BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: Ruang studio di kampus Ruang studio di kampus Tabel 4.1 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan Universitas Tarumanagara 186

2 Dari perbandingan data hasil observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa: Ruang studio di kampus Ruang studio di kampus Dengan penuhnya siswa dalam satu ruangan studio menyebabkan tingkat kebisingan yang cukup tinggi dan lebih sulit bagi dosen untuk memperhatikan pekerjaan mahasiswa. Dengan penuhnya siswa dalam satu ruangan studio menyebabkan tingkat kebisingan yang cukup tinggi dan lebih sulit bagi dosen untuk memperhatikan pekerjaan mahasiswa. Kenyamanan di ruang studio cukup diperhatikan dalam hal kursi dan lingkungan luar ruang studionya. Kenyamanan di ruang studio kurang diperhatikan dan lebih terlihat seperti asal ada kursi saja. Lingkungan luar ruang studio pun kurang diperhatikan baik pemandangan maupun penghijauannya. Ruang studio memungkinkan mahasiswa untuk memiliki mejanya masing-masing. Mereka dapat dengan bebas mengerjakan pekerjaan mereka kapan saja dan juga menyimpan karya dan barang-barangnya di atas mejanya masing-masing. Personalisasi memungkinkan. Ruang studio tidak memungkinkan mahasiswa untuk memiliki mejanya masingmasing. Karena untuk ruang studionya pun digunakan secara bergantian dengan progran studi desain komunikasi visual. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pihak universitas tidak memberikan fasilitas yang memadai yang dibutuhkan oleh masing-masing program studi. Personalisasi tidak memungkinkan. Susunan meja berbaris dan saling berdempetan. Area sirkulasi kurang. Susunan meja berbaris secara teratur dalam format yang terkesan kaku. Ruang studio ini seperti ciri ruang kelas konvensional. Ruang studio juga bermultifungsi selain sebagai ruang studio untuk program studi desain interior dan desain komunikasi visual, juga sebagai ruang kelas untuk kuliah umum. 187

3 Belum memungkinkan bagi mahasiswa untuk mendapatkan privasi yang dibutuhkannya. Belum memungkinkan bagi mahasiswa untuk mendapatkan privasi yang dibutuhkannya. Suasana ruang studio terlihat informal. Suasana ruang studio terlihat formal. Ruang studio memungkinkan mahasiswa Ruang studio tidak memungkinkan untuk mendapat kebebasan (untuk berkarya, mahasiswanya untuk mendapat kebebasan bereksperimen, untuk berinteraksi, untuk (berpindah tempat, bereksperimen, berpindah tempat, dan lain-lain). berinteraksi, dan lain-lain). Tabel 4.2 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan Universitas Tarumanagara Kesimpulannya: ruang studio di kampus lebih sesuai dengan kebutuhan pembelajaran desain yang menuntut kreativitas. Sehingga ruang studio di kampus dapat lebih dibandingkan dengan ruang studio di kampus di luar negeri. Ruang studio DI di kampus Ruang studio DI di kampus di luar negeri (sekolah desain interior Parsons) Tabel 4.3 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan di kampus di luar negeri (sekolah desain Parsons) Ruang studio desain interior di kampus tampak tidak mendapat pencahayaan alami yang cukup seperti ruang studio desain interior di kampus di luar negeri (sekolah desain interior Parsons). 188

4 Mahasiswa di ruang studio di sekolah desain Parsons tampak lebih memiliki kebebasan dalam menggunakan ruang studionya sehingga ruang studio tampak seperti ruang kerja di rumah. Tampaknya mahasiswa-mahasiswa tersebut berusaha membuat mejanya di ruang studio seperti ruang kerja di rumah. Dengan begitu, mereka membuat suatu keakraban dengan lingkungan studio di kampus mereka. Kerapian ruangan tampaknya tidak terlalu penting untuk sebuah ruang studio Ruang studio DI di kampus Ruang studio DI di kampus di luar negeri (sekolah desain interior New York) Tabel 4.4 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan di kampus di luar negeri (sekolah desain interior New York) Meja-meja mahasiswa di ruang studio desain interior di kampus tampak berdempetan. Meja-meja tersebut tampaknya dipaksa masuk sampai jumlah maksimal ke dalam satu ruang studio. Di sekolah desain interior New York, tampaknya mahasiswa cukup mendapatkan area untuk sirkulasi, dan juga meja yang lebih besar. 189

5 Ruang studio DI di kampus Ruang kerja desainer interior di biro konsultan (PT.CDA) Tabel 4.5 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan studio desainer interior di PT. Citra Duta Artistry Ruang studio desain interior di kampus tampak demikian penuh dan berdempetan sehingga kurang area untuk sirkulasi. Sedangkan ruang kerja desainer interior di biro konsultan interior (PT.CDA) tampaknya lebih memperhatikan kenyamanan penggunanya dengan area sirkulasi yang cukup luas. Ruang kerja desainer interior tampak memperhatikan privasi dan personalisasi dengan adanya meja kerja untuk masing-masing pengguna dan penyekat di antara meja kerja. Kerapian ruangan tampaknya tidak terlalu penting untuk sebuah ruang studio (ruang kerja desainer interior) Pembahasan Data Hasil Angket (Kuisioner) 1. Program studi desain interior membutuhkan kreativitas yang tinggi. YA 97.3 % 93.3 % TIDAK 2.7 % 6.6 % 190

6 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% YA TIDAK 20.0% 0.0% Kesimpulan: program studi desain interior membutuhkan kreativitas yang tinggi. 2. Mahasiswa sering terlibat di dalam proses kreatif ketika mengikuti kuliah. YA 93.2 % 90 % TIDAK 6.7 % 10 % 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% YA TIDAK 20.0% 0.0% Kesimpulan: ketika kuliah (desain interior), mahasiswa sering terlibat di dalam proses berpikir kreatif 3. Mata kuliah yang dirasa paling membutuhkan pemikiran kreatif. Studio desain interior 89.2 % 86.6 % Desain mebel 6.7 % 26.6 % Gambar teknik 1.3 % 0 Konstruksi interior 1.3 % 0 191

7 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% Studio DI D.Mebel Gbr Teknik Konstruksi Int 0.0% Kesimpulan: mata kuliah studio desain interior merupakan mata kuliah yang paling membutuhkan pemikiran kreatif. 4. Mahasiswa seringkali merasa kesulitan dalam berpikir kreatif ketika sedang merancang. YA 86.5 % 70 % TIDAK 12.2 % 26.6 % 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% YA TIDAK 20.0% 0.0% Kesimpulan: Sebagian besar mahasiswa sering merasa kesulitan dalam berpikir kreatif. 5. Hal-hal yang membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam berpikir secara kreatif. Ruang studio kurang memenuhi syarat 23 % 16.6 % 192

8 Pendidikan tidak membiasakan berpikir kreatif Keluarga tidak membiasakan berpikir kreatif Lainnya 36.5 % 26.6 % 20.3 % 10 % -lingkugan yang sulit membuat mahasiswa utk konsentrasi 3.3 % -Sulit untuk memunculkan -jenuh, stres di ruang ide 14.9 % studio 13.3 % -Tidak mood 10.8 % -terlalu dibatasi peraturan 3.3 % -kurang referensi 3.3 % -tidak mood 13.3 % 40.0% 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% ruang studio pendidikan sekolah pendidikan keluarga Kesimpulan: Hal yang membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam berpikir secara kreatif yang paling utama adalah karena sejak kecil pendidikan di sekolah tidak membiasakan berpikir kreatif, lalu urutan kedua adalah ruang studio desain interior yang kurang memenuhi syarat, lalu yang ketiga adalah di dalam keluarga tidak dibiasakan berpikir kreatif. 6. Proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat. YA 81.1 % 16.6 % TIDAK 17.6 % 83.3 % 193

9 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% YA TIDAK Kesimpulan: Sebagian besar mahasiswa merasakan bahwa proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat. Tetapi sebagian besar mahasiswa merasakan bahwa proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas tidak membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat. 7. Hal yang dirasakan mahasiswa paling bermanfaat untuk meningkatkan potensi kreatifnya (dikaitkan dengan perolehan nilai-nilai dalam tugas perancangan yang semakin baik). Ketersediaan fasilitas dan desain ruang studio 14.9 % 13.3 % Kesempatan bereksperimen 46 % 36.6 % Dosen sbg fasilitator dan tidak mendominasi Lainnya 35.1 % 23.3 % -Memberi kesempatan -diskusi dengan teman, pada mahasiswa utk sharing ide 36.6 % meriset 1.3 % -Bekerja di luar ruang studio 1.3 % 194

10 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% fasilitas & ruang studio eksperimen dosen sbg fasilitator 0.0% Kesimpulan: Kesempatan bereksperimen merupakan hal yang paling penting untuk mahasiswa meningkatkan potensi kreatifnya. Lalu yang kedua penting adalah dosen tidak mendominasi, lalu yang ketiga adalah ketersediaan fasilitas dan desain ruang studio. 8. Hal yang dirasakan mahasiswa paling menghambat potensi kreatifnya. Situasi dan suasana kelas: Situasi dan suasana kelas: -Membosankan 2.7 % -Membosankan 3.3 % -Kurang meningkatkan ide kreatif 1.3 % -Kurang meningkatkan ide kreatif 3.3 % -Kurang nyaman 1.3 % -Kurang nyaman 6.6 % -Terlampau ramai, bising 1.3 % -Tidak ada keseriusan 4% Dosen dan cara mengajar kurang Dosen dan cara mengajar kurang sesuai 4% perhatian dan pengarahan kpd mahasiswa 60% 9. Interior ruang studio di program studi desain interior memegang peranan penting dalam meningkatkan hasrat dan keinginan belajar mahasiswa. YA 86.5 % 76.6 % TIDAK 12.2 % 23.3 % 195

11 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% YA TIDAK 20.0% 0.0% Kesimpulan: Desain ruang studio memegang peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. 10. Ruang studio yang didesain dengan baik dan menarik akan memberikan dampak positif dan peningkatan terhadap kemauan belajar dan prestasi belajar mahasiswa. YA 86.5 % 92.8 % TIDAK 12.2 % 7.1 % 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% YA TIDAK 20.0% 0.0% Kesimpulan: Ruang studio yang didesain dengan baik dan menarik meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa. 11. Suasana kelas yang dapat membuat proses pembelajaran desain menjadi efektif. Formal 9.4 % 10.7 % 196

12 Informal 90.5 % 85.7 % 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% Informal Formal 20.0% 0.0% Kesimpulan: Suasana kelas yang dapat membuat proses pembelajaran desain menjadi efektif adalah suasana kelas yang informal. 12. Diskusi dengan teman memegang peranan penting dalam proses pembelajaran desain di kelas. YA 94.5 % 96.4 % TIDAK 5.5 % 3.6 % 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% YA TIDAK 20.0% 0.0% Kesimpulan: Diskusi dengan teman merupakan hal penting dalam proses pembelajaran desain di kelas. 13. Hal-hal yang dilakukan ketika diskusi dengan teman. Mencari gagasan 39 org 17 org 197

13 Mengembangkan ide desain Mengevaluasi hasil belajar, kritik, saran Refreshing dari kepenatan belajar 56 org 23 org 42 org 18 org 48 org 21 org cari gagasan mengembangk an ide evaluasi refreshing Kesimpulan: Mengembangkan ide desain merupakan hal yang paling sering dilakukan mahasiswa ketika berinteraksi dengan teman. Berikutnya adalah refreshing (mengobrol ringan), lalu mengevaluasi hasil belajar, dan terakhir adalah mencari gagasan. 14. Mahasiswa merasa lebih nyaman dalam proses merancang ketika mengerjakan di: Studio % 21.4 % Rumah (kamar pribadi) 69.9 % 78.6 % 198

14 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% studio rumah(kamar pribadi) Kesimpulan: Mahasiswa lebih menyukai mengerjakan proses merancang di rumah (kamar pribadi). 15. Alasan yang mendasari mahasiswa merasa lebih nyaman dalam mengerjakan proses merancang di ruang studio: Suasana interior ruang studio 1.4 % 0 nyaman Bisa sering bertanya pada dosen 16.4 % 7.1 % Lebih mendapat ide dgn brainstorming 19.2 % 21.4 % dgn teman Lainnya -bisa lebih serius bekerja 2.74 % -meja di ruang studio lebih besar 4.1 % -meja di ruang studio lebih besar 3.3 % 199

15 25.00% 20.00% 15.00% ruang studio nyaman 10.00% 5.00% 0.00% bs sering bertanya pd dosen brainstorming dg teman Kesimpulan: yang membuat mahasiswa mau mengerjakan proses merancang di studio adalah karena bisa bertemu dengan teman untuk bertukar pendapat (brainstorming) dan bisa langsung bertanya kepada dosen jika memerlukan. Sedangkan suasana interior ruang studio tidak dirasa cukup nyaman. Hal ini membuat mahasiswa tidak betah berada di studio untuk waktu yang lama (apalagi untuk mengerjakan proses merancang yang memang membutuhkan waktu yang lama). 16. Alasan yang mendasari mahasiswa merasa lebih nyaman dalam mengerjakan proses merancang di rumah (kamar pribadi): Suasana kamar tenang (tidak gaduh) Suasana kamar personal Lainnya 26 org 16 org 45 org 18 org -sendirian sehingga bebas dan -sendirian sehingga lebih bebas santai dan santai -ketika sendirian, dapat -lebih nyaman dan privasi menjadi diri sendiri dan lebih -peralatan yang dibutuhkan maksimal dlm berpikir semua tersedia di rumah 5 org -lebih nuaman dan privasi -banyak bahan utk referensi, spt majalah, dll -peralatan yang dibutuhkan semua tersedia sehingga tdk perlu takut ketinggalan 200

16 tenang personal 10 0 Kesimpulan: Personalisasi merupakan hal penting yang bisa membuat mahasiswa menjadi lebih betah dan merasa nyaman dengan lingkungannya. Suasana yang tenang juga merupakan hal penting untuk kenyamanan dan kelancaran proses merancang. 17. Pada saat merancang (baik di studio kampus maupun ketika di rumah), mahasiswa seringkali berpindah-pindah tempat. YA 49.3 % 46.4 % TIDAK 50.7 % 53.6 % 56.0% 54.0% 52.0% 50.0% 48.0% 46.0% 44.0% 42.0% YA TIDAK Kesimpulan: Mahasiswa lebih banyak yang tidak berpindah tempat ketika sedang merancang. Tetapi terdapat perbandingan yang tidak berbeda jauh antara mahasiswa yang berpindah tempat dan yang tidak suka berpindah tempat. 201

17 18. Tujuan mahasiswa ketika berpindah-pindah tempat: Mencari udara segar, lihat pepohonan 27 org 20 org Meregangkan badan 23 org 16 org Mencari informasi dari dosen dan perpus 17 org 7 org Membeli makanan ringan 14 org 6 org Mengobrol dengan teman 17 org 13 org Lainnya Berganti-ganti suasana utk mencari inspirasi udara segar&pepoho nan meregangkan badan informasi dari perpus dan dosen membeli makanan ringan mengobrol dg teman Kesimpulan: Kebutuhan akan udara segar dan pepohonan merupakan hal yang cukup penting untuk mendukung suasana belajar. Meregangkan badan juga sering dilakukan mahasiswa. Lalu mengobrol dengan teman, mencari informasi dari dosen dan dari perpustakaan, yang terakhir adalah membeli makanan ringan untuk dimakan ketika sedang bekerja di ruang studio. 202

18 19. Mahasiswa membutuhkan privasi ketika sedang merancang agar lebih bebas bereksplorasi ide. YA 74 % 75 % TIDAK 26 % 25 % 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% YA TIDAK Kesimpulan: Privasi merupakan hal penting ketika dalam proses perancangan. 20. Pada saat merancang, mahasiswa membutuhkan suasana: Tenang dan ada musik sayup-sayup 67.1 % 67.8 % Sunyi sepi bebas suara 23.3 % 17.8 % Ramai dengan obrolan teman-teman 5.5 % 14.3 % 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% tenang ada musik sayup2 sunyi sepi bebas suara ramai dg obrolan teman Kesimpulan: Suasana yang tenang dan ada musik sayup-sayup merupakan suasana yang dirasakan mahasiswa paling sesuai ketika pada saat merancang. 203

19 21. Fasilitas yang terdapat di program studi desain interior dan ruang studio di kampus sudah dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran desain. YA 54.8 % 3.6 % TIDAK 45.2 % 96.4 % 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% YA TIDAK 20.0% 0.0% Kesimpulan: Mahasiswa merasakan bahwa cukup puas dengan fasilitas dan ruang studio di kampusnya. Tetapi yang sudah terkenal di masyarakat sebagai universitas yang fasilitasnya lengkap dan cukup nyaman, hampir setengah dari sampel masih belum merasa puas dengan fasilitas dan ruang studio di kampusnya. Kemungkinan hal ini berarti fasilitas dan ruang studio masih memiliki kekurangan-kekurangan yang cukup menganggu. Sedangkan mahasiswa sebagian besar tidak merasa puas dengan fasilitas dan ruang studionya. Kemungkinan hal ini berarti fasilitas dan ruang studio di tidak memperhatikan dan tidak memenuhi kebutuhan mahasiswanya sehingga bisa diperkirakan bahwa ruang studio di tidak memenuhi syarat untuk pembelajaran desain yang membutuhkan kemampuan dan kelancaran berpikir kreatif. Jml org 22. Fasilitas yang dirasa mahasiswa perlu ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran desain interior. Jml org 1 Kemampuan komputer ditingkatkan 9 Fasilitas komputer dan internet 9 Ruang kelas lebih besar, nyaman, bagus, 8 Ruang kelas yang lebih nyaman 204

20 modern, rapi, warna dinding lebih semangat 9 Jumlah meja gambar diperbanyak, meja lebih bagus, bersih, ukuran meja diperbesar, lampu meja 5 Kursi yang nyaman dan ada sandaran, meja gambar yang bagus 5 Buku-buku yang lengkap di perpustakaan 2 Pengadaan data-data material yang lebih lengkap 4 Area kerja per orang yang layak dan cukup privasi 4 Pengadaan data-data material yang lengkap 3 Area untuk bersantai yang jauh dari suasana formal 2 Musik di dalam ruang studio 9 Pengadaan loker Kesimpulan secara keseluruhan: Tabel 4.6 Kesimpulan keseluruhan NO Kesimpulan dari angket Implementasi terhadap ruang program studi desain interior membutuhkan kreativitas yang tinggi. ketika kuliah (desain interior), mahasiswa sering terlibat di dalam proses berpikir kreatif mata kuliah studio desain interior merupakan mata kuliah yang paling membutuhkan pemikiran kreatif. Sebagian besar mahasiswa sering merasa kesulitan dalam berpikir kreatif. Ruang studio desain interior merupakan ruang yang paling penting bagi proses belajar perancangan bagi mahasiswa desain interior karena merupakan ruangan tempat kuliah studio yang merupakan mata kuliah yang paling membutuhkan kreativitas. Selain itu karena proses perancangan membutuhkan waktu yang lama sehingga mahasiswa berada di studio dalam waktu yang lama pula. Karena demikian pentingnya ruang studio, maka sudah sewajarnya jika desain ruangan studio desain interior diperhatikan agar ruang studio dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran desain dan mampu memenuhi kebutuhan mahasiswanya dalam rangka kelancaran berpikir kreatif. Desain ruang studio yang kurang memenuhi kebutuhan mahasiswa memberi peranan dalam 205

21 5 6 7 Hal yang membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam berpikir secara kreatif yang paling utama adalah karena sejak kecil pendidikan di sekolah tidak membiasakan berpikir kreatif, lalu urutan kedua adalah ruang studio desain interior yang kurang memenuhi syarat, lalu yang ketiga adalah di dalam keluarga tidak dibiasakan berpikir kreatif. Sebagian besar mahasiswa desain interior merasakan bahwa proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat. Tetapi sebagian besar mahasiswa desain interior merasakan bahwa proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas tidak membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat. Kesempatan bereksperimen merupakan hal yang paling penting untuk mahasiswa meningkatkan potensi kreatifnya. Lalu yang kedua penting adalah dosen tidak mendominasi, lalu yang ketiga adalah ketersediaan fasilitas dan desain ruang studio. terhambatnya berpikir kreatif mahasiswa, karena itu hendaknya ruang studio didesain dengan baik agar ruang studio tidak menjadi penghambat kreativitas mahasiswa tetapi justru meningkatkan kreativitas mahasiswanya. Perbedaan ini disebabkan karena: -mahasiswa desain interior merasakan kemudahan untuk bertanya dan asistensi dengan dosen. Sedangkan mahasiswa desain interior merasakan bahwa dosen tidak mengarahkan dan memberi bimbingan yang cukup kepada mahasiswanya. Mahasiswa merasa bahwa mereka dibiarkan begitu saja tanpa diberi pengarahan dan bimbingan yang mereka butuhkan. Fasilitas dan ruang studio bukan merupakan hal yang utama dalam kebutuhan mahasiswa untuk meningkatkan kreativitasnya. Tetapi fasilitas dan ruang studio tetap memberikan peranan dan menjadi penunjang dalam meningkatkan kreativitas mahasiswa. 9 Desain ruang studio memegang Ruang studio harus didesain dengan baik 206

22 10 11 peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Ruang studio yang didesain dengan baik dan menarik meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa. Suasana kelas yang dapat membuat proses pembelajaran desain menjadi efektif adalah suasana kelas yang informal. sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Peningkatan motivasi belajar mahasiswa secara tidak langsung meningkatkan kreativitas mahasiswa juga karena motivasi belajar merupakan salah satu aspek dalam kreativitas. Kreativitas yang semakin meningkat secara langsung meningkatkan prestasi belajar yang dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan nilai-nilai tugas desain yang semakin baik (karena desain membutuhkan kreativitas). Suasana studio desain interior dibuat agar informal Diskusi dengan teman merupakan hal penting dalam proses pembelajaran desain di kelas. Mengembangkan ide desain merupakan hal yang paling sering dilakukan mahasiswa ketika berinteraksi dengan teman. Berikutnya adalah refreshing (mengobrol ringan), lalu mengevaluasi hasil belajar, dan terakhir adalah mencari gagasan Yang membuat mahasiswa mau mengerjakan proses merancang di studio adalah karena bisa bertemu dengan teman untuk bertukar pendapat (brainstorming) dan bisa langsung bertanya kepada dosen Berinteraksi dengan teman merupakan hal yang penting, terutama dalam pengembangan ide desain. Karena itu ruang studio sebaiknya memungkinkan untuk mahasiswa tetap dapat berinteraksi dengan teman-temannya. Ruang studio harus didesain dengan baik, agar mahasiswa merasa betah berada di ruang studio meskipun untuk waktu lama (terutama dalam proses merancang). Kenyamanan merupakan hal penting yang dapat membuat mahasiswa merasa betah. Karena itu desain ruang studio 207

23 jika memerlukan. Sedangkan suasana interior ruang studio tidak dirasa cukup nyaman. Hal ini membuat mahasiswa tidak betah berada di studio untuk waktu yang lama (apalagi untuk mengerjakan proses merancang yang memang membutuhkan waktu yang lama). harus memperhatikan kenyamanan mahasiswa. Bertanya kepada dosen juga diperlukan oleh mahasiswa. Hal ini tidak terbatas hanya satu kali saja, tetapi bisa berkali-kali bertanya kepada dosen, karena itu ruang dosen hendaknya letaknya berdekatan dengan ruang studio. 16 Personalisasi merupakan hal penting yang bisa membuat mahasiswa menjadi lebih betah dan merasa nyaman dengan lingkungannya. Suasana yang tenang juga merupakan hal penting untuk kenyamanan dan kelancaran proses merancang. Ketika dalam proses merancang, personalisasi dan ketenangan menjadi hal yang penting. Karena itu meskipun di dalam ruang studio mahasiswa memerlukan interaksi dengan teman untuk mengembangkan ide desain, tetapi dibatasi agar tidak menganggu ketenangan ruang studio. Cara membatasi ini bisa dengan membatasi mahasiswa secara visual dengan penyekat (seperti model meja kerja) agar mahasiswa masih tetap dapat berinteraksi dengan yang lain, tetapi tidak berlebihan karena merasa ada pembagian teritorial antara dirinya dengan yang lain yang menyebabkan mahasiswa merasa ada keseriusan dalam suasana bekerja di ruang studio. Penyekat ini juga memberikan area personal yang jelas bagi masing-masing mahasiswa. Karena personalisasi merupakan hal yang penting, bahkan dirasa oleh mahasiswa lebih penting daripada ketenangan, maka meja dan kursi mahasiswa sebaiknya tidak digunakan secara bergantian sehingga mahasiswa dapat menggunakan meja dan kursinya secara lebih bebas dan hal ini memungkinkan mahasiswa 208

24 17 18 Mahasiswa lebih banyak yang tidak berpindah tempat ketika sedang merancang. Tetapi terdapat perbandingan yang tidak berbeda jauh antara mahasiswa yang berpindah tempat dan yang tidak suka berpindah tempat. Kebutuhan akan udara segar dan pepohonan merupakan hal yang cukup penting untuk mendukung suasana belajar. Meregangkan badan juga sering dilakukan mahasiswa. Lalu mengobrol dengan teman, mencari informasi dari dosen dan dari perpustakaan, yang terakhir adalah membeli makanan ringan. untuk memberi tanda khas atau menyimpan barang-barang pribadi pada mejanya masingmasing. Dengan mempersonalisasikan meja dan kursinya, mahasiswa akan merasa lebih nyaman dan hal itu membuat betah mahasiswa untuk berada di ruang studio. Karena mahasiswa merasa nyaman dan betah, maka proses perancangan menjadi lebih lancar. Ketika sedang merancang, lebih banyak mahasiswa yang tidak berpindah tempat. Tetapi sebagian mahasiswa seringkali berpindah tempat. Tujuan mereka berpindah tempat yang terutama adalah untuk mencari udara segar dan melihat pemandangan hijau (pepohonan) di luar. Hal ini berarti lingkungan di luar ruang studio sebaiknya terdapat tumbuh-tumbuhan hijau dan diperhatikan kebersihannya. Lalu yang kedua yang dilakukan mahasiswa ketika berpindah tempat adalah meregangkan badan. Hal ini berarti sebaiknya di dalam ruang studio terdapat area untuk meregangkan badan dan berjalan-jalan (area sirkulasi yang cukup). Mengobrol dengan teman juga sering dilakukan mahasiswa. Hal ini sebaiknya tidak menganggu mahasiswa lain yang sedang bekerja di ruang studio. Maka sebaiknya disediakan area untuk mengobrol di luar ruang studio. Mencari informasi dari dosen dan mencari referensi di perpustakaan merupakan hal yang juga sering dilakukan mahasiswa. Karena itu, ruang dosen dan ruang perpustakaan sebaiknya letaknya tidak jauh daru ruang studio.yang terakhir adalah membeli makanan ringan. Karena itu, 209

25 area mengobrol di luar ruang studio juga bisa dilengkapi dengan fasilitas yang menjual makanan ringan sehingga area tersebut dapat digunakan sebagai area istirahat. Privasi bisa dengan penghalang visual (penyekat) seperti model meja kerja. Privasi Privasi merupakan hal penting dalam hal ini juga menunjukkan metode ketika dalam proses perancangan. pembelajaran perancangan lebih cenderung secara individual. Suasana yang tenang berhubungan dengan jumlah mahasiswa yang berada dalam satu Suasana yang tenang dan ada ruang studio. Jika jumlah mahasiswa terlalu musik sayup-sayup merupakan banyak, suasana yang tenang akan lebih sulit suasana yang dirasakan mahasiswa diperoleh jika dibandingkan dengan jumlah paling sesuai ketika pada saat mahasiswa yang sedikit di dalam satu ruang. merancang. Karena itu suasana yang tenang bisa diusahakan dengan membatasi jumlah mahasiswa per satu ruang studio. Fasilitas yang paling banyak Mungkin fasilitas-fasilitas ini dapat diminta oleh mahasiswa adalah ditambahkan yaitu komputer, pengadaan komputer dan internet (bagi internet, dan pengadaan loker. universitas yang program studi desain interiornya belum memiliki fasilitas komputer yang lengkap dan internet). Lalu pengadaan loker untuk menyimpan peralatan keperluan pembelajaran. Tabel 4.6 Kesimpulan keseluruhan Fasilitas dan ruang studio bukan merupakan hal yang utama dalam kebutuhan mahasiswa untuk meningkatkan kreativitasnya. Tetapi fasilitas dan ruang studio tetap memberikan peranan dan menjadi penunjang dalam meningkatkan kreativitas mahasiswa. Ruang studio harus didesain dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. 210

26 Peningkatan motivasi belajar mahasiswa secara tidak langsung meningkatkan kreativitas mahasiswa juga karena motivasi belajar merupakan salah satu aspek dalam kreativitas. Kreativitas yang semakin meningkat berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar yang dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan nilai-nilai tugas desain yang semakin baik (karena desain membutuhkan kreativitas). Hal-hal yang diperoleh dari hasil penelitian dengan metode angket (kuisioner) adalah: Suasana studio desain interior dibuat agar informal. Ruang studio sebaiknya memungkinkan untuk mahasiswa tetap dapat berinteraksi dengan teman-temannya. Tetapi meskipun di dalam ruang studio mahasiswa memerlukan interaksi dengan teman untuk mengembangkan ide desain, tetapi dibatasi agar tidak menganggu ketenangan ruang studio. Cara membatasi ini bisa dengan membatasi mahasiswa secara visual dengan penyekat (seperti model meja kerja). Penyekat ini juga memberikan area personal yang jelas bagi masing-masing mahasiswa. Privasi dengan penghalang visual (penyekat) seperti model meja kerja. Dengan demikian, metode pembelajaran perancangan lebih cenderung secara individual. Membatasi jumlah mahasiswa per satu ruang studio. Musik bisa ditambahkan sebagai background. Meja dan kursi mahasiswa sebaiknya tidak digunakan secara bergantian agar mahasiswa dapat menggunakan meja dan kursinya secara lebih bebas dan hal ini memungkinkan mahasiswa untuk memberi tanda khas atau menyimpan barang-barang pribadi pada mejanya masing-masing. Desain ruang studio harus memperhatikan kenyamanan mahasiswa. Ruang dosen hendaknya letaknya berdekatan dengan ruang studio agar memudahkan siswa dalam bertanya dan asistensi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun metode pembelajaran perancangan lebih cenderung secara individual, tetapi tetap membutuhkan pengarahan dan bimbingan dari dosen. Ruang dosen dan ruang perpustakaan sebaiknya letaknya tidak jauh dari ruang studio. Lingkungan di luar ruang studio sebaiknya terdapat tumbuh-tumbuhan hijau dan diperhatikan kebersihannya. Di dalam ruang studio terdapat area untuk meregangkan badan dan berjalan-jalan (area sirkulasi yang cukup). 211

27 Disediakan area untuk mengobrol di luar ruang studio. Area mengobrol di luar ruang studio juga bisa dilengkapi dengan fasilitas yang menjual makanan ringan sehingga area tersebut dapat digunakan sebagai area istirahat. (Fasilitas komputer dan internet) (Pengadaan loker) 5.3. Pembahasan Data Hasil Wawancara (Interview) Kesimpulan yang dapat diambil dari wawancara yang telah dilakukan dengan mahasiswa, mahasiswa, maupun dengan desainer interior yaitu: Kenyamanan penting untuk meningkatkan konsentrasi dan kelancaran berpikir. Kelancaran berpikir ini termasuk kelancaran dalam berimajinasi maupun mengeluarkan ide-ide kreatif hasil dari berimajinasi. Selain itu kenyamanan juga penting agar pengguna merasa betah berada di dalam ruang studio. Kenyamanan dalam hal ini yaitu: furniture yang nyaman digunakan, suhu udara, lingkungan luar ruang studio yang memungkinkan pengguna ruang untuk melihat pemandangan di luar. Ketenangan adalah hal penting yang harus ada pada saat perancangan karena pada saat perancangan tersebut membutuhkan konsentrasi. Suasana yang tenang dapat meningkatkan konsentrasi. Ruang studio tidak terlalu penuh dan dibatasi jumlahnya agar jangan sampai lebih dari 20 orang untuk satu ruang studio. Adanya area sirkulasi yang cukup untuk masing-masing mahasiswa. Suasana yang informal, santai, yang lebih memberi kebebasan kepada mahasiswa. Pencahayaan di dalam ruang studio harus terang dan merata baik dengan pencahayaan alami (lebih baik) maupun dengan pencahayaan buatan. Ruang studio memungkinkan mahasiswa untuk mendapat kebebasan (terutama untuk bereksperimen). Privasi merupakan hal yang penting karena membuat seseorang lebih bebas dan lebih berani dalam bereksperimen maupun berimajinasi. Personalisasi juga merupakan hal yang penting karena membuat seseorang merasa akrab dengan lingkungan tersebut. Keakraban ini membuat seseorang lebih mudah 212

28 untuk menjadi diri sendiri, lebih mudah untuk berimajinasi, lebih mudah untuk berkonsentrasi dan dengan demikian lebih mudah untuk menghasilkan ide-ide kreatif. Meja dan kursi tidak digunakan secara bergantian. Mahasiswa mengharapkan dosen mudah untuk ditemui sehingga mereka mudah untuk bertanya dan asistensi tugas Pengujian Hipotesis Berdasarkan Hasil Penelitian Hipotesis awal: 1. Ada hubungan antara metode pembelajaran dengan kreativitas mahasiswa desain interior. Pengujian hipotesis: Memang terdapat hubungan antara metode pembelajaran dengan kreativitas mahasiswa desain interior. Kebutuhan mahasiswa desain untuk meningkatkan kelancaran dalam berpikir, berimajinasi, menghasilkan ide-ide kreatif adalah dengan diberikannya kebebasan. Kebebasan tersebut mencakup kebebasan dalam bereksperimen, kebebasan untuk bertindak, kebebasan untuk berpikir, dan lain-lain. Agar mahasiswa merasa lebih bebas (dan demikian lebih nyaman untuk bereksplorasi ide), mahasiswa membutuhkan suatu privasi dan juga personalisasi dalam area kerjanya. Karena itu, maka metode pembelajaran pada proses perancangan lebih cenderung kepada metode pembelajaran individual. Tetapi pembelajaran secara individual juga tidak bisa dengan cara membiarkan mahasiswa begitu saja tanpa diberi pengarahan dan bimbingan. Mahasiswa tetap membutuhkan pengarahan dan bimbingan dari dosen. Hipotesis awal: 2. Ada hubungan antara metode pembelajaran dan fasilitas ruang pendidikan. Fasilitas ruang pendidikan hendaknya mampu mengakomodasi kebutuhan yang lahir dari metode pembelajaran. Metode pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa desain interior sehingga fasilitas ruang pendidikan pun bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa desain interior. Pengujian hipotesis: Metode pembelajaran perancangan yang cenderung kepada metode pembelajaran individual ini mengakibatkan timbulnya kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya ada di dalam ruang studio. Kebutuhan-kebutuhan itu di antaranya adalah: 213

29 Suasana studio desain interior dibuat agar informal karena mahasiswa membutuhkan kebebasan ketika bekerja di ruang studio. Privasi dengan penghalang visual (penyekat) seperti model meja kerja. Meja dan kursi mahasiswa sebaiknya tidak digunakan secara bergantian agar mahasiswa dapat menggunakan meja dan kursinya secara lebih bebas dan hal ini memungkinkan mahasiswa untuk menyimpan barang-barang pribadi pada mejanya masing-masing. Ruang dosen hendaknya letaknya berdekatan dengan ruang studio agar memudahkan siswa dalam bertanya dan asistensi. Hal ini karena meskipun metode pembelajaran perancangan cenderung individual tetapi mahasiswa tetap membutuhkan pengarahan dan bimbingan dari dosen. Hipotesis awal: 3. Ada hubungan antara stimulasi yang ditimbulkan oleh ruang dan aspek-aspeknya terhadap panca indera yang lalu disalurkan ke otak manusia sehingga menimbulkan rangsangan pada bagian otak yang terdapat unsur-unsur penunjang kreativitas (seperti imajinasi, intuisi, dan lain-lain pada bagian otak kanan). Sehingga ruang dan aspekaspeknya secara tidak langsung menstimulasi kreativitas manusia. Dalam hal ini, ruang yaitu ruang studio desain interior dan manusia yaitu mahasiswa desain interior. Pengujian hipotesis: Kenyamanan penting untuk meningkatkan konsentrasi dan kelancaran berpikir. Kelancaran berpikir ini termasuk kelancaran dalam berimajinasi maupun mengeluarkan ide-ide kreatif hasil dari berimajinasi. Selain itu kenyamanan juga penting agar pengguna merasa betah berada di dalam ruang studio. Kenyamanan dalam hal ini yaitu: furniture yang nyaman digunakan, suhu udara, lingkungan luar ruang studio yang memungkinkan pengguna ruang untuk melihat pemandangan di luar. Ruang studio tidak terlalu penuh dan dibatasi jumlahnya agar jangan sampai lebih dari 20 orang untuk satu ruang studio. Hal ini agar udara yang berada dalam ruang studio menjadi tidak sumpek. Kebutuhan akan oksigen yang cukup merupakan salah satu syarat agar otak dapat bekerja secara baik. Alasan lainnya yaitu agar ketenangan di dalam ruang studio dapat terjaga. 214

30 Ketenangan adalah hal penting yang harus ada pada saat perancangan karena pada saat perancangan tersebut membutuhkan konsentrasi. Suasana yang tenang dapat meningkatkan konsentrasi. Konsentrasi dan fokus dibutuhkan untuk kelancaran berpikir kreatif dalam proses perancangan. Adanya musik yang terdengar sayup-sayup di dalam ruang studio dapat meredam rasa ngantuk, rasa bosan, jenuh, dan pengguna (mahasiswa desain interior) ruang studio menjadi lebih santai serta tidak tegang. Kebutuhan akan oksigen yang cukup dan peregangan badan untuk mengistirahatkan dan menjernihkan pikiran sebelum bekerja kembali menimbulkan kebutuhan akan area sirkulasi yang cukup di dalam ruang studio. Kebutuhan akan oksigen yang cukup juga menimbulkan kebutuhan akan sirkulasi udara yang baik di dalam ruang studio misalnya dengan bukaan jendela yang cukup besar. Karena itu lingkungan luar ruang studio harus diperhatikan kebersihannya (dan juga keindahannya agar bisa sedap dipandang mata). 215

BAB III METODE PENELITIAN DAN STUDI KASUS

BAB III METODE PENELITIAN DAN STUDI KASUS - Musik yang dapat digunakan untuk membuat pengguna terfokus dan berkonsentrasi seperti: Relax with the Classics dari the Lind Institute, Velvet Dreams karya Daniel Kobialka, Mozart and Baroque Music dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia jumlah penduduk semakin hari bertambah terutama di kota-kota besar. Para pekerja setiap pagi harus bangun dari tidurnya untuk bekerja untuk menghidupi

Lebih terperinci

KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK

KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK Oleh : Sativa Disampaikan dalam Pembekalan Orangtua Siswa Lembaga Bimbingan Belajar Adzkiya First Colledge 12 Pebruari 2009 Memberi motivasi agar anak berprestasi Setiap orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia desain atau commercial art seperti graphic and communication design, photography, interior design, fashion design, product design, dan lainlain, sedang mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan tempat kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang semakin bervariasi. Terkadang orang ingin bertemu di tempat yang tidak hanya menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) LAMPIRAN 106 Lampiran 1 Kuesioner untuk Survey Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) Responden yang terhormat. Perkenalkan, nama saya Rachma Kania. Saya sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH Sebelum mengidentifikasi permasalahan pada perpustakaan Pusat ITB, terleih dahulu harus dipelajari terlebih dahulu mengenai aktifitas yang terdapat pada perpustakaan. STUDI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic

Lebih terperinci

b e r n u a n s a h i jau

b e r n u a n s a h i jau 01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman

Lebih terperinci

MENJADI GURU YANG KREATIF. Oleh: Mami Hajaroh PPM pada Guru TK ABA Sleman Yka.

MENJADI GURU YANG KREATIF. Oleh: Mami Hajaroh PPM pada Guru TK ABA Sleman Yka. MENJADI GURU YANG KREATIF Oleh: Mami Hajaroh PPM pada Guru TK ABA Sleman Yka. Pendahuluan Guru merupakan barisan terdepan bagi percapaian tujuan pendidikan. Ditangan para gurulah anak dididik sejak pagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilakukan suatu upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang dapat

I. PENDAHULUAN. dilakukan suatu upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tercapainya pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari peran guru, siswa masyarakat maupun lembaga terkait lainnya. Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita

MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita SIAPA ANDA SEBENARNYA? APA YANG MEMBEDAKAN ANDA DARI IBU, AYAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 2.4 Pengertian Seni Universitas Desain Otak Manusia Sel Otak Manusia Fakta Tentang Otak Manusia...

DAFTAR ISI. 2.4 Pengertian Seni Universitas Desain Otak Manusia Sel Otak Manusia Fakta Tentang Otak Manusia... Abstrak Pendidikan formal di universitas memiliki berbagai macam pilihan jurusan, dengan harapan bisa membantu generasi muda agar bisa mencapai cita-citanya di masa depan. Jurusan yang memberikan peluang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB II GAYA BELAJAR SISWA

BAB II GAYA BELAJAR SISWA BAB II GAYA BELAJAR SISWA 1. TEORI TENTANG GAYA BELAJAR Pada waktu yang lalu, ada kepercayaan di antara para pengajar bahwa kegagalan belajar yang dialami oleh para siswa disebabkan oleh adanya situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu pendidikan harus

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara setelah Bali di Indonesia,

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI DESAIN INTERIOR / DI 40Z0 SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

LAPORAN SKRIPSI DESAIN INTERIOR / DI 40Z0 SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS, METODE PEMBELAJARAN, DAN FASILITAS (RUANG STUDIO) YANG TERDAPAT DI PENDIDIKAN TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN DI INDONESIA KHUSUSNYA PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR LAPORAN SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat pada umumnya. Perpustakaan mulai diperkenalkan pada kita sejak awal memasuki dunia pendidikan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN 5.1 Konsep Desain 5.1.1 Konsep secara umum Konsep Bandung Art and Design College secara umum menggunakan pendekatan berdasarkan citra dan misi utama dari BADC ini. Citra

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI, NEED ASESSMENT & PENYUSUNAN RANCANGAN PROGRAM PSIKOEDUKASI DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI DISKUSI KASUS Peserta mendeskripsikan

Lebih terperinci

Apa bedanya? Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH. Mahasiswa yang baik?

Apa bedanya? Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH. Mahasiswa yang baik? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH Oleh: Pujianto Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah??? pujianto@uny.ac.id Mahasiswa Lebih matang Serius Penuh pertimbangan Apa bedanya? o

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Perkantoran Menurut Denyer (dikutip Sayuti, 2013:38) Office System is the standard sequence of operation in a particular business activity (the paying of

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas merupakan tempat pendidikan tinggi pada perguruan tinggi setelah masa sekolah menengah atas telah diselesaikan. Pendidikan menjadi kebutuhan pokok dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga adalah sebuah filosofi tentang kehidupan yang dicapai melalui latihan olah tubuh, napas dan meditasi berdasarkan 8 tangga kehidupan seperti Yama (ajaran tentang

Lebih terperinci

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BANGUN RUANG SISI DATAR (Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Efektivitas Pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas

BAB II KAJIAN TEORI. A. Efektivitas Pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas BAB II KAJIAN TEORI A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang artinya dapat membawa hasil atau berhasil guna. Mulyasa

Lebih terperinci

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam. A. Teori Perancangan Ruang Dalam. TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM Perancangan ruang dalam atau yang lebih populer disebut dengan desain interior adalah suatu proses menata sebuah ruang dalam baik dari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring 151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah didapat dan dijelaskan dalam BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Proses pembelajaran IT di SKACI berbasis pada penerapan

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandara merupakan tempat dimana pesawat tinggal landas dan mendarat, dengan bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyelesaikan segala macam administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

Pertemuan 03 ERGONOMIK

Pertemuan 03 ERGONOMIK Pertemuan 03 ERGONOMIK Ergonomik Ilmu yang mempelajari karakteristik fisik dalam interaksi Ergonomik baik untuk pendefinisian standar dan pedoman pembatasan bagai mana kita mendesain aspek tertentu dari

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS Pengantar

BAB V ANALISIS Pengantar BAB V ANALISIS Pengantar Setelah melakukan survey pengambilan data pada cafe yang memiliki suasana ruang yang rileks dan private sebagai dasar rancangan book cafe yang kuat, maka marilah kita berpindah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembelajaran merupakan penguasaan konsep keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran merupakan proses peralihan yang teratur dan sistematis dari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar merupakan proses perubahan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar merupakan proses perubahan seseorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar merupakan proses perubahan seseorang yang dilakukan dengan sadar dan dapat dinilai melalui hasil dari perubahan yang telah dilakukan. Dalam proses belajar

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai daerah

Lebih terperinci

Private Elemen Interior Layout ruang Model meja

Private Elemen Interior Layout ruang Model meja BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENENTUAN VARIABEL DAN PARAMETER Variabel Sub Variabel Parameter Pengunjung Berkelompok Umur Latar belakang Individual pendidikan Sosial budaya Status Furniture Dimensi Furniture

Lebih terperinci

Anil Islam Vol. 8. Nomor 2, Desember Memanusiakan Murid. Institut Ilmu Keislaman Annuqayah

Anil Islam Vol. 8. Nomor 2, Desember Memanusiakan Murid. Institut Ilmu Keislaman Annuqayah 290-294 Anil Islam Vol. 8. Nomor 2, Desember 2015 Memanusiakan Murid Sejak di Dalam Kelas Ach. Khatib Institut Ilmu Keislaman Annuqayah Judul Buku : Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme Salah satu pendekatan konstruktivistik dalam belajar dan pembelajaran adalah upaya untuk membangun pengetahuan. Dasar dari pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju ini, dunia pendidikan dituntut agar dapat lebih bersaing, sehingga dunia pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan diambil beberapa kesimpulan berikut : 1. Fasilitas fisik yang digunakan saat ini belum ergonomis. Kursi Pengguna Komputer

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENDAHULUAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENDAHULUAN L1-1 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENDAHULUAN Kuesioner Penelitian L1-2 KUESIONER PENDAHULUAN Kepada Yth : Bapak/Ibu/Sdr/Sdri Responden Responden yang terhormat, saya yang bernama Anita Dwihardini Puteri mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat perlu mendapat perhatian, karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat pakar dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruang luar dan ruang dalam. Masing-masing dari dua bagian tersebut mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. ruang luar dan ruang dalam. Masing-masing dari dua bagian tersebut mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang, pada dasarnya terjadi oleh adanya hubungan antara sebuah obyek dan manusia yang melihatnya. Hubungan itu mula-mula ditentukan oleh penglihatan, tetapi bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008). Slameto (2003) mengungkapkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga pendidikan terdiri dari lembaga pendidikan formal (sekolah), non formal (kursus atau bimbingan belajar), dan lembaga informal (keluarga). Biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Pembangunan perekonomian Jakarta sebagai ibu kota semakin meningkat.seiring dengan pembangunan ini telah menjadikan jakarta dan menuntut ibu kota ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila pembelajaran melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tolak ukur suatu Negara dikatakan berkembang atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia yang baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan wisata Indonesia berkembang dengan sangat cepat, begitu banyaknya penginapan dan tempat wisata baru dapat dijumpai tersebar hampir di seluruh

Lebih terperinci

1.4 Metodologi Penelitian

1.4 Metodologi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan mulai bergesernya nilai-nilai gaya hidup masyarakat, bekerja adalah suatu kewajiban bagi hampir setiap golongan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu diantaranya berupa interaksi. Makhluk hidup perlu berinteraksi, berinteraksi merupakan suatu aktifitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hubungan Manusia dengan Alam dalam Konteks Kesehatan Sehat alami adalah sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami. Tentu saja hal ini sudah dilakukan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Perancangan karaoke ini di latar belakangi karena masyarakat membutuhkan hiburan dan refreshing, sehingga keberadaan tempat hiburan sangat dibutuhkan. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1991:184). Lingkungan kerja terdiri dari dua

BAB 1 PENDAHULUAN. dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1991:184). Lingkungan kerja terdiri dari dua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas MSDM adalah mengelola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Aktivitas terlalu padat dan kurangnya refreshing serta waktu untuk bersantai dan memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah sistem untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, serta dapat menjadi aset bangsa demi mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Analisis terhadap gaya belajar siswa berprestasi di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangat berkembang pesat penuh dengan tantangan dan perubahan baik dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Hal

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Usia dini merupakan suatu masa keemasan (golden age) bagi setiap manusia. Hal ini dikarenakan, pada masa ini lah seseorang dapat membentuk perilaku dan kepribadiannya

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Jogja, merupakan kota yang terkenal dengan sejarah dan warisan budayanya. Pegunungan, pantai, sawah

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci

Pusat Layanan Autisme Mansfield Australia

Pusat Layanan Autisme Mansfield Australia Pusat Layanan Autisme Mansfield Australia Merupakan kondisi kecemasan yg berlebihan, ketakutan, menarik diri sbg bentuk patologi psikologis Gelisah atau panik terjadi kapan saja dan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Bandung, keterampilan berbicara merupakan

Lebih terperinci

interior yang berperan sebagai perantara untuk menawarkan dan menunjukkan aktivitas pengguna. Desain mebel mengekspresikan pencitraan ruang dengan ber

interior yang berperan sebagai perantara untuk menawarkan dan menunjukkan aktivitas pengguna. Desain mebel mengekspresikan pencitraan ruang dengan ber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Topik Peranan dan fungsi interior desain telah berubah menjadi bebas, beragam dan mendetil sesuai dengan lingkungan dan gaya hidup manusia masa kini. Ruang

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah

KONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah IV. KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain kursi ini, digunakan beberapa metode yang merujuk pada sebuah konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa sangat perlu agar

Lebih terperinci