DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN"

Transkripsi

1 DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN P h o n e : F a x : E m a i l : k o t a p a s u r u a d i n k e s j a t i m. g o. i d

2 Bukuiniditerbitkanoleh DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Subag Perencanaan dan Evaluasi Jl. Ir. Juanda No. 66 Pasuruan Telp. (0343) Fax (0343) kotapasuruan@dinkesjatim.go.id PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2014

3 KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, bahwa buku Profil Kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 ini dapat diterbitkan setelah beberapa lama berproses dalam penyusunannya. Disadari sepenuhnya bahwa penyusunan buku Profil Kesehatan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena beberapa kendala dalam pengelolaan data dan informasi serta dikarenakan proses penyusunan atau pengumpulannya belum sepenuhnya memanfaatkan sarana elektronik/teknologi informasi. Atas terbitnya Buku Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2014, kami memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala Badan Pusat Statistik Kota Pasuruan, Direktur RS. Soedarsono Kota Pasuruan dan pemegang program Dinas Kesehatan serta Tim penyusun Profil Dinas Kesehatan yang telah berupaya memberikan kontribusinya, serta kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi guna penyusunan buku Profil Kesehatan ini. Di tahun mendatang, kiranya buku Profil Kesehatan dapat diterbitkan lebih awal dalam membuat data dan informasi berkualitas, serta tetap memperhatikan kedalaman analisa dan konsistensi datanya, sehingga buku Profil Kesehatan ini dapat dijadikan rujukan penting dan utama dalam proses manajemen pembangunan kesehatan khususnya di Kota Pasuruan. Semoga Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2014 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di lingkungan pemerintahan, akademisi, organisasi profesi, swasta maupun masyarakat umum yang membutuhkan informasi di bidang kesehatan. Kami tetap mengharapkan kritik, saran atau masukan dari para pembaca guna penyempurnaan Profil Kesehatan di masa datang. Pasuruan, Mei 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN dr. BAMBANG PRAMONO, MM. NIP Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Tujuan... 2 I.3 Sistematika... 2 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA PASURUAN II.1 Kondisi Geografis & Administrasi... 4 II.2 Topografi... 5 II.3 Hidrologi... 5 II.4 Iklim... 5 II.5 Kependudukan... 6 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN III.1 Angka Kematian (Mortalitas)... 9 III.1.1 Angka Kematian Ibu/AKI... 9 III.1.2 Angka Kematian Bayi/AKB III.1.3 Angka Kematian Anak Balita III.1.4 Angka Kematian Balita III.2 Angka Kesakitan III.2.1 Penyakit Menular Langsung III.2.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang III.2.3 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) 25 III.2.4 Pola 10 Penyakit terbanyak III.2.5 AFP Rate (Non Polio) <15 tahun III.3 Status Gizi Masyarakat III.3.1 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) III.3.2 Status Gizi Balita Indikator BB/U BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN IV.1 Pelayanan Kesehatan Dasar IV.1.1 Pelayanan Kesehatan Keluarga Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 ii

5 IV.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB) IV.1.3 Penjaringan Kesehatan Kelas 1 SD Dan Sederajat IV.1.4 Pelayanan Imunisasi IV.1.5 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut IV.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Khusus IV.2.1 Pelayanan Kesehatan Pra Lansia Dan Lansia IV.2.2 Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level IV.3 Ketersediaan Obat IV.4 Kejadian Luar Biasa (KLB) IV.5 Perbaikan Gizi Masyarakat IV.5.1 Bayi Dan Anak Balita Mendapat Kapsul Vit A IV.5.2 Bayi Diberi Asi Ekslusif IV.5.3 MP ASI Anak Usia 6-23 Bulan Gakin IV.5.4 Balita Ditimbang, Berat Badan Naik dan BGM IV.5.5 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan IV.6 Perilaku Masya2014rakat (Rumah Tangga Ber-PHBS) IV.7 Evaluasi Pelaksanaan Program JKN IV.7.1 Kepesertaan JKN IV.7.2 Pemanfaatan dana kapitasi JKN IV.7.3 Pemanfaatan dana non kapitasi JKN IV. 8 Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan IV.8.1 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk IV.8.2 Cakupan Rawat Jalan IV.8.3 Cakupan Rawat Inap IV.8.4 Kunjungan Jiwa IV.8.5 Indikator Kinerja Pelayanan RS IV.9 Pelayanan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar IV.9.1 Rumah Sehat IV.9.2 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes IV.9.3 Penduduk Yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum Layak IV.9.4 Penduduk Dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) 72 IV.9.5 Kelurahan Yang Melaksanakan STBM IV.9.6 Tempat-Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan 73 IV.9.7 Tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut status hygiene sanitasi IV.9.8 Tempat pengelolaan makanan (TPM) dibina dan diuji petik 74 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 iii

6 IV.10 Pengukuran Tekanan Darah Dan Pemeriksaan Obesitas IV.11 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN V.1 Sarana Kesehatan V.1.1 Puskesmas dan jaringannya V.1.2 RS & Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta V.1.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) 79 V.2 Tenaga Kesehatan V.3 Pembiayaan Kesehatan V.3.1 Total Anggaran Kesehatan V.3.2 Anggaran Kesehatan Dalam APDB Kota V.3.2 Anggaran Kesehatan Per-Kapita BAB VI PENUTUP LAMPIRAN Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 iv

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 2 : Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 3 : Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan ijazah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 4 : Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 5 : Jumlah kematian neonatal, bayi, dan balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 6 : Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 7 : Kasus baru TB BTA+, seluruh kasus TB, kasus pada TB pada anak, dan case notification rate (CNR) per penduduk menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 8 : Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB paru BTA+ menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 9 : Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB paru BTA+ serta keberhasilan pengobatan menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 10 : Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 11 : Jumlah kasus HIV, AIDS, dan syphilis menurut jenis kelamin Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 12 : Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut jenis kelamin Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 13 : Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 14 : Kasus baru kusta menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 15 : Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 16 : Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut tipe/jenis, jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 17 : Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From Treatment/RFT) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 18 : Jumlah kasus AFP (non polio) menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 19 : Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 20 : Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 21 : Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 22 : Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 23 : Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 v

8 Lampiran 24 : Pengukuran tekanan darah menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 25 : Pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 26 : Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE) Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 27 : Jumlah penderita dan kematian pada klb menurut jenis kejadian luar biasa (KLB) Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 28 : Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani < 24 jam Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 29 : Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 30 : Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 31 : Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 32 : Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 33 : Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 34 : Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 35 : Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 36 : Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 37 : Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 38 : Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 39 : Jumlah bayi yang diberi asi eksklusif menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 40 : Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 41 : Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI) menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 42 : Cakupan imunisasi hepatitis B < 7 hari dan BCG pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 43 : Cakupan imunisasi DPT-HB/DPT-HB-HIB, polio, campak, dan imunisasi dasar lengkap pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan, Lampiran 44 dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 : Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 45 : Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 46 : Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 47 : Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 48 : Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 49 : Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD & setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 50 : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 vi

9 Lampiran 51 : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 52 : Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 53 : Cakupan jaminan kesehatan penduduk menurut jenis jaminan dan jenis kelamin Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 54 : Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 55 : Angka kematian pasien di rumah sakit Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 56 : Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 57 : Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (ber- PHBS) menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 58 : Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 59 : Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 60 : Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 61 : Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut jenis jamban, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 62 : Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 63 : Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan menurut kecamatan dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 64 : Tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut status higiene sanitasi Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 65 : Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 66 : Persentase ketersediaan obat dan vaksin Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 67 : Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 68 : Persentase sarana kesehatan (rumah sakit) dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (gadar ) level I Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 69 : Jumlah posyandu menurut strata, kecamatan, dan Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 70 : Jumlah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (ukbm) menurut kecamatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 71 : Jumlah desa siaga menurut kecamatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 72 : Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 73 : Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 74 : Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 75 : Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 76 : Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 77 : Jumlah tenaga keterapian fisik di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 78 : Jumlah tenaga keteknisian medis di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 79 : Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 80 : Jumlah tenaga non kesehatan di fasilitas kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Lampiran 81 : Anggaran kesehatan Kota Pasuruan tahun 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 vii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kota Pasuruan Dalam Peta Jawa Timur tahun Gambar 2.2 : Luas Wilayah Kecamatan (Km 2 ) Kota Pasuruan Tahun Gambar 2.3 : Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan 7 Kelompok Umur Kota Pasuruan Tahun 2014 Gambar 2.4 : Persentase Penduduk usia > 10 tahun Melek Huruf Kota Pasuruan 7 Tahun 2014 (%) Gambar 2.5 : Persentase Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk Kota 8 Pasuruan Th (%) Gambar 2.6 : Wilayah Kerja Puskesmas Kota Pasuruan Th Gambar 3.1 : Angka Kematian Ibu per kelahiran hidup Kota Pasuruan 9 Th Gambar 3.2 : Angka Kematian Bayi (AKB) per kelahiran hidup Kota 10 Pasuruan Th Gambar 3.3 : Persentase Penyebab Kematian pada bayi Kota Pasuruan Th (%) Gambar 3.4 : Angka kematian Anak Balita balita Kota Pasuruan Th s/d Gambar 3.5 : Angka kematian balita Kota Pasuruan Th s/d Gambar 3.6 : Angka Insidens TB Paru (Per Penduduk) Kota Pasuruan 13 Th s/d 2014 Gambar 3.7 : Angka Kematian Akibat TB Paru per penduduk Kota 14 Pasuruan Th s/d 2014 Gambar 3.8 : Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien Baru TB BTA Positif 14 Kota Pasuruan Tahun (%) Gambar 3.9 : Success Rate (SR) TB Paru Kota Pasuruan Tahun (%) 15 Gambar 3.10 : Angka kesembuhan TB Paru BTA (+) Kota Pasuruan Tahun (%) Gambar 3.11 : Perkembangan Kasus Kusta Kota Pasuruan Th Gambar 3.12 : Jumlah kasus HIV-AIDS Kota Pasuruan Th Gambar 3.13 : Proporsi jenis kelamin Kasus HIV AIDS Kota Pasuruan tahun (%) Gambar 3.14 : Persentase balita pneumonia ditangani dibanding target Kota 20 Pasuruan (%) Gambar 3.15 : Cakupan penanganan diare dibanding target Kota Pasuruan Th (%) Gambar 3.16 : Angka kesakitan (Insiden Rate/IR) DBD di Kota Pasuruan Th s/d 2014 Gambar 3.17 : Persebaran Kasus DBD di Kota Pasuruan Tahun Gambar 3.18 : Cakupan penemuan-penanganan DBD & jumlah kasus DBD Di 24 Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 Gambar 3.19 : Kasus Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi 25 (PD3I) Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun 2014 Gambar 3.20 : Sepuluh Penyakit Terbanyak Dilayani di Puskesmas Kota Pasuruan 26 Th Gambar 3.21 : Sepuluh Penyakit Terbanyak Dilayani di Puskesmas Kota Pasuruan 27 Th Gambar 3.22 : Cakupan Penemuan Penderita AFP per penduduk <15 28 tahun Kota Pasuruan Tahun Gambar 3.23 : Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) 29 Hal Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 viii

11 Gambar 3.24 : Persentase balita BB sangat kurang, BB kurang, BB normal Kota 29 Pasuruan 2014 (%) Gambar 3.25 : Persentase Balita Gizi lebih, Gizi Baik, Gizi Kurang dan Gizi 30 Buruk Ditimbang Kota Pasuruan Th 2011 s/d 2014 (%) Gambar 4.1 : Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 Kota Pasuruan Th s/d (%) Gambar 4.2 : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) 33 Gambar 4.3 : Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 34 Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) Gambar 4.4 : Cakupan Pemberian Vitamin A pada ibu nifas Dibanding Target 35 Kota Pasuruan Tahun (%) Gambar 4.5 : Cakupan Ibu hamil mendapat Tablet Fe-3 Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Gambar 4.6 : Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani Dibanding Target Kota 37 Pasuruan Tahun (%) Gambar 4.7 : Cakupan Pelayanan Nifas Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) Gambar 4.8 : Cakupan Kunjungan Neonatal Kota Pasuruan Th s/d (%) Gambar 4.8 : Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani Dibanding Target 39 Kota Pasuruan Tahun (%) Gambar 4.9 : Cakupan Kunjungan Bayi Dibanding Target SPM Kota Pasuruan 40 Tahun (%) Gambar 4.10 : Cakupan Pelayanan Anak Balita Dibanding Target SPM Kota 41 Pasuruan Tahun (%) Gambar 4.11 : Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kota 41 Pasuruan Th 2014 (%) Gambar 4.12 : Persentase Pengguna MKJP dan Non MKJP Kota Pasuruan Th (%) Gambar 4.13 : Cakupan Peserta KB AktifDibanding Target SPM Kota Pasuruan 43 Tahun (%) Gambar 4.14 : Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jenis MKJP dan Non MKJP 43 pada Peserta KB Baru di Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) Gambar 4.15 : Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Kota 44 Pasuruan Tahun (%) Gambar 4.16 : Cakupan Kelurahan UCI Dibanding Target SPM Kota Pasuruan 45 Tahun (%) Gambar 4.17 : Kelurahan UCI Kota Pasuruan Tahun Gambar 4.18 : Kelurahan UCI Kota Pasuruan Tahun Gambar 4.19 : Cakupan imunisasi Hb < 7 hari, BCG, DPT-HB3, polio 4, campak 46 dan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kota Pasuruan tahun 2014 (%) Gambar 4.20 : Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap dibanding Target di Kota 47 Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 Gambar 4.21 : Persentase SD/MI dengan Sikat Gigi Masal di Kota Pasuruan 48 Tahun 2010 s/d 2014 (%) Gambar 4.22 : Capaian Murid SD/MIyang Mendapat Pelayanan Gigi Kota 48 Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) Gambar 4.23 : Cakupan Murid SD/MI Yang Mendapat Perawatan/UKGS Kota 49 Pasuruan Tahun 2011 s/d 2014 (%) Gambar 4.24 : Jumlah Lansia yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun Gambar 4.25 : Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan 51 penyelidikan epidemiologi <24 jam dibanding target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 ix

12 Gambar 4.26 : Distribusi kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Pasuruan Tahun Gambar 4.27 : Distribusi kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Pasuruan Tahun Gambar 4.28 : Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) 54 Gambar 4.29 : Cakupan Pemberian Asi Ekslusif Kota Pasuruan dibanding Target 55 Th s/d 2014 (%) Gambar 4.30 : Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln dibanding target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) 56 Gambar 4.31 : Persentase balita ditimbang (D/S) dibanding target Kota Pasuruan 57 Th s/d 2014 (%) Gambar 4.32 : Persentase Balita Naik berat badannya (N/D )Kota Pasuruan Tahun s/d 2014 Gambar 4.33 : Persentase balita BGM (Bawah Garis Merah) Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d Gambar 4.34 : Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan dibanding target 59 Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Gambar 4.35 : Jumlah Balita Gizi Buruk Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d Gambar 4.36 : Persentase Rumah ber-phbs Kota Pasuruan Th s/d Gambar 4.37 : Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Kota Pasuruan Tahun Gambar 4.38 : Cakupan Rawat Inap (%) Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d Gambar 4.39 : Kunjungan Jiwa Kota Pasuruan Tahun Gambar 4.40 : Persentase Rumah Sehat dibanding Target Provinsi Kota Pasuruan 68 Th s/d 2014 (%) Gambar 4.41 : Persentase Rumah Sehat Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota 69 Pasuruan tahun 2014 Gambar 4.42 : ABJ (Angka Bebas Jentik) Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun s/d 2014 Gambar 4.43 : Persentase Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d Gambar 4.44 : Persentase TTU yang memenuhi syarat berdasakan jenis 74 saranakota Pasuraun Th 2014 Gambar 5.1 : Rasio Posyandu per 100 balita Kota Pasuruan dibanding target Th s/d 2014 Gambar 5.2 : Strata Posyandu di Kota Pasuruan Gambar 5.3 : Jumlah Posyandu dan Posyandu PURI berdasarkan Puskesmas di 81 Kota Pasuruan 2014 Gambar 5.4 : Persentase Kelurahan Siaga Kota Pasuruan Gambar 5.5 : Perkembangan Persentase Strata Kelurahan Siaga Kota Pasuruan 83 Tahun 2013 & 2014 Gambar 5.6 : Rasio Tenaga Kesehatan per Penduduk Kota pasuruan 84 terhadap Target Rensta Kemkes Tahun 2014 Gambar 5.7 : Proporsi Anggaran Kesehatan Kota Pasuruan Tahun Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 x

13 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Data Kependudukan Kota Pasuruan Tahun Tabel 4.1 : Persentase K/S; D/S & N/D Balita Kota Pasuruan tahun Tabel 4.2 : Jumlah Perserta JKN di Kota Pasuruan Tahun Tabel 5.1 : Sebaran Puskesmas Pembantu Menurut Kelurahan dan Puskesmas Se-Kota Pasuruan Tahun Tabel 5.2 : Titik Koordinat Lattitudinal-Longitudinal (GPS) Puskesmas & 73 Pustu Se-Kota Pasuruan Tahun 2014 Hal Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun 2014 xi

14 .I. BAB PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya, sehingga Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak punya, namun juga berorientasi pada pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya merupakan bidang kesehatan, yakni memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1); menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5); memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan lingkungan hidup (Tujuan 7). Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah satunya dibutuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan program. Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada Pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu produk dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kota Pasuruan yang diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian program. Profil Kesehatan merupakan salah satu indikator dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun , yakni tersedianya buku Profil Kesehatan Kota Pasuruan. Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2014 berisi data dan informasi kondisi status kesehatan, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sumberdaya kesehatan serta anggaran kesehatan di wilayah kerjanya yang Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

15 datanya berasal dari Puskesmas, Rumah Sakit Daerah, Unit Perbekalan Kefarmasian, unit lintas sektor terkait serta sarana kesehatan lainnya. Akhirnya dengan pembangunan yang intensif, berkesinambungan dan merata, serta didukung dengan data/informasi yang tepat, maka diharapkan pembangunan di bidang kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Kota Pasuruan. I.2 TUJUAN Adapun tujuan dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2014 antara lain: 1. Menggambarkan kondisi derajat kesehatan masyarakat di Kota Pasuruan; 2. Menggambarkan upaya kesehatan di Kota Pasuruan; 3. Menggambarkan sumber daya kesehatan di Kota Pasuruan; 4. Memantau dan mengevaluasi pencapaian kinerja upaya kesehatan di Kota Pasuruan; 5. Penyediaan data dan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen kesehatan serta dapat digunakan oleh stakeholder dan masyarakat umum. I.3 SISTEMATIKA Secara singkat sistematika penyusunan profil kesehatan adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan latar belakang pembangunan kesehatan, maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan serta sistematika penyajiannya. BAB II Gambaran Umum Bab ini menyajikan gambaran umum Kota Pasuruan meliputi keadaan geografis, data kependudukan dan informasi umum lainnya. BAB III Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang mencakup angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat BAB IV Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan, yang meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi masyarakat serta pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

16 BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, anggaran kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB VI Kesimpulan dan Penutup Lampiran Data Profil Kesehatan Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

17 .II. BAB GAMBARAN UMUM II.1 KONDISI GEOGRAFIS & ADMINISTRASI Kota Pasuruan terletak antara 112 o o 55 BT dan 7 o 35-7 o 45 LS dan tergolong dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 meter dari permukaan laut. Kota Pasuruan memiliki panjang pantai 4,5 km yang terbentang dari barat ke timur. Kota Pasuruan berada di persimpangan segitiga emas jalur regional Surabaya-Probolinggo-Malang dengan jarak 60km ke Surabaya, 38km ke Probolinggo dan 54km ke Malang. Oleh karena lokasinya yang strategis itulah maka memberikan kontribusi yang besar pada pergerakan perindustrian dan perdagangan. Kota Pasuruan berbatasan dengan wilayah administrasi Kabupaten Pasuruan kecuali disebelah utara yang berbatasan dengan Selat Madura. Batas-batas Kota Pasuruan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Selat Madura Sebelah Timur : Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Sebelah Selatan : Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan Sebelah Barat : Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan Gambar 2.1 Kota Pasuruan dalam Peta Jawa Timur tahun 2014 Secara administratif, Kota Pasuruan mempunyai daerah seluas ±36,58 km 2 atau 0,07% dari luas Jawa Timur yang terbagi atas 4 kecamatan yakni Kecamatan Gadingrejo dengan luas 8,48 km 2, Kecamatan Purworejo dengan luas 8,11 km 2, Kecamatan Bugulkidul dengan luas 10,94 km 2 dan Kecamatan Panggungrejo dengan luas 9,05 km 2 (lampiran data profil kesehatan tabel 1). Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

18 Gambar 2.2 Luas Wilayah Kecamatan (Km 2 ) Kota Pasuruan Tahun ,05 Km 2 8,48 Km 2 GADINGREJO 10,94 Km 2 8,11 Km2 PURWOREJO BUGULKIDUL PANGGUNGREJO Sumber: BPS Kota Pasuruan, 2014 II.2 TOPOGRAFI Kota Pasuruan merupakan wilayah datar yang melandai dari selatan ke utara dengan kemirian 0-1% dan ketinggian 0-4 meter dari permukaan laut. Maka keberadaan sungai selain menguntungkan sebagai irigasi teknis juga membawa dampak merugikan, yakni rawan banjir di musim penghujan terutama di wilayah bagian utara. Hal ini disebabkan karena di daerah tersebut terdapat bagian yang agak cekung sehingga menghambat pembuangan air ke laut. Datarannya termasuk jenis aluvium (tanah lumpur) dengan sifat batuannya intermedier sampai agak basis. Kondisi tanah bertekstur liat dengan kandungan Na dan Cl yang tinggi sehingga sesuai untuk budidaya tambak dan penggaraman. Budidaya tambak banyak dikembangkan di sepanjang bagian timur yang lebih luas daripada bagian barat. Hampir lima puluh persen wilayah keempat Kecamatan di Kota Pasuruan dipergunakan untuk permukiman. Sementara sisanya merupakan lahan tanah sawah yang potensial untuk usaha bidang pertanian terutama tanaman padi. Khusus untuk wilayah Kecamatan Bugulkidul, selain berpotensi sebagai lahan pertanian sebagian wilayahnya berupa pantai menyebabkan berpotensi untuk usaha di bidang perikanan seperti tambak garam. II.3 HIDROLOGI Wilayah Kota Pasuruan dilalui beberapa sungai, antara lain: Sungai Gembong dengan panjang 7,5 Km yang membelah pusat kota yang terletak di Kecamatan Purworejo, Sungai Welang dengan panjang 1,00 Km terletak di Kecamatan Gadingrejo. Sedangkan di wilayah Kecamatan BugulKidul terdapat beberapa sungai, yaitu Sungai Petung panjang 6,00 Km, Sungai Sodo 3,00 Km, Sungai Kepel panjang 3,00 Km dan Sungai Calung dengan panjang 3,00 Km. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

19 II.4 IKLIM Kota Pasuruan memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang berganti tiap 6 bulan sekali. Musim kemarau jatuh pada bulan Mei-September dan Musim penghujan jatuh pada bulan Oktober-April. Iklim tropik basah yang dimiliki Kota Pasuruan dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November-Mei, angin bertiup dari arah utara barat laut dengan membawa banyak uap air yang menyebabkan musim penghujan dimana-mana. Sedangkan pada bulan Juni-Oktober, angin bertiup dari selatan tenggara dengan sedikit uap air yang menyebabkan musim kemarau/kering dimana-mana. II.5 KEPENDUDUKAN Kota Pasuruan yang mempunyai luas ±36,6 km 2 dihuni oleh penduduk sebanyak jiwa dan rumah tangga dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata jiwa/km 2 (lampiran data profil kesehatan tabel 1 & 2). Tabel 2.1 Data Kependudukan Kota Pasuruan Tahun 2014 LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH NO KECAMATAN WIL RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK PENDUDUK (km2) TANGGA TANGGA per km2 1 Gadingrejo 8, , Purworejo 8, , Bugulkidul 10, , Panggungrejo 9, , JUMLAH 36, , Sumber : Data Proyeksi Penduduk BPS Provinsi Jawa Timur, 2014 Berdasarkan tabel 2.1 dapat diketahui bahwa Kota Pasuruan memiliki 4 kecamatan yakni Kecamatan Gadingrejo dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa, Kecamatan Purworejo dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa, Kecamatan Bugulkidul dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa dan Kecamatan Panggungrejo dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa. Adapun Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Panggungrejo sebanyak jiwa/km 2 dengan 13 Kelurahan, disusul Kecamatan Purworejo dengan kepadatan penduduk sebanyak jiwa/km 2 dengan 7 Kelurahan, Kecamatan Gadingrejo dengan kepadatan penduduk sebanyak jiwa/km 2 dengan 8 Kelurahan dan Kecamatan Bugulkidul dengan kepadatan penduduk sebanyak jiwa/km 2 dengan 6 Kelurahan (lampiran data profil kesehatan tabel 1). Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

20 Gambar 2.3 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kota Pasuruan Tahun (10000) (8000) (6000) (4000) (2000) PEREMPUAN LAKI-LAKI Sumber : Data Proyeksi Penduduk BPS Provinsi Jawa Timur, 2014 Berdasarkan gambar 2.3 di atas dapat diketahui bahwa Kota Pasuruan mayoritas berpenduduk golongan muda yang tak lain merupakan ciri dari negara berkembang termasuk Indonesia. Penduduk Kota Pasuruan didominasi oleh kelompok umur produktif yakni tahun dan tahun. Kondisi yang demikian berpengaruh pada rasio beban tanggungan di Kota Pasuruan tahun 2014 sebesar 0,44. Angka ini menunjukkan setiap 100 orang produktif di Kota Pasuruan menanggung 44 orang tidak produktif. Adapun untuk rasio jenis kelamin Kota Pasuruan didapatkan angka 98% yang artinya ada 98 orang penduduk laki-laki dengan setiap 100 orang penduduk perempuan di Kota Pasuruan (lampiran data profil kesehatan tabel 2). Gambar 2.4 Persentase Penduduk usia > 10 tahun Melek Huruf Kota Pasuruan Tahun ,99 97,01 Melek Huruf Tidak Melek Huruf Sumber : Data BPS Kota Pasuruan, 2014 Berdasarkan gambar 2.4 di atas dapat diketahui bahwa penduduk Kota Pasuruan dengan usia diatas 10 tahun telah melek huruf (rata-rata 97,01%) dengan rincian laki-laki 98,93% dan perempuan 95,28% sedangkan bila ditinjau dari pendidikan tertinggi yang Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

21 ditamatkan tahun 2014 maka penduduk kota Pasuruan 25,03% merupakan lulusan SD/MI, 22,48% tidak memiliki ijasah SD (belum/tidak sekolah & belum/tidak tamat SD/MI); 20,71% lulusan SMU sederajat; 15,35% lulusan SMP/MTs; 9,23% lulusan perguruan tinggi dan sisanya 7,19% lulusan SMK (lampiran data profil kesehatan tabel 3). Gambar 2.5 Persentase Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk Kota Pasuruan Th ,19 9,23 22,48 20,71 25,03 15,35 TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD SMP/ MTs SMK SD/MI SMA/ MA PERGURUAN TINGGI Sumber : Data BPS Kota Pasuruan, 2014 Bila ditinjau dari wilayah kerja Puskesmas, maka di Kota Pasuruan terbagi dalam 8 wilayah kerja Puskesmas. Adapun peta Kota Pasuruan berdasarkan wilayah kerja Puskesmas tersaji dibawah ini. Gambar 2.6 Wilayah Kerja Puskesmas Kota Pasuruan Th Pkm Karangketug Pkm Gadingrejo Pkm Trajeng Pkm Kebonsari Pkm Kebonagung Pkm Sekargadung Pkm Kandangsapi Pkm Bugukidul Sumber : Data SIK Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

22 .III. BAB SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi derajat kesehatan di Kota Pasuruan digambarkan tiga indikator pembangunan kesehatan, yaitu angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas) dan status gizi masyarakat. III.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat, disamping seringkali digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan dan pelayanan kesehatan. Dalam menghitung angka kematian maka menggunakan formula jumlah kasus kematian dibagi jumlah kelahiran hidup dikali konstanta. Lahir hidup adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Pada tahun 2014 jumlah kelahiran hidup di Kota Pasuruan sebanyak bayi dengan rincian laki-laki sebanyak bayi dan perempuan sebanyak orang (lampiran data profil kesehatan tabel 4). III.1.1 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) Angka Kematian Ibu/AKI menggambarkan jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin, nifas dan bukan karena kecelakaan di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Berikut ini tren angka kematian ibu (AKI) di Kota Pasuruan tahun 2010 s/d 2014 (lampiran data profil kesehatan tabel 6). Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu per kelahiran hidup Kota Pasuruan Th Th Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

23 Pada tahun 2014 angka kematian ibu sebesar 119 per kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. AKI pada tahun 2010 s/d 2013 secara berturutan adalah 56 per LH; 56 per penduduk; 0 per penduduk dan 54 per LH. Jumlah kematian ibu di kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak 4 kasus, dengan rincian 2 kasus terjadi pada ibu hamil, 1 kasus pada ibu bersalin dan 1 kasus pada ibu nifas. Penyebab kematian ibu dikarenakan infeksi post partum (1 kasus), preeklamsia (1 kasus), preeklamsia berat dengan oedem paru (1 kasus) dan ruptur uteri (1 kasus). Untuk menekan AKI, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus melakukan upaya penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat terutama ibu hamil, peningkatan manajemen KIA serta pemberdayaan masyarakat dalam upaya Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) menuju persalinan yang aman dan selamat. III.1.2 ANGKA KEMATIAN BAYI/AKB Angka Kematian Bayi (AKB) dilaporkan menggambarkan jumlah bayi (umur < 1 tahun) yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2014, terdapat 24 kasus kematian bayi diantara kelahiran hidup di Kota Pasuruan atau AKB (dilaporkan) sebesar 7,14 per kelahiran hidup (lampiran data profil kesehatan tabel 5). Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi (AKB) per kelahiran hidup Kota Pasuruan Th ,71 6,5 9,38 7,14 7,14 Th.2010 Th Th Th Th.2014 Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, Pada tahun 2014 angka kematian bayi sebesar 7,14 per kelahiran hidup. Angka ini tetap bila dibandingkan dengan tahun 2013 namun lebih rendah dibandingkan AKB tahun Jumlah kematian bayi (usia <1 tahun) pada tahun 2014 sebanyak 24 kasus. Kematian bayi ini disebabkan oleh asfiksia (6 kasus), BBLR (5 kasus), infeksi (5 kasus), kelainan bawaan (2 kasus), trauma lahir (1 kasus), kecelakaan (1 kasus), lain-lain (4 kasus) antara lain sups. obstruksi ileus, aspirasi, deadonarival & hepatomegah. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

24 Gambar 3.3 Persentase Penyebab Kematian pada bayi Kota Pasuruan Th % 17% 4% 8% 21% 21% 25% BBLR Asfiksia Infeksi Kelainan bawaan Kecelakaan dll trauma lahir Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Pada masa yang akan datang Dinas Kesehatan dan jaringannya akan berupaya terus menekan angka kematian bayi melalui peningkatan upaya penyuluhan, manajemen KIA, serta pemberdayaan masyarakat (melalui posyandu maupun kelurahan siaga) didukung kerja sama lintas sektor. III.1.3 ANGKA KEMATIAN ANAK BALITA Angka Kematian Anak balita menggambarkan jumlah anak berumur 1-4 tahun yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2014, angka kematian anak balita 1,79 per kelahiran hidup (6 kasus). Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya angka kematian balita 2014 cenderung meningkat (lampiran data profil kesehatan tabel 5). Gambar 3.4 Angka kematian anak balita per kelahiran hidup Kota Pasuruan Th s/d ,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1,79 0, Th Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

25 Angka kematian anak balita di Kota Pasuruan tahun 2014 sebesar 1,79 per kelahiran hidup (6 kasus) dengan rincian dikarenakan DBD (1 kasus), hidrocepalus dengan Ca (1 kasus), kecelakaan (1 kasus), meningitis (1 kasus), penyempitan paru (1 kasus) dan pneumonia (1 kasus). III.1.4 ANGKA KEMATIAN BALITA Angka Kematian Balita menggambarkan jumlah anak berumur < 5 tahun yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2014, angka kematian balita 8,93 per kelahiran hidup (30 kasus). Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya angka kematian balita 2014 cenderung meningkat dibandingkan tahun 2010, 2011 & 2013 tetapi masih lebih rendah dibandingkan tahun 2012 (lampiran data profil kesehatan tabel 5). Angka kematian balita (umur < 5 tahun) merupakan penjumlahan dari angka kematian bayi (umur < 1 tahun) dan angka kematian anak balita (umur 1-4 tahun). Gambar 3.5 Angka kematian balita per kelahiran hidup Kota Pasuruan Th s/d ,23 8, ,71 6,5 7,14 0 Th Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, III.2 ANGKA KESAKITAN (MORIDITAS) Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta penyakitpenyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi. Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi. Angka kesakitan (morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (survailens), terutama yang diperoleh dari fasilitas Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

26 pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi kejadian luar biasa (KLB). III.2.1 PENYAKIT MENULAR LANGSUNG III TUBERKULOSIS (TB) A. ANGKA INSIDENS TB PARU Angka insidens TB paru Kota Pasuruan tahun 2014 sebesar 146,79 per penduduk, angka tersebut mempunyai arti bahwa di Kota Pasuruan (per penduduknya) didiagnosis kasus baru TB Paru sebanyak 146 kasus. Angka ini menurun dibanding tahun 2012 & 2013 (lampiran data profil kesehatan tabel 7). Adapun tren angka insidens TB Paru dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tersaji dalam gambar dibawah ini Gambar 3.6 Angka Insidens TB Paru Per Penduduk Kota Pasuruan Th s/d , , Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 B. ANGKA KEMATIAN AKIBAT TB PARU Angka kematian TB Paru tahun 2014 adalah jumlah kematian akibat TB Paru pada tahun 2013 oleh karena proses evaluasi dan lama pengobatan TB Paru. Angka kematian akibat TB Paru tahun 2014 sebesar 5,2 per penduduk artinya setiap penduduk Kota Pasuruan ada yang meninggal akibat TB Paru sebanyak 5 orang. Dibandingkan dengan angka kematian akibat TB paru tahun-tahun sebelumnya, maka angka kematian akibat TB Paru tahun 2014 ini meningkat (lampiran data profil kesehatan tabel 9). Adapun angka kematian akibat TB Kota Pasuruan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir tersaji dalam gambar 3.7. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

27 Gambar 3.7 Angka Kematian Akibat TB Paru per penduduk Kota Pasuruan Th s/d ,0 5,0 5,2 4,0 3,0 2,0 1,0 3,2 1,6 2,6 0,0 Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 C. ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU (CDR) BTA POSITIF Adapun definisi operasional dari cakupan penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA (+) adalah jumlah penderita baru TB BTA (+) yang ditemukan dan diobati dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA (+) dalam wilayah tertentu dalam waktu 1 tahun. Angka penemuan kasus TB Paru (CDR) BTA (+) tahun 2014 sebesar 137,2% atau sebanyak 284 kasus TB BTA (+) (lampiran data profil kesehatan tabel 8). Bila dibandingkan dengan target SPM, maka tahun ini telah memenuhi target SPM sebesar 100%. Adapun perbandingan capaian angka penemuan kasus TB paru BTA positif/cdr (case detection rate) dengan target di SPM pada kurun waktu tahun 2010 s/d 2014 terlihat dalam gambar berikut: Gambar 3.8 Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien Baru TB BTA Positif Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Cakupan (%) ,2 Target (%) Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

28 Untuk variabel cakupan penemuan dan penanganan pasien baru BTA (+) menunjukan tren meningkat dari tahun 2010 s/d Pada tahun 2010 belum memenuhi target sedangkan di tahun 2011, 2012, 2013, 2014 telah memenuhi target SPM. Peningkatan cakupan penemuan pasien baru TB BTA (+) di tahun 2014 (melebihi target) menunjukkan bahwa survailens semakin optimal namun harus diimbangi dengan penanganan kasus perorangan yang terus-menerus secara berkelanjutan selama 6-18 bulan ke depan, karena hal ini akan berdampak pada evaluasi tinggi rendahnya success rate di tahun mendatang. D. SUCCESS RATE TB PARU DAN ANGKA KESEMBUHAN PENDERITA TB PARU BTA POSITIF Success Rate (SR) dapat diartikan sebagai angka keberhasilan pengobatan. SR tahun 2014 di Kota Pasuruan sebesar 91,39%. SR merupakan pertambahan dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap/pl (lampiran data profil kesehatan tabel 9). Berikut ini adalah tren angka SR (Succes Rate) TB Paru dari tahun 2010 s/d Gambar 3.9 Success Rate (SR) TB Paru Kota Pasuruan Tahun (%) ,87 95,38 92,41 91,39 85,34 Th Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 SR pada tahun 2014 meningkat kembali bila dibandingkan dengan SR tahun Pencapaian angka-angka tersebut cukup tinggi, secara logis berkaitan dengan ketepatan penerapan strategi pemberantasan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) dengan unsur-unsur komitmen politis, diagnosis berdasarkan mikroskopis, ketersediaan OAT/Obat Anti TB, Pengawas Menelan Obat/PMO dan pencatatan pelaporan. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

29 Gambar 3.10 Angka kesembuhan TB Paru BTA (+) Kota Pasuruan Tahun (%) ,87 90,77 86,21 75,39 87, Th Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA (+) tahun 2014 merupakan persentase cakupan penderita TB paru BTA (+) yang ditemukan, diobati dan pada akhir pengobatan dinyatakan sembuh dibandingkan dengan cakupan penderita TB paru BTA (+) yang ditemukan dan diobati di Kota Pasuruan selama periode 1 tahun yang lalu (tahun 2013). Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA positif (cure rate) pada tahun 2014 sebesar 87,27% meningkat bila dibandingkan dengan angka kesembuhan penderita TB paru BTA (+) 2 tahun sebelumnya (lampiran data profil kesehatan tabel 9). III KUSTA A. JUMLAH KASUS BARU KUSTA PB, MB DAN ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA (NDR) Penyakit kusta diklasifikasikan menjadi 2 yakni kusta tipe PB (Pause Baciller) atau tipe kering dan MB (Multi Baciller) atau tipe basah. Tipe PB mempunyai gejala macula/kelainan kulit antara 1-5 buah, kerusakan syaraf tepi 1 buah, pemeriksaan BTA negatif, tidak menular dan membutuhkan pengobatan tepat waktu 6 dosis dalam waktu 6-9 bulan. Sedangkan tipe MB mempunyai gejala macula/ kelainan kulit > 5 buah, kerusakan syaraf tepi >1 buah, pemeriksaan BTA positif, menular dan membutuhkan pengobatan tepat waktu 12 dosis dalam waktu bulan. Berikut ini adalah perkembangan kasus kusta di Kota Pasuruan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

30 Gambar 3.11 Perkembangan Kasus Kusta Baru Kota Pasuruan Th Th Th Th Th Th PB MB Cacat NCDR 5,20 10,09 11,05 7,03 7,24 Sumber: Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Di Kota Pasuruan tahun 2014 ditemukan 14 kasus baru (Laki-laki sebanyak 7 orang & perempuan sebanyak 7 orang) semuanya kasus MB dengan penderita usia 15 tahun. Tidak ada kasus kusta pada usia 0-14 tahun. Oleh karena 14 kasus baru ditemukan, maka NCDR/New Case Detection Rate (Angka Penemuan Kasus Baru) Kusta sebesar 7,24 per penduduk (lampiran data profil kesehatan tabel 14). Bila dilihat dari tren kasus baru kusta, maka jumlah kasus kusta pada tahun 2014 cenderung tetap bila dibandingkan dengan tahun 2013, tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2011 & 2012 maka jumlah kasus baru kusta di tahun 2014 cenderung menurun. Pada tahun 2014 jumlah tingkat kecacatan tingkat 2 sebanyak 0 kasus (lampiran data profil kesehatan tabel 15). B. ANGKA PREVALENSI KUSTA Prevalensi kusta (kasus baru & lama) Kota Pasuruan tahun 2014 sebesar 0,9 per penduduk. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penduduk Kota Pasuruan, ada penderita kusta sebanyak 1 orang (lampiran data profil kesehatan tabel 16) C. PENDERITA KUSTA PB DAN MB SELESAI BEROBAT (RFT/RELEASE FROM TREATMENT) Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan seluruh penderita kusta telah menyelesaikan pengobatan atau RFT (Release From Treatment) dengan jumlah penderita sebagai berikut (Lampiran data profil kesehatan tabel 17): a) Persentase RFT PB sebesar 0% Angka RFT PB tahun 2014 sebesar 0% dikarenakan tidak ditemukannya kasus PB di tahun 2013 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

31 b) Persentase RFT MB sebesar 83% Angka ini berasal dari kohort ditemukannya 23 orang penderita kusta MB pada tahun 2012 (laki-laki 17 orang dan perempuan 6 orang) dan 19 orang diantaranya telah diberi pengobatan tepat waktu dengan dosis bulan. Sehingga persentase penderita kusta selesai berobat (release from treatment/rft) tahun 2014 sebesar 83%. III HIV AIDS Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan ditemukan 32 ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Angka tersebut merupakan sumbangsih 17 kasus HIV dan 15 kasus AIDS. Sedangkan jumlah kematian akibat HIVAIDS tahun 2014 sejumlah 4 orang (lampiran data profil kesehatan tabel 11). Jika melihat tren, maka kejadian HIV-AIDS semakin meningkat dari ke tahun ke tahun. Jumlah kasus HIV-AIDS yang terdeteksi di Kota Pasuruan tahun 2010 sebanyak 4 kasus, pada tahun 2011 sebanyak 8 kasus, pada tahun 2012 sebanyak 16 kasus, pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 32 kasus. Gambar 3.12 Jumlah Kasus HIV-AIDS Kota Pasuruan Th Th Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Pada tahun 2014, jumlah kasus HIV AIDS di Kota Pasuruan bila ditinjau dari rentang usia penderita maka 27 kasus penderita HIV AIDS berada pada rentang usia tahun, 2 kasus pada rentang usia tahun, 2 kasus pada rentang usia 50 tahun dan 1 kasus sisanya berada rentang usia tahun. Apabila dilihat dari proporsi jenis kelamin maka kasus HIV AIDS di Kota Pasuruan tahun 2014 mayoritas adalah lak-laki seperti tergambar pada gambar 3.13 berikut (lampiran data profil kesehatan tabel 11). Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

32 Gambar 3.13 Proporsi jenis kelamin Kasus HIV AIDS Kota Pasuruan tahun % 75% Lak-laki Perempuan Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Pendekatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dalam pelaksanaan surveilans HIV adalah dengan cara unlinked anonymous (tanpa identitas/tidak dapat ditelusuri) sehingga faktor confidentiality atau kerahasiaan ODHA dapat terjaga. Adanya komitmen Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam membangun klinik VCT HIV/AIDS, melakukan deteksi dini pada kelompok berisiko tinggi melalui pemeriksaan darah/serosurvey dan pendampingan bagi ODHA serta mengupayakan adanya pengobatan ART (Anti Retroviral Treatment) merupakan suatu bentuk perhatian yang didapatkan ODHA di Kota Pasuruan. Selain itu, untuk mengurangi resiko penularan HIV AIDS melalui donor darah maka PMI Kota Pasuruan sebagai unit transfusi darah di Kota Pasuruan menyelenggarakan screening terhadap sampel darah pendonor. Dari sampel darah pendonor, semuanya telah diskreening terhadap HIV (lampiran data profil kesehatan tabel 12). III PNEUMONIA Cakupan balita pneumonia ditangani adalah persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar dibandingkan dengan jumlah pneumonia balita di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Cakupan balita pneumonia ditemukan dan ditangani tahun 2014 sebesar 63,93% (lampiran data profil kesehatan tabel 10). Capaian pada tahun 2014 ini meningkat bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013, tetapi masih dibawah capaian pada tahun 2010 s/d Adapun tren cakupan balita pneumonia ditangani tahun 2010 s/d 2014 tersaji dalam gambar Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

33 Gambar 3.14 Cakupan balita pneumonia ditangani dibanding target Kota Pasuruan Th (%) , , , , , Th Th Th Th Th Capaian (%) Target (%) Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Bila dibandingkan dengan target SPM, cakupan balita pneumonia ditangani di Kota Pasuruan tahun 2014 jauh dari kata memenuhi target SPM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 100%. Hal ini mengindikasikan belum optimalnya upaya Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam tatalaksana penemuan dan penanganan penderita pneumonia sesuai standar pelayanan. Bila dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya, maka capaian penemuan pneumonia pada balita pada tahun 2014 meningkat dibanding tahun 2013, tetapi capaiannya masih dibawah capaian di tahun 2010,2011 & Cakupan balita pneumonia yang ditangani pada tahun 2012 & 2013 masih belum memenuhi target SPM sedangkan pada tahun 2010 & 2011 telah memenuhi target SPM. III DIARE Angka kesakitan diare menggambarkan jumlah penderita kasus diare di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2014 ditemukan kasus diare diantara penduduk Kota Pasuruan (lampiran data profil kesehatan tabel 13). Indikator kinerja SPM diare adalah penanganan penderita diare selama 1 tahun 2013, dengan perkiraan kasus yang dihitung dari 10% x Angka kesakitan diare Nasional (214/1.000) x Jumlah Penduduk. Perkiraan kasus diare untuk Kota Pasuruan tahun 2014 sebesar kasus diare. Sehingga cakupan penanganan diare Kota Pasuruan tahun 2014 adalah sebesar 252,6%. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka cakupan penanganan diare pada tahun 2014 meningkat bila dibandingkan tahun 2010 s/d Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

34 Gambar 3.15 Cakupan penanganan diare dibanding target Kota Pasuruan Th (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) 149,9 241, ,63 Target (%) Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Pencapaian tersebut melampaui target SPM sebesar 100%. Bila dikaji lebih lanjut, angka tersebut terlalu besar untuk pencapaian kasus diare. Diperlukan telaah lebih lanjut dalam mengindentifikasi penyebab permasalahan peningkatan cakupan kasus diare. Beberapa evaluasi telah dilakukan dalam sistem surveilans yang dijalankan di Dinas Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya (posyandu maupun kelurahan siaga). Hasilnya, form pelaporan yang digunakan Puskesmas masih tidak mengakomodir kewilayahan (PWS/Pemantauan Wilayah Setempat) sehingga sejumlah besar angka diare dari masyarakat daerah berbatasan (Kabupaten Pasuruan) tercover dalam pelaporan. Disamping itu memang kasus diare cukup tinggi di Kota Pasuruan. Untuk keberhasilan program yang akan datang Dinas Kesehatan dan jaringannya berupaya terus meningkatkan sistem surveilans agar penemuan dan penanganan penderita diare sesuai standar dapat memenuhi target SPM dengan baik. III.2.2 PENYAKIT MENULAR BERSUMBER BINATANG III DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) A. INSIDENS RATE (IR) DBD DAN CFT (%) Insiden Rate/IR (Angka Kesakitan) DBD menggambarkan jumlah penderita kasus DBD di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Penderita DBD yang dimaksud adalah penderita yang demam tinggi mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan dari atau pembesaran hati serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD. Semakin rendah angka kesakitan DBD mengindikasikan semakin berhasilnya program penanggulangan DBD. Pada tahun 2014 ditemukan 126 kasus DBD diantara penduduk Kota Pasuruan atau IR sebesar 65,12 per penduduk (lampiran data profil kesehatan tabel 21). Insiden Rate/IR DBD tahun 2014 ini menunjukkan penurunan dari IR DBD tahun 2010 & Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

35 2013 tetapi masih besar dibandingkan IR DBD tahun 2011 & Secara berturut-turut angka IR DBD di Kota Pasuruan dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah 147,23; 41 ;49,46; 103,25 dan 65,12 per penduduk (Gambar 3.16). Gambar 3.16 Angka kesakitan (Insiden Rate/IR) DBD per penduduk di Kota Pasuruan Th s/d , , ,46 65, Th Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Untuk menekan angka kesakitan (IR) DBD Perlu dilakukan kegiatan pemberantasan penyakit DBD yang berkesinambungan. Disamping itu, CFR DBD (angka kematian akibat DBD) tahun 2014 sebesar 0% yang artinya tidak ada penderita DBD yang meninggal akibat DBD. Adapun persebaran kasus DBD di Kota Pasuruan tahun 2014 dapat terlihat pada gambar 3.17 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

36 Gambar 3.17 Persebaran Kasus DBD di Kota Pasuruan Tahun 2014 Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Berdasarkan gambar 3.17 maka diperoleh informasi bahwa kelurahan Bugullor, kelurahan karanganyar, kelurahan gentong, kelurahan purworejo, kelurahan Petamanan, Kelurahan Pohjentrek dan Kelurahan Tembokrejo merupakan daerah dengan kasus DBD tinggi (jumlah kasus 6) pada tahun B. CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN DBD (%) Adapun definisi operasional dari cakupan penemuan dan penanganan DBD adalah persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standart di satu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu 1 tahun yang sama. Cakupan penemuan dan penanganan DBD di Kota Pasuruan pada tahun 2014 sebesar 100%; artinya dari 126 kasus DBD yang ada seluruhnya mendapatkan penanganan yang fokus dan terarah (lampiran data profil kesehatan tabel 21). Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu mulai tahun 2010 hingga 2014, cakupan penemuan dan penanganan DBD tetap yakni sebesar 100% dan telah memenuhi target SPM sebesar 100%, seperti tampak pada gambar Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

37 Gambar 3.18 Cakupan penemuan-penanganan DBD & Jumlah kasus DBD Di Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d % 100% 100% 100% 100% % 100% 80% % 40% 20% 0 Th Th Th Th Th % Capaian (%) Jml kasus Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Bila ditinjau dari jumlah kasus DBD di Kota Pasuruan, maka jumlah kasus pada tahun 2014 sebesar 126 kasus, menurun jumlahnya bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni tahun Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah kasus DBD paling banyak berada di tahun 2010 dan paling rendah di tahun Terlepas dari itu semua, dari tahun ke tahun DBD masih menjadi permasalahan kesehatan yang serius di Kota Pasuruan meskipun setiap ada kasus mendapatkan penanganan. Alasan faktualnya adalah faktor alam (musim, iklim, kemiringan, ketinggian dan lain-lain) yang merupakan best habitat/bionomik nyamuk untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty Sp dan faktor sosial masyarakat Kota Pasuruan yang masih berpendapat bahwa fogging adalah upaya utama dalam penanggulangan DBD. Fogging bukanlah solusi utama penanggulangan DBD, tetapi fogging harus tetap dilakukan pada setiap ada kasus DBD yang berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologi-nya direkomendasikan untuk dilakukan Fogging. Fogging kerapkali dilakukan di daerah endemis seperti Kota Pasuruan. Meskipun kerapkali dilakukan, penyuluhan tentang efektifnya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus) yang didukung abatisasi dan PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) secara serentak dan intensif tetap dilakukan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus berupaya meningkatkan penyuluhan, pemberdayaan masyarakat serta kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk penanggulangan DBD agar angka kesakitan DBD dapat ditekan menjadi jauh lebih rendah. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

38 III MALARIA Sepanjang tahun 2014 tidak ada kasus malaria di Kota Pasuruan atau angka kesakitan malaria= 0 kasus (lampiran data profil kesehatan tabel 22). Hal ini dikarenakan secara geografis Kota Pasuruan bukan merupakan daerah endemik yang mendukung bionomik nyamuk anopheles sp. III FILARIASIS Sepanjang tahun 2014 tidak ada kasus filariasis di Kota Pasuruan atau angka kesakitan filariasis = 0 kasus (lampiran data profil kesehatan tabel 23). III.2.3 PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang dimaksud dalam hal ini adalah penyakit difteri, pertusis, tetanus non neonatorium, tetanus neonatorium, campak, polio, hepatitis dan hepatitis klinis. Adapun jumlah kasus PD3I di Kota Pasuruan sepanjang tahun 2014 seperti dinterpretasikan pada gambar Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan tidak ada kasus difteri, pertusis, tetanus, tetanus neonatorum, polio. Jumlah kasus campak sebanyak 65 kasus, paling banyak berada di wilayah kerja Puskesmas Trajeng sebanyak 61 kasus (lampiran data profil kesehatan tabel 19 & 20). Gambar 3.19 Kasus Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun Gadingre Karang Kebon Sekargad Bugul Kandang Trajeng Kebonsa TotaL jo ketug Agung ung kidul sapi ri Difteri Pertusis Tetanus Tetanus Neo Campak Polio Hepatitis B Sumber : Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

39 III.2.4 Pola 10 Penyakit terbanyak Berdasarkan Laporan Kunjungan Dinas Kesehatan, maka 10 penyakit terbanyak di Puskesmas di wilayah Kota Pasuruan tahun 2014 tersaji dalam gambar dibawah Gambar 3.20 Sepuluh Penyakit Terbanyak Dilayani di Puskesmas Kota Pasuruan Th Febris tanpa sebab yg jelas Gagal Jantung (Heart failure) Diare and gastroenteritis tanpa dehidrasi Gastritis, unspecified cephalgia /sakit kepala Influenza, virus tidak teridentifikasi Atrial fibrillation and flutter Myalgia Acute pharyngitis Nasofaringitis Akut [common cold] Sumber: Data Seksi Yankesdas Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Berdasarkan gambar diatas maka urutan 10 penyakit terbanyak dilayani di Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 sbb: 1. Nasofaringitis akut/common cold (kode J00) 2. Acute pharyngitis (kode J02) 3. Myalgia (kode M79.1) 4. Atrial fibrillation and flutter (kode I48) 5. Influenza (kode J11) 6. Cephalgia/sakit kepala (kode R51) 7. Gastritis (kode K29.7) 8. Diare and gastroenteritis (kode A09.a) 9. Gagal jantung (kode I50) 10. Febris (kode R50) Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

40 Gambar 3.21 Sepuluh Penyakit Terbanyak Dilayani di Puskesmas Kota Pasuruan Th Diare and gastroenteritis tanpa dehidrasi Hipertensi esensial ringan(t140/90-159/99) Febris tanpa sebab yg jelas Dermatitis kontak alergika Gastritis, unspecified cephalgia /sakit kepala Influenza, virus tidak teridentifikasi Acute pharyngitis Myalgia Nasofaringitis Akut [common cold] Sumber: Data Seksi Yankesdas Dinkes Kota Pasuruan, 2013 Berdasarkan gambar 3.20 & 3.21 maka dapat diperoleh informasi perkembangan penyakit selama 2 tahun terakhir sbb: 1. Dilihat dari penyakit terbesar di tahun 2013 dan tahun 2014, tidak jauh berbeda yakni penyakit nasofaringitis akut. Pada tahun 2014 jumlah kasus nasofaringitis sebanyak kasus, menurun sebanyak kasus dari tahun Pada tahun 2014, penyakit terbesar no, 2 & 3 yakni penyakit acute pharyngitis dan myalgia. Hal ini berkebalikan posisi dengan tahun sebelumnya. 3. Pada tahun 2014 penyakit Atrial fibrillation and flutter serta gagal jantung masuk 10 penyakit terbanyak III.2.5 AFP RATE (NON POLIO) <15 TAHUN Adapun definisi operasional cakupan penemuan penderita AFP adalah jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan dan dilaporkan diantara penduduk <15 tahun di satu wilayah kerja tertentu. Kasus AFP adalah semua anak berusia < 15 tahun dengan kelumpuhan yang bersifat layuh terjadi secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh rudapaksa. Pada tahun 2014 jumlah kasus AFP yang ditemukan sebanyak 1 kasus diantara penduduk kota Pasuruan usia <15 tahun sehingga AFP Rate sebesar 2,01 per penduduk usia < 15 tahun. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

41 Gambar 3.22 Cakupan Penemuan Penderita AFP per penduduk <15 tahun Kota Pasuruan Tahun , ,9 4 4, ,1 0 Th Th Th Th Th AFP Rate Target SPM Sumber : Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Cakupan Penemuan Penderita AFP di tahun 2010 sebesar 5.9 per penduduk usia < 15 thn (sudah memenuhi target SPM), di tahun 2011 sebesar 1.9 per penduduk usia < 15 thn (belum memenuhi target SPM), di tahun 2012 sebesar 4 per penduduk usia < 15 thn (sudah memenuhi target SPM), di tahun 2013 sebesar 4.02 per penduduk usia < 15 thn (sudah memenuhi target SPM) dan di tahun 2014 sebesar 2,1 per penduduk usia <15 tahun (sudah memenuhi target SPM). Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tren pencapaian AFP rate tahun 2014 menurun daripada tahun 2012 & 2013 tetapi telah memenuhi target SPM. Puncak penemuan penderita AFP terjadi pada tahun Hal tersebut menjadi pacuan bagi penemuan kasus AFP (non polio) yang harus berjalan efektif seiring dengan penguatan surveilans aktif di Puskesmas dan jaringannya. III.3 STATUS GIZI MASYARAKAT Status gizi masyarakat dapat melalui indikator-indikator, antara lain bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita, anemia gizi pada ibu dan pekerja wanita serta gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Status gizi merupakan salah satu indikator MDGs yang perlu mendapatkan perhatian dan akan dibahas (disamping BBLR) pada sub bagian berikut ini. III.3.1 BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir Bayi baru lahir ditimbang adalah jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir. Persentase bayi baru lahir ditimbang sebesar 100% dari kelahiran hidup. Persentase BBLR di Kota Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

42 Pasuruan sebesar tahun 2014 sebesar 3,5% atau sejumlah119 kasus BBLR per kelahiran hidup (lampiran data profil kesehatan tabel 37). Gambar 3.23 Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 4,2 4,23 4,5 3,5 1,26 Th Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Gizi Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Berdasarkan gambar diatas maka dapat diperoleh informasi bahwa persentase bayi dengan berat badan rendah (BBLR) dari bayi lahir hidup tahun 2014, semakin menurun bila dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya. III.3.2 STATUS GIZI BALITA INDIKATOR BB/U Berdasarkan data yang terekam sepanjang tahun 2014 maka dari balita yang diperiksa, 214 balita berat badannya sangat kurang (1,5%), 935 balita berat badannya kurang (6,4%), balita berat badannya normal (90,6%) dan 237 balita sisanya berat badannya lebih (1,6%) sebagaimana tersaji dalam gambar dibawah ini. Gambar 3.24 Persentase Balita BB Sangat Kurang, BB Kurang, BB Normal Kota Pasuruan 2014 (%) 1,6 1,5 6,4 90,6 BB Sangat kurang BB kurang BB normal BB lebih Sumber: Laporan tahunan Gizi Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

43 Balita gizi baik dimaksud adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan 2 >Z-score SD > -2. Balita gizi kurang dimaksud adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan -2 >Z-score SD > -3. Balita gizi buruk dimaksud adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score<-3 SD, dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor). Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka dapat diperoleh perbandingan sbb: Gambar 3.25 Persentase Balita Gizi lebih, Gizi Baik, Gizi Kurang dan Gizi Buruk Ditimbang Kota Pasuruan Th 2011 s/d Gizi lebih Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk Th ,71 70,19 8,35 0,64 Th ,58 90,5 6,59 1,62 Th ,74 88,66 5,94 1,55 Th ,6 90,6 6,4 1,5 Sumber: Data Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 Berdasarkan gambar diatas maka dapat diperoleh informasi bahwa persentase balita dengan gizi lebih tahun 2014 lebih menurun dibandingkan tahun 2013, persentase balita gizi baik tahun 2014 semakin meningkat bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan untuk persentase gizi kurang tahun 2014 meningkat 0,5% dibandingkan tahun lalu dan persentase balita gizi buruk tahun 2014 menurun 0,05% dibandingkan tahun lalu. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

44 .IV. BAB SITUASI UPAYA KESEHATAN Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat sebagai bagian dari kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, penanggulangan bencana dan sebagainya. Upaya kesehatan di Kota Pasuruan tergambar dalam uraian di bawah ini. IV.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat, tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat. Pada uraian berikut dijelaskan pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di sarana pelayanan kesehatan. IV.1.1 PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada Undang- Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IV CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 memberikan gambaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

45 Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di Puskesmas se-kota Pasuruan pada tahun 2014 (lampiran data profil kesehatan tabel 29) sebanyak dari total ibu hamil sasaran (93,5%). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka pencapaian K1 pada tahun 2014 lebih rendah, tersaji dalam gambar dibawah ini. Gambar 4.1 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) 95, , ,56 95,22 95,08 93,5 93, ,5 92, ,5 Th Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Untuk selalu meningkatkan dan mempertahankan cakupan kunjungan ibu hamil K-1, Dinas Kesehatan terus mengoptimalkan upaya promotif dan preventif oleh Puskesmas dan jaringannya terutama dengan semakin didukungnya kegiatan Puskesmas oleh dana operasional BOK. IV CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 Adapun definisi operasional cakupan kunjungan ibu hamil K4 berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standart paling sedikit 4 kali (minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kunjungan ibu hamil sesuai standart adalah pelayanan yang mencakup 10 T antara lain: (1) timbang badan & ukur TB, (2) ukur tekanan darah, (3) nilai status gizi, (4) ukur TFU, (5) tentukan persentasi janin & DJJ, (6) Skrinning status imunisasi tetanus & pemberian tetanus toksoid, (7) pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan, (8) tes lab sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi HbsAg, Sifilis, HIV & TBC, (9) tata laksana kasus, (10) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal & konseling). Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pelayanan pada masa kehamilan. Melalui kegiatan Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

46 kunjungan ibu hamil antenatal care diharapkan deteksi dini dan perawatan kehamilan dapat dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Pada tahun 2014 cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Puskesmas se-kota Pasuruan sebanyak ibu hamil dari total ibu hamil sasaran (84,4%) (lampiran data profil kesehatan tabel 29). Adapun tren cakupan kunjungan ibu hamil K-4 dibanding dengan target SPM dalam kurun waktu 5 tahun terakhir seperti tampak pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) ,4 Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil K-4 tahun 2014 di Kota Pasuruan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan belum memenuhi target SPM sebesar 94%. Penyuluhan lebih intensif baik melalui posyandu, kelurahan siaga maupun kegiatan pemberdayaan lain, manajemen KIA yang lebih optimal serta kerja sama lintas program dan lintas sektor sangat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan indikator ini agar riwayat ibu hamil dapat diikuti secara lengkap minimal sampai dengan persalinan. IV CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN Definisi operasional cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan, tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. Pada tahun 2014 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas se-kota Pasuruan sebanyak ibu bersalin dari total ibu bersalin sasaran Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

47 (90,7%) lampiran data profil kesehatan tabel 29. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2014 cenderung menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sebagaimana ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. Gambar 4.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) ,7 84 Th Th Th Th Th Capaian (%) Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Tingginya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan dikarenakan telah dioptimalkannya pelayanan persalinan di Puskesmas dan jaringannya. Hal ini juga mengindikasikan keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk memotivasi masyarakat bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan didukung peningkatan kemampuan petugas dalam memberikan pertolongan persalinan. Namun yang penting untuk dilakukan perbaikan lagi adalah pelayanan yang lebih optimal dalam hal sumber daya (sarana dan SDM) maupun manajemen KIA. IV IBU NIFAS MENDAPAT VITAMIN A Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas (melahirkan) memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Tambahan vitamin A melalui suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak. Semua ibu yang baru melahirkan segera diberi dua kapsul vitamin A (warna merah). Targetnya 90%. Caranya segera diberikan 1 kapsul setelah melahirkan dan 1 kapusl pada 24 jam kemudian. Tujuannya untuk meningkatkan vitamin A pada ASI dan mempercepat proses penyembuhan pada ibu. Berikut ini adalah cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kota Pasuruan tahun 2012 s.d 2014 dibanding target. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

48 Gambar 4.4 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) ,12 81,53 77,99 Th Th Th Target (%) Capaian (%) Sumber: Data Seksi Gizi Dinkes Kota Pasuruan, Th 2012 s/d 2014 Berdasarkan gambar 4.4 maka cakupan pemberian vitamin A pada ibu hamil pada tahun 2014 sebanyak 89,12% meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tetapi masih kurang dari target nasional sebesar 90% (lampiran data profil kesehatan tabel 29) IV IBU HAMIL MENDAPAT TABLET FE-3 Pemberian tablet Fe pada ibu hamil (90 tablet pada masa kehamilan) sangat penting dikarenakan tablet Fe yang kaya dengan zat besi bisa mencegah anemia pada ibu hamil dan mengurangi resiko bayi lahir dengan berat badan rendah, selain itu zat besi memiliki peranan penting untuk pertumbuhan janin. Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan tercatat ibu hamil mendapat 90 tablet Fe-3 dari ibu hamil yang ada atau cakupan sebesar 79,8% (lampiran data profil kesehatan tabel 32). Cakupan indikator ibu hamil mendapat tablet Fe-3 meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Adapun cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe 3 dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tersaji dalam gambar 4.5 berikut. Gambar 4.5 Cakupan Ibu hamil mendapat Tablet Fe-3 Kota Pasuruan Th 2010 s/d 2014 (%) ,8 68,5 67,6 47,79 50,35 Th Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Gizi Dinkes Kota Pasuruan, Th 2010 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

49 Pencapaian cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe-3 meningkat dikarenakan pemberian Fe-3 oleh bidan praktek swasta (BPS) dan Dokter Praktek swasta (DPS) telah tercatat walaupun masih perlu banyak perbaikan dalam sistem pencatatan dan pelaporan.upaya optimalisasi manajemen pencatatan, pelaporan dan perencanaan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama Fe untuk ibu hamil harus lebih ditingkatkan kualitasnya. IV CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI Definisi operasional cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standart oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas Poned, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSK, RSU Ponek, praktek bidan). Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Adapun penanganan definitif dimaksud adalah pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan antara lain abortus, hiperemesis gravidarum, pendarahan per vagina, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini, sedangkan komplikasi dalam persalinan antara lain kelainan letak/presentasi janin, partus macet, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), pendarahan pasca persalinan, infeksi berat/sepsis, kontraksi dini/persalinan prematur, kehamilan ganda. Komplikasi dalam nifas antara lain hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), infeksi nifas dan pendarahan nifas. Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan terdapat 734 dari 776 perkiraan target sasaran ibu dengan komplikasi kebidanan ditangani atau sebesar 94,6% (lampiran data profil kesehatan tabel 33). Apabila dibandingkan dengan target SPM, cakupan komplikasi kebidanan ditangani di Kota Pasuruan selama 5 tahun terakhir telah memenuhi target sebagaimana tertuang dalam gambar berikut. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

50 Gambar 4.6 Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) , Th Th Th Th Th Capaian (%) Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 IV CAKUPAN PELAYANAN NIFAS Definisi cakupan pelayanan nifas berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai dengan standar. Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali pada 6 jam pasca persalinan s/d 3 hari, pada minggu ke 2 dan pada minggu ke 4 termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan atau pemasangan KB pasca persalinan. Pada tahun 2014, yang mendapatkan pelayanan nifas sebanyak dari sasaran ibu nifas (89,58%) lampiran data profil kesehatan tabel 29. Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan Nifas Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) ,6 Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Apabila dibandingkan dengan target SPM selama 5 tahun terakhir, cakupan pelayanan nifas di Kota Pasuruan tahun 2014 kembali menurun dan masih jauh dari target Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

51 SPM. Hal ini menjadikan pekerjaan rumah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada ibu bersalin pasca persalinan. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan nifas yang profesional IV CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL (KN) 1 DAN LENGKAP Kunjungan Neonatus (KN)1 adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar pada 6-24 jam setelah lahir. Pada tahun 2014 cakupan KN1 Kota Pasuruan sebesar 97,4% dari bayi (lampiran data profil kesehatan tabel 38). Cakupan kunjungan neonatal (KN1) tahun 2014 menurun dibandingkan dengan cakupan tahun-tahun sebelumnya tetapi telah memenuhi target 95%. Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K 1 injeksi dan imunisasi hepatitis B 1 bila tidak diberikan saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari, dan pada 8-28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Pada tahun 2014, cakupan KN Lengkap Kota Pasuruan sebesar 94,3% dari bayi (lampiran data profil kesehatan tabel 38). Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap tahun 2014 menurun dibandingkan dengan cakupan tahun-tahun sebelumnya dan belum memenuhi target 95%. Gambar 4.8 Cakupan Kunjungan Neonatal dibanding Target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Th Th Th Th KN 1 (%) 97,7 99,25 99,88 97,4 KN lengkap (%) 97,5 98,41 99,62 94,3 Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 IV CAKUPAN NEONATAL KOMPLIKASI DITANGANI Definisi operasional cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah neonatal dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

52 standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Neonatal dengan komplikasi adalah bayi berumur 0-28 hari yang memiliki penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindoma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital. Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan terdapat 411 neonatus risti/komplikasi yang ditangani dari perkiraan neonatus risti sebanyak 513 neonatus atau cakupan sebesar 80,05% (lampiran data profil kesehatan tabel 33). Apabila dilihat tren 5 tahunan, maka cakupan neonatal komplikasi yang ditangani pada tahun 2014 cenderung menurun dibandingkan tahuntahun sebelumnya tetapi telah memenuhi target SPM pada tahun Gambar 4.8 Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) ,05 Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Berdasarkan hasil evaluasi capaian SPM, cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani tahun 2010 sebesar 90% (telah memenuhi target 71%), tahun 2011 sebesar 91% (telah memenuhi target 73%), tahun 2012 sebesar 94% (telah memenuhi target 75%) dan di tahun 2013 sebesar 91% (telah memenuhi target 77%), untuk tahun 2014 capaian neonatus dengan komplikasi ditangani sebesar 80,05% (telah memenuhi target 80%). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatal dengan komplikasi. IV CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI Definisi operasional cakupan kunjungan bayi berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 7 kali di satu wilayah kerja pada tahun waktu tertentu. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 7 kali yaitu satu kali pada umur 1-3 hari, 3-7 hari, Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

53 8-28 hari, 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan satu kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan kesehatan bayi. Adapun yang dimaksud penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan. Kunjungan bayi pada tahun 2014 sebanyak dari bayi sasaran atau sebesar 93,9% (lampiran data profil kesehatan tabel 40). Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2014 sedikit menurun dibandingkan dengan cakupan tahun sebelumnya tetapi telah memenuhi target SPM pada tahun 2014 sebesar 90% sebagaimana tertuang dalam gambar berikut. Gambar 4.9 Cakupan Kunjungan Bayi Dibanding Target SPM Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) ,9 Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 IV CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA Adapun definisi operasional cakupan pelayanan anak balita berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan sesuai standart. Setiap anak usia bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan minimal 8x dalam setahun dan perkembangan 2 kali setahun dan suplementasi vit A dosis tinggi 2 kali setahun yang tercatat di kohort anak balita dan pra sekolah, buku KIA/KMS atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per-tinggi/panjang badan (BB/TB). Pemantauan ini dilaksanakan melalui posyandu, Taman Bermain, Pos Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak dll. Berikut ini cakupan pelayanan anak balita di Kota Pasuruan dibanding target SPM dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

54 Gambar 4.10 Cakupan Pelayanan Anak Balita Dibanding Target SPM Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) 83,3 79,7 85,9 89,9 75 Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Berdasakan gambar diatas maka cakupan pelayanan anak balita di tahun 2010 sebesar 83% (sudah memenuhi target), di tahun 2011 sebesar 79,68% (belum memenuhi target), di tahun 2012 sebesar 85,9% (sudah memenuhi target) dan di tahun 2013 sebesar 89% (sudah memenuhi target) sedangkan tahun 2014 sebesar 75,05% (belum memenuhi target). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi anak balitanya sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan. IV.1.2 PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) IV CAKUPAN PESERTA KB AKTIF Peserta KB aktif adalah aseptor yang pada saat ini sedang memakai kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan dan masih terlindungi oleh efek kontrasepsinya. Pada tahun 2014, peserta KB aktif sebagian besar adalah pengguna non- MKJP (Non-Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) sebesar 72,1% dan sisanya peserta KB aktif pengguna MKJP sebesar 27,9% (lampiran data profil kesehatan tabel 34). Gambar 4.11 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kota Pasuruan Th 2014 (%) 27,9 MKJP NON MKJP 72,1 Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

55 Non MKJP adalah metode kontasepsi bukan jangka panjang yang meliputi suntik, pil, kondom dan obat vagina sedangkan MKJP adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD, MOP/MOW dan Implan.Yang dimaksud dengan MOP adalah Modus Operatif Pria/vasektomi dan MOW adalah Modus Operatif Wanita/tubektomi. Adapun persentase pengguna MKJP dan non-mkjp pada peserta KB aktif tahun 2014 tersaji dalam gambar dibawah ini. Gambar 4.12 Persentase Pengguna MKJP dan Non MKJP Pada Peserta KB Aktif Kota Pasuruan Th 2014 (%) 19,9% 0,0% 11,0% 0,9% 5,8% 10,2% 2,4% 49,8% IUD MOP MOW Implant Kondom Suntik Pil Obat vagina lain-lain Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Cakupan peserta KB aktif juga merupakan variabel terpilih dalam SPM yang dihitung berdasarkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan cara/alat kontrasepsi dibagi jumlah PUS di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Data PUS tahun 2014; 2013; 2012; 2011; 2010 secara berturut-turut adalah ; ; ; ; Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2014 menurun bila dibandingkan dengan capaian pada tahun-tahun sebelumnya dan masih belum memenuhi target SPM nasional (lampiran data profil kesehatan tabel 36) sebagaimana tersaji pada gambar Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

56 Gambar 4.13 Cakupan Peserta KB Aktif Dibanding Target SPM Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Cakupan (%) 75,91 87, ,05 68 Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 IV PESERTA KB BARU Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi dan termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan atau pasca istirahat. Pada tahun 2014, jumlah peserta KB baru sebanyak PUS (lampiran data profil kesehatan tabel 35). Apabila dilihat menurut jenis penggunaan kontrasepsi baik MKJP maupun non MKJP pada peserta KB baru paling banyak menggunakan jenis KB Suntik, Pil & Implant. Gambar 4.14 Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jenis MKJP dan Non MKJP pada Peserta KB Baru di Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) IUD MOP/M Implant Suntik Pil Kondom OW Th ,4 1,1 18,9 57,9 8,3 2,4 Th ,7 5,3 21,4 48,6 11,3 2,7 Th ,9 2,8 19,7 49,9 13 4,8 Th ,31 1,54 19,6 49,33 19,6 2,61 Th ,2 3,4 17, ,6 5,7 Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

57 IV.1.3 PENJARINGAN KESEHATAN KELAS 1 SD DAN SEDERAJAT Definisi operasional cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah cakupan siswa SD dan setingkat kelas 1 yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan dan tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Yang dimaksud penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan murid kelas 1 SD dan MI yang dilaksankaan oleh tenaga kesehatan bersama guru UKS dan dokter kecil setahun sekali. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat di Kota Pasuruan pada tahun 2014 sebanyak dari siswa SD dan setingkat yang terdaftar (100%). Bila dibandingkan dengan target SPM sebesar 100% maka angka ini sudah memenuhi target SPM (lampiran data profil kesehatan tabel 49). Gambar 4.15 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) 98,2 96,2 98, Target (%) Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Untuk kesinambungan dan peningkatan capaian program di masa yang akan datang, sosialisasi dan penyuluhan kepada siswa untuk meningkatkan PHBS terus dilakukan diantaranya melalui kegiatan UKS serta pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat. IV.1.4 PELAYANAN IMUNISASI IV KELURAHAN UCI Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) merupakan kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Imunisasi dasar lengkap sangat penting karena mencegah bayi terserang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Persentase kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kota Pasuruan tahun 2014 adalah sebesar 88,24%. Dari 34 kelurahan di Kota Pasuruan, Kelurahan UCI sebanyak 30 Kelurahan (lampiran data Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

58 profil kesehatan tabel 41) dan belum memenuhi target SPM. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka cakupan kelurahan UCI tahun 2014 semakin meningkat daripada tahun Cakupan kelurahan UCI hanya memenuhi target SPM pada tahun Adapun cakupan kelurahan UCI dalam kurun waktu 5 tahun tersaji pada gambar 4.16 & kelurahan UCI di Kota Pasuruan tahun 2014 tersaji pada gambar Gambar 4.16 Cakupan Kelurahan UCI Dibanding Target SPM Kota Pasuruan Tahun (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) 91,18 67, ,35 88,24 Target (%) Sumber : Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Gambar 4.17 Kelurahan UCI Kota Pasuruan Tahun 2014 UCI TIDAK UCI Sumber : Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

59 Gambar 4.18 Kelurahan UCI Kota Pasuruan Tahun 2013 KARANG KETUG GADING RE JO RA NDUSARI NG EM PLAKREJ O TAM BAAN PANG GUNG REJO TRAJ ENG MANDARANRE JO MAYANG AN PETAHUNAN KARANG ANYAR BANG ILAN GENTO NG KANDANG SAP I TAP AAN KEBO NSARI BUGUL LOR SEBA NI KRAPYA KREJO PEKUNCEN PURW O REJO BUGUL KIDUL BUKIR KEBO NAG UNG PETAMANA N PURUTREJ O KRAMPY ANGA N POHJ ENTRE K W IRO G UNAN BAKA LA N SEKA RGADUNG TEM BOK REJO KEPE L BLANDONG AN UCI shp BAK ALAN BAN GILAN BLAND ON GAN BUGUL KIDUL BUGUL LOR BUKIR GADIN GR EJO GE NTONG KAN DAN GS API KAR ANGANY AR KAR ANGKE TUG KEBONAGUNG KEBONS ARI KEP EL KRAMP YANGAN KRAPY AKR EJO MANDARANREJ O MAYANGAN NGEM PLAKRE JO PANGGUNGRE JO PE KUNCE N PE TAHUN AN PE TAM ANAN POHJE NTRE K PURU TR EJO PURW ORE JO RAN DUSARI SE BAN I SE KAR GADU NG TAMB AAN TAPAAN TE MBOK REJO TRAJE NG WIR OGUN AN N TIDAK UCI W E Miles S Sumber : Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2013 Berdasarkan gambar 4.17 dan gambar 4.18 maka di tahun 2014 Kelurahan yang UCI sebanyak 30, sisanya 4 Kelurahan tidak UCI sedangkan pada tahun 2013 jumlah kelurahan UCI sebanyak 28 kelurahan, sisanya 6 kelurahan tidak UCI. Berikut ini cakupan imunisasi Hb < 7 hari, BCG, DPT-HB3, polio 4, campak dan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kota Pasuruan tahun Gambar 4.19 Cakupan imunisasi Hb < 7 hari, BCG, DPT-HB3, polio 4, campak dan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kota Pasuruan tahun 2014 (%) imun.dasar Campak Polio 4 DPT-HB BCG 94,8 Hb <7 hr 89, Sumber : Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

60 IV.1.5 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT IV RASIO TUMPATAN/PENCABUTAN GIGI TETAP Rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap adalah perbandingan jumlah tumpatan gigi tetap dibagi jumlah pencabutan gigi tetap. Rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap di Kota Pasuruan pada tahun 2014 sebesar 1,2 (lampiran data profil kesehatan tabel 50). Rasio ini dikatakan baik karena jika rasio-nya sebesar minimal 1:1, berarti pelayanan gigi semakin baik oleh karena kemampuan petugas untuk mencegah tindakan pencabutan gigi tetap pasien. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya rasio tumpatan/pencabutan gigi pada tahun 2014 semakin menurun dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan gigi di Puskesmas Kota Pasuruan semakin baik karena meminimalkan pencabutan gigi tetap pasien dan mengoptimalkan perbaikan gigi pasien. Gambar 4.20 Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap dibanding Target di Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d ,5 2 2,07 1,5 1,23 1,4 1,39 1, ,5 0 Th Th Th Th Th Rasio Target Sumber : Data Seksi Yankesdas Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 IV SD/MI DENGAN SIKAT GIGI MASAL Persentase SD/MI dengan sikat gigi massal yang dimaksud dalam hal ini adalah persentase SD/MI dengan murid kelas I s/d VI yang telah melaksanakan paket promotifpreventif sikat gigi massal dengan pasta gigi fluor dalam pengawasan guru/tenaga kesehatan. Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan tercatat 88 SD/MI melaksanakan sikat gigi massal dari 88 SD/MI yang ada atau pencapaian sebesar 100% (lampiran data profil kesehatan tabel 51). Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

61 Gambar 4.21 Persentase SD/MI dengan Sikat Gigi Masal di Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d Th Th Th Th Th Capaian (%) , Target (%) Sumber : Data Seksi Yankesdas Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 IV MURID SD/MI YANG MENDAPAT PELAYANAN GIGI Persentase murid SD/MI yang mendapat pelayanan menggambarkan perbandingan jumlah murid SD/MI yang diperiksa dibandingkan dengan jumlah seluruh murid SD/MI di suatu wilayah kerja.capaian indikator ini pada tahun 2014 di Kota Pasuruan sebesar 51,12% (dari murid SD/MI yang ada, sebanyak murid SD/MI mendapat pelayanan gigi (lampiran data profil kesehatan tabel 51). Pencapaian pada tahun 2014 tetap bila dibandingkan dengan tahun 2013, tetapi lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun Adapun tren capaiaan murid SD/MI yang mendapat pelayanan gigi dalam 5 tahun terakhir tersaji dalam gambar dibawah ini. Gambar 4.22 Capaian Murid SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) , ,14 51, , ,7 Th Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Yankesdas Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

62 Pemeriksaan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) adalah pemeriksaan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan penambalan sementara gigi sulung dan gigi tetap, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. IV MURID SD/MI YANG MENDAPAT PERAWATAN (UKGS) Presentase murid SD/MI yang mendapat perawatan UKGS adalah perbandingan antara jumlah murid SD yang mendapat perawatan dari hasil pemeriksaan UKGS dengan jumlah murid SD yang dinyatakan memerlukan perawatan. Pada tahun 2014 dari murid SD/MI mendapat pelayanan gigi dan atau diperiksa UKGS yang memerlukan perawatan sebesar murid SD/MI sehingga persentase murid SD/MI yang mendapat perawatan UKGS di Kota Pasuruan pada tahun 2014 menurut sebesar 54%. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, cakupan murid SD/MI yang mendapatkan perawatan/ukgs tahun 2014 lebih rendah dibandingkan dengan cakupan pada tahun 2013 tetapi masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2011 & 2012 (lampiran data profil kesehatan tabel 51) Gambar 4.23 Cakupan Murid SD/MI Yang Mendapat Perawatan/UKGS Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2014 (%) 70 64, ,7 33,24 0 Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Yankesdas Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 Angka tersebut diperoleh dari kontribusi murid SD/MI yang mendapatkan perawatan yang diperlukan sesuai indikasi di Puskesmas. Sisanya yang tidak terekam bisa saja mendapat pelayanan dari sektor swasta yang sampai saat ini datanya belum direkam oleh Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

63 IV.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN KHUSUS IV.2.1 PELAYANAN KESEHATAN LANSIA Yang dimaksud lansia (lanjut usia) adalah orang yang berumur lebih dari atau sama dengan 60 tahun. Dari usila yang ada di Kota Pasuruan pada tahun 2014, tercatat diantaranya mendapatkan pelayanan kesehatan (cakupan sebesar 17,49%) seperti tampak pada lampiran data profil kesehatan tabel 52. Cakupan tertinggi pada tahun 2014 terdapat di wilayah kerja Puskesmas Bugulkidul sebesar 37,61% atau 768 usila dan terendah di wilayah kerja Puskesmas Sekargadung sebesar 9,14% atau 162 usila, seperti tampak pada gambar 4.24 berikut: Gambar 4.24 Jumlah Lansia yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan Tahun ,00 37,61 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 21,68 16,05 16,46 9,14 12,15 11,93 14,15 Sumber : Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2014 IV.2.2 SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT LEVEL 1 Indikator kinerja pelayanan gawat darurat dinilai dari adanya sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS (General Emergency Life Support), dan/atau ATLS (Advance Trauma Life Support) + ACLS (Advance Cardiac Life Support), serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.sejak tahun 2007 sampai tahun 2014 pencapaian indikator tersebut sudah mencapai 100%, hanya Rumah Sakit Umum yang masuk dalam kategori ini (lampiran data profil kesehatan tabel 68). Cakupan tersebut sudah memenuhi target SPM tahun 2014 sebesar 100%. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

64 IV.3 KETERSEDIAAN OBAT Tingkat ketersediaan obat diukur dari ketersediaan 135 item obat. Item obat tersebut yang diperkirakan bisa mewakili, yang merupakan obat emergency, fast moving, penunjang utama dan life saving serta yang wajib tersedia untuk beberapa penyakit menular. Adapun data ketersediaan obat di Kota Pasuruan tahun 2014 tersaji pada lampiran data profil kesehatan tabel 66. Yang dimaksud dengan kebutuhan adalah jumlah kebutuhan item obat yang didapat dengan menghitung jumlah pemakaian rata-rata per bulan jenis obat tertentu pada tahun sebelumnya dikali 18, sedangkan total penggunaan adalah total penggunaan obat dan vaksin yang didapat dengan jumlah penggunaan kumulatif setiap periode pelaporan total stok obat dan vaksin yang dihitung pada akhir bulan per periode pelaporan. Sisa stok adalah total stok obat dan vaksin yang dihitung pada akhir bulan per periode pelaporan. Yang dimaksud 18 bulan, yaitu stok obat yang dianggap aman ketika dapat memenuhi kebutuhan selama 18 bulan. IV.4 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) Definisi operasional cakupan Kelurahan yang mengalami KLB yang ditangani <24 jam berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah Kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu. Kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. Gambar 4.25 Cakupan Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam dibanding target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) Target (%) Sumber: Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, Berdasarkan evaluasi capaian cakupan Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam tahun 2010 sebesar 100% (3 kelurahan), tahun 2011 sebesar 100% (3 kelurahan), tahun 2012 sebesar 100% (5 kelurahan), tahun 2013 sebesar Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

65 100% (4 kelurahan) dan di tahun 2014 sebesar 100% (4 kelurahan) semuanya telah memenuhi target. Pada tahun 2014, KLB Campak terjadi di Kel. Trajeng, Pohjentrek dan Ngemplakrejo. Terjadi pada bulan Mei tahun 2014 dengan jumlah penderita 61 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 30 orang dan perempuan sebanyak 31 orang. Bila ditinjau dari rentang usia maka kasus KLB campak banyak terjadi pada rentang usia 1-4 tahun sebanyak 41 kasus, rentang usia 5-9 tahun sebanyak 16 kasus, rentang usia 1-11 bulan sebanyak 3 kasus dan rentang usia tahun sebanyak 1 kasus. Jumlah penderita yang terancam sebanyak jiwa, sehingga attack rate KLB campak sebesar 0,25% dan CFR 0% (lampiran data profil kesehatan tabel 27 & 28). Pada tahun 2014, KLB AFP terjadi di Kel. Purworejo. KLB AFP terjadi pada bulan Juni tahun 2014 dengan jumlah penderita 1 orang, dengan rentang usia 1-4 tahun. CFR 0%. Jumlah penderita yang terancam sebanyak jiwa sehingga attack rate KLB AFP sebesar 0,01% (lampiran data profil kesehatan tabel 27 & 28). Gambar 4.26 Distribusi kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Pasuruan Tahun 2014 Campak AFP No case Sumber : Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2014 Pada tahun 2013, KLB difteri terjadi di Kel. Blandongan dan Bugulkidul sedangkan KLB AFP terjadi di Kel Kebonsari dan Bakalan. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

66 Gambar 4.27 Distribusi kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Pasuruan Tahun 2013 KARANG KETUG GADING RE JO RA NDUSARI NG EM PLAKREJ O TAM BAAN PANG GUNG REJO TRAJ ENG MANDARANRE JO MAYANG AN PETAHUNAN KARANG ANYAR BANG ILAN GENTO NG KANDANG SAP I TAP AAN KEBO NSARI BUGUL LOR SEBA NI KRAPYA KREJO PEKUNCEN PURW O REJO BUGUL KIDUL BUKIR KEBO NAG UNG PETAMANA N PURUTREJ O KRAMPY ANGA N POHJ ENTRE K W IRO G UNAN BAKA LA N SEKA RGADUNG TEM BOK REJO KEPE L BLANDONG AN Difteri AFP No case shp BAK ALAN BAN GILAN BLAND ON GAN BUGUL KIDUL BUGUL LOR BUKIR GADIN GR EJO GE NTONG KAN DAN GS API KAR ANGANY AR KAR ANGKE TUG KEBONAGUNG KEBONS ARI KEP EL KRAMP YANGAN KRAPY AKR EJO MANDARANREJ O MAYANGAN NGEM PLAKRE JO PANGGUNGRE JO PE KUNCE N PE TAHUN AN PE TAM ANAN POHJE NTRE K PURU TR EJO PURW ORE JO RAN DUSARI SE BAN I SE KAR GADU NG TAMB AAN TAPAAN TE MBOK REJO TRAJE NG WIR OGUN AN N W E Miles S Sumber : Data Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2013 Capaian sebesar 100% seperti pada tahun-tahun sebelumnya dikarenakan adanya komitmen kuat Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat terbukti dengan adanya 8 Puskesmas, 28 Puskesmas Pembantu, 281 posyandu, dan 34 kelurahan siaga yang tersebar di setiap kelurahan yang ada di Kota Pasuruan sehingga mampu melaksanakan penyelidikan epidemiologi < 24 jam dan penanganan sesuai prosedur pada kelurahan dengan KLB. IV.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT IV.5.1 BAYI DAN ANAK BALITA MENDAPAT KAPSUL VIT A Pada tahun 2014 cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat vitamin A sebesar 105,90% atau sebanyak bayi mendapat vitamin A dari proyeksi sasaran bayi di Kota Pasuruan, sedangkan cakupan anak balita yang mendapat vitamin A 2 kali di Kota Pasuruan sebesar 98,4% ( balita dari jumlah proyeksi anak balita 1-4 tahun sebanyak ). Adapun tren pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita dari tahun 2010 s/d 2014 sbb: Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

67 Gambar 4.28 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) Th Th Th Th Th Vit A bayi(%) 103,05 88,2 106,53 105,01 105,9 Vit A anak balita(%) 71,16 70,87 90,93 92,86 98,4 Target (%) Sumber: Data Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Berdasarkan gambar 4.28 maka dapat diperoleh informasi bahwa 1. Cakupan Pemberian vitamin A pada bayi (usia <1 tahun) tahun 2014 sebesar 105,9% meningkat capaiannya bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya; 2. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi (usia < 1 tahun) mulai tahun 2010 s/d 2014 sudah memenuhi target 85%; 3. Cakupan pemberian vitamin A pada anak balita (usia 1-4 tahun) tahun 2014 sebesar 98,4% meningkat capaiannya bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya; 4. Cakupan pemberian vitamin A pada anak balita (usia 1-4 tahun) mulai tahun 2012 s/d 2012 sudah memenuhi target 85%, sedangkan pada tahun 2010 & 2011 masih belum memenuhi target 85%. Pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita balita (lampiran data profil kesehatan tabel 44) dilakukan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus setiap tahun. Untuk kemajuan program di masa yang akan datang dan pencapaian indikator yang lebih baik, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus berupaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat terutama di posyandu-posyandu se-kota Pasuruan dan kelurahan siaga aktif dalam pelaksanaan program perbaikan gizi. IV.5.2 BAYI DIBERI ASI EKSLUSIF Asi Eklslusif adalah Asi yang diberikan kepada bayi usia 0-6 bulan tanpa didampingi makanan atau minuman lain kecuali yang termasuk obat. Bayi yang diberi Asi Eksklusif menunjukkan bahwa pertumbuhan dan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menerapkan Asi Ekslusif. Terlalu dini memberikan makanan selain Asi Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

68 menyebabkan anak mudah terkena diare dan ISPA. Petugas Puskesmas memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada ibu bayi agar memberikan Asi Eksklusif. Keberhasilan penyuluhan perilaku sehat juga dapat dilihat dari persentase bayi yang mendapatkan Asi eksklusif. Pada tahun 2014, dari total bayi yang terpantau dan terdistribusi di 8 wilayah kerja Puskesmas sebanyak 66,8% mendapat Asi eksklusif (1.623 bayi) lampiran data profil kesehatan tabel 39. Adapun tren cakupan Asi Ekslusif bagi bayi tersaji dalam gambar dibawah ini. Gambar 4.29 Cakupan Pemberian Asi Ekslusif Dibanding Target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) ,81 66,8 43, ,1 Th Th Th Th Th Cakupan (%) Target (%) Sumber: Data Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Pada tahun 2014, cakupan bayi yang diberi Asi Ekslusif sebesar 66,8% meningkat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tetapi cakupan pemberian asi ekslusif ini masih dibawah target sebesar 80%. Rendahnya capaian ini dikarenakan banyak kendala yang dihadapi pada orang tua antara lain asi tidak segera keluar, tidak IMD saat melahirkan, ibu bekerja, tidak percaya manfaat ASI, larangan orang tua dan lain-lain. Oleh karena itu, penyuluhan yang lebih intensif disertai bukti riil dan penjelasan keilmuan yang mudah dicerna oleh ibu atau keluarga dengan bayi harus terus dilakukan. Untuk meningkatkan capaian ini beberapa upaya yang diperlukan antara lain: a. Melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) pada ibu melahirkan oleh bidan penolong persalinan b. Pelatihan konselor ASI c. Mengoptimalkan kelas ibu hamil IV.5.3 MP ASI ANAK USIA 6-23 BULAN GAKIN MP-ASI adalah Makanan Pendamping Air Susu Ibu anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah setempat dan diberikan selama 90 hari. MPASI bisa berupa makanan pabrikan (bubuk instan) untuk bayi usia 6 11 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

69 bulan dan biskuit untuk anak usia bulan. Cakupan MP-ASI anak usia 6-23 bulan keluarga miskin tahun 2014 Kota Pasuruan sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (2012 dan 2011), pencapaian pemberian MP ASI anak usia 6-23 bulan Gakin sudah 100%, artinya semua anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin sudah mendapatkan MP Asi selama 90 hari. Berikut ini cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dibanding target. Gambar 4.30 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln dibanding target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Th Cakupan (%) 94, Target (%) Pada tahun 2014, anak yang diberi MP ASI usia 6-24 bulan ada 89 anak keluarga miskin. Dari penanganan tersebut 33,7% anak berhasil sembuh; 42,7% membaik; 23,6% tetap dan 0% drop out. IV.5.4 BALITA DITIMBANG DAN BGM Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan anak. Oleh karena itu harus dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Semakin tinggi anak yang dipantau menunjukkan partisipasi masyarakat semakin baik. Namun yang lebih penting pemantauan pertumbuhan ini adalah pemahaman orang tua terhadap hasil penimbangan anak dan kesadaran untuk selalu menjaga status gizi anak dalam keadaan baik (daerah pita hijau pada KMS). Berikut ini adalah hasil SKDN berdasarkan wilayah kerja Puskesmas tahun Tabel 4.1 Persentase K/S; D/S & N/D Balita Kota Pasuruan tahun 2014 No Puskesmas % SKDN K/S D/S N/D 1 Gadingrejo 94,1 88,9 86,9 2 Karangketug 96,3 95,8 67,5 3 Kebonaung 96,5 92,8 84,8 4 Sekargadung 111,0 91,4 80,5 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

70 No Puskesmas % K/S D/S N/D 5 Bugulkidul 92,2 76,5 66,7 6 Kandangsapi 86,1 85,7 67,7 7 Kebonsari 100,6 88,0 86,2 8 Trajeng 89,7 86,7 71,3 total 95,6 87,9 76,4 Sumber: Laporan tahunan Gizi Dinkes Kota Pasuruan tahun 2014 Berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh informasi antara lain 1. Persentase K/S tahun 2014 sebesar 92%, tertinggi di Puskesmas Sekargadung 111% dan terendah Puskesmas Kandangsapi sebesar 86,1% 2. Persentase D/S tahun 2014 sebesar 87,9%, tertinggi di Puskesmas Karangketug 95,8% dan terendah Puskesmas Bugulkidul 76,5% 3. Persentase N/D tahun 2014 sebesar 76,4%, tertinggi di Puskesmas Gadingrejo 86,9% dan terendah Puskesmas Bugulkidul 66,7% Jumlah balita (0-59 bulan) di Kota Pasuruan pada tahun 2014 adalah dan yang ditimbang sebesar 87,9% atau sebesar balita (lampiran data profil kesehatan tabel 47). Angka ini meningkat bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (gambar 4.30). bila dibandingkan dengan target D/S maka pada tahun 2013 & 2014, persentase balita yang ditimbang telah memenuhi target. Gambar 4.31 Persentase balita ditimbang (D/S) dibanding target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Th Th.2012 Th.2013 th.2014 D/S 69,9 82,78 86,9 87,9 Target Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kota Pasuruan tahun 2011 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

71 Gambar 4.32 Persentase Balita Naik berat badannya (N/D) Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d Th Th.2012 Th.2013 Th.2014 N/D 51,8 62,9 66,8 76,4 Target Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kota Pasuruan tahun 2011 s/d 2014 Jumlah balita (0-59 bulan) di Kota Pasuruan pada tahun 2014 yang naik berat badannya sebesar 76,4% atau sebesar balita. Angka ini meningkat bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya namun masih belum memenuhi target sebesar 80%. Rendahnya N/D menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan anak (tingkat kesehatan anak) masih belum menggembiraakan, masih banyak balita yang tingkat asupan gizinya masih kyurang dari standart atau masih sering terkena infeksi seperti ISPA dan diare. Untuk menanggulanginya diperlukan keterpaduan lintas program dengan pembinaan pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penyuluhan dan pendampingan dan dikerjakan secara terpadu lintas program. Gambar 4.33 Persentase Balita BGM (Bawah Garis Merah) Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d ,5 3 3,1 2,5 2 1,5 1 0,5 1,58 1,62 1,4 0 Th Th.2012 Th.2013 Th.2014 Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kota Pasuruan tahun 2011 s/d 2014 Berdasakan gambar 4.32 maka jumlah balita BGM sebanyak 216 orang dari balita yang ditimbang sebanyak orang sehingga persentase balita BGM tahun 2014 sebesar 1,4%. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka capian pada tahun 2014 ini Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

72 menurun. Penurunan ini bisa menjadi indicator peningkatan status gizi balita di Kota Pasuruan. IV.5.5 BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN Adapun definisi operasional cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Yang dimaksud gizi buruk adalah status gizi menurut BB/TB dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwansiorkor). Yang dimaksud balita gizi buruk mendapat perawatan dalam hal ini adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kasus balita gizi buruk di Kota Pasuruan pada tahun 2014 sebanyak 64 balita. Dari jumlah tersebut, seluruhnya (100%) sudah mendapatkan perawatan dari Puskesmas (lampiran data profil kesehatan tabel 48) sehingga sudah memenuhi target SPM sebesar 100%. Pencapaian ini sama dengan tahun sebelumnya dimana balita gizi buruk harus tertangani seluruhnya dan mendapat perawatan. Grafik 4.34 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan dibanding target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Th Th Th Th Th Cakupan (%) Target (%) Cakupan (%) Target (%) Sumber : Data Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

73 Gambar 4.35 Jumlah Balita Gizi Buruk Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d Th Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Balita gizi buruk yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 64 orang, jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan tahun Balita gizi buruk dirawat inap di rumah gizi kelurahan Gadingrejo. Dari hasil penanganan tersebut, sembuh 54,7%; membaik 25%, tetap 12,5% dan drop out 7,8%. Pemberian suplemen gizi mikro dan pendampingan secara kontinyu dapat meningkatkan keberhasilan dalam penanganan balita gizi buruk. Dinas Kesehatan dan jaringannya berupaya mengoptimalkan perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring dan evaluasi kegiatan dalam program perbaikan gizi buruk sesuai standar. Manajemen pelayanan gizi, pemberdayaan masyarakat, kerja sama lintas program dan lintas sektor mendukung keberhasilan ini dan akan terus ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya. IV.6 PERILAKU MASYARAKAT (RUMAH TANGGA BER-PHBS) Rumah tangga ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (ber-phbs) adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kurun waktu tertentu yang meliputi 10 indikator, yakni : a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan; b. Bayi diberi asi eksklusif; c. Menimbang bayi atau balita; d. Menggunakan air bersih; e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; f. Menggunakan jamban sehat; g. Memberantas jentik dirumah; h. Makan sayur dan buah setiap hari; i. Melakukan aktifitas fisik; j. Tidak merokok di dalam rumah. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

74 Pada tahun 2014, berdasarkan pemantauan (survei) PHBS maka didapatkan informasi bahwa rumah tangga ber-phbs dari rumah tangga dipantau atau sebesar 40,76% (lampiran data profil kesehatan tabel 57). Adapun tren persentase rumah sehat di Kota Pasuruan dalam kurun waktu 2010 s/d 2014 tersaji dalam gambar dibawah ini. Gambar 4.36 Persentase Rumah ber-phbs dibanding target Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) ,52 39,65 40,76 33,43 33,4 Th Th Th Th Th Cakupan (%) Target (%) Sumber: Data Promkes Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Berdasarkan gambar diatas maka persentase rumah tangga ber-phbs di Kota Pasuruan semakin meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 & 2011 persentase rumah tangga ber-phbs sebesar 33,4%, pada tahun 2012 sebesar 38,52%, pada tahun 2013 sebesar 39,65% dan pada tahun 2014 sebesar 40,76%. Namun persentase rumah ber-phbs tahun 2010 s/d 2014 masih belum memenuhi target. Untuk kemajuan dan keberhasilan pencapaian program di masa yang akan datang maka Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus mengoptimalkan secara berkelanjutan kegiatan yang berdampak baik langsung ataupun tidak langsung pada PHBS tentunya dengan dukungan lintas program dan lintas sektor terkait utamanya kebijakan pengambil keputusan di Kota Pasuruan. IV. 7 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JKN 2014 Berdasarkan UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS, BPJS Kesehatan mulai beroprasi pada tanggal 1 Januari 2014 dan sejak saat itu PT Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa Likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT. Askes (Persero) menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

75 kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah (Permenkes No 71 Tahun 2013). JKN yang merupakan bagian dari SJSN ini, diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) dengan tujuan agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya (Kemenkes,2014) Berdasarkan Perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan dengan Dinas Kesehatan Kota Pasuruan Nomor 491/PKS/VII.06/1214, FKTP milik Pemerintah Kota Pasuruan yang melayani Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah: 1. UPT Puskesmas Bugulkidul 2. UPT Puskesmas Gadingrejo 3. UPT Puskesmas Kandangsapi 4. UPT Puskesmas Karangketug 5. UPT Puskesmas Kebonagung 6. UPT Puskesmas Kebonsari 7. UPT Puskesmas Sekargadung 8. UPT Puskesmas Trajeng IV.7.1 KEPERSERTAAN Peserta JKN yang terdaftar sebagai peserta di FKTP milik Pemerintah Kota Pasuruan meliputi: 1. Penerima Bantuan Iur (PBI) Kesehatan Peserta PBI adalah masyarakat miskin yang memiliki kartu Jamkesmas 2. Non PBI Kesehatan Peserta non PBI Kesehatan terdiri dari: a) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya (PNS, TNI, POLRI, pegawai swasta) b) Pekerja bukan penerima upah (wiraswasta) dan anggota keluarganya (Mandiri) c) Penerima Pensiun (PNS, TNI,POLRI) Berikut jumlah peserta JKN pada masing-masing FKTP di Kota Pasuruan per bulan Desember tahun Tabel 4.2 Jumlah Perserta JKN di Kota Pasuruan Tahun 2014 No Puskesmas PBI NON PBI Jumlah 1 Puskesmas Kandangsapi Puskesmas Bugulkidul Puskesmas Kebonagung Puskesmas Trajeng Puskesmas Gadingrejo Puskesmas Karangketug Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

76 No Puskesmas PBI NON PBI Jumlah 7 Puskesmas Kebonsari Puskesmas Sekargadung JUMLAH Sumber: Data Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa FKTP yang memiliki peserta JKN terbanyak adalah Puskesmas Kebonagung yaitu sejumlah Peserta. dan FKTP yang memiliki peserta paling sedikit adalah Puskesmas Kebonsari yaitu sejumlah peserta. Jumlah ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas karena kepesertaan JKN didominasi oleh peserta PBI yaitu sebesar 71,3% yang secara otomatis terdaftar di FKTP sesuai dengan KTP. 1V.7.2 PEMANFAATAN DANA KAPITASI JKN Pemanfaatan Dana Kapitasi bulan Januari s/d Mei tahun 2014 Dana kapitasi bulan Januari s/d bulan Mei tahun 2014 dikelola berdasarkan Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 20 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Pada Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat. Pengelolaan Dana Kapitasi berdasarkan Peraturan Walikota Pasuruan nomor 20 tahun 2014 adalah sebagai berikut: dari 100% dana yang didapat dari kapitasi, seluruhnya disetor ke kas umum daerah dan 90% dikembalikan ke Dinas Kesehatan yang dikelola dengan perincian antara lain: a) 10% untuk upaya promotif b) 10% untuk upaya preventif c) 23% untuk pengadaan obat, bahan/alat pakai habis dan bahan laboratorium tingkat pertama d) 13% untuk sarana dan prasarana e) 38% untuk Jasa pelayanan dan administrasi UPT Puskesmas f) 6% untuk operasional dan pembinaan UPT Puskesmas di dinas kesehatan. Adapun pembayaran kapitasi diberikan melalui rekening pendapatan Dinas Kesehatan, kemudian Dinas Kesehatan membayarkan jasa pelayanan JKN kepada Puskesmas. Pemanfaatan Dana Kapitasi bulan Juni s/d Desember tahun 2014 Untuk dana kapitasi bulan Juni s/d Desember 2014 pengelolaannnya tidak sama dengan sebelumnya. Dana Kapitasi selanjutnya dikelola berdasarkan peraturan baru yang antara lain: Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

77 a) Perpres RI nomor 32 tahun 2014 tentang Pengelolaan Dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah; b) Permenkes nomor 19 tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah; c) Surat Edaran Mendagri No.900/2280/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran Pelaksanaan Dan Penatausahaan Serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah; d) Surat Gubernur No.440/11167/031/2014 perihal Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana JKN tahun Dalam peraturan-peraturan tersebut diatur bahwa dana kapitasi diberikan langsung kepada puskesmas sebagai FKTP oleh BPJS melalui rekening Bendahara Dana Kapitasi Puskesmas. Menindaklanjuti hal tersebut, Walikota segera menerbitkan: a) Keputusan Walikota Pasuruan nomor 188/488/ /2014 tentang Penunjukan Bendahara Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Di Kota Pasuruan; b) Keputusan Walikota Pasuruan nomor 188/497/ /2014 tentang Penetapan Nomor Rekening Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Di Kota Pasuruan; c) Keputusan Walikota Pasuruan nomor 188/484/ /2014 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat; d) Perubahan Peraturan Walikota Pasuruan nomor 20 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Pada Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat; e) Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Kota Pasuruan. Dengan diterbitkannya peraturan-peraturan tersebut pada tanggal 16 Juni Dana Kapitasi bulan Juni sudah dapat dibayarkan langsung ke rekening masing-masing Puskesmas. 1V.7.3 PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JKN Dana Non Kapitasi bulan Januari s/d bulan Desember tahun 2014 dikelola berdasarkan Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 20 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

78 Pada Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat. Pengelolaan Dana Non Kapitasi berdasarkan Peraturan Walikota Pasuruan nomor 20 tahun 2014 adalah sebagai berikut: a) 40% untuk jasa pelayanan di UPT Puskesmas b) 60% untuk Operasional UPT Puskesmas IV.8 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN IV.8.1 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK Penyelenggaraan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan dapat dilihat dari indikator cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimaksud di Kota Pasuruan tahun 2014 adalah PBI BPJS, non PBI BPJS dan Jamkesda. Dari jiwa penduduk pada tahun 2014, sebanyak penduduk (41,83%) telah memiliki jaminan kesehatan penduduk Kota Pasuruan (Lampiran data profil kesehatan tabel 53). Untuk pendataan jaminan kesehatan penduduk yang tercover dengan asuransi swasta dan asuransi perusahaan non jamsostek masih belum terdata karena keterbatasan akses. PBI merupakan penerima bantuan iuran ex Jamkesmas sedangkan non PBI adalah peserta Askes, Jamsostek, Pensiunan dan Mandiri. Gambar 4.37 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2014 (%) 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 PBI Non PBI Jamkesda Series1 28,53 11,49 1,81 Sumber : Seksi Yankesdas Dinkes Kota Pasuruan, 2014 IV.8.2 CAKUPAN RAWAT JALAN (BARU) Kunjungan rawat jalan diartikan sebagai pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Selanjutnya yang disebut cakupan rawat jalan dalam hal ini adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan Pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan rawat jalan baru di Kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak kunjungan dari penduduk atau sebesar 55,8% (lampiran data Profil Kesehatan tabel Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

79 54). Bila dibandingkan dengan cakupan rawat jalan baru tahun-tahun sebelumnya, maka cakupan rawat jalan tahun 2014 menurun 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan baru di Puskesmas Kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak kunjungan sedangkan di RS.dr.R.Soedarsono sebanyak kunjungan. IV.8.3 CAKUPAN RAWAT INAP Kunjungan rawat inap diartikan sebagai pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Sedangkan cakupan rawat inap berarti cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan Pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah kunjungan rawat inap yang terekam oleh Kota Pasuruan tahun 2014 adalah kunjungan rawat inap di rumah sakit daerah. Semua Puskesmas yang ada di Kota Pasuruan sampai dengan akhir tahun 2014 belum memberikan pelayanan rawat inap karena merupakan Puskesmas non perawatan. Pencapaian cakupan rawat inap (baru) di RSUD dr.r.soedarsono pada tahun 2014 sebesar 8,2% ( kunjungan rawat inap dari total penduduk) lampiran data profil kesehatan tabel 54. Adapun tren cakupan rawat inap dalam kurun waktu 2010 s/d 2014 tersaji dalam gambar Gambar 4.38 Cakupan Rawat Inap Kota Pasuruan Tahun 2010 s/d 2014 (%) ,05 7,8 8,4 8,2 6,64 Th Th Th Th Th Sumber : Data RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Berdasarkan gambar diatas maka dapat diperoleh informasi bahwa cakupan kunjungan rawat inap di Kota Pasuruan sebesar 8,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa 8,2% penduduk Kota Pasuruan menjalani rawat inap baru di RSUD dr.r.soedarsono. Pada tahun 2014, cakupan rawat inap baru relatif menurun sedikit bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

80 IV.8.4 KUNJUNGAN JIWA Kunjungan jiwa adalah kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Pada tahun 2014, jumlah kunjungan jiwa sebanyak kunj (lampiran data profil kesehatan tabel 54). Adapun jumlah kunjungan jiwa berdasarkan Puskesmas tersaji di gambar berikut. Gambar 4.39 Kunjungan Jiwa di Puskesmas Kota Pasuruan Tahun 2014 Puskesmas Kebonsari Puskesmas Trajeng Puskesmas Kandangsapi Puskesmas Bugulkidul Puskesmas Sekargadung Puskesmas Kebonagung Puskesmas Karangketug Puskesmas Gadingrejo Sumber : Data Seksi Yankessus Dinkes Kota Pasuruan, 2014 IV.8.5 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN RS Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap (lampiran data profil kesehatan tabel 55 & 56). Di Kota Pasuruan, hanya ada 1 RS yakni RSUD dr.r.soedarsono. 1. BOR (Bed Occupancy Ratio) yakni pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Di Kota Pasuruan nilai BOR tahun 2014 sebesar 64,06% meningkat dibandingkan BOR tahun sebelumnya yakni 56,3%. Nilai parameter BOR ideal yakni 60-85% (Depkes RI, 2005). 2. TOI (Turn Over Interval) yakni rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Di Kota Pasuraun nilai TOI tahun 2014 sebanyak 2,21 hari sedangkan pada tahun sebelumnya TOI sebanyak 3,4 hari. 3. ALOS (Average Length of Stay) yakni rata-rata lama rawat inap seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Untuk Kota Pasuruan nilai ALOS tahun 2014 sebesar 4,31 hari sedangkan pada tahun 2013 sebesar 4,4 hari. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

81 4. BTO (Bed Turn Over) yakni frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai kali. Untuk Kota Pasuruan nilai BTO tahun 2014 sebanyak 59,35 kali 5. NDR (Net Death Rate) yakni angka kematian 48 jam setalah dirawat untuk tiap-tiap penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. NDR tahun 2014 sebesar 20,2 kasus. Hal ini mengindikasikan bahwa per pasien keluar ada 20 kasus kematian setelah di rawat di RS selama 48 jam. NDR tahun 2014 menurun dibandingkan NDR tahun 2013 (28 kasus) 6. GDR (Gross Death Rate) yakni angka kematian umum untuk setiap penderita keluar. GDR tahun 2014 sebesar 43 kasus. Hal ini mengindikasikan bahwa per pasien keluar ada 43 kasus kematian pada pasien. GDR tahun 2014 menurun dibandingkan GDR tahun 2013 (46 kasus) IV.9 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR IV.9.1 RUMAH SEHAT Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga. Rumah dikategorikan sehat jika memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Jumlah rumah di Kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak rumah dan 100% diantaranya telah diperiksa dan rumah diantaranya dinyatakan memenuhi syarat kesehatan (77,87%). Capaian pada tahun 2014 meningkat bila dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. Adapun tren/fluktuasi persentase rumah tangga sehat dalam kurun waktu 5 tahun dibanding target provinsi tersaji dalam gambar Gambar 4.40 Persentase Rumah Sehat dibanding Target Provinsi Kota Pasuruan Th s/d 2014 (%) Th Th Th Th Th Capaian (%) 64,16 68,4 61,67 64,64 77,87 Target Prov%) Sumber: Data Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Pasuruan, 2010 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

82 Capaian rumah sehat masih harus ditindaklanjuti dengan upaya pembinaan yang lebih intensif kepada masyarakat agar memperhatikan kesehatan rumahnya karena rumah yang sehat dan nyaman akan berdampak bagi penghuninya dalam meningkatkan produktivitasnya. Adapun persentase rumah tangga sehat per wilayah kerja Puskesmas tahun 2014 tersaji di gambar dibawah ini Gambar 4.41 Persentase Rumah Sehat Per Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Pasuruan tahun ,00 82,00 80,00 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 74,38 79,10 82,89 80,94 72,06 73,72 81,91 78,46 Sumber : Data Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Gambar diatas menunjukkan bahwa persentase terbesar rumah sehat tahun 2014 terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kebonagung yakni sebesar 82,89% dan persentase terkecil di wilayah kerja Puskesmas Bugulkidul sebesar 72,06% (lampiran data profil kesehatan tabel 58). Selain PHBS sebagai kunci pemberdayaan masyarakat, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) juga merupakan pendekatan terbaru dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang berfungsi untuk menekan angka kesakitan akibat penyakit berbasis lingkungan. STBM mempunyai 5 pilar yakni: 1. Bebas Buang Air Besar Sembarangan atau Open Defecation Free (ODF); 2. Cuci Tangan dengan Sabun; 3. Pengelolaan Air Minum; 4. Pengelolaan Air Limbah; dan 5. Pengelolaan Sampah. Apabila STBM diterapkan dalam sebuah rumah, maka akan didapatkan gambaran sebuah rumah sehat, karena rumah sehat bukan hanya rumah yang selalu dijaga kebersihannya tetapi kondisi fisik bangunan rumah seperti luas ruangan, penerangan, ventilasinya harus memenuhi standar; juga harus mempunyai sarana sanitasi dasar. Apabila dikaji lebih lanjut, pencapaian yang lebih baik pada indikator ini membutuhkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait selain upaya pemberdayaan yang harus dilakukan lebih intensif. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

83 IV.9.2 RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES Rumah/bangunan yang diperiksa jentik nyamuk aedes berarti rumah/bangunan di suatu wilayah yang dijadikan sasaran pemeriksaan jentik berkala yang diperiksa jentik nyamuknya sesuai jadwal yang ditetapkan. Sedangkan rumah/bangunan bebas jentik aedes berarti rumah/bangunan di suatu wilayah yang dijadikan sasaran pemeriksaan jentik berkala yang diperiksa jentik nyamuknya sesuai jadwal yang ditetapkan dan dinyatakan bebas jentik nyamuk. Jumlah rumah/bangunan bebas jentik aedes selanjutnya menunjukkan Angka Bebas Jentik (ABJ). Perkembangan ABJ di Kota Pasuruan selama 4 tahun terakhir dibanding target tersaji dalam gambar dibawah ini. Gambar 4.42 ABJ (Angka Bebas Jentik) Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2014 (%) Th Th Th Th ABJ (%) 74,79 81,82 81,41 84,64 Target (%) Sumber : Data Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 Angka bebas jentik di Kota Pasuruan tahun 2014 sebesar 84,64%. Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan capaian pada tahun-tahun sebelumnya. Kendati demikian, angka ini masih kurang dari target ABJ nasional yang 95%. ABJ merupakan indikator keberhasilan PSN DBD. Apabila lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi karena jentik nyamuk aedes aegypti sudah terberantas sehingga vektor penular DBD dapat diputuskan daur hidupnya. Untuk menjaga suatu daerah pemukiman aman dari ancaman penyakit DBD, maka ABJ harus dipertahankan terus sampai waktu tak tertentu. Apabila nilai ABJ kurang dari itu, berarti virus dengue masih mempunyai peluang menular. Angka kesakitan DBD di Kota Pasuruan belum dapat ditekan dan program penanggulangan DBD belum berhasil karena alasan faktual bahwa sebagian masyarakat Kota Pasuruan masih beranggapan bahwa fogging adalah upaya utama dalam penanggulangan DBD. Fogging memang harus tetap dilakukan setiap ada kasus DBD terutama di daerah endemis seperti Kota Pasuruan. Namun yang harus tetap diingat di sini, PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus) yang intensif didukung abatisasi dan PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) adalah solusi utama penanggulangan DBD terutama bila dilakukan serentak Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

84 dan intensif. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus berupaya meningkatkan penyuluhan, pemberdayaan masyarakat serta kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk penanggulangan DBD agar angka kesakitan DBD dapat ditekan menjadi jauh lebih rendah. IV.9.3 PENDUDUK YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP AIR MINUM LAYAK Berdasarkan Permenkes No. 492/MENKES/PES/IV/2010, ada empat syarat air bersih yang layak untuk dimunum antara lain syarat fisika, mirkobiologis, kimiawi dan radioaktif. Syarat fisika, yakni air minum harus tidak boleh berbau, tidak berasa, mengandung TDS500 mg/l atau total zat padat yang terlarut, berwarna maksiamal 15 TCU dan suhu udara 3 derajat Celsius. Sedangkan syarat kimia adalah berkaitan dengan zat kimia yang terlarut dalam air dan tercantun dalam undang-undang. Selanjutnya syarat mikrobiologi adalah dalam 100 ml air, total koliform tinja harus nol dan bebas dari bakteri E-Coli. Terakhir syarat radioaktif yakni air minum harus bebas dari zat-zat radioaktif. Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan, jumlah penduduk dengan akses air minum layak sebanyak jiwa dari total proyeksi penduduk Kota Pasuruan sebanyak jiwa atau sebesar 90,09%. Angka ini merupakan penjumlahan dari penduduk Kota Pasuruan dengan akses air minum yang bersumber dari sumur gali terlindung, sumur bor dengan pompa dan PDAM (lampiran data profil kesehatan tabel 59). Dari 48 penyelenggara air minum di Kota Pasuruan, semuanya telah diperiksa dan yang telah memenuhi syarat kesehatan (fisik,bakteriologi dan kimia) sebanyak 7 penyelenggara (14,58%) lampiran data profil kesehatan tabel 60. Akses air minum layak menjadi sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan terutama untuk mencegah penularan penyakit yang ditularkan melalui air (water born disease). Hal tersebut menjadi sangat penting, karena masih banyak masyarakat Kota Pasuruan yang menggunakan Sumur Gali (SGL) sebagai sumber air bersih, sedangkan kondisi air SGL dan SPT harus selalu dilakukan pengawasan baik dari sisi bakteriologis ataupun kimia apabila dipakai sebagai sumber air bersih. Untuk itu, Dinas Kesehatan dan jaringannya akan lebih mengoptimalkan kegiatan pengawasan sarana Sumber Air Bersih di masyarakat baik air PDAM maupun SGL dan SPT untuk mengendalikan prevalensi penyakit yang ditularkan melalui air (water born disease). Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

85 IV.9.4 PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT) Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit seperti diare, typys, muntaber, disentri dan cacingan. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika. Adapun syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan antara lain: 1. Tidak mencemari sumber air minum; 2. Tidak berbau tinja dan bebas dari serangga maupun tikus; 3. Tidak mencemari tanah disekitarnya; 4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya; 5. Dilengkapi dengan dinding dan penutup; 6. Cukup penerangan dan sirkulasi udara; 7. Luas ruangan yang cukup; 8. Tersedia air dan alat pembersih. Pada tahun 2014, Jumlah penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) sebanyak jiwa dari total populasi jiwa atau sebesar 73,2%. Penduduk di Kota Pasuruan paling banyak menggunakan jenis sarana jamban leher angsa. Jumlah sarana jamban leher angsa di Kota Pasuruan sebanyak sarana dan 100% telah memenuhi syarat. Adapun jumlah penduduk yang menggunakan jenis sarana jamban leher angsa sebanyak jiwa. Sedangkan untuk jenis sarana jamban komunal (suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu/bersama) di Kota Pasuruan sebanyak 42 unit dan semuanya telah memenuhi syarat. Adapun jumlah penduduk yang menggunakan jenis sarana jamban komunal sebanyak jiwa (lampiran data profil kesehatan tabel 61). Untuk kemajuan dan pencapaian yang lebih baik pada program di masa yang akan datang, maka Dinas Kesehatan dan jaringannya berupaya lebih meningkatkan pemeriksaan sarana sanitasi jamban, dengan melakukan optimalisasi penyuluhan, pemberdayaan masyarakat serta kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait disertai monitoring dan evaluasi internal. Hal ini diharapkan agar semakin banyak penduduk di Kota Pasuruan yang memiliki akses terhadap jamban yang sehat. IV.9.5 KELURAHAN YANG MELAKSANAKAN STBM STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program STBM memiliki indicator outcome yakni menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. Dan untuk mencapai outcome tersebut diperkuat dengan landasan hukum Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang sanitasi total berbasis masyarakat. STBM menekankan pada 5 pilar yakni Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

86 1. Stop buang air sembarangan (Stop BABS) 2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) 3. Pengelolaan air minum-makanan rumah tangga (PAMM RT) 4. Pengelolaan sampah rumah tangga (PS RT) 5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga (PLC RT) Pada tahun 2014 di Kota Pasuruan yang telah melaksanakan STBM sebanyak 11 kelurahan dari total 34 kelurahan yang ada (32%) sedangkan ada 2 kelurahan (6%) di Kota Pasuruan yang telah stop BAB (SBS) dimana 100% penduduk di kelurahan tersebut telah menggunakan jamban yakni Kelurahan Kandangsapi & Kelurahan Tembokrejo. Sedangkan belum ada kelurahan di Kota Pasuruan yang telah memenuhi 5 pilar STBM tersebut (lampiran data profil kesehatan tabel 62). IV.9.6 TEMPAT-TEMPAT UMUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN Tempat-tempat umum adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan Pemerintah/Swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (Rumah Sakit & Puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA) dan hotel (bintang dan non bintang). Pada tahun 2014, di Kota Pasuruan jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 126 TTU dari total 158 TTU yang ada (79,75%) lampiran data profil kesehatan tabel 63. Gambar 4.43 Persentase Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d ,07 85,92 73,5 79,75 Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 Adapun indikator dalam pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU) adalah adanya jamban sehat, sarana air bersih, tempat sampah sehat dan lingkungan bersih. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka persentase TTU yang memenuhi syarat pada tahun 2014 telah meningkat dibanding tahun 2011 & 2013 tetapi masih dibawah capaian di Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

87 tahun Bila ditinjau dari jenis sarana, maka untuk sarana pendidikan SD yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 70,45%, SMP sebesar 90,63% dan SMA sebesar 87,5%. Sedangkan untuk sarana kesehatan semuanya telah memenuhi syarat kesehatan. Untuk sarana hotel juga 100% telah memenuhi syarat kesehatan. Gambar 4.44 Persentase TTU yang memenuhi syarat berdasakan jenis sarana Kota Pasuraun Th 2014 Hotel RS Puskesmas SMA SMP 87,5 90,63 SD 70, Sumber : Data Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Pasuruan, 2014 IV.9.7 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI Tempat-tempat umum adalah usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan, restoran, depot air minum, kantin, dan makanan jajanan. TPM memenuhi syarat higiene sanitasi adalah TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti dikeluarkannya sertifikan laik higiene sanitasi. Adapun indikator dalam pemeriksaan TPM adalah adanya tempat air bersih, tempat penyimpanan bahan makanan, tempat penyimpanan bahan siap saji, tempat penyimpanan peralatan bebas pencemaran, ada tempat cuci tangan, ada tempat sampah, bebas lalat,tikus dan binatang lainnya, ada SPAL dan lingkungan bersih. Pada tahum 2014, dari 127 TPM di Kota Pasuruan yang telah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 84 TPM (66,14%) sedangkan sisanya 43 TPM masih belum memenihi syarat kesehatan (33,86%) lampiran data profil kesehatan tabel 64. IV.9.8 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) DIBINA DAN DIUJI PETIK Berdasarkan lampiran data profil kesehatan tabel 65 maka persentase TPM (tempat pengelolaan makanan) di Kota Pasuruan yang dibina tahun 2014 sebesar 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa Dinas Kesehatan dan jaringannya telah melakukan pembinaan terhadap TPM yang belum memenuhi syarat kesehatan. Adapun jumlah TPM yang dibina sebanyak 43 TPM dengan rincian 1 jasa boga, 1 RM/Restoran dan 41 depot air minum (DAM). Sedangkan TPM yang diuji petik sebesar 50,92% atau sebanyak 50 TPM dari total 84 TPM yang memenuhi syarat kesehatan. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

88 IV.10 PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN PEMERIKSAAN OBESITAS Pengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk di Kota Pasuruan yang berusia > 18 tahun, yang dilakukan pengukuran tekanan darah minimal satu tahun sekali di suatu wilayah. Pengukuran dapat dilakukan di dalam unit pelayanan kesehatan primer, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun di luar gedung. Hipertensi apabila peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmhg. Di Puskesmas telah dilakukan pengukuran tekanan darah pada 57,9% penduduk dengan usia >18 tahun dan diperoleh hasil 20,2% diataranya hipertensi (lampiran data profil kesehatan tabel 24). Selain itu juga di Puskesmas dan jaringannya dilakukan pemeriksaan berat badan terhadap pengunjung Puskesmas berusia 15 tahun sebanyak 41,23% dan diperoleh hasil 10,44% diantaranya obesitas (lampiran data profil kesehatan tabel 25). IV.11 DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN KANKER PAYUDARA Dilakukan pemeriksaan leher rahim dan payudara kepada 18 orang dari total perempuan berisiko (usia tahun) di Kota Pasuruan. Deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA. Pemeriksaaan IVA merupakan pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi pra-kanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Dari 18 sampel yang diambil, 6 sampel diantarnya IVA positif (ditemukan bercak putih (lesi pra kanker) dengan pemeriksaan aplikasi asam asetat). Sedangkan deteksi kanker payudara menggunakan metode pemeriksaan klinis (CBE) yakni pemeriksaan payudara secara manual oleh tenaga kesehatan terlatih, diperoleh hasil 0% sampel terdeteksi tumor/benjolan (lampiran data profil kesehatan tabel 26) Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

89 .V. BAB SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level pelayanan kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat akan terjaga. Pada bab ini, situasi sumber daya kesehatan akan menyajikan gambaran sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan anggaran kesehatan. V.1 SARANA KESEHATAN Penyediaan sarana kesehatan melalui rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polindes, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Klinik dan sarana kesehatan lainnya diharapkan dapat menjangkau masyarakat agar mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah dan bermutu. Adapun kondisi sarana kesehatan di Kota Pasuruan pada tahun 2014 dapat digambarkan berikut ini. V.1.1 PUSKESMAS DAN JARINGANNYA Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan sampai tingkat Kecamatan. Sampai dengan tahun 2014, jumlah Puskesmas di Kota Pasuruan sebanyak 8 unit yang semuanya merupakan Puskesmas non perawatan, dengan 28 Puskesmas Pembantu. Adapun jumlah penduduk Kota Pasuruan berdasarkan proyeksi penduduk yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2014 sebesar jiwa. Dengan demikian, rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk adalah 1: ; dengan pengertian bahwa 1 (satu) Puskesmas melayani penduduk. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah Puskesmas di Kota Pasuruan sudah memenuhi target nasional, yakni 1: Tabel 5.1 Sebaran Puskesmas Pembantu Menurut Kelurahan dan Puskesmas Se-Kota Pasuruan Tahun 2014 No Kode Puskesmas Puskesmas 1 P UPT Puskesmas Gadingrejo Jl. Irian Jaya No.5 RT.01 RW.06 Kel. Karanganyar Kec. Gadingrejo 2 P UPT Puskesmas Karangketug Jl. Gatot Subroto No.383 RT.07 RW.01 Kel. Karangketug, Kec. Gadingrejo Wilayah Kerja (Kelurahan) Jumlah Pustu 1 Bukir 1 2 Sebani 1 3 Gadingrejo 2 4 Gentong 1 Total 5 1 Karangketug 0 2 Randusari 1 3 Petahunan 1 4 Krapyakrejo 1 Total 3 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

90 No Kode Puskesmas Puskesmas 3 P UPT Puskesmas Kebonagung J l. P. Sudirman Pasar Kebonagung RW.6, Kel. Kebonagung Kec. Purworejo 4 P UPT Puskesmas Sekargadung Jl. Sekarsono No. 1 RT.2 RW.5 Kel. Sekargadung Kec Purworejo 5 P UPT Puskesmas Bugulkidul Jl. Trunojoyo 293 Kel. Bugulkidul Kec Bugulkidul 6 P UPT Puskesmas Kandangsapi Jl. W.R. Supratman No.7 RT.1 RW.2 Kel. Kandangsapi Kec. Panggungrejo 7 P UPT Puskesmas Kebonsari Jl. Gajah Mada 18 Kel. Kebonsari Kec. Panggungrejo 8 P UPT Puskesmas Trajeng Jl. Maluku No.1 Kel. Trajeng Kec. Panggungrejo Wilayah Kerja (Kelurahan) Jumlah Pustu 1 Purworejo 1 2 Kebonagung 1 3 Purutrejo 1 Total 3 1 Pohjentrek 1 2 Wirogunan 1 3 Tembokrejo 1 4 Sekargadung 1 Total 4 1 Tapaan 1 2 Kepel 1 3 Blandongan 0 4 Bugulkidul 1 5 Bakalan 1 6 Krampyangan 1 Total 5 1 Kandangsapi 0 2 Mandaranrejo 1 3 Panggungrejo 1 4 Bugullor 1 5 Pekuncen 0 6 Petamanan 1 Total 4 1 Karanganyar 1 2 Kebonsari 0 3 Bangilan 1 Total 2 1 Ngemplakrejo 1 2 Tambaan 1 3 Trajeng 0 4 Mayangan 0 Total 2 Jumlah Puskesmas Pembantu Kota Pasuruan 28 Sumber : Data SIK Dinkes Kota Pasuruan, 2014 Tabel 5.2 Titik Koordinat Lattitudinal-Longitudinal (GPS) Puskesmas & Pustu Se-Kota Pasuruan Tahun 2014 Puskesmas Pustu Lattitudinal (GPS) Longitudinal (GPS) Karangketug 7, , Petahunan 7, , Randusari 7, , Krapyakrejo 7, ,87810 Gadingrejo 7, , Gadingrejo I 7, , Gadingrejo II 7, , Sebani 7, , Bukir 7, , Gentong 7, ,89195 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

91 Puskesmas Pustu Lattitudinal (GPS) Longitudinal (GPS) Purworejo 7, , Kebonagung 7, , Purutrejo 7, , Purworejo 7, ,89711 Sekargadung 7, , Sekargadung 7, , Tembokrejo 7, , Wirogunan 7, , Pohjentrek 7, ,88626 Bugulkidul 7, , Bugul Kidul 7, , Kepel 7, , Tapaan 7, , Bakalan 7, , Krampyangan 7, ,90778 Trajeng 7, , Tambaan 7, , Ngemplakrejo 7, ,91325 Kebonsari 7, , Bangilan 7, , Karanganyar 7, ,90086 Kandangsapi 7, , Bugul Lor 7, , Petamanan 7, , Panggungrejo 7, , Mandaranrejo 7, ,91672 Sumber : Data SIK Dinkes Kota Pasuruan, 2014 V.1.2 RS & FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN SWASTA Berdasarkan lampiran data profil kesehatan tabel 67, didapatkan informasi bahwa pada tahun 2014 di Kota Pasuruan terdapat 1 RS Pemerintah yakini RSUD dr.r.soedarsono dan ada beberapa fasilitas pelayanan swasta diantaranya 4 Rumah bersalin (RB Dewi Masyitah, RB Ibu Bertha, RB Mardi Waluyo, RB Estining), 15 Balai pengobatan/klinik (Klinik Rawat Inap "DSA", Klinik Harry Yusuf, Klinik Al Aziz, Klinik Medika Sudirman, Klinik Mitra Husada, Klinik Pro Clinic, Klinik Siti Chotijah, klinik Dharma Pertiwi, klinik Yayasan Pemberantasan Penyakit Paru, Poliklinik Bhayangkara Polresta Pasuruan, Poliklinik Boma Indra, Klinik Kecantikan & Estetika Metamorf, Klinik Kecantikan Zahra House of Beauty, Klinik Kecantikan VZ Skin Care, Balai pengobaan Kebonagung), 1 praktek dokter bersama swasta (PDBS) Kimia Farma, 86 praktek dokter perorangan (termasuk dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi), 6 praktek pengobatan tradisional, 21 apotek, 3 toko obat dan 1 unit transfusi darah. Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

92 V.1.3 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) adalah suatu upaya kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar V POSYANDU (POS PELAYANAN TERPADU) Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan kesehatan dasar di posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan yakni kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), imunisasi, gizi dan penanggulangan diare. Jumlah pos pelayanan terpadu (Posyandu) di Jawa Timur tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan kenaikan, akan tetapi tidak menunjukkan perubahan yang mencolok. Pada tahun 2014, jumlah balita sebanyak jiwa, sedangkan jumlah posyandu yang ada sebanyak 281 pos. Jadi rasio jumlah posyandu dengan jumlah balita adalah 1,65 (hitungan berasal dari 100/1,65=61), artinya 1 posyandu melayani 61 balita. Jika dibandingkan dengan standart posyandu, untuk 1 posyandu melayani balita, berarti keberadaan posyandu di Kota Pasuruan sudah memenuhi sasaran balita. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (tahun 2011 s.d 2014), rasio posyandu per 100 balita meningkat dari tahun ke tahun (lampiran data profil kesehatan tabel 69). Gambar 5.1 Rasio Posyandu per 100 balita Kota Pasuruan Th s/d ,7 1,65 1,65 1,6 1,56 1,6 1,55 1,52 1,5 1,45 Th Th Th Th Sumber: Data Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

93 Gambar 5.2 Strata Posyandu di Kota Pasuruan 2011 s/d 2014 Total Posy Puri (Purnama Mandiri) Mandiri Purnama Madya Pratama Pratama Madya Purnama Mandiri Puri (Purnama Mandiri) Total Posy Th Th Th Th Sumber : Data Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2011 s/d 2014 Berdasarkan gambar 5.2 diatas maka dapat diperoleh informasi antara lain (lampiran data profil kesehatan tabel 69): 1. Jumlah posyandu di Kota Pasuruan pada tahun 2014 sebanyak 281 posyandu, meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya 2. Jumlah posyandu aktif (yang berada pada strata purnama mandiri) di Kota Pasuruan pada tahun 2014 sebanyak 271 posyandu, meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya 3. Persentase Posyandu aktif di Kota Pasuruan tahun 2014 sebesar 96,44% (271 posyandu aktif dari 281 Posyandu yang ada). Pengkategorian posyandu berdasarkan hasil pengukuran tingkat perkembangan posyandu. Posyandu dikategorikan mandiri apabila memenuhi nilai ; purnama apabila memenuhi nilai 70-89; madya apabila memenuhi nilai dan pratama apabila memenuhi nilai < 50. Berikut ini adalah distribusi posyandu dan posyandu Puri (Purnama mandiri) berdasarkan Puskesmas tahun 2014 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

94 Gambar 5.3 Jumlah Posyandu dan Posyandu PURI berdasarkan Puskesmas di Kota Pasuruan Gadin grejo Karan g ketug Kebon Agung Sekarg adung Bugul kidul Sumber: Data Promkes Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2014 Kanda ngsapi Trajen g Kebon sari Jml posy Posy Puri Berdasarkan gambar diatas maka dapat diperoleh informasi antara lain: a. Jumlah posyandu di Puskesmas Gadingrejo sebanyak 30 posy dan semuanya berstrata purnama mandiri b. Jumlah posyandu di Puskesmas Karangketug sebanyak 28 posy, 25 posyandu berstrata purnama mandiri dan sisanya 3 posy berstrata madya c. Jumlah posyandu di Puskesmas Kebonagung sebanyak 32 posy dan semuanya berstata purnama mandiri d. Jumlah posyandu di Puskesmas Sekargadung sebanyak 38 posy dan semuanya berstrata purnama mandiri e. Jumlah posyandu di Puskesmas Bugulkidul sebanyak 43 posy, 38 posyandu berstrata purnama mandiri dan sisanya 5 posyandu berstrata madya f. Jumlah posyandu di Puskesmas Kandangsapi sebanyak 45 posy, 44 posyandu diantaranya berstrata purnama mandiri dan sisanya 1 posyandu berstrata madya g. Jumlah posyandu di Puskesmas Trajeng sebanyak 33 posy, 32 posyandu diantaranya berstrata purnama mandiri dan sisanya 1 posyandu berstrata madya h. Jumlah posyandu di Puskesmas Kebonsari sebanyak 32 posy dan semuanya berstrata purnama mandiri V POSKESKEL POSKESKEL adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di kelurahan dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat kelurahan dan syarat terbentuknya kelurahan siaga. Poskeskel dikelola oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader dan merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Jumlah Poskeskel di Kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak 34 pos (lampiran data profil kesehatan tabel 70). Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

95 V KELURAHAN SIAGA Kelurahan Siaga adalah kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawat-daruratan kesehatan secara mandiri. Sedangkan Kelurahan Siaga aktif adalah Kelurahan yang mempunyai Pos Kesehatan Kelurahan (POSKESKEL) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawat-daruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penggolongan dalam kelurahan siaga memperhatikan indikator-indikator sbb: 1. Forum masyarakat desa/kelurahan 2. Kader pemberdayaan masyarakat/kader kesehatan 3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar 4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif 5. Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di kelurahan 6. Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan 7. Peraturan kepala kelurahan atau Peraturan Walikota 8. Pembinaan PHBS rumah tangga Gambar 5.4 Persentase Kelurahan Siaga Kota Pasuruan % 15% 24% 53% PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Sumber : Data Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2014 Jumlah kelurahan siaga aktif di Kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak 34 kelurahan (100%) dengan rincian 15% kelurahan berstrata pratama (5 kelurahan), 24% kelurahan berstrata madya (8 kelurahan), 53% kelurahan berstrata purnama (18 kelurahan) dan 9% kelurahan berstrata mandiri (3 kelurahan) lampiran data profil kesehatan tabel 71. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kelurahan siaga berstata pratama dan madya semakin menurun dan diimbangi dengan peningkatan kelurahan yang berstrata purnama mandiri, ini memperlihatkan bahwa perkembangan kelurahan siaga semakin meningkat dari tahun ke tahun (Gambar 5.5). Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

96 Gambar 5.5 Perkembangan Persentase Strata Kelurahan Siaga Kota Pasuruan Tahun 2013 & % 50% 47% 53% 40% 30% 20% 10% 21% 15% 24% 26% 9% 6% % PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Sumber : Data Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, 2013 & 2014 V.2 TENAGA KESEHATAN Sumber daya manusia kesehatan merupakan bagian penting dari upaya peningkatan pembangunan kesehatan bangsa. Pada pelaksanaannya, pemerintah memegang peranan dalam mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 1996, tenaga kesehatan yang merupakan bagian dari SDM Kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis. Untuk melihat RASIO tenaga kesehatan dilihat dari perbandingan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan langsung di Puskesmas, Rumah Sakit dan 24 sarana pelayanan kesehatan swasta tercatat. Dengan jumlah penduduk Kota Pasuruan tahun 2014 sebanyak (proyeksi penduduk BPS Provinsi Jawa Timur berdasarkan sensus penduduk tahun 2010), rasio tenaga kesehatan digambarkan seperti pada gambar 5.6 Profil Kesehatan - Kota Pasuruan tahun

DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN

DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN P h o n e : 0 3 4 3-4 2 3 4 5 3 - F a x : 0 3 4 3-4 2 2 5 6 3 E m a i l : dinkeskopas2@gmail.com Buku ini diterbitkan oleh DINAS KESEHATAN KOTA

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2013 Bukuiniditerbitkanoleh DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No. 66 Pasuruan Telp. (0343) 423453 Fax (0343) 422563 Email : kotapasuruan@dinkesjatim.go.id PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN TAHUN 2013

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012

PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 PROFIL KESEHATAN KOTA PASURUAN 2012 DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN P h o n e : 0 3 4 3-4 2 3 4 5 3 - F a x : 0 3 4 3-4 2 2 5 6 3 E m a i l : k o t a p a s u r u a n @ d i n

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 RESUME PROFIL INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 71.681 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 6113 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 6.648.190 6.678.117

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR [ ] PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR [ ] PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 2014 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR [ ] 20 13 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 i PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Buku ini diterbitkan oleh DINAS KESEHATAN PROVINSI

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem KATA PENGANTAR Berkat Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi

Lebih terperinci