PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

Juknis Operasional SPM

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

PROFIL DINAS KESEHATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

RESUME PROFIL KESEHATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN DESA KELURAHAN DESA+KEL.

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 2

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

Transkripsi:

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN P h o n e : 0 3 4 3-4 2 3 4 5 3 - F a x : 0 3 4 3-4 2 2 5 6 3 E m a i l : k o t a p a s u r u a n @ d i n k e s j a t i m. g o. i d

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala karunia-nya penyusunan Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2012 dapat terselesaikan. Proses penyusunan profil ini membutuhkan waktu yang cukup lama oleh karena belum sepenuhnya proses pengumpulan data dan informasi memanfaatkan sarana elektronik/ teknologi informasi. Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2012 memuat berbagai macam data dan informasi terkait bidang kesehatan seperti situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan yang dapat dijadikan referensi penting dan utama dalam proses manajemen pembangunan kesehatan Kota Pasuruan. Untuk itu pada kesempatan ini, kami memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang mempunyai peran besar dalam penyusunan profil ini. Semoga Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2012 ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Kritik dan saran guna penyempurnaan Profil Kesehatan di masa yang akan datang tetap kami harapkan. Pasuruan, 02 Mei 2013 Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dr. BAMBANG PRAMONO, M.M NIP. 19580907 198802 1 002 i

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 DAFTAR ISI Halaman PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN... 2 C. SISTEMATIKA... 2 BAB II GAMBARAN UMUM... 3 A. KONDISI GEOGRAFIS... 3 B. KONDISI DEMOGRAFI... 4 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN... 7 A. ANGKA KEMATIAN... 7 1. ANGKA LAHIR MATI (dilaporkan)... 7 2. ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) (dilaporkan)... 7 3. ANGKA KEMATIAN BALITA (dilaporkan)... 8 4. ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) (dilaporkan)... 8 B. ANGKA KESAKITAN... 9 1. Acute Flaccyd Paralysis (AFP) Rate < 15 Tahun... 9 2. ANGKA INSIDENS DAN PREVALENSI TB PARU... 9 3. ANGKA KEMATIAN AKIBAT TB PARU... 10 4. ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU (CDR) BTA POSITIF... 10 5. SUCCESS RATE TB PARU DAN ANGKA KESEMBUHAN PENDERITA TB PARU BTA POSITIF... 10 6. PNEUMONIA BALITA DITEMUKAN DAN DITANGANI... 11 7. JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS... 11 8. JUMLAH INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DITANGANI... 12 9. DONOR DARAH DISKRINING POSITIF HIV... 12 10. PERSENTASE BALITA DIARE DITEMUKAN DAN DITANGANI... 12 11. JUMLAH KASUS BARU KUSTA PB, MB, DAN ANGKA PENEMUAN KUSTA (NCDR)... 13 12. ANGKA PREVALENSI KUSTA... 14 ii

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 13. PENDERITA KUSTA PB DAN MB SELESAI BEROBAT(RFT)... 14 14. JUMLAH KASUS PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) DAN CFR... 14 15. INSIDENS RATE DBD DAN CFR... 16 16. PERSENTASE DBD DITANGANI... 17 17. ANNUAL PARASIT INCIDENCE (API) / ANGKA KESAKITAN MALARIA DAN CFR... 18 18. ANGKA KESAKITAN FILARIASIS... 18 C. STATUS GIZI... 18 1. BAYI BARU LAHIR DITIMBANG DAN BBLR... 18 2. STATUS GIZI BAIK, GIZI KURANG, GIZI BURUK... 18 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN... 20 A. PELAYANAN KESEHATAN... 20 1. KUNJUNGAN IBU HAMIL K-1... 20 2. KUNJUNGAN IBU HAMIL K-4... 20 3. PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN... 21 4. PELAYANAN IBU NIFAS... 22 5. IBU HAMIL MENDAPAT Fe-3... 23 6. IBU DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI... 23 7. NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI YANG DITANGANI... 24 8. BAYI DAN BALITA MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A... 25 9. PESERTA KB AKTIF... 25 10. PESERTA KB BARU... 26 11. KUNJUNGAN NEONATUS (KN) 1 DAN LENGKAP... 27 12. KUNJUNGAN BAYI... 27 13. KELURAHAN UCI... 28 14. CAKUPAN IMUNISASI BAYI DAN DROP OUT RATE... 30 15. BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF... 30 16. MP-ASI ANAK USIA 6-23 BULAN GAKIN... 31 17. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA... 31 18. BALITA DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK, DAN BGM... 32 19. BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN... 32 20. PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT... 33 21. PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA... 34 22. SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT LEVEL 1... 34 23. KELURAHAN TERKENA KLB DITANGANI <24 JAM... 35 24. RASIO TUMPATAN /PENCABUTAN GIGI TETAP... 36 iii

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 25. SD/MI DENGAN SIKAT GIGI MASSAL... 37 26. MURID SD/MI YANG MENDAPAT PELAYANAN GIGI... 37 27. MURID SD/MI YANG MENDAPAT PERAWATAN (UKGS)... 38 B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN... 38 1. JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR... 38 2. PENDUDUK MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) DICAKUP JAMKESMAS/ ASKESKIN DAN DICAKUP JAMKESMASDA /JAMKESDA KIN... 40 3. KUOTA JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA/ JAMKESDA KIN YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN... 40 4. CAKUPAN RAWAT JALAN... 42 5. CAKUPAN RAWAT INAP... 43 C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT... 43 1. RUMAH TANGGA BER-PHBS... 43 D. KEADAAN LINGKUNGAN... 44 1. RUMAH SEHAT... 44 2. RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK aedes... 45 3. KELUARGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP AIR BERSIH... 46 4. KELUARGA YANG MEMILIKI SARANA SANITASI DASAR... 47 5. TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT... 48 6. INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYAT... 49 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN... 50 A. SARANA KESEHATAN... 50 1. RUMAH SAKIT, PUSKESMAS, PUSTU, UPK/GFK... 50 2. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN SWASTA... 52 3. SARANA KESEHATAN MENURUT DENGAN LABORATORIUM KESEHATAN DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR... 52 4. POSYANDU... 53 5. KELURAHAN SIAGA DAN POSKESKEL... 54 B. TENAGA KESEHATAN... 55 1. JUMLAH DAN RASIO Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi, Tenaga Kesehatan Masyarakat, Bidan, Perawat, Tenaga Gizi, Tenaga Kefarmasian, dan Tenaga Sanitarian... 55 2. TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DAN KETERAPIAN FISIK... 56 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN... 57 1. TOTAL ANGGARAN KESEHATAN... 57 2. ANGGARAN KESEHATAN DALAM APBD KOTA... 57 3. ANGGARAN KESEHATAN PER KAPITA... 57 iv

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 BAB VI KESIMPULAN... 58 A. SITUASI DERAJAT KESEHATAN... 58 B. SITUASI UPAYA KESEHATAN... 59 C. SUMBER DAYA KESEHATAN... 61 LAMPIRAN v

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan desentralisasi menuju otonomi daerah di bidang kesehatan amat membutuhkan peran serta Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) yang baik dalam upaya menghadapi berbagai tantangan pembangunan kesehatan masih saat ini, antara lain masih terjadinya kesenjangan status kesehatan masyarakat antar wilayah, antar status sosial dan ekonomi, munculnya berbagai masalah kesehatan/penyakit baru (new emerging deseases) atau penyakit lama yang muncul kembali (re-emerging deseases). SIKNAS berperan serta sebagai penyedia data serta informasi yang cepat, akurat sehingga dapat diandalkan (reliable) untuk terlaksananya diseminasi informasi antar daerah maupun antara daerah dengan pusat serta antara penyedia data dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan informasi tersebut. Informasi kesehatan yang handal merupakan faktor kunci dalam perencanaan implementasi pelayanan kesehatan. SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, Sistem Informasi Kesehatan di tingkat pusat merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Provinsi dan di tingkat kabupaten/kota merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasarkan jaringan tersebut, SIKNAS dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-Sistem Informasi Kesehatan Provinsi dan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Misi yang ditetapkan untuk pengembangan SIKNAS adalah mengembangkan pengelolaan data yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan analisis data; mengembangkan pengemasan data dan informasi dalam bentuk bank data, profil kesehatan dan kemasan-kemasan informasi khusus; mengembangkan jaringan kerjasama (kemitraan) dalam pengelolaan data dan informasi kesehatan; serta mengembangkan pendayagunaan data dan informasi kesehatan. Sebagai bentuk pelaksanaan SIKNAS, maka Dinas Kesehatan Kota Pasuruan menyusun Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2012. Profil merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal. Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2012 berisi data dan informasi kondisi status kesehatan, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sumber daya kesehatan, serta anggaran kesehatan di wilayah kerjanya yang datanya berasal dari Puskesmas, Rumah Sakit Daerah, Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, Unit Perbekalan Kefarmasian, unit lintas sektor terkait serta sarana kesehatan lainnya. 1

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 B. TUJUAN Penyusunan Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2012 ditujukan untuk : 1. Menggambarkan kondisi derajat kesehatan masyarakat di Kota Pasuruan; 2. Menggambarkan upaya kesehatan di Kota Pasuruan; 3. Menggambarkan sumber daya kesehatan di Kota Pasuruan; 4. Memantau dan mengevaluasi pencapaian kinerja upaya kesehatan di Kota Pasuruan; 5. Penyediaan data dan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan manajemen kesehatan serta dapat digunakan oleh stakeholder dan masyarakat umum. C. SISTEMATIKA Secara singkat sistematika penyusunan profil ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan BAB II : Gambaran Umum BAB III : Situasi Derajat Kesehatan BAB IV : Situasi Upaya Kesehatan BAB V : Situasi Sumber Daya Kesehatan BAB VI : Kesimpulan Lampiran 2

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 BAB II GAMBARAN UMUM A. KONDISI GEOGRAFIS Kota Pasuruan terletak antara 112 o 45-112 o 55 BT dan 7 o 35-7 o 45 LS dan tergolong dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 meter dari permukaan laut, berjarak ± 40 km dari Kota Surabaya. Secara administratif, Kota Pasuruan mempunyai daerah seluas ± 36,58 km 2 yang terbagi atas 3 kecamatan yakni Kecamatan Bugul Kidul dengan luas 17,66 km 2, Kecamatan Purworejo dengan luas 8,39 km 2, dan Kecamatan Gadingrejo dengan luas 10,53 km 2 (Tabel 1 Profil). Batas-batas Kota Pasuruan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Selat Madura Sebelah Timur : Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Sebelah Selatan : Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan Sebelah Barat : Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan Gambar II.1 Wilayah Kota Pasuruan Dan Batas Batasnya U SELAT MADURA Sumber : Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Pasuruan memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang berganti tiap 6 bulan sekali. Musim kemarau jatuh pada bulan Mei-September dan Musim penghujan jatuh pada bulan Oktober- April. 3

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Iklim tropik basah yang dimiliki Kota Pasuruan dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November-Mei, angin bertiup dari arah utara barat laut dengan membawa banyak uap air yang menyebabkan musim penghujan dimana-mana. Sedangkan pada bulan Juni-Oktober, angin bertiup dari selatan tenggara dengan sedikit uap air yang menyebabkan musim kemarau / kering dimana-mana. Wilayah Kota Pasuruan dilalui beberapa sungai, antara lain : Sungai Gembong dengan panjang 7,5 Km yang membelah pusat kota yang terletak di Kecamatan Purworejo, Sungai Welang dengan panjang 1,00 Km terletak di Kecamatan Gadingrejo. Sedangkan di wilayah Kecamatan Bugul Kudul terdapat beberapa sungai, yaitu Sungai Petung panjang 6,00 Km, Sungai Sodo 3,00 Km, Sungai Kepel panjang 3,00 Km dan Sungai Calung dengan panjang 3,00 Km. Mengingat Kota Pasuruan mempunyai kemiringan antara 0 1%, dan ketinggiannya mempunyai range antara 0 10 meter di atas permukaan laut, maka keberadaan sungai selain menguntungkan sebagai irigasi teknis juga membawa dampak merugikan, yakni rawan banjir di musim penghujan terutama di wilayah bagian utara. Hal ini disebabkan karena di daerah tersebut terdapat bagian yang agak cekung sehingga menghambat pembuangan air ke laut. B. KONDISI DEMOGRAFI Kota Pasuruan yang mempunyai luas ± 36,58 km 2 dihuni oleh penduduk sebanyak 190.045 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 5.195 jiwa/km 2 (Tabel 1 dan 3 Profil). Gambar II.2 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kota Pasuruan Tahun 2012 20,000 15,000 16011 17070 16365 13798 15242 16180 16035 149841433713102 10,000 5,000 Jumlah (Orang) 0 3845 10672 8153 5284 8967 < 1 1-4 5-9 10-14 Umur 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 Laki-laki Perempuan Total 60-64 65 Sumber : BPS Kota Pasuruan (2012). Berdasarkan gambar II.2 di atas dapat diketahui bahwa Kota Pasuruan mayoritas berpenduduk golongan muda yang tak lain merupakan ciri dari negara berkembang termasuk Indonesia. Penduduk Kota Pasuruan didominasi oleh kelompok umur produktif yakni 15-44 4

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 tahun dan 45-64 tahun (Tabel 3 Profil). Kondisi yang demikian berpengaruh pada rasio beban tanggungan di Kota Pasuruan tahun 2012 sebesar 0,45. Angka ini menunjukkan setiap 100 orang produktif di Kota Pasuruan menanggung 45 orang tidak produktif. Adapun untuk rasio jenis kelamin Kota Pasuruan didapatkan angka 0,98 yang artinya ada 98 orang penduduk lakilaki dengan setiap 100 orang penduduk perempuan di Kota Pasuruan (Tabel 2 Profil). Berdasarkan gambar II.1 dan II.3 dapat diketahui bahwa Kota Pasuruan memiliki 3 kecamatan yakni kecamatan Gadingrejo dengan 63.621 jiwa, kecamatan Purworejo dengan 68.064 jiwa dan kecamatan Bugulkidul dengan 58.361 jiwa. Kecamatan Purworejo terdiri dari 11 kelurahan dan mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi yakni sebesar 8.113 jiwa/km 2. Disusul Kecamatan Gadingrejo yang terdiri dari 13 kelurahan dan mempunyai kepadatan penduduk 6.042 jiwa/km 2, dan Kecamatan Bugul Kidul yang memiliki 10 kelurahan dan memiliki kepadatan penduduk 3.305 jiwa/km 2. Dari kelurahan yang ada tersebut Kota Pasuruan memiliki 932 RT (Rukun Tetangga) dan 212 RW (Rukun Warga) terhitung sejak tahun 2009 sebagaimana dijelaskan dalam tabel II.1. Gambar II.3 Wilayah Kota Pasuruan menurut Kelurahan Sumber : Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012.. 5

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Tabel II.1 Jumlah RT dan RW di Wilayah Kota Pasuruan Tahun 2012. Kecamatan Kelurahan I. Gadingrejo (1) Gadingrejo (2) Tambaan (3) Trajeng (4) Karanganyar (5) Karangketug (6) Sebani (7) Petahunan (8) Bukir (9) Randusari (10) Krapyakrejo (11) Gentong RW 5 4 11 7 6 6 5 8 8 6 7 Jumlah RT Jumlah 73 290 II. Purworejo (1) Ngemplakrejo III. Bugul Kidul (2) Mayangan (3) Bangilan (4) Kebonsari (5) Purworejo (6) Kebonagung (7) Purutrejo (8) Pohjentrek (9) Wirogunan (10) Tembokrejo Jumlah 70 347 (1) Panggungrejo (2) Mandaranrejo (3) Bugullor (4) Kandangsapi (5) Bugulkidul (6) Pekuncen (7) Petamanan (8) Krampyangan (9) Blandongan (10) Kepel (11) Tapaan (12) Sekargadung (13) Bakalan 9 26 Jumlah 69 295 Jumlah Seluruhnya 212 932 Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, 2012. 9 5 4 12 8 8 5 5 7 7 4 5 8 2 6 3 7 2 7 6 4 6 28 20 31 41 31 18 24 26 25 23 23 37 16 15 44 56 40 35 43 23 38 9 23 45 14 44 12 24 14 24 20 14 26 6

Per 1000 Kelahiran Hidup PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. ANGKA KEMATIAN Gambar III.1 Angka Kematian Kota Pasuruan Tahun 2010-2012 12 10 8 6 4 2 0 Angka Lahir Mati Angka Kematian Bayi Angka Kematian Anak balita Angka Kematian Balita Angka Kematian Ibu Angka Lahir Mati Angka Kematian Bayi Angka Kematian Anak balita Angka Kematian Balita Angka Kematian Ibu 2010 0.28 6.71 0 6.71 0.56 2011 0 6.5 0 6.5 0.56 2012 0 9.38 0.85 10.23 0 1. ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) Angka Lahir Mati adalah jumlah lahir mati di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu per 1000 kelahiran (hidup dan mati). Angka lahir mati di Kota Pasuruan dilaporkan sebesar 0,0 dari 3.518 jumlah kelahiran hidup dan mati (Tabel 6 Profil). Secara berturut-turut dari tahun 2010 ke tahun 2012 Angka lahir mati Kota Pasuruan sebagaimana dituangkan dalam grafik III.1 diatas. 2. ANGKA KEMATIAN BAYI (DILAPORKAN) Angka Kematian Bayi (AKB) dilaporkan menggambarkan jumlah bayi (umur < 1 tahun) yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Terdapat 33 kematian bayi diantara 3.518 kelahiran hidup di Kota Pasuruan atau AKB (dilaporkan) sebesar 9,38 per 1.000 kelahiran hidup (Tabel 7 Profil). Pada tahun 2012 angka kematian bayi ini menjadi meningkat dari tahun sebelumnya yang sempat mengalami penurunan, yaitu tahun 2011 sebesar 23 kematian bayi atau 6,5 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2010 sebesar 24 kematian bayi atau 6,71 per 1.000 kelahiran hidup (Grafik III.1). 7

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Pada masa yang akan datang Dinas Kesehatan dan jaringannya akan berupaya terus menekan angka kematian bayi melalui peningkatan upaya penyuluhan, manajemen KIA, serta pemberdayaan masyarakat (melalui posyandu maupun kelurahan siaga) didukung kerja sama lintas sektor. 3. ANGKA KEMATIAN BALITA (DILAPORKAN) Angka Kematian Balita menggambarkan jumlah anak berumur < 5 tahun yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Tahun 2012, menjadi tahun yang berbeda karena ditemukan kematian anak balita sejumlah 3 anak balita atau angka kematian anak balita sebesar 0,85 per 1.000 kelahiran hidup. Sehingga berbeda untuk angka kematian balita, tahun 2012 sebesar 10,23 per 1.000 kelahiran hidup yang berasal dari 9,38 kematian bayi ditambah 0,85 kematian anak balita (Tabel 7 Profil). Pada tahun 2011 kematian anak balita tidak ditemukan sehingga angka kematian anak balita (dilaporkan) sebesar 0. Angka ini sama dengan angka kematian anak balita tahun 2010 sebesar 0 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan besaran angka kematian tahun 2011 dan 2010 sebesar angka kematian bayi saat itu (Grafik III.1). 4. ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin, nifas, dan bukan karena kecelakaan di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. AKI Kota Pasuruan tahun 2012 sebesar 0 per 100.000 kelahiran hidup (Tabel 8 Profil) atau sebesar 0 per 1.000 kelahiran hidup (Garfik III.1 diatas). Dibandingkan tahun 2011 dan 2010, AKI menurun karena AKI sebelumnya sebesar 56 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun tersebut terdapat 2 kematian ibu, yaitu 2011, 1 kematian ibu pada masa nifas dan 1 kematian ibu pada masa bersalin dan pada tahun 2010, 2 kematian ibu terjadi pada masa nifas. Untuk menekan AKI, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus melakukan upaya penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat terutama ibu hamil, peningkatan manajemen KIA serta pemberdayaan masyarakat dalam upaya Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) menuju persalinan yang aman dan selamat. 8

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 B. ANGKA KESAKITAN 1. AFP Rate (Non Polio) < 15 tahun Penemuan penderita AFP (Acute Flaccyd Paralysis Rate) per 100.000 penduduk < 15 tahun atau AFP rate adalah persentase jumlah penderita AFP (non polio) yang ditemukan dibandingkan dengan 100.000 penduduk < 15 tahun dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2012 menetapkan target untuk AFP rate sebesar 2. Artinya bila diketahui penduduk <15 tahun Kota Pasuruan sebesar 50.019 penduduk maka target penemuan kasus yang harus dipenuhi adalah sebesar 2 kasus. Sedangkan, AFP rate terrealisasi sebesar 4 atau 2 kasus AFP dapat ditemukan per 100.000 penduduk <15 tahun Kota Pasuruan (Tabel 9 Profil). Target penemuan AFP sebesar 2 telah tercapai. Gambar III.2 Cakupan Penemuan Penderita AFP AFP rate Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 12 10 10.65 8 6 4 5.94 4 PENCAPAIAN TARGET 2 0 1.9 2 2 2 2 2009 2010 2011 2012 Sumber : Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tren pencapaian AFP rate tahun ini mulai merangkak naik kembali. Puncaknya penurunan terjadi saat tahun 2011. Hal tersebut menjadi pacuan bagi penemuan kasus AFP (non polio) yang harus berjalan efektif seiiring dengan penguatan surveilans aktif di Puskesmas dan jaringannya. 2. ANGKA INSIDENS TB PARU Angka insidens TB paru Kota Pasuruan sebesar 156 per 100.000 penduduk, angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 110 per 100.000 penduduk. Angka tersebut mempunyai arti, bahwa di Kota Pasuruan (per 100.000 penduduknya) di diagnosis kasus baru TB Paru sebanyak 156 kasus (Tabel 10 Profil). Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya karena tahun mulai tahun ini mendapatkan kontribusi dari Klinik Paru YPP. 9

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 3. ANGKA KEMATIAN AKIBAT TB PARU Angka kematian akibat TB Paru sebesar 1,58 per 100.000 penduduk artinya setiap 100.000 penduduk Kota Pasuruan ada yang meninggal akibat TB Paru sebanyak 1 orang (Tabel 10A Profil). Dibandingkan dengan angka sebelumnya tahun 2011 sebesar 3,2 per 100.000 penduduk, angka ini menurun. Angka kematian TB Paru tahun 2012 adalah jumlah kematian akibat TB Paru pada tahun 2011 oleh karena proses evaluasi dan lama pengobatan TB Paru. 4. ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU (CDR) BTA POSITIF Angka penemuan kasus TB Paru (CDR) BTA + sebesar 94,91% (Tabel 11 Profil). Bila dibandingkan dengan target SPM, maka tahun ini telah memenuhi target SPM sebesar 75% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang sempat belum memenuhi target SPM sebagaimana terlihat dalam grafik berikut : Gambar III.3 Cakupan Penemuan Dan Penanganan Pasien Baru TB BTA Positif Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 95 72 75 65 60 70 64 50 2009 2010 2011 2012 TARGET SPM PENCAPAIAN Sumber : Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 5. SUCCESS RATE TB PARU DAN ANGKA KESEMBUHAN PENDERITA TB PARU BTA POSITIF Success Rate (SR) dapat diartikan sebagai angka keberhasilan pengobatan. SR di Kota Pasuruan sebesar 92,41% yang merupakan pertambahan dari angka kesembuhan dan angka Pengobatan Lengkap - PL - (Tabel 12 Profil). Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA positif sebesar 86,21% (Tabel 12 Profil) merupakan persentase cakupan penderita TB paru BTA + yang ditemukan, diobati, dan pada akhir pengobatan dinyatakan sembuh dibandingkan dengan cakupan penderita TB paru BTA + yang ditemukan dan diobati di kota Pasuruan selama periode 1 tahun yang lalu (tahun 2011). SR tahun ini menurun dibandingkan tahun ebelumnya sebesar 95,4%, senada dengan angka kesembuhan yang juga menurun dari tahun sebelumnya sebesar 90,77%. 10

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Pencapaian angka-angka tersebut cukup tinggi, secara logis berkaitan dengan ketepatan penerapan strategi pemberantasan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) dengan unsur-unsur komitmen politis, diagnosis berdasarkan mikroskopis, ketersediaan OAT/ Obat Anti TB, Pengawas Menelan Obat/ PMO, dan pencatatan pelaporan. 6. PNEUMONIA BALITA DITEMUKAN DAN DITANGANI Persentase balita pneumonia ditangani adalah persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar dibandingkan dengan jumlah pneumonia balita di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Persentase balita pneumonia ditemukan dan ditangani tahun ini sebesar 69,6% (Tabel 13 Profil). Angka ini jauh menurun dari tahun sebelumnya sebesar 76.93%. Bila dibandingkan dengan target SPM, Kota Pasuruan tahun 2012 jauh dari kata memenuhi target SPM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Hal ini mengindikasikan belum optimalnya upaya Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam tatalaksana penemuan dan penanganan penderita pneumonia sesuai standar pelayanan. 7. JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS Pada tahun 2012 ditemukan 16 ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) di Kota Pasuruan. Angka 16 merupakan sumbangsih 8 kasus dari HIV dan 8 kasus dari AIDS. Sedangkan jumlah kematian akibat HIV-AIDS sejumlah 1 orang berjenis-kelamin laki-laki (Tabel 14 Profil). Jika melihat tren, maka kejadian HIV-AIDS memilik tren naik 100% bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu hanya 8 ODHA (2011) dan 4 ODHA (2010). III.4 Kejadian HIV-AIDS Kota Pasuruan 2010-2012 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 2010 2011 2012 HIV 5 8 AIDS 3 8 HIV-AIDS 4 8 16 Sumber : seksi pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 11

Kasus Baru PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Pendekatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dalam pelaksanaan surveilans HIV adalah dengan cara unlinked anonymous (tanpa identitas/tidak dapat ditelusuri) sehingga faktor confidentiality atau kerahasiaan ODHA dapat terjaga. Angka kematian akibat AIDS sebesar 0. Adanya komitmen Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam membangun klinik VCT HIV/AIDS, melakukan deteksi dini pada kelompok berisiko tinggi melalui pemeriksaan darah/serosurvey, dan pendampingan bagi ODHA serta mengupayakan adanya pengobatan ART (Anti Retroviral Treatment) merupakan suatu bentuk perhatian yang didapatkan ODHA di Kota Pasuruan. 8. JUMLAH INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DITANGANI Pada tahun 2012 ditemukan 2.671 kasus baru IMS di Kota Pasuruan. Angka ini naik 350% dibandingkan tahun 2011 sebesar 763 kasus baru IMS. III.5 Kasus baru Infeksi Menular Seksual (IMS) Kota Pasuruan 2010-2013 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2010 2011 2012 Infeksi Menular Seksual Infeksi Menular Seksual 2010 525 2011 763 2012 2671 9. DONOR DARAH DISKRINING POSITIF HIV Jumlah pendonor di UTD PMI tahun 2012 Kota Pasuruan sebesar 3.698 orang dan 100% sampel darah orang tersebut telah melalui proses screening (pemeriksaan 1 tes). 10. PERSENTASE DIARE DITEMUKAN DAN DITANGANI Angka kesakitan diare menggambarkan jumlah penderita kasus diare di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2012 ditemukan 19.735 kasus diare diantara 190.045 penduduk Kota Pasuruan (Tabel 16 Profil). Indikator kinerja SPM diare adalah penanganan penderita diare selama 1 tahun 2012, dengan perkiraan kasus yang dihitung dari 10% X Angka kesakitan diare Nasional 12

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 (411/1000) X Jumlah Penduduk. Perkiraan kasus didapat untuk Kota Pasuruan tahun ini adalah sebesar 7.811 kasus diare. Sehingga dengan kasus ditemukan Pencapaian Kota Pasuruan adalah sebesar 252,66%. Angka ini lebih besar dari tahun sebelumnya sebesar 241.5%. Pencapaian tersebut memenuhi target SPM sebesar 100%. Bila dikaji lebih lanjut, angka tersebut terlalu besar untuk pencapaian kasus diare. Beberapa evaluasi telah dilakukan dalam sistem surveilans yang dijalankan di Dinas Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya (posyandu maupun kelurahan siaga). Hasilnya, form pelaporan yang digunakan Puskesmas masih tidak mengakomodir kewilayahan (PWS/ Pemantauan Wilayah Setempat) sehingga sejumlah besar angka diare dari masyarakat daerah berbatasan (Kabupaten Pasuruan) tercover dalam pelaporan. Diasamping itu memang kasus diare cukup tinggi di Kota Pasuruan. Untuk keberhasilan program yang akan datang Dinas Kesehatan dan jaringannya berupaya terus meningkatkan sistem surveilans agar penemuan dan penanganan penderita diare sesuai standar dapat memenuhi target SPM dengan baik. 11. JUMLAH KASUS BARU KUSTA PB, MB DAN ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA (NCDR) Penyakit kusta diklasifikasikan menjadi 2 yakni kusta tipe PB (Pause Baciller) atau tipe kering dan MB (Multi Baciller) atau tipe basah. Tipe PB mempunyai gejala macula/ kelainan kulit antara 1-5 buah, kerusakan syaraf tepi 1 buah, pemeriksaan BTA negatif, tidak menular, dan membutuhkan pengobatan tepat waktu 6 dosis dalam waktu 6-9 bulan. Sedangkan tipe MB mempunyai gejala macula/ kelainan kulit > 5 buah, kerusakan syaraf tepi > 1 buah, pemeriksaan BTA positif, menular, dan membutuhkan pengobatan tepat waktu 12 dosis dalam waktu 12-18 bulan. III.6 Gambaran Kasus Kusta Kota Pasuruan 2011-2012 25 20 21 15 10 11.05 2011 2012 5 0 0 PB MB cacat tingkat II NCDR 3 13

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Di Kota Pasuruan tahun 2012 ditemukan 21 kasus baru dan ke-semuanya kasus MB dengan penderita usia 15 tahun (Tabel 17 Profil) dan dengan kecacatan tingkat 2 sebesar 14,29% (3 kasus) sesuai tabel 18 Profil. Oleh karena 21 kasus baru ditemukan, maka NCDR/ New Case Detection Rate (Angka Penemuan Kasus Baru) Kusta sebesar 11,05 per 100.000 penduduk sesuai tabel 17 Profil. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ditemukan 19 kasus baru yang terdiri dari 1 kasus PB dan 18 kasus MB, dengan penderita usia 0-14 tahun sebesar 10,5% (2 kasus di Puskesmas Purworejo dan Puskesmas Kebonsari) dan dengan kecacatan tingkat 2 sebesar 26,3% (5 kasus) sesuai tabel 18 Profil dan NCDR Kusta sebesar 10,1 per 100.000 penduduk. 12. ANGKA PREVALENSI KUSTA Prevalensi kusta Kota Pasuruan berdasarkan Tabel 19 Profil sebesar 0,95 per 10.000 penduduk, angka ini turun dari tahun sebelumnya sebesar 1,3 per 10.000 penduduk namun memiliki arti yang sama bahwa setiap 10.000 penduduk Kota Pasuruan, ada yang menderita kusta sebanyak 1 orang. 13. PENDERITA KUSTA PB DAN MB SELESAI BEROBAT (RFT) Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan seluruh penderita kusta baik tipe PB maupun MB telah menyelesaikan pengobatan atau RFT (Release From Treatment) dengan jumlah penderita sebagai berikut (Tabel 20 Profil) : a. Persentase RFT PB sebesar 100%. Angka ini berasal dari kohort ditemukannya 1 orang penderita kusta PB pada tahun 2011 dan diberi pengobatan tepat waktu dengan dosis 6 bulan dan RFT-nya berhasil. b. Persentase RFT MB di Kota Pasuruan sebesar 88,89%. Angka ini berasal dari kohort ditemukannya 9 orang penderita kusta MB pada tahun 2010 dan diberi pengobatan tepat waktu dengan dosis 12 bulan dan RFT-nya belum berhasil, hanya mencapai 88,89% dari target yang 90%, ini karena penderita banyak yang berasal dari luar Kota Pasuruan sehingga tingkat kepatuhan berobat rendah. 14. JUMLAH KASUS PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) DAN CFR PD3I yang dimaksud dalam hal ini adalah penyakit difteri, pertusis, tetanus, tetanus neonatorum (TN), campak, AFP, dan hepatitis B. Adapun jumlah kaus PD3I di Kota Pasuruan sepanjang tahun 2012 seperti diinterpretasikan pada gambar III.7 dan secara detail tertuang dalam Tabel 21 dan 22 Profil. 14

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Gambar III.7 Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun 2012. 16 14 15 12 Jumlah (Kasus) 10 Pkm Bugulkidul 8 6 6 Pkm Kandangsapi Pkm Sekarsono Pkm Purworejo Pkm Kebonsari 4 3 Pkm Gadingrejo 2 0 11 1 00 0 000 000 0 000 000 0 000 000 0 22 11 1 000 000 0 000 000 0 Pkm Karangketug Pkm Bukir Kota Pasuruan Sumber : Seksi Pencegahan Penyakit dan Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Gambar III.7 menunjukkan bahwa kasus PD3I yang ada di Kota Pasuruan sepanjang tahun 2012 sebagai berikut : a. Kasus Pertusis, Tetanus Neonatorum, Tetanus Neo Neonatorum, Polio, Hepatitis B dan CFR Di Kota Pasuruan sepanjang tahun 2012 tidak ditemukan kasus Pertusis, Tetanus Neonatorum, Tetanus Neo Neonatorum, Polio, Hepatitis B. Data ini sama dengan tahun 2010. b. Difteri dan CFR Tahun 2012, ditemukan 3 kasus masing-masing 1 kasus di Puskesmas Bugulkidul, Kandangsapi, dan Kebonsari. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2011 ditemukan Difteri 2 kasus di Wilayah Puskesmas Bugulkidul dan Puskesmas Kandangsapi, 1 kasus di kelurahan blandongan dengan hasil pemeriksaan positif ( 4 orang) dan 1 kasus lagi di kelurahan Bugul Lor tetapi hasil pemeriksaan menunjukkan negatif. Sedangkan di tahun 2010 kasus ini tidak ditemukan. Adapun CFR dari Kasus Difteri sebesar 0%. 15

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 c. Kasus Campak dan CFR Kasus campak sepanjang tahun 2012 tercatat sejumlah 15 kasus yang berasal dari Laporan C1 per Puskesmas di Kota Pasuruan. Kasus terbesar di Puskesmas Gadingrejo dengan catatan 6 kasus. Adapun CFR kasus campak sebesar 0%. Angka kejadian kasus ini turun dari tahun sebelumnya sejumlah 21 kasus dengan wilayah kerja Puskesmas Kandangsapi yang memiliki jumlah kasus terbanyak yakni sebesar 10 kasus. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, angka tersebut mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 ditemukan 36 kasus campak, dengan kontributor terbanyak adalah Puskesmas Kebonsari sebanyak 12 kasus. 15. INSIDENS RATE DBD DAN CFR Insiden Rate/IR (Angka Kesakitan) DBD menggambarkan jumlah penderita kasus DBD di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Penderita DBD yang dimaksud adalah penderita yang demam tinggi mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD. Semakin rendah angka kesakitan DBD mengindikasikan semakin berhasilnya program penanggulangan DBD. Pada tahun 2012 ditemukan 94 kasus DBD diantara 190.045 penduduk Kota Pasuruan atau IR sebesar 49,46 per 100.000 penduduk (Tabel 23 Profil). Angka ini menunjukkan sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya. Secara berturut-turut angka IR DBD di Kota Pasuruan dari tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah 75,3; 94,44; 84,09; 147,23, 41, dan 49,46 per 100.000 penduduk (Gambar III.8). Gambar III.8 Angka kesakitan (Insiden Rate/IR) DBD di Kota Pasuruan Tahun 2007 s/d 2012. 160 140 120 147.23 100 80 75.3 94.44 84.09 60 40 41 49.46 20 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 16

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Tahun 2012 merupakan IR DBD cukup rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa angka kesakitan DBD di Kota Pasuruan dapat ditekan dan program penanggulangan DBD berhasil. Disamping itu CFR sebesar 0% yang artinya tidak ada penderita DBD yang meninggal akibat DBD. 16. PERSENTASE DBD DITANGANI Persentase DBD ditangani di Kota Pasuruan pada tahun 2012 sebesar 100% artinya dari 94 kasus DBD yang ada, seluruhnya mendapatkan penanganan yang fokus dan terarah (Tabel 23 Profil). Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu mulai tahun 2007 hingga 2012, persentase DBD ditangani tetap yakni sebesar 100% seperti tampak pada gambar III.9 berikut : Gambar III.9 Jumlah Kasus DBD dan DBD Ditangani Di Kota Pasuruan Tahun 2007 s/d 202. 300 250 200 150 100 50 0 283 178 139 147 77 94 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Kasus Ditangani Sumber : Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Persentase DBD ditangani sebesar 100% dinilai sudah memenuhi target SPM Kesehatan Kota Pasuruan tahun 2012 sebesar 100%. Namun bila dilihat dari jumlah kasus DBD, tahun 2010 merupakan puncak kasus DBD tertinggi diantara 6 tahun terakhir. Terlepas dari itu semua, dari tahun ke tahun DBD masih menjadi permasalahan kesehatan yang serius di Kota Pasuruan meskipun setiap ada kasus mendapatkan penanganan. Alasan faktualnya adalah faktor alam (musim, iklim, kemiringan, ketinggian, dan lain-lain) yang merupakan best habitat / bionomik nyamuk untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty Sp. dan faktor sosial masyarakat Kota Pasuruan yang masih berpendapat bahwa fogging adalah upaya utama dalam penanggulangan DBD. Fogging bukanlah solusi utama penanggulangan DBD, tetapi fogging harus tetap dilakukan pada setiap ada kasus DBD yang berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologinya direkomendasikan untuk dilakukan Fogging. Fogging kerapkali dilakukan di daerah endemis seperti Kota Pasuruan. Meskipun kerapkali dilakukan, penyuluhan tentang efektifnya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus) yang didukung abatisasi dan PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) secara serentak dan intensif tetap dilakukan. 17

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Oleh karena itu, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus berupaya meningkatkan penyuluhan, pemberdayaan masyarakat serta kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk penanggulangan DBD agar angka kesakitan DBD dapat ditekan menjadi jauh lebih rendah. 17. ANNUAL PARASIT INCIDENCE (API)/ ANGKA KESAKITAN MALARIA DAN CFR Sepanjang tahun 2012 tidak ada kasus malaria di Kota Pasuruan atau angka kesakitan malaria = 0 (Tabel 24 Profil). Hal ini dikarenakan secara geografis Kota Pasuruan bukan merupakan daerah endemik yang mendukung bionomik nyamuk anopheles sp. 18. ANGKA KESAKITAN FILARIASIS Sepanjang tahun 2012 di Kota Pasuruan tidak ditemukan kasus filariasis. Namun di tahun 1997 ditemukan 1 penderita filariasis,dimana penderitanya berjenis kelamin perempuan yang berada di Kelurahan Krapyakrejo wilayah kerja Puskesmas Karangketug. Kasus tersebut merupakan kasus lama dan kasus filariasisnya merupakan kasus migrasi yang artinya merupakan kasus dapatan dari luar Kota Pasuruan. Namun penanganan tetap diberikan Puskesmas Karangketug kepada penderita sehingga persentase kasus filariasis ditangani sebesar 100%. Adapun angka kesakitan filariasis sebesar 0,53 per 100.000 penduduk diantara 190.045 penduduk Kota Pasuruan (Tabel 25 Profil). C. STATUS GIZI 1. BAYI BARU LAHIR DITIMBANG DAN BBLR Bayi baru lahir ditimbang adalah jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir. Persentase bayi baru lahir ditimbang sebesar 95,99% dari 3.518 kelahiran hidup. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Persentase BBLR di Kota Pasuruan sebesar 4,23% atau sejumlah 143 kasus BBLR per 3.518 kelahiran hidup (Tabel 26 Profil). 2. BALITA DITIMBANG, GIZI LEBIH, GIZI BAIK, GIZI KURANG, GIZI BURUK Berdasarkan data yang terekam sepanjang tahun 2012 (Tabel 44 Profil), didapatkan hasil bahwa dari 17.643 balita yang ada di Kota Pasuruan, sebanyak 14.605 (82.78%) balita ditimbang di Puskesmas dan jaringannya (Pustu, posyandu, dll). Dari 14.605 balita ditimbang (Tabel 27 Profil) terdapat balita gizi lebih sejumlah 220 balita (1,51%), gizi baik sejumlah 13.218 balita (90,5%), balita gizi kurang sejumlah 962 balita (6.59%), dan balita gizi buruk sejumlah 237 balita (1,62%). 18

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Balita gizi baik dimaksud adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan 2 > Z-score SD > -2. Balita gizi kurang dimaksud adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan -2 > Z-score SD > -3. Balita gizi buruk dimaksud adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score < -3 SD, dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor). III.10 Distribusi Gizi lebih, Gizi Baik, Gizi Kurang, dan Gizi Buruk dari Balita Ditimbang Kota Pasuruan 2012 6.59 1.51 1.62 Gizi lebih Gizi normal Gizi kurang Gizi buruk 90.5 19

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN IV.1 Cakupan K1, K4, LINAKES, dan YANNIFAS Kota Pasuruan 2009-2012 % 100 95 90 85 97.51 95.22 94.56 92.94 90.47 88.7 87.8 87.2 98.4 99.44 99.4 95.8 97.21 93.51 93.48 83.4 2009 2010 2011 2012 80 75 K1 K4 LINAKES YANNIFAS 1. KUNJUNGAN IBU HAMIL K-1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 memberikan gambaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di Puskesmas se-kota Pasuruan pada tahun 2012 (Tabel 28 Profil) sebanyak 3.749 dari total 3.937 ibu hamil sasaran (95,22%). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka tahun ini lebih baik meski tidak setinggi saat tahun 2009. Untuk selalu meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil K-1, Dinas Kesehatan terus mengoptimalkan upaya promotif dan preventif oleh Puskesmas dan jaringannya terutama dengan semakin didukungnya program BOK dan jaminan persalinan pada tahun 2013 dan tahun-tahun berikutnya. 2. KUNJUNGAN IBU HAMIL K-4 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 yang dimaksud adalah cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada 20

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pelayanan pada masa kehamilan. Melalui kegiatan kunjungan ibu hamil antenatal care diharapkan deteksi dini dan perawatan kehamilan dapat dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Pada tahun 2012 cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Puskesmas se-kota Pasuruan sebanyak 3.562 ibu hamil dari total 3.937 ibu hamil sasaran (90,47%) dengan cakupan per wilayah kelurahan seperti tampak pada gambar IV.1 berikut : Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Kota Pasuruan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun angka ini belum memenuhi target SPM tahun 2012 sebesar 92%. Kondisi ini berbeda pada tahun 2009 pencapaian cakupan K4 87,2% dapat memenuhi target yang hanya sebesar 85%. Gambar IV.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 Kota Pasuruan Tahun 2009-2011 94 92 92 % 90 88 86 84 87.2 85 90 91 88.7 87.8 90.47 TARGET SPM PENCAPAIAN 82 80 2009 2010 2011 2012 Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Penyuluhan lebih intensif baik melalui posyandu, kelurahan siaga maupun kegiatan pemberdayaan lain, manajemen KIA yang lebih optimal serta kerja sama lintas program dan lintas sektor sangat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan indikator ini agar riwayat ibu hamil dapat diikuti secara lengkap minimal sampai dengan persalinan. 3. PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN Sasaran ibu bersalin di Kota Pasuruan pada tahun 2012 sebanyak 3.758 ibu bersalin. Cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami penurunan paling rendah 4 tahun terakhir yakni sebesar 93,51% (94%). Apabila dibandingkan dengan target SPM, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan di Kota Pasuruan selama 4 tahun terakhir telah memenuhi target sebagaimana ditunjukkan oleh grafik dibawah ini : 21

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 % 102 100 98 96 94 92 90 88 86 84 Gambar IV.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 98.4 90 90 97.2 99.4 2009 2010 2011 2012 93 94 94 TARGET SPM PENCAPAIAN Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Tingginya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan dikarenakan telah dioptimalkannya pelayanan persalinan di Puskesmas dan jaringannya. Hal ini juga mengindikasikan keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk memotivasi masyarakat bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan didukung peningkatan kemampuan petugas dalam memberikan pertolongan persalinan. Namun yang penting untuk dilakukan perbaikan lagi adalah pelayanan yang lebih optimal dalam hal sumber daya (sarana dan SDM) maupun manajemen KIA. 4. PELAYANAN IBU NIFAS Cakupan pelayanan nifas adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sebanyak 3 kali pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Pada tahun 2012 terdapat 3.513 dari sasaran 3.758 ibu nifas (94%) yang mendapatkan pelayanan. Gambar IV.4 Cakupan Pelayanan Nifas Kota Pasuruan Tahun 2009-2011 105 % 100 95 90 85 95.8 90 94 99.4 95 95 94 TARGET SPM PENCAPAIAN 80 83.4 75 2009 2010 2011 2012 Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 22

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Apabila dibandingkan dengan target SPM selama 4 tahun terakhir, cakupan pelayanan nifas di Kota Pasuruan kembali tidak memenuhi target SPM, hanya pada tahun 2010 dan 2011 yang sempat memenuhi target sebagaimana terlihat pada grafik diatas. Grafik yang meningkat dari tahun ke tahun mengindikasikan tingginya kesadaran ibu nifas untuk mendapatkan pelayanan pasca melahirkan. Namun disayangkan pada tahun ini kembali mengalami penurunan. 5. IBU HAMIL MENDAPAT TABLET Fe-3 Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan tercatat 2.697 ibu hamil mendapat 90 tablet Fe-3 dari 3.937 ibu hamil yang ada atau cakupan sebesar 68,5% (Tabel 30 Profil). Pencapaian cakupan ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 50,35%. Pencapaian cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe-3 jauh dari harapan dikarenakan pemberian Fe-3 oleh Bidan Praktek Swasta (BPS) dan Dokter Praktek Swasta (DPS) belum tercatat dan terlaporkan seluruhnya atau dengan kata lain belum maksimalnya sistem pencatatan dan pelaporan. Contoh konkret di lapangan: 1) BPS sering memberi resep kepada ibu hamil pasiennya dan resep tersebut tidak tercatat sebagai pemberian Fe; 2) Pemberian Fe di BPS yang tidak berasal dari stok Dinas Kesehatan (Fe) dengan merk yang familiar di masyarakat) tidak tercatat sebagai pemberian (Fe). Upaya optimalisasi manajemen pencatatan, pelaporan dan perencanaan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama Fe untuk ibu hamil harus lebih ditingkatkan kualitasnya. 6. IBU DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI Ibu dengan komplikasi kebiadanan yang ditangani merupakan salah satu variabel SPM terpilih yang dihitung dari cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan difinitif di satu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun dibagi perkiraan / estimasi 20% dari total ibu hamil. Komplikasi kebidanan ditangani adalah kesakitan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Adapun Penanganan definitif dimaksud adalah pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat 704 dari 787 perkiraan target sasaran ibu dengan komplikasi kebidanan ditangani sebesar 89,41% (Tabel 31 Profil). Apabila dibandingkan dengan target SPM, cakupan komplikasi kebidanan ditangani di Kota Pasuruan selama 4 tahun terakhir telah memenuhi target sebagaimana tertuang dalam grafik berikut : 23

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 % 94 92 90 88 86 84 82 80 78 76 74 91.4 80 Gambar IV.5 Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani Kota Pasuruan Tahun 2009-2011 89.1 80 91.8 2009 2010 2011 2012 80 89.41 80 TARGET SPM PENCAPAIAN Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 7. NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI YANG DITANGANI Cakupan neonatus risti/komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan neonatus komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yaitu neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/ sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat 489 dari 519 sasaran neonatus risti/komplikasi yang ditangani atau cakupan sebesar 94,25% (Tabel Profil 31). Apabila dilihat tren 4 tahunan, maka cakupan ini memiliki tren meningkat setiap tahunnya dan sudah memenuhi target SPM. % 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Gambar IV.6 Cakupan Neonatal Risti /Komplikasi Ditangani Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 88.8 80 90.7 71 91.5 94.25 2009 2010 2011 2012 73 75 TARGET SPM PENCAPAIAN Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 24

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Tingginya cakupan dikarenakan optimalisasi pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan dan jaringannya disertai dengan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan baik dari segi tempat, waktu maupun biaya. 8. BAYI DAN ANAK BALITA MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A Pada tahun 2012 cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat vitamin A sebesar 106,53% atau sebanyak 3.685 bayi mendapat vitamin A dari sasaran 3459 bayi di Kota Pasuruan. Sedangkan cakupan anak balita yang mendapat vitamin A 2 kali di Kota Pasuruan sebesar 90,93% (12.897 dari jumlah total 14.184 balita 1-4 tahun yang ada). Pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita balita (Tabel 32 Profil) dilakukan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus setiap tahun. Untuk kemajuan program di masa yang akan datang dan pencapaian indikator yang lebih baik, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus berupaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat terutama di posyandu-posyandu se-kota Pasuruan dan kelurahan siaga aktif dalam pelaksanaan program perbaikan gizi. 9. PESERTA KB AKTIF Data peserta KB Aktif (Tabel 33 Profil) terdistribusi berdasarkan jenis-jenis kontrasepsi yang digunakan. Peserta KB aktif sebagian besar 75,33 adalah pengguna non-mkjp (Non-Metode Kontrasepsi Jangka Panjang). Angka ini hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, 2011 sebesar 74,8%, dan 2010 sebesar 74,59%. Distribusi Jenis non-mkjp kisaran 75,33% tersebut adalah 1) jenis suntik masih mendominasi meski mengalami penurunan dibanding tahun lalu sebesar 53,35%, sedangkan di tahun 2011 sebesar 54,5%, adapun tahun 2010 sebesar 52,4%; 2) jenis pil tahun 2012 sebesar 20,08, angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 19%, namun turun dari tahun 2010 yakni 21,5%; dan 3) jenis kondom tahun 2012 meningkat sebesar 1,91% naik dari tahun-tahun sebelumnya yakni 2011 sebesar 1,3% dan tahun 2010 sebesar 0,69%. Distribusi Jenis MKJP kisaran 24,67% tersebut adalah 1) jenis IUD tahun 2012 menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,86%, tahun 2010 sebesar 11,1% dan tahun 2010 sebesar 12%; 2) jenis MOP/MOW tahun 2012 sebesar 6,26 naik dibanding tahun-tahun sebelumnya, tahun 2011 sebesar 5,7% dan tahun 2010 sebesar 4,4%; dan 3) jenis implant tahun 2012 sebesar 9,65, naik dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu 2011 sebesar 8,3% dan tahun 2010 sebesar 9,04%. Yang dimaksud dengan MOP adalah Modus Operatif Pria atau sering disebut dengan vasektomi dan MOW adalah Modus Operatif Wanita atau sering disebut dengan tubektomi. 25

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Cakupan peserta KB aktif juga merupakan variabel terpilih dalam SPM yang dihitung berdasarkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan cara/alat kontrasepsi dibagi jumlah PUS di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Data PUS tahun 2012; 2011; 2010; 2009 secara berturut-turut adalah 32.657; 32.851; 32.835, 33.360 angka ini didapat dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Berikut tren 4 tahunan cakupan peserta KB aktif Kota Pasuruan yang selalu memenuhi target SPM meskipun sempat mengalami penurunan pencapaian di tahun 2010 (Tabel 35 Profil). Gambar IV.7 Cakupan Peserta KB Aktif Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 % 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 87.5 75.9 67 68 2009 2010 2011 2012 88 70 88.24 70 TARGET SPM PENCAPAIAN Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 10. PESRTA KB BARU Gambar IV.8 Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jenis MKJP dan Non MKJP pada Peserta KB Baru di Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2012. 60 50 40 30 20 % 10 IUD MOP/MOW Implant Suntik Pil Kondom 0 2010 2011 2012 Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 26

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Data peserta KB Baru (Tabel 34 Profil) terdistribusi berdasarkan jenis-jenis kontrasepsi yang digunakan. Peserta KB baru di Kota Pasuruan pada tahun 2012 mencapai 2.547 PUS, angka ini turun dari tahun sebelumnya 2011 sebesar 2.566 PUS, dan masih naik dari tahun 2010 sebesar 1.811 PUS. Apabila dilihat menurut jenis penggunaan kontrsepsi baik MKJP maupun non MKJP pada peserta KB baru seperti tampak pada gambar IV.9 diatas. 11. KUNJUNGAN NEONATUS (KN) 1 DAN LENGKAP Kunjungan Neonatus (KN) 1 adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar pada 6-24 jam setelah lahir. Pada tahun 2012 ini cakupan KN 1 Kota Pasuruan sebesar 99,25% dari 3.459 bayi (tabel 36 Profil). Angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 97,7%. Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K 1 injeksi dan imunisasi hepatitis B 1 bila tidak diberikan saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari, dan pada -28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Pada tahun 2012 ini cakupan KN Lengkap Kota Pasuruan sebesar 98,41, dari 3.459 bayi (Tabel 36 Profil). Angka ini naik dari tahun 2011 dan 2010 berturut-turut sebesar 97,5% dan 89,06%. 12. KUNJUNGAN BAYI Kunjungan bayi pada tabel 37 Profil adalah cakupan kunjungan bayi (29 hari - 11 bulan) paling sedikit 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diterima bayi meliputi pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Adapun yang dimaksud penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan. Capaian kunjungan bayi pada tahun 2012 di Kota Pasuruan mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebagaimana grafik IV.10 dibawah. Kunjungan bayi pada tahun 2012 sebanyak 3.235 dari 3.459 bayi sasaran atau sebesar 93,52%, angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 85% (Tabel 37 Profil). Sedangkan tahun 2010 sebesar 86% dan tahun 2009 sebesar 91%. 27

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Apabila dibandingkan dengan target SPM, maka cakupan kunjungan bayi di Kota Pasuruan kembali memenuhi target seperti halnya pada tahun 2009, sebagaimana tertuang dalam grafik berikut : % 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Gambar IV.9 Cakupan Kunjungan Bayi Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 91 90 90 93.52 90 86 85 75 TARGET SPM PENCAPAIAN 2009 2010 2011 2012 Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 13. KELURAHAN UCI Persentase kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kota Pasuruan tahun 2012 adalah sebesar 100% 34 kelurahan di Kota Pasuruan UCI (Tabel 38 Profil). Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) merupakan kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Imunisasi dasar lengkap sangat penting karena mencegah bayi terserang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pencapaian target kembali terjadi pada tahun ini, hal ini dikarenakan terjadinya pembenahan kinerja seksi pencegahan penyakit surveilans imunisasi, terlebih pada tahun ini terdapat kegiatan SUB PIN DIPTERI serentak di daerah tapal kuda termasuk Kota Pasuruan. % 120 100 80 60 40 Gambar IV.10 Cakupan UCI Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 95 100 91 95 95 90 91 68 TARGET SPM PENCAPAIAN 20 0 2009 2010 2011 2012 Sumber : Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 28

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Pada tahun 2011 dari 34 kelurahan yang ada di Kota Pasuruan, sebanyak 23 kelurahan sudah mencapai UCI (67,65%). Gambar IV.11 Cakupan UCI Menurut Kelurahan Kota Pasuruan Tahun 2011 UCI TIDAK UCI Sumber : Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2011. Pencapaian ini lebih rendah daripada tahun 2010 sebanyak 31 kelurahan mencapai UCI sebagaimana ditunjukkan gambar berikut : Gambar IV.12 Cakupan UCI Menurut Kelurahan Kota Pasuruan Tahun 2010 UCI TIDAK UCI Sumber : Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2010. 29

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 14. CAKUPAN IMUNISASI BAYI DAN DROP OUT RATE Pada tahun 2011 angka cakupan imunisasi di Kota Pasuruan secara berturutturut adalah imunisasi DPT1+HB1sebesar 104,13%; imunisasi DPT3+HB3 sebesar 103,53%; imunisasi campak 106,91%; imunisasi BCG 104,80%; imunisasi polio 102,23% (Tabel 39-40 Profil). Sedangkan angka DO (drop out) tercatat sebesar -2,67%. Angka -2,67% didapat dari jumlah bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap dengan cara mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT-HB1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi campak. 15. BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF Keberhasilan penyuluhan perilaku sehat juga dapat dilihat dari persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan data yang tercatat pada tabel 41 Profil, dari total 2.171 bayi yang terpantau dan terdistribusi di 8 wilayah kerja Puskesmas sebanyak 43,62% mendapat ASI eksklusif. Angka tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2010 yakni sebesar 37% atau 613 bayi telah mendapat ASI eksklusif dari 1.657 bayi yang terpantau saat itu. Gambar IV.13 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun 2011-2012. 70 60 50 40 37.38 35.3 60.4 64.91 55.93 47.3 68.6 56.4 30 20 10 0 12.3 36.14 23.8 29.5 27.03 30.68 49.31 49.8 2011 2012 Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Capaian persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif bervariasi pada tiap Puskesmas di Kota Pasuruan. Capaian tertinggi tahun ini di wilayah kerja Puskesmas Sekarsono yakni sebesar 64,91%, berbeda dengan tahun sebelumnya yang dicapai oleh Puskesmas Karangketug yakni sebesar 68,64%. Sedangkan capaian terendah tahun ini di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari yakni sebesar 27,03%, berbeda dengan tahun sebelumnya capaian terendah oleh Puskesmas Bugulkidul yakni sebesar 12,3% (gambar IV.14). 30

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Pemberian ASI eksklusif sampai dengan saat ini masih menjadi hal yang kurang diperhatikan oleh masyarakat. Berbagai kepentingan dan alasan yang dianggap wajar menjadi penguat untuk tidak dilakukannya pemberian ASI eksklusif, diantaranya alasan kecantikan, kekhawatiran bayi (0-6 bulan) kurang mendapatkan asupan makanan bila dari ASI saja, ibu yang bekerja, dan berbagai alasan lain sehingga upaya pemberdayaan untuk memotivasi ibu menyusui menjadi kurang berhasil. Semua alasan ini pada dasarnya dapat % dijelaskan dengan dasar keilmuan yang tepat. Oleh karena itu, penyuluhan yang lebih intensif disertai bukti riil dan penjelasan keilmuan yang mudah dicerna oleh ibu atau keluarga dengan bayi harus terus dilakukan. 16. MP-ASI ANAK USIA 6-23 BULAN GAKIN Cakupan MP-ASI anak usia 6-23 bulan keluarga miskin tahun 2012 Kota Pasuruan (Tabel 42 Profil) sebesar 100%. MP-ASI adalah Makanan Pendamping Air Susu Ibu anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah setempat dan diberikan selama 90 hari. MPASI bisa berupa makanan pabrikan (bubuk instan) untuk bayi usia 6 11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12 23 bulan. 17. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA Cakupan pelayanan anak balita adalah jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per tinggi /panjang badan (BB/TB). Pemantauan ini dilaksanakan melalui posyandu, Taman Bermain, Pos Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Penitipan Anak, dan Taman Kanak-Kanak serta Raudhatul Athfal, dll. Gambar IV.14 Cakupan Pelayanan Anak Balita Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 88 86 84 82 80 78 76 74 72 70 68 83.4 85.96 83 79 81 75.8 79.7 75 2009 2010 2011 2012 TARGET SPM PENCAPAIAN Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Cakupan pelayanan anak balita 85,96% pada tahun ini kembali memenuhi target SPM dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Tabel 43 Profil). 31

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 18. BALITA DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK DAN BGM Jumlah balita (0-59 bulan) di Kota Pasuruan pada tahun 2011 adalah 17.643 dan yang ditimbang sebesar 82,78% atau sebesar 14.605 balita. Angka ini naik bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 69,9%. Jumlah balita yang pada waktu ditimbang naik berat badannya sesuai ketentuan program adalah 62,9% atau sebesar 9.187 balita, sedangkan yang hasil penimbangan berat badannya berada di Bawah Garis Merah (BGM) pada Kartu Menuju Sehat (KMS) sebesar 1,62% atau 237 balita (Tabel 44 Profil). Pencapaian persentase terbesar untuk balita yang naik berat badannya masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Purworejo (72,43%) dan persentase terkecil masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kandangsapi (55,47%). Cakupan balita Bawah Garis Merah (BGM) BGM per wilayah kerja Puskesmas seperti tampak pada gambar III.10. Pencapaian persentase terkecil untuk balita BGM terdapat di wilayah kerja Puskesmas Bugulkidul yakni sebesar 1,06%. Persentase terbesar balita BGM masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kandangsapi, yakni 2,25%. Gambar IV.15 Balita Ditimbang, Berat Badan Naik, dan BGM Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 BGM 1.62 3.1 Naik BB 62.9 61.8 2012 2011 Ditimbang 69.9 82.78 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 19. BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN Yang dimaksud balita gizi buruk mendapat perawatan dalam hal ini adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kasus balita gizi buruk di Kota Pasuruan pada tahun 2012 sebanyak 65 balita. Dari jumlah tersebut, seluruhnya (100%) sudah mendapatkan perawatan dari Puskesmas (Tabel 45 Profil) sehingga sudah memenuhi target SPM sebesar 100%. Pencapaian ini 32

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 sama dengan tahun sebelumnya dimana balita gizi buruk harus tertangani seluruhnya dan mendapat perawatan. Namun angka absolut kasus gizi buruk ini mengalami penurunan jumlah kasus, jika tahun ini 65 balita maka tahun 2011 sejumlah 79 balita dengan gizi buruk. Dinas Kesehatan dan jaringannya berupaya mengoptimalkan perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring dan evaluasi kegiatan dalam program perbaikan gizi buruk sesuai standar. Manajemen pelayanan gizi, pemberdayaan masyarakat, kerja sama lintas program dan lintas sektor mendukung keberhasilan ini dan akan terus ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya. 20. PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat dilakukan pada siswa kelas 1 SD dan setingkat. Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di masing-masing wilayah kerja Puskesmas. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat di Kota Pasuruan pada tahun 2012 (Tabel 46 Profil) sebanyak 3.578 dari 3.636 siswa SD dan setingkat yang terdaftar (98,4%). Angka ini mengalami kenaikan kembali dibandingkan dengan tahun 2011 yang persentase cakupannya sebesar 96,2%. Namun bila dibandingkan dengan target SPM sebesar 100% maka angka ini masih tidak memenuhi target SPM. Gambar IV.16 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Kota Pasuruan Tahun 2009-2012 101 100 100 100 100 100 % 99 98 97 96 96.3 98.2 96.2 98.4 TARGET SPM PENCAPAIAN 95 94 2009 2010 2011 2012 Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Dari 8 Puskesmas yang ada, 6 diantaranya mempunyai cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 100%. Sedangkan 2 Puskesmas lain yakni Puskesmas Kandangsapi dan Bukir masing-masing dengan cakupan 92,33%, dan 96,39%. 33

Jumlah PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Untuk kesinambungan dan peningkatan capaian program di masa yang akan datang, sosialisasi dan penyuluhan kepada siswa untuk meningkatkan PHBS terus dilakukan diantaranya melalui kegiatan UKS serta pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat. 21. PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA Yang dimaksud pra lansia adalah orang yang berumur 45-59 tahun, sedangkan lansia (lanjut usia) adalah orang yang berumur lebih dari atau sama dengan 60 tahun. Dari 12.245 usila yang ada di Kota Pasuruan, tercatat 21.488 diantaranya mendapatkan pelayanan kesehatan (cakupan sebesar 46,53%) seperti tampak pada tabel 48 Profil. Cakupan tertinggi pada tahun 2012 terdapat di wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo sebesar 75,65% dan terendah di wilayah kerja Puskesmas Bukir sebesar 7,48%, seperti tampak pada gambar IV.18 berikut: 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Gambar IV.17 Jumlah Lansia yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun 2012. 7121 7542 6173 5447 5437 5380 4731 4347 3415 4309 4113 3969 2127 1378 1852 325 Jumlah Pra Lansia & Lansia Jumlah yang dilayani Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 22. SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT LEVEL 1 Indikator kinerja pelayanan gawat darurat dinilai dari adanya sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS (General Emergency Life Support), dan/atau ATLS (Advance Trauma Life Support) + ACLS (Advance Cardiac Life Support), serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Sejak tahun 2007 sampai tahun 2012 pencapaian indikator tersebut sudah mencapai 100%, hanya Rumah Sakit Umum yang masuk dalam kategori ini (Tabel 49 Profil). Cakupan tersebut sudah memenuhi target SPM tahun 2012 sebesar 90%. 34

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 23. KELURAHAN TERKENA KLB DITANGANI <24 JAM Indikator ini menggambarkan kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam oleh Kota Pasuruan terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelurahan dalam waktu tertentu. Pada tahun 2012 terdapat 5 kelurahan yang mengalami KLB penyakit. AFP di Kelurahan Gadingrejo (Puskesmas Gadingrejo) dan di Kelurahan Kebonangung (Puskesmas Purworejo), dan 3 Difteri di Kelurahan Trajeng (Puskesmas Kebonsari) dan Kelurahan Bugullor (Puskesmas Kandangsapi), dan Kelurahan Kepel (Puskesmas Bugulkidul), kesemuanya telah ditangani dalam waktu < 24 jam (Tabel 50 dan 51 Profil). Capaian angka tersebut sudah memenuhi target SPM tahun 2012 yakni > 95%. Gambar IV.18 Distribusi kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Pasuruan menurut Kelurahan Tahun 2012 Difteri AFP No case Meningkat jumlah KLB dari tahun sebelumnya, tahun 2011 terdapat 3 kelurahan yang mengalami KLB penyakit. AFP di Kelurahan Karanganyar (Puskesmas Gadingrejo), dan 3 Difteri di Kelurahan Trajeng (Puskesmas Kebonsari) dan Kelurahan Blandongan (Puskesmas Bugulkidul), kendati kesemuanya telah ditangani dalam waktu < 24 jam dan capaian angka tersebut sudah memenuhi target SPM tahun 2011 yakni > 90%. Bila dapat disimpulkan lebih lanjut, berdasarkan gambar IV.19 dan IV.20 maka selama 2 tahun berturut-turut di kelurahan Trajeng didapati kasus KLB Difteri. 35

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Gambar IV.19 Distribusi kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Pasuruan menurut Kelurahan Tahun 2011 Difteri AFP No case Capaian sebesar 100% seperti pada tahun-tahun sebelumnya dikarenakan adanya komitmen kuat Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat terbukti dengan adanya 8 Puskesmas, 28 Puskesmas Pembantu, 276 posyandu, dan 34 kelurahan siaga yang tersebar di setiap kelurahan yang ada di Kota Pasuruan sehingga mampu melaksanakan penyelidikan epidemiologi < 24 jam dan penanganan sesuai prosedur pada kelurahan dengan KLB. 24. RASIO TUMPATAN /PENCABUTAN GIGI TETAP Rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap adalah perbandingan jumlah tumpatan gigi tetap dibagi jumlah pencabutan gigi tetap. Rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap di Kota Pasuruan pada tahun 2012 sama halnya seperti tahun 2011 sebesar 1,4 (Tabel 52 Profil). Rasio ini dikatakan baik karena jika rasio-nya sebesar minimal 1:1, berarti pelayanan gigi semakin baik oleh karena kemampuan petugas untuk mencegah tindakan pencabutan gigi tetap pasien. Rasio tambal/cabut gigi tetap pasien per wilayah kerja Puskesmas di Kota Pasuruan seperti tampak pada gambar dibawah. Gambar IV.21 menunjukkan bahwa rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap tertinggi tahun 2010, 2011, dan 2012 terdapat di wilayah kerja Puskesmas Karangketug yakni sebesar 7,2 dan nilainya selalu cenderung meningkat hampir 100% dibandingkan 36

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan rasio terendah tahun 2012 dan 2011 terdapat di wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo sebesar 0,8 dan 0,7. Gambar IV.20 Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun 2010 dan 2012. 2012 0.8 7.2 Bukir Karangketug 2011 0.7 5.2 Gadingrejo Kebonsari Purworejo 2010 0.9 2.7 Sekarsono Kandangsapi Bugulkidul 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Rasio Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 25. SD/MI DENGAN SIKAT GIGI MASSAL Persentase SD/MI dengan sikat gigi massal yang dimaksud dalam hal ini adalah persentase SD/MI dengan murid kelas I s/d VI yang telah melaksanakan paket promotifpreventif sikat gigi massal dengan pasta gigi fluor dalam pengawasan guru/tenaga kesehatan. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan tercatat 82 SD/MI melaksanakan sikat gigi massal dari 82 SD/MI yang ada atau pencapaian sebesar 100% (Tabel 53 Profil). 26. MURID SD/MI YANG MENDAPAT PELAYANAN GIGI Persentase murid SD/MI yang mendapat pelayanan menggambarkan perbandingan jumlah murid SD/MI yang diperiksa dibandingkan dengan jumlah seluruh murid SD/MI di suatu wilayah kerja. Capaian indikator ini pada tahun 2012 di Kota Pasuruan sebesar 71,78% (dari 20.878 murid SD/MI yang ada, sebanyak 14.986 murid SD/MI mendapat pelayanan gigi dan atau diperiksa UKGS) seperti tampak pada Tabel 53 Profil. Pencapaian ini menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, 2011 sebesar 36,7% dan 2010 sebesar 18,7%. Pemeriksaan UKGS Usaha Kesehatan Gigi Sekolah- adalah pemeriksaan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan penambalan sementara gigi sulung dan gigi tetap, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. 37

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 27. MURID SD/MI YANG MENDAPAT PERAWATAN (UKGS) Presentase murid SD/MI yang mendapat perawatan UKGS adalah perbandingan antara jumlah murid SD yang mendapat perawatan dari hasil pemeriksaan UKGS dengan jumlah murid SD yang dinyatakan memerlukan perawatan. Dari 14.986 murid SD/MI mendapat pelayanan gigi dan atau diperiksa UKGS yang memerlukan perawatan sebesar 6.625 murid SD/MI. Namun persentase murid SD/MI yang mendapat perawatan UKGS di Kota Pasuruan pada tahun 2012 menurut tabel 53 Profil adalah sebesar 33,24%. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2011 sebesar 38,7%. Angka tersebut cukup kecil yang diperoleh dari kontribusi murid SD/MI yang mendapatkan perawatan yang diperlukan sesuai indikasi di Puskesmas. Sisanya yang tidak terekam bisa saja mendapat pelayanan dari sektor swasta yang sampai saat ini datanya belum direkam oleh Dinas Kesehatan. B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR Penyelenggaraan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan dapat dilihat dari indikator cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-Bayar adalah suatu cara penyelenggaraan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin, dan biaya yang terkendali. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimaksud dalam hal ini di Kota Pasuruan adalah ASKES, Jamsostek, dan Jamkesmas/Askeskin, Jamkesmasda/Jamkesda Kin. Dari 190.045 jiwa penduduk pada tahun 2012, sebanyak 64.733 penduduk (34,06%) telah mengikuti jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar di Kota Pasuruan (Tabel 55 Profil). Angka teersebut naik daripada tahun sebelumnya yakni sebesar 27,7% atau sejumlah 52.085 penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan. Cakupan sebesar 34,06% ini tidak begitu berpengaruh karena SELURUH warga Kota Pasuruan walaupun tidak termasuk anggota jamkesda Kin, DIJAMIN oleh Jamkesda (non Kin) yang tetap mendapat jaminan kesehatan dasar kecuali TINDAKAN di Puskesmas dengan dibiayai oleh Pemerintah setempat. Warga miskin yang bukan kuotapun tetap bisa mendapat jaminan pelayanan kesehatan dengan Surat keterangan miskin untuk berobat ke RSD Soedarsono. Persentase kepesertaan masing-masing jenis jaminan pemeliharaan kesehatan dari 64.733 penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan pra bayar menunjukkan bahwa, sebanyak 43% menjadi peserta Jamkesmas, 35% peserta Askes, 16% peserta Jamkesda, dan 6% peserta Jamsostek, seperti tampak pada gambar IV.21 berikut : 38

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Gambar IV.21 Persentase Peserta ASKES, Jamkesmas, Jamkesmasda, dan Jamsostek di Kota Pasuruan Tahun 2012. 10213, 16% 22429, 35% 27892, 43% ASKES JAMSOSTEK JAMKESMAS JAMKESDA 4199, 6% Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Persentase kepesertaan masing-masing jenis jaminan pemeliharaan kesehatan dari 52.085 penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan pra bayar menunjukkan bahwa, sebanyak 53% menjadi peserta Jamkesmas, 20% peserta Jamkesda, 19% peserta ASKES dan 8% peserta Jamsostek, seperti tampak pada gambar IV.22 berikut : Gambar IV.22 Persentase Peserta ASKES, Jamkesmas, Jamkesmasda, dan Jamsostek di Kota Pasuruan Tahun 2011. 10213, 20% 9,865, 19% 27892, 53% 4115, 8% ASKES JAMSOSTEK JAMKESMAS JAMKESDA Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2011. Jika dilihat lebih lanjut terkait jumlah absolut kepesertaan, jumlah kepesertaan Jamkesmas dan Jamkesda adalah sama, demikian pula Jamsostek hampir sama. Sedangkan yang membuat persentase beda adalah adanya kenaikan 2 kali lipat 39

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 kepesertaan ASKES pada tahun ini. Peserta ASKES tahun ini sejumlah 22.429 dan di tahun 2011 sejumlah 9.865 penduduk. 2. PENDUDUK MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) DICAKUP JAMKESMAS (ASKESKIN) DAN DICAKUP JAMKESDA-KIN (JAMKESMASDA-KIN) Penyelenggaraan pembiayaan untuk masyarakat miskin dapat dilihat dari indikator cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan tercatat 38.105 penduduk dalam kategori miskin (dan hampir miskin). Sebesar 27.892 (73%) telah tercatat sebagai masyarakat sasaran program penduduk miskin dan hampir miskin yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan mendapatkan subsidi Pemerintah dalam berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya (tabel 56 Profil). Sebesar 10.213 (27%) telah tercatat sebagai masyarakat sasaran program penduduk miskin dan hampir miskin yang telah ditetapkan oleh Pemerintah setempat mendapatkan subsidi Pemerintah setempat dalam berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah setempat tanpa dipungut biaya (Tabel 56 A profil). Gambar IV.23 Persentase Penduduk Miskin (Dan Hampir Miskin) Tercatat menurut Jamkesmas dan Jamkesda Kin Kota Pasuruan Tahun 2012. 27% JAMKESMAS 73% JAMKESDA Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. SELURUH warga Kota Pasuruan walaupun tidak termasuk anggota jamkesda Kin (bukan masyarakat miskin), DIJAMIN oleh Jamkesda (non Kin) yang tetap mendapat jaminan kesehatan dasar kecuali TINDAKAN di Puskesmas dengan dibiayai oleh Pemerintah setempat. Warga miskin yang bukan kuota-pun tetap bisa mendapat jaminan pelayanan kesehatan dengan Surat keterangan miskin untuk berobat ke RSD Soedarsono. 3. KUOTA JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA/ JAMKESDA KIN YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang dimaksud diperoleh dari jumlah kunjungan pasien baru dan lama pasien rawat jalan /rawat inap masyarakat miskin di sarana kesehatan Pemerintah dan swasta yang ditunjuk pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah masyarakat miskin di wilayah dan periode waktu yang sama (Tabel 56, 56A, 57, 57A Profil). 40

kunjungan PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Kuota Jamkesmas yang mendapat pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan pada tahun 2012 (Tabel 56 dan 57 Profil), untuk pelayanan kesehatan dasar rawat jalan yang diberikan Puskesmas sebesar 36.406 kunjungan. Angka ini naik daripada tahun kemarin 2011 sebesar 32.451 kunjungan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan RS sebesar 1.903 kunjungan rujukan, angka ini juga naik dari tahun sebelumnya 2011 sebesar 1.722 kunjungan. Kuota Jamkesda Kin yang mendapat pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan pada tahun 2012 (Tabel 56 A dan 57 A Profil) ), untuk pelayanan kesehatan dasar rawat jalan yang diberikan Puskesmas sebesar 8.137 kunjungan, angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sejumlah 8.316 kunjungan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan RS sebesar 401 kunjungan, angka ini jauh menurun dari tahun sebelumnya sebesar 1.782 kunjungan. Gambar IV.24 Pelayanan Kesehatan Dasar dan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin di Kota Pasuruan Tahun 2011-2012 50000 45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 Jumlah Peserta Kes. Dasar (Rawat Jalan Puskesma s) '11 Kes. Dasar (Rawat Jalan Puskesma s) '12 Kes. Rujukan (Rawat Jalan-RS) '11 Rawat Inap (RS) '11 Kes. Rujukan (Rawat Jalan-RS) '12 Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Rawat Inap (RS) '12 Jamkesmas 27892 32451 36406 1722 1108 1903 0 Jamkesda 10213 8316 8137 1782 915 401 0 Jamkesmas+Da 38105 40767 44543 3504 2023 2304 0 Apabila pembahasan dilanjutkan pada indikator SPM, 2 indikator akan didapatkan yaitu : 1) Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin; dan 2) Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin dihitung berdasarkan jumlah kunjungan baru dan lama masyarakat miskin di Puskesmas dan jaringannya dibagi jumlah seluruh masyarakat miskin rumus ini didapatkan berdasarkan Kepmenkes No. 828/2008 yang telah disesuaikan oleh Dinkes Propinsi Jatim di Hotel Sahid Surabaya pada tanggal 18 Mei 2009 dan telah mengalami revisi tanggal 13 April 2011. Sehingga cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin tahun 2012 sebesar 116,9% (44.543/38105*100). Angka ini sudah memenuhi target SPM sebesar 41

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 100%. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka ada penurunan sebesar 10%, tahun 2011 sebesar 107%. (40.767/38.105*100). Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin dihitung berdasarkan jumlah kunjungan rujukan pasien baru dan lama masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 (RS) pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh masyarakat miskin rumus ini didapatkan berdasarkan Kepmenkes No. 828/2008 yang telah disesuaikan oleh Dinkes Propinsi Jatim di Hotel Sahid Surabaya pada tanggal 18 Mei 2009 dan telah mengalami revisi tanggal 13 April 2011 dan 23 April 2012. Sehingga cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin tahun 2012 sebesar 6,05% (2.304/38.105*100). Angka ini sudah belum memenuhi target SPM sebesar 100%. Angka ini jauh turun dari tahun sebelumnya sebesar 14,5% (5.527/38.105*100) hal ini dikarenakan RS tidak memberikan data kunjungan rawat inap RS. 4. CAKUPAN RAWAT JALAN Kunjungan rawat jalan diartikan sebagai pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Selanjutnya yang disebut cakupan rawat jalan dalam hal ini adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru dan lama di sarana kesehatan Pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan rawat jalan di Kota Pasuruan tercapai sebanyak 111.233 kunjungan baru dari 190.045 penduduk atau sebesar 58,53% seperti terlihat pada tabel 58 Profil. Angka ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan tidak dapat dibandingkan, karena pada tahun-tahun sebelumnya angka kunjungan rawat jalan yang digunakanan adalaha kunjungan baru dan lama, sehingga saat itu angka kunjungannya tinggi sebesar 245,6% atau 462.338 kunjungan (baru dan lama) dari 188.223 penduduk (tahun 2011). Jumlah kunjungan rawat jalan per wilayah kerja Puskesmas dan RSUD Dr. R. Soedarsono tersebut seperti tampak pada gambar IV.25. Gambar IV.25 Jumlah Kunjungan Per Wilayah Kerja Puskesmas dan RSUD Dr. R. Soedarsono di Kota Pasuruan Tahun 2012. BUKIR 60000 40000 20000 0 5952 7162 5682 8613 8573 6383 8973 6276 Puskesmas 53619 RSUD KARANGKETUG GADINGREJO KEBONSARI PURWOREJO SEKARSONO KANDANGSAPI Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan dan RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan, 2012. 42

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Gambar IV.26 menunjukkan bahwa dari 8 Puskesmas dan 1 RS yang ada, kunjungan rawat jalan terbanyak terdapat di Puskesmas Kandangsapi sebanyak 8.973 dan terendah di Puskesmas Gadingrejo sebanyak 5.682 kunjungan. 5. CAKUPAN RAWAT INAP Kunjungan rawat inap diartikan sebagai pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Sedangkan cakupan rawat inap berarti cakupan kunjungan rawat inap baru dan lama di sarana pelayanan kesehatan swasta dan Pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah kunjungan rawat inap yang terekam oleh Dinas Kesehatan adalah kunjungan rawat inap di rumah sakit daerah. Semua Puskesmas yang ada di Kota Pasuruan sampai dengan akhir tahun 2012 belum memberikan pelayanan rawat inap oleh karena jenisnya puskesmas non perawatan. Pencapaian cakupan rawat inap (baru dan lama) di RSUD Dr. R. Soedarsono pada tahun 2012 sebesar 6,64% (12.610 kunjungan rawat inap dari total 190.045 penduduk) seperti tampak pada Tabel 58 Profil. Angka ini turun dari tahun-tahun sebelumnya 2011 yaitu 7,8% (14.723 kunjungan rawat inap dari total 188.223 penduduk) dan tahun 2010 sebesar 8,05%. C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. RUMAH TANGGA BER-PHBS Rumah tangga ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (ber-phbs) adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kurun waktu tertentu yang meliputi 10 indikator, yakni : a. pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan b. bayi diberi ASI eksklusif c. menimbang bayi atau balita d. menggunakan air bersih e. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun f. menggunakan jamban sehat g. memberantas jentik dirumah h. makan sayur dan buah setiap hari i. melakukan aktifitas fisik j. tidak merokok di dalam rumah Pada tahun 2012 hanya sebagian Puskesmas di Kota Pasuruan melakukan pemantauan (survei) PHBS oleh karena keterbatasan anggaran dan SDM serta sarana prasarana yang ada sehingga didapatkan 1.977 Rumah Tangga ber-phbs dari 5.132 Rumah Tangga dipantau atau sebesar 38,52% (Tabel 61 Profil). 43

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Untuk kemajuan dan keberhasilan pencapaian program di masa yang akan datang maka Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus mengoptimalkan secara berkelanjutan kegiatan yang berdampak baik langsung ataupun tidak langsung pada PHBS tentunya dengan dukungan lintas program dan lintas sektor terkait utamanya kebijakan pengambil keputusan di Kota Pasuruan. D. KEADAAN LINGKUNGAN 1. RUMAH SEHAT Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga. Rumah dikategorikan sehat jika memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Jumlah rumah di Kota Pasuruan tahun 2012 sebanyak 41.634 rumah dan 9.760 diantaranya (23,44%) telah diperiksa serta 25.677 rumah (61,67%) dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Capaian tersebut mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, 2011 sebesar 68,4% dan 2010 sebesar 64,16%, hal ini masih harus ditindaklanjuti dengan upaya pembinaan yang lebih intensif kepada masyarakat agar memperhatikan kesehatan rumahnya karena rumah yang sehat dan nyaman akan berdampak bagi penghuninya dalam meningkatkan produktivitasnya. Secara terperinci jumlah rumah seluruhnya, rumah sehat dan persentase rumah sehat per wilayah kerja Puskesmas di Kota Pasuruan seperti tampak pada gambar berikut: Gambar IV.26 Persentase Rumah Sehat Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan tahun 2012. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 60.56 65.11 43.64 50.02 80.07 65.84 70.66 56.09 Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Gambar IV.27 di atas sesuai dengan Tabel 62 Profil menunjukkan bahwa persentase terbesar rumah sehat terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari yakni sebesar 80,07% dan persentase terkecil di wilayah kerja Puskesmas Sekarsono sebesar 43,64%. 44

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Selain PHBS sebagai kunci pemberdayaan masyarakat, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) juga merupakan pendekatan terbaru dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang berfungsi untuk menekan angka kesakitan akibat penyakit berbasis lingkungan. STBM mempunyai 5 pilar yakni: 1. Bebas Buang Air Besar Sembarangan atau Open Defecation Free (ODF); 2. Cuci Tangan dengan Sabun; 3. Pengelolaan Air Minum; 4. Pengelolaan Air Limbah; dan 5. Pengelolaan Sampah. Apabila STBM diterapkan dalam sebuah rumah, maka akan didapatkan gambaran sebuah rumah sehat, karena rumah sehat bukan hanya rumah yang selalu dijaga kebersihannya tetapi selain kondisi fisik bangunan rumah seperti luas ruangan, penerangan, ventilasinya harus memenuhi standar; juga harus mempunyai sarana sanitasi dasar. Apabila dikaji lebih lanjut, pencapaian yang lebih baik pada indikator ini membutuhkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait selain upaya pemberdayaan yang harus dilakukan lebih intensif. 2. RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK aedes Rumah/bangunan yang diperiksa jentik nyamuk aedes berarti rumah/bangunan di suatu wilayah yang dijadikan sasaran pemeriksaan jentik berkala yang diperiksa jentik nyamuknya sesuai jadwal yang ditetapkan. Sedangkan rumah/bangunan bebas jentik aedes berarti rumah/bangunan di suatu wilayah yang dijadikan sasaran pemeriksaan jentik berkala yang diperiksa jentik nyamuknya sesuai jadwal yang ditetapkan dan dinyatakan bebas jentik nyamuk. Jumlah rumah/bangunan bebas jentik aedes selanjutnya menunjukkan Angka Bebas Jentik (ABJ). Pada tahun 2012 pencapaian persentase rumah/bangunan yang diperiksa dan rumah bebas jentik nyamuk aedes per wilayah Puskesmas seperti tampak pada Tabel 63 Profil dan gambar IV.27 berikut : Gambar IV.27 Persentase Rumah/Bangunan Diperiksa dan Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk aedes Per Wilayah Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun 2012. 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 56.8 91.0 76.1 65.2 71.7 51.8 88.0 81.2 79.1 80.6 92.8 83.3 83.9 83.0 82.1 68.7 81.8 74.8 2011 2012 Sumber : Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 45

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Gambar IV.28 menunjukkan dari sejumlah rumah/bangunan yang diperiksa diperoleh angka bebas jentik (ABJ). Pencapaian ABJ tertinggi masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Karangketug sebesar 92,8. Angka ini naik dari tahun kemarin 2011 sebesar 83,91%. Sedangkan ABJ terendah masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kandangsapi sebesar 65,2%. Angka ini naik dari tahun kemarin 2011 sebesar 51,76%. Secara keseluruhan di tingkat kota, persentase rumah/bangunan bebas jentik (ABJ) sebesar 81,8%. Angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 74,79%. Kendati demikian, angka ini masih kurang dari target ABJ nasional yang 95%. ABJ merupakan indikator keberhasilan PSN DBD. Apabila lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi karena jentik nyamuk aedes aegypti sudah terberantas sehingga vektor penular DBD dapat diputuskan daur hidupnya. Untuk menjaga suatu daerah pemukiman aman dari ancaman penyakit DBD, maka ABJ harus dipertahankan terus sampai waktu tak tertentu. Apabila nilai ABJ kurang dari itu, berarti virus Dengue masih mempunyai peluang menular. Angka kesakitan DBD di Kota Pasuruan belum dapat ditekan dan program penanggulangan DBD belum berhasil karena alasan faktual bahwa sebagian masyarakat Kota Pasuruan masih beranggapan bahwa fogging adalah upaya utama dalam penanggulangan DBD. Fogging memang harus tetap dilakukan setiap ada kasus DBD terutama di daerah endemis seperti Kota Pasuruan. Namun yang harus tetap diingat di sini, PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus) yang intensif didukung abatisasi dan PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) adalah solusi utama penanggulangan DBD terutama bila dilakukan serentak dan intensif. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus berupaya meningkatkan penyuluhan, pemberdayaan masyarakat serta kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk penanggulangan DBD agar angka kesakitan DBD dapat ditekan menjadi jauh lebih rendah. 3. KELUARGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP AIR BERSIH Air bersih yang dimaksud adalah air ledeng (PDAM), sumur pompa tangan (SPT), sumur galian (SGL) dan air bersih dari sumber lainnya. Sedangkan persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih berarti jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap air bersih dibandingkan jumlah KK yang ada pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan tercatat 47.268 KK, dan untuk memperoleh data keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih dilakukan pemeriksaan terhadap 33.684 KK (71,3% dari total KK yang ada). Dari 47.268 KK, 34,13% memiliki akses terhadap air bersih jenis ledeng; 23,21% memiliki akses terhadap air bersih jenis SPT; dan 15,47% memiliki akses terhadap air bersih jenis SGL (Tabel 64 Profil). 46

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Akses air bersih menjadi sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan terutama untuk mencegah penularan penyakit yang ditularkan melalui air (water born disease). Hal tersebut menjadi sangat penting, karena masih banyak masyarakat Kota Pasuruan yang menggunakan Sumur Gali (SGL) dan Sumur Pompa Tangan (SPT) sebagai sumber air bersih, sedangkan kondisi air SGL dan SPT harus selalu dilakukan pengawasan baik dari sisi bakteriologis ataupun kimia apabila dipakai sebagai sumber air bersih. Untuk itu, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan lebih mengoptimalkan kegiatan pengawasan sarana Sumber Air Bersih di masyarakat baik air PDAM maupun SGL dan SPT untuk mengendalikan prevalensi penyakit yang ditularkan melalui air (water born disease). 4. KELUARGA YANG MEMILIKI SARANA SANITASI DASAR Pada umumnya, sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh masyarakat di tingkat rumah tangga meliputi tempat sampah, sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan jamban. Upaya peningkatan kualitas air bersih akan berdampak positif apabila diikuti perbaikan sarana sanitasi dasar, karena pembuangan kotoran baik sampah, air limbah maupun tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air dan menimbulkan penyakit SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang air buangan dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan yang lainnya dan bukan dari jamban, dimana SPAL yang sehat hendaknya memenuhi persyaratan sehat antara lain tidak mencemari sumber air bersih, tidak menimbulkan genangan air yang dapat digunakan untuk sarang nyamuk, tidak menimbulkan bau dan tidak menimbulkan becek. Gambar IV.28 Jumlah KK Memiliki Tempat Sampah dan SPAL Rumah Tangga dan Jumlah KK Memiliki Tempat Sampah dan SPAL Rumah Tangga Sehat di Kota Pasuruan Tahun 2012. 50000 45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 Jumlah Keluarga Diperiksa Memiliki SEHAT 5000 0 Jumlah Keluarga Jamban Tempat sampah SPAL Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 47

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Berdasarkan gambar IV.28 diatas, tahun 2012 di Kota Pasuruan dari 47.268 KK yang ada, kesemuanya diperiksa kepemilikan jambannya; sebanyak 33.348 KK diperiksa kepemilikan tempat sampahnya; dan 33.202 KK diperiksa kepemilikan SPAL rumah tangganya (Tabel 66 Profil). Untuk kepemilikian jamban 60,31% memiliki, dan dari yang memiliki sebesar 97,78% memiliki jamban sehat. Untuk kepemilikan tempat sampah 66,24% memiliki, dan dari yang memiliki sebesar 86,94% tempat sampah yang diperiksa dinyatakan sehat. Untuk kepemilikan SPAL 66,60% memiliki, dan dari yang memiliki sebesar 79,91% SPAL yang diperiksa dinyatakan sehat. Untuk kemajuan dan pencapaian yang lebih baik pada program di masa yang akan datang, maka Dinas Kesehatan dan jaringannya berupaya lebih meningkatkan pemeriksaan sarana sanitasi dasar di tiap rumah tangga beriringan dengan melakukan optimalisasi penyuluhan, pemberdayaan masyarakat serta kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait disertai monitoring dan evaluasi internal. Hal ini diharapkan agar semakin banyak rumah tangga yang mengupayakan sarana sanitasi dasar di tempat tinggalnya demikian pula rumah tangga yang sudah mempunyai sarana dimaksud agar lebih meningkatkan kesehatan pribadi, tempat tinggal dan lingkungannya. 5. TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan yang dimaksud dalam hal ini adalah hotel, restoran/rumah makan, pasar dan TUPM lain. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat 304 tempat umum dan pengelolaan makanan. Dari jumlah tersebut 180 tempat umum dan pengelolaan makanan diperiksa dan didapatkan 137 tempat umum dan pengelolaan makanan memenuhi syarat (Tabel 67 Profil). Secara terperinci jumlah tempat umum dan pengelolaan makanan, diperiksa dan memenuhi syarat kesehatan dideskripsikan dalam gambar IV.29 dan IV.30 berikut : Gambar IV.29 Jumlah Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat yang Ada, Diperiksa dan Memenuhi Syarat di Kota Pasuruan Tahun 2012. 350 300 250 200 150 100 50 0 304 180 137 TUPM yang Ada Diperiksa SEHAT Jumlah TUPM Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 48

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Gambar IV.30 Distribusi Jumlah Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat yang Ada, Diperiksa dan Memenuhi Syarat di Kota Pasuruan Tahun 2012. 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 170 122 144 108 5 31 2 2 7 3 1 26 Hotel Restoran/ RM Pasar TUPM Lain Jumlah Diperiksa Sehat Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 6. INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA Institusi yang dimaksud dalam hal ini meliputi sarana pelayanan kesehatan, instalasi pengolahan air minum, sarana pendidikan (SD,SMP,SMA), sarana ibadah, perkantoran, dan sarana lain. Pada tahun 2012 tercatat 625 institusi yang ada di Kota Pasuruan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 420 diantaranya (67,2%) dibina kesehatan lingkungannya. Secara terperinci dapat dideskripsikan melalui gambar IV.31 berikut : Gambar IV.31. Institusi Dibina Kesehatan lingkungannya Kota Pasuruan 2012 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 82 43 46 43 131 118 172 94 109 57 88 62 Sar. Kesehatan Instalasi Pengol. Air Minum Sar. Pendidikan Sar. Ibadah Perkantoran Sar. Lain Jumlah Dibina Kesehatan Lingkungannya Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Belum terpenuhinya setiap target dalam indikator ini dikarenakan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait yang masih kurang. Kesehatan TTU bukan menjadi tanggung jawab Dinas atau sektor kesehatan saja, tapi semua sektor dan masyarakat. Koordinasi dan kerja sama semua pihak terkait sangat perlu ditingkatkan untuk meningkatkan pencapaian indikator TTU yang memenuhi syarat kesehatan. 49

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN 1. RUMAH SAKIT, PUSKESMAS, PUSTU, UPK/GFK Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat 1 Rumah Sakit (RSUD dr. Soedarsono), 8 unit Puskesmas non perawatan dengan 28 Puskesmas Pembantu (Pustu), dan 1 Unit Perbekalan Kefarmasian / Gudang Farmasi Kota / pen-suplay obat-obatan di Puskesmas. Data Puskesmas dan Pustu berbeda dengan tahun 2010 yakni 7 Puskesmas dan 29 Pustu, oleh karena 1 Pustu yaitu Pustu Bukir pada Maret 2011 dinyatakan sebagai Puskesmas Induk yang baru (tabel 70 Profil). Bertepatan dengan hal tersebut pemberian wilayah kerja untuk Puskesmas Bukir dan Puskesmas Sekarsono yang sebelumnya tidak memiliki wilayah kerja juga telah dilakukan. Kebutuhan pemberian wilayah kerja 2 Puskesmas tersebut merombak wilayah kerja seluruh Puskesmas yang sebelumnya telah tertata sehingga berakibat pada berbedanya wilayah kerja Puskesmas tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Gambar V.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas se-kota Pasuruan 2011-2012 = PUSKESMAS BUGUL KIDUL = PUSKESMAS KEBONSARI = PUSKESMAS SEKARSONO = PUSKESMAS GADINGREJO = PUSKESMAS KANDANGSAPI = PUSKESMAS KARANGKETUG = PUSKESMAS PURWOREJO = PUSKESMAS BUKIR Sumber : Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. 50

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 Tabel V.1 Distribusi Jumlah Puskesmas Pembantu Menurut Kelurahan dan Puskesmas Se-Kota Pasuruan Tahun 2011-2012 No Puskesmas Wilayah Kerja (Kelurahan) Jumlah Pustu 1 Bugulkidul 4 1 Bugulkidul 1 2 Krampyangan 1 3 Tapa'an 1 4 Kepel 1 5 Blandongan 2 Sekarsono 4 1 Sekargadung 1 2 Bakalan 1 3 Tembokrejo 1 4 Wirogunan 1 3 Kandangsapi 4 1 Kandangsapi 2 Mandaranrejo 1 3 Panggungrejo 1 4 Bugullor 1 5 Pekuncen 6 Petamanan 1 4 Purworejo 3 1 Purworejo 1 2 Kebonagung 1 3 Purutrejo 1 5 Kebonsari 3 1 Kebonsari 1 2 Bangilan 1 3 Mayangan 4 Ngemplakrejo 1 5 Trajeng 6 Gadingrejo 4 1 Gadingrejo 2 2 Karanganyar 1 3 Tamba'an 1 7 Karangketug 4 1 Karangketug 2 Randusari 1 3 Petahunan 1 4 Sebani 1 5 Gentong 1 8 Bukir 2 1 Bukir 2 Krapyakrejo 1 3 Pohjentrek Sumber : Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2012. 1 51

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 2. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN SWASTA Berdasarkan tabel 70 Profil, didapatkan informasi bahwa pada tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat beberapa fasilitas pelayanan kesehatan swasta diantaranya terdapat 4 Rumah Bersalin (RB Dewi Masyitoh, RB Ibu Bertha, RB estining, dan RB Mardi Waluyo), 10 Balai Pengobatan/ Klinik, 1 Klinik Rawat Inap, 83 Praktik Dokter Perorangan (termasuk dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi), 6 Praktik Pengobatan Tradisional, 17 Apotek, dan 3 Toko obat. 3. SARANA KESEHATAN DENGAN LABORATORIUM KESEHATAN DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR Berdasarkan tabel 71 Profil, sarana kesehatan yang dimaksud di Kota Pasuruan adalah Puskesmas dan Rumah Sakit Umum saja dan yang dimaksud 4 Spesialis Dasar adalah spesialis kandungan dan kebidanan, bedah, penyakit dalam, dan anak. Pada tahun 2012 dari 8 Puskesmas yang ada di Kota Pasuruan sebanyak 75% (6 Puskesmas) diantaranya sudah memiliki kemampuan laboratorium kesehatan dimana laboratorium tersebut mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, antara lain pemeriksaan Hb, urine, gula darah, cholesterol, asam urat, pemeriksaan gol darah dan widal. Puskesmas yang belum memiliki adalah Puskesmas Sekarsono dan Puskesmas Bukir. Dan satu-satunya rumah sakit di Kota Pasuruan yakni RSUD Dr. R. Soedarsono mampu menyelenggarakan pelayanan laboratorium sesuai standar rumah sakit (100%) sehingga total indikator ini tercapai sebesar 77,78%. Gambar V.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan Laboratorium dan Memiliki 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar di Kota Pasuruan Tahun 2012. 8 6 4 8 6 2 0 1 1 1 0 Rumah Sakit Umum Puskesmas Jumlah Ada Punya Laboratorium Punya 4 dr. Spesialis Dasar Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Adapun indikator RS memiliki minimal 4 spesialis dasar, RSUD dr. Soedarsono Kota Pasuruan telah mampu memenuhinya, pencapaian sebesar 100% oleh karena posisi dokter spesialis anak masih kosong sejak meninggalnya dr. Yunus Lingga, Sp.A pada tahun 2011 telah digantikan oleh tenaga magang dokter spesialis anak. 52

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 4. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989). Program-program dimaksud adalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), Imunisasi, Gizi, dan Penanggulangan Diare. Rasio posyandu per 100 balita tahun 2012 adalah 1,56 artinya setiiap 1 posyandu menaungi 64 balita (hitungan berasal dari 100/1,56 =64,1). Terdapat 4 tahapan posyandu yakni tahap pratama, madya, purnama, mandiri. Jumlah posyandu berdasarkan stratanya tampak pada gambar V.3 : Gambar V.3. Distribusi Posyandu di Kota Pasuruan 2011-2012 Rasio per 100 Balita 1.56 0 PURI (Purnama Mandiri) Total 250 251 276 269 Mandiri Purnama 41 35 209 216 2011 2010 Madya 26 14 Pratama 0 4 0 50 100 150 200 250 300 Sumber : Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Dari 276 posyandu yang ada di Kota Pasuruan pada tahun 2012, 0 posyandu berada pada tahap pratama, 26 posyandu dalam tahap madya, 209 posyandu dalam tahap purnama dan 41 posyandu dalam tahap mandiri. Gambar V.3 juga menunjukkan bahwa sebagian besar posyandu di Kota Pasuruan berstrata purnama (75,72%). Setingkat dibawahnya sebesar 14,86% posyandu berstrata mandiri. Posyandu berstrata madya tercatat sebesar 9,42% dan posyandu berstrata pratama hanya sebesar 0%. Persentase Posyandu aktif adalah perbandingan antara jumlah posyandu aktif (strata Purnama dan Mandiri) dengan Jumlah seluruh posyandu yang ada. Sehingga Persentase Posyandu aktif di Kota Pasuruan menurut tabel 72 Profil sebesar 90,58% (250 posyandu aktif dari 276 Posyandu yang ada). 53

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 5. KELURAHAN SIAGA DAN POSKESKEL Kelurahan Siaga adalah kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah masalah kesehatan, bencana, dan kegawat-daruratan kesehatan, secara mandiri. Sedangkan Kelurahan Siaga aktif adalah Kelurahan yang mempunyai Pos Kesehatan Kelurahan (POSKESKEL) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawat-daruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan, dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). POSKESKEL adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di kelurahan dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat kelurahan. Poskeskel dikelola oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader dan merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Gambar V.4 Jumlah dan Persentase Posyandu Berdasarkan Strata Kota Pasuruan Tahun 2012. 6 6 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 Kelurahan Siaga 2 Kelurahan Siaga Aktif 1 Poskeskel 0 Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2012. Berdasarkan grafik diatas dan tabel 73 Profil maka dapat diketahui bahwa di Kota Pasuruan dari 34 kelurahan terdapat 34 Kelurahan Siaga dan 100% aktif serta 100% memiliki Poskeskel. 54

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 B. TENAGA KESEHATAN 1. JUMLAH DAN RASIO DOKTER SPESIALIS, DOKTER UMUM, DOKTER GIGI, TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, BIDAN, PERAWAT, TENAGA GIZI, TENAGA KEFARMASIAN, DAN TENAGA SANITARIAN Untuk melihat RASIO tenaga kesehatan dilihat dari perbandingan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan langsung di Puskesmas, Rumah Sakit, dan 15 sarana pelayanan kesehatan swasta tercatat (tanpa mengikutkan tenakes yang ada di Dinkes dan Akper). Pada tahun 2012 dapat diketahui rasio masing-masing tenaga kesehatan diatas dari 190.045 jiwa penduduk yang akan dibandingkan dengan target Indikator Indonesia Sehat (IIS). V.5 Rasio per 100.000 Penduduk Kota pasuruan terhadap Kebutuhan Jenis Tenaga Kesehatan (dr. Spesialis, dr. Umum, drg, Kesmas, Bidan, Perawat, Farmasi, Gizi, dan Sanitarian) Tahun 2012 Gizi Sanitarian dr. Spesialis 120 115 110 105 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 dr. Umum dr. Gigi Farmasi/Apt Kesmas (SKM) Perawat Bidan Target (IIS) Keadaan Dokter spesialis hanya terdapat di rumah sakit (15 orang), namun rasio dokter spesialis tahun 2012 sebesar 15,96 dan angka ini sudah memenuhi target IIS yakni 6 per 100.000 penduduk. Angka ini mengalami kenaikan dari tahun 2011 (6.9). Rasio dokter umum per 100.000 penduduk Kota Pasuruan tahun 2012 sebesar 46,82. Angka ini sudah memenuhi target Indikator Indonesia Sehat (IIS) yakni sebesar 55

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 40 per 100.000 penduduk. Angka ini mengalami kenaikan dari keadaan tahun 2011 sebesar 28,2. Rasio dokter gigi tahun 2012 sudah memenuhi target IIS yakni 22,34 dari target 11 per 100.000 penduduk. Angka ini mengalami kenaikan dari keadaan tahun 2011 sebesar 11,7. Rasio tenaga kesehatan masyarakat tahun 2012 masih sama dengan keadaan tahun 2011, angka ini juga masih belum memenuhi target IIS yakni 3,2 dari target 40 per 100.000 penduduk. Rasio bidan tahun 2012 sebesar 58,41, angka tersebut masih jauh dari target IIS yakni 100 per 100.000 penduduk. Angka ini mengalami kenaikan dari keadaan tahun 2011 sebesar 57. Rasio tenaga perawat tahun 2012 belum memenuhi target IIS yakni 84,06 dari target 117,5 per 100.000 penduduk. Angka ini mengalami penurunan dari keadaan 2011 sebesar 125. Angka perawat yang menjadi pembilang tidak termasuk perawat gigi dan perawat anestesi. Rasio tenaga kefarmasian tahun 2012 sudah memenuhi target IIS yakni 13,15 dari target 10 per 100.000 penduduk. Angka ini mengalami penurunan dari keadaan 2011 sebesar 16. Rasio tenaga ahli gizi tahun 2012 masih sama dengan keadaan tahun 2011, angka ini masih belum memenuhi target IIS yakni 12 dari target 22 per 100.000 penduduk. Rasio sanitarian tahun 2012 masih jauh dari target IIS yakni 5,79 dari target 40 per 100.000 penduduk. Angka ini mengalami kenaikan dari tahun 2011 sebesar 5,3 karena sanitarian Puskesmas Karangketug lulusan SPPH (Sekolah Pembantu Penilik Hygiene) yang memiliki gelar S.E (Sarjana Ekonomi) masih ditugaskan menjadi fungsionalis sanitarian. 2. TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DAN KETERAPIAN FISIK Tenaga keteknisian medis di pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan tahun 2012 sebagian besar terdapat di rumah sakit umum daerah sejumlah 7 analis, sedangkan di Dinas Kesehatan dan jaringannya (Puskesmas dan UPK) terdapat 7 analis kesehatan juga, namun 6 di 6 Puskesmas (Kecuali Puskesmas Sekarsono dan Puskesmas Bukir) dan 1 di Dinas Kesehatan. Tenaga keteknisian medis selain analis hanya ditempatkan di Rumah Sakit, yaitu Pranata Anestesi (Perawat Anestesi) sejumlah 4 orang, dan Tem & P.Rontg (termasuk Radiografer, Radioterapis, dan teknisi elektromedis) sejumlah 6 orang. Tenaga keterapian fisik di pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan tahun 2012 hanya sejumlah 4 orang. 1 orang akupunturis di Puskesmas Kandangsapi dan selebihnya di rumah sakit yakni tenaga fisioterapi sebanyak 2 orang dan terapi okupasi sebanyak 1 orang. 56

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 1. TOTAL ANGGARAN KESEHATAN Anggaran Kesehatan di Kota Pasuruan pada tahun 2012 berdasarkan tabel profil 79, baik di Dinas Kesehatan maupun RSUD (termasuk gaji) sebesar Rp. 73.639.891.751,- dimana 90,92% dari total anggaran tersebut berasal dari APBD Kota dan 9,08% dari APBN. Dari 90,92% anggaran kesehatan bersumber APBD Kota tersebut, sebesar 45,69% digunakan untuk belanja gaji pegawai. 2. ANGGARAN KESEHATAN DALAM APDB KOTA Berdasarkan tabel profil 79, total anggaran kesehatan pos Dinas Kesehatan dan RSUD Dr. R. Soedarsono (termasuk gaji) adalah sebesar Rp. 73.639.891.751,- dari total anggaran (termasuk gaji) APBD Kota Pasuruan yang sebesar Rp. 524.714.484.380,74 atau sebesar 12,76%. 3. ANGGARAN KESEHATAN PER KAPITA Berdasarkan tabel profil 79, alokasi anggaran kesehatan Pemerintah di Kota Pasuruan tahun 2012 (termasuk gaji) sebesar Rp. 73.639.891.751,- dengan jumlah penduduk sebesar 190.045 jiwa. Dengan demikian alokasi anggaran kesehatan Pemerintah per kapita per tahun pada tahun 2012 di Kota Pasuruan sebesar Rp. 387.486,60. Angka ini menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya (2011) yang sebesar Rp. 322.286,68. 57

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 BAB VI KESIMPULAN A. SITUASI DERAJAT KESEHATAN 1. Angka Lahir Mati adalah jumlah lahir mati di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu per 1000 kelahiran ( hidup dan mati ). Angka lahir mati di Kota Pasuruan dilaporkan sebesar 0,0 dari 3.518 jumlah kelahiran hidup dan mati (Tabel 6 Profil). 2. Terdapat 33 kematian bayi diantara 3.518 kelahiran hidup di Kota Pasuruan atau AKB (dilaporkan) sebesar 9,38 per 1.000 kelahiran hidup (Tabel 7 Profil). 3. Tahun 2012, menjadi tahun yang berbeda karena ditemukan kematian anak balita sejumlah 3 anak balita atau angka kematian anak balita sebesar 0,85 per 1.000 kelahiran hidup 4. Tahun 2012 sebesar 10,23 per 1.000 kelahiran hidup yang berasal dari 9,38 kematian bayi ditambah 0,85 kematian anak balita (Tabel 7 Profil). 5. AKI Kota Pasuruan tahun 2012 sebesar 0 per 100.000 kelahiran hidup (Tabel 8 Profil) atau sebesar 0 per 1.000 kelahiran hidup. 6. AFP rate terrealisasi sebesar 4 atau 2 kasus AFP dapat ditemukan per 100.000 penduduk <15 tahun Kota Pasuruan (Tabel 9 Profil). 7. Angka insidens TB paru Kota Pasuruan sebesar 156 per 100.000 penduduk, angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 110 per 100.000 penduduk. 8. Angka penemuan kasus TB Paru (CDR) BTA + sebesar 94,91% (Tabel 11 Profil). 9. Success Rate (SR) dapat diartikan sebagai angka keberhasilan pengobatan. SR di Kota Pasuruan sebesar 92,41% yang merupakan pertambahan dari angka kesembuhan dan angka Pengobatan Lengkap - PL - (Tabel 12 Profil). 10. Persentase balita pneumonia ditemukan dan ditangani tahun ini sebesar 69,6% (Tabel 13 Profil). 11. Pada tahun 2012 ditemukan 16 ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) di Kota Pasuruan. Angka 16 merupakan sumbangsih 8 kasus dari HIV dan 8 kasus dari AIDS. 12. Indikator kinerja SPM diare adalah penanganan penderita diare selama 1 tahun 2011, dengan perkiraan kasus yang dihitung dari 10% X Angka kesakitan diare Nasional (411/1000) X Jumlah Penduduk. Perkiraan kasus didapat untuk Kota Pasuruan tahun ini adalah sebesar 7.811 kasus diare. Sehingga dengan kasus ditemukan Pencapaian Kota Pasuruan adalah sebesar 252,66%. 13. Tahun 2012 ditemukan 21 kasus baru dan ke-semuanya kasus MB dengan penderita usia 15 tahun (Tabel 17 Profil) dan dengan kecacatan tingkat 2 sebesar 14,29% (3 kasus) sesuai tabel 18 Profil. 58

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 14. Prevalensi kusta Kota Pasuruan berdasarkan Tabel 19 Profil sebesar 0,95 per 10.000 penduduk, angka ini turun dari tahun sebelumnya sebesar 1,3 per 10.000 penduduk 15. Pada tahun 2012 ditemukan 94 kasus DBD diantara 190.045 penduduk Kota Pasuruan atau IR sebesar 49,46 per 100.000 penduduk (Tabel 23 Profil). 16. Berdasarkan data yang terekam sepanjang tahun 2012 (Tabel 44 Profil), didapatkan hasil bahwa dari 17.643 balita yang ada di Kota Pasuruan, sebanyak 14.605 (82.78%) balita ditimbang di Puskesmas dan jaringannya (Pustu, posyandu, dll). 17. Dari 14.605 balita ditimbang (Tabel 27 Profil) terdapat balita gizi lebih sejumlah 220 balita (1,51%), gizi baik sejumlah 13.218 balita (90,5%), balita gizi kurang sejumlah 962 balita (6.59%), dan balita gizi buruk sejumlah 237 balita (1,62%). B. SITUASI UPAYA KESEHATAN 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di Puskesmas se-kota Pasuruan pada tahun 2012 (Tabel 28 Profil) sebanyak 3.749 dari total 3.937 ibu hamil sasaran (95,22%). 2. Pada tahun 2012 cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Puskesmas se-kota Pasuruan sebanyak 3.562 ibu hamil dari total 3.937 ibu hamil sasaran (90,47%). 3. Cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan 94%. 4. Pada tahun 2012 terdapat 3.513 dari sasaran 3.758 ibu nifas (94%) yang mendapatkan pelayanan. 5. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan tercatat 2.697 ibu hamil mendapat 90 tablet Fe-3 dari 3.937 ibu hamil yang ada atau cakupan sebesar 68,5% (Tabel 30 Profil). 6. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat 704 dari 787 perkiraan target sasaran ibu dengan komplikasi kebidanan ditangani sebesar 89,41% (Tabel 31 Profil). 7. Pada tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat 489 dari 519 sasaran neonatus risti/komplikasi yang ditangani atau cakupan sebesar 94,25% (Tabel Profil 31). 8. Pada tahun 2012 cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat vitamin A sebesar 106,53% atau sebanyak 3.685 bayi mendapat vitamin A dari sasaran 3459 bayi di Kota Pasuruan. 9. Cakupan anak balita yang mendapat vitamin A 2 kali di Kota Pasuruan sebesar 90,93% (12.897 dari jumlah total 14.184 balita 1-4 tahun yang ada). 10. Cakupan peserta KB aktif Kota Pasuruan yang selalu memenuhi target SPM, tahun 2012 sebesar 88,24% (Tabel 35 Profil). 11. Tahun 2012 ini cakupan KN 1 Kota Pasuruan sebesar 99,25% dari 3.459 bayi (tabel 36 Profil). 12. Kunjungan bayi pada tahun 2012 sebanyak 3.235 dari 3.459 bayi sasaran atau sebesar 93,52% (Tabel 37 Profil). 13. Persentase kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kota Pasuruan tahun 2012 adalah sebesar 100% 34 kelurahan di Kota Pasuruan UCI (Tabel 38 Profil). 14. Berdasarkan data yang tercatat pada tabel 41 Profil, dari total 2.171 bayi yang terpantau dan terdistribusi di 8 wilayah kerja Puskesmas sebanyak 43,62% mendapat ASI eksklusif. 59

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 15. Cakupan MP-ASI anak usia 6-23 bulan keluarga miskin tahun 2012 Kota Pasuruan (Tabel 42 Profil) sebesar 100%. 16. Cakupan pelayanan anak balita 85,96% pada tahun ini kembali memenuhi target SPM 17. Jumlah balita (0-59 bulan) di Kota Pasuruan pada tahun 2011 adalah 17.643 dan yang ditimbang sebesar 82,78% atau sebesar 14.605 balita. Angka ini naik bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 69,9%. 18. Jumlah balita yang pada waktu ditimbang naik berat badannya sesuai ketentuan program adalah 62,9% atau sebesar 9.187 balita, sedangkan yang hasil penimbangan berat badannya berada di Bawah Garis Merah (BGM) pada Kartu Menuju Sehat (KMS) sebesar 1,62% atau 237 balita (Tabel 44 Profil). 19. Kasus balita gizi buruk di Kota Pasuruan pada tahun 2012 sebanyak 65 balita. Dari jumlah tersebut, seluruhnya (100%) sudah mendapatkan perawatan dari Puskesmas (Tabel 45 Profil). 20. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat di Kota Pasuruan pada tahun 2012 (Tabel 46 Profil) sebanyak 3.578 dari 3.636 siswa SD dan setingkat yang terdaftar (98,4%). 21. Pada tahun 2012 terdapat 5 kelurahan yang mengalami KLB penyakit. AFP di Kelurahan Gadingrejo (Puskesmas Gadingrejo) dan di Kelurahan Kebonangung (Puskesmas Purworejo), dan 3 Difteri di Kelurahan Trajeng (Puskesmas Kebonsari) dan Kelurahan Bugullor (Puskesmas Kandangsapi), dan Kelurahan Kepel (Puskesmas Bugulkidul), kesemuanya telah ditangani dalam waktu < 24 jam (Tabel 50 dan 51 Profil). 22. Kuota jamkesmas Kota Pasuruan sejumlah 27.892 orang dan Kuota jamkesmasda/ Jamkesda Kin Kota Pasuruan sejumlah 10.213 orang sehingga total Kuota Maskin 38.105 orang. 23. Kuota Jamkesmas yang mendapat pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan pada tahun 2012 (Tabel 56 dan 57 Profil), untuk pelayanan kesehatan dasar rawat jalan yang diberikan Puskesmas sebesar 36.406 kunjungan. Angka ini naik daripada tahun kemarin 2011 sebesar 32.451 kunjungan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan RS sebesar 1.903 kunjungan rujukan, angka ini juga naik dari tahun sebelumnya 2011 sebesar 1.722 kunjungan. 24. Kuota Jamkesda Kin yang mendapat pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan pada tahun 2012 (Tabel 56 A dan 57 A Profil) ), untuk pelayanan kesehatan dasar rawat jalan yang diberikan Puskesmas sebesar 8.137 kunjungan, angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sejumlah 8.316 kunjungan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan RS sebesar 401 kunjungan, angka ini jauh menurun dari tahun sebelumnya sebesar 1.782 kunjungan. 25. Sehingga cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin tahun 2012 sebesar 116,9% (44.543/38105*100). Angka ini sudah memenuhi target SPM sebesar 100%. 60

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 C. SUMBER DAYA KESEHATAN 1. Tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat 1 Rumah Sakit (RSUD dr. Soedarsono), 8 unit Puskesmas non perawatan dengan 28 Puskesmas Pembantu (Pustu), dan 1 Unit Perbekalan Kefarmasian / Gudang Farmasi Kota / pen-suplay obat-obatan di Puskesmas. 2. Berdasarkan tabel 70 Profil, didapatkan informasi bahwa pada tahun 2012 di Kota Pasuruan terdapat beberapa fasilitas pelayanan kesehatan swasta diantaranya terdapat 4 Rumah Bersalin (RB Dewi Masyitoh, RB Ibu Bertha, RB estining, dan RB Mardi Waluyo), 10 Balai Pengobatan/ Klinik, 1 Klinik Rawat Inap, 83 Praktik Dokter Perorangan (termasuk dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi), 6 Praktik Pengobatan Tradisional, 17 Apotek, dan 3 Toko obat 3. Pada tahun 2012 dari 8 Puskesmas yang ada di Kota Pasuruan sebanyak 75% (6 Puskesmas) diantaranya sudah memiliki kemampuan laboratorium kesehatan. 4. Indikator RS memiliki minimal 4 spesialis dasar, RSUD dr. Soedarsono Kota Pasuruan telah mampu memenuhinya, pencapaian sebesar 100% oleh karena posisi dokter spesialis anak masih kosong sejak meninggalnya dr. Yunus Lingga, Sp.A telah digantikan oleh tenaga magang dokter spesialis anak. 5. Rasio posyandu per 100 balita tahun 2012 adalah 1,56 artinya setiiap 1 posyandu menaungi 64 balita (hitungan berasal dari 100/1,56 =64,1). 6. Dari 276 posyandu yang ada di Kota Pasuruan pada tahun 2012, 0 posyandu berada pada tahap pratama, 26 posyandu dalam tahap madya, 209 posyandu dalam tahap purnama dan 41 posyandu dalam tahap mandiri. 7. Berdasarkan tabel 73 Profil maka dapat diketahui bahwa di Kota Pasuruan dari 34 kelurahan terdapat 34 Kelurahan Siaga dan 100% aktif serta 100% memiliki Poskeskel. 8. Rasio dokter spesialis tahun 2012 sebesar 15,96 dan angka ini sudah memenuhi target IIS yakni 6 per 100.000 penduduk. 9. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk Kota Pasuruan tahun 2012 sebesar 46,82. Angka ini sudah memenuhi target Indikator Indonesia Sehat (IIS) yakni sebesar 40 per 100.000 penduduk. 10. Rasio dokter gigi tahun 2012 sudah memenuhi target IIS yakni 22,34 dari target 11 per 100.000 penduduk. 11. Rasio tenaga kesehatan masyarakat tahun 2012 masih sama dengan keadaan tahun 2011, angka ini juga masih belum memenuhi target IIS yakni 3,2 dari target 40 per 100.000 penduduk. 12. Rasio bidan tahun 2012 sebesar 58,41, angka tersebut masih jauh dari target IIS yakni 100 per 100.000 penduduk. 13. Rasio tenaga perawat tahun 2012 belum memenuhi target IIS yakni 84,06 dari target 117,5 per 100.000 penduduk. Angka perawat yang menjadi pembilang tidak termasuk perawat gigi dan perawat anestesi. 61

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 14. Rasio tenaga kefarmasian tahun 2012 sudah memenuhi target IIS yakni 13,15 dari target 10 per 100.000 penduduk. 15. Rasio tenaga ahli gizi tahun 2012 masih sama dengan keadaan tahun 2011, angka ini masih belum memenuhi target IIS yakni 12 dari target 22 per 100.000 penduduk. 16. Rasio sanitarian tahun 2012 masih jauh dari target IIS yakni 5,79 dari target 40 per 100.000 penduduk. 62

NO A. GAMBARAN UMUM INDIKATOR RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2012 L P L + P ANGKA/NILAI 1 Luas Wilayah 37 2 Jumlah Desa/Kelurahan 34 3 Jumlah Penduduk 93,982 96,063 190,045 4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga #DIV/0! 5 Kepadatan Penduduk/KM 2 5,195.33 6 Rasio Beban Tanggungan 45.01 7 Rasio Jenis Kelamin 97.83 8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+ #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 1,562 1,956 3,518 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 0.00 0.00 0.00 12 Jumlah Bayi Mati 28 5 33 13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0.00 0.00 9.38 14 Jumlah Balita Mati 29 7 36

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P 15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0.00 0.00 10.23 16 Jumlah Kematian Ibu - 17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 0.00 B.2 Angka Kesakitan 18 AFP Rate (non Polio) < 15 th 4.00 19 Angka Insidens TB Paru 168 144 155.75 20 Angka Prevalensi TB Paru 0 0-21 Angka Kematian Akibat TB Paru 0 0-22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) #DIV/0! #DIV/0! 94.91 23 Success Rate TB Paru 0.00 0.00 92.41 24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani #REF! #REF! #REF! 25 Jumlah Kasus Baru HIV 6 2 8 26 Jumlah Kasus Baru AIDS 6 2 8 27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0 0 2,671 28 Jumlah Kematian Karena AIDS 1 0 1 29 Donor Darah Diskrining Positif HIV 0.00 0.00 0.00 30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani #DIV/0! #DIV/0! 252.66 31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 0 0 0 32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 16 5 21 33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) 17 5 11

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P 34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 0.00 0.00 35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 0.00 14.29 36 Angka Prevalensi Kusta 1.49 0.42 0.95 37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! 100.00 100.00 38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 75.00 100.00 88.89 39 Jumlah Kasus Difteri 1 2 3 40 Case Fatality Rate Difteri 0 41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum) 0 0 0 43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum) #DIV/0! 44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! 46 Jumlah Kasus Campak 9 6 15 47 Case Fatality Rate Campak 0 48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 50 Incidence Rate DBD 54.27 44.76 49.46 51 Case Fatality Rate DBD 0.00 0.00 0.00 52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.00 0.00 0.00 53 Case Fatality Rate Malaria #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 54 Angka Kesakitan Filariasis 0 1 1

NO INDIKATOR L P L + P ANGKA/NILAI B.3 Status Gizi 55 Bayi Baru Lahir Ditimbang 94 97 96 56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 5.83 3.00 4.23 57 Balita Gizi Baik 90.73 90.28 90.50 58 Balita Gizi Kurang 6.28 6.89 6.59 59 Balita Gizi Buruk 1.72 1.53 1.62 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 95 61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 90.47 62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes) 93.51 63 Pelayanan Ibu Nifas 93.48 64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+ 36.27 65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 68.50 66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 89.41 67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani 86.32 102.18 94.25 68 Bayi Mendapat Vitamin A 107.00 106.07 106.53 69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 87.61 99.61 90.93 70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 81.53

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P 71 Peserta KB Baru 7.63 72 Peserta KB Aktif 88.24 73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 90.87 107.63 99.25 74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 90.23 106.59 98.41 75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 86.65 100.40 93.52 76 Desa/Kelurahan UCI 100.00 77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 106.91 78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak (2.67) 79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 42.11 45.13 43.62 80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin 100.00 100.00 100.00 81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 87.13 84.74 85.96 82 Balita Ditimbang 80.82 84.82 82.78 83 Balita Berat Badan Naik 62 64 63 84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) 2 2 2 85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 98.84 97.93 98.40 87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 72.96 55.50 64.71 88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 35.12 56.75 46.53 89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1 100.00 90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam 100.00 91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.23 1.49 1.39

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P 92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal 100.00 93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi 100.00 94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 68.86 75.01 71.78 95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 28.05 38.37 33.24 96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut 28.05 38.37 33.24 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar - - 34.06 98 99 100 101 102 Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup Askeskin/Jamkesmas Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Strata 1 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3 #DIV/0! #DIV/0! 100.00 #DIV/0! #DIV/0! 130.52 #DIV/0! #DIV/0! 6.82 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 51.91 65.01 58.53 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5.06 8.18 6.64 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 3.46 3.09 3.23

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 2.58 1.52 1.90 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 0.31 108 Length of Stay (LOS) di RS 0.02 109 Turn of Interval (TOI) di RS 6.01 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-phbs #REF! C.4 Keadaan Lingkungan 111 Rumah Sehat 61.67 112 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes 81.82 113 Keluarga dengan Sumber Air Minum Terlindung 102.18 114 Keluarga Memiliki Jamban Sehat 97.78 115 Keluarga Memiliki Tempat Sampah Sehat 86.94 116 Keluarga Memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 79.91 117 TUPM Sehat 45.07 118 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya 67.20 D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 119 Jumlah Rumah Sakit Umum 1

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P 120 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 121 Jumlah Puskesmas Perawatan 0 122 Jumlah Puskesmas non-perawatan 8 123 Jumlah Apotek 17 124 Sarkes yang Memiliki Laboratorium Kesehatan 77.78 125 Sarkes yang Memiliki 4 Spesialis Dasar 100.00 126 Jumlah Posyandu 276 127 Posyandu Aktif 90.58 128 Rasio Posyandu per 100 Balita 1.56 129 Jumlah Desa Siaga 34 130 Desa Siaga Aktif 100.00 131 Jumlah Poskesdes 34 D.2 Tenaga Kesehatan 132 Jumlah Dokter Spesialis 13 8 15 133 Rasio Dokter Spesialis 13.83 8.51 15.96 134 Jumlah Dokter Umum 19 36 45 135 Rasio Dokter Umum 19.15 38.31 46.82 136 Jumlah Dokter Gigi 4 19 22 137 Jumlah Bidan 9 107 116 138 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 58.41

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P 139 Jumlah Perawat 84 135 219 140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 6 23 29 141 Jumlah Tenaga Gizi 4 21 25 142 Jumlah Tenaga Kesmas 8 9 17 143 Jumlah Tenaga Sanitasi 5 8 13 144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 10 14 24 145 Jumlah Fisioterapis 2 2 4 D.3 Pembiayaan Kesehatan 146 Total Anggaran Kesehatan 73,639,891,751.00 147 APBD Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota 12.76 148 Anggaran Kesehatan Perkapita 387,486.60

Satuan No. Lampiran KM 2 Tabel 1 Desa/Kel Tabel 1 Jiwa Tabel 2 Jiwa Tabel 1 Jiwa/KM 2 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 % Tabel 4 % Tabel 5 Bayi Tabel 6 Tabel 6 Bayi Tabel 7 per 1.000 KH Tabel 7 Balita Tabel 7

Satuan No. Lampiran per 1.000 KH Tabel 7 Ibu Tabel 8 per 100.000 KH Tabel 8 per 100.000 Penduduk < 15 tahun Tabel 9 per 100.000 Penduduk Tabel 10 per 100.000 Penduduk Tabel 10 per 100.000 Penduduk Tabel 10 % Tabel 11 % Tabel 12 % Tabel 13 Kasus Tabel 14 Kasus Tabel 14 Kasus Tabel 14 Jiwa Tabel 14 % Tabel 15 % Tabel 16 Kasus Tabel 17 Kasus Tabel 17 per 100.000 Penduduk Tabel 17

No. Lampiran Satuan % Tabel 18 % Tabel 18 per 10.000 Penduduk Tabel 19 % Tabel 20 % Tabel 20 Kasus Tabel 21 % Tabel 21 Kasus Tabel 21 Kasus Tabel 21 % Tabel 21 Kasus Tabel 21 % Tabel 21 Kasus Tabel 22 % Tabel 22 Kasus Tabel 22 Kasus Tabel 22 per 100.000 Penduduk Tabel 23 % Tabel 23 per 1.000 Penduduk Tabel 24 % Tabel 24 per 100.000 Penduduk Tabel 25

Satuan No. Lampiran % Tabel 26 % Tabel 26 % Tabel 27 % Tabel 27 % Tabel 27 % Tabel 28 % Tabel 28 % Tabel 28 % Tabel 28 % Tabel 29 % Tabel 30 % Tabel 31 % Tabel 31 % Tabel 32 % Tabel 32 % Tabel 32

No. Lampiran Satuan % Tabel 35 % Tabel 35 % Tabel 36 % Tabel 36 % Tabel 37 % Tabel 38 % Tabel 39 % Tabel 39 % Tabel 41 % Tabel 42 % Tabel 43 % Tabel 44 % Tabel 44 % Tabel 44 % Tabel 45 % Tabel 46 % Tabel 47 % Tabel 48 % Tabel 49 % Tabel 51 Tabel 52

No. Lampiran Satuan Sekolah Tabel 53 Sekolah Tabel 53 % Tabel 53 % Tabel 53 % Tabel 53 % Tabel 55 % Tabel 56 % Tabel 56 % Tabel 56 % Tabel 57 % Tabel 57 % Tabel 58 % Tabel 58 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59

Satuan No. Lampiran per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59 % Tabel 60 Hari Tabel 60 Hari Tabel 60 % Tabel 61 % Tabel 62 % Tabel 63 % Tabel 65 % Tabel 66 % Tabel 66 % Tabel 66 % Tabel 67 % Tabel 68 Tabel 70

No. Lampiran Satuan Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 % Tabel 71 % Tabel 71 Posyandu Tabel 72 % Tabel 72 per 100 Balita Tabel 72 Desa Tabel 73 % Tabel 73 Poskesdes Tabel 73 Orang Tabel 74 per 100.000 Penduduk Tabel 74 Orang Tabel 74 per 100.000 Penduduk Tabel 74 Orang Tabel 74 Orang Tabel 75 Tabel 75

Satuan No. Lampiran Orang Tabel 75 Orang Tabel 76 Orang Tabel 76 Orang Tabel 77 Orang Tabel 77 Orang Tabel 78 Orang Tabel 78 Rupiah Tabel 79 % Tabel 79 Rupiah Tabel 79

TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH KECAMATAN, DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2012 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH JUMLAH RUMAH JIWA / RUMAH PENDUDUK KECAMATAN DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK (km 2 TANGGA TANGGA ) per km 2 1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8/9 11 = 8/3 1 BUGULKIDUL 17.66 1 0 13 13 58,361 #DIV/0! 3,304.67 2 PURWOREJO 8.39 1 0 10 10 68,064 #DIV/0! 8,112.46 3 GADINGREJO 10.53 1 0 11 11 63,621 #DIV/0! 6,041.87 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 36.58 3 0 34 34 190,045 0 #DIV/0! 5,195.33 Sumber: -... (disebutkan)

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2012 NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN < 1 1-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65 JUMLAH < 1 1-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65 JUMLAH RASIO BEBAN TANGGUNGAN RASIO JENIS KELAMIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 = SUM(4:18) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 = SUM(20:34) 36 = 37 = (19/35)*100 1 BUGULKIDUL 58,361 2,201 2,632 2,640 2,553 2,185 2,319 2,353 2,223 2,338 2,077 1,594 1,154 742 1,114 28,722 603 2,112 2,454 2,555 2,513 2,194 2,391 2,500 2,565 2,422 2,215 1,508 1,205 824 1,576 29,638 46.36 96.91 599 2 PURWOREJO 68,064 655 2,407 2,835 2,881 3,163 2,821 2,921 2,843 2,584 2,375 2,177 1,898 1,604 988 1,321 33,472 658 2,305 2,616 2,780 3,244 2,932 2,933 2,878 2,562 2,568 2,436 2,156 1,538 1,013 1,973 34,591 42.89 96.77 3 GADINGREJO 63,621 669 2,456 2,860 2,863 2,851 2,628 2,807 2,728 2,548 2,234 1,989 1,767 1,319 865 1,203 31,787 661 2,317 2,614 2,646 2,746 2,482 2,810 2,734 2,502 2,399 2,208 1,749 1,333 853 1,780 31,833 46.08 99.86 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 190,045 1,923 7,064 8,327 8,384 8,567 7,634 8,047 7,923 7,354 6,947 6,243 5,259 4,077 2,595 3,638 93,982 1,922 6,734 7,684 7,981 8,503 7,608 8,133 8,112 7,630 7,390 6,859 5,413 4,076 2,689 5,329 96,063 45.01 97.83 Sumber: -... (disebutkan)

TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA PASURUAN TAHUN 2012 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI JUMLAH PENDUDUK PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN 1 2 3 4 5 = 3+4 1 < 1 1,923 1,922 3,845 2 1-4 7,064 6,734 13,798 3 5-9 8,327 7,684 16,011 4 10-14 8,384 7,981 16,365 5 15-19 8,567 8,503 17,070 6 20-24 7,634 7,608 15,242 7 25-29 8,047 8,133 16,180 8 30-34 7,923 8,112 16,035 9 35-39 7,354 7,630 14,984 10 40-44 6,947 7,390 14,337 11 45-49 6,243 6,859 13,102 12 50-54 5,259 5,413 10,672 13 55-59 4,077 4,076 8,153 14 60-64 2,595 2,689 5,284 15 65 3,638 5,329 8,967 JUMLAH 93,982 96,063 190,045 Sumber: -... (disebutkan)

TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % 1 2 3 4 5 = (4/3)*100 6 7 8 = (7/6)*100 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = (10/9)*100 1 BUGULKIDUL #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 2 PURWOREJO #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 3 GADINGREJO #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0! JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! Sumber: -... (disebutkan)