BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

1. Tinjauan Umum

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Transkripsi:

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2012

Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi Bank Indonesia : Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank. Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Unit Kajian dan Survey Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo 96115 Telp : +62 435 824444 Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan I-2012 ini merupakan pengejawantahan dari peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Gorontalo sebagai economic intelligent and research unit yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih muda ini, KPw BI Prov. Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo. Gorontalo, 9 Mei 2012 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI GORONTALO Wahyu Purnama A. Deputi Direktur

Halaman ini sengaja dikosongkan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL 1.1 Sisi Permintaan 2 1.1.1 Konsumsi 2 1.1.2 Investasi 4 1.1.3 Ekspor Impor 5 1.2 Sisi Penawaran 7 1.2.1 Sektor Pertanian 8 1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10 1.2.3 Sektor Perdagangan Hotel Restoran 12 1.2.4 Sektor Bangunan 13 1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13 1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 14 1.2.7 Sektor Lainnya 14 1.3 Boks KER I 15 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 2.1 Inflasi Gorontalo 17 2.1.1 Faktor Fundamental 18 2.1.2 Faktor Non Fundamental 19 2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 20 2.2.1 Inflasi Tahunan 20 2.2.2 Inflasi Triwulanan 21 2.3 Boks KER II 23 BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1 Fungsi Intermediasi 27 3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 27 3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 28 3.1.3 Penyaluran Kredit 29 3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 33 3.2.1 Resiko Kredit 33 3.2.2 Resiko Likuiditas 34 3.2.3 Resiko Pasar 36 3.3 Boks KER III 37 BAB 4 KEUANGAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah 39 4.2 Belanja Daerah 40 4.3 Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 42

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 43 5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 43 5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 44 5.1.3 Uang Palsu 44 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 45 5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 45 5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 46 BAB 6 KESEJAHTERAAN 6.1 Pengangguran 47 6.2 Kemiskinan 48 6.3 Rasio Gini 49 6.4 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 50 6.5 Boks KER IV 51 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI 7.1 Outlook Makroekonomi Regional 53 7.2 Outlook Inflasi 55 7.3 Prospek Perbankan 56 LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 1 Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3 Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa 3 Grafik 1.4 Survei Konsumen 3 Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Konsumsi 3 Grafik 1.6 Perkembangan Simpanan Masyarakat 3 Grafik 1.7 Perkembangan NTP Petani 4 Grafik 1.8 Konsumsi BBM Rumah Tangga 4 Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Investasi 4 Grafik 1.10 Realisasi Belanja Modal APBD 4 Grafik 1.11 Perkembangan Penjualan Semen 4 Grafik 1.12 Kredit Konstruksi 4 Grafik 1.13 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 5 Grafik 1.14 Perkembangan Harga Gula Internasional 5 Grafik 1.15 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo 6 Grafik 1.16 Perkembangan Harga Jagung 6 Grafik 1.17 Ekspor Antar Pulau 6 Grafik 1.18 Impor Semen 6 Grafik 1.19 Perkembangan Harga Minyak Kelapa/Kopra 6 Grafik 1.20 Perkembangan Harga Minyak CPO 6 Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 7 Grafik 1.22 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian 8 Grafik 1.23 Realisasi Panen Pertanian Tabama 8 Grafik 1.24 Perkembangan Luas Panen Jagung 9 Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Padi 9 Grafik 1.26 Perkembangan Pajak Kendaraan 10 Grafik 1.27 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 10 Grafik 1.28 Perkembangan Penumpang Pesawat 10 Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 11 Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 11 Grafik 1.31 Kredit Perdagangan 12 Grafik 1.32 Volume Muat Pelabuhan 12 Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 12 Grafik 1.34 Penjualan Semen 13 Grafik 1.35 Kredit Konstruksi 13 Grafik 1.36 NIM Perbankan 13 Grafik 1.37 Perkembangan Pendapatan/Beban 13 Grafik 1.38 Konsumsi BBM Industri 14 Grafik 1.39 Kredit Industri Pengolahan 14 Grafik 1.40 Survei Industri Pengolahan Besar 14 Grafik 1.41 Harga Gula Internasional 14 Grafik 1.42 Jumlah Rumah Tangga Sektor Perikanan 15

Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo 18 Grafik 2.2 Perkiraan Inflasi Tertimbang 19 Grafik 2.3 Harga Lokal Semen Tonasa 21 Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 28 Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) 28 Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 30 Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 30 Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 31 Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 31 Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 32 Grafik 3.8 Pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 32 Grafik 3.9 Perkembangan NPL bank umum 33 Grafik 3.10 NPL bank umum per Sektor 33 Grafik 3.11 Konsentrasi Kredit 34 Grafik 3.12 Perkembangan Portofolio DPK 35 Grafik 3.13 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo (dalam %) 35 Grafik 3.14 Perkembangan Kurs Rupiah terhadap USD dan BI-Rate 36 Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 43 Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 43 Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 45 Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari 45 Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo 45 Grafik 6.1 Grafik 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2011 48 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 48 Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2012 53 Grafik 7.2 Perkembangan Luas Tanam Padi 54 Grafik 7.3 Perkembangan Luas Tanam Jagung 54 Grafik 7.4 Survei Konsumen Bank Indonesia 54 Grafik 7.5 Indeks Tendensi Konsumen BPS Gorontalo 54 Grafik 7.6 Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo 55 Grafik 7.7 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 56

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2 Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 7 Tabel 1.3 ARAM I-2012 Pertanian Padi 9 Tabel 1.4 ARAM I-2012 Pertanian Jagung 9 Tabel 1.5 Struktur Biaya dalam Sub Sektor Usaha Perikanan Tangkap 15 Tabel 1.6 Biaya Konversi BBM ke BBG 16 Tabel 1.7 Perhitungan ke-ekonomisan Mesin LPG 16 Tabel 2.2 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 17 Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 20 Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Sub-kelompok Perumahan Air, Listrik, Gas&Bahan Bakar 20 Tabel 2.5 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 21 Tabel 2.6 Survei Pemantauan Harga 22 Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo 40 Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 40 Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 41 Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 41 Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil 42 Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 42 Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) 44 Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 44 Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 46 Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 47 Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan 48 Pekerjaan Utama Februari 2011 Februari 2012 Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 49 Tabel 6.4 Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo Menurut Wilayah Tahun 2012 49 Tabel 6.5 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 50 Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 50

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Simulasi Dampak Kenaikan Harga Premium 24 Gambar 2.2 Ujicoba Bentor BBG Oleh Gubernur Gorontalo 26

RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh 8,47 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (8,91% y.o.y) Stagnasi kinerja konsumsi rumah tangga mendorong kinerja ekonomi menurun selama triwulan I-2012 Kinerja perekonomian Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh 8,47% (y.o.y) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 8,91% (y.o.y). Angka pertumbuhan ekonomi dimaksud sesuai perkiraan Bank Indonesia sebelumnya yang berada pada kisaran 8,0-8,5% (y.o.y). Di sisi permintaan, stagnasi konsumsi rumah tangga mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi selama triwulan laporan. Sementara pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor pertanian menurunkan daya beli masyarakat kelompok petani, hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar Petani yang terus melemah sejak Januari 2012. Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor PHR serta sektor pengangkutan & komunikasi Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2012 mengalami produksi panen yang cukup baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2011. Meskipun memasuki panen raya namun produksi jagung dan padi relatif menurun dibandingkan panen raya tahun 2011 hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif. Sementara itu penurunan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan laporan dirasakan pada sub sektor angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut dikonfirmasi oleh hasil liaison dengan dealer penjualan mobil yang menunjukkan bahwa angka penjualan rata-rata mengalami penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan juga sebagai dampak dari kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan laporan di Gorontalo. Sementara itu melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan dampak dari rusaknya runway Bandara Jalaluddin. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 i

PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2012 sebesar 5,90% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,08% (y.o.y) Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2012 sebesar 5,90% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,08% (y.o.y). Meningkatnya tekanan inflasi terutama akibat dari melonjaknya harga komoditas bahan bangunan yaitu semen. Tingginya permintaan semen untuk pembangunan proyek infrastruktur dan megaproyek swasta tanpa diimbangi dengan penambahan supply menyebabkan harga semen terdongkrak naik. Sementara itu, volatile food inflation cenderung meningkat terutama akibat dari pergerakan harga ikan. Sedangkan inflasi administered price relatif terkendali karena pemerintah belum melakukan kebijakan untuk merubah harga BBM bersubsidi pada triwulan laporan. Core inflation pada triwulan I-2012 sebesar 9,71% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,23% (y.o.y) Core inflation atau inflasi inti pada triwulan I-2012 sebesar 9,71% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,23% (y.o.y) seiring dengan meningkatnya berbagai tekanan faktor fundamental terutama output gap dan ekspektasi inflasi. Output gap negatif diperkirakan memberi tekanan inflasi terkait dengan meningkatnya permintaan namun kemampuan produksi belum mampu mencukupi. Hal ini ditunjukkan dengan harga semen yang terus merangkak naik selama bulan berjalan karena banyaknya permintaan untuk memenuhi berbagai pembangunan fisik di Gorontalo diantarannya megaproyek swasta hypermall dan hotel. Sementara itu, saat ini Gorontalo belum mampu memproduksi semen secara mandiri dan harus mengimpor dari daerah lain dengan kuota tertentu. Peningkatan permintaan semen yang tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan mengakibatkan harga semen terdongkrak naik. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Indikator perbankan Gorontalo menunjukan perkembangan yang cuukp baik, yang tercermin dari beberapa indikator dana dan kredit, Indikator perbankan Gorontalo pada triwulan I-2012 menunjukkan tendensi peningkatan yang cukup baik. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum tercatat sebesar Rp 2,88 trilliun atau tumbuh secara tahunan sebesar 22,93%. Pertumbuhan jumlah DPK tersebut terutama bersumber dari ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

sementara itu indikator risiko seperti likuiditas, kredit dan pasar perlu senantiasa dicermati. tabungan dan deposito yang masing-masing mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 26,91% dan 21,93%. Sementara itu, penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank umum tercatat sebesar Rp 4,74 trilliun atau secara tahunan tumbuh sebesar 22,93%. Pertumbuhan kredit pada triwulan ini ditopang oleh penyaluran kredit produktif yaitu kredit investasi yang tercatat tumbuh Rp 238 milliar atau secara tahunan sebesar 49.12% serta kredit modal kerja yang tercatat sebesar Rp 1,41 trilliun atau tumbuh 31,25% secara tahunan. Dilihat dari potensi risiko likuiditas, angka Loan to Depopsit Ratio (LDR) perbankan Gorontalo telah mencapai 164.38%. Angka tersebut menunjukan bahwa seluruh dana yang dihimpun perbankan telah sepenuhnya disalurkan dalam bentuk kredit/pembiayaan. Risiko yang mungkin muncul adalah ketidakmampuan perbankan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya apabila terjadi rush. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPLs) perbankan nampaknya masih terjaga pada level wajar yaitu sebesar 2,65% dari batas yang ditetapkan Bank Indonesia maksimal sebesar 5%. Sedangkan pergerakan kurs rupiah diyakini tidak akan berdampak besar terhadap risiko pasar perbankan, karena tehadap transaksi valuta asing di Gorontalo relatif rendah. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2012 cenderung lambat Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2012 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya persentase realisasi dimaksud lebih disebabkan oleh menurunnya realisasi Belanja Langsung terutama Belanja Modal. Sementara untuk realisasi penerimaan APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan terutama Dana Perimbangan. Pada triwulan I-2012, kenaikan penerimaan kurang diimbangi oleh penyerapan belanja Pemerintah Provinsi sehingga mendorong terjadinya kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di masyarakat. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 iii

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai dan non-tunai di Gorontalo pada triwulan I-2012 mengalami perlambatan Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I- 2012 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Pada triwulan laporan juga sudah terdapat temuan uang palsu sebanyak enam lembar uang kertas. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut diperkirakan akibat dari menurunnya transaksi ekonomi dibandingkan triwulan sebelumnya yang merupakan siklus awal tahun. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan masyarakat Gorontalo mengalami penurunan yang tercermin dari peningkatan angka pengguran terbuka. Tingkat kesejahteraan masyarakat di Gorontalo menunjukkan tendensi penurunan sebagaimana tercermin dari salah satu indikatornya yaitu pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,26% pada bulan Agustus 2011 menjadi 4,81% pada Februari 2012. Sementara itu, tingkat rasio gini yang menunjukan kesenjangan pendapatan penduduk, dalam 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan peningkatan. Tercatat pada tahun 2007, indeks gini tercatat 0,39 meningkat dibandingkan tahun 2005 yang lalu sebesar 0,36. Di sisi lain, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo pada tahun 2007 tercatat sebesar 68,98, meningkat 0,97 poin dibandingkan IPM tahun 2006 sebesar 68,01. Peningkatan ini ditunjang oleh kenaikan Angka Harapan Hidup dari 65,60 tahun pada tahun 2006 menjadi 66,19 tahun pada tahun 2007. PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo triwulan II- 2012 diperkirakan tumbuh 7,6 8.2% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan I- 2012 Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2012 diperkirakan tumbuh 7,6 8,1 % y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 (8,42% y.o.y). Setelah memasuki masa panen pada triwulan I-2012, perkembangan produksi pertanian akan kembali menurun. Berdasarkan data Dinas iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

Pertanian Provinsi Gorontalo, luas tanam periode Januari- Februari yang akan dipanen April-Mei relatif lebih rendah dibandingkan panen triwulan I-2012 baik untuk komoditas jagung maupun padi. Mulai melambatnya kinerja pertanian ditunjukkan pula oleh tingkat NTP yang mulai menurun pada bulan April 2012. Pertumbuhan NTP terkontraksi sebesar 1,37% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kondisi Januari Maret 2012. Pada Triwulan-II 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada pada kisaran 6,50% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.) Pada Triwulan-II 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada pada kisaran 6,50% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan inflasi diperkirakan akibat dari mulai naiknya harga komoditas bumbu-bumbuan karena berkurangnya stok. Di sisi lain, ketidakpastian kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi diperkirakan dapat mendorong kenaikan ekspektasi inflasi. Hasil Rapat Paripurna DPR tanggal 30 Maret 2012 memberi keputusan untuk memberikan kewenangan kepada Pemerintah agar menyesuaikan harga BBM apabila harga minyak mentah mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 15% dalam waktu 6 bulan berjalan dibandingkan asumsi harga ICP dalam APBN-P 2012 (USD105/barrel). Perkembangan ini tetap membuka peluang yang cukup besar adanya kenaikan harga BBM pada Mei 2012. Apabila kebijakan ini diimplementasikan pada triwulan II-2012, tidak menutup kemungkinan realisasi inflasi akan jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya. Aktivitas perbankan triwulan II-2012 diperkirakan meningkat yang bersumber dari meningkatnya aktivitas usaha masyarakat. Aktivitas usaha perbankan diindikasikan mengalami peningkatan, pada triwulan II-2012 yang diperkirakan bersumber dari menguatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat disinyalir karena menguatnya permintaan domestik maupun realisasi proyek pemerintah yang bersumber dari APBN dan APBD yang kecenderungannya dimulai pada triwulan II-2012. Kondisi tersebut memberikan peluang ekspansi penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 v

Halaman ini sengaja dikosongkan vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh melambat 8,47% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,91% y.o.y. Pencapaian tersebut masih sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan IV-2011 dimana perekonomian makro regional akan melambat pada kisaran 8,0-8,5% (y.o.y), Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2012 mengalami produksi panen yang cukup baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV- 2011. Meskipun memasuki panen raya namun produksi jagung dan padi relatif menurun dibandingkan panen raya tahun 2011. Hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif. Sementara itu penurunan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan laporan dirasakan pada sub sektor angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut dikonfirmasi oleh hasil liaison dengan dealer penjualan mobil yang menunjukkan bahwa angka penjualan rata-rata mengalami penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan juga sebagai dampak dari kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan laporan di Gorontalo. Sementara itu melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan dampak dari rusaknya runway Bandara Jalaluddin sehingga beberapa maskapai melakukan pengurangan beban angkut pesawat selama periode perbaikan. Di sisi permintaan, stagnasi konsumsi rumah tangga mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi selama triwulan laporan. Sementara pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor pertanian menurunkan daya beli masyarakat kelompok petani, hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar Petani yang terus melemah sejak Januari 2012. Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 1

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL 1.1 SISI PERMINTAAN Stagnasi kinerja konsumsi swasta menahan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun kinerja komponen lainnya cukup baik seperti konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor. Kondisi tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2012 cukup tinggi mencapai 8,47% (y.o.y) Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN 2011 2012 I II III IV I Konsumsi 940.539 965.431 991.924 1.026.638 1.030.597 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 621.211 631.424 646.437 655.811 667.808 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.043 8.357 8.709 8.551 8.858 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 311.284 325.649 336.778 362.277 353.931 Pembentukan Modal Tetap Bruto 259.373 267.105 277.037 294.431 274.486 Perubahan Stok (106.876) (122.563) (94.711) (139.939) (87.284) Ekspor Barang dan Jasa 93.093 93.268 97.206 100.874 103.586 Impor Barang dan Jasa 423.380 429.265 463.459 485.266 494.053 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748 773.976 807.996 796.738 827.332 KOMPONEN 2011 2012 I II III IV I Konsumsi 19,84 14,78 9,36 4,46 9,58 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 19,51 15,45 11,58 6,57 7,50 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,73 7,81 9,76 9,14 10,13 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,83 13,68 5,31 0,75 13,70 Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,39 9,35 5,42 2,61 5,83 Perubahan Stok 47,98 2,88 (40,74) (38,72) (18,33) Ekspor Barang dan Jasa (11,19) (15,97) (18,21) 5,40 11,27 Impor Barang dan Jasa 22,80 21,75 25,61 19,64 16,69 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,92 8,47 *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan I-2012 konsumsi secara keseluruhan masih tumbuh 9,58% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,46% (y.o.y). Peningkatan terjadi pada konsumsi pemerintah sementara konsumsi rumah tangga relatif stagnan. Konsumsi rumah tangga tumbuh 7,05% (y.o.y) relatif sama dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,57% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh 13,70% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,75% (y.o.y). Meskipun persentase realisasi penyerapan keuangan daerah relatif rendah (15,67%) dari target anggaran 2012 namun secara pertumbuhan lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat Rp 147 Miliar dana APBD Pemprov telah direalisasikan selama triwulan laporan dengan realisasi terbesar berada pada Belanja Tidak Langsung yang mencapai Rp 106,53 Miliar. Pertumbuhan belanja Pemerintah Provinsi meningkat karena adanya peningkatan realisasi pada belanja hibah, pada tahun 2011 anggaran belanja hibah Pemprov mencapai Rp 41,75 Miliar sementara pada tahun 2012 anggaran belanja hibah sebesar Rp 139,83 Miliar. 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Meskipun kinerja konsumsi swasta masih diwarnai optimisme namun realisasinya masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 1.4 Survei Konsumen Grafik 1.4 Survei Konsumen Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen berada pada level 108,45 menurun dibandingkan kondisi pada triwulan IV-2011 sebesar 151,25. Penurunan tersebut lebih didorong oleh keyakinan konsumen bahwa kondisi ekonomi di triwulan I-2012 relatif menurun dibandingkan kondisi ekonomi triwulan sebelumnya. Stagnannya kinerja konsumsi swasta tercermin dari beberapa indikator ekonomi lainnya seperti kredit konsumsi, tingkat konsumsi BBM, perkembangan simpanan masyarakat di Gorontalo. Salah satu faktor utama melambatnya kinerja konsumsi swasta diperkirakan dampak dari menurunnya kinerja sektor pertanian. Hal ini tercermin dari NTP yang terus mengalami penurunan sejak Januari 2012. Grafik 1.5 Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 3

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.7 Grafik 1.8 Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga 1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan I-2012 tumbuh 5,83 % (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,61% (y.o.y). Investasi fisik diperkirakan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dimana sumber pembiayaan lebih berasal dari sektor swasta sementara kinerja pemerintah relatif menurun. Peningkatan kinerja investasi swasta disisi investasi fisik nampak pada realisasi kredit kosntruksi yang tumbuh lebih baik. Tercatat pada triwulan laporan kredit tumbuh 48,73% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 34,19% (y.o.y). Hal tersebut ditunjukan pula oleh kinerja penjualan semen yang meningkat cukup baik sejak Januari 2012. Salah satu proyek swasta yang saat ini terus dipacu proses penyelesaiannya adalah pembangunan hotel di kompleks Mall Gorontalo. Hotel tersebut dipersiapkan untuk menyambut International Maize Conference yang diselenggarakan pada 22-24 November 2012 di Gorontalo. Grafik 1.9 Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal APBD Grafik 1.11 Grafik 1.12 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi. 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL 1.1.3 EKSPOR IMPOR Tren kinerja ekspor terus menunjukkan peningkatan sejak triwulan IV-2011. Pada triwulan I-2012 kinerja ekspor Gorontalo tumbuh 11,27% (y.o.y), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,40% (y.o.y). Sementara kinerja impor menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya karena pengaruh stagnasi konsumsi rumah tangga. Meningkatnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik. Nilai ekspor luar negeri mencapai US$ 2.915.276 atau tumbuh 463,7% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 37.307 atau terkontraksi 98,5% (y.o.y). Demikian juga untuk kinerja ekspor antar pulau yang meningkat ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan domestik. Volume muat barang mencapai 65.585 ton atau tumbuh 73.81% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 20,23% (y.o.y). Peningkatan ekspor luar negeri terjadi pada komoditas jagung dan gula, sementara untuk komoditas kayu mengalami penurunan. Grafik 1.13 Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional Perkembangan ekspor gula mengikuti pola siklus pertumbuhan tebu yang panen pada akhir tahun, sehingga produksi dapat dilakukan dan pengiriman ekspor dilakukan pada awal tahun. Sementara itu kinerja ekspor Jagung menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, tercatat nilai ekspor Jagung pada triwulan I-2012 mencapai US$ 2.171.400 sementara pada triwulan sebelumnya tidak dilakukan pengiriman ekspor. Produksi pertanian jagung cukup baik selama triwulan laporan. Sementara itu kinerja ekspor kopra yang sempat meningkat diawal triwulan kemudian terkoreksi tajam di bulan Maret 2012 sehingga mendorong beberapa pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Harga Kopra menurun tajam hingga mencapai Rp 5.500/kg di bulan Maret 2012. Pedagang kopra masih menunggu harga terkoreksi naik sehingga menahan ekspor kopra. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 5

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL. Grafik 1.15 Grafik 1.16 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Perkembangan Harga Jagung Grafik 1.17 Grafik 1.18 Ekspor Antar Pulau Impor Semen Grafik 1.19 Grafik 1.20 Perkembangan Harga Minyak Kelapa/Kopra Perkembangan Harga Minyak CPO Perkembangan impor Gorontalo triwulan I-2012 menunjukkan tren yang menurun terutama untuk impor luar negeri. Tidak dilakukan impor luar negeri selama triwulan laporan, sementara kinerja impor impor antar pulau juga menunjukkan perlambatan. Tercatat volume bongkar pada triwulan I-2012 tumbuh 19,04% (y.o.y) sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh 47,02% (y.o.y), salah satu hal pendorong melemahnya impor luar negeri adalah menurunnya impor barang konsumsi sebagai dampak stagnannya komponen konsumsi swasta. 6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 BANK INDONESIA