai tamu. Pengunjung tersebut antara lain orang tua / saudara, teman, guru, petugas dinas sosial, masyarakat, tamu pengelola. 81

3 c. Analisis Perhitungan Kapasitas Panti Asuhan. Anak Asuh Panti Menurut data panti asuhan terbaru yang dimuat pada laman Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah khususnya wilayah Semarang per tahun 2013 terdapat 116 panti asuhan dengan daya tampung sekitar anak, dari angka yang ada dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan jumlah anak asuh pada Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang adalah sebagai berikut : Kapasitas = jumlah anak asuh / jumlah panti asuhan = / 116 = 180 anak. Perbandingan Laki-Laki : Perempuan = 90 : 90 Dalam jumlah angka tersebut diperjelas lebih detail lagi mengenai jumlah setiap perkembangan usianya, berikut adalah penjabarannya yang dapat dilihat pada tabel 3.1 : Tabel 3. 1 Jumlah Anak Asuh Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang Sesuai Usia Perkembangannya USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN 6-12 Tahun Usia Anak-Anak Tahun Usia Pubertas / Remaja Tahun Usia Dewasa 30 Anak 30 Anak 30 Anak 30 Anak 30 Anak 30 Anak 82

4 Dari jumlah anak tersebut maka di dapat ditentukan jumlah pengasuh dengan perbandingan 1 pengasuh : 5 anak, maka jumlah pengasuh adalah 18 pengasuh laki-laki, 18 pengasuh perempuan. Pelaku Pengelola Pada tabel 3.2 menunjukkan jumlah pengelola pan asuhan terpadu di Kota Semarang : Tabel 3. 2 Jumlah Pelaku Pengelola Panti Asuhan Terpadu PELAKU JUMLAH KETERANGAN Ketua Pengelola 1 Keluarga Wakil Ketua Pengelola 1 Keluarga Staf Tata Usaha 3 Perempuan Resepsionis 1 Perempuan Koordinator Keterampilan 3 Laki / Perempuan JUMLAH 9 Laki / Perempuan Pelaku Pegawai Pada tabel 3.3 menunjukkan jumlah pengelola pan asuhan terpadu di Kota Semarang : Tabel 3. 3 Jumlah Pelaku Pegawai Panti Asuhan Terpadu PELAKU JUMLAH KETERANGAN Pengembangan Fisik 3 Laki / Perempuan Konseling 5 Laki / Perempuan Medis 3 Laki / Perempuan Psikolog 3 Laki / Perempuan Keagamaan 3 Laki / Perempuan Koki 3 Perempuan Keamanan 3 Laki-laki Perpustakaan 1 Laki / Perempuan 83

5 OB 10 Laki / Perempuan Sopir 3 Laki-laki Teknisi 3 Laki-laki Guru Les 3 Laki / Perempuan Koord. Kesenian / Bakat 3 Laki / Perempuan JUMLAH 46 Laki / Perempuan d. Studi Aktivitas Pelaku Tabel Studi Aktivitas Pelaku Utama Pada tabel 3.4 menunjukkan studi aktivitas pelaku utama panti asuhan terpadu di Kota Semarang, berikut adalah uraiannya : Tabel 3. 4 Studi Aktivitas Pelaku Utama Panti Asuhan Terpadu PELAKU WAKTU AKTIVITAS RUANG Anak Asuh 4.00 Bangun Tidur Kamar Tidur 4.15 Membereskan Ruang Kamar Tidur 4.30 Ibadah Pagi Tempat Ibadah 5.00 Belajar Pagi Ruang Belajar 5.45 Mandi Kamar Mandi 6.00 Persiapan Sekolah Ruang Loker 6.15 Sarapan Pagi Ruang Makan 6.45 Berangkat Sekolah Pulang Sekolah Kamar Tidur Ibadah Siang Tempat Ibadah Makan Siang Ruang Makan Tidur Siang Kamar Tidur Bangun Tidur Kamar Tidur Ibadah Sore Tempat Ibadah Piket Bersama Area Panti Latihan Keterampilan Ruang Keterampilan Mandi Kamar Mandi Ibadah Malam Tempat Ibadah Makan Malam Ruang Makan Belajar Malam Ruang Belajar Tidur Malam Tempat Tidur 84

6 Pengasuh 3.45 Bangun Tidur Kamar Tidur 3.45 Merapikan Kamar Kamar Tidur 4.00 Membangunkan Anak Kamar Anak 4.30 Ibadah Pagi Tempat Ibadah Mendampingi Anak Belajar Pagi Mendampingi Anak Menyiapkan Sekolah Ruang Belajar Ruang Loker 6.15 Sarapan Pagi Ruang Makan 6.45 Mandi Kamar Madi 7.15 Mengecek Kebersihan Kamar Anak Kamar Anak Ibadah Siang Tempat Ibadah Makan Siang Ruang Makan Mendampingi Anak Tidur Siang Kamar Tidur Bangun Tidur Kamar Tidur Ibadah Sore Tempat Ibadah Piket Bersama Anak Area Panti Mandi Kamar Mandi Ibadah Malam Tempat Ibadah Makan Malam Ruang Makan Mendampingi Anak Belajar Malam Mendampingi Anak Tidur Malam Tidur Malam Ruang Belajar Kamar Anak Kamar Tidur Pengasuh Studi Aktivitas Pelaku Pengelola Pada tabel 3.5 menunjukkan studi aktivitas pelaku pengelola panti asuhan terpadu di Kota Semarang, berikut adalah uraiannya: 85

7 Tabel 3. 5 Studi Aktivitas Pelaku Pengelola Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang PELAKU WAKTU AKTIVITAS RUANG Ketua Pengelola 4.00 Bangun Tidur Kamar Tidur 4.15 Membereskan Ruang Kamar Tidur 4.30 Ibadah Pagi Tempat Ibadah 5.00 Olahraga Pagi Lapangan Olahraga 5.30 Mandi Kamar Mandi 6.00 Ganti Pakaian Kamar Tidur 6.15 Sarapan Bersama R. Makan Bersama 6.45 Santai Rumah Dinas 8.00 Bekerja / Rapat Istirahat / Ibadah R. Kepala Pengelola R. Rapat R. Kepala Pengelola R. Ibadah Makan Siang Ruang Makan Bekerja R. Kepala Pengelola Pulang Kerja Rumah Dinas Ibadah Bersama Ruang Ibadah Makan Malam Bersama Ruang Makan Santai Ruang Keluarga Tidur Malam Kamar Tidur Wakil Pengelola 4.00 Bangun Tidur Kamar Tidur 4.15 Membereskan Ruang Kamar Tidur 4.30 Ibadah Pagi Tempat Ibadah 5.00 Olahraga Pagi Lapangan Olahraga 5.30 Mandi Kamar Mandi 6.00 Ganti Pakaian Kamar Tidur 6.15 Sarapan Bersama R. Makan Bersama 6.45 Santai Rumah Dinas 8.00 Bekerja R. Wakil Pengelola Istirahat / Ibadah R. Wakil Pengelola R. Ibadah Makan Siang Ruang Makan Bekerja / Rapat R. Wakil Pengelola R. Rapat Pulang Kerja Rumah Dinas Ibadah Bersama Ruang Ibadah 86

8 19.15 Makan Malam Bersama Ruang Makan Santai Ruang Keluarga Tidur Malam Kamar Tidur Sekretaris Datang Panti Asuhan Parkir Kendaraan Parkir Pengelola Bekerja / Rapat R. Sekretaris R. Rapat Istirahat / Ibadah R. Sekretaris R. Ibadah Makan R. Sekretaris Bekerja R. Sekretaris Pulang Rumah Sendiri Bendahara Datang Panti Asuhan Parkir Kendaraan Parkir Pengelola Bekerja / Rapat R. Bendahara R. Rapat Istirahat / Ibadah R. Bendahara R. Ibadah Makan R. Bendahara Bekerja R. Bendahara Pulang Rumah Sendiri Staf Usaha Tata Datang Panti Asuhan Parkir Kendaraan Parkir Pengelola Bekerja R. Tata Usaha Istirahat / Ibadah R. Tata Usaha R. Ibadah Makan R. Istirahat Bekerja R. Tata Usaha Pulang Rumah Sendiri Resepsionis Datang Panti Asuhan Parkir Kendaraan Parkir Pengelola Bekerja R. Resepsionis Istirahat / Ibadah R. Resepsionis R. Ibadah Makan R. Istirahat Bekerja R. Resepsionis Pulang Rumah Sendiri 87

9 Studi Aktivitas Pelaku Pegawai Pada tabel 3.6 menunjukkan studi aktivitas pelaku pegawai panti asuhan terpadu di Kota Semarang, berikut ini adalah uraiannya : Tabel 3. 6 Studi Aktivitas Pelaku Pegawai Panti Asuhan Terpadu PELAKU WAKTU AKTIVITAS RUANG Pengembangan Fisik Anak Datang Panti Asuhan Parkir Kendaraan Parkir Pengelola Bekerja Melakukan Cek Up Melatih Kebugaran Istirahat / Ibadah R. Pengembangan Ruang Cek Up R. Pelatihan Fisik R. Resepsionis R. Ibadah Makan R. Istirahat Bekerja R. Resepsionis Pulang Rumah Sendiri Tenaga Medis Datang Panti Asuhan Parkir Kendaraan Parkir Pengelola Bekerja Melakukan Cek Up Memberi Obat Istirahat / Ibadah R. Medis Ruang Cek Up R. Obat R. Penyakit Menular R. Istirahat R. Ibadah Makan R. Istirahat Bekerja R. Resepsionis Pulang Rumah Sendiri Tenaga Konseling Datang Panti Asuhan Parkir Kendaraan Parkir Pengelola Bekerja Melakukan Pembinaan Istirahat / Ibadah R. Konseling R. Istirahat R. Ibadah 88

10 12.30 Makan R. Istirahat Bekerja R. Konseling Pulang Rumah Sendiri Psikolog Datang Panti Asuhan Parkir Kendaraan Parkir Pengelola Bekerja Tes Psikolog Anak Istirahat / Ibadah R. Psikolog R. Istirahat R. Ibadah Makan R. Istirahat Bekerja R. Psikolog Pulang Rumah Sendiri Guru Agama Datang / Parkir Parkir Pengelola Ibadah Bersama R. Ibadah Mengajari Mengaji R. Ibadah Ibadah Bersama R. Ibadah Pulang Rumah Sendiri Koordinator Keterampilan Datang / Parkir Parkir Pengelola Menjelaskan Materi Melatih Keterampilan R. Keterampilan Jahit, Komputer, Elektronika Pulang Rumah Sendiri Petugas Piket Perpustakaan Bangun Tidur Kamar Tidur Membersihkan Kamar Kamar Tidur Ibadah Ruang Ibadah Piket Jaga Perpustakaan R. Perpustakaan Mandi Kamar Mandi Sarapan Bersama Ruang Makan Jaga Perpustakaan Merapikan Buku R. Perpustakaan Istirahat / Makan R. Istirahat Ibadah R. Ibadah Jaga Perpustakaan R. Perpustakaan 89

11 Merapikan Buku Pulang Asrama Panti Jaga Perpustakaan Merapikan Buku R. Perpustakaan Tidur Malam Kamar Tidur Koki / Juru Masak Bangun Tidur Kamar Tidur Koki Membersihkan Kamar Kamar Tidur Koki Ibadah Bersama Ruang Ibadah Mengambil Makanan Memotong Makanan Mencuci Makan Menyiapkan Makanan Gudang Pendingin Ruang Dapur Sarapan Pagi Ruang Makan Mencuci Perabot Masak Ruang Dapur Mandi Kamar Mandi Belanja Pasar Menyimpan Belanjaan Gudang Pendingin Mengambil Makanan Memotong Makanan Mencuci Makanan Menyiapkan Makanan Gudang Makanan Istirahat / Makan Siang R. Istirahat Ibadah R. Ibadah Mencuci Perabot Masak Ruang Dapur Tidur Siang Kamar Tidur Koki Bangun Tidur Kamar Tidur Koki Mandi Kamar Mandi Ibadah Bersama Ruang Ibadah Menghangatkan Makanan Menyiapkan Makanan Ruang Dapur Ibadah Bersama Ruang Ibadah Makan Malam Ruang Makan Mencuci Perabot Masak Ruang Dapur Tidur Malam Kamar Tidur Koki OB / Petugas Kebersihan Datang Parkir Kendaraan Ruang Parkir 90

12 08.00 Membuatkan Minum Mengambil Peralatan Menyapu Mengepel Menyikat Kamar Mandi Pantry Gudang Kebersihan Semua Area Panti Istirahat / Makan R. Istirahat Ibadah Ruang Ibadah Membuatkan Minum Mengambil Peralatan Menyapu Mengepel Menyikat Kamar Mandi Pantry Gudang Kebersihan Semua Area Panti Pulang Rumah Sendiri Sopir Bangun Kamar Tidur Sopir Membereskan Kamar Kamar Tidur Sopir Ibadah R. Ibadah Mandi Kamar Mandi Sarapan Bersama Ruang Makan Mengambil Mobil Ruang Parkir Mengantar Anak Sekolah Pulang Memarkir Mobil Istirahat / Ibadah Menjemput Anak Sekolah Pulang Memarkir Mobil - Ruang Parkir R. Istirahat R. Ibadah - Ruang Parkir Makan Siang Ruang Makan Istirahat Ruang Istirahat Mandi - Teknisi Datang / Parkir Ruang Parkir Mengambil Peralatan Mengecek ME Memperbaiki Gudang Peralatan Istirahat / Makan R. Istirahat Ibadah R. Ibadah Bekerja Ruang Teknisi 91

13 16.00 Pulang Rumah Sendiri Tukang Kebun Datang / Parkir Ruang Parkir Mengambil Peralatan Memotong Rumput Mencangkul Istirahat / Makan Membersihkan Diri Gudang Alat Area Kebun R. Istirahat Kamar Mandi Ibadah R. Ibadah Bekerja Kebun Pulang Rumah Sendiri Pelaku Pengunjung Pada tabel 3.7 menunjukkan studi aktivitas pelaku pengunjung panti asuhan terpadu di Kota Semarang, berikut adalah uraiannya : Tabel 3. 7 Studi Aktivitas Pelaku Pengunjung Panti Asuhan Terpadu PELAKU WAKTU AKTIVITAS RUANG Orang Tua Jam Kerja Datang / Parkir Bertanya Ke Resepsionis Menunggu Bertemu Anak / Pengasuh, Mengobrol Makan / Minum Pulang Ruang Parkir R. Resepsionis Ruang Tunggu Ruang Tamu Ruang Komunikasi Taman R. Istirahat Rumah Sendiri Guru Jam Kerja Datang Bertanya Ke Resepsionis Menunggu Mengobrol dengan Anak dan Pengasuh Ruang Parkir R. Resepsionis Ruang Tunggu Ruang Tamu Ruang Komunikasi 92

14 Pulang Rumah Sendiri Teman Jam Bermain Datang Bertanya Petugas / Resepsionis Mengobrol Bermain Mengerjakan Tugas Pulang Ruang Parkir Pos Keamanan Resepsionis Ruang Tamu Ruang Komunikasi Perpustakaan Ruang Belajar Ruang Les Taman Rumah Sendiri Masyarakat Jam Kerja Datang Bertanya Ke Petugas Melihat-lihat Mengobrol Ikut Pelatihan Keterampilan Pulang Raung Parkir Pos Keamanan Resepsionis Ruang Tamu Taman R. Keterampilan Menjahit, Komputer, Elektronik Rumah Sendiri Petugas Dinas / Tamu Pengelola Datang Ruang Parkir Betanya Ke Ruang Resepsionis Resepsionis Bertemu Pimpinan Mengobrol Ruang Tamu Melihat Seluruh Area Panti Memantau Mengecek Area Panti Pulang - 93

15 e. Pola Kegiatan Pelaku Pola Kegiatan Pelaku Utama Pola Kegiatan Anak Asuh Pada diagram 3.1 menunjukkan pola kegiatan pelaku anak asuh, berikut adalah polanya : Diagram 3. 1 Pola Kegiatan Anak Asuh Panti Asuhan 94

16 Pola Kegiatan Pengasuh Pada diagram 3.2 menunjukkan pola kegiatan pelaku pengasuh, berikut adalah polanya Diagram 3. 2 Pola Kegiatan Pengasuh Panti Asuhan 95

17 Pola Kegiatan Pelaku Pengelola Pola Kegiatan Ketua dan Wakil Panti Asuhan Pada diagram 3.3 menunjukkan pola kegiatan pelaku ketua dan wakil pengelola, berikut adalah polanya Diagram 3. 3 Pola Kegiatan Ketua dan Wakil Pengelola Panti Asuhan 96

18 Pola Kegiatan Sekretaris dan Bendahara Pada diagram 3.4 menunjukkan pola kegiatan pelaku anak asuh, berikut adalah polanya : Diagram 3. 4 Pola Kegiatan Sekretaris dan Bendahara Panti Asuhan Pola Kegiatan Staf TU dan Resepsionis Pada diagram 3.1 menunjukkan pola kegiatan pelaku TU dan resepsionis, berikut adalah polanya Diagram 3. 5 Pola Kegiatan TU dan Resepsionis Panti Asuhan 97

19 Pola Kegiatan Pegawai Pola kegiatan Pengembangan Fisik Pada diagram 3.6 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai pengembangan fisik, berikut adalah polanya : Diagram 3. 6 Pola Kegiatan Pengembangan Fisik Anak Panti Asuhan Pola kegiatan Tenaga Medis Pada diagram 3.7 menunjukkan pola kegiatan pelaku tenaga medis, berikut adalah polanya : Diagram 3. 7 Pola Kegiatan Petugas Medis Panti Asuhan 98

20 Pola Kegiatan Tenaga Konseling Pada diagram 3.8 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai konseling, berikut adalah polanya : Diagram 3. 8 Pola Kegiatan Tenaga Konseling Panti Asuhan Pola Kegiatan Tenaga Psikolog Pada diagram 3.8 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai konseling, berikut adalah polanya : Diagram 3. 9 Pola Kegiatan Psikolog Panti Asuhan Pola Kegiatan Guru Agama Pada diagram 3.10 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai guru agama, berikut adalah polanya : 99

21 Diagram Pola Kegiatan Guru Agama Panti Asuhan Pola Kegiatan Petugas Piket Perpustakaan Pada diagram 3.11 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai petugas perpustakaan, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Guru Agama Panti Asuhan 100

22 Pola Kegiatan Koordinator Keterampilan Pada diagram 3.12 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai guru agama, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Petugas Piket Perpustakaan Panti Asuhan Pola Kegiatan Juru Masak (Koki) Pada diagram 3.13 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai guru agama, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Petugas Juru Masak Panti Asuhan 101

23 Pola Kegiatan Petugas Kebersihan Pada diagram 3.14 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai kebersihan, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Petugas Kebersihan Panti Asuhan Pola Kegiatan Teknisi Pada diagram 3.15 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai teknisi, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Petugas Teknisi Panti Asuhan 102

24 Pola Kegiatan Tukang Kebun Pada diagram 3.16 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai tukang kebun, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Tukang Kebun Panti Asuhan Pola Kegiatan Sopir Pada diagram 3.17 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai sopir, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Sopir Panti Asuhan 103

25 Pola Kegiatan Pengunjung Orang Tua / Keluarga / Guru Pada diagram 3.18 menunjukkan pola kegiatan pelaku pengunjung orangtua, guru, keluarga, berikut adalah polanya Diagram Pola Kegiatan Pengunjung (Orang Tua/Guru) Anak Teman (Pengunjung) Pada diagram 3.19 menunjukkan pola kegiatan pelaku teman anak asuh, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Pengunjung (Teman) Anak 104

26 Masyarakat (Pengunjung) Pada diagram 3.12 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai guru agama, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Pengunjung (Masyarakat) Sekitar Panti Petugas Dinas / Tamu Pengelola Pada diagram 3.12 menunjukkan pola kegiatan pelaku pegawai guru agama, berikut adalah polanya : Diagram Pola Kegiatan Pengunjung (Masyarakat) Sekitar Panti 105

27 3.1.2 Studi Fasilitas a. Studi Kebutuhan Ruang Pengelompokan Ruang dan Sifat (Makro) Pada tabel 3.8 menunjukkan pengelompokkan ruang secara makro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya Tabel 3. 8 Pengelompokan Ruang Secara Makro Sumber : Analisa Pribadi NO UNIT BANGUNAN SIFAT RUANG 1 Asrama Privat 2 Ruang Keterampilan Semi Privat 3 Ruang Ibadah Publik 4 Lapangan Olahraga Publik 6 Ruang Serbaguna Semi Privat 7 Rumah Medis Semi Privat 8 Rumah Dinas Pengelola Privat 9 Rumah Dinas Pegawai Menetap Privat 10 Ruang Kantor Semi Privat 11 Pos Keamanan Publik 12 Taman Publik 13 Kebun Publik 14 Area Parkir Publik Pengelompokan Ruang Secara Mikro Pada tabel 3.9 menunjukkan pengelompokkan ruang fasilitas utama secara mikro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya : Tabel 3. 9 Pengelompokan Fasilitas Utama Secara Mikro Sumber : Analisa Pribadi FASILITAS UTAMA NO RUANG SIFAT RUANG IN / OUTDOOR 1 Asrama - R. Tidur Anak - R. Tidur Pengasuh - R. Belajar - Privat - Privat - Semi Publik - Indoor - Indoor - Indoor 106

28 - Perpustakaan - R. Makan - R. Dapur - R. Cuci Pakaian - R. Jemur - Kamar Mandi - R. Tamu Pengunjung - R. Komunikasi - R. Tidur Tamu Pengunjung - Gudang Makanan - Gudang Alat / Perabot - R. Konseling - R. Tidur Koki 2 Tempat Ibadah - R. Wudhu - Kamar Mandi - Ruang Shalat - Semi Publik - Servis - Servis - Servis - Servis - Servis - Semi Publik - Privat - Semi Publik - Privat - Privat - Privat - Privat - Publik - Publik - Publik - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Outdoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor Pada tabel 3.10 menunjukkan pengelompokkan ruang fasilitas penunjang secara mikro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya : Tabel Pengelompokan Fasilitas Penunjang Secara Mikro Sumber : Analisa Pribadi FASILITAS PENUNJANG NO RUANG SIFAT RUANG IN / OUTDOOR 1 Ruang Keterampilan - R. Keterampilan Menjahit - R. Keterampilan Komputer - R. Keterampilan Elektronik - Gudang Bahan dan Alat - R. Display Pakaian - R. Koordinator 2 Ruang Serbaguna - Aula - R. Pelatihan Musik - R. Kesenian - R. Pengembangan Bakat 3 Ruang Kesehatan - Ruang Cek Up - Ruang Konsultasi Dokter - R.Khusus Penyakit Menular - Semi Publik - Semi Publik - Semi Publik - Semi Publik - Semi Publik - Privat - Semi Publik - Semi Publik - Semi Publik - Semi Publik - Privat - Privat - Privat - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor 107

29 - Ruang Opnam - Ruang Obat - Ruang Dinas Dokter 4 R. Perkembangan Fisik / Gizi - Ruang Cek Up - Ruang Konsultasi 5 R. Psikolog - Ruang Konsultasi - Ruang Tes psikolog 6 Ruang Les - Ruang Les - Ruang Guru Les 7 Lapangan Olah Raga - Lap Basket - Lap Futsal / Bola - Lapangan Badminton - Privat - Privat - Privat - Privat - Privat - Privat - Privat - Publik - Publik - Publik - Publik - Publik - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Outdoor - Outdoor - Outdoor Pada tabel 3.11 menunjukkan pengelompokkan ruang fasilitas pengelola secara mikro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya : Tabel Pengelompokan Fasilitas Pengelola Secara Mikro Sumber : Analisa Pribadi FASILITAS PENGELOLA NO RUANG SIFAT RUANG IN / OUTDOOR 1 Rumah Dinas Kepala Panti - Ruang Tamu - Ruang Keluarga - Kamar Tidur - Dapur - Kamar Mandi - Ruang Cuci - Ruang Jemur 2 Rumah Dinas Wakil Pengelola - Ruang Tamu - Ruang Keluarga - Kamar Tidur - Dapur - Kamar Mandi - Ruang Cuci - Ruang Jemur 3 Kantor - Semi Publik - Privat - Privat - Privat - Privat - Privat - Privat - Semi Publik - Privat - Privat - Privat - Privat - Privat - Privat - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor 108

30 - R. Informasi - Resepsionis - Ruang Tata Usaha - Ruang Pegawai - Ruang Tamu Pengelola - Ruang Tunggu - Ruang Rapat - R. Sekretaris - R. Bendahara - Pantry - R. OB - Ruang Sopir - R. Koordinator Pengasuh - Publik - Publik - Semi Publik - Privat - Semi Publik - Semi Publik - Privat - Privat - Privat - Semi Publik - Semi Publik - Semi Publik - Privat - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor Pada tabel 3.12 menunjukkan pengelompokkan ruang fasilitas servis dan pelayanan secara mikro dan sifatnya, berikut adalah uraiannya : Tabel Pengelompokan Fasilitas Servis Secara Mikro Sumber : Analisa Pribadi FASILITAS SERVICE / PELAYANAN NO RUANG SIFAT RUANG IN / OUTDOOR 1 Fasilitas Service Bangunan - R. CCTV - R. Genset - R. Panel Listrik - R. Pengolahan Air 2 Pelayanan Publik - Pos Keamanan - Ruang Parkir - Taman - Kebun - Privat - Privat - Privat - Privat - Publik - Publik - Publik - Publik - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Indoor - Outdoor - Outdoor - Outdoor 109

31 Kebutuhan Perabot Ruangan Pada tabel 3.13 menunjukkan perabot ruang pada fasilitas utama panti asuhan, berikut adalah uraiannya : Tabel Perabot Fasilitas Utama Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi FASILITAS UTAMA NO RUANG PERABOT 1 Asrama - R. Tidur Anak - R. Tidur Pengasuh - R. Belajar - Perpustakaan - R. Makan - R. Dapur - R. Cuci Pakaian - R. Jemur - Kamar Mandi - R. Tamu Pengunjung - R. Komunikasi - R. Tidur Tamu - Gudang Makanan - Gudang Perabot - R. Konseling - R. Tidur Koki 2 Tempat Ibadah - R. Wudhu - Kamar Mandi - Ruang Shalat - Tempat Tidur, Lemari - Tempat Tidur, Lemari, Meja, Kursi - Loker, Meja, Kursi, Rak Buku - Meja, Kursi, Rak Buku - Meja, Kursi, Wastafel - Kompor, Wastafel, Kulkas, Lemari - Mesin Cuci - Jemuran - Bak Air, Kloset, Loket Alat Mandi - Sofa, Meja - Telepon, Meja, Kursi - Tempat Tidur, Lemari - Lemari Pendingin, Lemari Makanan - Meja, Lemari - Meja, Kursi - Tempat Tidur, Lemari - Keran Air - Kloset, Bak Air - Sound, Rak Al-Qur an / Alat Sholat Pada tabel 3.14 menunjukkan perabot ruang pada fasilitas penunjang panti asuhan, berikut adalah uraiannya : Tabel Perabot Fasilitas Penunjang Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi FASILITAS PENUNJANG NO RUANG PERABOT 1 Ruang Keterampilan 110

32 - R. Menjahit - R. Komputer - R. Elektronik - Gudang Bahan dan Alat - R. Display Pakaian - R. Koordinator 2 Ruang Serbaguna - Aula - R. Pelatihan Musik - R. Kesenian - R. Pengembangan Bakat 3 Ruang Kesehatan 4 - Ruang Cek Up - Ruang Konsultasi Dokter - R.Khusus Penyakit Menular - Ruang Opnam - Ruang Obat - Ruang Dinas Dokter R. Perkembangan Fisik / Gizi - Ruang Cek Up - Ruang Konsultasi 5 R. Psikolog - Ruang Konsultasi - Ruang Tes psikolog 6 Ruang Les - Ruang Les - Ruang Guru Les 7 Lapangan Olah Raga - Lap Basket - Lap Futsal / Bola - Lapangan Badminton - Mesin Jahit, Obras, Meja, Kursi, Rak Alat - Komputer, Proyektor, Meja, Kursi - Rak Alat, Meja, Kursi - Meja, Lemari - Manekin, Lemari - Meja, Kursi, Televisi - Kursi, Meja, Mimbar, Sound, Panggung - Tempat Tidur - Meja, Kursi, Komputer - Tempat Tidur - Tempat Tidur, Lemari - Rak Obat - Tempat Tidur, Televisi, Lemari - Timbangan - Meja, Kursi - Meja, Kursi, Komputer - Meja, Kursi, Komputer, Proyektor - Meja, Kursi, Komputer, Proyektor - Meja, Kursi - Gawang Basket - Gawang Bola - Net Pada tabel 3.15 menunjukkan perabot ruang pada fasilitas pengelola panti asuhan, berikut adalah uraiannya : Tabel Perabot Fasilitas Pengelola Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi FASILITAS PENGELOLA NO RUANG PERABOT 1 Rumah Dinas Kepala Panti 111

33 - Ruang Tamu - Ruang Keluarga - Kamar Tidur - Dapur - Kamar Mandi - Ruang Cuci - Ruang Jemur 2 Rumah Dinas Wakil Ketua - Ruang Tamu - Ruang Keluarga - Kamar Tidur - Dapur - Kamar Mandi - Ruang Cuci - Ruang Jemur 3 Kantor - R. Informasi - Resepsionis - Ruang Tata Usaha - Ruang Pegawai - Ruang Tamu Pengelola - Ruang Tunggu - Ruang Rapat - R. Sekretaris - R. Bendahara - Pantry - R. OB - Ruang Sopir - R. Koordinator Pengasuh - Sofa, Meja - Sofa, Meja, Televisi - Tempat Tidur, Lemari, Meja, Kursi - Kulkas, Kompor, Wastafel, Lemari - Bak Air, Kloset, Wastafel - Mesin Cucu - Jemuran - Sofa, Meja - Sofa, Meja, Televisi - Tempat Tidur, Lemari, Meja, Kursi - Kulkas, Kompor, Wastafel, Lemari - Bak Air, Kloset, Wastafel - Mesin Cucu - Jemuran - Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip - Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip - Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip - Meja, Kursi, Komputer - Sofa, Meja - Sofa, Meja, Televisi - Meja, Kursi, Komputer, Proyektor - Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip - Meja, Kursi, Komputer, Rak Arsip - Kompor, Lemari Pendingin, Rak Dapur - Meja, Kursi - Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari - Meja, Kursi, Rak Arsip, Komputer Pada tabel 3.16 menunjukkan perabot ruang pada fasilitas servis dan pelayanan panti asuhan, berikut adalah uraiannya : Tabel Perabot Fasilitas Servis Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi FASILITAS SERVICE / PELAYANAN NO RUANG 1 Fasilitas Service Bangunan - R. CCTV - R. Genset - R. Panel Listrik - R. Pengolahan Air - Meja, Komputer, Kursi - Genset - Box Panel Listrik - Sandwater, Bak Air, Pompa 112

34 2 Pelayanan Publik - Pos Keamanan - Ruang Parkir - Taman - Kebun - Meja, Kursi, Televisi -. - Siiting Goup - 113

35 b. Persyaratan Ruang Pada tabel 3.17 menunjukkan persyaratan ruang fasilitas utama dan penunjang panti asuhan terpadu di Kota Semarang : Tabel Persyaratan Ruang Fasilitas Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi 114

36 Pada tabel 3.18 menunjukkan persyaratan ruang fasilitas pengelola dan servis panti asuhan terpadu di Kota Semarang : Tabel Persyaratan Ruang Fasilitas Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi 115

37 3.1.2 Studi Besaran Ruang a. Studi Literatur Ukuran Standar Pergerakan dan Perabot Pada tabel 3.19 sampai tabel 3.34 menunjukkan literatur besaran ruang, perabot dan standar standar pergerakan manusia, berikut adalah urainnya : Tabel Studi Luas Gerak Sumber : Neufert Data Arsitek STUDI 1 (S1) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Orang Duduk - Ukuran Orang Sujud SUMBER Neufert Data Arsitek Halaman 249 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 2 (S2) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Kabinet Kerja - Ukuran Lemari File - Ukuran Meja Kerja SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman

38 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 3 (S3) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Kabinet Kerja - Ukuran Lemari File - Ukuran Meja Kerja SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 177 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Neufert Data Arsitek STUDI 4 (S4) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Meja Belajar - Ukuran Tempat Tidur - Ukuran Meja Kerja SUMBER Neufert Data Arsitek Halaman

39 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 5 (S5) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Sirkulasi Difabel - Ukuran Orang Berdiri SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 269 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 6 (S6) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Rapat 8 Orang - Ukuran Berdiri SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman

40 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 7 (S7) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Meja Makan - Ukuran Duduk SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 224 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 8 (S8) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Dapur - Ukuran Kabinet SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman

41 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 9 (S9) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Kasur Pasien - Sirkulasi Orang SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 243 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 10 (S10) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Pantri - Ukuran Kabinet SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman

42 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 11 (S11) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Mesin Cuci - Sirkulasi SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 201 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 12 (S12) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran KM Difabel - SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman

43 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 13 (S13) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Sofa - SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman 135 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 14 (S14) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Resepsionis - Orang Duduk - Ukuran Orang Berdiri SUMBER Human Dimension & Interior Space, Halaman

44 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Human Dimension dan Interior Space STUDI 15 (S15) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Meja Jahit - Ukuran Kursi SUMBER Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : STUDI 16 (S16) - Ukuran Meja Belajar - Ukuran Meja Kerja PEMAKAIAN UKURAN - Meja Baca - Ukuran Tempat Tidur SUMBER 123

45 Tabel Standar Luasan Kamar Mandi Sumber : Neufert Data Arsitek STUDI 17 (S17) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Kamar Mandi - SUMBER Neufert Data Arsitektur, Halaman 222 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Neufert Data Arsitek STUDI 18 (S18) PEMAKAIAN UKURAN - Ukuran Orang Berdiri - SUMBER Neufert Data Arsitektur, Halaman

46 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Neufert Data Arsitek STUDI 19 (S19) PEMAKAIAN UKURAN - Rak Makanan - Kulkas SUMBER Neufert Data Arsitektur, Halaman 222 Tabel Standar Pergerakan Manusia dan kendaraan Sumber : Neufert Data Arsitek STUDI 19 (S19) PEMAKAIAN UKURAN - Lapangan Olahraga - Kulkas SUMBER Neufert Data Arsitektur Jilid 2, Halaman

47 b. Studi Ruang Khusus (Analisa Pribadi) Besaran Ruang Kamar Tidur Anak Pada gambar 3.3 dapat dilihat layout ruang untuk perhitungan besaran ruang kamar tidur anak. Gambar 3. 1 Layout Kamar Tidur Anak - Jumlah anak asuh 180 anak - 6 anak membutuhkan ukuran 3.2x10.2 = m 2 - Jika 180 anak, maka 180/6 x = m 2 Besaran Ruang Kamar Tidur Pengasuh Pada gambar 3.4 dapat dilihat layout ruang untuk perhitungan besaran ruang kamar tidur pengasuh. Gambar 3. 2 Layout Kamar Tidur Pengasuh Sumber : Analisa Pribadi - Jumlah pengasuh 36 pengasuh - 2 pengasuh membutuhkan ukuran 3.2x3.2 = m 2 - Jadi 36 pengasuh, maka 36/2 x = m 2 126

48 Ruang Belajar Pada gambar 3.5 dapat dilihat layout ruang untuk perhitungan besaran ruang belajar anak. Gambar 3. 3 Layout Ruang Belajar Sumber : Analisa Pribadi - 2 anak membutuhkan ukuran 3.2x1.3 = 4.16 m 2 - Jadi 180 anak, maka 180/2 x 4.16 = 374 m 2 Ruang Makan Pada gambar 3.6 dapat dilihat layout ruang untuk perhitungan besaran makan. Gambar 3. 4 Layout Ruang Makan Sumber : Analisa Pribadi - Total Penghuni 240 orang - 8 orang membutuhkan ukuran 1.8 x 4.8 = 8.64 m 2 - Jadi 240 orang, maka 240/8 x 8.64 = m 2 127

49 Ruang Aula Pada gambar 3.7 dapat dilihat layout kursi ruang untuk perhitungan besaran ruang aula. Gambar 3. 5 Layout Kursi Ruang Aula Sumber : Analisa Pribadi - Kapasitas total tempat duduk 240 orang - 20 orang membutuhkan 10.4x0.8 = 8.32 m 2 - Jika 240 orang, maka 240/20 x 8.32 = m 2 Pada gambar 3.7 dapat dilihat layout kursi ruang untuk perhitungan besaran ruang aula. Gambar 3. 6 Layout Panggung Aula Sumber : Analisa Pribadi - Ukuran Panggung dan sirkulasi 10.4x 5 = 52 m 2 Jadi ukuran total aula = m 2 128

50 Tempat Ibadah Diketahui bahwa jumlah penghuni pada Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang adalah sebagai berikut yang dapat dilihat pada tabel 3.21 : Tabel Penghuni Panti Asuhan di Kota Semarang Sumber : Analisa Pribadi PENGHUNI Anak Asuh Pengasuh Pengelola Pegawai Peserta Keterampilan Harian JUMLAH JUMLAH 180 Anak 36 Pengasuh 9 Orang 46 Orang 60 Orang 331 Orang Kemudian data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2015 tentang pemeluk agama dapat dilihat pada tabel 3.22 : Tabel Data Pemeluk Agama di Kota Semarang Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang 2015 TAHUN ISLAM KRISTEN KATOLIK BUDHA HINDU Persentase 87 % 7 % 7% 1 % 1 % Dari data tersebut kemudian dapat di asumsikan dengan dikaitkan dengan jumlah penghuni panti asuhan yaitu 331 orang, maka dapat digunakan untuk mengetahui jumlah pemeluk agama di Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang yang dapat dilihat pada tabel 3.23 : 129

51 Tabel Perhitungan Pemeluk Agama di Panti Asuhan ISLAM KRISTEN KATOLIK BUDHA HINDU Persentase 87 % 7 % 7% 1 % 1 % Jumlah Luas Tempat Ibadah Masjid Agama Islam Pada gambar 3.9 dapat dilihat standar pergerakan manusia untuk perhitungan besaran ruang masjid. Gambar 3. 7 Standar Ukuran Manusia Beribadah Sholat Sumber : Neufert Data Arsitek Jumlah umat adalah 287 orang Ukuran 1.2 x 0.75 m = 0.9m 2 / orang 287 orang x 0.9m 2 = m 2 Ukuran tempat wudu Pada gambar 3.10 dapat dilihat layout tempat wudu untuk perhitungan besaran ruang masjid. Gambar 3. 8 Layout Tempat Wudhu Sumber : Analisa Pribadi 130

52 Jumlah keran wudu 10 laki-laki dan 10 perempuan 10 keran kebutuhan ukuran 7.5 x 2.2 = 16.5 m 2 Maka ukuran 20 keran = 20/10 x 16.5= 33 m 2 Asumsi ukuran kamar mandi 1.5m x 1.5 m, 5 KM putra, 5 KM putri, maka membutuhkan luas 1.5 x 1.5 x 10 = 22.5 m 2. Jadi jumlah luas ruang untuk masjid adalah = m 2 LUAS RUANG UNTUK KAPEL (KATOLIK) Tempat ibadah untuk agama katolik dilengkapi altar, tempat duduk yang dilengkapi sandaran lutut dan terdapat podium untuk bermain musik atau menyanyi. Jumlah 23 jemaat. Pada gambar 3.11 dapat dilihat standar ukuran perabot kapel katolik untuk menghitung besaran ruang ibadah katolik. Gambar 3. 9 Standar Ukuran Perabot Kapel Katolik Sumber : Neufert Data Arsitek Halaman

53 Berikut adalah layout besaran ruang khusus kapel untuk ibadah umat katolik dengan luas m 2 yang dapat dilihat pada gambar 3.12 : Gambar Layout Ruang Ibadah Kapel Katolik Sumber : Analisa Pribadi Luas Ruang Untuk Kapel (Kristen) Tempat ibadah untuk agama katolik dilengkapi altar, tempat duduk yang tidak dilengkapi sandaran lutut dan terdapat podium untuk bermain musik atau menyanyi. Jumlah 23 jemaat. Pada gambar 3.13 dapat dilihat ukuran standar perabot kapel kristen yang dapat digunakan untuk menghitung besaran ruang ibadah kapel kristen, berikut adalah ukuran standarnya : 132

54 Gambar Standar Ukuran Perabot Kapel Kristen Sumber : Neufert Data Arsitek Halaman 243 Berikut adalah layout besaran ruang khusus kapel untuk ibadah umat katolik dengan luas m 2 yang dapat dilihat pada gambar 3.14 : Gambar Layout Ruang Ibadah Kapel Kristen Sumber : Analisa Pribadi Luas Ruang Ibadah Agama Budha (Dharmasalla) Dari perhitungan jumlah pemeluk agama Budha yang ada di Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang (halaman 133

55 108) ada 4 orang maka dapat di asumsikan sebagai berikut yang dapat dilihat pada gambar3.15 : Gambar Layout Ruang Ibadah Dharmasalla (Budha) Sumber : Analisa Pribadi Luas Ruang Ibadah Agama Hindu (Plangkiran) Dari perhitungan jumlah pemeluk agama Hindu yang ada di Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang (halaman 108) ada 4 orang maka dapat di asumsikan sebagai berikut yang dapat dilihat pada gambar 3.16 : Gambar Layout Ruang Ibadah Plangkiran (Hindu) Sumber : Analisa Pribadi 134

56 Ruang Keterampilan Keterampilan Menjahit Pada gambar 3.17 menunjukkan layout meja ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang jahit : Gambar Layout Ruang Meja Menjahit Sumber : Analisa Pribadi - Kapasitas 30 meja jahit dan 30 meja obras - 2 meja membutuhkan ukuran 4.8 x 1.2 = 5.76 m 2 - Jadi 60 meja, maka 60/2 x 5.76 = m 2 Pada gambar 3.18 menunjukkan layout meja potong kain ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang jahit: Gambar Layout Meja Potong Kain Sumber : Analisa Pribadi - Ukuran 5 meja potong 8.75 x 2.2 = m 2 Pada gambar 3.18 menunjukkan meja setrika baju pada ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang jahit 135

57 Gambar Layout Ruang Setrika Sumber : Analisa Pribadi - Ukuran 5 meja setrika 6x 1.8 = 10.8 m 2 Pada gambar 3.20 menunjukkan layout lemari alatalat menjahit pada ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang menjahit : Gambar Layout Lemari Simpan Barang Jahit Sumber : Analisa Pribadi - Ukuran 5 meja setrika 6x 1.8 = 10.8 m 2 Jadi, jumlah luas ruang keterampilan jahit adalah = m 2. Keterampilan Komputer Pada gambar 3.21 menunjukkan layout meja komputer ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang keterampilan komputer : 136

58 Gambar Layout Meja Komputer Sumber : Analisa Pribadi - Kapasitas 30 meja komputer - 2 meja membutuhkan ukuran 4.8 x 1.2 = 5.76 m 2 - Jadi 30 meja, maka 30/2 x 5.76 = 86.4 m 2 Keterampilan Elektronik Pada gambar 3.21 menunjukkan layout meja komputer ruang menjahit untuk menghitung besaran ruang keterampilan komputer : - Kapasitas 30 meja servis Gambar Layout Meja Servis Sumber : Analisa Pribadi - 2 meja membutuhkan ukuran 4.8 x 1.2 = 5.76 m 2 - Jadi 30 meja, maka 30/2 x 5.76 = 86.4 m 2 Dalam pelatihan keterampilan ini dapat di ikuti oleh masyarakat sekitar sehingga dapat terjalin interaksi sosial 137

59 antara penghuni panti dengan masyarakat sekitar, berikut adalah daftar kelompok peserta kegiatan keterampilan yang dapat dilihat pada tabel 3.24 dibawah ini. Tabel Daftar Kelompok Peserta Keterampilan Sumber : Analisa Pribadi USIA PUTRA 30 ORANG PUTRI 30 ORANG 6-12 Tahun Kelompok A Kelompok B Tahun Kelompok C Kelompok D Tahun Kelompok E Kelompok F Binaan Luar Kelompok G Kelompok H Pada tabel 3.25 menunjukkan jadwal kegiatan keterampilan yang dilakukan pada panti asuhan terpadu di Kota Semarang : Tabel Jadwal Kegiatan Keterampilan Sumber : Analisa Pribadi HARI KETERAMPILAN MENJAHIT KOMPUTER ELEKTRONIK Senin Kelompok E Kelompok F - Selasa Kelompok D Kelompok E - Rabu Kelompok F Kelompok D Kelompok C Kamis - Kelompok C Kelompok D Jum at - Kelompok B Kelompok E Sabtu Kelompok C Kelompok A Kelompok F Parkir Pada tabel 3.25 menunjukkan jumlah pengguna parkir panti asuhan terpadu di Kota Semarang: 138

60 Tabel Jumlah Pengguna Parkir Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi PENGHUNI Pengasuh Pengelola Pegawai Peserta Keterampilan Pengunjung Taman JUMLAH JUMLAH 36 Pengasuh 9 Orang 46 Orang 60 Orang 50 Orang 200 Orang - Anak asuh 180 orang anak, asumsi sepeda 30 buah - Asumsi penghuni memakai mobil 30% x 201 = 15 4 orang - Asumsi penghuni memakai motor 50% x 200 = 50 2 orang - Asumsi 20% jalan kaki / naik kendaraan umum. - Bus transportasi panti asuhan 2 buah Pada tabel 3.27 menunjukkan perhitungan luas parkir panti asuhan terpadu di Kota Semarang : Tabel Perhitungan Luas Parkir Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi KENDARAAN JUMLAH UKURAN LUAS Sepeda m 2 / Buah 15 m 2 Sepeda Motor 50 2 m 2 / Buah 100 m 2 Mobil m 2 / Buah m 2 Bus 2 32 m 2 / Buah 64 m 2 TOTAL LUAS m 2 139

61 Ruang Khusus Difabel Untuk perhitungan jumlah anak difabel diasumsikan sebanyak 5% dari jumlah anak asuh, jadi jumlah anak asuh berkebutuhan khusus sebanyak (5% x 180 anak) yaitu 9 anak, dibulatkan menjadi 10 anak, studi ruang khusus difabel memperhatikan ukuran standar agar anak dengan kebutuhan khusus merasa nyaman tinggal di area panti asuhan, berikut adalah studi ruang khusus untuk anak difabel : - Ruang Tidur Difabel Pada tabel 3.27 menunjukkan layout kamar tidur difabel yang digunakan untuk perhitungan besaran ruang khusus difabel : Gambar Layout Kamar Tidur Difabel Sumber : Analisa Pribadi 2 Orang Membutuhkan Ukuran 4.4 x 3.85 = m 2 Jika 10 orang, maka 10/2 x = 84.7 m 2 140

62 - Kamar Mandi Pada gambar 3.24 menunjukkan standar kamar mandi untuk difabel yang digunakan untuk perhitungan besaran ruang khusus difabel : Gambar Ukuran Standar Kamar Mandi Difabel Seumber : Neufert Data Arsitek Asumsi 2 kamar mandi untuk 10 orang Maka membutuhkan ukuran 1.65 x 1.7 x 2 = 5.61 m 2 Jadi studi ruang khusus untuk difabel membutuhkan ukuran ruang = m 2 141

63 Dalam perhitungan besaran ruang Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang dihitung berdasarkan standar : NAD TSS AS SRK : Neufert Data Arsitek : Time Saver Standard, Joseph D. Ciara : Asumsi berdasarkan studi analisis : Studi Ruang Khusus c. Besaran Ruang Fasilitas Utama Panti asuhan Besaran ruang fasilitas utama panti asuhan terpadu di Kota Semarang dapat dilihat pada tabel 3.46 Sampai tabel 3.62 : Tabel Besaran Ruang Kamar Tidur Anak NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Tidur Anak 30 6 (STUDI) a. Kasur (S16) b. Lemari 2 Pintu 0.6x1.2 Meter. c. Gerak Manusia (S5) PERHITUNGAN - 6 orang anak membutuhkan ukuran 3.2 x 10.2 = m 2-1 ruang kapasitas 30 orang maka, 30/6 x = m2 - Jadi dengan jumlah 6 ruang, maka 6 x = m 2 LUAS TOTAL m 2 142

64 Tabel Besaran Ruang Kamar Tidur Pengasuh NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Tidur Pengasuh 2 18 STUDI a. Kasur (S16) b. Lemari 2 Pintu 0.6x1.2 Meter c. Gerak Manusia (S18) d. Meja (S2) PERHITUNGAN - 2 orang anak membutuhkan ukuran 3.2 x 3.2 = m 2 - Jika terdapat 18 ruang maka 18 x = m 2 LUAS TOTAL m 2 Tabel Besaran Ruang Kamar Khusus Difabel NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Khusus Difabel 10 1 K. Tidur, 2 KM STUDI a. Kasur (S16) b. Lemari 2 Pintu 0.6x1.2 Meter c. Gerak Difabel (S5) PERHITUNGAN - Ukuran ruang tidur 10 difabel 9.15 x 5.6 =51.24 m 2-2 kamar mandi, maka 1.65 x 1.70 = 2.8 m 2 - Maka luas total = m 2 LUAS TOTAL m 2 143

65 Tabel Besaran Ruang Belajar NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Belajar 60 3 STUDI a. Meja Belajar (S16) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - 2 orang anak membutuhkan ukuran 3.6 x 1.2 = 4.32 m 2 - Jika 1 ruang ada 60 anak, maka 60/2 x 4.32 =129.6 m 2 - Jumlah 3 ruang, maka 3 x = m 2 LUAS TOTAL m 2 Tabel Besaran Ruang Perpustakaan NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Perpustakaan STUDI a. Meja (S16) b. Kursi (S15)20 Rak c. Gerak Manusia (S5) PERHITUNGAN - 4 orang membutuhkan ukuran 3.6 x 1.2 = Jika 80 anak, maka 180/4 x 4.32 = m rak membutuhkan ukuran 6 x 9 = 54 m 2 - Maka total perpustakaan = m 2 LUAS TOTAL m 2 144

66 Tabel Besaran Ruang Makan NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Makan STUDI a. Meja (S7) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - 16 orang membutuhkan ukuran 3.2 x 6.4 = m 2-1 ruang 120 orang, maka 120/16 x =153.6 m 2 - Jika terdapat 2 ruang, maka 2 x = m 2 LUAS TOTAL m 2 Tabel Besaran Ruang Dapur NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Dapur 8 1 STUDI a. Kabinet b. Gerak Manusia (s18) PERHITUNGAN - 2 kompor memasak nasi, 2 kompor sayur, 2 kompor lauk - 2 orang masak nasi, 4 masak sayur, 2 masak lauk - Ukuran 9.6 x 3.8 = m 2 LUAS TOTAL m 2 145

67 Tabel Besaran Ruang Kamar Mandi Anak NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Mandi STUDI a. Kamar Mandi (S17) PERHITUNGAN - 1 orang mandi 10 menit, jangka waktu kegiatan mandi 1 jam - 1 kamar mandi dapat digunakan 6x dalam 1 jam - Jika pengguna 240, maka 240/6 = 40 kamar mandi - Jadi luas total adalah 40 x 1.45 x 1.4 = 81.2 m 2 LUAS TOTAL 81.2 m 2 Tabel Besaran Ruang Cuci dan Jemur NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Cuci dan Jemur 10 2 STUDI a. Mesin Cuci (S11) b. Pergerakan Manusia (S18) 146

68 PERHITUNGAN - 2 mesin cuci membutuhkan ukuran 1.6 x 1.8 = 2.88 m 2 - Jika 10 mesin cuci maka, 10/2 x 2.88 = 14.4 m 2 - Terdapat 2 ruang, maka 2 x 14.4 = 28.8 m 2 - Ruang jemur 30m 2 x 2 area = 60 m 2 - Luas Total = 88.8 m 2 LUAS TOTAL 88.8 m 2 Tabel Besaran Ruang Kamar Tamu NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Tamu 2 5 STUDI a. Kasur (S16) b. Lemari 2 Pintu 0.6x1.2 Meter c. Gerak Manusia (S18) d. Meja (S2) PERHITUNGAN - Masa jenguk 1 minggu pertama setiap bulan - Tiap hari pada ada 26 (180/7) anak yang dijenguk 2 orang - Jadi penjenguk perhati 52 orang, asumsi yang menginap 20% - 52 x 20 % = 10 orang, berarti 5 kamar. - Jadi luas yang dibutuhkan 5 x 3.2 x 3.2 = 51.2 m 2 LUAS TOTAL 51.2 m 2 Tabel Besaran Ruang Tamu NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Tamu 10 1 STUDI a. Sofa Tamu (S13) b. Meja (S2) c. Gerak Manusia (S18) 147

69 PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Luas yang dibutuhkan adalah 5.70 x 4.55 = 25.9 m m 2 Tabel Besaran Ruang Gudang Perabot NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Gudang Perabot - 2 STUDI a. Meja (S2) b. Lemari - Ukuran 6 x 4 = 24 m 2 - Jadi 2 ruang, 2 x 24 = 48 m 2 PERHITUNGAN LUAS TOTAL 48 m 2 Tabel Besaran Ruang Gudang Makanan NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI Gudang Makanan - 1 a. Meja (S2) b. Refrigerator 0.6 x 0.8 PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran 3 x 4 = 12 m 2 12 m 2 148

70 Tabel Besaran Ruang Komunikasi NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG R. Komunikasi 50 1 STUDI a. Meja (S16) b. Kursi (S15)Sofa (S13) c. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - Jam penggunaan hari Minggu ( ) = 7 jam - Setiap anak 1 jam penggunaan, 180anak / 7jam = 25 Unit - Jadi ukuran 15 x 6.3 = 94.5 m 2 LUAS TOTAL 94.5 m 2 Tabel Besaran Ruang Konseling NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Konseling 6 2 STUDI a. Meja (S2) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - 1 ruang kapasitas 6 orang = 5.6 x 6.6 = m 2 - Jika 2 ruang, maka x 2 = m 2 LUAS TOTAL m 2 149

71 Tabel Besaran Ruang Koki NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Koki 2 4 STUDI a. Kasur (S16) b. Lemari 2 Pintu 0.6x1.2 Meter c. Gerak Manusia (S18) d. Meja (S2) PERHITUNGAN - 2 orang membutuhkan ukuran 3.2 x 3.2 = m 2 - Jika 8 orang, maka 8/2 x m 2 = m 2 LUAS TOTAL m 2 Tabel Besaran Ruang Ibadah NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI Masjid Kapel Katolik 23 1 Kapel Kristen 23 1 Dharmasalla (Budha) 4 1 Plangkiran m 2 (Lihat Hal. 130) m 2 (Lihat Hal. 131) m 2 (Lihat Hal. 132) 12 m 2 (Lihat Hal. 133) 12 m 2 (Lihat Hal. 134) LUAS TOTAL m 2 150

72 d. Besaran Ruang Fasilitas Penunjang Panti Asuhan Perhitungan besaran ruang fasilitas penunjang panti asuhan adat dilihat pada tabel 3.63 sampai tabel Tabel Besaran Ruang Keterampilan NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI Keterampilan Menjahit 60 1 Keterampilan Komputer 30 1 Keterampilan Elektronik m 2 (Lihat Hal. 135) 86.4 m 2 (Lihat Hal. 137) 86.4 m 2 (Lihat Hal. 137) LUAS TOTAL m 2 Tabel Besaran Ruang Musik NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Musik 6 1 STUDI Analisis Pribadi PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran ruang musik 4 x 4 = 16 m 2 16 m 2 151

73 Tabel Besaran Ruang Tari NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Tari 15 1 STUDI a. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran ruang musik 9.25 x = m m 2 Tabel Besaran Ruang Pengembangan Bakat Suara NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG R.Aula dan Bakat Suara 15 1 STUDI a. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - Ukuran ruang musik 4 x 5 = 20 m 2 - Ruang aula luas (Perhitungan Halaman 128) - Jadi total = LUAS TOTAL m 2 152

74 Tabel Besaran Ruang Kesehatan NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Kesehatan 3 4 STUDI a. Meja (S2) b. Kursi (S15) c. Bed Pasien (S9) d. Lemari 0.6x1.2 m e. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - Ukuran 1 ruang membutuhkan 3.8 x 3.4 = m 2 - Jika 4 ruang, maka 4 x = m 2 LUAS TOTAL m 2 Tabel Besaran Ruang Pengembangan Fisik NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG R. Pengembangan Fisik 3 3 STUDI a. Meja (S2) b. Kursi (S15) c. Bed Pasien (S9) d. Lemari 0.6x1.2 m e. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - Ukuran 1 ruang membutuhkan 3.8 x 3.4 = m 2 - Jika 4 ruang, maka 4 x = m 2 LUAS TOTAL m 2 153

75 Tabel Besaran Ruang Psikolog NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Psikolog 17 1 STUDI a. Meja (S2) b. Kursi (S15) c. Bed Pasien (S9) d. Lemari 0.6x1.2 m e. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - Ruang Konsultasi dan Ruang Tes Psikolog - Ukuran ruang 6.4 x 4.4 = m 2 LUAS TOTAL m 2 Tabel Besaran Ruang Bimbingan Belajar NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Bimbel 20 3 STUDI a. Meja (S16) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S5) PERHITUNGAN - 4 orang membutuhkan ukuran 4.8 x 1.2 = 5.76 m 2 - Jika 1 ruang 20 orang, maka 20/4 x 5.76 = 28.8 m 2 - Jadi 3 ruang, maka 3 x 28.8 = 86.4 m 2 LUAS TOTAL m 2 154

76 Tabel Besaran Ruang Lapangan Olah Raga NAMA RUANG UKURAN JUMLAH RUANG STUDI Lapangan Futsal Standar 25x m 2 (Studi 19) Lapangan Basket Standar 26x m 2 (Studi 19) Lap. Voli / Badminton Standar 18x m 2 (Studi 19) LUAS TOTAL 901 m 2 e. Besaran Ruang Fasilitas Pengelola Besaran ruang fasilitas pengelola panti asuhan dapat dilihat pada tabel 3.72 sampai tabel 3.91 : Tabel Besaran Ruang Tamu Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Tamu 5 1 STUDI a. Meja (S16) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S5) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Luas ruang tamu 3.3 x 4.5 = m m 2 155

77 Tabel Besaran Ruang Keluarga Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Keluarga 4 1 STUDI a. Meja (S16) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S5) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Luas ruang tamu 3.9 x 3.9 = m m 2 Tabel Besaran Ruang Tidur Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Tidur 2 2 STUDI a. Kasur (S16) b. Lemari 2 Pintu 0.6x1.2 Meter c. Gerak Manusia (S18) d. Meja (S2) PERHITUNGAN - 1 ruang membutuhkan ukuran 4.4 x 3.8 = m 2 - Jika 2 ruang maka 2 x = m 2 LUAS TOTAL m 2 156

78 Tabel Besaran Kamar Mandi Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Mandi 1 2 STUDI Studi 17 PERHITUNGAN - 1 kamar mandi dengan bathup = 2.5 x 1.55 = 3.75 m 2-1 kamar mandi tanpa bathup = 1.45 x 1.4 = 2.03 m 2 - Jadi total = 5.78 m 2 LUAS TOTAL 5.78 m 2 Tabel Besaran Ruang Cuci dan Jemur Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG R. Cuci dan Jemur 1 2 STUDI Studi 11 PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran ruang cuci dan jemur 3.8 x 1.8 = 6.84 m m 2 157

79 Tabel Besaran Ruang Tamu Wakil Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Tamu 5 1 STUDI a. Meja (S16) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S5) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Luas ruang tamu 3.3 x 4.5 = m m 2 Tabel Besaran Ruang Tamu Wakil Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Tamu 4 1 STUDI a. Meja (S16) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S5) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Luas ruang tamu 3.9 x 3.9 = m m 2 158

80 Tabel Besaran Ruang Tidur Wakil Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Tidur 2 2 STUDI a. Kasur (S16) b. Lemari 2 Pintu 0.6x1.2 Meter c. Gerak Manusia (S18) d. Meja (S2) PERHITUNGAN - 1 ruang membutuhkan ukuran 4.4 x 3.8 = m 2 - Jika 2 ruang maka 2 x = m 2 LUAS TOTAL 33.4 m 2 Tabel Besaran Kamar Mandi Wakil Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Kamar Mandi 1 2 STUDI Studi 17 PERHITUNGAN - 1 kamar mandi dengan bathup = 2.5 x 1.55 = 3.75 m 2-1 kamar mandi tanpa bathup = 1.45 x 1.4 = 2.03 m 2 - Jadi total = 5.78 m 2 LUAS TOTAL 5.78 m 2 159

81 Tabel Besaran Ruang Cuci dan Jemur Wakil Kepala Pengelola NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG R. Cuci dan Jemur 1 2 STUDI Studi 11 PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran ruang cuci dan jemur 3.8 x 1.8 = 6.84 m m 2 Tabel Besaran Ruang Resepsionis NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Resepsionis 2 STUDI a. Resepsionis (S14) b. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran resepsionis 2.2 x 3.3 = 7.26 m m 2 160

82 Tabel Besaran Ruang Informasi NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Informasi 6 1 STUDI a. Resepsionis (S14) b. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran resepsionis 3.4 x 4.4 = m m 2 Tabel Besaran Ruang Pegawai NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Pegawai 10 1 STUDI a. Meja (S16) b. Kursi (S15) c. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran resepsionis 8.8 x 6.6 = m m 2 161

83 Tabel Besaran Ruang Pantri NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Pantri 10 1 STUDI a. Pantri (Studi 10) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran Pantri 2.4 x 1.6 = 3.84 m m 2 Tabel Besaran Ruang Office Boy NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Office Boy 10 1 STUDI b. Pantri (Studi 10) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ukuran Pantri 4 x 3 = 12 m 2 12 m 2 162

84 Tabel Besaran Ruang Sopir NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Sopir 2 1 STUDI a. Kasur (S16) b. Lemari 2 Pintu 0.6x1.2 Meter c. Gerak Manusia (S18) d. Meja (S2) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - 2 orang membutuhkan ukuran 3.2 x 3.2 = m m 2 Tabel Besaran Ruang Tata Usaha NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Tata Usaha 4 1 STUDI a. Asumsi Pribadi b. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - 2 orang membutuhkan ukuran 4.3 x 6.3 = m m 2 163

85 Tabel Besaran Ruang Rapat NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Rapat 8 1 STUDI a. Meja (Studi 5) b. Kursi (Studi 5) c. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - 2 orang membutuhkan ukuran 4.5 x 3.9 = m m 2 Tabel Besaran Ruang Sekretaris dan Bendahara NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG R. Sekretaris & Bendahara 6 1 STUDI a. Meja (Studi 2) b. Kursi (Studi 15) c. Lemari (Studi 2) d. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - 2 orang membutuhkan ukuran 4.4 x 4.4 = m m 2 164

86 Tabel Besaran Ruang Sekretaris dan Bendahara NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG R. Kepala Pengelola 7 1 STUDI a. Meja (Studi 2) b. Kursi (Studi 15) c. Lemari (Studi 2) d. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN - 2 orang membutuhkan ukuran 5 x 4 = 20 m 2 - Ruang wakil sama dengan ruang kepala jadi 20 x 2 = 40 m 2 LUAS TOTAL 40 m 2 f. Besaran Ruang fasilitas Service Perhitungan besaran ruang pada fasilitas service dapat dilihat pada tabel 3.92 sampai tabel 3.95 : 165

87 Tabel Besaran Ruang CCTV NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang CCTV 2 1 STUDI a. Asumsi b. Gerak Manusia (S18) PERHITUNGAN LUAS TOTAL - 2 orang membutuhkan ukuran 2.8 x 3.2 = 8.96 m m 2 Tabel Besaran Ruang Genset NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Genset - 1 STUDI Asumsi PERHITUNGAN LUAS TOTAL - Ruang genset kedap suara, dinding tebal. - Ukuran ruang genset 8 x 8 = 64 m 2 64 m 2 - Ruang Pengolahan Air 8 x 8 = 64 m 2 64 m 2 166

88 Tabel Besaran Ruang Keamanan NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG Ruang Keamanan 3 2 STUDI Asumsi PERHITUNGAN - Ruang ukuran 2.5 x 2.5 = 6.25 m 2 - Jika 2 ruangan, maka 2 x 6.25 = 12.5 m 2 LUAS TOTAL 12.5 m 2 Tabel Besaran Ruang Parkir NAMA RUANG KAPASITAS JUMLAH RUANG STUDI Parkir 30 Sepeda 50 Motor 15 Mobil 2 Bus 1 Perhitungan Halaman 139 LUAS TOTAL m 2 167

89 Tabel Jumlah Besaran Ruang Panti Asuhan Sumber : Analisa Pribadi REKAPITULASI Fasilitas Utama m 2 Fasilitas Penunjang m 2 Fasilitas Pengelola m 2 Fasilitas Servis m 2 JUMLAH 4852 m 2 Sirkulasi 10 % m 2 TOTAL 5337 m 2 Luas Parkir : m 2 Luas Lapangan OR : 901 m 2 Menurut peraturan Keterangan Rencana Kota tentang pemanfaatan zoning tiap kelurahan, tapak panti asuhan berada di jalan Hanoman Raya Kelurahan Krapyak termasuk ke dalam zoning 6 yang mempunyai regulasi untuk lingkungan permukiman KDB maksimal 70 %, KLB maksimal 1.5 dan ketinggian maksimum 3 lantai atau ±15 meter. Ditanya : Luas lahan yang dibutuhkan? Jawab :... Luas Lahan = (Luas Bangunan / KLB) + Parkir + Lapangan = (5337/ 1.5 ) =

90 = m 2 Luas Lantai Dasar = Luas Lahan x KDB = x 40 % = 1930 m 2 Jumlah Lantai = Luas Bangunan / Luas Lantai Dasar = 4825/1930 = 3 Lantai Studi Citra Arsitektural Pencitraan bangunan Panti Asuhan Terpadu Di Kota Semarang ini adalah menunjukkan kesan kekeluargaan, memiliki kesan terbuka terhadap masyarakat supaya terjadi interaksi sosial antara penghuni panti asuhan dengan masyarakat sekitar hal ini ditandai dengan pemberian fasilitas taman, olahraga dan pelatihan keterampilan untuk masyarakat umum, selain itu hal semacam ini dilakukan agar anak memiliki banyak teman, saudara dan keluarga supaya mereka merasa bahwa hidup mereka tidak seperti dibatasi, dan pastinya nyaman serta betah untuk tinggal di lingkungan panti asuhan ini. 169

91 3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan Studi Sistem Struktur dan Enclosur Sistem struktur dan enclosur pada bangunan yang akan diterapkan pada proyek Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang ini lebih mengacu pada kegunaan struktur yang sesuai kebutuhan, kuat, awet, tahan kebakaran dan aman dalam penggunaan maupun dalam pembangunannya, bangunan ini akan menggunakan struktur rangka yang dapat dilihat pada gambar 3.25, berikut adalah beberapa studi struktur yang meliputinya : Gambar Ilustrasi Sistem Struktur Rangka Bangunan Sumber : a. Struktur Bawah Struktur Pondasi Merupakan struktur bangunan yang berfungsi sebagai penopang beban dari bangunan yang berada di atasnya yang kemudian akan disalurkan ke dalam tanah. Menurut Rudy Gunawan dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu 170

92 Bangunan terdapat 2 macam pondasi yaitu pondasi langsung / pondasi dangkal (shallow Foundation) dan pondasi tiang / pondasi dalam (dap Foundation) : - Pondasi langsung / pondasi dangkal merupakan pondasi yang digunakan pada bangunan berlantai sedikit, biasanya menggunakan material batu kali, bata bata ataupun beton yang biasanya memiliki kedalaman 0.8 meter sampai 1.2 meter. - Pondasi tiang / pondasi dalam merupakan pondasi yang biasanya digunakan pada bangunan bertingkat banyak dapat menggunakan tiang pancang, bored pile dan lain-lain. Dalam kasus bangunan Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang ini merupakan bangunan berlantai sedikit jadi cukup untuk menggunakan jenis pondasi dangkal, berikut beberapa contoh pondasi dangkal yang dapat digunakan pada proyek panti asuhan ini : Pondasi Foot Plate Berikut adalah pondasi foot plat yang dapat dilihat pada gambar 3.26 : 22. Gunawan, Rudy Pengantar Ilmu Bangunan. Yogyakarta : Kanisius. 171

93 Gambar Pondasi Foot Plate / Pondasi Telapak Sumber : Merupakan pondasi yang termasuk ke dalam jenis pondasi dangkal, biasanya digunakan pada bangunan bertingkat, material yang digunakan pondasi ini adalah besi ruangan dengan beton, letak pondasi ini adalah tepat di bawah kolom. Cara pengerjaannya mudah dan cepat, berikut adalah penjelasannya : - Gali tanah sesuai dengan modul pondasinya - Rangkai ruangan pondasinya - Beri lantai kerja pada galian menggunakan spesi setinggi 5cm - Letakkan besi di atas spesi dan jangan lupa ber bantalan menggunakan tahu beton agar letak ruangan berada di dalam beton - Tuangkan cor beton setinggi pelat bawahnya. 172

94 - Selanjutnya buat bedgesting untuk melakukan pengecoran pada kolom pedestal pondasi sebagai cetakan - Tuangkan cor beton ke dalam bedgesting sampai penuh - Tunggu sampai tiang pedestal kering dan lepaskan bedgesting - Urug galian pondasi dengan tanah hasil galian pertama. Pondasi Lajur Beton Pondasi ini hampir sama dengan pondasi dot plat, hanya saja pondasi ini menerus menggunakan material beton yang mengikuti slof bangunan yang dapat dilihat pada gambar 3.27 : Gambar Pondasi Lajur Beton Sumber : Pondasi Rakit (Mat Foundation) Merupakan sebuah pondasi plat tebal yang melebar ke seluruh bagian dasar bangunan, pondasi ini 173

95 cocok digunakan pada lahan yang memiliki daya dukung tanah rendah, pondasi rakit ini apabila bangunan mengalami penurunan akan turun secara bersama-sama sehingga memungkinkan tidak terjadi kerusakan akibat pada struktur di atasnya akibat adanya penurunan, berikut adalah pondasi rakit yang dapat dilihat pada gambar 3.28 : Gambar Pondasi Rakit ( Mat Foundation) Sumber : Strauss Pile (Bore Pile Mini Manual) Strauss pil merupakan sebuah pondasi yang pengerjaannya dengan cara melakukan pengeboran secara manual dengan tenaga manusia, pondasi ini memiliki kelebihan lebih ekonomis dibandingkan dengan pondasi bore pile mesin, pondasi footplate dan pondasi sumuran serta pondasi dalam lainnya. Ciri-ciri pondasi ini adalah : - Diameter rata-rata cm - Kedalaman rata-rata 6 meter dengan bor manual tangan. 174

96 - Jenis tanah yang dapat dikerjakan adalah tanah lunak, bukan berupa tanah berpasir, padas, batu, sampah dan tanah keras. Pengerjaan pondasi ini cukup esisien dan kebutuhan alat yang cukup sederhana, berikut adalah cara pengerjaannya : - Tentukan titik yang akan dilakukan pengeboran - Siapkan alat berupa mata bor manual, caranya adalah dengan memasukan mata bor dengan cara diputar dan jika tanah sudah terisi tanah baru diangkat seperti yang terlihat pada gambar 3.29 : Gambar Pengerjaan Strauss Pile Sumber : cara-membuat-strausspile.html - Jika sudah mencapai kedalaman titik tanah keras, siapkan tulangan besi dan sengkang yang dibengkokkan dengan cara diputar sehingga berbentuk seperti per, dan lakukan 175

97 pengecoran seperti yang terlihat pada gambar 3.30 : b. Sistem Struktur Tengah Gambar Pengerjaan Strauss Pile Sumber : cara-membuat-strausspile.html Kolom Merupakan tiang vertikal sebagai komponen untuk menyalurkan beban menuju pondasi, ada beberapa jenis kolom, yaitu : - Kolom Utama, merupakan kolom yang bekerja sebagai penyangga utama beban, kolom semacam ini tepat pada bagian bawah kolom pasti ada pondasinya. - Kolom Praktis, merupakan kolom yang berfungsi sebagai pembantu kerja kolom utama sebagai pengikat dinding setiap bidang dinding 9 m 2-12 m 2 harus terdapat kolom praktis yang diikat dengan sloof dan balok, kolom ini tepat dibawahnya tidak harus terdapat pondasi jika menggunakan pondasi telapak, pada gambar 3.31 dapat dilihat gambar kolom pada bangunan. 176

98 Gambar Kolom Pada Bangunan Sumber : Balok Merupakan struktur bangunan yang berfungsi untuk menyangga lantai di atasnya atau untuk meyalurkan beban dari atap menuju ke kolom. Material yang digunakan untuk balok ada beberapa antara lain menggunakan beton dan baja, menggunakan baja akan lebih kuat terhadap gaya tarik akan tetapi tidak tahan terhadap api, sedangkan menggunakan beton lebih tahan terdapat kebakaran. Perhitungan dimensi balok biasanya berdasarkan jarak antar kolom, berikut penjabarannya : Untuk menghitung tinggi balok adalah menggunakan rumus 1/10 atau 1/12 jarak antar kolom, kemudian untuk menentukan lebarnya adalah ½ x tinggi balok Pada gambar 3.32 dapat dilihat balok beton yang biasa terdapat pada bangunan dengan sistem struktur rangka : 177

99 Gambar Balok Beton Bangunan Sumber : Dinding Dalam pemasangan pelingkup seperti dinding harus tegak lurus, hal ini agar stabil baik sebagai penopang beban atau sebagai yang ditopang pondasi. Dinding juga dapat digunakan sebagai struktur penahan beban, yaitu : - Dinding Masif, merupakan dinding dengan tebal cm yang dapat memikul beban di atasnya, pondasi dinding semacam ini biasanya menggunakan plat lajur beton. - Struktur Dinding Sejajar, merupakan sistem struktur di mana beban atap maupun lantai hanya ditopang oleh 2 dinding atau lebih yang sejajar dan satu arah. - Struktur Rangka, merupakan sistem struktur di mana beban dari lantai atas maupun atap disalurkan menuju ring balok kemudian disebar secara merata turun melalui kolom kemudian disebar melalui sloof dan turun ke pondasi. 178

100 Untuk material dalam pembuatan dinding terdapat beberapa macam bahan yang digunakan, antara lain : - Bata Merah Merupakan unsur pembuatan konstruksi dinding yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dengan bentuk balok dengan ukuran panjang 21 cm, lebar 11 cm dan tebal 5 cm, batu bata merah merupakan bahan hasil campuran beberapa unsur yang dibakar sehingga mengeras dan tidak dapat hancur, berikut adalah merupakan bata merah yang dapat dilihat pada gambar 3.33 : Gambar Batu Bata Merah Sumber : Pada tabel 3.43 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan bata merah : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Bata Merah Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Kedap air dan kedap suara Kuat dan tahan lama Tahan Retak KEKURANGAN Waktu pemasangan lebih lama Biaya Cukup besar 179

101 - Bata Hebel Merupakan bahan dinding yang memiliki berat cukup ringan, penggunaan bahan ini cocok digunakan pada lokasi dengan daya dukung tanah rendah karena beban terhadap fondasi tidak terlalu besar seperti bata merah, ukuran bata hebel ini adalah panjang 60 cm lebar 20 cm serta tebal sekitar 7.5 cm 10 cm. Pada gambar 3.34 dapat dilihat bata ringan yang digunakan sebagai pengisi dinding : Gambar Bata Ringan Sumber : Pada tabel 3.44 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan bata ringan : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Bata Ringan Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Kedap Air Dan Kedap Suara Kuat Dan Tahan Lama Cepat Pemasangan KEKURANGAN Rentan Terhadap Getaran Harganya Mahal - Kalsi Board Merupakan materi; untuk pembuatan dinding partisi yang bentuknya adalah lembaran dengan ukuran 122 cm 180

102 x 244 cm. Pada gambar 3.45 merupakan kalsiboard yang digunakan sebagai dinding partisi : Gambar Kalsiboard Sumber : Pada tabel 3.46 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan bata merah : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Kalsiboard Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Cepat Pengerjaannya Murah Tahan Lama KEKURANGAN Tidak Kedap Suara Memungkinkan Rembesan Air Lantai Terdapat beberapa macam, lantai yang dapat digunakan untuk dasar dalam panti asuhan ini : - Keramik Merupakan bahan penutup lantai yang terbuat dari tanah liat, terdapat beberapa macam ukuran yaitu 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm dan juga sampai 100 x 100 cm. Pada gambar 3.34 merupakan penutup lantai jenis keramik : 181

103 Gambar Keramik Lantai Sumber : Pada tabel 3.47 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan keramik sebagai penutup lantai : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Keramik Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Banyak Ukuran dan Motif Tahan Lama dan Kedap Air Mudah Pemasangannya KEKURANGAN Mudah Pecah Susah Mencari Motif Yang Sama Jika Pecah Berbahaya Jika Pecah - Lantai Semen / Cor Beton Merupakan lantai yang menggunakan cor beton yang di aji yang dapat dilihat pada gambar 3.35 : Gambar Lantai Semen / Cor Beton Sumber : 182

104 Pada tabel 3.46 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan bata merah : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Lantai Semen / Cor Beton Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Kuat dan Tahan Lama Mudah Dalam Perawatan KEKURANGAN Semen Mudah Mengelupas - Grass Block dan Paving Blok Pada gambar 3.36 umumnya digunakan sebagai penutup tanah di luar ruang, akan tetapi juga ada yang menggunakan sebagai alas lantai dalam. Gambar Lantai Grass Block dan Paving Block Sumber : - Lantai Vinyl Merupakan material pelapis yang digunakan untuk menutupi lantai di bawahnya, lantai di bawahnya dapat berupa lantai keramik maupun lantai semen, cukup hanya di tempel di atasnya. Yang dapat dilihat pada gambar

105 Gambar Vinyl Pelapis Latai Sumber : Pada tabel 3.49 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan penutup lantai vynil : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Lantai Vinyl Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Mudah Perawatan Tahan Noda Mudah Dibersihkan KEKURANGAN Rentan Terhadap Benda Tajam Mudah Sobek c. Sistem Struktur Atas Penutup Atap Terdapat beberapa macam penutup atap yang dapat digunakan pada proyek panti asuhan ini, antara lain adalah : - Atap Genteng Tanah Liat Terbuat dari tanah liat yang dicetak dengan pres kemudian dibakar sehingga mengeras yang dapat dilihat pada gambar 3.38 : 184

106 Gambar Penutup Atap Genteng Tanah Liat Sumber : Pada tabel 3.46 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan genteng tanah liat : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Genteng Tanah Liat Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Mudah Perawatannya Tahan Lama KEKURANGAN Mudah Pecah Susah di Aplikasikan Pada Atap dengan Kemiringan Tinggi - Genteng Aspal Merupakan material penutup atap yang terbuat dari serat organik yang dicampur dengan aspal, pada gambar 3.39 merupakan genteng aspal yang digunakan sebagai penutup atap seperti yang terlihat di bawah ini : 185

107 Gambar Penutup Atap Genteng Aspal Sumber : Keunggulan-Memakai-Genteng-Aspal Pada tabel 3.51 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan genteng aspal : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Genteng Aspal Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Material Ringan Awet dan Tahan Bocor Material Lentur KEKURANGAN Mahal - Onduline Merupakan penutup yang bentuknyalembaran, mempunyai ukuran 122 cm x244 cm yang dapat dilihat pada gambar 3.40 : Gambar Penutup Atap Onduline Sumber : 186

108 Pada tabel 3.52 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan onduline : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Onduline Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Material Ringan Tahan Terhadap Kebocoran Tidak Menyerap Panas KEKURANGAN Rentan Pecah Jika Terinjak Bahan Mudah Terbakar Konstruksi Atap - Konstruksi Atap Kayu Komponen pada konstruksi atap kayu adalah reng ukuran 2 x 3 cm, kasau ukuran 3 x 5 cm atau 5 x 7 cm, gording, kuda-kuda, tiang makelar dan sekur ukuran, balok tarik dan murplat ukuran 6 x 12 cm atau 8 x 15 cm, bumbungan, papan reuter dan listplank ukuran 3 x 20 cm, berikut adalah konstruksi atap kayu yang dapat dilihat pada gambar 3.41 : Gambar Konstruksi Atap Kayu Sumber : 187

109 Pada tabel 3.52 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan konstruksi atap kayu : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Konstruksi Atap Kayu Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Kuat dan Stabil Bahan Mudah Didapat Menimbulkan Kesan Hangat KEKURANGAN Rentan Terkena Rayap Mudah Terbakar Kayu Dapat Mengembang dan Menyusut Mudah Lapuk Jika Terkena Air - Konstruksi Atap Baja Ada 2 macam tipe konstruksi baja yang dapat diaplikasikan pada proyek panti asuhan ini, yaitu konstruksi atap baja ringan dan baja konvensional. Baja perbedaan antara baja ringan dan baja konvensional adalah dari bahannya baja ringan menggunakan baja alumunium sedangkan baja konvensional menggunakan besi baja kemudian jarak antar kuda-kuda baja ringan lebih rapat jika dibandingkan dengan baja konvensional yaitu maksimal 100 cm 120 cm sedangkan baja konvensional jarak antar kuda-kuda lebih dari 120 cm. Dibawah ini merupakan penggunaan konstruksi tapa baja ringan dan baja konvensional yang dapat dilihat pada gambar 3.42 dan gambar 3.43 di bawah ini : 188

110 Gambar Konstruksi Atap Baja Ringan Sumber : Gambar Konstruksi Atap Baja Konvensional Sumber : Pada tabel 3.54 menunjukkan kekurangan dan kelebihan menggunakan konstruksi baja ringan: Tabel Kekurangan dan Kelebihan Konstruksi Atap Baja Ringan Sumber : Analisa Pribadi KELABIHAN Ringan, Kuat dan Tahan Lama Lebih Tahan Terhadap Kebakaran dibanding dengan Kayu Pemasangan Relatif Cepat dan Murah KEKURANGAN Sulit Untuk dipotong Kurang Menarik Jika diekspos Membutuhkan Perhitungan yang Teliti 189

111 3.2.2 Sistem Utilitas Merupakan satu sistem sebagai kelengkapan bangunan untuk menunjang fungsi bangunan agar dapat digunakan secara maksimal, aman dan nyaman untuk ditempati. a. Sistem Fire Fighting (Pencegah Kebakaran) Ada beberapa macam bagian sistem keandalan bangunan dalam pencegahan bahaya kebakaran : - Smoke Detector Merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui bahaya kebakaran, alat ini akan berbunyi jika terkena asap yang dapat dilihat pada gambar 3.44 : Gambar Smoke Detector Sumber : - Tabung Apar Merupakan alat pemadam api ringan, berbentuk tabung dan untuk penggunaannya tinggal disemprotkan pada titik api. Pada gambar 3.45 menunjukkan alamat pemadam api ringan (APAR) sebagai pencegah bahaya kebakaran : 190

112 Gambar Tabung Apar Sumber : - Sprinkle Merupakan alat pemadam api yang menyemprotkan air dengan radius 5 meter. Untuk pemasangan sprinkle ini adalah dengan jarak 5 meter melintang dan membujur. Yang dapat dilihat pada gambar 3.46 : Gambar Sprinkle Sumber : - Box Hydrant Merupakan alat pemadam api dengan menggunakan selang, mempunyai tekanan yang cukup besar dan jarak jangkauan lumayan jauh karena menggunakan selang 191

113 sebagai penyalur air, box hydrant ini dapat dilihat pada gambar 3.47 : Gambar Box Hydrant Sumber : - Hydrant Pillar Merupakan saluran pemadam api yang teratak di luar bangunan. Biasanya tiap hydrant panel ini berjarak 25 m, hydran pilar ini dapat dilihat pada gambar 3.48 : Gambar Hydrant Pillar Sumber : Dalam sistem pemadam kebakaran bangunan biasanya menggunakan 3 pompa, yaitu electric pump, jockey pump dan diesel pump, berikut adalah cara kerjanya : 192

114 Pompa yang bekerja pertama adalah elektrik pump setelah smoke detector mendeteksi kebakaran, pompa elektrik bekerja secara otomatis. Apabila pompa elektrik tidak bekerja dalam waktu 10 detik, maka jockey pump akan bekerja secara otomatis. Apabila head sprinkle terdapat kerusakan, maka pompa diesel akan bekerja otomatis. Kemudian untuk jalur evakuasi saat terjadi bencana kebakaran perlu disediakan tangga darurat, tangga darurat ini biasanya menggunakan dinding masif agar tahan terhadap panas api. Tangga darurat ini dapat dilihat pada gambar 3.49 : Gambar Tangga Darurat Sumber : b. Sistem Penangkal Petir Merupakan suatu sistem penyalur sambaran petir ke dalam tanah, penangkal petir di letakkan pada titik tertinggi bangunan. Ada beberapa jenis penangkal petir yang digunakan sebagai penyalur sambaran ke dalam tanah, antara lain : 193

115 - Penangkal Petir Konvensional Merupakan sistem penangkal petir yang bersifat pasif karena menunggu untuk disambar. Sistem ini terdiri dalam 2 macam yaitu franklin dan faraday, cara kerjanya adalah menyalurkan listrik ke dalam tanah melalui ujung tombak dengan grounding tembaga yang dapat dilihat pada gambar 3.50 : Gambar Sitem Penangkal Petir Konvensional Sumber : - Penangkal Petir Elektrostatis Merupakan sistem penangkal yang bersifat aktif karena seakan-akan menjemput sambaran petir sebelum disambar, pemasangan sistem penangkal petir ini lebih ditinggikan yang dapat dilihat pada gambar 3.51 : Gambar Sitem Penangkal Petir Elektrostatis Sumber : 194

116 - Sistem Air Bersih Ada 2 macam sistem air bersih yang dapat digunakan pada proyek panti asuhan ini yaitu Up Feed System dan Down Feed System. Up Feed System, merupakan sistem distribusi air yang menggunakan pompa air dan langsung di ditribusikan ke outlet, berikut skemanya yang dapat dilihat pada diagram 3.22 Bangunan PDAM Pompa Air Meteran Groun Tank Diagram Skema Up Feed System Down Feed System, merupakan sistem distribusi air dengan tidak menggunakan pompa secara terus menerus, air akan ditampung pada top tank dan kemudian diditribusikan menggunakan energi gravitasi yang dapat dilihat pada diagram 3.23 : Top Tank PDAM Pompa Air Gravitasi Meteran Groun Tank Bangunan Diagram Skema Down Feed System 195

117 - Sistem Air Limbah Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, air limbah merupakan sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang berasal dari sisa cuci, kamar mandi, dan kakus. Ada 2 macam sistem air limbah yaitu sistem limbah cair (grey water) sistem limbah padat (black water). Sistem limbah cair meliputi air dari hujan, kamar mandi, wastafel, air cucian yang akan di alirkan menuju bak kontrol kemudian alirkan menuju penampungan kemudian di alirkan ke saluran kota atau resapan yang dapat dilihat pada diagram 3.24 : Air Hujan Kamar Mandi Wastafel Air Cucian Bak Kontrol Penampunga Sal. Kota Bak Kontrol Resapan Diagram Skema Sistem Limbah Cair 23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. 196

118 Sistem limbah padat merupakan pembuangan kloset yang di alirkan menuju bak kontrol kemudian dialirkan menuju septictank agar terurai, jika sudah terurai dialirkan menuju resapan dan saluran kota yang dapat dilihat pada diagram 3.25 seperti yang tertera pada uraian di bawah ini : Kloset Septick Tank Resapan - Sistem Kelistrikan Diagram Skema Sistem Limbah Padat Sumber listrik untuk panti asuhan berasal dari PLN dan genset untuk menunjang fungsi bangunan panti asuhan. Berikut adalah skemanya yang dapat dilihat pada diagram 3.26 : Bak Kontrol Sal Kota Trafo Konversi Meteran PLN Genset Panel Utama Bangunan Sub Panel - Sistem Keamanan Diagram Skema Sistem Saluran Listrik Sistem keamanan pada bangunan panti asuhan adalah menggunakan CCTV dan pos keamanan. CCTV diletakkan 197

119 pada sudut-sudut bangunan yang memungkinkan semua area dapat terlihat. - Sistem Telekomunikasi Ada beberapa sistem yang digunakan pada bangunan ini yaitu sistem telephone, fax, sistem internet. Sistem telepon dibagi menjadi dua yaitu full duplek dan simpleks, full duplek merupakan sistem telepon dimana kedua belah pihak dapat berkomunikasi secara bersamaan, sistem ini akan dipasang pada ruang pengelola, kemudian sistem simpleks merupakan suatu sistem satu arah, pengguna tidak dapat berkomunikasi secara bersamaan dan harus bergantian, sistem ini akan digunakan oleh para sekurity, berikut adalah skema alur sistem komunikasi fulll duplek dan simplek yang dapat dilihat pada diagram 3.27 dan diagram 3.28 : Diagram Alur Sistem Komunikasi Full Duplek Sumber : Diagram 3. 28Alur Sistem Komunikasi Simpleks Sumber : 198

120 3.2.1 Sistem Pemanfaatan Teknologi a. Rain Harvesting Merupakan sistem pengolahan air hujan untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Menurut blog pada situs : air merupakan kekayaan alam yang tetap, sehingga dalam siklus daur ulangnya dapat menggunakan pemanenan air hujan yang akan diolah menggunakan sistem Rain Harversting. Siklus pada sistem ini adalah : air hujan ditampung di roof top atau dapat juga menggunakan talang kemudian ditampung pada bak penampung. Air yang sudah ditampung akan disaring menggunakan sandfilter untuk menyaring kotoran. Air yang sudah disaring diberi obat agar kuman-kuman yang tersisa mati pada bak penampungan air bersih Air siap untuk digunakan untuk keperluan sehari-hari untuk kegiatan mandi, mencuci, menyiram tanaman dan lain-lain. Berikut adalah sistem pengolahannya yang dapat dilihat pada gambar 3.54 : 199

121 Gambar Siklus Daur Ulang Rain Harversting Sumber : b. Panel Surya Panel surya merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik memanfaatkan tenaga matahari, panel surya disebut juga photovoltaic, photo artinya adalah cahaya sedangkan voltaic adalah adalah listrik yang dapat diartikan sebagai sebuah alat yang mengubah energi panas matahari atau cahaya menjadi listrik. Prinsip kerjanya adalah : - Solarcell / Panel Surya sebagai media penangkap sinar matahari kemudian di konversi menjadi arus listrik dalam bentuk DC. - Kemudian arus listrik DC akan di alirkan menuju penyimpanan battery (dapat menggunakan aki) yang alirannya diatur oleh charge controller agar tidak 200

122 kelebihan dalam pengisian aki yang dapat menyebabkan umur aki pendek. - Arus listrik yang masih dalam bentuk DC akan dikonversi menggunakan inverter menjadi aliran arus listrik AC dan di distribusikan menuju peralatan rumah tangga seperti kultas, TV, kipas angin, lampu, komputer dan lain-lain. Berikut adalah alur sistem kegunaan solar panel dari cahaya matahari hingga menjadi intrik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang dapat dilihat pada gambar 3.55 : Gambar Siklus Teknologi Panel Surya Sumber : Sistem Penghawaan dan Pencahayaan a. Penghawaan Ada 2 macam sistem penghawaan yang akan diterapkan pada proyek panti asuhan ini, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami dapat menerapkan sistem Cross ventilator di mana udara akan masuk melalui lubang bukaan 201

123 seperti jendela, roster masuk ke dalam bangunan kemudian keluar melalui jendela yang berada di seberangnya. Sistem penghawaan alami ini dapat dilihat pada gambar 3.56 : Gambar Penghawaan Alami Cross Ventilation Sumber : Kemudian penghawaan buatan dapat menggunakan kipas angin, AC, dan exhaustfan untuk menciptakan suhu ruang agar tidak panasyang dapat dilihat pada tabel 3.54 : Tabel Alat Penghawaan Buatan Sumber : PENGHAWAAN BUATAN Kipas Angin AC Split Exhaust Fan b. Pencahayaan Ada 2 macam pencahayaan yang dapat diterapkan di panti asuhan ini yaitu pencahayaan alami dan buatan. 202

124 Pencahayaan alami pada bangunan dapat menggunakan bukaan seperti jendela, dinding kaca, penutup atap transparan dan lain-lain yang dapat dilihat pada tabel 3.55 : Tabel Contoh Pencahayaan Alami Bangunan Sumber : PENCAHAYAAN ALAMI Dinding Kaca Bouvenlict Atap Transparan Pencahayaan buatan merupakan sumber pencahayaan yang menggunakan sumber energi listrik yaitu lampu, untuk lampu ada beberapa macam yaitu lampu LED dan lampu TL : Lampu LED mempunyai kelebihan hemat energi karena watt Noya kecil namun cahaya yang dihasilkan cukup terang serta cahaya yang dihasilkan tidak panas, kekurangannya adalah mengenai harga yang lebih mahal dibandingkan lampu biasa yang dapat dilihat pada gambar Gambar Lampu LED Sumber : 203

125 Lampu TL disebut juga lampu neon, memiliki bentuk yang beraneka ragam ada yang bulat, panjang, spiral yang dapat dilihat pada gambar 3.60 : Gambar Lampu TL / Neon Sumber : Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan Analisa Lokasi a. Deskripsi Lokasi Alternatif pemilihan lokasi berada di BWK III yaitu kecamatan Semarang Barat yang dapat dilihat pada gambar 3.61 dan gambar 3.62 : Kecamatan Semarang Barat Gambar Peta Kota Semarang Sumber : 204

126 Gambar Peta Semarang Barat Sumber : Semarang Barat adalah salah satu kecamatan yang berada di Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan yaitu Bongasari, Ngemplak Simongan, Kalibanteng Kulon, Kalibanteng Kidul, Gisik Drono, Tawangsari, Bojong Salaman, Krobokan, Karang Ayu, Krapyak, Tawang Mas, Manyaran, Cabean, Tambak Harjo, Kembang Arum dan Salaman Mloyo. Secara geografis batas wilayah Kecamatan Semarang Barat adalah sebagai berikut : - Barat : Kecamatan Tugu - Utara : Laut Jawa - Timur : Semarang Utara dan Semarang Selatan - Selatan : Kecamatan Ngaliyan 205

127 Potensi - Banyak terdapat fasilitas pendidikan yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam hal pendidikan bagi anak asuhnya. - Dekat dengan pusat keramaian kota dalam hal rekreasi. - Dapat dijangkau oleh transportasi umum. - Dekat dengan pusat kesehatan. - Dekat dengan fasilitas keamanan. Kendala - Merupakan kawasan padat penduduk - Rawan bencana rob, banjir, abrasi dan gerakan tanah - Rawan kemacetan. 206

128 ALTERNATIF TAPAK Pada gambar 3.63 merupakan alternatif tapak yang akan digunakan sebagai area pembangunan panti asuhan, berikut adalah alternatifnya : Gambar Alternatif Tapak Sumber : aplikasi field area measure 207

129 ALTERNATIF LOKASI TAPAK 1 Alternatif tapak untuk proyek Panti Asuhan berada di jalan Hanoman Raya, Krapyak, Semarang Barat. Kekuatan Alami Batas Tapak - Utara : Lahan Kosong - Timur : Lahan Kosong - Selatan : Jalan Hanoman Raya - Barat : Jalan Hanoman Raya Berikut adalah batas tapak alternatif 1 yang dapat dilihat pada tabel 3.56 : Tabel Batas Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi Utara Timur Batas Barat Batas Selatan 208

130 Iklim Iklim pada lokasi sekitar tapak tidak terlalu panas karena banyak dikelilingi pepohonan. Suhu yang pada lokasi tapak adalah sekitar 28 0 C. Vegetasi Tapak didominasi oleh area persawahan, terdapat beberapa vegetasi yang ada di sekitar tapak yaitu pohon bambu, pisang, pohon petai Ina, dan sengon yang dapat dilihat pada tabel 3.57 : Tabel Vegetasi Pada Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi Pohon Pisang Pohon Petai Cina Pohon Bambu Pohon Palem 209

131 Kecepatan Angin Angin pada lokasi tapi memiliki kecepatan sekitar 0.8 m/s yang tergolong kecepatan rendah. Kekuatan Buatan Regulasi Regulasi yang mengatur wilayah pada lokasi tapak adalah KDB 70 % dan KLB 1.5 dengan ketinggian bangunan maksimum 3 lantai. Kondisi Jalan Tapak berada di jalan sekunder dengan lebar 16 meter dengan sistem 2 arah dengan material jalan di sebelah barat tapak menggunakan paing, sedangkan jalan yang berada di sebelah selatan menggunakan beton yang dapat dilihat pada tabel 3.58 : Tabel Kondisi Jalan Sekitar Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi Paving Block Beton 210

132 Utilitas Ada beberapa utilitas di sekitar tapak antara lain utilitas air kotor terbuka, jaringan listrik, jaringan telepon, air bersih tertutup yang dapat dilihat pada tabel 3.59 : Tabel Utilitas Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi Tiang Telepon Utilitas Air Kotor Terbuka Utilitas Air Bersih Tertutup Tiang Telepon 211

133 Amenitas Alami View View from site adalah permukiman, persawahan dan jalan raya, sedangkan bea to site dapat dilihat dari jalan. Topografi Keadaan topografi tapak relatif datar, lokasi tapak turun sekitar 1 meter dari jalan. Amenitas Buatan Jaringan Kota Lokasi tapak berada di kelurahan Tambakharjo keadaan jalan relatif ramai, terdapat pabrik yang berada di sekitar 200 meter dari lokasi tapak. Citra Arsitektural Lokasi tapak berupa tanah kosong, bangunan sekitarnya sudah tergolong elit karena dekat dengan perumahan Graha Padma yang dapat dilihat pada tabel 3.60 : Tabel Citra Arsitektural Sekitar Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi Bangunan Sekitar Bangunan Sekitar 212

134 Berikut adalah tabel kekurangan dan kelebihan pada tapak alternatif 1 yang dapat dilihat pada tabel 3.61 : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Tapak 1 KELEBIHAN Terletak dekat dengan jalan utama Dekat dengan RS. Colombia Lokasi tapak dekat dengan pusat keramaian Berada di tengah-tengah permukiman warga Akses dari pusat keramaian relatif dekat Lokasi tapak dari pusat pendidikan relatif dekat KEKURANGAN View kurang menarik Lokasi tapak tidak dilalui kendaraan umum Lokasi tapak tidak terlihat dari jalan sebelah barat karena tertutup pohon bambu tinggi Lokasi tapak minim vegetasi ALTERNATIF LOKASI TAPAK 2 Alternatif tapak untuk proyek Panti Asuhan berada di Komplek Graha Padma, jalan Padma Boulevard Selatan, Semarang. Kekuatan Alami Batas Tapak - Utara : Saluran Air Kotor - Timur : Lahan Kosong - Selatan : Lahan Kosong - Barat : Jalan Padma Boulevard 213

135 Berikut merupakan batas tapak alternatif 2 yang dapat dilihat pada tabel 3.62 : Tabel Batas Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi Batas Utara Batas Timur Batas Barat Batas Selatan Iklim Iklim pada lokasi sekitar tapak tidak terlalu panas karena banyak dikelilingi pepohonan. Suhu yang pada lokasi tapak adalah sekitar 28 0 C. 214

136 Vegetasi Tapak didominasi oleh rerumputan, hanya terdapat beberapa pohon angsana yang dapat dilihat pada tabel 3.63 : Tabel Vegetasi Pada Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi Pohon Angsana Kecepatan Angin Angin pada lokasi tapi memiliki kecepatan sekitar 0.8 m/s yang tergolong kecepatan rendah. Kekuatan Buatan Regulasi Regulasi yang mengatur wilayah pada lokasi tapak adalah KDB 70 % dan KLB 1.5 dengan ketinggian bangunan maksimum 3 lantai. Kondisi Jalan Tapak berada di jalan sekunder dengan lebar 16 meter dengan sistem 2 arah dengan material jalan sebelah barat 215

137 adalah masih tanah, sedangkan sebelah utara paing blok yang dapat dilihat pada tabel 3.64 : Tabel Kondisi Jalan Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi Paving Block Tanah Pasir Utilitas Ada beberapa utilitas di sekitar tapak antara lain utilitas air kotor terbuka, jaringan listrik, jaringan telepon, air bersih tertutup 3.65 : Tabel Utilitas Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi Tiang Telepon Utilitas Air Kotor Terbuka 216

138 Utilitas Air Bersih Tertutup Tiang Telepon Amenitas Alami View View from site adalah permukiman, lahan kosong dan sekolah nasional Karangturi, sedangkan view to site dapat dilihat dari jalan. Topografi Keadaan topografi tapak relatif datar, berada di ketinggian 3 meter di atas permukaan air laut Amenitas Buatan Jaringan Kota Lokasi tapak relatif sepi karena perumahan di sekitar tapak belum terlalu ramai Citra Arsitektural Lokasi tapak berupa tanah kosong, bangunan sekitarnya sudah tergolong elit karena berada di perumahan Graha Padma seperti yang terlihat pada tabel 3.36 : 217

139 Tabel Citra Arsitektural Sekitar Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi Bangunan Sekitar Bangunan Sekitar Pada tabel 3.67 menunjukkan kekurangan dan kelebihan tapak alternatif ke 2, berikut adalah uraiannya : Tabel Kekurangan dan Kelebihan Tapak 2 Sumber : Analisa Pribadi KELEBIHAN View karah selatan cukup bagus, yaitu gunung ungaran Berada di area yang cukup tenang, jauh dari kebisingan Lokasi tapak dekat dengan pusat pendidikan Berada di tengah-tengah permukiman warga KEKURANGAN Lokasi tapak jauh dari jalan utama Lokasi tapak tidak dilalui kendaraan umum Jaringan utilitas kurang lengkap Lokasi tapak minim vegetasi Lokasi tapak jauh dari pusat keramaian 218

140 3.3.2 Analisa Penilaian Alternatif Tapak a. Penilaian Alternatif Tapak Berikut kriteria yang akan digunakan sebagai acuan pemilihan tapak untuk Proyek Panti Asuhan : Jauh dari daerah bencana alam, Bebas dari daerah konflik, Jauh dari dari daerah berpotensi kerusuhan (ext : jauh dari stadion, area konser), Dekat dengan pusat wisata, Dekat dengan permukiman warga (jumlah relatif rendah) Sekat dengan pusat kesehatan, Dekat dengan pusat hobi, Dekat dengan perpustakaan, Dekat fasilitas keamanan. Dekat dengan pusat pendidikan (dalam hal ini yang di utamakan adalah dekat dengan sekolah Karangturi Dari kriteria tapak di atas digunakan sebagai acuan untuk penilaian terhadap alternatif tapak, berikut adalah tabel penilaian untuk mendapatkan tapak yang memiliki nilai terbaik sesuai dengan kriteria yang dapat dilihat pada tabel 3.68 : 219

141 Tabel Penilaian Alternatif Tapak Sumber : Analisa Pribadi Nilai 10 : Kurang Nilai 20 : Cukup Nilai 30 : Baik NO KRITERIA NILAI TAPAK 1 TAPAK 2 1 Jauh dari daerah bencana alam Bebas dari daerah konflik Jauh dari dari daerah berpotensi kerusuhan Dekat dengan pusat wisata Dekat dengan permukiman warga Dekat dengan pusat kesehatan Dekat dengan pusat hobi Dekat dengan perpustakaan Dekat fasilitas keamanan Dekat dengan pusat pendidikan JUMLAH Dari hasil penilaian yang telah dilakukan diatas didapat hasil bahwa tapak yang terpilih adalah Alternatif 1 yang berlokasi di jalan Hanoman Raya, Krapyak, Semarang Barat. Selanjutnya perlu untuk melakukan analisis SWOT untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang tapak terpilih, berikut merupakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada tabel 3.69 di bawah ini : Tabel Analisis SWOT Sumber : Analisa Pribadi ANALISIS SWOT STRENGHT Lokasi berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial antara penghuni panti asuhan dengan masyarakat sekitar 220

142 Lokasi tapak mudah dicapai walaupun tidak berada di jalur utama jalan propinsi, lokasinya relatif dekat dengan jalur utama propinsi Jalan menuju lokasi tapak cukup bagus dan lebar serta sudah terpisah antar arahnya Lokasi tapak relatif tenang dari suara kebisingan kendaraan dan lain-lain Utilitas yang terdapat di sekitar lokasi tapak lengkap WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT - Lokasi tapak tertutup pohon bambu jika dilihat dari sebelah barat tapak - Lokasi tapak sangat minim vegetasi - Lokasi tapak merupakan area pertambakan jadi perlu pengurugan terlebih dahulu - Tapak berada di lingkungan dekat permukiman penduduk diharapkan dengan adanya pelatihan keterampilan di Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang ini dapat dijadikan sebagai peningkat perekonomian masyarakat sekitar. - Lokasi tapak memungkinkan terjadi kemacetan di jalan sekitar saat ada event besar di panti asuhan. b. Program Dasar Lahan Tapak Salah satu kekurangan tapak terpilih adalah merupakan lahan yang berupa area persawahan dan juga berada pada di bawah ketinggian jalan, dengan kondisi semacam itu maka perlu program untuk mengatasi masalah ini, pendekatan yang dilakukan adalah bagaimana membuat lahan persawahan menjadi lahan yang kering untuk digunakan sebagai permukiman yang dapat dilihat pada tabel 3.70 : 221

143 Tabel Kekurangan Tapak Tepilih Sumber : Dokumentasi Pribadi Lahan Persawahan Ada beberapa langkah untuk mengatasi masalah di atas, berikut adalah penjelasannya : Yang pertama dapat dilakukan dengan pemasangan cerucuk bambu, hal ini dilakukan agar tanah lebih stabil sebelum dilakukan pengurukan yang dapat dilihat pada gambar 3.75 di bawah ini. Gambar Pemasangan Cerucuk Bambu Sumber : 222

144 Selanjutnya dapat dilakukan pengurukan tanah sesuai dengan ketinggian yang di inginkan, alangkah lebih baik untuk menguruk tanah selevel dengan jalan ataupun di atas elevasi jalan yang dapat dilihat pada gambar Gambar Pengurukan Tanah Sumber : Setelah melakukan pengurukan selanjutnya adalah dilakukan pemadatan, pemadatan dapat secara alami maupun dengan alat berat yang dapat dilihat pada gambar Gambar Pemadatan Tanah Sumber : Diamkan tanah urukan sampai beberapa bulan dan tunggu sampai tanah benar-benar padat dan siap untuk dilakukan pembangunan. 223

145 Jangan lupa untuk membuat pondasi talud pada keliling urukan agar tanah urukan tidak longsor dan tanah tidak bergeser supaya tanah lebih stabil yang dapat dilihat pada gambar Gambar Pondasi Talud Sumber : Selain itu dapat menggunakan alternatif lain yaitu dengan menggunakan struktur pondasi yang cocok digunakan pada tanah yang memiliki daya dukung tanah rendah seperti lahan persawahan dan rawa Strauss Pile Merupakan pondasi bor piala manual tenaga manusia, pada lahan tapak yang berupa sawah yang lunak serta basah, pondasi ini dapat digunakan sebagai pondasi pagar dinding beton penahan tanah secara mengeliling dan selanjutnya dapat dilakukan pengeringan tanah dengan cara diurug dan dipadatkan, selain itu pondasi ini juga dapat digunakan sebagai pondasi bangunan pada lahan tapak yang berupa 224

146 persawahan. Berikut adalah pondasi strauss pile yang dapat dilihat pada gambar Gambar Pondasi Strauss Pile Sumber : Pondasi Rakit (Mat Foundation) Pada lahan bekas sawah ini, tanah permukaan sawah yang lunak dikupas dibuang sampai kelapisan tanah yang cukup keras, dengan begitu daya dukung tanah akan lebih tinggi dan selanjutnya dilakukan pemasangan pondasi rakit, pondasi rakit ini memiliki kelebihan apabila bangunan mengalami penurunan, semua struktur yang berhubungan dengan pondasi ini akan mengalami penurunan secara bersama-sama karena struktur bangunan ini melebar ke seluruh bangunan yang ada dibawahnya yang dapat dilihat pada gambar Gambar Pondasi Rakit Sumber : 225

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 4.1 Konsep Program 4.1.2 Aspek Citra Aspek pencitraan yang yang akan ditampilkan pada proyek Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang adalah

Lebih terperinci

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

PERABOT ANAK. Sumber : _ html LAMPIRAN 200 ANAK Sumber : http://renopia.en.ec21.com/toy_piano_digital_piano_musical-- 3691712_4713603.html Pink : Origin : Korea, Brand : Spendid Junior Coklat : Origin : China, Brand : December Dimensi

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen Program Apartemen Unit hunian tipe studio (1-2 orang) Standar * 1. R. Duduk dan makan Interaksi sosial, menerima tamu, makan Sofa/kursi, coffee table, TV, meja dan kursi makan 7 m 2 Julius Panero, Manusia

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari PROGRAM RUANG A. Jenis 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari Toilet Pengrajin tempe dan tahu Buang air kecil dan besar Produksi

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri) PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN Funfsi Hunian No. Identitas Ruang Aktivitas Perabot Pemakai Ruang Standard Ruang Luas 1. R. Tidur (dengan double bed) Tidur Merias diri Berganti pakaian Double bed Side

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

TA Sekolah Alam Gunungpati

TA Sekolah Alam Gunungpati BAB 5 PROGRAM RUANG DAN KONSEP PERANCANGAN 5.1. Program Ruang Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan besaran ruang adalah melalui jenis dan fungsi ruang, jumlah pengguna, jenis aktivitas, fasilitas

Lebih terperinci

SITEPLAN & BLOKPLAN. (Berdasarkan Kelompok Kegiatan)

SITEPLAN & BLOKPLAN. (Berdasarkan Kelompok Kegiatan) SITEPLAN & BLOKPLAN (Berdasarkan Kelompok Kegiatan) BLOKPLAN 9 0 6 KETERANGAN 5 4 5 7 2. PINTU MASUK KENDARAAN 2. PINTU MASUK/KELUAR PEJALAN KAKI 3. PINTU KELUAR KENDARAAN 4. LAPANGAN 5. AREA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas Berbagai aktivitas yang terjadi pada Sekolah Tinggi Pariwisata di Kota Semarang ini akan dikelompokan

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo merupakan tempat dimana anak-anak terlantar dapat tinggal, terpenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) NPma.2 untuk mahasiswa NAMA MAHASISWA : Nur Aktafiyani Gusriyana PUKUL : 09.00 s/d selesai NO. MAHASISWA : 13207241014 TEMPAT OBSERVASI

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO Analisis konsep perencanaan merupakan proses dalam menentukan apa saja yang akan dirumuskan sebagai konsep

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP Negeri 1 Prambanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. Analisis Pendekatan Arsitektur 3.1.1. Studi Aktivitas 3.1.1.1. Pengelompokkan Kegiatan Pengelompokkan kegiatan pada Rumah Sakit Jiwa ini dikelompokkan

Lebih terperinci

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi Sistem transportasi merupakan kegiatan profesional yang tidak dibatasi oleh batas geografi, kegiatan lalu

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

PERABOT JUMLAH DIMENSI (m 2 ) SUMBER LUAS (m 2 ) Tempat tidur susun 20 2 x 0,9 x 1,7 NAD 36

PERABOT JUMLAH DIMENSI (m 2 ) SUMBER LUAS (m 2 ) Tempat tidur susun 20 2 x 0,9 x 1,7 NAD 36 LAMPIRAN 1. Asrama Ruang tidur anak PERABOT JUMLAH DIMENSI (m 2 ) SUMBER LUAS (m 2 ) Tempat tidur susun 20 2 x 0,9 x 1,7 NAD 36 Lemari pakaian 40 0,8 x 0,4 x 2 O 12,8 Meja dan kaca 10 0,9 x 0,4 x 0,8 O

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan merupakan kajian terhadap kondisi eksisting site dan kemungkinan-kemungkinan desain yang berupa tanggapan perancangan terhadap permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL 1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Dasar Pendekatan Gedung paviliun garuda RSUP Dr. Kariadi kota Semarang akan berfungsi secara optimal jika mempunyai kriteria umum yang

Lebih terperinci

Tahap terminasi: penghentian pelayanan dan rehabilitasi setelah residen di pandang mampu mandiri secara sosial ekonomi.

Tahap terminasi: penghentian pelayanan dan rehabilitasi setelah residen di pandang mampu mandiri secara sosial ekonomi. Tahap terminasi: penghentian pelayanan dan rehabilitasi setelah residen di pandang mampu mandiri secara sosial ekonomi. 2.5.2 Kondisi Bangunan keseluruhan PRSPP teratai Pada keseluruhan bangunan PRSPP

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2 RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014)

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014) BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fungsi Dengan adanya aktivitas yang ada dan membutuhkan berupa sarana prasarana bagi pengguna, sehingga dapat mewadahi seluruh aktivitas pada perancangan ini, pada pembahasan

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang memiliki

BAB IV ANALISIS. Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang memiliki BAB IV ANALISIS Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang memiliki kebutuhan yang sangat kompleks, karena dibutuhkan untuk mewadahi segala aktivitas yang berhubungan dengan rehabilitasi pengguna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. yang dilakukan selama proses merancang. Pada analisis perancangan dilakukan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. yang dilakukan selama proses merancang. Pada analisis perancangan dilakukan BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan selama proses merancang. Pada analisis perancangan dilakukan beberapa kajian mengenai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KHUSUS PROYEK

BAB II DESKRIPSI KHUSUS PROYEK BAB II DESKRIPSI KHUSUS PROYEK Proyek ini merupakan proyek fiktif yang akan dibangun oleh sebuah yayasan. Dimana proyek ini terletak pada kawasan menuju gunung manglayang dan diperuntukan untuk semua kalangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 60 BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisis Perencanaan 1. Tata Guna Lahan Berikut analisis tata guna lahan: TANAH KOSONG DAN PESWAHAN KOMPLEKS PERUMAHAN (RENCANA KOMPLEKS PERUMAHAN) TINGGI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. yaitu: aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek manusia. 3 kategori sesuai dengan fungsinya, yaitu:

BAB IV ANALISA. yaitu: aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek manusia. 3 kategori sesuai dengan fungsinya, yaitu: BAB IV ANALISA Analisis perencanaan dan perancangan Gedung Multi Fungsi dengan topik/tema hemat energi dimaksudkan untuk menciptakan suatu wadah sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Program KKN PPL Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014 dilaksanakan secara resmi pada tanggal 1 Juli 17 September 2014. Pada program KKN PPL tersebut, penulis mendapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSI

BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSI BAB IV ANALISIS Analisis merupakan lankah dalam menolah data rancanan yan diproses melalui penamatan pemilihan bersumberkan pada kriteria untuk memperoleh alternatif-alternatif pada obyek perancanan. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Dasar Pemilihan Site Pada persyaratan sebuah Rehabilitasi bersifat sosial berdasarkan Studi Banding Tema dan Objek tidak terdapat persyaratan khusus dalam pemilihan lokasi.

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA KANTOR DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Pengguna rusun adalah karyawan industri pabrik yang berada di sekitar lokasi dengan asumsi bahwa pembiayaan pembangunan rusun ditanggung oleh pemerintah yang bekerja

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. BAB V HASIL 5.1. Program Ruang Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. Hall 1 50 m². R. Direktur Yayasan 1 3 m² 3. R. Sekretaris

Lebih terperinci

Instrumen Tes Intervensi Sesi Pertama 1. Jodohkanlah Kosakata disamping dengan Gambar yang Tepat!

Instrumen Tes Intervensi Sesi Pertama 1. Jodohkanlah Kosakata disamping dengan Gambar yang Tepat! Instrumen Tes Intervensi Sesi Pertama 1. Jodohkanlah Kosakata disamping dengan Gambar yang Tepat! 1. Makan Malam A. B. 2. Mandi C. 3. Minum The D. 4. Jalan Kaki E. 5. Berlari F. 6. Duduk G. 7. Makan Siang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna tema 5 ketertiban gambar 5.1 masuk kelas dengan tertib biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna kamu harus mampu setelah

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini merupakan data yang disajikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 ANALISAN NON FISIK 4.1.1 Analisa Pengguna Panti Pengguna panti pada perancangan panti bagi lanjut usia ini ialah mereka yang terlantar atau tidak lagi di urus, maupun diserahkan

Lebih terperinci

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan berfungsi sebagai penentu desain Garden Apartment

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang perilaku warga di rumah tinggal di kawasan pantai Purus kota Padang, maka telah di dapatkan jawaban tentang bagaimana orang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1Analisis Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan diwadahi pada obyek Pusat Pengembangan Seni Karawitan agar diketahui segala kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB IV PENDEKATAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 4.1 Pendekatan Aspek Fungsional Aspek fungsional berkaitan dengan pelaku aktivitas, kapasitas dan besaran ruang serta besaran spesifik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017) BAB III ANALISIS BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS BATAS DAN BENTUK TAPAK 3.1.1 Desain Eksisting Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir.

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili

Lebih terperinci

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEGIATAN UTAMA / PAMERAN 1 Ruang studi koleksi 1 unit 60 2 Ruang Kurator Ruang Kurator 1 unit 60 Ruang Asisten 1 unit 4 Ruang Staf 4 unit 16 3 Ruang Konservasi

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KETERAMPILAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAGI TUNANETRA DI PANTI SOSIAL BINA NETRA DEPARTEMEN SOSIAL RI

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KETERAMPILAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAGI TUNANETRA DI PANTI SOSIAL BINA NETRA DEPARTEMEN SOSIAL RI KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KETERAMPILAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAGI TUNANETRA DI PANTI SOSIAL BINA NETRA DEPARTEMEN SOSIAL RI Oleh: Irham Hosni PLB FIP UPI I. KELAS OBSERVASI NO KOMPENTISI DASAR INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA

BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA Proyek ini merupakan proyek semi nyata yang akan dibangun oleh yayasan Krida Nusantara. proyek ini terletak pada kawasan pendidikan Krida Nusantara, dan memperuntukan

Lebih terperinci

KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR

KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA VILA KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG A. KRITERIA MUTLAK VILA

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Perencanaan 6.1.1 Program Ruang A. Berdasarkan Kelompok Ruang Pada gedung paviliun II garuda RSUP Dr. Kariadi, ruang-ruang dibuat sesuai No. dengan

Lebih terperinci

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6 BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisis Tapak 4.1.1 Latar Belakang Pemilihan Tapak Perancangan sekolah film di Malang, yang nantinya direncanakan menjadi tempat pendidikan pembuatan dan produksi film

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. ANALISA NON FISIK Tujuan : Mendapatkan ruang yang dapat mengakomodasikan berbagai aktivitas pelaku. Kebutuhan : Meliputi analisa pelaku, mulai dari siapa saja pelakunya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY 3.1.Data Survey 3.1.1. Analisa Lokasi BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY Gambar 8 Site plan (Foto : Luqman Hakim,2015) Gambar 8 Fasad Bangunan (Foto : Luqman Hakim,2015) Judul : Sekolah Tinggi Dan Studio Musik

Lebih terperinci

4.2 Analisis Bentuk Bentuk bangunan dalam arsitektural merupakan salah satu elemen penting terkait bentuk merupakan out put dari proses perancangan. Analisis bentuk pada perancangan pelabuhan Panarukan

Lebih terperinci

PUSAT REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH BAB III KASUS PROYEK

PUSAT REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH BAB III KASUS PROYEK BAB III KASUS PROYEK 3.1 DESKRIPSI PROYEK Kasus : Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh Tema : Perilaku dalam Arsitektur Sifat Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Yayasan dan Dinas Sosial Pemilik Dana

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMA NEGERI BALI MANDARA Jl. Air Sanih, Desa Kubutambahan, Kec. Kubutambahan, Kab. Buleleng Bali 81172 Telp. (0362) 3435051

Lebih terperinci

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI UNTUK PEKERJAAN DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

STANDAR USAHA VILA NON BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR. I PRODUK 1. Bangunan 1. Bangunan Vila memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan.

STANDAR USAHA VILA NON BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR. I PRODUK 1. Bangunan 1. Bangunan Vila memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan. LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA VILA STANDAR USAHA VILA NON BINTANG I PRODUK 1. Bangunan 1. Bangunan Vila memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini No. responden.. Petunjuk Pengisian 1. Mohon dengan hormat bantuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

Lampiran 7 JADWAL PERSIAPAN KEGIATAN PENELITIAN No. Hari/tanggal Tempat Tujuan Kegiatan 1 Senin, 26 Maret 2012 Gedung Layanan Akademik UNY Mengajukan judul penelitian kepada koordinator program studi PGSD

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : they do. How do activities relate to one another spatially. And how do spatial

LAMPIRAN. Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : they do. How do activities relate to one another spatially. And how do spatial LAMPIRAN Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : Observing behavior means systematically watching people use their environments: individuals, pairs of people, small groups, and large groups. What

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN SEKOLAHKU SEHAT. SD Unggulan Muhammadiyah Kretek. Mriyan Donotirto Kretek Bantul 55772

PROGRAM KEGIATAN SEKOLAHKU SEHAT. SD Unggulan Muhammadiyah Kretek. Mriyan Donotirto Kretek Bantul 55772 PROGRAM KEGIATAN SEKOLAHKU SEHAT SD Unggulan Muhammadiyah Kretek Mriyan Donotirto Kretek Bantul 55772 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan taufik dan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

DESKRIPSI OBJEK STUDI

DESKRIPSI OBJEK STUDI BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Objek Studi Objek yang akan penulis redesain adalah sebuah Lembaga Pemasyaratan Sukamiskin Bandung. Lembaga Pemasyarakatan yang akan dirancang adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

Pendapatan

Pendapatan PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENJABARAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, KELOMPOK, JENIS, OBYEK, RINCIAN OBYEK PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, tepatnya di Jalan Kapas No. 7, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah

Lebih terperinci

Kemudahan : Keamanan : Terjangkau: Menarik:

Kemudahan : Keamanan : Terjangkau: Menarik: Apartemen mahasiswa berperabot lengkap yang terletak di lingkungan bersejarah dengan irama kehidupan yang penuh semangat. Sangat ideal bagi mahasiswa lokal dan internasional yang belajar di perguruan tinggi

Lebih terperinci

Kemudahan : Keamanan : Terjangkau: Menarik:

Kemudahan : Keamanan : Terjangkau: Menarik: Apartemen mahasiswa berperabot lengkap yang terletak di lingkungan bersejarah dengan irama kehidupan yang penuh semangat. Sangat ideal bagi mahasiswa yang belajar di Spokane Falls Community College (SFCC)

Lebih terperinci